Jump to ratings and reviews
Rate this book

Penembak Misterius: Kumpulan Cerita Pendek

Rate this book
Bunga rampai cerita pendek ini disekat menjadi tiga ruang cerita: (1) Penembak Misterius: Trilogi; (2) Cerita untuk Alina; (3) Bayi Siapa Menangis di Semak-Semak?. Ada lima belas cerita maktub dalamnya. Semuanya adalah karya Seno yang ditulis antara tahun 1985 sampai 1990, dan mulanya diterbitkan lewat ruang-ruang di suratkabar dan majalah. Di bagian akhir buku, terselip sebuah pembacaan kritis atas apa yang disebut sebagai trilogi Seno tentang ‘petrus’: Keroncong Pembunuhan, Bunyi Hujan di atas Genting, dan Grhhh. Tulisan itu karya Budiawan, dosen Kajian Ilmu Religi dan Budaya, Program Pasca Sarjana, Universitas Sanata Dharma.

PENEMBAK MISTERIUS: TRILOGI
Keroncong Pembunuhan
Bunyi Hujan di Atas Genting
Grhhh!

CERITA UNTUK ALINA
Sarman
Becak Terakhir di Dunia (atawa Rambo)
Melati dalam Pot
Dua Anak Kecil
Tragedi Asih Istrinya Sukab
Seorang Wanita di Halte Bis
Semangkin (d/h Semakin)

BAYI SIAPA MENANGIS DI SEMAK-SEMAK?
Strengenge
Manusia Gundu
Helikopter
Loket
Bayi Siapa Menangis di Semak-semak?

194 pages, Paperback

First published January 1, 1993

52 people are currently reading
1032 people want to read

About the author

Seno Gumira Ajidarma

97 books838 followers
Seno Gumira Ajidarma is a writer, photographer, and also a film critic. He writes short stories, novel, even comic book.

He has won numerous national and regional awards as a short-story writer. Also a journalist, he serves as editor of the popular weekly illustrated magazine Jakarta-Jakarta. His piece in this issue is an excerpt from his novel "Jazz, Parfum dan Insiden", published by Yayasan Bentang Budaya in 1996.

Mailing-list Seno Gumira fans:
http://groups.yahoo.com/group/senogum...

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
228 (28%)
4 stars
308 (38%)
3 stars
213 (26%)
2 stars
31 (3%)
1 star
12 (1%)
Displaying 1 - 30 of 89 reviews
Profile Image for Zaharahanum Kamarudin.
38 reviews4 followers
November 18, 2021
Beberapa hari lalu, saya tamat membaca naskhah ini - karya penulis Indonesia tersohor, Seno Gumira Ajidarma.

Kumpulan cerpen ini sangat hebat. Pada setiap perkataan akhir bagi setiap cerita pendeknya, saya tersandar dan berusaha menenangkan diri. Pengisiannya tak sekadar menjentik rasa, tapi turut menyebabkan perut memulas, jiwa gelodak, fikiran terpusing-pusing, bagai ada resah yang terbaur dengan rengsa, mual, hanyir dan segala yang buruk-buruk. Oh, saya sengaja bercitra bombastik.

Tapi, anda cubalah bayangkan, pada setiap detik hujan teduh awal pagi, ada tubuh kaku yang terdampar di atas atap zink kejiranan, atau kawanan zombi benar-benar mengejar dan mengepung penduduk kota, atau anak kecil yang lebih aman mencecah kakinya ke gigi air berbanding mendengar engah ibunya dengan lelaki tak dikenali, atau wakil rakyat yang kesipuan kerana keras lidahnya menyebut kata "sempaling", atau laki-laki yang sengaja menghumban dirinya ke udara dari aras yang berpuluh-puluh, atau bayi merah yang jadi rebutan kawanan anjing liar.

Tidak! Tak akan aman fikiran anda dibuatnya.

Penulisannya cemerlang, meskipun telah bertahun-tahun kisahnya dikarang dan cetakannya diulang-ulang. Sama ada anda sekadar membaca ceritanya atau mengorek inti dan nilai, resah dan rengsa itu pasti tersinggah.

#SenoGumiraAjidarma
#BukuIndonesia
Profile Image for Dion Yulianto.
Author 24 books196 followers
February 3, 2020
Sastra memang tidak bisa menjawab semua persoalan dalam hidup. Tapi, sastra punya peran lain yang tidak kalah penting, yakni membuat kita mempertanyakan hal hal yang layak dipertanyakan tapi sering kita terlupa. Dengan kata lain, membaca sastra memunculkan sejeneis kegelisahan positif. Dari kwgelisahan inilah diharapkan dapat mendorong manusia untuk mencari jalan keluar kreatif untuk mengatasi permasalahan yang ada.


Ditulis tahun 1980an, cerpen cerpen di buku ini beneran menggambarkan Indonesia di era orde baru dengan segala romansanya. Paling kentara adalah soal Petrus yang marak di awal tahun 80an. Saya memang belum lahir saat itu tapi dari bertanya kepada teman yang sudah jadi anak kecil di era itu, memang sering ditemukan mayat mayat begal yg dibunuh secara misterius . Bahkan ada tetangganya yang malam harinya diciduk dan paginya udah mengambang di sungai. Konon, ini ulah penembak misterius yang bertujuan untuk mengurangi angka kriminalitas di perkotaan waktu itu.

Secara tujuan memang baik, yakni memberantas kejahatan. Tetapi apakah caranya tepat? SGA mempertanyakan apa kuasa yg dimiliki manusia sampai dia berhak menentukan hidup dan matinya seseorang. Juga, bagaimana dengan nurani si eksekutor yang harus melakukan eksekusi di lapangqn, sementara pembunuh yg sebenarnya adalah di jajaran tertinggi.

Sastra selalu membuat kita bertanya sudah manusiakah kita? Karena kadang demi tujuan yang baik pun manusia dipaksa tidak menjadi manusia. Kadang juga, manusia terlalu sibuk menepi sampai lupa kalau dirinya juga manusia. Cerpen terakhir di buku ini mengingatkan kita bahwa sering kali kita malah terlalu sibuk mengomentari sehingga lupa beraksi.
Profile Image for Rido Arbain.
Author 6 books98 followers
April 18, 2025
Ditulis antara 1984-1990, kumcer ini menyorot realitas sosial-politik Indonesia era 1980-an, khususnya fenomena "Petrus" (Penembak Misterius) dengan gaya narasi tajam nan alegoris.

Trilogi cerpen pembuka, "Keroncong Pembunuhan", "Bunyi Hujan di Atas Genting", dan "Grhhh!" secara subtil menggambarkan kekerasan dan ketegangan era Orde Baru, sementara cerita lain seperti "Becak Terakhir di Dunia (atawa Rambo)", "Semangkin (d/h Semakin)", dan "Loket" menghadirkan sentuhan humanis dan emosional. Dalam kumcer ini, SGA dengan cerdik mengemas kritik terhadap militerisme, kapitalisme, modernisasi, hingga tragedi pelanggaran HAM dalam narasi yang menggugah.

Meski sarat makna, beberapa cerpen mungkin akan terasa berat bagi pembaca yang tidak akrab dengan konteks sejarahnya. Namun, kekuatan gaya bahasa SGA dan keberaniannya menyuarakan isu tabu menjadikan buku ini cukup penting dalam peta sastra Indonesia.
Profile Image for Nadia Fadhillah.
Author 2 books43 followers
May 24, 2012
Aku sebenarnya jarang menikmati cerpen. Suka membuatnya namun tidak terlalu suka membaca cerpen orang lain. Karena berbagai rekomendasi tentang kehebatan Seno Gumira Ajidarma dari teman-teman; Mas Panda dan Mas Pra, maka aku membeli dan membaca kumpulan cerpen ini.

Karena aku jarang membaca kumcer lain, aku tidak punya kemampuan membandingkan buku ini dengan buku lain yang sejenis. Dan juga karena ini buku SGA yang pertama aku baca, aku pun tidak bisa membandingkannya dengan buku-buku SGA lainnya. Jadi aku membuat review ini, murni dari yang kurasakan saat membacanya. *sok polos*

Ada 12 cerpen dalam buku ini yang dibagi dalam tiga bagian. Bagian pertama merupakan trilogi cerpen: Penembak Misterius, berisi tiga cerpen yang bertema sama, tentang Penembak Misterius atau Petrus selama tahun '80an. Dua bagian lainnya adalah Cerita Untuk Alina dan Bayi Siapa yang Menangis di Semak-Semak. Yang alasan kenapa cerpen-cerpen di dalamnya dimasukkan ke bagian itu tidak terlalu jelas.

Aku biasa memegang pensil saat membaca buku untuk menggarisi kalimat yang kuanggap menarik atau memberi komentar di margin buku. Namun ketika aku membaca cerpen pertama; Penembak Misterius, aku merasa ada yang aneh. Karena cerpen ini indah, tapi aku tidak menemukan bagian mana yang harus aku garis. Kata-katanya sederhana, tidak rumit, biasa saja. Tapi keseluruhan cerpennya luar biasa. Kalau aku bersikukuh menggarisinya, maka aku menggarisi keseluruhan cerpennya. Nahloh.

Cerpen kedua; Bunyi Hujan di Atas Genting, yang menarik perhatianku adalah ternyata si Sawitri, tokoh utamanya, sangat lugu. Cerpen ini menurutku sederhana, biasa, dan malah membuatku takut kalau aku membuka jendela, melihat ke kanan bawah, lalu menemukan mayat setiap pagi sehabis hujan. Cerpen ini pernah dialih-bahasakan ke bahasa asing. Memang mudah mencari padanan kata dalam bahasa asingnya, karena kata-kata yang digunakan sederhana. Namun sulit menjelaskan bahwa judul cerpen ini adalah sebuah lagu rakyat. Pasti banyak footnote.

(cont..)
Profile Image for Haryadi Yansyah.
Author 14 books62 followers
July 19, 2017
Ada sekitar 560 orang yang sudah kasih penilaian terhadap kumcer ini. Aku iseng scroll down, dan (rasanya) gak ada yang kasih skor di bawah 3 bintang.

Well, (bisa jadi) aku satu-satunya orang yang kasih 2 bintang. Jadi, mudah sekali menyimpulkan bahwa aku tidak cukup pintar untuk menikmati cerpen sastrawan besar ini. Nggak apa-apa, aku ambil risiko itu.

Kenapa? karena pada kenyataannya aku memang tidak menikmati secara keseluruhan cerpen-cerpen yang ada. Banyak yang bilang tulisan Remy Sylado "berat" tapi aku suka sekali novel-novel panjangnya. Jika begitu, balik-balik selera kali ya.

99% cerpen yang ada di kumcer ini pernah dimuat di surat kabar. Sebagian besar di Kompas. Tentulah cerpen yang dimuat artinya memiliki kapasitas yang tinggi.

Aku ingin berkomentar sedikit kejam. Andaikata cerpen-cerpen ini dikirim dengan menggunakan nama lain (ms : Joko Setiawan, Mamet Budiman atau siapa saja asal bukan SGA), apakah penilaian orang akan ikut berpengaruh atau tidak?

*Kritik yang sama pernah aku sampaikan di kumcernya Melly Goeslaw yang judulnya Arrrrrggghhhhhh itu.

2,5/5.

Kumcer ini menawan, bagi kalian. Tapi aku tak menikmati dengan maksimal letak menawannya itu.
Profile Image for Nike Andaru.
1,628 reviews111 followers
September 10, 2018
Kumpulan cerita yang menarik. Bagian Penemebak Misteri yang punya 3 cerita memang paling bagus, tapi bagian lainnya pun menarik. Banyak menyindir isu kemiskinan kota besar dan isu lainnya.
Profile Image for Eva Siagian.
432 reviews6 followers
May 30, 2015
Buku pertama SGA yang saya baca dan menarik sekali, beuu.. njemplang abis kalau di versus cerpennya Djenar.
Ini buku yang layak dibaca sebagai pengalaman pertama untuk cerpen sejenis ini. Tiap cerpen memiliki napas berbeda, kenyelenehan yang full of imaji, kacau balau but good.. very..

Katanya.. kayaknya.. dalam cerpen2 ini terkandung pesan, terkadang pesan beserta latar belakang sejarahnya nyampe ke saya (krn ada masa2 yg saya jalani contoh: semangkin..hihihi..) namun ada juga yang kurang paham sih.. tapi nggak maksa untuk memahami sepenuhnya. Asyik aja :-*

Ada satu cerpen yang kurang saya sukai dan cukup mengganggu yaitu cerpen akhir: Bayi Siapa Menangis di Semak-Semak? Cerpen yang aneh. Saya sama sekali tidak suka.

SGA tampaknya menyukai nama Sukab (beberapa kali digunakan) dan beberapa cerpennya dalam Cerita Untuk Alina mengikuti gaya cerita Kahlil Gibran (seingat saya judul Sang Nabi), "Ceritakanlah padaku tentang..." cuma di bagian ini saja sih.. saya kebetulan teringat.
Profile Image for Indri.
87 reviews11 followers
February 3, 2015
yaaah...seperti biasa, buku sastra selalu berat isinya (buat aku pribadi). Setiap baca, harus mikir lama maksud dari cerita ini apa. Karna setiap cerita merupakan kiasan dari kisah yang sesungguhnya.
Walaupun berat, tapi aku suka cerita-cerita di buku ini. Mengisahkan penembak(an) misterius atau "petrus" yang pernah terjadi pada tahun 1983 sampai 1985. Selanjutnya silakan dibaca sendiri yaa, aku mau mengistirahatkan otakku dulu...
Profile Image for irs.
3 reviews2 followers
July 14, 2007
BUKU SENO PERTAMA YANG SAYA BACA...
pertama baca bukunya seno,, saya langsung baca buku ini.nyuri2 dari rak bukunya kaka saya waktu itu... emang sedikit berat sih,, banyak kritik2 sosialnya gitu, yang terus terang waktu pertama kali baca aga2 ngga ngerti. tapi cara menceritakan seno bikin saya penasaran dan buat say mencari buku2nya yang lain.... and now he becomes my favourite!
Profile Image for Kamalia Kamalia.
Author 17 books77 followers
February 13, 2015
saya pembaca dari malaysia. ini buku kedua seno yang saya baca selepas "atas nama malam". jujurnya, buku-buku beliau tidak dijual di mana-mana kedai buku popular di malaysia. saya membelinya di salah sebuah acara seni independent di sini. amat menggemari gaya bahasa beliau dan idea yang dibawanya. tahniah!
Profile Image for Fionna Christabella.
46 reviews2 followers
April 25, 2021
*📖 Review Buku 📖*

📗 *Judul :* _Penembak Misterius_
🖊️ *Penulis :* Seno Gumira Ajidarma
🎀 *Penerbit :* Galangpress
📆 *Tahun terbit :* 2007
📚 *Tebal :* 214 halaman
🧕 *Reviewer :* Fionna Christabella

💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫

Sesuai dengan judul buku ini, SGA sekali lagi meneropong fakta lewat fiksi. Kali ini isu yang diangkat adalah Petrus alias fenomena Pembunuh Misterius yang pernah menjadi pembicaraan di media massa tidak hanya karena isu tersebut menarik tetapi juga menyeret nama - nama petinggi negeri ini terutama nama - nama petinggi militer. Di dalam buku ini, SGA membagi tulisannya tentang Petrus menjadi tiga judul (trilogi) yaitu "Keroncong Pembunuhan," "Bunyi Hujan di Atas Genting," dan "Grhhh!". Selain itu masih terdapat 12 kisah lain yg terangkum dalam buku ini, antara lain: Sarman, Becak Terakhir di Dunia (atawa Rambo), Melati dalam Pot, Dua Anak Kecil, Tragedi Asih Istrinya Sukab, Seorang Wanita di Halte Bis, Semangkin (d/h Semakin). Tujuh cerita diatas terangkum dalam satu tema "Cerita Untuk Alina." Tema selanjutnya yaitu "Bayi Siapa Menangis di Semak - semak?" yang berisi tiga cerpen yaitu Srengenge, Manusia Gundu, Helikopter, Loket dan Bayi siapa Menangis di Semak - semak. Di bagian akhir buku ini pun disertakan Dokumen tentang kasus Petrus yang pernah diulas oleh seorang sejarawan, Budiawan.

Sebagai sentral dari pembahasan buku ini, isu Petrus memuat nafas inti dari keseluruhan cerita, ironi dari fakta - fakta yang tak bisa dipungkiri pernah terjadi dan berulang kali terjadi. Isu Petrus menjadi bukti bahwa kekerasan seringkali berkedok kemanusiaan, yang diperkuat dengan adagium "demi melindungi yang tidak bersalah" sehingga pembunuhan orang yang tidak bersalah menjadi permakluman. Apalagi jika orang - orang tersebut sudah menyandang label "sampah masyarakat," - pengangguran, pecandu miras dan togel, serta bertatto - kesalahan mereka hanya karena mereka tidak diterima di tempat mereka dibesarkan. Ditambah pula, isu Petrus didukung dan dilakukan oleh aparat militer, merahnya darah korban yang tak bersalah tak lagi berarti.

Lalu dimanakah nurani? Ups, sebuah pertanyaan retoris yang tak bisa mudah dijawab karena "...baik yang membunuh maupun yang dibunuh sebenarnya sama - sama merupakan korban dari sebuah sistem yang hanya mengenal dua kata: "Ini perintah!" (hal. 203). Jika jalan kemanusiaan telah ditelan oleh kekuasaan maka sastralah yang bicara, demikian yang pernah digaungkan oleh SGA sendiri. "Bahwa suatu sistem kekuasaan yang mendehumanisasikan manusia perlu, harus dan bisa diperbaiki." Sebuah ikhtiar yang ditempuh sepanjang perjalanan hidup manusia.
Profile Image for Sheeta.
213 reviews18 followers
September 7, 2024
Kumpulan cerita kali ini membahas tentang rezim yang begitu kejam terhadap rakyat kecil. Tidak membahas para aktivis maupun orang-orang penting negara, hanya rakyat kecil. Rakyat yang digambarkan mengalami penderitaan seolah karena orang sekitarnya, tetapi sebenarnya karena rezim yang begitu jahat.

Ada cerita tentang seorang istri di kampung yang ditinggal suaminya bekerja di Jakarta, dengan impian suaminya telah menjadi orang hebat. Namun, dengan segala kepolosan dan keluguannya, ia menyusul ke Jakarta dan justru menjadi korban perkosaan.

Cerita lain adalah tentang perempuan yang bisa jadi sudah kehilangan segalanya—sehingga menunggu bis ke Tanjung Priok hingga bis tersebut sepi dan layak dipakai selama 10 tahun bukan perkara sulit.

Kekayaan para orang kaya dan bagaimana orang miskin dan kelas menengah hanya bisa “menonton” juga digambarkan dalam sebuah cerpen. Orang kaya yang tadinya bijaksana dan tiba-tiba berubah menjadi egois karena kekecewaannya terhadap negara membuat dia menjadi sadar bahwa di atas segalanya, ia harus menempatkan kepentingan pribadi.

Cerita terakhir yang juga membekas sekali dalam ingatan saya adalah kisah bayi-bayi yang dibuang. Penulis kemudian mempertanyakan, bayi-bayi siapakah ini? Apakah bayi seorang pelacur yang barangkali sudah melahirkan puluhan bayi secara sembarangan dan meninggalkannya tanpa tanggungjawab, atau bayi seorang istri yang terpaksa membuangnya karena ekonomi yang tidak memadai, atau bayi seorang perempuan kaya dan terhormat yang jatuh cinta pada lelaki brengsek yang tidak memiliki apapun?

Semua cerpen dalam buku ini memiliki makna tentang kehidupan di sebuah rezim yang tak berpihak pada rakyat kecil. Mereka berpikir bahwa hidup hari ini saja sudah cukup, tidak perlu berpikir apakah besok masih bisa bernapas atau tidak. Tak ada satupun cerita dalam buku ini yang menceritakan pemikiran para tokoh akan orang-orang pejabat atau rezim. Entah, aku pikir ini menandakan adanya kebungkaman yang dilakukan rezim, seperti cerita pertama dalam buku.
This entire review has been hidden because of spoilers.
3 reviews
July 1, 2024
Seseorang pernah berkata padaku untuk menulis review buku disini agar mengingat apa yang kita baca. Betul juga pernyataan ini karena sering kali aku lebih mengingat emosi setelah membaca sebuah buku dibanding detail cerita buku itu sendiri.

Buku ini meninggalkan emosi ganjil karena banyak cerpennya menyindir “manusia” di dalam diri kita sendiri dan masyarakat dengan cara khas Seno melalui kata-kata dan cerita fiksi yang tidak tergambarkan. Tapi di satu sisi lain juga buku ini membawa emosi puas seperti anak kecil yang selesai menonton film kartun petualangan.

Cerpen di buku ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu “Penembak Misterius”, “Cerita untuk Alina”, dan “Bayi siapa menangis di semak-semak?”.

Seperti judulnya cerpen trilogi penembak misterius meninggalkan kesan yang dalam. Menggambarkan eksistensi petrus saat itu, dinamika relasi kuasa yang membentuk sistem di dalamnya dan bagaimana kekejaman seringkali menggunakan argumen “demi yang lebih baik”. Serta bagaimana orang yang sering dianggap masyarakat kelas dua atau yang dianggap “jahat” dalam masyarakat semakin tidak penting hak nya dimata penguasa. Dengan pintarnya Seno menggelitik logika logika ini di cerpen ini.

Ada satu cerpen kesukaanku lagi yang judulnya “Semangkin (d/h) semakin” yang menceritakan bagaimana seseorang yang menjadi Pak Lurah berlatih untuk mengucapkan kata semakin yang baik dan benar dikala pejabat lain menggunakan kata “Semangkin” karena ingin tetap berbuat yang benar. Namun di ujung cerita terbitlah peraturan yang melarang penggunaan kata Semakin dan menggantinya dengan Semangkin karena semua orang melakukan hal tersebut. Cukup familiar kan? Hehe.

Namun bagiku sendiri, aku berusaha tidak selalu mencari pesan tersembunyi dari tulisan-tulisan Seno. Kadang kita hanya perlu menikmati bagaimana kata kata beliau seperti membawa kita ke dunia lain.
1,236 reviews23 followers
September 12, 2021
Indonesian short stories originally published in 1993, but only translated in 2019. The Mysterious Marksman stories are zombie-like stories possibly invented to explain the disappearance (by the government) of many criminals, and solved by giving the bodies the proper prayer ceremony.
Semangkin formerly Semakin describes the evolution of a local leader's pronounciation of semangkin as semakin (increasingly). The former is mispronounced but in the accent of a past president, while the latter is the correct term. As many leaders rise in prominence, they mispronounce the term as the president did. Who is more honest?
Marble Man is a seemingly eternal marble player who never loses, but marbles are being played less and less. "What is eternal in this world?" "Only documentation." He disappears from the earth, but then Pac Man becomes popular.
The Helicopter tells how after his 10 neighbors all buy Mercedes, Saleh buys a helicopter because no one's embarassed any more about flaunting their wealth. From above Saleh can see the buffalo he used to love herding as a boy while he played his flute. The helicopter then flies so far that it enters a prehistoric world.
As usual with Indonesian writing, I'm never quite getting the whole story, but I keep trying. The cover has a beautiful painting with floating eyes, bonus.

WSU library
Profile Image for Adilamnd.
9 reviews
October 18, 2022
Cukup memuaskan sebagai buku pertama karya pak Seno Gumira yang saya baca.

Secara keseluruhan, cerita-ceritanya mengisahkan asumsi-asumsi mengenai suatu premis (entah konflik, fenomena, maupun topik) dengan gaya kalimat yang.
.. cukup panjang. Dari asumsi-asumsi itu, muncul anak-anak pikiran yang membawa saya larut untuk larut lagi menuju asumsi lainnya.

Ketika kebanyakan cerita menggunakan kronologi yang jelas, pak Seno dengan kreatif menuliskannya dalam sekelebat saja, dan sebaliknya meluaskan satu waktu yang stagnan itu ke berbagai macam peristiwa, seluas-luasnya. Entahlah, saya tak menemukan kata yang tepat untuk mendeskripsikannya.

Yang paling favorit masihlah kekocakan Semangkin, disusul Manusia Gundu yang entah mengapa menurut saya haru, dan tak lupa Melati dalam Pot yang begitu representatif untuk suatu hal yang berkaitan dengan memori dan kenangan.
Profile Image for Alfi.
61 reviews2 followers
June 16, 2023
aku kepengen baca bukunya seno, gara-gara dulu aku pernah liputan pidato kebudayaannya dia. setelah itu aku penasaran seperti apa sih bukunya. akhirnya aku pinjam buku ini dari temanku.

ceritanya jujur absurd ya, beberapa cerpen aja. kayak ada fantasinya, tapi ya gabisa dibilang fantasi, dan ada cerpen yang aku gabisa menangkap maknanya. bisa dibilang ada bumbu-bumbu cerita yang ga masuk akal. contohnya tiba-tiba ada zombi, terus matahari dari barat, dan sebagainya. sesuai judulnya, ada cerpen yang membahas soal penembakan. rata-rata pake latar orde baru.

secara keseluruhan aku suka sama buku ini. rate 5/5 lahhh. sekarang aku paham kenapa seno ini pantas diundang ke pidato kebudayaannya waktu itu wkwkwkwk.
Profile Image for Sampaguita Syafrezani.
97 reviews
September 9, 2024
Kumpulan cerita pendek SGA yang terbit di media massa pada masa orba. Dibagi dalam tiga judul besar. Beberapa cerita memang belum pernah diterbitkan. Seperti masuk lorong panjang yang gak ada ujungnya. Penderitaan dan tragedi dipotret dengan sangat baik. Cerita tentang kematian tidak wajar yang menetap dalam ingatan. Bayangan terakhir yang ditangkap sepasang mata, dan kengerian yang menyergap setiap hujan. Akankah wajah itu ku kenali? Urbanisasi yang menyeret manusia dalam nestapa. Mimpi-mimpi bisa hidup sukses dan makmur di kota besar, yang dirampas seketika tiba di sana. Sureal. Kehidupan dengan awal dan tanpa akhir, seperti sebuah siklus yang mengulang dirinya dalam keabadian.
Profile Image for Ms.TDA.
233 reviews3 followers
April 6, 2025
Bentuk kritik dan penyindiran oleh Seno Gumira dg kondisi realitas sosial politik tahun 1983-1984 yang tidak mungkin diberitakan pada masanya dengan jurnalisme seperti hari ini tercantumkan dalam 12 cerpen yang dituliskan. Ia juga memaparkan bahwasannya Penembak Misterius, yang masyarakat kenal dg ‘Petrus’ bukanlah “seseorang”, melainkan sebuah sistem.

Semoga sejarah ini tak terulang kembali. “Semoga” 🙂
Profile Image for Bardjan Bardjan.
37 reviews9 followers
May 26, 2019
Ketika jurnalisme dibungkam, sastra harus bicara. Ketika sistem politik yang represif ingin menghilangkan isu petrus dari wacana publik, cerpen-cerpen Seno ini punya daya gugat yang kuat untuk mengkritisi militerisme Orba. Merinding bacanya. Aku seakan bisa merasakan kengerian petrus lewat mayat-mayat yang dilihat Sawitri ketika hujan turun dari balik jendela.
5 reviews
January 29, 2023
Cerpen Seno selalu menarik. Walaupun buku ini baru saya baca tahun ini, tetapi saya bisa menemukan ke khas an Seno dalam bermain-main fakta. Ia juga hebat dalam menggabungkan realis dan surealis menjadi satu.
Profile Image for Jenka Restia.
25 reviews3 followers
April 13, 2025
Ada beberapa cerita yang murni bagus. Namun, kebanyakan adalah khotbah strawman-- holier-than-thou--si penulis sendiri yang sangat dipengaruhi oleh waktu dan peristiwa ketika cerpen-cerpen ini ditulis.
Profile Image for Rafika Adriani.
6 reviews3 followers
October 20, 2017
gue jatuh cinta baca buku ini, ini tentang kehidupan kita sehari-hari tapi menusuk mendalam dalam jiwa gue. keren sik
Profile Image for Firda Mahdanisa.
57 reviews5 followers
July 5, 2020
banyak kisah-kisah ironi. bikin sesak karena menyadari sefana itulah kehidupan yang sedang kita jajaki.
Profile Image for Christy Tisnawijaya.
57 reviews5 followers
January 13, 2021
"Hidup sudah terlalu rutin dan membosankan. Harus ada sesuatu yang membawa kita pergi dari kenyataan hidup sehari-hari" (122).
Profile Image for kar.
33 reviews1 follower
May 5, 2021
this is my first SGA book. some people say SGA is one of their most favorite authors and i think i can understand why
Profile Image for Gerhanala.
15 reviews
December 31, 2021
Mendamba instabilitas hidup seperti Sarman, Saleh, Santinet, dan Sawitri. 🎢
Profile Image for dini.
231 reviews1 follower
April 28, 2022
selalu menyenangkan membaca buku seno gumira.
Displaying 1 - 30 of 89 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.