Dari bab khusus panduan memilih dan memadukan font, problem-solusi berbagai kasus penerapan tipografi pada media, sampai eksperimen-eksperimen super kreatif berkenaan dengan huruf.
Buku yang patut dimiliki oleh para praktisi dibidang publikasi dan media, percetakan, desainer grafis, pelajar dan pengajar, dan siapa saja yang ingin mengenal lebih dalam tentang huruf, font dan tipografi serta penerapannya.
"Buku ini berisi penjelasan yang lugas dan menarik - didukung gambar dan beberapa contoh kasus aktual - tentang pendalaman bentuk, makna dan manfaat huruf. Buku ini mampu mengupas beragam potensi kekuatan wujud dan penataan huruf dalam komunikasi kita sehari-hari." --Eka Sofyan Rizal, Ketua Forum Desain Grafis Indonesia
"Padat informasi, sekaligus tuntunan yang bijaksana bagi mereka yang berminat akan aksara, dari seorang yang memiliki kombinasi ideal (praktisi-akademisi), selalu komit pada karya dan waktu." --Julianto, Pengajar Desain Komunikasi Visual
"Sungguh tidak gampang belajar tipografi, dan sulit menemukan formula belajar-mengajar tipografi yang baik dan tepat. Buku ini memuat berbagai aspek dasar studi tentang bangun aksara yang diulas dengan serius dan teliti, sangat signifikan terhadap proses pemahaman tipografi dalam desain komunikasi visual." --Drs. Winoto Usman, Perancang Grafis dan Pengajar Desain Komunikasi Visual
"Dibanding perjalanan dua buku terbitannya terdahulu, buku ini memuat topik yang paling rumit dan sarat teori. Harus diakui dengan gaya khasnya, penulis berhasil meramu materi yang padat dan kompleks ini menjadi sebuah perjalanan desain yang informatif tetapi tetap grafis. Kenali lay out, nikmati logo dan pahami tipografinya...!" --Chris Santosa, Wiraswasta bidang kreatif
"Desain grafis tanpa tipografi yang pas, ibarat makan tanpa rasa. Asal memakai font akan fatal akibatnya. Begitu pentingnya elemen ini, maka saya begitu gembira saat penulis menyatakan buku ketiganya mengupas 'Tipografi'. Seperti ciri khasnya, buku ini menyajikan pembahasan yang lengkap dan mudah diserap, sehingga membantu kita para desainer, mahasiswa, dosen atau siapaun yang tidak ingin lagi menyepelekan memilih huruf." --Caroline F. Sunarko, FDGI, FGDA, FGDexpo 2011, Pengajar Desain Komunikasi Visual
Menyelesaikan studi S1-nya pada tahun 1995 di Jurusan Desain Komunikasi Visual Trisakti. Delapan tahun bekerja sebagai in-house graphic designer di beberapa perusahaan swasta sampai tahun 2003, dan selama masa itu Surianto Rustan telah menangani proyek-proyek dari berbagai macam sektor industri baik offline maupun berbasis web.
Saat ini, selain menulis, ia juga banyak memberikan seminar, training, workshop dan talksho di berbagai sekolah, perguruan tinggi dan perusahaan. Aktif mengajar Desain Komunikasi Visual di Universitas Pelita Harapan dan Universitas Multimedia Nusantara, serta bekerja freelance sebagai graphic designer dengan nama Rustan Grafis.
Di semester... dua? Tiga?--saya lupa lagi--saat kuliah, saya menghadiri seminar. Saya lupa seminarnya tentang apa, tapi ada satu segmen yang diisi Pak Surianto Rustan. Dan saya ingat, saya ke sana karena ada topik desain grafis. Saat itu bapake suami yang lagi PDKT (akhirnya ngaku pas udah nikah) ikut-ikutan daftar. Berangkatlah kami ke sana dengan teman-teman mutual.
Selesai dengar presentasi Pak Surianto Rustan yang tak hanya informatif tapi juga solutif, saya merasa membawa pulang banyak ilmu. Bapake? Lebih-lebih. His world was shaking LOL seolah dapat pencerahan, jadi ini panggilan saya? Nggak lama, kami janjian ke Gramed cuma buat cari buku Pak Rustan. Yang biasanya langsung melipir ke bagian komik dan novel, kami berhenti di nonfiksi, baca di tempat buku Mendesain Logo dan Hurufontipografi, tapi urung membeli karena harganya mahal buat kantong mahasiswa yang bahkan nggak ngambil jurusan DKV haha. Namun, sama dengan saat menghadiri seminar, baru baca sedikit saja saya sudah tercerahkan dengan kerning pada font. Pengetahuan itu saya bawa bertahun kemudian, saat saya mau memilih typeface, menulis tangan, sampai membuat judul di kover Wattpad.
Meski kami sama-sama nggak ada yang nyemplung sepenuhnya di bidang desain grafis, Bapake malah sempat nge-freelance jadi desainer logo dan submit grafis ke situs penyedia grafis. Dan sekarang, begitu saya menemukan buku ini lagi di iPusnas, saya langsung praktikkan yang saya dapatkan dari buku ini. Kekuatan Pak Surianto Rustan: membuat pembaca dan muridnya melakukan sesuatu hehe. Saya pemula, saya awam industri desain grafis, tapi buku ini membuat saya setidaknya mencoba.
Ya, tapi kalau dipikir lagi, gimana nggak terinspirasi? Buku ini sendiri diisi dengan beragam inspo ala Pinterest yang sudah dikurasi, belum lagi catatan-catatan solutif atas kasus grafis yang terjadi di lapangan. Kadang saya suka ngedumel sendiri sama hasil desain yang, you know, dan saya yakin banyak juga yang begitu sampai ada istilah 'sampah visual'. Di sini semuanya di-break down sehingga pembaca jadi bisa ikut belajar. Selain itu, hal mendasar juga disampaikan dengan detail tanpa too much dengan tujuan yang amat baik--hargai pesannya, hargai font-nya, hargai pembacanya.
Bingung bedanya typeface dan font? Dibahas di sini. Kenapa TNR begini dan Helvetica begitu? Dibahas di sini. Apa bedanya serif, sans serif, slab serif, display, script, monotype? Dibahas di sini.
Makanya, ada aja kan, buku novel yang kata orang bagus, tapi pas kita baca lagi kok rasanya nggak enak? Nggak tahunya bisa jadi karena faktor typeface untuk body text yang kurang sesuai, karena meski sans serif semestinya itu typeface untuk display! Gimana cara tahunya? Dikupas semuanya di sini.
Hal-hal yang bersifat teknis seperti faktor legibility dan readability suatu font juga diberikan alasannya. Ini salah satu momen Eureka yang saya dapat dari buku ini. Ternyata, beda 'garis' sedikit saja sudah memengaruhi keterbacaan jika memakai typeface tertentu. Kedengarannya ribet, tapi kalau sudah dibaca bisa dimengerti, kok. Karena banyak banget contoh yang diberikan.
Inti dari ulasan ini: Mau kamu mahasiswa DKV, graphic desain enthusiast, seorang pembaca akut yang suka ambil ilmu baru, atau justru lagi gabut nggak tahu mau ngapain, baca buku ini worth the time banget. Paling satu komplain saya, yaitu di halaman Serif vs Sans Serif yang ternyata isinya justru debunking mitos serif doang, bukan perbedaan antar keduanya. Jadi kayak keliru kasih pesan hehe (tapi tetap berguna, kok). Kayak filmnya Nolan, buku ini kelihatan ruwet, tapi pas udah diperhatikan justru bikin pembacanya jadi merasa cerdas karena sudah mengambil sesuatu yang berharga darinya, haha. Ya, contohnya, suami saya, yang sampai sekarang pun suka curi-curi waktu ngonsep logo. Semoga ilmunya berkah, Pak Rustan.
Huruf mungkin untuk sebagian orang, dianggap hal remeh semata,hanya sekedar pemanis, tak pernah di pandang lebih, padahal jika tanpa mengetahui fungis dan perbedaan tiap - tiap jenis huruf, sebuah pesan yang hendak di sampaikan bisa jadi tidak dapat ditangkap oleh pembacanya.
Dibuku ini Rustan, memceritakan banyak hal, baik dari segi sejarah terbentuknya huruf, sampai ketika ditemukannya mesin cetak manual sekitar abad 15, pada abad inilah banyak ditemukan istilah-istilah tipografi yang tetap terpakai sampai sekarang, seperti UPPERCASE atau lowercase. bayangkan pada abad ke 15, untuk mencetak sebuah kata, dibutuhkan ribuan metal type, beda dengan jaman komputerisasi sekarang
yang paling mengasikkan adalah, banyaknya contoh-contoh kasus yang dibahas, sehingga kita dapat lebih memahaminya, sungguh benar-benar tidak mudah belajar tipografi, begitu banyak hal-hal yang harus dipelajari, karena pada saat kita salah mengaplikasikan huruf disebuah desain, tanpa tipografi yang pas, ibarat makan tanpa rasa :p
This is a book that i read during my study as visual communication student. What a surprising to know that a typeface, font,and text are actually different. This book is so easy to be understood by the people who study design as their major or even an amateur. A recommended book to know about short history of font and it's application.
sejarah, perkembangan, dan hubungan antara tipografi dan peradaban dibahas dalam buku ini, lalu unsur tipografi dalam sebuah produk dan desain cukup menjadi hal yang dominan dalam penyampaianya, kita juga diajak belajar bagaimana menjadi desainer tipografi dan pro yang mengerti etika dan estetika visul tentang keseimbangan tipografi
Buku yang sangat memuaskan pembaca yang ingin tahu Tipografi, sangat rapi pembahasannya. Lay out-nya sudah seperti buku-buku desain Eropa dan Amerika yang mengedepankan seni dan kenyamanan pembaca. Ketika membaca Anda akan tahu sendiri bagaimana sebuah desain dapat berbicara selayaknya teks.
Meski layoutnya yang sangat padat sehingga cepat membuat lelah, sepertinya untuk menekan cost produksi dan harga jual. Buku ini menyediakan informasi yang sangat berbobot dari segi teknis maupun non teknis.
Huruf mempunyai raganya, tidak hanya jiwanya yang ikut berkata-kata. Dalam buku ini Pak Surianto memperkenalkan cara untuk lebih menghargai huruf secara menarik. Nice book :)