Jump to ratings and reviews
Rate this book

Seri Buku TEMPO: Tokoh Islam di Awal Kemerdekaan

Natsir: Politik Santun di Antara Dua Rezim

Rate this book
Hidupnya tak terlalu berwarna. Apalagi penuh kejutan ala kisah Hollywood: perjuangan, petualangan, cinta, perselingkuhan, gaya yang flamboyan, dan akhir yang di luar dugaan, klimaks. Ia menarik karena santun, bersih, konsisten, toleran, tapi teguh berpendirian. Satu teladan yang jarang.

Mohammad Natsir orang yang puritan. Tapi kadang kala orang yang lurus bukan tak menarik. Hidupnya tak berwarna-warni seperti cerita tonil, tapi keteladanan orang yang sanggup menyatukan kata-kata dan perbuatan ini punya daya tarik sendiri. Karena Indonesia sekarang seakan-akan hidup di sebuah lingkaran setan yang tak terputus: regenerasi kepemimpinan terjadi, tapi birokrasi dan politik yang bersih, kesejahteraan sosial yang lebih baik, terlalu jauh dari jangkauan. Natsir seolah-olah wakil sosok yang berada di luar lingkaran itu. Ia bersih, tajam, konsisten dengan sikap yang diambil, bersahaja.

Dalam hidupnya yang cukup panjang, di balik kelemahlembutannya, ada kegigihan seorang yang mempertahankan sikap. Ada keteladanan yang sampai sekarang membuat kita sadar bahwa bertahan dengan sikap yang bersih, konsisten, dan bersahaja itu bukan mustahil meskipun penuh tantangan. Hari-hari belakangan ini kita merasa teladan hidup seperti itu begitu jauh, bahkan sangat jauh.

Kisah tentang Natsir adalah satu cerita tentang "Tokoh Islam di Awal Kemerdekaan", yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo pada 2003-2010. Serial ini menampilkan wajah Islam indonesia yang beragam: dari dulu hingga kini selalu ada yang mengedepankan jalan moderat dan demokratis, tapi ada pula - karena kekecewaan - menyokong radikalisme dan kekerasan.

162 pages, Paperback

First published February 1, 2011

7 people are currently reading
160 people want to read

About the author

Tim Buku TEMPO

44 books95 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
57 (31%)
4 stars
73 (40%)
3 stars
43 (24%)
2 stars
4 (2%)
1 star
2 (1%)
Displaying 1 - 24 of 24 reviews
Profile Image for Marina.
2,035 reviews359 followers
June 29, 2014
** Books 166 - 2014 **

Buku ini buku dari seri tokoh tempo yang paling bagus dan paling saya sukai setelah Douwes Dekker dan Sudirman! buku yang berisi 164 halaman ini memuat tuntas tentang kepribadian dari Mohammad Natsir yang sebelumnya adalah perdana menteri Indonesia..

Banyak hal yang saya sukai didalam buku ini! mulai dari segi kepribadian Mohammad Natsir yang jujur dan sederhana..

Guru besar dari Universitas Cornell, George Mcturnan Kahin mengatakan Natsir mengenakan Jas bertambal. Kemejanya hanya dua setel dan sudah butut. Penampilan Natsir tidak berubah saat menjadi Perdana menteri NKRI pada Agustus 1950

Kejujuran Natsir lainnya Khusni Muis yang pernah menjadi menjadi ketua Muhammadiyah Kalsel ingin meminjam uang ongkos pulang kepada Natsir. tetapi Natsir menjawab tidak punya uang kaena belum Gajian.. Bayangkan Perdana menteri tidak memegang uang, kalau sekarang tidak mungkin?

Tatkala Natsir mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri pada maret 1953, sekretarisnya Maria Ulfa menyodorkan sisa dana taktis yang menjadi hak perdana menteri. Tapi Natsir menggeleng. Dana itu akhirnya dilimpahkan ke koperasi karyawan tanpa sepeserpun mampir ke kantong pemiliknya(Halaman 47-48)


Yaa.. Kepribadian sederhana dan kejujuran Natsir memikat hati saya.. saya agak sedikit sesak membayangkan bagaimana realita pemimpin2 indonesia saat ini? yang lebih memaksimalkan menggunakan uang rakyat dan tersandung kasus korupsi.. Apakah mereka tidak bisa belajar dari kepribadian Natsir ini?

Selain itu saya juga menyukai sikap Natsir ketika menangani ada perbedaan-perbedaan pendapat dengan partai lainnya. yang saya ketahui Natsir berasal dari Partai Masyumi dan memiliki pandangan yang berbeda dengan DN. Aidit yang berasal dari partai Komunis tetapi mereka bisa bersahabat dan menghormati perbedaan pandangan yang ada

DIPA Nusantara Aidit, Ketua Comite Central Partai Komunis Indonesia, adalah musuh ideologis nomor satu Mohammad Natsir. Aidit memperjuangkan tegaknya komunisme di Indonesia. Natsir sebaliknya. Tokoh Masyumi itu menginginkan negara dijalankan di atas nilai-nilai islami. Pertentangan ini membuat keduanya sering berdebat keras di ruang sidang DPR dan Konstituante. Tapi di luar sidang keduanya bersahabat.

Soal hubungan dengan Aidit, Natsir banyak bercerita kepada Yusril Ihza Mahendra. Tatkala masih kuliah di Jakarta, Yusril amat dekat dengan Natsir. Menurut Yusril, Natsir sering tak bisa mengendalikan emosi ketika berdebat dengan Aidit di parlemen. "Pak Natsir Bilang, rasanya dia ingin menghajar kepala Aidit dengan kursi" Kata Yusril

Tapi, hingga rapat selesai tak ada kursi yang melayang ke kepala Aidit. Malah, begitu meninggalkan ruang sidang, Aidit membawakannya segelas kopi. Keduanya lalu ngerumpi tentang keluarga masing2. itu terjadi berkali-kali. "kalau habis rapat tak ada tumpangan, Pak Natsir sering dibonceng sepeda oleh Aidit dari Pejambon"Yusril menambahkan

Keakraban penuh warna, bersahabat tapi berseberangan ideologis, terjadi sejak 1945 hingga zaman demokrasi liberal (1950-1958).. halaman 90-91


Apa yang bisa kita ambil dari cerita diatas? Meskipun saat ini ada teman2 yang berbeda pandangan tentang capres indonesia kedepannya ada baiknya kita saling menghormati pilihan masing-masing! berbeda pendapat boleh tapi tidak harus memutuskan hubungan silahturahmi dan memaksakan pendapatnya kan?

Namun sayang sekali diakhir hidupnya, Natsir seperti dibenci dan dijauhi oleh Soeharto. Natsir memang selalu vokal untuk kebijakan-kebijakan presiden yang tidak berkenan. Padahal berkat jasa Natsirlah Indonesia bisa mendapat pinjaman kredit dari Jepang dan Kuwait. Selain itu saya juga baru tahu Natsirlah yang membangun cikal bakal Universitas Islam di Bandung (UNISBA).. beliau adalah seorang guru dan juga pemimpin politik yang sudah langka ditemukan saat ini..

Buku ini saya berikan 4,5 dari 5 bintang! BAGUSS!
Profile Image for Luthfi Ferizqi.
452 reviews13 followers
March 19, 2024
Satu lagi langkah dalam mengenal bapak bangsa negara ini.

Pak Natsir merupakan figur pendiri Partai Masyumi, partai yang kemudian dilarang oleh orde lama dan juga ditolak kebangkitannya oleh orde baru. Beliau juga merupakan pelopor pendidikan islam di era sebelum kemerdekaan yang menjadikan terbentuknya pendidikan tinggi swasta islam seperti Universitas Islam Indonesia di Yogyakarta.

Pak Natsir, sama seperti bapak bangsa lainnya seperti Tan Malaka, juga lahir dari tanah minang. Kesamaan ini membuat saya semakin kagum atas tanah Sumatera Barat yang melahirkan sosok pemimpin bangsa, dikagumi tidak hanya oleh bangsa sendiri namun oleh bangsa tetangga juga.

Di buku ini juga dijelaskan mengenai pandangan politik islam Natsir serta pandangan islam yang moderat, yang dapat dijadikan contoh di era sekarang ini.

Sebagai penutup, saya tertarik untuk membaca karyanya yaitu Capita Selecta, 2 jilid buku tebal yang masuk ke dalam daftar “100 catatan Tempo” untuk mengetahui lebih dalam pemikiran Natsir.
Profile Image for Vecco Saputro.
12 reviews4 followers
September 1, 2018
Ada yang menarik dari judul buku ini, yakni terkait politik santun Natsir. Seperti apa rupa politik santun ala Natsir? Siapa yang mempengaruhi gaya berpolitik Natsir ini? Lalu bagaimana tanggapan orang-orang tentang pilihan politik Natsir? Kiranya semua itu dapat diketahui secara ringkas melalui buku karya Tim Buku Tempo ini.

Dalam buku ini, saya mengetahui orang-orang yang mempengaruhi politik dan sifat santun Natsir. Misalnya, sosok A. Hassan yang menjadi pembuka jalan Natsir untuk terjun lebih dalam ke dunia pergerakan Indonesia dan dunia Islam.

Kemudian cerita tentang sikapnya yang ramah kepada orang-orang yang berseberangan secara ideologi dan politik menjadi jawaban ringkas atas rupa politik santun ala Natsir. Misal bagaimana sikap Natsir yang seperti melupakan perdebatan dengan Aidit lepas dari sidang.

Semua cerita itu didapatkan Tim Tempo melalui wawancara dengan orang terdekat Natsir seperti Amien Rais dan Yusril Ihza Mahendra. Ada pun buku yang digunakan seperti Muhammad Natsir 70 Tahun Kenang-Kenangan. Semua data tersebut disajikan dengan gaya jurnalis ala Tempo yang ringan.

Sehingga buku ini cocok bagi siapa saja yang ingin mengenal kulit luar tentang Natsir. Jika ingin mengetahui lebih dalam, bisa baca referensi-referensi lainnya yang dikutip dalam buku ini.
Profile Image for ijul (yuliyono).
811 reviews970 followers
August 25, 2024
buku yang dipilih baca di bulan Merdeka 2024.

karena beberapa detail informasi mengenai Moh. Natsir dari buku Sjahrir Peran Besar Bung Kecil by Tim Buku TEMPO yang dibaca kemarin, membuatku kepngin banget baca kisah hidup beliau. dan, boom... wow, WHAT A LIFE! kok bisa aku tak mengenal beliau lebih cepat ya. salah satu Bapak Bangsa yang patut juga menjadi panutan dan contoh dalam kehidupan keseharian. khususnya, bagi muslim.

kisah hidup, pemikiran, tindak-tanduk, hingga pengaruh beliau di perpolitikan Indonesia dikupas dengan sangat baik. dari buku mungil ini juga, baru kutahu bahwa beliau adalah salah satu pioner dunia pendidikan Islam modern. tapi, di luar semua kiprah beliau yang luar biasa besar untuk negara, pribadi sederhana beliaulah yang membuat semuanya begitu mengagumkan.

Profile Image for Kezia Ratna.
48 reviews2 followers
April 26, 2021
I feel like the book is obviously trying to somewhat whitewash Natsir. Dia insist dia gak melakukan sesuatu bukan karena adanya penyebaran agama Kristen, tapi mengkritik kedatangan Paus Yohanes Paulus II ke Indonesia karena adanya penyalahgunaan dana dalam gereja Katolik (while there is some truth in this, come on, rejecting the Pope solely of this??? As if tokoh agama lain tidak melakukan ini), and talking about how if a country invested in a Western country then they gave money to the Jews??? Yeah, ini sangat mencerminkan orang moderat yang toleran. /s

Belum lagi kedekatannya dengan pemimpin Saudi Arabia (yang diduga beberapa orang mendanai oknum untuk menyebarkan paham Wahabisme). Dan kenapa harus memaksakan Indonesia dilandaskan Islam jika kenyatannya agama dan kepercayaan di Indonesia itu beragam? Buku itu gak menjawab itu padahal ikut menyebarkan ideologi Natsir.
Profile Image for Kimi.
402 reviews30 followers
November 12, 2023
Setelah membaca Natsir: Politik Santun di Antara Dua Rezim, dan setelah membaca dari Tim Buku TEMPO lainnya, membuat saya bertanya-tanya kenapa Indonesia sekarang sepertinya krisis kepemimpinan? Apakah kita masih punya pemimpin yang sederhana, santun, konsisten, dan berkomitmen berjuang seperti Natsir?

Saya mengagumi cara beliau berpolitik. Beliau memang memiliki lawan-lawan politik yang berseberangan dengan beliau, seperti D.N. Aidit. Namun, perbedaan itu hanya terjadi di dalam ruangan rapat. Selesai berdebat dengan Aidit, yang membuat Natsir sampai ingin melempar kursi ke Aidit, mereka tetap makan siang bareng. Mereka tetap ngobrol santai, tertawa, dan saling bertukar cerita tentang keluarga masing-masing.

Natsir mengajari saya untuk tetap baik dan santun pada orang-orang yang berbeda pendapat dengan kita. Jujur, itu masih terasa berat buat saya.
Profile Image for bila.
57 reviews2 followers
August 26, 2020
Sepertinya kita butuh seseorang seperti Pak Natsir saat ini. Ketika semua orang saling menyalahkan dan meniadakan agama dalam kehidupan, Pak Natsir siap berdiri dan membela bahwa agama harus berada bersama dengan kata negara. Menjadi negarawan muslim harus menjadi misi kita agar sendi2 kehidupan bernegara selalu ada nafas Islam di dalamnya karena Islam bukanlah sekedar agama tapi sistem kehidupan.
Profile Image for Eva Novia Fitri.
163 reviews1 follower
July 3, 2023
Tulisan bagus selalu terasa sejak kalimat pertama. Kali ini begitu. Buku pertama yang saya baca tentang Mohammqd Natsir membuatku  jatuh cinta sejak kalimat pertama. Pada Natsir-nya. Juga pada cara menulisnya.

Natsir adalah Natsir yang konsisten menjadi Natsir yang idealis. Teruji dalam 2 pergantian tahta. Ia melawan orde lama, juga orde baru. Ia keras dan nyaring dalam menyuarakan pikirannya, terutama melalui tulisan-tulisannya.
Profile Image for Ardiles Yurizal Yurizal Ayub.
21 reviews
April 11, 2019
Dalam hidupnya yang cukup panjang, di balik kelemahlembutannya, ada kegigihan seorang yang mempertahankan sikap. Ada keteladanan yang sampai sekarang membuat kita sadar bahwa bertahan dengan sikap yang bersih, konsisten, dan bersahaja itu bukan mustahil meskipun penuh tantangan. Hari-hari belakangan ini kita merasa teladan hidup seperti itu begitu jauh, bahkan sangat jauh.
Profile Image for Buchori.
28 reviews
January 5, 2023
Buku biografinya bagus, walaupun bentuknya kecil tapi setidaknya menggambarkan secara garis besar kehidupan beliau. Dan salah satu point yg saya suka di dalamnya, beliau pernah berkata tentang kepemimpinan "seorang pemimpin seperti tukang kayu terampil, yg mana harus bisa memanfaatkan segala jenis kayu". Dan masih banyak insight lainnya.
Profile Image for Salma Aqilah.
4 reviews
September 26, 2024
Buku pertama tentang Muhammad Natsir yang berhasil membuat saya ingin membaca buku lain tentang beliau 👏
9 reviews
February 6, 2018
Buku ini mengupas lika - liku perjuangan natsir dari sudut pandang yang berbeda dari biografi kebanyakan. dikemas dengan bahasa yang ringan dan padat
9 reviews1 follower
May 28, 2012
Potitisi santun penyelamat disintegrasi republik ini dikenal sederhana, tulus, jauh dari motif keduniawian. Oleh karena karakter itulah, Mosi Integral Natsir 1950: kembali ke negara kesatuan Republik Indonesia mulus menuai dukungan mayoritas parlemen Republik Indonesia Serikat (RIS). Teguh memperjuangkan tegaknya syariat Islam dalam NKRI, ia tidak pernah memaksa ketika mayoritas (perwakilan) rakyat belum bisa menerimanya. Tersisihkan di negeri sendiri, pemikirannya justru diakui dan diterima luas di dunia Islam internasional.

Untuk seorang pemikir Islam sekaliber M. Natsir, saya mulanya kaget menemukan namanya kurang bergaung di belantara sejarah RI. Pertama kali saya dengar namanya ketika PKS mengangkat iklan bertajuk guru bangsa. hehe... mungkin karena saya kuper kali ya atau memang peran sejarahnya dikebiri (seperti tokoh-tokoh besar nasional yang lain)? mudah-mudahan yang pertama :)
Profile Image for Sayekti Ardiyani.
127 reviews3 followers
September 26, 2016
Membaca halaman awal buku ini saya langsung jatuh hati pada sosok ini. Tokoh Masyumi ini adalah menteri pada masa Sukarno yang cerdas, santun dan sederhana. Segala fasilitas yang bisa diperolehnya sebagai seorang menteri tak membuat ia dan keluarganya memanfaatkannya untuk kemudahan hidup.

Kesantunannya membuat ia bersahabat karib dengan tokoh-tokoh yang tak sehaluan seperti D.N Aidit. Kekritisan dan keberaniannya menyampaikan kritik membuat ia bersebrangan dengan presiden meski pada awalnya ia adalah menteri yang pendapat dan 'nasihatnya' dibutuhkan presiden. Kekritisan dan keberaniannya itu pula yang membuat ia disisihkan oleh dua rezim yang berkuasa, Sukarno dan Suharto.

Membaca buku ini pembaca mendapat gambaran Indonesia pada awal kemerdekaan dan awal orde baru. Betapa banyak tokoh pembangun bangsa yang disia-siakan oleh penguasa sebab suara membangunnya justru dianggap sumbang.
Profile Image for Bening Tirta Muhammad.
100 reviews26 followers
September 12, 2013
Soal politik santun yang bikin kawan heran dan lawan segan.

Soal pembelaan atas ideologi sampai mati.

Soal bapak bangsa yang dua kali dicurangi karena kekuasaan.

Soal hidup bersahaja, tidak makan uang negara.
Profile Image for Farid Akram.
109 reviews17 followers
July 7, 2016
Salah seorang tokoh yang diminati,bagi saya beliau adalah seorang demokrat yang sejati.

Daripada Masyumi higga ke Dewan Dakwah Islamiyyah,Mohammad Natsir (Pak Natsir) tetap konsisten dengan pendekatan dakwah beliau dalam menyampaikan Islam kepada masyarakat Indonesia.
Profile Image for Galih Kartika.
17 reviews4 followers
February 5, 2016
Memilih demokrasi sebagai jalur memperjuangkan Islam sebagai dasar negara. Begitu keras berdebat memperjuangkan gagasannya itu lewat badan konstituante. Namun, ketika gagal ia terima dengan lapang dada, senjata tak pernah diangkat.
Profile Image for Aqmarina Andira.
Author 3 books10 followers
February 2, 2017
Ideologi Islam yang anti-sekulerisme tapi moderat dan demokratis sampai ke tulang sumsum ternyata bisa juga. Santun, sederhana, ikhlas, dan bisa mempraktikkan sikap "agree to disagree", sepertinya itu kuncinya.

Buku ketiga di tahun 2017.
Profile Image for Riri Novriani.
6 reviews2 followers
October 19, 2015
ternyata Natsir tidak sepenuhnya seperti yang diceritakan oleh kepala sekolah saya dulu, tapi buku ini pun juga sebuah cerita dari versi yang berbeda :)
Profile Image for 0 Zayn!.
73 reviews1 follower
February 9, 2019
Mengajarkan kesederhanaan ditengah kehidudapan politisnya
Displaying 1 - 24 of 24 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.