Tak ada respons. Duh, enggak tahu apa, prakarya anak-anakku harus jadi besok!
"Bang, saya mau beli kertas karton!!!"
Tiba-tiba si penjaga toko mengulurkan tangan. Eh, eh mau apa nih? Pikirku panik. Namun sebelum aku sempat menghindar, penjaga toko tersebut membuka kaca helmku.
"Mau beli apa, Mbak?"
Opss! Rupanya dari tadi kaca helm masih tertutup, pantas saja aku teriak-teriak enggak kedengaran!
*** Konon, wanita lebih sigap dan mampu ber-multitasking dibandingkan pria. Dibatasi waktu yang tidak pernah melampaui 24 jam sehari, jadilah para ibu dalam buku ini jumpalitan menangani aneka urusan. Dari urusan anak yang mulai puber, anak yang hobi mogok sekolah, gonta-ganti PRT, hingga pengasuh yang hobi pacaran dan membawa kabur anak asuhnya!
Kisah-kisah dalam buku ini adalah kumpulan pengalaman para ibu dari berbagai kalangan, mulai dari ibu rumah tangga, wanita karier, sampai single mother. Repot? Pasti. Stres? Bisa jadi. Tapi, jelas tak ada bandingannya dengan cinta, bahagia, dan pelajaran berharga yang diterima.
Simak kisah mereka dalam spektrum mengasyikkan: haru biru, menggelitik, ceria, dan penuh perenungan.
Buku ini mengisahkan 19 cerita dari 19 para Ibu tentang suka dukanya mereka menjadi Ibu. Bagaimana mereka menjadi jumpalitan menghadapi hari-harinya. Cerita yang mamancing tawa namun juga kadanng penuh keharuan. Buku ini membagi pengalaman dari para Ibu dalam menghadapi tumbuh kembang si kecil, adapula yang berbagi kehawatiran akan anaknya yang remaja.
Dari cerita ini, saya bisa menyimpulkan bahwa dengan menjadi Ibu, perlu kesabaran yang lebih, tenaga yang ekstra, kreatifitas yang tinggi dan wawasan yang luas. Ini bukan merupakan prasyarat untuk menjadi Ibu, tetapi proses pembelajaran seorang Ibu. Sebenarnya bukan hanya anak yang tumbuh dan berkembang, tetapi Ibupun tumbuh dan berkembang seiring dengan anaknya. Juga,dari cerita dalam buku ini, seberapapun jumpalitannya para Ibu ini, segala rasa yang tidak mengenakkan itu terbayar ketika melihat anaknya tersenyum manis atau tertawa bahagia.
Dengan membaca cerita dari para Ibu ini, saya menjadi lebih menghargai dan menyayangi Ibu saya. Karena meskipun tanpa kata-kata ataupun untaian tulisan betapa jumpalitannya beliau ketika membesarkan saya dulu, sampai sekarang saya masih bisa merasakan beliu tetap jumpalitan demi saya hanya untuk melihat diri saya lebih baik dari dirinya dan melihat saya bahagia...
Sebelum membaca buku ini kupikir, apa sih istimewanya? Paling-paling hanya cerita ibu-ibu yang berkeluh kesah saja. Menurutku, pengalaman hidupku sendiri sudah hebat, keras, dan penuh perjuangan tanpa henti. Namun, cerita pendek demi cerita pendek membuatku mesem-mesem, teranguk-angguk dan akhirnya menjejalkan buku ini tas putri sulungku yang sudah menginjak usia remaja untuk dibaca.
Sesulit apa pun pengalaman yang diceritakan, para penulis mengungkapkannya dengan ringan. Walau demikian, aku masih bisa turut merasakan desakan yang terkandung. Di samping itu, seribet apa pun, kita masih sempat cengengesan menertawakan kejadian yang terkadang memalukan yang kita alami.
Walaupun sudah tahu bahwa kisah hidupku tidak unik, tapi dengan membaca buku ini aku menyadari bahwa aku tidak sendirian di dunia ini.
Akhirnya selesai juga membaca buku ini. Kalau pepatah yang mengatakan "don't judge the book just from the cover" itu tidak berlaku bagi saya ketika melihat buku ini. Saya tertarik pertama kali karena melihat covernya yang menarik (ehm, apalagi warnanya merah). Selain itu, hasil cetakan dan kertas yang digunakan buku ini juga bagus, sehingga mata saya tidak cepat lelah saat membaca. Untuk isinya, ehm... ini curhatan ibu-ibu saat mengurus buah hati mereka. Lucu, kadang ikut geregetan, bikin pengin cepat-cepat punya anak (eh...). Gaya bertuturnya pun tidak terlalu kaku, saya suka. Yang pasti, buku ini bermanfaat sekali, berbagi pengalaman tentang mengurus anak. Tapi, saya masih menjumpai beberapa tulisan yang typo. :)
Sejauh ini bukunya asyik dibaca dan saat saya sampai pada halaman terakhir pun buku ini membuat saya tersenyum.
Buku-buku terbitan Lingkar Pena yang merupakan kompilasi tulisan dari beberapa penulis, khususnya tentang kisah-kisah serta suka duka menjadi seorang Ibu Rumah Tangga selalu mengasyikkan untuk dibaca. Seakan-akan saya menemukan dunia saya sendiri dan teman senasib sepenanggungan ;D hahaha. Bahasa yang digunakan para penulisnya juga tidak kaku, mengalir wajar dan seringkali dibumbui humor-humor ringan yang sanggup membuat saya tersenyum-senyum sendiri saat membacanya.
Semoga Lingkar Pena semakin banyak dan sering menerbitkan buku-buku dengan genre 'curcol' dengan berbagai tema seperti buku ini ya, karena saya yakin banyak pembaca yang menyukai model bacaan seperti ini. Walaupun tergolong bacaan ringan, namun banyak pelajaran yang bisa kita petik di dalamnya.
baru nemu lagi buku ini, ternyata nyelip di bagian belakang lemari.
membaca buku ini seperti melihat pengalaman saya juga sebagai seorang ibu. jumpalitan apalagi pas anak masih usia balita. kesel, capek, kadang suka marah, gak jarang juga pengen nangis lalu akhirnya setiap malam di saat melihat anak-anak, saya selalu minta maaf atas semua kekesalan yang mungkin sengaja dan tidak sengaja saya luapkan pada mereka. lalu mencium mereka seraya menghaturkan doa, semoga Tuhan melindungi mereka dimanapun berada.
Menjadi Ibu Ramah Tangga sering disepelekan banyak orang. Mereka tidak paham bahwa honestly, seorang ibu rumah tangga justru bekerja berkali lipat lebih berat dan lebih lama dibanding profesi pada umumnya. Begitulah full time mother, mereka melakukan yang sepenuh hati untuk keluarganya.
Sebuah kutipan menarik dalam buku ini terletak pada halaman 71: “Menjadi ibu full time, upahnya jauh lebih tinggi dari pekerjaan mana pun di dunia, karena bayarannya adalah cinta yang tulus.”
"Menjadi full time mother upahnya jauh lebih tinggi dari pekerjaan manapun di dunia, karena bayarannya adalah cinta yang tulus."
"Faktanya, kerja di luar atau tidak itu hanya soal pilihan. Siapa yang tidak mau mengaktualisasikan diri sebagai wanita? Tidak ada. Namun bentuk aktualisasi diri itu memang beragam. Seperti apa kata suami saya, bahwa memang masing-masing orang memiliki prioritas dalam hidupnya."
~~~
Siapa sangka loh, saya yang berniat MEMBELI buku ini, justru mendapat GRATIS, bahkan langsung dari penulisnya. Subhanallaah walhamdulillaah, hadza min fadhli Rabbi. Jazakumullaahu khairan, Mba Retno (Retnadi Nur'aini).
Antologi yang manis sekali. Ga sabar pengen ikut merasakan jumpalitan, heuheu. Semoga surga itu memang diperuntukkan untukmu, wahai para Ibu hebat. :')
Sembilan belas kisah dan tips yang menarik untuk dibaca dari para supermom dalam mengurus suami, anak dan keluarga tercinta.
Ketegangan para ibu menghadapi pembantu dengan aneka ragam tingkah lakunya. Dan banyak kisah lainnya yang semakin menunjukkan wanita benar-benar multitasking.
Bagaimana harus pandai membagi waktu yang hanya 24 jam untuk menyelesaikan banyak pekerjaan. Benar-benar kisah yang menarik untuk dibaca.
cerita ibu-ibu di sini seru-seru! ga kebayang betapa repotnya ibu kita ya. tapi meskipun jumpalitan begitu, semuanya itu tetap tidak berarti apa-apa selain memberikan kebahagiaan. sosok ibu benar-benar tonggak sebuah keluarga. jadi jangan pernah malu atau meremehkan profesi ibu rumah tangga, sebab profesi itu adalah profesi terbaik seorang wanita, dunia akhirat :)
Buku ini menceritakan tentang suka duka dan ribetnya menjadi ibu, makanya buku ini di beri judul "Jumpalitan menjadi ibu" ;) Baca buku ini jd senyum2 sendiri, karena isinya hampir sama dengan pengalaman saya yg baru saja menjadi ibu selama 20 bulan ;) Ternyata saya ngga sendirian, banyak juga ibu2 di luar sana yg pada jumpalitan ngurusin anaknya :) hehehehehe