Jump to ratings and reviews
Rate this book

Penjelajah Antariksa #1

Penjelajah Antariksa: Bencana di Planet Poa

Rate this book
Malam panjang telah tiba di planet Poa. Malam gelap gulita dengan hawa dingin yang membuat darah pun jadi beku. Kaum Terra di planet Poa mulai berkumpul di Kota mereka yang terlindungi oleh langit buatan. Agaknya malam panjang itu pun akan berlalu tenang.

Ternyata tidak. Penduduk asli planet Poa ternyata banyak yang tidak percaya akan tekad kaum Terra untuk suatu waktu meninggalkan planet itu guna mencari tempat tinggal yang lebih baik. Beberapa orang pemimpin mereka memutuskan untuk menghancurkan masyarakat Terra -- karena merasa didukung oleh kaum Terra asing dari Armada Antariksa Perserikatan Planet-planet.

Empat orang anak -- Vied, Veta, Stri, dan Raz -- terlibat langsung dalam bentrokan yang kemudian terjadi. Pertempuran berkobar dimana-mana ... di Flavo, di antariksa, di angkasa, di permukaan planet, dan bahkan di bawah permukaan planet itu sendiri.

224 pages, Paperback

Published September 1, 1985

16 people are currently reading
367 people want to read

About the author

Djokolelono

146 books129 followers
adalah seorang penulis buku Indonesia tahun 70 hingga 80-an. Dia dikenal sebagai penulis buku fiksi-ilmiah seperti seri Penjelajah Antariksa (Bencana di Planet Poa, Sekoci Penyelamat, Kunin Bergolak), Jatuh ke Matahari dan sekuelnya, Bintang Hitam. Selain menulis buku fiksi-ilmiah, Djokolelono juga dikenal sebagai penulis buku anak-anak, seperti seri Astrid, dan beberapa cerita wayang. Djokolelono juga adalah seorang penerjemah. Buku-buku yang ia terjemahkan antara lain Petualangan Tom Sawyer dan karya Mark Twain yang lain, seri Pilih Sendiri Petualanganmu, seri cergam Mimin, seri Mallory Towers dan buku-buku Enid Blyton yang lain, dan seri Rumah Kecil Laura Ingalls Wilder[1]. Karya-karyanya diterbitkan oleh Pustaka Jaya (PT Dunia Pustaka Jaya), Gramedia, dan BPK Gunung Mulia.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
35 (28%)
4 stars
35 (28%)
3 stars
43 (35%)
2 stars
7 (5%)
1 star
2 (1%)
Displaying 1 - 30 of 30 reviews
Profile Image for Magdalena Amanda.
Author 2 books32 followers
August 19, 2017
Sesungguhnya, pertama kalinya saya (mencoba) baca novel ini adalah ketika saya kelas 6 SD.

Waktu itu setiap minggunya anak2 digiring ke perpustakaan untuk meminjam buku, minimal satu, dan saya tidak sengaja menemukan buku ini di daerah rak yg kayaknya dilewatkan oleh semua orang. Tapi sayangnya waktu itu saya sama sekali tidak selesai bacanya. Sebenarnya lucu ya, saya baca Animorphs dan Goosebumps udah sampe berjilid2 selesai semua, kenapa gak selesai baca novel ini.

-timeskip ke masa kini-

Waktu saya mendapati buku ini dicetak ulang, saya sbnrnya sudah lupa bahwa saya pernah membaca bukunya ketika SD. Tapi waktu membaca sinopsisnya, saya samar2 ingat dan akhirnya memutuskan untuk sekalian memborong empat buku (tinggal 2 buku lagi belum).

Anyway, mari masuk ke review bukunya.

Kover buku barunya bagus! Bagus pake banget kalo menurut saya! >.<

Di tiap awal chapter juga ada gambar kecil yg style-nya sama kayak kover dan itu bagus (again, menurut saya).

Ceritanya sendiri overall bisa dinikmati oleh remaja dan mgkn pembaca yg lebih muda juga. Bayangkan Star Wars. Perjalanan antar bintang, singgah di planet, ya, semacam itu.

Akan tetapi ...

Saya nggak suka karakter2 novel ini. =_= Terutama Veta dan Raz. Ada indikasi anak2 ini sbnrnya mau diarahkan ke karakter anak2 semacam Lima Sekawan--anak2 yg senang berpetualang dan penuh rasa ingin tahu.

Tapi, percaya deh, penuh rasa ingin tahunya Veta dan Raz itu nyusahin dan membahayakan diri sendiri+orang lain. Ini situasinya lagi perang! Dan ada situasi Musim Dingin Panjang yang ngerusak gelombang alat komunikasi serta bikin kendaraan shut down juga, lalu si Raz ini diajak balik pulang ke kota sama kakeknya malah mampir sana lah, liat ini lah, ambil itu lah.

Lebih nyebelinnya lagi, Raz diceritakan sbg seorg anak pandai. Lalu udahnya bikin dia dan kakeknya terdampar di luar dan malah terlibat aneh2, nggak ada indikasi penyesalan maupun usaha memperbaiki kesalahan. :/ Kamu dicoret dari daftar ahli waris, tahu rasa kamu, nak! :/

Veta jg digambarkan pandai, sampe level bisa niru teknologi asing dengan luar biasa cepat.

Tapi lalu dia "Sisa, ayo kita cari Sisa dan Grap kita! Broa Vied tidak mengabari dari tadi, jadi mari kita cari sendiri aja!" sementara situasi di luar lagi perang.

Kok brilian sekali itu kedengarannya. :/

Ada banyak karakter lainnya, tapi yang paling utama adalah 4 bersaudara--Vied, Veta, Stri, Raz--dan kakek mereka, Dram. Tidak ada nama belakang yang disebut atau mungkin disebut tapi saya skip begitu saja karena banyak nama-nama lain semacam Jenderal Tex, Jenderal Roon, Kapten Seneco, Presiden Remo, dll.

Yg mana membuat saya bertanya2, nama sebanyak itu apa nggak memusingkan untuk target pembaca buku ini?

Dan, yaaaa, dengan karakter sebanyak itu, wajar juga sih kalau empat karakter utama malah jadi nggak tereksplorasi dengan baik.

Lalu constructed language aka conlang di cerita ini ...

Mungkin di tahun 1985, kata "Broa", "Sisa", "Grak", "Grap" akan terasa orisinil, tapi di masa sekarang ketika sudah lbh byk org mengenal bhs Inggris, saya menduga akan banyak yg lsg ngeh bahwa Broa itu dari bro(ther), Sisa itu dari sis(ter), Grak itu dari gra(nd)k(id), Grap itu dari gra(nd)p(a).

Tapi kata "Sisa" itu plg menarik perhatian saya.

"Di mana sisa tiga?" << saya membayangkan kalimat ini sembari "Apanya yg sisa tiga? Tahu bulat? Ato telor dadar sisa makan siang tadi?"

*maksudnya Vied nanyain si Stri ada di mana ke Veta

Latar belakang terjadinya perang sendiri menurut saya cukup mudah dipahami (ingat, aslinya ini novel anak) dan eksekusinya bagus. Kepentingan dan alasan pihak2 yg terlibat perangnya tidak sekedar "aing ingin menguasai dunia mwahaha" (ada sih pihak si aing itu, tapi dia menginisiasi perangnya taktik adu domba, nggak frontal main serang kayak di beberapa fiksi-fantasi lokal yg pernah saya baca).

Seandainya saya lebih ngerti dan kebayang sama pertempuran di luar angkasanya, ini visualisasinya bakalan seepik anime Macross. Yakin banget.

Saya agak terombang-ambing antara kasih bintang 2 dan 3 sejujurnya. Bintang 2 krn masalah conlang dan karakternya yg minta dicoret dari daftar ahli waris, tapi ingin bintang 3 juga krn perang yg terjadi--meskipun berakhirnya terhitung Deus ex Machina--nggak "remeh" ato malah kelewat njlimet kayak yg saya temukan di novel fiksi-fantasi lokal.

Akhirnya saya kasih bintang tiga karena entah kenapa hempasan rasa nostalgia sci-fi sederhana menaklukkanku. #lebay
Profile Image for Biondy.
Author 9 books234 followers
October 27, 2022
"Penjelajah Antariksa: Bencana di Planet Poa" bercerita tentang kehidupan para manusia Terra di Planet Poa. Setelah planet mereka hancur, para manusia Terra menjelajahi ruang angkasa, berusaha menemukan tempat tinggal yang baru. Salah satu kelompok penjelajah tiba di Planet Poa dan tinggal di tempat itu, mengira Poa adalah sebuah planet tak berpenghuni. Tapi, saat Malam Panjang tiba, para penduduk planet itu muncul ke permukaan.

Kini, bertahun-tahun setelahnya, saat bangsa Terra telah berhasil mengembalikan teknologi mereka yang hilang karena Malam Panjang, para manusia Terra akan meninggalkan planet itu.

Pada hari sebelum Malam Panjang tiba, Raz, seorang gadis kecil, dan kakeknya terjebak di luar kota karena berusaha menolong seorang manusia Poa. Vied, Veta, dan Stri, ketiga kakak Raz, berusaha menemukan Raz dan kakek mereka. Di saat yang sama, muncullah kelompok manusia Terra lainnya yang memiliki teknologi yang lebih canggih. Kali ini mereka datang untuk menguasai planet itu.

Setelah menantikan sekian lama, akhirnya terbit ulang juga serial Petualangan Antariksa dari Djokolelono, salah satu pionir fiksi-ilmiah di Indonesia. Awalnya saya mengira kalau tema yang diangkat itu berat, tapi ternyata tidak terlalu juga.

Ceritanya tidak terlalu berat di pembahasan ilmiah atau strategi politiknya. Kisahnya lebih fokus pada petualangan Raz dan kakeknya di dunia Manusia Poa, Vied yang menjelajahi Poa pada Malam Panjang demi mencari kakek dan adiknya, serta Veta dan Stri yang terlibat dalam pertarungan yang meliputi planet itu.

Deskripsinya menarik. Saya suka dengan bagian perang yang terjadi. Bagian itu memang seru soalnya. Yang saya kurang suka adalah penokohannya. Seluruh karakter di novel ini masih belum terasa tiga dimensi buatku. Mereka juga masih berada dalam area hitam-putih. Mungkin kisahnya akan lebih menarik kalau keadaan mental para tokohnya lebih diperlihatkan lagi.

Satu hal yang jadi pertanyaan saya adalah saran dari Kapten Seneco yang menyarankan untuk menghancurkan Flavo, bulan Planet Poa, agar manusia dapat mendiami planet itu tanpa masalah.

"Kesulitan kalian hanya pada benda buruk itu. Bulan yang kalian sebut Flavo. Jika bulan itu kalian singkirkan, kalian hancurkan, maka gerhana ini takkan terjadi lagi. Walaupun matahari kalian menjauh, dengan tiadanya bulan itu, maka kalian tak usah bersembunyi di balik mangkuk beling ini. Sinar Hurt bisa mencapai planet ini. Aku yakin teknologi kalian cukup memadai untuk membuat peluru-peluru yang bisa menghancurkan bulan itu. Aku yakin kalian bisa membuat reaktor-reaktor nuklir yang bisa membuat udara di luar hangat dan nyaman. Jika tak ada Flavo, di luar pun terang-benderang!" (hal. 82-83)


Masalahnya, setahu saya, bulan itu bukan hanya menjadi penerang di malam hari (atau dalam kasus ini penyebab gerhana panjang yang membuat seluruh planet menjadi beku).

Misalkan di bumi, bulan juga menimbulkan ombak dan pasang-surut yang berakibat pada rotasi planet (lamanya waktu satu hari/bumi berputar pada porosnya). Kalau bulan tidak ada, maka kemungkinan bumi akan berotasi lebih cepat. Hal ini membuat hari menjadi lebih pendek dan seluruh makhluk hidup harus beradaptasi dengan jam biologis yang baru. Rotasi yang lebih cepat juga berarti angin yang bertiup lebih kencang. Belum lagi akan ada masalah pada perubahan musim dan lautan.

Intinya, akan ada banyak perubahan kalau bulan tidak ada.

Latar belakang saya kebetulan bukan fisika atau astronomi, yah. Jadi, saya juga tidak terlalu kompeten untuk berandai-andai soal ini sebenarnya. Tapi, saya rasa menghancurkan Flavo bukan jalan yang paling efektif. Atau, sebenarnya bisa saja Flavo dihancurkan dan tidak memberikan dampak signifikan bagi Poa, tapi hal itu tidak dijelaskan di sini.

Secara keseluruhan, saya suka dengan novel ini. Jarang-jarang bisa baca fiksi-ilmiah karya penulis Indonesia soalnya. Ceritanya juga cukup seru dan diakhiri dengan plot yang membuat penasaran akan kelanjutannya.

Saya merekomendasikan buku ini untuk yang suka membaca pertarungan luar angkasa ala Ender's Game. Kalau yang kamu cari adalah fiksi ilmiah keras ala The Martian, mungkin buku ini kurang tepat untukmu.

Buku ini untuk tantangan baca:
- 2015 Young Adult Reading Challenge
- 2015 New Authors Reading Challenge
- 2015 Lucky No. 15 Reading Challenge
Author 3 books29 followers
August 5, 2016
Perlu diingat, target pembaca buku ini adalah anak-anak sekitar 7-14 tahun. Jadi gaya bahasanya pun mengikuti gaya bahasa anak-anak yang sederhana dan konflik di dalamnya pun gak ribet-ribet biar anak-anak bisa ngikutin. Pendalaman karakter pun gak digali lagi karena mungkin dianggap gak perlu, jadi ya semua ngambang di permukaan aja. Padahal saya mengharapkan intrik politik dan intrik keluarga, tapi itu semua nggak ada di buku ini. Kalo untuk anak-anak, buku ini sudah cukup bagus.
Profile Image for Rizki Utami.
212 reviews21 followers
July 17, 2020
Actual rate : 3,5 / 5 Bintang

Awal tertarik dengan fantasi dan scifi penulis Indonesia, akhirnya diberi pinjam buku ini. Bagian pertama buku sangat menantang karena karakter Raz yg menyebalkan dan bikin aku pengen jitak dia. Akhirnya aku putuskan buat skimming dlu sampai akhir. Setelah puas dengan endingnya, barulah aku balik lagi ke awal buat beneran baca (nggak dilewat).

So far seru sih. Mengingatkan sama cerita macam Star Trek. Tapi sayangnya chemistry ke4 bersaudara nggak terlalu berasa. Mungkin karena scene interaksi diantara mereka yang kurang. Banyak keanehan yang aku rasakan di buku ini, tapi mungkin akan terjawab di buku selanjutnya.

Kesimpulan : suka dengan ceritanya apalagi mengangkat tema luar angkasa. See? Penulis lokal pun imajinasinya hebat loh, nggak kalah sama penulis di luar sana.
Profile Image for F.J. Ismarianto.
Author 4 books21 followers
August 6, 2016
3.5

Butuh 90-an halaman untuk akhirnya bisa menikmati buku ini. Buku yang bagus dan memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Tapi tampaknya terhalang target pembacanya yang anak-anak. Sehingga halamannya kurang banyak. Setting dan karakternya juga kurang tereksplorasi. Plotnya bagus, tapi karena halamannya sedikit, jadi ya terlalu cepat!
Profile Image for Op.
373 reviews125 followers
August 5, 2017
Penasaran lanjutannya >.<
Profile Image for Ratna Sari.
308 reviews12 followers
June 17, 2017
"Mudah saja bagi kita memaksa tinggal di sini dan membuat orang Poa tak berkutik, tetapi tak baik merampas rumah milik orang lain, bukan?" (hlm. 10)

Penduduk Terra berpencar mencari planet baru setelah bumi tmptnya tinggal hancur akibat perang. Mereka berjanji tdk akan menempati planet sdh berpenduduk. Akhirnya, satu koloni menemukan planet Poa, planet yg subur & tak berpenghuni. Tapi, 6 bln kemudian saat Malam Panjang tiba, orang asli Poa muncul dr bawah tanah. Janji hrs ditepati, penduduk Terra berusaha mencari planet lain. Sayangnya, sblm itu terjadi, koloni Terra dr Perserikatan Planet-Planet dtg dan mengadu domba. Perang tak dpt dihindari. Bagaimana nasib Planet Poa?

Sejujurnya, aku salut dgn keharmonisan di planet Poa. Mereka bergantian menempati Planet Poa. Saat musim panas, penduduk Terra yg ada di permukaan planet, sedangkan orang Poa tinggal di bawah tanah. Begitu sebaliknya saat Malam Panjang. Walaupun penduduk Terra lbh cerdas & berteknologi lbh tinggi, tp mereka sadar diri bahwa mereka adalah tamu di Planet Poa. Sayang bgt, gara2 keserakahan dr satu koloni yg berada di planet lain & bbrp orang Poa, perdamaian itu hancur. Kzl!

Tokoh utama di novel ini adalah kakak beradik dr penduduk Terra, yaitu Vied, Veta, Stri dan Raz. Dari keempatnya, aku paling suka Vied 😚 Dia itu kakak yg tanggung jwb bgt. Sanking baiknya, dia bahkan tak tega sampai membunuh musuh (jujur ini bikin greget bgt 😂). Veta jg keren, dia pny otak yg cerdas bgt. Mirip Ali di seri bumi'nya Tere Liye 😅.

Sayangnya alur ceritanya terlalu cepat menurutku. Di satu bab saja, bs bbrp kali berganti setting 😅 Apalagi saat perang terjadi. Harus baca dgn konsentrasi tinggi. Agak puyeng jg menghafalkan nama tokoh & pesawat yg bnyk, takut ketuker yg baik dengan yg jahat 😂 Keteganggan dan keseruan di novel ini menurutku berhasil digambarkan dgn cukup detail. Jd aku terasa seakan ikut berada di Planet Poa.
Profile Image for Dewi Kirana.
Author 2 books20 followers
December 23, 2016
Untuk ukuran cerita yang diterbitkan pertama kali tahun 1985, buku ini keren banget. Ngebacanya kayak nonton Star Wars deh. Tapi ya, buat ukuran buku anak-anak, perang yang digambarin di kisah ini makan korban yang sama sekali nggak sedikit. Untungnya nggak digambarin secara detil berapa ribu orang yang jadi korban, seberapa parahnya efek pasca perangnya. Kalau iya, bakal jadi buku buat kalangan dewasa kayaknya hahahaha...
Profile Image for Fazar Japra.
8 reviews1 follower
January 30, 2023
Rasanya kayak makan soto di Planet Hoth. Perang dingin-dingin beku di luar angkasa tapi berasa banget yang nulis orang Indonesia. Dramanya sinetron sekali.

World buildingnya mantep, politik kepentingan dan keserakahan dihighlight sedemikian rupa. Sayangnya karakternya kebanyakan jadi siwer pembaca yang on off kayak diriku ini.

Tapi Secara umum, ini jadi pilihan cerita sains fiksi yang menyenangkan.
Profile Image for Steven S.
697 reviews67 followers
November 9, 2015
"Orang berani biasanya beruntung." -Jenderal Tex.


Petualangan seru dialami Raz dan keluarganya dalam menghadapi serbuan koloni Terra yang datang dari galaksi luar. Berbekal keberanian dan tekad yang kuat pembaca diajak menyelami dongeng petualangan yang menghanyutkan. Sebagai cerita sains fiksi lokal yang memukau. Seri Penjelajah Antariksa memiliki premis yang memikat.

Ditulis dalam bab-bab yang penuh aksi, kita seakan diajak menjelajahi Planet Poa bersama para tokoh di dalamnya. Ras manusia Terra yang berhasil selamat dari kehancuran bumi merupakan pendatang di Planet ini. Selama beberapa masa lamanya hidup berdampingan dengan penduduk asli yang menetap di bawah tanah. Sebuah ikrar dibuat. Suatu saat ketika kapal antar galaksi telah siap, mereka akan pergi dengan damai. Memasuki sebuah masa yang bernama "Malam Panjang". Sesuatu terjadi. Saat langit di angkasa dikuasai kegelapan yang beku dan berada di luar perlindungan kota sebuah kesalahan besar. Sekelompok koloni Terra bermental penakluk yang tak bermoral datang untuk mengambil alih planet Poa. Nyatanya kekuatan dan teknologi "penjajah" ini lebih maju ketimbang kelompok Raz. Apakah Planet Poa dapat ditaklukan? Bagaimana serunya perlawanan dari penduduk Terra kepada saudaranya sendiri?

Cerita yang tidak biasa bagi anak-anak. Dongeng sebelum tidur yang membuat penasaran. Terlebih itu Penjelajah Antariksa mengandung banyak nilai positif bagi anak-anak. Semisal menginspirasi anak menjadi seorang yang pemberani. Selalu merasa tertantang dengan dunia yang baru. Tekad pantang menyerah kala menghadapi kesulitan. Itulah yang menjadi nilai lebih dari dongeng sains fiksi Djokolelono. Deskripsi yang sederhana di dalamnya akan mengasah daya imajinasi anak bahkan orang dewasa. Narator yang bersemangat di dalam cerita merupakan bonus yang menyenangkan.

Salah satu pemicu saya membeli buku ini adalah ingin merasakan petualangan antariksa ala The Martian. Bulan Oktober adalah bulan yang unik. Terkena gimmick rilis film The Martian. Saya terlebih dahulu kenyang dengan review The Martian. Saya begitu heran karena semua ulasan dibuat sangat menarik oleh teman-teman BBI. Puncaknya ulasan buku ini nyaris ada tiap minggu. Dan setelah hampir beberapa minggu membandingkan harga. Harus dicatat sebagai sejarah. Saya sering memutuskan membeli buku dalam hitungan menit. Namun The Martian adalah proses membeli yang epik. Malam-malam berkutat dengan jejeran situs jual buku. (Dollar yang masih cukup tinggi membuat buku ini masih cukup mahal). Sampai akhirnya saya memutuskan membeli paperback The Martian di salah satu toko buku impor online.



Seri awal ini merupakan pembuka yang apik. Bisa dikatakan ini adalah Ender's Game versi Indonesia. Saya kira akan disenangi oleh semua kalangan umur. Saya tidak ragu untuk mencoba membaca kelanjutan dari Penjelajah Antariksa yang diterbitkan ulang penerbit KPG. (Edisi ini diterbitkan pertama kali di tahun 1985). Selamat membaca.

Profile Image for cindy.
1,981 reviews156 followers
November 13, 2015
Awalnya kukira ini cerita petualangan menjelajah angkasa luar (seperti Jatuh ke Matahari) begitu, tapi ternyata ceritanya lebih ke battle-space-story daripada adventure. Bukannya itu adalah hal buruk..., aku sendiri menikmati saat-saat adu strategi dan adegan perangnya yang "menggelegar" ditambah kekisruhan politik yang membumbuinya. Berbagai acuan teknologi dan scifi kental terasa di setiap bagian, terpapar dengan lumayan detail dan enak diikuti, tidak terasa kejanggalan *kewaguan* bercerita sama sekali.

Jika ada satu hal saja yang bikin aku jengkel saat membacanya, itu adalah bahwa sulit sekali membedakan kubu militer Terra (pribumi, baik) dengan kubu militer Terra (pendatang, musuh). Lagi perang seru-serunya... dhuaaaar pesawat meledak... kirain pesawat musuh, eh ternyata pesawat sendiri. Nama-nama dan jabatan militer kedua pihak amat mirip, nama-nama tokoh yang lumayan banyak disebut saat perang itu (tanpa karakterisasi yang cukup dalam), sliweran-numpang-lewat, membingungkan dalam mengikuti alur perangnya yang mengalir cepat. Beberapa kali harus bolak-balik halaman sambil mengingat-ngingat ini tokoh yang mana to??!? ^^V

Tapi sekali lagi, ini seri pembuka dari serentetan kisah, dan kisahnya ditutup dengan ending cliffhanger yang bikin penasaran to the max, jadi bagiku, novel ini jadi novel scifi aseli indonesa yang amat sangat patut dibanggakan.

OK, lanjut buku #2...

*thanks teman-teman BBI Joglosemar yang sudah berbaik hati mengkadoin aku buku ini, dan sequelnya juga. CCMM*
Profile Image for Dessya Natascha.
120 reviews3 followers
June 17, 2016
really a page turner!!

beli krn iseng, krn covernya yg shiny. awalnya skeptis, krn scifi kok yg nulis namanya jadul bgt. pas dibaca dr halaman2 pertama alurnya udah cepet dan ternyata kok lumayan dan cukup gampang diikuti. ceritanya semacam Ender's Game, perang2 antar galaksi gt, dan makin ke belakang alurnya makin kerasa cepet bgt. BANGET.

sempet ngerasa alurnya terlalu cepat, tp jd maklum sih, krn di satu buku berusaha menceritakan bencana awal di planet poa selama 48 jam. tp ya kdg juga agak ga masuk akal, kecerdasan si veta jd semacam shortcut utk teknologi yg dibikin puluhan/ratusan(?) tahun jadi gampang dibikin hanya dg beberapa jam. lalu dr apa yg saya rasakan ketika membaca adalah mungkin banyaknya karakter jd sulit membedakan mana yg kubu terra dan mana yg bukan. abis nama dan jabatan antariksa-nya sama semua kayanya, hehe.

awalnya mau ngasi 3 bintang tp kemudian sy tambahkan lagi setelah kepo liat tahun published.
1985. *bengong*

lah ini buku lawas??!!! kirain thn 2000an. hahahaaha
bbrp thn belakangan cr scifi lokal aja msh byk yg errrr. lah ini scifi lokal jadul pake banget tp asik dan ga maksa. fyi, utk terbitan 85 bahasanya ga wagu loh... dan yg kece adalah, ketika tahun segitu yg lain sedang sibuk ngeributin rhoma irama, atau lg bisik2 tentang rezim orde baru, si mbah udah bikin planet sendiri ttg peradaban bangsa manusia bernama Terra yg lg cari bumi baru.

*sungkem ke mbah Djokolelono*
Profile Image for Sulhan Habibi.
805 reviews63 followers
December 5, 2015
Bagus sih. Gak nyangka ada cerita tentang perang luar angkasa karya lokal.
Cerita pun lumayan seru, namun yang aku sayangkan cerita novel ini langsung to the point tanpa perkenalan setting dan tokoh yang kurang membangun pondasi cerita.
Setting tempat, pondasi cerita, penokohan tidak terbangun dengan bail.

Seandainya ada gambaran mengenai Planet Poa itu seperti apa, alamnya bagaimana, lokasi di mana, dan sebagainya maka Planet Poa akan terasa lebih indah, lebih dekat dan lebih dikenal pembaca. Coba ada penggambaran setting tempat dengan lebih detail lagi.

Tokoh pun tidak ada pengenalan latar belakang. 4 Bersaudara tidak digambarkan mereka siapa, sifatnya bagaimana, umur berapa. Sifat dan kemampuan mereka cuma tergambarkan dengan seadanya.
Bangsa Terra dan Orang Poa seperti APA juga tidak tergambarkan dengan baik. Ciri fisik, sifat, kemampuan, dsb.

Tokoh banyak, nama beragam, dan tidak ada pendalaman karakter jadi simpati terhadap para tokoh, orang Terra, Orang Poa terasa kurang. Rasanya hambar dan afa rasa ketidakpedulian terhadap mereka.

Tapi secara keseluruhan cukup bagus. Cukup bikin penasaran kelanjutannya.

3,5 dari 5 bintang
35 reviews
January 30, 2017
Buku ini melampaui masanya. Terutama di tahun 1985 saat pertama kali terbit. Bahkan hingga saat ini-pun, jarang sekali penulis di Indonesia berani membawa pembaca ke petualangan di luar Bumi dengan teknologi canggih dan pertempuran pesawat-pesawat antariksa.

Singkatnya, saya sangat menikmati petualangan pertama empat bersaudara: Vied, Veta, Stri, dan Raz. Pada buku ini, planet mereka tinggal, Poa, diserang kaum manusia lain dari luar sistem galaksi mereka. Serunya, kejadian tidak sesederhana itu, pihak manusia lain ini menghasut penduduk asli planet Poa untuk berperang di pihak mereka. Intrik politik dalam cerita ini secara mengejutkan menarik dan sedikit bisa jadi cerminan kita semua.

Djokolelono juga berhasil membingkai pertempuran luar angkasa dengan seru. Sampai merasa terbawa di tengah pertempuran. Hal yang agak kurang menurut saya adalah istilah-istilah yang terlampau baru seperti Grap untuk kakek, Broa untuk kakak lelaki, dan lainnya. Secara keseluruhan saya suka buku ini dan segera memberi sekuel-sekuelnya.
Profile Image for Hobby.
1,062 reviews2 followers
December 18, 2015
Saya Bingung ...
Ini seharusnya cerita anak-anak atau dewasa ?
Karena tokoh-tokoh utamanya bisa dikatakan anak-anak hingga remaja yang tergambar dengan jelas melalui dialog-dialog hingga poa pikir yang ya ... kekanak-kanakan.
Tapi situasi yang melatar belakangi kisah ini lumayan kompleks untuk dikatakan sebagai bacaan anak-anak. Apalagi nama-nama karakter yang luar biasa banyak dan tidak mudah untuk diingat dalam sekali baca (mirip baca cersil deh, begitu banyak karakter yang bermunculan di sana0-sini).
Inti curcol ini : reaksi seakan-akan 'terjepit' dalam situasi yang berbeda dan bertolak-belakang secara bersamaan.
Walau harus diakui, idenya sangat menarik dan seting yang dipilih pun luar biasa (mengingatkan versi Ender's Game karya Orson Scott).
Sayangnya, keinginan untuk beri bintang lebih ... tidak bisa kulakukan karena masih belum dapat 'feels-nya' - atau lebih baik lanjut buku kedua sajakah ???
13 reviews
December 21, 2015
Berbicara mengenai Sci-fi, ternyata Indonesia memiliki segudang penulis dengan karya-karya Sci-fi yang bahkan ada yang mendahului Star Wars. Bisa dibilang Penjelajah Antariksa karya Djokolelono inilah yang menjadi pendahulu Star Wars.

Novel ini sebenarnya diterbitkan sejak lama, bahkan jauh sebelum saya lahir. Dan sekarang akhirnya bisa menikmati salah satu karya literatur dari bangsa kita sendiri yang sebenarnya jauh luar biasa bagus sekali.

Mbah Djokolelono ini adalah orang yang melampaui zamannya. Karya sastra sains fiksi ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1985. beliau mampu menggambarkan segala suasana dan fantasi sebuah planet bernama Poa yang dihuni oleh 2 kaum yang berbeda, bagaimana ia membangun situasi yang ada dan juga penamaan tokoh, tempat, dan benda merupakan salah satu hal yang melampaui pada zamannya.

https://sastrangasal.wordpress.com/20...
Profile Image for Matt.
242 reviews1 follower
September 4, 2011
A classic work of science fiction from Indonesia. I really love the story and immersed myself in it when I read it in my childhood life.

If any of you guys have this series, I'd willing to buy the book. Especially if you have the completed series.

Some of you might think Djokolelono's science fiction work not original but to me he was a pioneer in this genre in Indonesia.
Profile Image for Dion Yulianto.
Author 24 books196 followers
April 14, 2016
Tidak disangka, susah banget berhenti membaca buku ini. Sama kayak yang dibilang mbak Cindy di ulasannya, buku ini sama sekali tidak 'wagu' walau kisahnya ala-ala Star Wars banget. Ulasan agak panjang ada di sini

Terima kasih buat Steven yang sudah menghibahkan buku keren ini.

Profile Image for Hippópòtamus.
74 reviews
August 12, 2016
Baru pertama kali baca aliran buku yang seperti ini. Bagus, berasa ditarik ke dunia tersebut, tak henti-hentinya mengkhayal. Perang sesama kaum Terra juga lumayan menarik *mungkin sangat menarik* konflik yang dibangun cukup bagus. Masalah intriknya saja yang kurang rumit, hal itu cukup wajar sih kalau dilihat dari karakter-karakter di dalam buku yang sepertinya ditargetkan untuk anak-anak.
Profile Image for Pujiyanto_x.
428 reviews7 followers
December 31, 2018
rerad...

Kupikir ini kisah semacam Star Wars yang lain. Ternyata beda banget!! Menilik buku ini pertama kali ditulis pada tahun 80an, kisah ini agaknya memang luar biasa.

Apa yang terjadi di sini pas mantab banget untuk mengawali sebuah petualangan besar di buku-buku selanjutnya. Aku suka berbagai drama yang mengawali kisah ini, karena akan menjadi petualangan yang besar berikutnya.
Profile Image for Arinta Iga.
45 reviews4 followers
December 6, 2015
Liat buku ini di toko buku. Kok covernya menarik. Judulnya juga. Beli deeeeh. Ehh ternyata buku lama yak tahun 1985, cuma dicetak ulang dengan sampul berbeda.
Seru eyyy petualangannya. Siap-siap beli seri selanjutnya :D
Profile Image for Oni.
661 reviews11 followers
January 6, 2016
ketika semangat membaca saya menurun drastis..diterapi dengan segepok donal bebek..dan akhirnya..jrreeng..buku ini menyelamatkan hari..
eyang Djoko luar biasa..silakan baca sendiri..ga pandai nulis review..^^
Profile Image for Deddy Arifin.
51 reviews1 follower
October 26, 2016
sukkaaaaaa! entah mengapa waktu baca awalnya tentang malam yang panjang jadi keinget intronya game of thrones. overall suka sama ceritanya, meski ada beberapa kalimat yang rada melemnceng/ ngak sesuai. tapi saya penasaran banget dan pengen baca lanjutannya seperti apa :)
Profile Image for Andry Chang.
Author 55 books37 followers
Want to read
February 14, 2012
The guys from Blizzard must read this! This can be used as a comparison reference before the Terrans were pitted in the lasting conflict in StarCraft games.
Displaying 1 - 30 of 30 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.