Jump to ratings and reviews
Rate this book

Promises, Promises

Rate this book
Setelah bertahun-tahun lamanya, takdir mempertemukan kau dan aku lagi. Berdiri, berhadap-hadapan, dan sama-sama bingung memulai percakapan. Harusnya “Apa kabar?” dan “Aku selalu memikirkanmu” bisa dengan mudah meluncur dari bibir kita. Tapi, kau bergeming di tempatmu berdiri dan aku tak akan mengizinkan kau melihatku meneteskan air mata rindu. Aku menutup rapat-rapat hati dan menyembunyikan kuncinya sejauh mungkin darimu. Tak ingin kau menyentuhku semudah itu. Tak akan membiarkanmu memelukku seerat dulu.

Kulawan semua godaan yang menghampiriku dan ingin pergi jauh-jauh darimu... meskipun yang kulakukan justru berusaha menahanmu di sisiku lebih lama lagi. Kukatakan sudah berhenti memikirkanmu—tetapi aku sendiri ragu akan hal itu.

Aku benci tak jujur kepadamu. Namun, lebih khawatir kau akan membuatku jatuh cinta lagi untuk kedua kali.

Membuatku jatuh dan terluka lagi....

360 pages, Paperback

First published March 1, 2011

103 people are currently reading
1832 people want to read

About the author

Dahlian

11 books223 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
738 (30%)
4 stars
700 (29%)
3 stars
650 (27%)
2 stars
221 (9%)
1 star
82 (3%)
Displaying 1 - 30 of 168 reviews
Profile Image for Sefryana.
Author 24 books278 followers
June 28, 2019
Promises, Promises: Konflik Sebuah Penerimaan

Apakah mungkin seseorang yang membuat kita merasa terbuang pantas mendapatkan sebuah penerimaan kembali?

Pertanyaan ini yang terlintas di kepala saya saat membaca Promises, Promises. Realita banyaknya remaja hamil di luar nikah atau banyaknya bayi dibuang bukan hal baru lagi. Ketidaksiapan mental remaja menghadapi kenyataan bahwa mereka menjadi orangtua di usia belia, membuat mereka mengambil jalan pintas, yaitu aborsi. Menyedihkan? Tentu saja. Banyak pasangan yang sudah menikah belasan atau bahkan puluhan tahun yang tidak dikaruniai buah hati, tetapi pasangan-pasangan tidak bertanggung jawab ini, membunuh anak mereka untuk menyelesaikan masalah.

Well, saya tidak sedang membahas seks bebas ataupun aborsi, tetapi novel terbaru karya sahabat saya, Dahlian, yang membahas ketidaksiapan mental remaja tadi. Seperti kenyataan yang sering terjadi, Evan--tokoh laki-laki dalam novel ini, memilih lari dari tanggung jawab dan mengatakan pada pacarnya, Fiona, yang tengah mengandung, untuk menggugurkan kandungannya. Setelah belasan tahun, mereka dipertemukan kembali. Evan sedang mengurus perceraiannya dengan Bianca, dan Fiona menjadi desainer interior rumahnya.

Masa lalu ternyata tidak pernah pergi dari kehidupan Evan dan Fiona. Evan gamang memutuskan apa yang terbaik untuk hidupnya, sementara Fiona mengunci rapat-rapat semua tentang kehidupannya dari Evan, karena ia tidak ingin jatuh pada Evan lagi dan tidak ingin Kejora--putrinya--diketahui Evan, lalu dipisahkan darinya. Gejolak-gejolak perasaan bercampur dalam diri kedua tokoh ini.

Penyesalan setelah belasan tahun mungkin tidak berarti, tetapi usaha untuk mengubah keadaan tidaklah salah. Evan dan Fiona berusaha menunjukkan kesalahan masa lalu, bukan menjadi kesalahan Kejora. Putri mereka tetap menjadi prioritas yang harus diperjuangkan kebahagiaannya, menebus belasan tahun yang tidak Kejora miliki dari seorang ayah. Fiona mulai menata hati, merangkai kembali rasa percayanya pada Evan. Kekecewaan, kerinduan, dan rasa sakit membuat Fiona ragu menerima Evan kembali, tetapi kenyataan Evan adalah ayah Kejora tidak bisa ditolaknya.

Dahlian, lewat Promises, Promises mengajakmu untuk menerima dan mengikhlaskan. Kamu memang jatuh kembali ke seseorang yang pernah membuatmu terbuang, tetapi jatuh kali ini belum tentu ke dasar yang sama. Mungkin seseorang yang pernah menyakitimu, justru paling mampu menyembuhkan lukamu.
Profile Image for Winna.
Author 18 books1,966 followers
September 26, 2011
Baru baca buku ini stelah beli agak lama.

Enjoyable! Pace-nya cepat dan penuh konflik, jadi nggak membosankan. Cerita langsung bermula tanpa bertele-tele, dan chemistry antara Fiona-Evan sangat terasa :) dialognya juga wajar dan menyenangkan untuk diikuti. Yang sedikit mengganggu hanya pengulangan narasi seperti kekuatiran Fiona dan pikiran Evan yang cenderung repetitif, juga perubah sudut pandang dalam satu adegan yang begitu cepat sehingga saat sedang asyik larut dalam narasi Fiona tiba-tiba berubah menjadi Evan yang sedang menarasikan bagian mengenai Fiona. Begitu pula dengan berbagai kebetulan yang terjadi, seperti saat Evan tiba-tiba bertemu dengan Kejora di mal, dan berbagai kejadian jatuh Fiona di rumah Evan. Di luar itu, I like it.

Pertama kalinya baca bukunya Dahlian, btw :)
Profile Image for Rizka.
19 reviews17 followers
February 2, 2013
The first novel of Dahlian's that I read, and I can say I'm interested to read another novels. Kesan pertama yang saya dapatkan saat melihat covernya adalah, "bagus ya?" Warnanya soft dan motifnya juga bagus. Ok, I admit that I sometimes judge a book by its cover. Bukannya nge-judge sih... Tapi kadang-kadang saja kalau mau beli novel, sebelum liat sinopsis yang biasanya ada di cover belakang, saya lihat dulu cover depannya. Some people actually do that, kok :p

Soal 'dalam' bukunya, saya suka. Alurnya santai dan nggak loncat-loncat, which is a really good point. Dan Dahlian (I'm sorry I couldn't address the author with mbak/mas or something else because I didn't know anything about him/her) pintar mengatur dimana dia harus meletakkan rahasia-rahasia dan konfilk dalam novel. Selain terkesan nggak memaksa pembaca untuk mengetahui semuanya dalam satu halaman, juga buat pembaca penasaran dan melanjutkan bacaannya sampai selesai. What a great movement dan kalau boleh jujur, nggak banyak novel yang seperti ini. Deskripsi tentang karakter-karakter utamanya nggak berlebihan. Tapi tetep, saya jatuh cinta sama manisnya perlakuan-perlakuan Evan buat Fiona :))

Buat saya, kekurangannya cuman satu. Konfliknya kurang 'greget'. Oke, mata saya agak berkaca-kaca pas di beberapa bagian, (saya nggak akan kasih spoiler hehehe) tapi tokoh antagonisnya which is Bianca, nggak terlalu menggigit dan bikin saya gemes. Emang nggak bagus sih, bikin tokoh antagonis terlalu jahat dan ngeselin. Tapi nggak ada salahnya bikin Bianca a little bit more bitchy.


Overall, Promises, promises nggak hanya menarik dari covernya saja. Tetapi juga isi bukunya. 3.2 of 5. Cukup memuaskan untuk memenuhi koleksi novel-novel gagasmedia di rak buku saya :)
Profile Image for Yuli Pritania.
Author 24 books286 followers
April 2, 2015
Novel ketiga Dahlian yang saya baca, dan novel pertama pada hari pertama bulan September. Awal yang buruk.

Dari Casablanca, Baby Proposal, lalu Promises, Promises; semuanya saya kasih bintang 1 *sadis*
Ya, Promises, Promises 'sedikit' lebih baik dari dua novel lainnya. Sedikit, nggak banyak-banyak. Saya membutuhkan tiga hari untuk membaca, karena membosankan. Banyak halaman yang saya skip karena narasinya yang bikin ngantuk.

Novel ini masih menghadirkan drama mengharu-biru seperti dua novel lainnya. Dan apa yang bikin saya tetep ngasih novel ini bintang 1? Jawabannya mudah, karena saya bisa menebak setiap adegan yang bakalan terjadi tanpa perlu membalik halaman. Klise, tentang Evan yang mendonorkan darah pada Kejora, formula yang selalu dipakai untuk menguak rahasia bahwa para tokoh utama adalah ayah-anak. Juga tentang Bianca yang bikin kacau di bagian menuju akhir. Dari sana, semuanya cuma saya scan sampai akhir, tanpa benar-benar membaca.

Pertanyaan bodoh dari saya, hampir semua novel yang akhir-akhir ini saya baca memakai adegan ngelapin bibir cewek pas makan. Ini adegan super wajibkah?

Mengenai penulisan, narasinya Mbak Dahlian jelas bukan selera saya. Saya nguap berkali-kali. Dialognya? Terlalu norak dan bikin geli, apalagi pas Evan ama Fiona udah balikan. Hiiiii....

PS: Kovernya berasa kover novel historical romance banget.
Profile Image for Kungkang Kangkung.
117 reviews27 followers
July 15, 2015
Dahlian, sebuah nama yang terus-menerus mengakrabkan diri di mata dan telinga saya semenjak saya mulai berjualan buku setahun lalu. Yang namanya menjual buku untuk kamuflase saat saya membeli buku, akhirnya justru genre buku yang saya beli jadi melebar dan secara otomatis saya semakin banyak membeli buku walau belum tentu itu adalah genre yang akan saya sukai. Termasuk tulisan Dahlian ini, kehebohan para pelanggan saya dalam berebut karyanya membuat saya penasaran dan mencoba memiliki bukunya barang sejudul. Karena yang tersisa di agen hanya judul Promises Promises ini, saya pun memang hanya mengambil judul yang sisa saja.

Hasilnya, pada 90 halaman pertama tulisan Dahlian sudah membuat saya stress. Perasaan ingin mencabut semua rambut dari kepala saya seringkali muncul. Kata "resah" yang terlalu sering muncul ikut membuat saya resah, lebih tepatnya frustrasi. Narasi yang digunakan sangat bertele-tele, seakan ingin membuat ceritanya menjadi panjang dan (mungkin) indah, tapi malah menjadikannya boros dan membosankan. Saya merasa banyak kata dan kalimat mubazir dalam novel ini, kalau ditulis dengan narasi yang lebih ringkas mungkin halaman dalam novelnya bisa berkurang MINIMAL setengahnya. Ini saya sebut sebagai pemborosan kertas dan tinta. Cih!

Pembaca terus menerus disuguhi narasi yang berulang. Tidak hanya berupa kata "resah" yang bisa disebutkan 2-7 kali dalam satu halaman, tapi banyak juga setengah kalimat atau bahkan satu kalimat penuh yang diulang di lain bab. Saya bahkan menemukan satu paragraf penuh yang terasa familiar dari beberapa bab sebelumnya. Dan paragraf tersebut bukannya paragraf singkat, hampir setengah halaman! GRRR...

Sempat pada tengah pembacaan novel ini, saya ingin memastikan lagi pujian-pujian yang diberikan untuk novel ini. Saya pun mulai membaca beberapa review di goodreads, banyak yang memberi bintang tinggi, tapi ternyata ada juga yang memberi bintang rendah disertai review yang tidak menyukai narasinya yang datar, juga kata "resah"nya yang terus berulang. Review mereka membuat saya bisa melanjutkan membaca novel ini dengan lebih santai, setiap saya menemukan kata "resah" saya bisa tertawa karena mengingat review tersebut. HAHAHAHA... Seperti menemukan kegembiraan kecil di antara belukar keresahan yang membuat frustrasi. #mulaiketularanpenulis #penyakitmemunculkankataresahdimanamana

Fisik tokoh yang digambarkan terlalu sempurna hingga masuk kategori MUSTAHIL, setidaknya menurut saya. Fiona, wanita muda yang cantik, langsing, single masa hanya Evan satu-satunya orang yang mendekati? Hahaha... nggak masuk akal. Janda anak tiga saja masih bisa dipacarin brondong kok (Yunni dan Raffi), masa selama 13 tahun nggak pernah ada lelaki lain yang mendekati Fiona? Selama itu Fiona tidak pernah bertemu dengan pria yang sosoknya sedewasa Evan, se-gentleman Evan, seganteng Evan, sekaya Evan. OKE, sekali lagi tokohnya terlalu sempurna sampai-sampai mustahil. CIH!

Kemustahilan tokoh tidak berhenti pada fisiknya saja, karakternya pun ikut-ikut nggak masuk akal. Wanita usia 30-an, punya anak sudah SMP, tapi jalan pikirannya seperti gadis remaja SMA. Dengan segala gengsi yang kekanakan, kecemburuan yang tidak beralasan, kegalauan berlebih dan keresahan tiada ujung. #sigh Pria usia 30-an, sedang dalam proses cerai. Berhasrat pada seorang wanita bahkan hanya dengan perutnya tergesek lengan wanita itu sedikit, atau hanya dengan menghirup aroma parfum si wanita, mana bisa menahan hasrat dan nafsunya sampai berkali-kali. Apalagi setelah melihat tubuh wanita yang dicintainya berbalut gaun putih nan basah dan menerawang menggoda iman. IMPOSSIBLE. Paling enggak udah meluk lah.

Lalu ketika akhirnya hasrat Evan terpenuhi dengan ciuman yang dengan segera disambut dan dibalas oleh Fiona terus ya, gitu doank. Pada saat mereka mulai menjalin kasih kembali, di pondok berciuman dengan sekilas narasi yang membosankan seperti kata-kata menggetarkan, debar jantung, sentuhan pada kulit terbuka dan lalu tiba-tiba Fiona mencapai puncak. HAH? Kapan buka bajunya? #tepokjidat

Gaya penulisan di hampir seluruh isi novel bersifat tell, sangat sedikit saya mendapati show-nya. Berulang kali narasinya menekankan Evan begitu gentleman, begitu dewasa, Fiona begitu resah, jantung berdebar resah, tubuh bergetar resah, tatapan Evan membuat resah, dan resah-resah lainnya. OMG!

Dialognya kaku, saya sama sekali tidak bisa meresapi perasaan tokoh-tokohnya. BAH!

Saya juga tidak mendapati setting tempat yang memadai. Penjabaran tentang interior rumah sih banyak, tapi mereka hidup di kota mana sih? Jakarta? Paris? London? Bandung? Tegal? Oh, yang terakhir nggak mungkin kayaknya. Hahahaa...

Ketika saya curhat pada teman-teman tentang betapa frustrasinya saya membaca novel ini, mereka ikut frustrasi dan menyarankan saya (meski dengan bercanda) untuk membakar novel ini, atau direndam saja ke dalam cucian. Hahaha... Tapi saya bertekad menyelesaikannya sampai akhir, kata per kata. Lebih karena merasa ingin menaklukan isi bukunya yang membosankan dibandingkan rasa penasaran terhadap ceritanya. Saya sama sekali tidak penasaran ceritanya, sudah bisa ditebak akhirnya kok. #kalem

Satu bintang untuk keseluruhan isi yang membosankan. Maaf kalau saya tidak akan membeli karya Dahlian lagi. Kalau dipinjami atau dikasih mungkin masih mau baca sih, tapi dengan alasan yang sama dengan tekad saya menyelesaikan novel ini. :)
Profile Image for Dina.
64 reviews6 followers
September 23, 2011
sebenernya gue emang ngebet banget beli buku ini, tapi ternyata temen gue udah ada yang beli. jadinya minjem aja deh. dan ternyata banyak temen2 yang ikutan ngantri buat baca buku ini. untungnya gue dapet duluan *joget*

Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama Fiona yang bertemu lagi dengan seseorang dimasa lalu nya yang sampai sekarang tidak mau diingatnya. Evan, lelaki yang telah merenggut dan menghancurkan hidup Fiona 13tahun yang lalu. Fiona hamil diluar nikah dengan Evan, tetapi Evan pergi meninggalkan Fiona ke Jerman untuk melanjutkan studynya dan menyuruh Fiona untuk menggugurkan kandungannya. dan sejak kejadian itu, Fiona berjanji akan membenci lelaki itu.

Keadaan berubah. 13 tahun kemudian Fiona dipertemukan lagi dengan Evan, lelaki yang dianggapnya sebagai pengecut. Fiona bekerja sebagai interior rumah Evan, yang akan bercerai dengan istrinya Bianca. Waktu berubah, keadaan pun berubah. Fiona menyesal kenapa ia dipertemukan kembali dengan Evan. Tapi tidak dengan Evan, ia sangat ingin kembali dengan Fiona.

Waktu berputar. Lama kelamaan perasaan benci itu memudar dan tergantikan dengan cinta. Betapa senang ketika Evan tau kalau Kejora--anaknya Fiona-- yang ternyata itu adalah anak kandung Evan. Dan betapa merasa bersalah juga hati Evan, karena ia telah meninggalkan Fiona sendiri mengurus dan membesarkan putrinya. sendiri. Tapi bagaimana pun itu masa lalu. Dan Evan berjanji agar membahagiakan 2 perempuan yang paling berarti bagi hidupnya, Fiona dan Kejora.

ceritanya bagus. gampang dicerna.
karakter Fiona disini memang terlihat judes, mungkin memang karena masa lalunya itu. tapi karena sifatnya Fiona yg sekarang jadi membuat novel ini terlihat lebih berisi. dan karakter Evan yang sangat ingin menebus kesalahannya dimasa lalu. dengan kegigihan yang terus membuat Fiona jatuh cinta lagi kepadanya. tp kedua karakter itu sepertinya tidak bisa menahan hawa nafsu mereka. tapi dengan adanya adegan2 itu "u know what i mean" menjadikan pelengkap buku ini.

baca buku ini ngerasa tenang, waktu membacanya seperti tidak kenal waktu. sampai2 gue masuk kedalam cerita ini. overall, keren buat buku ini. 3.5 stars for the story and 1.5 stars for the cover yang emang bagusnya gak nahan.parah!

totally recommended this book!
Profile Image for Linda♥.
349 reviews
December 1, 2013
Ceritanya tentang (aduh, lupa nama karakter yg cewek, oh iya) Fiona yang ketemu sama mantan yang tega ninggalin dia saat hamil dulu, Evan. Fiona bersikeras menjauhi Evan, tapi Evan yang masih sayaaaang Fiona, nggak nyerah untuk dapetin hati Fiona kembali. Evan ini kebetulan lagi ngurus surat cerai sama Bianca, seorang artis/model (ya tuhaaan.. ini aku juga lupa). -_-

...err nggak! Bianca bukan pihak ketiga kok. Malahan aksi kejam Bianca di sini terlihat tenggelam. Yang jadi pihak ketiga di sini cuman gengsinya Fiona. Iya, me (and I believe some of you, too) bisa nebak 'apa yang terjadi selanjutnya antara Fiona dan Evan'. Karena mereka yang dari awal sampai akhir begitu-begitu doang: Evan ngejer Fiona - Fiona jual mahal - Evan nolongin Fiona - pipi Fiona bersemu merah - Evan merasa ada kesempatan - Fiona ngejauh lagi - Evan nggak sengaja nyium Fiona - Fiona (bisa ditebak) bakal balas ciuman Evan.

*lanjut*

Evan menatap Fiona dengan tatapan sayang (atau nafsu) - Fiona pura2 nggak lihat/pipinya bersemu - Evan bilang Fiona itu seksi banget - Fiona juga berpikiran yang sama, tapi pikiran itu selalu ditepisnya. Kalau dalam program, aksi reaksi yang aku sebutin tadi mengalami looping permanen, setidaknya sampai akhir halaman buku ini (Thanks for no more kegalauan of Fiona. Semuanya selesaaaai!!!).

Lalu kenapa aku sanggup baca sampai selesai?

Ini karena Dahlian. Aku nggak tahu mbak Dahlian ini pakai jurus apa. Gaya penulisannya enak dibaca. Mengalir begitu saja. Meskipun aku mengutuk kegalauan Fiona dan Evan yang nepsongan, aku tetap tertarik membaca karya mbak Dahlian yang lain. Salah satu bukunya yang lain yang membuatku tertarik adalah The Pilot's Woman. Mungkin karena ada kata-kata Pilotnya? :p Okelah.. nanti kita baca buku yang satu itu (kalau nggak lagi malas).. ^^
Profile Image for Aesna.
Author 3 books13 followers
May 21, 2014
Maafkanku, mbak Fidri alias Dahlian.

Padahal ini buku pertamamu yang kubaca.
Tapi, utuh waktu sampai tiga hari untuk menyelesaikan novel ini. Bukan karena ingin menikmatinya lama-lama, justru sebaliknya, beberapa kali aku merasakan ngantuk yang luar biasa. Jujur, jalan cerita pada seratus halaman pertama sungguh monoton.

Dari situ, aku nyoba buat nebak-nebak jalan cerita, dan viola! Benar saja, semuanya menjadi nyata, tentang Evan yang akhirnya dengan Fiona, tentang Bianca yang mengganggu, tentang Kejora yang bakalan ada apa-apa pas dititipin di Sukabumi.

Harus kuakui, bagian terbaik dari novel ini adalah ketika berbincang bersama bu Amalia mengenai kehadiran seorang Ayah, walaupun hanya beberapa halaman, kalimat yang tersirat membuatku mengangguk beberapa kali, bahwa kaimat-kalimat itu benar.

Sisanya, masuk kategori buruk ke lumayan.

Oia, saran aja mbak, untuk penggunaan bahasa, kurasa kata 'resah' tak usah tertalu banyak ya, ini yang membuatku mengurangi satu bintang lagi dari dua bintang yang tadinya ingin ku beri,

Coba lihat bagian ini:
Fiona mendesah resah. Walaupun demikian, tidak berarti ia ingin Evan kembali masuk ke kehidupannya. Fiona mendesah resah. Ia tidak pernah menyesali keputusannya untuk mempertahankan Kejora.

Dan, fatalnya, kalimat Fiona mendesah resah, ataupun berdebar resah banyak sekali berseliweran disana-sini.

Akhir kata, aku berterima kasih karena telah menciptakan karya.
Maaf untuk kritikannya, bukankah dinilai jelek lebih baik daripada sekadar dihiraukan?

:)
Profile Image for Siti Awaliyah.
91 reviews1 follower
April 11, 2013
Sangat "dahlian" sekali... Ini adalah buku dahlian ketiga yang saya baca, genre dan tipe ceritanya masih mirip2 sama dua buku dahlian yang saya baca sebelumnya. Dan dari buku dahlian yang saya baca ini saya bisa menarik signature dan ciri khas dahlian dari setiap bukunya, yakni rata2 kisan yang berawal dari benci, tidak suka, kesal, tragedi etc etc yang lama2 menimbulkan rasa sayang dan cinta yang dibumbui romantisme yang agak vulgar menurut saya untuk ukuran novel indonesia.. Yah jd kek mirip2 sama romantismes vulgar nya harlequin namun tidak separah harlequin...
Overall ceritanya mudah ditebak endingnya dan rata2 happy ending sih, namun walau demikian tetap membuat saya terus ingin membaca sampai habis karena mungkin dibawakan atau disampaikan dgn bahasa ya g lugas.. Yah again saya bacanya macam kayak nonton drama korea yang lucu romantis sedih gitu deh hehehe...
Profile Image for Dewi.
177 reviews67 followers
August 2, 2012
*melirik ke review teman2 di bawah*

Eng...pada suka ya? *gigit bibir*

Entahlah...buat saya sih buku ini over the hype. Mungkin juga ekspektasi saya yang jadi tinggi gegara baca review2 keren ttg buku ini. Ato mungkin style si penulis gak cocok sama saya. Yang saya rasa sih saya bosen bacanya. Udah gitu ceritanya standar banget. Ketebak semua dari awal juga.

Yaa gak papa sih sebenarnya cerita yg standar itu, tapi mbok ya untuk buyku2 tipis aja semacama harlequin gitu. Untuk buku setebal ini mah, saya ngarep ada yg lebih.

Yah...mungkin saya aja yg perlu baca ulang kali ya
Profile Image for Stefanie Sugia.
731 reviews178 followers
October 27, 2011
in the middle of my extremely busy week, i am finally able to finish reading PROMISES, PROMISES. and as i've expected before reading this book, the story is absolutely awesome and beautiful! i just can't get enough of Dahlian's beautiful way of telling a story, and her poetic style. the story is actually quite simple, but the plot is very entertaining and is exciting to read. if i wasn't busy these days, i would definitely finish this in less than a day :) when i have time to read, i literally can't stop reading, and have to force myself to stop in the middle of the night. so without further delay, here's the review to this wonderful story (in indonesian) :)

-----
kisah ini diawali dengan sebuah pertemuan.
mungkin pertemuan yang sangat tidak terduga bagi dua orang yang sudah selama 13 tahun tidak bertemu. pertemuan yang mengejutkan keduanya, yaitu pertemuan antara Fiona dan Evan. dengan sejarah yang begitu dalam dan menyakitkan antara mereka berdua, pertemuan itu pun menjadi canggung dan dingin.

Fiona, yang bekerja sebagai seorang desainer interior, mendapatkan job untuk mengerjakan sebuah rumah - yang ternyata adalah milik Evan, mantan pacarnya 13 tahun yang lalu. ketika keduanya berpisah, Evan telah sangat mengecewakan dan melukai perasaan Fiona. oleh karena itu, pada pertemuan mereka 13 tahun kemudian, Fiona diingatkan kembali dengan semua kejadian di masa lalu saat melihat wajah Evan. ia bersikap dingin dan berbicara dengan ketus pada Evan.

Evan menikah dengan seorang artis yang cukup terkenal bernama Bianca, namun sedang berada dalam proses perceraian. karena itulah ia meminta Fiona untuk mendesain rumah barunya untuk ditinggali. Evan yang ternyata masih menyimpan perasaan kepada Fiona mulai kembali mendekati perempuan itu; meskipun Fiona selalu bersikap acuh tak acuh dan seringkali tidak menanggapinya. Fiona sendiri adalah seorang single parent dengan anak gadis bernama Kejora - atau lebih akrab disebut Rara.

keduanya kemudian sering bertemu karena urusan pengerjaan rumah, dan karena berbagai macam situasi, Fiona dan Evan menjadi semakin dekat. Fiona sejenak melupakan ketakutannya dan perasaannya cintanya pada Evan 13 tahun yang lalu perlahan-lahan kembali muncul ke permukaan.

lalu apakah keduanya kembali bersatu? bahkan setelah Evan mengetahui bahwa Kejora adalah anak kandungnya? namun bagaimana dengan Bianca yang ternyata masih mencintai dan masih tidak rela untuk melepaskan Evan?
cerita lengkapnya lebih seru kalau dibaca sendiri ;)

aku amat sangat menikmati novel ini; pertama tentu saja karena karakter dan plot yang seru, sehingga aku selalu tertarik untuk mengetahui apa yang terjadi berikutnya. aku sangat menyukai karakter Evan dalam cerita ini. :) meskipun mungkin Evan terdengar - sedikit - terlalu sempurna, tapi aku sangat menyukai tindakan-tindakannya yang tipikal lelaki idaman yang ideal :P selain itu aku sudah menjadi penggemar Dahlian karena gaya penulisannya yang sangat dramatis dan puitis. seluruh emosi ceritanya tersampaikan dengan baik dan pembaca bisa memvisualisasikan cerita dengan baik :)
ingin sekali membaca karya-karya Dahlian yang lain :)

a wonderful love story ! ♥
Profile Image for Annisa Nur Widya.
378 reviews
April 6, 2011
buku yang saya tunggu-tunggu keluar akhirnya berhasil saya dapatkan.

mau komentar apa rasanya bingung karena baru selesai bacanya. hehe. mulai dari sampulnya, deh. saya sangat menyukai cover dan gambar bunganya. manis dan lembut. cewek banget. judulnya unik, dan bahasa yang di gunakan masih sama menghanyutkannya dengan novelnya yang lain. tema buku ini hampir sama dengan buku yang saya baca sebelumnya. tapi hanya dari segi temanya saja. jadi saya sudah bisa terbiasa dengan jalan cerita orang 'dewasa'. ada beberapa kalimat (atau gerakan) yang sama dari novelnya yang sebelumnya. kadang membuat saya tersenyum geli.

konfliknya juga gak terlalu banyak karena mungkin dari awal cerita sudah konflik semua, ya? gak akur, tatapan dingin, menjauh. wah, pokoknya si fiona ini takut banget terluka lagi deh. saya kira awalnya fiona dan evan ini pernah nikah dan akan berakhir rujuk kembali. tapi ternyata saya salah. kecerobohan dan ketergesa-gesaan memang bukan sesuatu yang baik untuk dipertahankan. sampai akhirnya konflik itu mulai berkurang pas evan tau kejora itu anaknya. tapi saya masih menyangka kalau masih ada satu masalah besar yang menanti. si bianca itu. walaupun kemunculannya di akhir banget, yang membuat saya agak kesal karena penyelesaiannya kok jadi harus terburu-buru nantinya. dan menurut saya, masalah si bianca ini jadi gak terlalu 'panas' karena hilangnya si kejora. secara keseluruhan, tetap bagus :D tepuk tangan!

oh, ya. kertasnya terlalu tipis gak sih?
Profile Image for Galuh Tyas Wijiastuti.
15 reviews1 follower
June 18, 2014
Well, akhirnya bisa selesein buku ini juga. Novel ini pinjem dari temen. Waktu liat cover saya gak terlalu tertarik tapi apalah arti sebuah cover wkwk, lalu mulai baca sinopsis. Oke nih sinopsisnya bisa bikin penasaran. Tapi setelah dibaca keseluruhan novel, saya kecewa. Mulai dari pertemuan tokoh utama yang gak berkesan. Lebih kayak pertemuan antara temen lama yg saling musuhan gitu padahal kalo dipikir-pikir masalahnya tuh lumayan berat kan ya? (Disuruh gugurin kandung lalu ditinggalin), apalagi adegan waktu Evan tau Kejora itu anaknya. Kenapa biasa aja sih? Itu anak kandung padahal. Lalu mudahnya Fiona yang maafin Evan, pribadi kalo ngalamin (amit-amit) mungkin sulit ya buat nerima pria kayak gitu lagi.

Ini novel romance tentang dua orang dewasa tapi rasanya kayak tokoh utamanya anak remaja, Fiona-Evan lebih keliatan kayak anak remaja yang lagi main "kejar-kejaran". Novel ini terlalu aman untuk semua konflik dan adegan. Penggambaran perasaan mereka rasanya hambar bgt. Dan, banyak banget pengulangan penjelasan jadinya bosan bacanya. Ceritanya gampang ditebak kalo menurut saya. Saya pikir dengan tebelnya halaman mungkin bisa beda dari yang lain tapi ternyata tidak. Adegan kissingnya juga terkesan monoton, mungkin setiap kali kissing penjelasannya sama jadi ya... begitulah. Dan saya bisa kenyang banget dengan kata Resah.

Tapi novel ini cukup menghibur, hal yang saya suka dari novel ini tuh tentang deskripsi interior ruangan oleh tokoh Fiona.
Profile Image for Yuliana  Permata Sari.
208 reviews11 followers
May 30, 2013
Fiona hanya ingin bersikap profesional terhadap Evan, tapi tidak ada yang bisa menolak pesona dari pria tampan bukan? Terlebih pria itu dulunya pernah sangat kita cintai.

Evan berjuang sekuat tenaga untuk menaklukkan hati Fiona kembali. Walaupun saat itu istrinya menolak untuk bercerai dengannya. Segala upaya di lakukan Evan, untuk membuat Bianca setuju untuk bercerai dengannnya dan agar Fiona mau kembali ke pelukannya.

Namun tak selamanya jalan mulus. Terlebih ketika Evan bertemu dengan Kejora. Apakah Fiona akan membiarkan hatinya untuk jatuh cinta kembali? Dan apakah Evan benar-benar telah melupakan istrinya yang cantik dan seorang artis itu?

http://thelittlepresent.blogspot.com/...
Profile Image for Lucky.
Author 3 books6 followers
February 4, 2013
Cukup sulit untuk saya menikmati novel romance, novel ini saya pinjam dari seorang teman dan baru saya baca setelah yang punya nagih hehe...
Sebenarnya ide cerita novel ini menarik, penulisnya juga sanggup mengondisikan keadaan --terutama yang berkaitan dengan interior-- dengan apik dan amat nyata. Namun, kisah pertemuan Fiona dan Evan diawali dengan kurang menarik, menimbulkan prasangka akankah isinya cuman soal kamu-sudah-makan-belum dan berlanjut dengan makan bersama.
Terlalu banyak pengulangan adegan dengan kalimat yang hampir sama membuat novel ini membosankan. Beruntung ada kisah haru ibu-anak di salah satu babnya, dimana Kejora mengungkapkan perasaannya sehingga Fiona menyadari kesungguhan Evan, menurut saya bab ini cukup membantu dan mengangkat cerita novel ini.
Profile Image for FE FE.
Author 68 books35 followers
September 13, 2014
Buku Dahlian pertama yang saya baca. Thanks Citrooo

At least, Evan terlalu sempurna! Gentleman dan sangat dewasa. Sayangnya dari sinopsisnya saja ide cerita ini mudah diterka. Karakter Fiona yang suka resah membuat saya agak kuatir. Kenapa kata resah berseliweran di sana sini? Mungkin Dahlian bisa mencari kosa kata baru untuk mendeskripsikan sesuatu yang sama?

Alur cerita mudah ditebak. Karakter Fiona juga kurang tegas dalam menjauhi Evan. Maunya sih lebih tegas lagi setidaknya lebih drastis gitu (maunyaaaa) hahaha... Dan banyak adegan yang mudah sekali ditebak. Ada kalimat yang kurang pas. Dan... Bukannya ini mainstream romance adegan romance nya juga kurang mainstream...

2 bintang saya rasa cukup... :)
Profile Image for sifa fauziah.
52 reviews
June 25, 2016
Blurb nya benar-benar bikin aku kepingin baca, tapi ceritanya... kurang suka. Maksudku, aku gak dapat sensasi apa-apa baca ini, meski ceritanya seolah merujuk ke-'ini', pikiranku tahu bahwa sebenarnya tuh seperti 'itu'. Seperti udah tahu aja yang benarnya bagaimana.
Aku gak khawatir sama sekali ketika Evan yang konon, mau rujuk dengan Bianca, merebut Rara dari Fiona, toh aku tahu, sebenernya mah enggak, cuma dikarang aja sama penulis, sayangnya, pikiranku tidak ikut semestinya yang diinginkan penulis, karena yang aku bilang, aku udah nerka sendiri, singkatnya; ketebak.

Lagipun aku gak suka dengan Fiona yang jujur aja kelewat bodoh sewaktu SMA, sepertinya aku gak begitu amet secinta-cintanya sama orang, realistis aja, sih.
Profile Image for Nur Fauziah.
109 reviews
July 26, 2012
Baca ini udah cukup lama, cuma baru sempet ngerating, saking lamanya kali ya jadinya lupa.
ceritanya manis, menyentuh, so sweet pokoknya. tentang Evan dan Fiona yang ketemu lagi setelah bertahun-tahun berpisah dengan cara yang kurang baik.
Cewek2 mesti baca ini, karena karakter Evan nya bener-bener bikin kesemsem. dan aku selalu suka dengan karakter cewek yang kuat, Fiona ini kuat loh menurutku, dia bertahan dgn prinsipnya untuk ga mau jatuh cinta lagi sama Evan yang dulu udah membuat dia terluka.
simple but sweet. love it!
15 reviews6 followers
March 30, 2013
Sejujurnya, saya tidak terlalu banyak berharap ketika membaca buku ini. Tetapi karena dipinjami dan covernya yang menarik, saya tertarik untuk membacanya.
Setelah membacanya, saya hanya bisa bilang ceritanya sangat mudah ditebak seperti novel remaja tetapi bedanya disini karakternya adalah orang dewasa dan ditambah adegan skinship. Itu saja. Walaupun begitu saya memuji gaya cerita dan alurnya yang bagus selain itu yang saya suka, adanya penggambaran tentang pekerjaan fiona yang detail.
Profile Image for Nina Purwanto.
12 reviews6 followers
May 4, 2011
another nice story from Dahlian.
masa lalu memang tidak bisa diubah.
yang tersisa hanya penyesalan.
tetapi jika memang diberikan kesempatan untuk memperbaikinya lagi, sesulit apapun untuk meyakinkan dan berusaha untuk itu, lakukan lah.
karena kita tak pernah tahu, apakah kesempatan itu akan datang lagi.
terlebih kepada cinta.

Profile Image for Ifadah.
4 reviews3 followers
May 9, 2011
huwaaaa.... speechless deh bacanya! :D
Profile Image for Aidi Aik.
48 reviews1 follower
November 21, 2020
.
Judul: Promises, Promises
Penulis: Dahlian
Penerbit: Gagas Media
Cetakan kesepuluh, 2013
354 hlm; 13x19 cm
ISBN 979-780-486-0
.
Fiona merupakan single parent dari seorang anak perempuan yg sudah tumbuh mnjadi gadis remaja SMP, Kejora namanya. Fiona bekerja sebagai desain interior.
Evan adalah masa lalu Fiona, mereka dipertemukan kembali setelah tiga belas tahun lamanya. Mereka tidak sengaja terjalin kerja sama dalam sebuah proyek. Fiona bekerja untuk mendesain interior rumah Evan, rumah yg "calon mantan istrinya" tidak mengetahui tentang keberadaan rumah tersebut. Bianca, istri Evan adalah aktris terkenal yg mulai redup.
.
Cerita dalam novel ini bergenre romance. Ketika aku membaca novel ini belum ada setengah dari seluruh halaman novel, aku sudah menebak endingnya akan seperti apa. Walaupun begitu, penulis mendeskripsikan tentang interior dan ide-ide Fiona begitu detail.
Membaca novel ini rasanya mengalir begitu saja, karena pemilihan kata-kata yg digunakan penulis mudah dipahami dan ringan dibaca. Tetapi, ada beberapa kosakata yg aku kurang mengerti tentang interior, tapi tidak masalah, bisa cari informasi di google 😁
.
Novel ini menurutku untuk 17+ ya hehe.
Penulis juga memberikan kejutan-kejutan kecil dalam novel ini, teka-teki dalam kehidupan Fiona yg sengaja dia sembunyikan dari Evan. Ya bisa dibilang Evan ini mantan pacar Fiona ketika SMA. Masa lalu yg begitu menyakitkan untuk Fiona. Masa lalu yg membuat Evan merasa bersalah sampai tidak pernah bisa melupakan Fiona. Sampai akhirnya mereka dipertemukan kembali. Benih-benih cinta semakin tumbuh diantara keduanya. Sampai suatu ketika Fiona meminta Evan untuk menjauhinya, menjauhi putrinya juga. Mengapa? Ada apa?.
.
Lalu apakah Fiona dan Evan akan kembali bersatu?
Bagaimana kelanjutan kasus perceraiannya Evan dgn istrinya, Bianca?
Apa saja rahasia yg Fiona sembunyikan dari Evn?
Profile Image for Indah Verlane.
39 reviews1 follower
March 17, 2018
Novel ini mengusung tema yang mainstream, tentang cinta dan penerimaan.
Di bab2 awal saya sempat bosan, dan sempat berpikir mau berhenti atau lanjut membaca. Akhirnya saya memutuskan untuk melahap habis novel ini.

Makin ke tengah, rasa bosan saya mulai berkurang. Konflik yang terjadi antara Fiona dan Evan lumayan membuat saya gemas. Sifat Fiona yang labil, membuat saya geleng2 kepala ketika membacanya. Sementara itu, sikap Evan yang berubah menjadi lebih perhatian dan bertanggungjawab membuat saya senyum2 sendiri ketika membacanya. Ah, jadi pengen punya pacar atau suami yang kayak Evan 😂

Secara keseluruhan, cerita dalam novel ini lumayan menarik bagi saya. Bagi penyuka novel bergenre romance, silahkan membaca novel ini.
Profile Image for bibliofienna.
60 reviews
March 20, 2024
My romance comfort book. I could go back again and again reading this book. Romansanya dapet, mild young adults spicy scene juga dapet banget, heartbreaknya juga kena banget. Paket komplit dan ga bosennya aku bolak-balik baca ini. Plus, bacaan ini bisa bentar banget kaya stgh hari udh abis🥹 i want more🥹
Profile Image for Fataya.
Author 3 books17 followers
August 27, 2017
Novel romance dewasa pertama yang aku baca... ^^
142 reviews4 followers
June 10, 2020
Bercerita tentang Fiona yang tak sengaja bertemu dengan mantan pacarnya, Evan, setelah 13 tahun berlalu. Hubungan mereka sekarang adalah klien dengan design interior rumah. Fiona sangat ing
Profile Image for May.
32 reviews
January 30, 2024
went home to find out i had this book on my shelf. didn't remember how and when d0 i get it but i just read it again.
well, nothing much to say. moral of the story, be responsible for a decision that you made.
Profile Image for Hayati.
245 reviews
July 29, 2012
“Peran ibu memang penting bagi psikologis anak Jeng, tapi ayah juga mempunyai peran yang nggak kalah penting, yang nggak bisa digantikan oleh ibu.” Amalia kembali berbicara tanpa mengalihkan pandangannya kepada Fiona. “Seorang anak yang memiliki kedekatan hubungan dengan ayahnya, akan memiliki kedekatan hubungan dengan ayahnya, akan memiliki emosi yang lebih stabil saat dewasa nanti. Akan lebih siap dalam menghadapi tekanan hidup. Dan, khususnya untuk anak perempuan, ada banyak hal yang bisa mereka dapatkan dari ayah mereka,” ia mengalihkan pandangannya pada Fiona, “mereka mempelajari pria dari mengamati ayah mereka, dan mendapatkan rasa percaya diri dari bagaimana cara ayah mereka memperlakukan mereka. Penting bagi mereka untuk merasa dicintai ayah mereka. Ia tersenyum sedih, “saya sudah banyak melihat remaja wanita yang salah jalan, para wanita tidak bahagia dengan pernikahannya, atau selalu mengalami kegagalan dalam hubungan dengan pria, hanya karena tidak memiliki hubungan yang harmonis dengan ayahnya sewaktu kecil.”
Ucapan Amlia Suryadi di atas menohok Fiona dan membuatnya tidak bisa berkata apa-apa. Yang ada di pikirannya hanyalah masa depan Kejora nantinya. Yah, Fiona adalah seorang single parent yang membesarkan putri semata wayangnya, Kejora yang sedang beranjak remaja.
Awalnya hidupnya baik-baik saya walaupun dia harus banting tulang mencari uang untuk memenuhi kebutuh mereka berdua. Tapi semuanya berubah saat dia bertemu lagi dengan pria yang membuatnya menderita, pria yang telah 13 tahun meninggalkannya. Pria yang dulunya sangat ia cintai sehingga memberikan harta berharganya sebagai seorang wanita. Pria yang dulu menyuruhnya untuk mengugurkan buah hati mereka, pria yang tidak menginginkan kehadiran Kejora. Evan. Itulah nama pria itu.
Dengan enggan hati Fiona menerima proyek rumah Evan. Yah dia akan berusaha untuk profesional dan tidak akan memandang masa lalunya dulu dengan Evan. Saat mereka bertemu Evan sangat kaget, tidak menyangka akan bertemu dengan Fiona, setelah 13 tahun tidak bertemu.
Saat masa-masa pengerjaan renovasi rumah Evan, Fiona selalu dingin terhadap Evan dan sebisa mungkin untuk jaga jarak dengan pria itu. Di sisi lain, Evan sadar bahwa ia masih sangat menyayangi Fiona dan ingin memulai hubungan lagi dengan Fiona. Evan sadar kalau Fiona membencinya, dia juga sangat menyesal akan kelakuan dan sikapnya di masa lalu yang pengecut. Dia berniat untuk memperbaiki seluruh kesalahannya.
Tanpa menyerah, Evan selalu berusaha untuk mendekati Fiona. Walaupun wanita itu lebih sering bersikap dingin dan menolaknya Evan tidak menyerah. Sampai pada suatu hari Evan bertemu dengan Kejora, anak Fiona. Saat bertemu dengan Kejora pertama kali, Evan merasakan sesuatu yang aneh, tetapi dia tidak tahu perasaan apa yang di rasakannya, sehingga saat tanpa sengaja ia bertemu kembali dengan Kejora di Mall dia tidak melewati kesempatan itu dan mencoba untuk mulai mengenal Kejora, dia berharap dengan mendekati Kejora dia bisa membuka hati Fiona.
Akhirnya setelah melewati waktu yang panjang, Evan berhasil meyakinkan Fiona bahwa dia serius dan bersungguh-sungguh dengan Fiona serta menjelaskan kesalah pahaman 13 tahun lalu.
Tapi di saat hidup Fiona mulai membaik dengan adanya Evan di sisinya, Bianca, istri Evan yang sekarang sedang menjalani proses perceraian dengan Evan datang bertemu Fiona dan memberitahu kan sesuatu yang memporak-porandakan Fiona. Yang telah menghancurkan hatinya, dia tidak menyangka Evan selama ini hanya mempermainkannya dan hanya ingin mengambil Kejora dari hidupnya. Dengan perasaan terluka Fiona berusaha untuk menjauhi dan pergi meninggalkan Evan.
Apakah mereka tidak akan bersatu? Apakah benar Evan hanya ingin merebut Kejora dari kehidupan Fiona? Mungkinkan tidak ada cinta sedikitpun yang tersisa di hati Evan untuk Fiona? Terlalu banyak kemungkinan yang ada, jadi untuk mengetahuinya silahkan di baca ^^
Hah, aku nggak tahu mesti komentar dari mana. Ceritanya... bagus dengan konflik untuk menerima dan memaafkan kembali orang yang telah melukai kita di masa lalu. Dan penulisan mbak Dahlian juga bagus, mungkin karna ini novel keempatnya jadi penulisannya baik.
Yang membuat aku membeli novel ini pertama kali adalah karena aku jatuh cinta pada covernya dan jatuh cinta pada sinopsisnya apalagi saat membaca ceritanya aku jatuh cinta pada ceritanya.
Aku sangat sangat menikmati saat membaca novel ini, dan membuatku untuk terus membaca hingga halaman terakhir. Dan saat menutup novel ini, aku cukup puas dengan akhir ceritanya serta jalan ceritanya hingga menuju akhir. Selain itu sosok Evan di novel ini membuat hati aku ‘meleleh’ dan kagum akan sosok Evan di sini walau awalnya sempat sebal dengan sikap pengecutnya Evan. Jadi secara keseluruhan novel ini sangat sangat bagus buat pecinta novel romance, wajib baca dan koleksi!!!
Displaying 1 - 30 of 168 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.