“Kamu ini belum terkenal saja sudah sombong sekali. Begitu banyak orang menginginkan peran itu, kamu malah menolaknya! Kamu lupa dengan perjuangan kamu selama ini? Dengan jilbab kamu tidak akan pernah bisa jadi apa-apa!”
Hidup penuh lika-liku: sedih, bahagia, tawa, duka, canda, dan ceria. Semampu apa seseorang mengelola emosi-emosi jiwa ini, setinggi itu pula sikap mental yang akan dimiliki. Dan itulah yang kini menjelma pada diri Oki Setiana Dewi, aktris Muslimah yang namanya melejit melalui perannya dalam film Ketika Cinta Bertasbih.
Di buku ini Oki dengan sangat tulus berbagi tentang kisah hidupnya: tentang masa kecilnya di Batam, kegigihannya menjalani kehidupan Jakarta, impian-impiannya yang tertulis rapi di diary, hingga nazarnya untuk berjilbab demi kesembuhan ibunda tercinta. Semua itu diungkap dengan sangat jujur dan terbuka. Sungguh kisah yang memesona dan begitu mendebarkan.
Buku ini diangkat dari catatan harian Oki Setiana Dewi, seorang aktris muda yang melejit lewat film Ketika Cintaku Bertasbih.
Oki kecil dilahirkan tahun 1989 oleh keluarga keturunan Jawa dan Palembang. Ayah Oki merupakan pegawai negeri sipil yang hidup sederhana. Di tengah kebersahajaan itu Oki tumbuh menjadi anak yang pemberani dan kreatif serta relijius. Oki sejak kecil sudah melatih kemandirian dengan membuat pernak-pernik kerajinan, ikut lomba dan lain-lain untuk menambah uang saku-nya. Oki juga senantiasa rajin belajar sehingga prestasi sekolah juga tidak mengecewakan. Berbagai lomba seperti model, MC dan kegiatan ekstrakurikuler dia ikuti dengan hasil yang cukup membanggakan. Oki rajin menuliskan cita-cita hidupnya dalam buku hariannya, dan dia berusaha keras untuk mencapai apa yang dituliskannya.
Ketika menginjak SMA, Oki merasa membutuhkan tantangan baru sehingga dia hijrah ke Jakarta. Adalah perjuangan hidup yang cukup berat ketika gadis 16 tahun hidup sendirian di Jakarta untuk bersekolah dan mencoba mencari kerja serta untuk menambah uang saku serta ikut berbagai audisi untuk mewujudkan cita-citanya sebagai artis. Cobaan itu ditambah dengan ibundanya yang menderita penyakit kulit yang kronis dan harus sering berobat ke Jakarta. Ditengah cobaan itu, Oki menerima hidayah untuk tegar, sabar dan menjalankan tuntunan agama dengan memakai jilbab. Walaupun banyak pihak yang mencemoohnya ketika dia memakai jilbab kali pertama.
Oki yang kemudian berhasil masuk Universitas Indonesia terus berikhtiar dengan belajar secara tekun, aktif dalam berbagai kegiatan kampus termasuk teater. Kegiatan itulah yang kemudian menjadi pembuka pintu karir Oki ke dunia film, dan menghantarnya untuk bertemu Kang Abik (penulis novel Ayat-ayat Cinta, novel Ketika Cintaku Bertasbih dll) seorang penulis yang dikaguminya serta bertemu Dedy Mizwar seorang aktor film yang diimpikanuntuk bisa bermain dengannya. Keberhasilan merambah dunia film diikuti dengan kekhusyukannya untuk menjalankan perintah Illahi. Dari hasil kerja kerasnya, Oki berhasil mengantar ibundanya untuk mewujudkan mimpi mengunjungi Baitullah...
Membaca buku ini, saya sempat menangis mengingat besar dan indahnya cinta kasih Oki kepada Ibundanya (dan sebaliknya). Buku ini sangat menginspirasi karena kita bisa belajar banyak dari tulisan Oki dimana untuk meraih keberhasilan kita harus bersikap sabar, bekerja keras, mampu menyusun prioritas, harus punya cita-cita, hemat, pandai bersyukur, pandai membagi waktu, tawadhu’dll...Pengalaman hidup Oki yang dituliskan dengan ringan tanpa menggurui di buku ini, tidak kalah bobotnya dengan tulisan para ahli teori manajemen yang gelarnya berderet-deret. Di tengah jaman yang semakin materialis (profan), Oki saat ini merupakan mahluk langka yang mampu mengintegrasikan kehidupan yang beretos kerja tinggi (profesional) dengan kehidupan yang relijius... Semoga Allah senantiasa membimbing Oki untuk memberikan pengabdian terbaik bagi bangsa ini serta menjadi rahmatan lil’alamin di dunia ini.....
Bukan novel. Lebih kepada biografi hidup seorang bernama Oki Setiana Dewi. Seperti namanya Setiana..Benar dia seorang yang setia, setia kepada agamanya, setia kepada keluarganya.
Membaca biografi kisahnya..buat saya menitis airmata dalam perjalanan dia menempuh alam dewasa.
Saya tercari-cari macam mana rasanya merindui ya rabb..merindui rasulullah..saya cemburukan Oki..perjalanan hidupnya sangat menarik..kisah dari zero ke hero..dan kembali menjadi zero apabila dia berhijrah dari zone hidupnya yang selesa dan kembali menjadi hero apabila dia dah temui rentak hidupnya.
Ayat yang paling tak boleh saya lupa.. Saya tulis dalam bahasa melayu la ye..mengikut fahaman saya. "Apabila aku sudah melupakan cita-citaku untuk bergelar artis, dan meletakkan diriku sepenuhnya ke jalan Mu, Kau bukakan jalan hidupku kembali kearah apa yang aku inginkan dahulu"
Maksudnya, bila dia dah menyerahkan segala-galanya untuk Allah, berhijab melupakan segala cita-citanya bergelar seorang artis, Allah permudahkan jalannya untuk menjadi artis kembali. Subhanallah..maha suci Allah..tuhan sekalian alam..
"fabiayyi ala i rabbikuma tukadziban" Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Sejujurnya, saya sempat mengira memoar ini "so so" saja. Tak disangka, membaca bab-bab awalnya cukup bagus. Lanjut baca, makin menarik. Oki, gadis cantik-manis yang dikenal nasional melalui audisi film KCB, ternyata lihai menulis. Kebiasaan menulis diary sejak sekolah dasar hingga kini yang diakui Oki di bagian prolog sepertinya telah melatih Oki mengekspresikan pikiran-pikirannya. Maka jadilah buku ini enak dinikmati, inspiratif, dan menimbulkan keharuan di beberapa bagian, terutama (buat saya) bagian saat Oki harus mendampingi ibunya yang sakit.
So, 4 bintang buat buku ini, karena saya melihat buku ini sangat layak menjadi bacaan (terutama) remaja putri. Di tengah minimnya teladan dari dunia entertainment, maka sosok Oki dan bukunya mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi untuk selalu bekerja keras, merajut mimpi, dan tak mudah putus asa. Semoga Oki istiqamah berdakwah melalui seni.
sudah lama mengidam2kan buku ini, ntah kenapa baru terbeli seminggu yang lalu agak basi memang...karena novel KCB udah kulahap habis dan film KCB telah usai :D
tapiiii.....aku akan lebih menyesal lagi jika tidak memiliki buku ini.
subhanallah.... luar biasa kisah perjalanan Oki, bagaimana usahanya untuk menjemput hidayahNya di usia yang masih sangat belia sangat "menamparku", (bekaca pada diri sendiri yang masih belum apa2 di usia yang semakin bertambah) :(
merinding....suerrr!!! waktu membaca bab2 akhir, ketika untuk pertama kalinya Ia dan Ibunda menginjakkan kaki di tanah suci (doaku, semoga Allah pun memberi kemudahan yang sama untukku dan semua saudara saudaraku seiman untuk menjadi tamuNya,sebelum kami "kembali" ke PangkuanNya, aamiin :))
berkaca2 mata ini ketika membaca doa Oki di tanah suci.
Oki sangat apik dalam menyajikan kisah hidupnya, jujur sekali...dan sangat menyentuh.....
recomended buat semua adek2ku, kawan2ku (terutama yang belum membaca), tetep semangat untuk terus berusaha merapat PadaNya :))
Oki hari ini adalah pembentukan dari segala cabaran dan liku yang dilaluinya dalam perjalanan mengejar cita-citanya menjadi seorang budayawan.Jalannya kelihatan sukar saat memilih untuk bertudung,ditambah dengan dugaan ibu yang sakit,sememangnya dugaannya amat berat.Namun,Oki benar2 insan terpilih,tabah melalui ribut dan taufan itu,sehingga akhirnya datang 'pelangi' yang begitu indah.Sehinggakan tidak terjangkakan,akhirnya,dengan bertudung,dia akhirnya diletakkan kembali di bidang budaya yang selama ini ingin diikutinya,lebih bermakna,jalannya itu selaras dengan perubahan dirinya yang ingin berdakwah serta menjadi muslimin yang sejati.
Yana harap,dapatlah semua membaca pengembaraan OKI ini,banyak hikmah yang boleh dikutip daripadanya. Mungkin susuanan ayatnya tidak seindah buku2 OKI selepasnya,tetapi ilmunya tetap banyak!
Ketika saya mendapatkan buku ini tiga hari yang lalu dari sebuah event workshop Blogger yang diadakan oleh salahsatu penerbit buku ternama di Kota Bandung, saya terkesan biasa saja, dalam benak saya berbisik “Paling juga ini cuma mengulas kisah seseorang yang lulus casting film Ketika Cinta Bertasbih lalu namanya kini meroket dan bercokol di zona nyaman sebagai artis pada umumnya. Pandangan saya berubah 360 derajat, saat membaca pengantar dari orang-orang yang kompeten dalam edukasi komunikasi, menulis dan pendidik seperti Neno Warisman, Gumilar Rusliwa Somantri (Rektor UI), Reza M Syarief dan Pak Tifatul Sembiring di halaman depan sungguh memberi gambaran tentang seorang Oki Setiana Dewi yang bukan cuma perempuan biasa. Perempuan pejuang dengan sejuta ide dan pemikiran untuk menjadikan makna hidup lebih berarti.
Lebih menghentak hati saya, saat membaca prolog di halaman 41, yang mengungkapkan bahwa tulisan pada bukunya diselesaikan selama waktu break shooting selama 4 bulan, sebuah perjuangan yang tak sia-sia.
Bab pertama Oki menceritakan kisah masa kecilnya di Batam yang tinggal di mess bersama beberapa keluarga teman ayahnya, yang didalamnya hanya dipisahkan oleh kamar-kamar, Oki dan ketiga adiknya tinggal disana merasa bahagia walau keadaan ekonomi sangat terbatas namun cinta dan kasih sayang kedua orangtua dan adik-adiknya sangat berlimpah sehingga kehidupan dapat dijalani dengan baik dan semangat.
Bab kedua sangat menarik lagi, membuat saya hanyut dalam perjalanan Oki remaja, tak hanya mengalami perjalanan seorang remaja masa kini yang pada umumnya masih gelendotan sama orangtua, konsumtif dan selalu ingin disuapi dalam melakukan usaha apapun demi kemajuannya. Oki remaja sangat mandiri, kreatif dan penuh perjuangan, didikan kedisiplinan dari sang Ayah membuat pribadi Oki tangguh dan berani berjuang.
Dari Sekedar menuliskan mimpinya di buku diary, Oki selalu mengejar apa yang jadi keinginannya melalui usaha keras dan upaya maksimal, tak heran sedari kecil Oki sudah bekerja menjadi MC dalam setiap perayaan atau acara launching, ikut perlombaan walau belum menang terus diikuti tanpa menyerah sampai akhirnya memenangkan terus berbagai lomba fashion show dengan hadiah yang bisa ditabung dan untuk membeli hadiah bagi adik-adiknya, Oki remaja tak mementingkan kesenangannya sendiri, keluarganya adalah segalanya.
Saat SMA Oki sudah menjalani hidup di Ibukota, bergelut dengan segala warna perjuangan keras untuk bertahan hidup di Ibukota seorang diri, masa sekolah yang penuh adaptasi tak menjadi halangan baginya untuk mengejar impiannya agar bisa kuliah di Universitas Indonesia, dengan segala upaya untuk mengelola uang kiriman orangtua untuk biaya hidupnya di Jakarta, walau sempat down dan ingin pulang karena ada saat ia merasa tak sanggup menghadapi ujian yang berat sendirian, namun pendekatannya kepada Allah SWT mampu memantapkan lagi hatinya untuk terus maju.
Oki yang terbiasa berprestasi gemilang sempat menurun prestasinya hanya mendapatkan peringkat 12, ibunya sempat kecewa, Oki langsung melakukan evaluasi diri, bahwa dia harus mengurangi kegiatan casting yang bayarannya tak seberapa, di televisi pun hanya nampak kaki atau punggung saja dan Oki kembali menata hidupnya lagi sampai berhasil menembus Universitas Indonesia dengan nilai gemilang dan menjadi siswa terbaik.
Berbagai kegiatan dalam organisasi kemahasiswaan diikuti Oki, karena Oki memang gemar menuntut ilmu dan segala hal baru, semuanya itu diyakininya akan berbuah manfaat, kuliah tak hanya mengharap lulus pelajaran dan kegiatan akademik saja, namun kegiatan lain yang punya nilai plus seperti teater, lembaga dakwah kampus dan lain-lain perlu diikuti untuk menambah kualifikasi diri dan memberi manfaat untuk orang lain. Oki bercita-cita menjadi pengajar bukan menjadi artis lagi seperti dulu.
Namun dalam masa istiqomah Oki, dihadapkan dalam perang batin saat ditawari temannya casting untuk pemeran Ana Althafunnisa, Semenjak berjilbab sebagai nazar untuk kesembuhan ibunya yang sakit, Oki sudah memantapkan hati untuk menjadi pengajar dan tak tertarik lagi menjadi artis.
Setelah teman-temannya meyakinkan bahwa film ini adalah film religius dan pasti akan menebar kebaikan bagi manusia, dengan pikir-pikir dan memantapkan hati akhirnya Oki mengikuti audisi tersebut, audisi yang ketat dan saingan yang sangat luar biasa, dengan Juri orang yang kompeten seperti Habiburrahman El-Shirazy, Neno Warisman, Dedi Mizwar dan Didi Petet. Rangkaian penjurian yang panjang dan menjalani masa karantina dijalaninya dengan tekun dan doa sampai akhirnya memenangkan peran Ana Althafunnisa.
Film Ketika Cinta Bertasbih yang didalamnya ada peran Oki sebagai Ana Althafunnisa sukses dipasaran dan menghebohkan perfilman tanah air, sampai mengantarkan Oki sebagai pendatang baru wanita terfavorit dan terbaik pada penghargaan Indonesia Movie Award (IMA).
Segala mimpi pada buku diary Oki sejak kecil sudah terkabul dan semua itu berkat usaha, perjuangan, doa dan memohon ridho Allah swt serta kedua orangtuanya. Pelangi itu telah dilukisnya dengan sempurna.
Kesan saya terhadap buku ini :
Penulisan memoar yang runut dan apa adanya namun berisikan makna yang sebenarnya dan sangat manusiawi, sehingga siapapun yang membaca buku ini, akan ada perubahan cara pandang, melihat dari cara bijak Oki sebagai penulis dari pengalaman nyata nya menghadapi kehidupan yang tak mudah di ibu kota sendirian sebagai wanita remaja sampai beranjak menuju dewasa, dilakoni dengan semangat dan upaya yang keras, perjuangan tiada henti, segala hal yang menjadi keinginannya terus dikejar tanpa lelah walau sering mengalami kegagalan dan cibiran.
Dengan piawainya Oki mengelola ketidakberuntungan situasi yang sangat jatuh menjadi sebuah hikmah dan solusi, disaat mengalami masa sulit Oki justru lebih melecut dirinya untuk melakukan sesuatu, berusaha, evaluasi diri dan lebih mendekatkan diri pada Nya.
Pandai memanfaatkan momen berharga dalam hidupnya dan pandai memanfaatkan kesemnpatan yang tak datang dua kali membuat Oki dengan mudahnya mencapai keberhasilan, Oki sangat menjunjung tinggi prinsip Man Jadda Wa Jada.
Pergolakan jiwa muda nya tak bermuara pada kebiasaan remaja pada umumnya, perang batin, labil dan segala kemuraman yang ia alami pun mampu ia kuasai untuk tidak sampai terbawa arus, untuk tujuan meraih cinta Nya dan tidak mengecewakan kedua orangtuanya.
Buku ini selain sangat layak baca bagi semua generasi, pesan moral dan sikap perjuangan anak muda yang diwakili Oki adalah patut menjadi inspirasi kawula muda dimanapun.
Saya biasa saja, saat Oki menceritakan perjalanan hidup semasa kecil, remaja maupun lika-liku perjalanannya dalam meraih kesuksesan saat memutuskan untuk hijrah ke ibukota.
Namun saya pun berurai air mata saat Oki menceritakan bagaimana dia merawat ibunya saat sakit Pemphigus vulgaris menyerangnya. Bagaimana tatapan sinis dan sikap dari pasien lain yang sekamar dengan ibunya Oki. Bagaimana Oki dengan kasih sayang merawat Ibu. Ah... saya sepertinya tertampar, saat teringat, dulu saya sempat membentak Ibu karena saya tidak ingin mengikuti kemauan Ibu. Padahal begitu banyak pengorbanan yang dilakukan Ibu.
Buku setebal 348 halaman ini juga menceritakan perjuangan oki dalam mempertahankan idealismenya sebagai seorang muslimah untuk tetap istiqomah walau berkecimpung di dunia hiburan yang sarat dengan godaan dan cobaan.
Buku yang diterbitkan Mizania ini layak mendapatkan apresiasi tinggi, kehidupan ini memang layaknya pelangi yang penuh gejolak dan warna-warni. Inilah sebuah sikap hidup yang indah, tentang seorang muslimah yang mewarnai hidupnya dengan percikan tuntunan Allah. Termasuk sikap menghadapi episode demi episode hidup dengan tetap berusaha istiqomah dan senantiasa mencari ridho Allah dalam setiap langkahnya.
Memoar ini memang asyik untuk dibaca, selain bahasanya ringan, kita seakan diajak Oki untuk ikut melihat perjuangannya.
Membaca buku ini membuatku seolah-olah menjadi seorang Oki :-) ia membawaku ke dunia mimpi... dengan penuh keyakinan dan kesungguhan. Pencarian jati diri yang unik, melukis pelangi dari kecil yang dimulai dari menulis buku diary, ketaatan dan keteguhan kepada Allah, berbakti kepada orangtua khususnya ibu, kisah dengan keluarganya, study, pengalaman-pengalamannya, terutama bagaimana ia meraih mimpi-mimpinya, semua unik dan diceritakan dengan sederhana namun begitu meresap di kalbu. terimakasih ya mbak Oki, aku belajar banyak dari bukumu ini. Aku semakin yakin dengan mimpi-mimpiku. yang unik lagi di halaman 213 yaitu "Inikah rahasia-Mu, Allah... bahwa Kau mengembalikan aku lagi ke bidang ini saat aku hampir melupakannya?" Allah ingin kita tetap istiqomah dengan mimpi kita dan bersungguh-sungguh. manjadda wajada. hmm... pokoknya lembar demi lembar buku ini membuatku tak ingin berenti mmembacanya dan semakin termotivasi, selain karena di sampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti tentunya mbak Oki menulisnya dari hati sehingga apapun yang ditulis dari hati maka akan sampai ke hati pula. :-)
buku ini cocok dibaca semua kalangan tak peduli ia agama apa, dari suku mana, terutama para remaja buruan baca buku ini ya :-)
Menjadi seorang public figure berarti menyiapkan diri untuk menjadi sorotan publik. Bahwa setiap aktivitas yang dilakukannya akan diperhatikan oleh jutaan pasang mata. Tak terkecuali bagi Oki Setiana Dewi, pendatang baru di kancah dunia hiburan Indonesia. Maka, ketika buku Melukis Pelangi ini terbit, awalnya saya berpikir ini hanya sebagai aji mumpung sang public figure saja. Sebuah buku berisi biografi Oki yang ditujukan untuk siapa saja yang ingin mengenal dekat dengannya. Tapi ternyata yang saya dapatkan lebih dari sekadar catatan perjalanan hidupnya.
"Aku percaya semua yang kulakukan hari ini akan ada timbal baliknya di kemudian hari. Aku tidak ingin berhenti mengejar mimpi-mimpi...." hal-75
Petikan itulah yang kemudian membuka kesadaran saya tentang sosok Oki, jauh sebelum ia dikenal masyarakat sebagai Anna Althafunnisa dalam Film Ketika Cinta Bertasbih. Di awal buku ini, saya diajak untuk bernostalgia bersama masa kecil Oki yang nakal dan bak "preman pasar". Dari sanalah saya tahu bahwa karier yang ia gapai sekarang tak serta merta datang, tapi melalui serangkaian proses panjang.
Banyak remaja jaman sekarang yang berpikir untuk terkenal secara instant. Ada yang kemudian rela membayar sekian rupiah agar mendapat peran. Ada juga yang hnaya bermodal ketampanan dan kecantikan. Sedangkan Oki tak ingin demikian. Ia meyakini bahwa "Butuh kerja keras untuk meraih kesuksesan. Perlu proses. Dari proses itulah kemudian kita belajar. Belajar dari kekurangan-kekurangan untuk kita perbaiki." -hal. 110
Oki kemudian mulai membawa saya pada perjalanan mimpinya. Bahwa ketika satu puncak gunung telah digapai, maka yang dilakukan selanjutnya adalah mencari gunung selanjutnya untuk didaki. Maka, Oki yang saat usianya yang masih belia telah meraih serangkaian prestasi mulai dari akademik maupun karier di Batam, memutuskan untuk meniti karier di Jakarta. Dan itu artinya ia harus berjuang lebih keras lagi untuk mimpi besarnya: menjadi artis.
Tapi tentu saja jalan untuk meraih mimpi tak semulus yang dibayangkan. Ada begitu banyak rintangan yang harus dilalui Oki, dan yang terbesar adalah saat ibunya jatuh sakit. Dari sanalah titik balik Oki untuk meniti jalan Rabb-nya bermula. Sebuah keputusan besar untuk berjilbab ia ambil dengan harapan ibunya dapat segera pulih dari penyakit kulitnya.
Berat sekali keputusan yang harus Oki ambil. Tak mudah mengubah mimpi dari seorang artis menjadi seorang guru. Apalagi ketika tawaran-tawaran bermain di FTV mengalir deras justru ketika ia memutuskan untuk menutup auratnya. Tapi ia sadar, ketika memutuskan untuk berjilbab, maka tak ada alasan untuk melepasnya. Oki pun menguatkan dirinya untuk meyakini bahwa inilah yang terbaik.
"Aku peraya dengan takdir Allah. Aku tidak akan kehilangan apa-apa, aku tidak akan rugi apa-apa, karena aku sedang mengikuti perintah Tuhanku. Akan ada janji balasan yang luar biasa di balik keikhlasan ini. Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya. -hal. 128
Apakah ujian Oki telah berakhir ketika kemudian takdir membawanya untuk menjadi salah satu pemeran utama di Film Ketika CInta Bertasbih? Bagaimana Oki dengan jilbab lebarnya harus bertahan di tengah para artis lain dengan penampilan dan karakter yang beragam?
Bacalah! Buku ini hadir bukan hanya untuk para penggemar Oki yang ingin mengetahui lebih banyak tentang sosok aktris muda berbakat ini. Melukis Pelangi dapat dibaca oleh siapa saja yang ingin memetik hikmah di balik perjalanan hidup Oki Setiana Dewi. Melalui catatan-catatan ringan ini, pembaca diajak menyelami arti kehidupan, perjuangan, dan ujian yang senantiasa datang. Buku ini juga secara khusus memberikan pelajaran bagi remaja putri untuk menjalani masa-masa muda mereka dengan kegiatan positif, tidak terpengaruh pergaulan bebas, dan agar mereka mampu menjaga kehormatan diri masing-masing.
Waktu pertama pegang bukunya yang masih di plastik, sayang banget mau buka, takut kotor. Soalnya warna nya lembut banget, cocok sama wajah yang ada di cover nya yang ternyata adalah penulis nya. Wajahnya kalem, lemah lembut, adem, kesannya fragile gitu. Katanya sih bintang film, tapi secara jarang nonton tivi ya kurang "ngeh" aja gitu kalau perempuan ayu yang di cover itu adalah artis. Apalagi penampilannya sekilas jauh dari kesan glamor nya artis gitu.
Nah pas baca bukunya, kaget juga. Ternyata wajahnya aja yang kesannya semacam ringkih gitu, aslinya perempuan ini hardcore banget meeeen. Perjuangan hidupnya nya ga main-main. Dari awalnya hijrah sendiri ke Jakarta demi mengejar impian jadi artis di usia masih muda banget, ikut rangkaian casting yang melelahkan dan cuman jadi figuran, sementara itu harus melalui keruwetan kehidupan pribadi nya. Ini adalah buku tentang perjuangan perempuan muda dalam kehidupan, konsisten mengejar impian dan persisten mempertahankan keyakinannya. Seru buat dibaca, cukup inspirasional dan memecut motivasi.
sangat tidak disangka ternyata kisah hidup seorang oki sangata berliku banyak sekali hal yang bisa dipetik dalam kisah hidup oki dan saya percaya bahwa hidayah itu bisa datang dari mana saja sangat inspiratif!
Sebenarnya, saya belumlah pantas untuk berkomentar tentang buku yang sangat indah ini. Akan tetapi, izinkanlah saya untuk bisa mengungkapkan isi hati untuk buku karya muslimah cantik, Mbak Oki Setiana Dewi. Bismillah, semoga apa yang saya tuliskan ini tidak mengurangi keindahan buku tersebut. Alhamdulillah, Allah menggerakkan hati ini untuk memilih buku Melukis Pelangi untuk saya baca. Kebetulan hanya satu buku ini yang tersisa di jajaran buku-buku tulisan Mbak Oki. Sebenarnya, ada dua versi buku dengan judul yang sama (yaitu versi biasa dan deluxe. Saya memilih edisi yang biasa karena lebih murah (maklum, anak kosan hhee). Perasaan haru, bangga, senang bercampur dalam benak ketika kubuka buku ini lembar demi lembar. Buku setebal 347 halaman ini memberikanku banyak ilmu yang berharga mengenai kehidupan, impian, dan yang paling penting adalah kecintaan segenap jiwa kepada Allah Swt. pencipta alam semesta, sang pemegang skenario jagad raya. Hal itulah yang sempat membuat saya IRI. ya, iri karena saya belum bisa seperti Mbak Oki yang sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya. Saya sangat merekomendasikan buku ini terutama untuk remaja yang takut berhijab karena takut tidak mendapatkan pekerjaan atau apalah itu yang sifatnya demi mencari kenikmatan dunia semata. Selain itu, kepada mereka yang berleha-leha menjalani hidup "with no dreams". Coba baca buku ini! In sya Allah kalian juga mungkin akan merasakan hal yang sama dengan yang saya rasakan. Buku ini bercerita tentang catatan hati seorang muslimah cantik, Oki Setiana Dewi, yang membuat kita tak menyangka kisah hidup Mbak Oki yang sangat keras dan penuh akan perjuangan hidup mencari Tuhannya. Sempat menjadi artis lokal dengan segudang prestasi didalamnya, tak membuat Mbak Oki puas. Ia hijrah ke Jakarta untuk mengembangkan sayapnya untuk menjadi superstar. Tapi, ketika ia mengejar itu semua, ia mengalami ujian yang bertubi-tubi hingga akhirnya hidayah yang pernah Allah besitkan dalam hatinya namun tak pernah digubrisnya membuatnya menjadi sosok muslimah yang In sya Allah akan terus menginspirasi teman-teman lainnya. Perjalanan hidupnya syarat akan pelajaran yang berharga, tidak putus asa dengan kekalahan dalam lomba dan casting, ikhlas menerima cobaan, dan teguh prinsip dengan hijabnya. Ada beberapa kalimat yang paling saya suka dan semoga selalu melekat adalah "Jika kita memiliki kualitas, orang akan membutuhkan kita. Mereka akan mengejar dan akan mengikuti apa permintaan kita." "siapa yang mengejar dunia maka akhirat akan menjauh darinya. Siapa yang mengejar akhirat, maka dunia akan tunduk dan mengikutinya." Untuk lebih lanjut, silahkan baca bukunya langsung ya :)
... Sebagai penutup, saya tuliskan sebuah do'a Nabi Muhammad saw. "Ya Allah, anugerahkanlah aku untuk mencintai-Mu, mencintai orang yang mencintai-Mu, dan mencintai apapun yang bisa memdekatkanku untuk mencintai-Mu. Jadikanlah kecintaanku kepadamu menjadi hal yang lebih aku cintai daripada kesukaanku pada air yang dingin."
Mau keluar perpustakaan tiba-tiba melihat buku bersampulkan gambar oki setiana dewi. Segera kuambil buku itu dari barisan rak bagian biografi. Sejak kemunculannya memerankan tokoh Anna Althafunnisa di film Ketika Cinta Bertasbih, aku terus mengagumi sosok cantik dengan jilbab lebar yang selalu melindunginya. Tanpa pikir panjang aku meminjam buku memoar Oki Setiana Dewi. Subhanallah. Kak Oki ternyata cantik diluar dan didalamnya. Seorang muslimah kelahiran Batam, 13 Januari 1989. Dalam buku Melukis Pelangi, Catatan Hati Oki setiana Dewi, beliau menuliskan seluruh perjalanan hidupnya. Bagaimana masa kecilnya, mengisi masa remajanya, berjilbab dan memperdalam agamanya, hingga kesuksesannya menjadi seorang artis.
Oki kecil memiliki sifat yang pemberani, aktif dan bercita-cita ingin menjadi artis. Masa kecilnya, kak Oki tampaknya agak bandel dengan tingkah polosnya menggunduli ketiga temannya dengan dalih itu model potongan seperti di majalah. Aku sendiri tertawa saat membaca kisah ini. Kak Oki benar benar tak kusangka. Keinginannya menjadi artis diwujudkan dengan seringnya mengikuti lomba dan kompetisi di bidang modelling. Berkat kegigihannya, piala pertama kejuaraan berhasil diraihnya saat masih sekolah dasar. Di usia 13 tahun, kak Oki memulai karirnya. Ia belajar tak hanya di sekolah, tapi juga belajar dari kehidupan. Beliau pandai mengamati perilaku orang lain. Ia suka memperhatikan cara orang ketika sedang membawakan acara. Mengamati pelatih renang yang sedang mengajar, secara diam-diam. Semakin lama kak Oki semakin sukses. Hampir setiap hari liputan kak Oki terpampang di koran daerah Batam. Beliau hijrah ke Jakarta untuk melanjutkan bangku SMA dan mengejar cita-citanya menjadi artis. Hidup seorang diri dan memulai karir dari nol adalah sebuah pengorbanan dan perjuangan yang tak sia-sia. Sejak Kak Oki memutuskan untuk berjilbab, beliau mulai merubah isi buku impiannya. Salah satunya adalah mengalihkan cita-cita jadi artis berubah jadi pengajar. Juga ingin memperdalam ilmu keagamaannya. Tahun 2007 kak Oki berhasil masuk Universitas Indonesia, seperti yang tertulis di buku impiannya sejak kecil dan mengambil jurusan Sastra Belanda. Kereeen... Kak Oki adalah anak yang sangat berbakti. Begitu sabar dan ikhlas ketika menemani ibunya yang sakit selama dua bulan di rumah sakit. Tangis tak jarang menemani keteguhan dan kelembutan hatinya. Disaat mulai melupakan dunia entertainment, tiba-tiba ada kesempatan casting untuk menjadi pemeran film KCB. Berkat dukungan dari keluarga dan teman-temannya. Akhirnya bisa berhasil sampai sekarang ini. Mimpi yang sempat ia hentikan kini telah tercapai. Menjadi artis, bisa main film san sinetron bareng artis aris ternama. Suatu perjuangan yang tidak mudah.
Satu kalimat yang terus menggelitikku hingga selesai membaca buku ini. Hari hariku pun berisi rintihan, “berikan aku ketertarikan untuk mempelajari agama-Mu, ya Allah” Aku malu. Sejauh ini aku hanya menjalankan ibadah. Bukan mendirikannya. Astaghfirullah... Banyak hal yang kurenungi selama membaca buku inspiratif ini. Terimakasih kak Oki...
Perjalanan hidup Oki, prosesnya menjadi Oki yang sekarang terangkum dalam buku ini. Kisah dibuka dengan cerita masa kecil Oki di Batam. Tentang keluarganya dan kenakalan-kenakalan khas anak-anak. Berlanjut dengan oki remaja yang populer di kotanya. Kepopuleran yang ia raih dengan perjuangan. Bagaimana ia dengan gigih mengikuti lomba fashion show tapi tidak pernah menang. Oki tidak menyerah dan terus mencoba hingga akhirnya mendapat piala dan kemudian selalu juara. Oki punya mimpi menjadi artis. Mimpi itu ia tuliskan dalam buku hariannya. Untuk mewujudkan mimpinya Oki pindah ke Jakarta. Ia meninggalkan kariernya yang sedang menanjak di Batam untuk merintis jalan menjadi artis di Ibukota. Tetapi semua tidak berjalan mulus. Oki harus berjuang keras mengikuti casting demi casting sepulang sekolah, kadang baru pulang menjelang subuh karena menunggu syuting yang hanya sebagai figuran. Kemudian ujian Allah datang. Ibunya menderita sindrom penyakit kulit.. Oki sungguh sedih menyaksikan penderitaan ibunya. Karenanya ia bertekad untuk memperbaiki diri, menjadi anak shalehah yang selalu bisa mendoakan ibunya. Oki pun memutuskan berjilbab. Banyak tantangan yang menguji kesungguhan Oki berhijrah. Ia mendapatkan beberapa tawaran bermain ftv tapi dengan syarat harus membuka jilbab. Oki memang mengalami kesulitan keuangan untuk pengobatan ibunya, tapi ia menolak tawaran itu. hatinya telah mantab untuk mempertahankan hidayah yang datang padanya. Perlahan Oki melupakan mimpinya menjadi artis. Ia gembira mimpinya menjadi mahasiswi Universitas Indonesia menjadi kenyataan. Maka Oki menjalani perannya sebagai mahasiswa. Ia bahkan menjadi mahasiswa terbaik di angkatannya. Kemudian oleh teman-temannya Oki didorong mengikuti audisi Bintang Film ketika Cinta Bertasbih. Audisi yang pada akhirnya membawa Oki mewujudkan mimpi yang pernah ia tinggalkan. Oki terpilih memerankan peran utama Anna Althafunnisa. Perannya di film itu megorbitkan nama Oki dan kawan-kawannya. Ia menjadi terkenal, berkesempatan ke Mesir, road show ke berbagai kota, diundang keberbagai acara. Tetapi Oki berusaha tidak terbuai semua nikmat itu. ia mensukuri semua yang ia raih, berusaha tidak riya dan sombong, dan tetap istiqomah dengan kemuslimahannya. Salut untuk Mbak Oki. Ia seorang yang cerdas, teguh dan pejuang keras. Di beberapa bagian dalam buku ini kamu bisa meneteskan airmata haru. Pengalaman-pengalaman yang dituturkannya juga bisa menjadi refleksi untuk semua kita. Oki tanpa menggurui mengajak kita merenungi makna hidup. Sudahkah kita berhijrah? Sudahkah kita menjemput hidayah?
Judul: Melukis Pelangi Penulis: Oki Setiana Dewi Penerbit: Mizania Dimensi: 347 hlm, cetakan X november 2012 ISBN: 978 602 8236 89 8
Sejujurnya saya tak pernah menyangka kisah hidup OSD begitu berwarna seperti ini. Buku ini ibarat diarynya yang dipublikasikan, menceritakan memoar hidupnya. Memang, saya sendiri baru 'ngeh' setelah film KCB dan saat ia menjadi pengisi harian acara ceramah pagi di sebuah stasiun TV. Yah, kebanyakan orang hanya tahu enaknya saja ketika kita berhasil menjadi someone from no one. Buku inilah yang menceritakan kisah perjuangan OSD menggapai mimpinya. Titik balik itu terjadi ketika ibunya sakit. Lalu dari sana konflik kehidupan semakin kompleks dan menggiringnya menemukan Allah. Dengan gaya bahasa yang bertutur, buku ini membuat saya larut selama dua jam untuk menamatkannya.
Ada sedikit kekurangan tentang typo dan cover yang tak saya suka dengan memajang foto penulisnya.
Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.
"Life starts from nothing to something, then becoming someone & finally to be no one because the only one is Allah SWT." (H. 30)
"Jilbabku juga pelindungku. Ia melindungiku dari masuknya makanan haram ke tubuh ini, ia melindungiku dari pekerjaaan yang berisiko untukku, ia melindungiku dari pelecehan, tatapan mata lelaki yang membahayakan, dan objek khayalan."(H. 138)
"'Jika kita memiliki kualitas, orang akan membutuhkan kita. Mereka akan mengejar kita dan mengikuti apa permintaan kita." (H. 182)
"IP memang bukan satu-satunya indikator kecerdasan seseorang. Namun dengan IP tinggi, bisa membuktikan bahwa ia bersungguh-sungguh dengan studinya. Juga membuka peluang untuk mendapatkan beasiswa." (H. 249)
aku sangat kagum dengan kecerdasan dan pencapaian yang diperolehi oki sepanjang zaman persekolahan.kerana aku juga tidak mungkin memperoleh seperti itu di zaman sekolahku.walaupun terdapat sedikit perbezaan bahasa tapi nampaknya aku tidak mempunyai masalah untuk memahami maksud yang disampaikan oki.aku juga kagum dengan perubahan oki yang membawa banyak perubahan dalam perjalanan hidupnya.islam sangat dekat dalam hati dan peribadinya berdasarkan pembacaan ku.oki wajar dicontohi kepada yang masih-masih samar dalam menjalani kehidupan sebagai seorang muslim.semoga oki terus berjaya dalam kehidupan dan aku berterima kasih kerana buku ini sedikit sebanyak dapat memperbaiki diri dan keyakinan dalam diri
Memoar Oki ini sederhana saja. Ceritanya melingkupi saat Oki di Batam lalu memutuskan untuk pindah ke Jakarta demi karier akting. Namun, meski sederhana, ada bagian-bagian tertentu yang pas sekali menyentuh hati. Sehingga meski kisah hidupnya tampak standar (Oki datang dari keluarga menengah), perjuangan spiritual dan naik-turun cobaan yang dihadapinya sangat mengharukan. Khususnya saat Oki memutuskan berhijrah. Yang bikin kagum, setelah dia memutuskannya, dia sangat konsisten melangkah.
Sekarang, saat melihat sosok Oki di acara talkshow misalnya, dia tampak santun, ramah, lembut, namun tetap tegas. Contoh muslimah muda di dunia entertainment yang mudah2an tetap eksis dan bisa menginspirasi banyak orang.
Seperti membaca diary, yaaaah emang ini kan diary yang dibukukan kalee. Bagus, bahasanya mengalir, sederhana, menginspirasi, menggetarkan, dan membuat gempar (nggak juga). Yang lebih berkesan dari buku ini adalah karena buku ini adalah pemberian dari adik sekaligus sahabat tercinta, eka. Entah dalam rangka apa sih, bukan ulang tahunku, bukan juga ulang tahunnya (curhat). Oke, kembali ke pembahasan buku ini saja. Saya lebih suka bagian ketika Oki masih belum jadi artis. Cerita perjuangannya dia mengejar cita-cita, yang apapun dia lakukan demi serupiah. Yang dia lakukan demi cita-cita. Meski cita-cita Oki tidak sama denganku (dia kan jadi artis), tapi aku suka, meneladani caranya mencapai cita-cita itu.
Perjalanan hidup seorang Oki mencapai sesuatu yang kita lihat sebagai kesuksesannya saat ini ternyata tidak semudah atau semulus yang saya bayangkan. Apalagi proses awal mula pencariannya untuk menemukan Allah yang merupakan pilihan yang ketika itu tidaklah mudah, sangat bertentangan dengan cita-citanya untuk menjadi aktris saat itu.
Buku ini sangat menginspirasi dan saya harap dapat juga menginspirasi pembaca lainnya, khususnya anak muda. Seorang Oki sangat pantas menjadi panutan wanita Indonesia saat ini :)
Buku dari Indonesia. Sekitar kehidupan seorang Oki Setiana Dewi yang suka kepada kecantikan. Sehingga diberi hidayah oleh Allah untuk bertudung atas asbab ibunya yang sakit, Oki menukar cara hidupnya dan merasakan diri lebih tenang. Dan banyak juga bercerita ttg filemnya KCB.
Oleh kerana bahasa Indonesia yang pekat, saya sukar untuk memahami apa yang cuba Oki sampaikan. Tetapi, sebagai buku autobiografi, Oki sukses!
setelah saya membaca buku ini, saya ,mendapatkan inspirasi dan mengerti akan artinya kehidupan karena kehidupan merupakan segala sesuatu yang terpaut satu sama lain, membentuk rentetan urutan kejadian yg mengisahkan cerita2 manis dan pahit. karena dalam kehidupan selalu ada awal dan akhir, pertemuan lebih dari awal kejadian/kesenangan dan perpisahan bukan sekedar akhir/gambaran kesedihan, melainkan lebih dari pelepasan yang bermakna :-D
Buku ini lebih kepada sebuah biografi tentang Oki Setiana Dewi. Tentang perjuangannya yang ia mulai dari awal kariernya. Perjuangan panjangnya hingga bisa seperti OKI yang saat ini dikenal publik. Buku ini sangat menginspirasi perempuan lainnya untuk bisa tegar, tangguh, kuat, serbabisa, dan dekat dengan Allah. Sungguh sangat menginspirasi untuk menjadi muslimah yang baik dan sukses di dunia dan tak pernah lupa bahwa dibaliknya ada tangan Allah :)
Hidayah Tuhan bisa datang darimana saja. Kadang, kita butuh sedikit perubahan kecil untuk menjadi sebuah minoritas yang lebih unggul ditengah ke-mayoritas-an yang ada sekarang.
Hidup Mbak Oki Setiana Dewi penuh lika-liku, pencarian jati diri atas jalan Tuhan untuk menemukan sebuah cahaya Hidayah dari Tuhan.
Buku ini, benar-benar menggambarkan perjuangan mbak Oki. Ada beberapa bagian di buku ini yang membuat Saya sampai meneteskan air mata. Mungkin karena saya membacanya dengan sangat emosional :)
Dan membacanya membuat saya merindukan Batam. Lagi.
Yes, buku ini sukses membuat saya menangis dengan perjuangan oki merawat ibunya dengan penuh keikhlasan + kesabaran,, perjuangan untuk terus istiqomah di jalan-Nya meskipun mendapatkan cemoohan dari orang lain. Sukses oki, smoga Allah selalu memberkahimu :D
masa masa kehidupan oki yang dapat mengembangkan potensi dirinya dengan sangat baik dan memanfaatkan peluang dalam belajar walaupun dalam keterbatasan ekonomi dan perjalanan hidupnya menuju hidayah Allah yang sangat menginspirasi