Jump to ratings and reviews
Rate this book

Touché #1

Touché

Rate this book
Selain kemampuan aneh yang bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain lewat sentuhan, Riska memiliki kehidupan normal layaknya siswi SMA biasa. Tapi semua berubah sejak kedatangan Pak Yunus, guru pengganti, dan perkenalannya dengan Indra yang dingin dan Dani si juara kelas.

Riska kemudian diberitahu bahwa dirinya adalah touché alias orang yang memiliki kemampuan melalui sentuhan, seperti halnya Indra, Dani, dan Pak Yunus sendiri. Seakan itu belum cukup mengejutkan, Pak Yunus diculik! Sebuah puisi kuno diduga merupakan kunci untuk menemukan keberadaan Pak Yunus.

Dengan segala kemampuan mereka, Riska, Dani, dan Indra pun berusaha memecahkan kode dalam puisi kuno tersebut dan menyelamatkan guru mereka.

208 pages, Paperback

First published May 5, 2011

114 people are currently reading
2701 people want to read

About the author

Windhy Puspitadewi

15 books438 followers
Buat cewek yang lahir tanggal 14 Februari ini, menulis merupakan caranya berbagi pikiran, perasaan, mimpi, imajinasi, dan cita-citanya dengan orang lain. Ia ingin tulisannya bisa menggugah dan menginspirasi pembacanya, sama seperti tulisan kedua tokoh yang pertama-tama menginspirasinya untuk menulis: almarhum Umar Kayam dan Jostein Gaarder.


Banyak yang mengira Windhy mengoleksi kutipan orang-orang terkenal (mulai dari Ralph Waldo Emerson sampai Detektif Conan) yang sering ia selipkan dalam novel-novelnya. Padahal sebenarnya ia hafal! Kata-kata yang bagus itu langsung menempel hingga sewaktu-waktu dibutuhkan, ia tinggal mencomotnya dari ingatan dan sesekali mengecek ke Oom Google supaya lebih akurat.


Kesan, komentar, masukan, atau kritik teman-teman ditunggu di: my_cool_killer@yahoo.com. Boleh juga add FB dengan alamat e-mail yang sama atau Windhy Puspita, atau kalau mau lebih real time, follow twitter-nya di @windhy_khaze.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
1,196 (39%)
4 stars
983 (32%)
3 stars
620 (20%)
2 stars
154 (5%)
1 star
57 (1%)
Displaying 1 - 30 of 274 reviews
Profile Image for MY.
92 reviews13 followers
September 1, 2016
Impressive.
Novel ini sukses membuat saya terintimidasi. (Saya ini penulis amatir yang cuma bisa sirik sama karya orang lain, maklum deh...)
Saking terintimidasinya, saya selalu menyempatkan diri untuk melipat ujung halaman di mana ditemukan hal-hal aneh yang sukses membuat saya nyembur/protes sambil marah-marah.

Tapi, sebelum masuk ke sana, saya akan berikan pujian dan tepuk tangan yan meriah terlebih dahulu. PROK PROK PROK!!!
Karena pada kenyataannya, novel ini tetap bagus walau banyak 'cacat' (cuma cacat ringan kok).

Here I go.
Hal yang keren dari novel ini:

1. Konsepnya.
Asli, keren dan konsisten. Sesuai dengan judulnya, Touché, semua kemampuan yang dimiliki oleh tokoh-tokoh dalam buku ini, termasuk tokoh "nyata-tapi-rekaan" si penulis (macam Beethoven) mempunyai persamaan: harus melalui sentuhan.
Ini poin besar yang menggerakan cerita.
Terus, si Riska yang kemampuannya (menurut saya) kurang bermanfaat itu ternyata banyak ambil andil juga dalam petualangannya. Beneran keren loh. Saya sampe bingung mau milih kata apa selain 'keren'
Hal yang paling keren terjadi di akhir. Saat Pak Yunus menjelaskan kenapa mind reader, empath, dan track finder muncul selalu hampir bersamaan.
"...sarung dan pedangnya."

Kurang keren apa lagi???!! *histeris*

2. Adegan di halaman 160.
Itu, yang sandi morse. "Don't cry. I'm okay. I'm okay."
Aduhai banget ~ ~
Percaya gak percaya, saya gak tahan buat gak jerit "Uuuuhhhh... So sweet ~" dengan nada menye-menye, tentunya.

3. Kelihaian penulis dalam menyusun teka-teki.
Aduh, ini mah gak usah dibahas deh. Siapa pun yang baca buku ini juga pasti berdecak kagum... (Kecuali kalo orang yang baca itu ahli sandi, agen FBI/CIA, dsb----tapi ngapain juga orang kayak mereka baca teenlit?)

4. Halaman 147, paragraf 3.
Beneran loh, saya sampe geleng-geleng kepala.

5. Halaman 96, paragraf 6 dan 7.
Ini saya setuju banget nih. *angkat empat jempol*


Udah deh, kayaknya cukup. Saya kan Nona-Iri-Hati, tak patut lah tulis kebaikan banyak-banyak. Selanjutnya yuk mari saksikan pembantaian yang akan saya lakukan. *lebay banget sih pilihan katanya*
Kejanggalan (atau hal yang tidak saya suka) dari novel ini:

1. Beberapa obrolan mereka berbau novel terjemahan.
Plis deh. Saya sudah berusaha lari dari novel terjemahan yang merusak kemampuan berbahasa Indonesia itu, eh.... malah nemu di novel lokal. Tak terampuni nih, sebenarnya. *lipat tangan di dada*
Yang saya maksud di sini adalah, obrolan tokoh-tokohnya (yang bersetting di Surabaya) tidak biasa kita temui dalam percakapan sehari-hari di Zambrud Khatulistiwa ini.
Contohnya saja, halaman 19. Idih. Yang bener aja. Seumur-umur belom pernah tuh denger/baca percakapan model:
"Kadang-kadang aku ingin memukul kepalamu."

yang dibalas dengan
"Kau punya banyak kesempatan untuk itu."


2. Halaman 52, tentang majas dan perumpamaan.
Majas dan perumpamaan memang dua hal yang berbeda, konsul tuh ke KBBI. Tapi perumpamaan itu bagian dari majas. Di KBBI edisi 3 ditulis kalo perumpamaan sama dengan perbandingan, dan saya rasa sebagian besar orang Indonesia tau apa itu majas perbandingan, bahkan majas perbandingan itu menempati porsi paling besar dalam dunia majas --> http://id.wikipedia.org/wiki/Majas
Jadi, sebenernya obrolan Riska dan Dani itu kurang valid.
Ini sih menurut saya, soalnya kan saya (kebetulan) ngerti ginian, jadi langsung angkat sebelah alis pas baca percakapan mereka.

3. Halaman 84, tentang Pina Collada.
JAYUS MAKSIMUM.

4. Halaman 94, tentang underline dan sungai.
Lah, emangnya yang berbentuk garis di peta itu cuma sungai??? Jalan juga bentuknya garis. Bahkan, batas teritorial antar negara, antar provinsi, sampai antar kota kan bentuknya juga garis.
Bagian ini, kesannya maksa banget. Kayak sengaja supaya "cepet dan nyambung" ._.

5. Kalo emang si Dani tau maksud dari ceci n'est pas une pipe, (halaman 114) kenapa gak dari awal aja dia sebut kalo kalimat itu ada di lukisannya Magritte? Kenapa dia cuma sebutin artinya waktu di awal itu (halaman 101)? Seandainya dia sebut di awal kan, Indra dan dia gak perlu sampe terlibat drama di halaman 113.

6. Halaman 83-84.
Kok mereka bisa sembarangan ngomong gitu di dalem taksi? Emang supir taksinya gak denger? Dia kan orang juga... Apa mungkin supirnya itu tuli (atau malah cuma robot)?

7. Halaman 138, paragraf atas, kalimat terakhir.
Gw belom pernah baca kalimat yang se-ke-GR-an itu. Masalah banget buat gw, karena pas baca itu, (sumpah gw gak boong) mata gw langsung muter sambil mendengus najis. Ahahahahaha.

8. Halaman 183.
"Pak Guru...uhuk...uhuk...lepaa..."

Komentar cabul: Kok si Riska kayak mau diperkosa Pak Yunus ya?
Komentar serius: Mana ada orang lagi begitu ngomong "uhuk-uhuk"? Harusnya dijeda dulu. Misal,
"Pak Guru," kata Riska lemah kemudian terbatuk, "lepas...."

Tapi itu cuma saran sih, saya gak mau ngajarin penulisnya. Saya kan bukan siapa-siapa. *angkat bahu*

9. Halaman 188.
Pak Yunus kepo yeh. Urusan Indra ya urusan Indra... repot amat. -,-

10. Alasan Indra ingin menjadi kuat (halaman 137).
Menurut gw ini dangkal pake banget, khas manga Jepang (sebut aja Nar***).
Harusnya ada sesuatu yang lebih kuat dari "cuma" ingin melindungi orang yang kita sayangi.
Lagipula, Indra melindungi dengan cara yang (menurut gw) salah. Dan hebatnya, dia mau memperkuat diri untuk memperhebat kesalahannya.
Gw gak tau ya, apa ini cuma "sifat tempelan" dari penulis supaya Indra terkesan cooler and darker atau bukan, tapi menurut gw sifatnya yang satu ini gak diletakkan pada dasar yang kuat dan eksekusi yang smooth.
Selain itu, di akhir juga gak dijelasin lagi soal ini. Indra gak dibuat mengubah sifat buruk ini seiring dengan berjalannya waktu.

11. Ending.
Kok si Indra gak bilang ke Riska kalo sebenernya dia itu Superman yang jaman dahulu kala Riska temuin di festival kota?
Masih soal ending, pada akhirnya Indra gak menyelesaikan masalah dengan keluarganya. Mama-papa-kakaknya cuma diceritain sekilas, terus? Apa kabar? Dia masih dingin-dinginan tuh? Kalaupun Indra udah menemukan someone-to-die-for, tetep aja mereka nothing dibandingkan sama keluarganya. Apalagi Indra masih SMA, masih hidup sama mamanya. Mau selamanya begitu? (Kecuali kalo ada sequelnya, yang gw harep banget ada.)

12. Epilog.
CLICHE TO THE MAX.

Eh barusan gw nemuin kata-kata bagus: Touché est cliché.
Enggak, itu cuma bercanda. Selain epilog (dan sebagian kecil percakapannya) gak ada yang klise kok dari novel ini. :3


Harapan sepanjang novel:

1. Udah ngarep dari awal kalo si Superman itu tokoh antagonisnya. :(((
Soalnya saya pikir anak cowok itu adalah track finder, ternyata malah mind reader.
Huh. Acceptable, but easily guessed.
Sejak halaman 24 gw udah tau nih siapa si cowok di awal itu. Eksekusinya kurang sempurna, terus teknik penyembunyian rahasianya juga gak rapet. *halah*
Padahal gw berharap banget bakal dikasih kejutan di akhir (bertolak dari prolog yang aduhai bagusnya), ternyata gak ada kejutan apa-apa. -____-
Nah, ini juga berhubungan sama terlalu gampangnya nebak kalo Pak Yunus itu dalang di balik semua ini. Dari awal banget aja gw udah duga nih. Eh, di belakang-belakang, foreshadow-nya jadi kasar banget. Anak SD juga pasti udah tau sebelum rahasianya dibongkar. Apa sengaja?

2. Novel ini difilmin.
Duh, plis plis plis. Kayaknya bakalan keren banget nih. Lagian gak susah kok, gak butuh efek-efek ultra-keren macam film Hollywood gitu. Ayo donk, Pak Produser siapa pun di mana pun, filmin novel ini ~ ~


Kayaknya udah deh, segitu aja. Gw juga udah capek, yang baca juga pasti udah muak.
Lagian udah pagi nih... gw ada kuliah jam 7. #kenapamalahcurhat

NB:
Walau cercaan saya banyak, liat tuh bintang yang saya kasih. Full. (Saya anti ngasih 5 bintang.)
Itu artinya, novel Touché tetap enjoyable meski banyak kekurangan. :)
Profile Image for Reina Tan.
288 reviews143 followers
September 23, 2018
⚠ pendapat pribadi
° ° °
Setelah bergulat dengan keseharian(?), akhirnya aku punya kesempatan untuk menulis review novel ini. 😂
😂

Touché merupakan karya kedua dari Kak Windhy yang aku baca. Novel ini memang dulu hits banget, apalagi pas zaman aku masih SMP kelas 7. Sayangnya, minat baca aku ke novel pas itu belum sebesar sekarang. Jadilah di tanggal 18 kemarin, aku memutuskan untuk membaca ini. Ditambah, ternyata teman dekatku suka banget sama seri ini.

Novel ini menceritakan tiga orang remaja bernama Riska, Dani, dan Indra yang memiliki kekuatan 'super' melalui sentuhan. Oleh karena itu, judul buku ini ada Touché.

Idenya menarik dan jarang ditemukan. Apalagi setting-an novel ini merupakan perpaduan dari supernatural dan masa kini—alias contemporary. Gaya menulis Kak Windhy juga enak banget, membuatku betah. Sudah begitu, di sini para tokoh bahasanya halus dan sopan banget. 😂🙈

• Tokoh
Untuk penokohannya, sejujurnya aku rada kurang menangkap sifat mereka. Cuma di antara tiga tokoh utama, menurutku yang paling menonjol khasnya adalah Indra. Yah, meskipun kadang saking dingin dan tertutupnya dia, aku juga merasa dia aneh gitu 😂

Makanya, Indra, jangan dingin-dingin. Nanti masuk angin loh(?)

Tapi, Dani sama Riska juga punya ciri khas masing-masing. Dani yang kadang suka selengean dan Riska yang suka kepo—tapi dalam hal baik.

Cuma ya, mungkin karena fast paced, jadi kayak enggak kelihatan ciri khas mereka.


• Chemistry antartokoh
Satu lagi yang cukup disayangkan adalah hubungan antartokoh. Indra dan Riska agak plain dan flat gitu 😂 Tapi, memang sih, kadang tingkah Indra bisa bikin kesengsem. Hanya saja, kurang panjang gitu prosesnya.

• Alur
Seperti yang udah aku bilang di atas, cerita ini fast paced alias cepat banget alurnya. Wajar sih, buku ini hanya terdiri dari 201 halaman yang biasanya disebut sebagai novella.

Agak sayang sih, padahal cerita dan idenya bagus cuma dikebut jadi kayak enggak berasa sensasinya(?) Jujur saja, aku bahkan suka lack of emotion saking ngebutnya ini buku.

Kenapa?

Karena semuanya terjadi di satu titik secara bersamaan dan seabrek, lalu selesainya juga...

Seabrek.

Jadi, kurang merasakan ketegangannya gitu. Padahal kalau aksi penyelematan Pak Yunus yang diculik itu di-prolong, aku yakin bakal jauh lebih seru dan menegangkan.
Tapi tanpa di-prolong pun udah seru 😂😂

Kayaknya segitu saja deh dari aku(?) Kesimpulannya, aku lumayan suka novella ini. Meskipun enggak sesuka itu, it was a good book for fast reading. Sangat khas dengan teenlit 😆
• • •
[20/9/2018]
Full review besok pagi

Ceritanya fast pace, saking cepetnya aku kadang bingung apa yang sebenarnya terjadi. Untungnya, bagian menuju ending itu sangat membantu menjelaskan.
Profile Image for Shanya Putri.
345 reviews160 followers
December 27, 2017
Waahh tebakanku benar!😂.

Suka banget sama ide ceritanya. Telat banget gak sihh baru baca sekarang? Padahal kayaknya temen-temen pas SMP dulu tahun 2011/2012 heboh banget baca ini😂. Nasib baru aktif baca sejak 2016 haha!

Aku bacanya juga cepat. Bentar aja selesai😅. Asyik sihh soalnya.

Indra kayaknya ganteng banget, ya?😍😍. Karakter di sini keren-keren semua. Tapi aku agak bingung kenapa si Riska nggak tau Indra dan Dani padahal satu sekolah dan mereka itu populer😂.
Profile Image for Biondy.
Author 9 books234 followers
January 27, 2013
Judul: Touché
Penulis: Windhy Puspitadewi
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 208 halaman
Terbit: May, 2011

Touché, yang dibaca tusye, adalah orang-orang berkemampuan khusus yang dapat mengaktifkan kemampuannya dengan menyentuh orang lain. Di sini kita bertemu dengan Riska yang dapat merasakan emosi orang lain, Indra yang dapat membaca pikiran orang lain, Dani yang dapat mengetahui isi suatu buku hanya dengan menyentuhnya, dan Pak Yunus yang datang untuk memberitahu mereka tentang kemampuan mereka sebagai tusye.

Riska, Indra, dan Dani mulai sadar akan kondisi mereka yang dalam bahaya ketika Pak Yunus memberitahu mereka bahwa para tusye di seluruh dunia sedang menghilang karena ulah suatu organisasi tertentu. Ketika Pak Yunus juga ikut-ikutan hilang, ketiga sekawan itu memutuskan untuk mencari guru mereka itu.

Review
Satu lagi teenlitxfantasi lokal. Konsep ceritanya cukup menarik, walau bukan barang baru juga sih, tapi gak masalah lah.

Jujur saya tidak begitu suka dengan seluruh karakter di buku ini. Bukan karena sifat mereka menyebalkan atau bagaimana. Rasa tidak suka saya lebih ke arah penokohan mereka yang rada mirip-mirip. Jujur pas di awal-awal saya bahkan kesulitan membedakan antara Indra dan Dani. Kalau Riska sih masih mending berhubung dia satu-satunya tokoh cewek. Pak Yunus sendiri penokohannya mirip dengan Indra dan Dani, untung ada faktor usia dan posisi yang membedakannya dari kedua anak itu.

Masih soal karakter. Di blurb kan dimulai dengan soal Riska, jadi saya mengira si Riska ini tokoh utama cerita. Ternyata dia cuma tokoh sampingan. Seriously. Buat saya, dia hanya berfungsi sebagai penambah rasa romansa dalam cerita. Tidak lebih. Dia juga tidak memiliki karakteristik yang menonjol. Terasa tawar.

Saya juga sebenarnya merasa agak terganggu dengan bahasa gado-gadonya Pak Yunus. Sebenarnya mungkin cocok, mengingat dia lama tinggal di luar negeri. Tambah lagi dia juga bukan karakter pertama yang saya baca yang ngomongnya gado-gado. Hercule Poirot juga gado-gado. Masalahnya saya suka gado-gadonya Poirot dan gak demen sama punyanya Pak Yunus.

Saya rasa sih penyebabnya ada di penokohan. Seperti keluhan yang saya ajukan di awal, penokohan di novel ini terlalu tipis, sehingga saya gak terlalu terhubung dengan karakter-karakternya. Akibatnya tidak ada karakter yang saya suka.

Masuk dalam cerita, saya sudah bisa menebak akhirnya bagaimana. Ada terlalu banyak petunjuk untuk bisa menebak apa yang sebenarnya terjadi. Cuma saya suka dengan kejutan akhir di endingnya. Itu menutupi semua tanda tanya besar yang saya miliki di sepanjang cerita dan juga faktor yang menolong buku ini naik dari bintang 1 ke bintang 2.

Buku ini untuk tantangan baca:
- 2013 New Authors Reading Challenge
- 2013 TBR Pile Reading Challenge
- 2013 Indonesian Romance Reading Challenge
Profile Image for Daniel.
1,179 reviews851 followers
September 30, 2017
Windhy Puspitadewi
Touché
Gramedia Pustaka Utama
208 halaman
7.5

Ketika saya membaca Touché--boy, how much I hate that diacritical é--saya teringat ada sebuah Wikia yang didedikasikan untuk memuat semua kekuatan super yang manusia miliki, yang entah diambil dari buku komik, film, atau pengalaman sehari-hari. Salah satu subbagian dari Wikia tersebut mendaftar 26 kekuatan super yang disalurkan lewat sentuhan, termasuk ciuman cinta sejati. Tentu saja tidak mengherankan. Sebagai organ tubuh yang paling besar, kulit tentu saja memiliki potensi yang tidak terbatas. Selain itu, karena letak eksteriornya yang kasatmata, kekuatan super lewat sentuhan kulit ini menjadi lebih praktis dan tidak merepotkan.

Novel remaja lokal jarang sekali ada yang mengangkat tema fiksi ilmiah. Kalaupun ada, penulis biasanya langsung menceburkan novelnya ke dalam lautan penuh dengan racauan technobabble ataupun konsep mengawang-awang yang mahaagung. Itu sebabnya Touché terasa berbeda. Meskipun konsep yang dibawakan bisa dibilang "ilmiah", Windhy menyajikannya dengan lembut dan sederhana--terlalu sederhana, malahan, sehingga membuat buku ini terlalu berat untuk dianggap sebagai novel remaja kinyis-kinyis yang ditaburi adegan percintaan. Tetapi terlalu ringan untuk dianggap sebagai novel remaja yang "betul-betul" serius. Meski demikian konsep Touché menjadi sesuatu yang membuat novel remaja lokal menjadi lebih beragam.

Windhy penulis yang pandai, itu sudah jelas. Caranya menghubung-hubungkan orang terkenal dengan kekuatan super touché, seperti Casanova--yang dieja dengan benar, I'm judgin you, Primadona vs Cassanova--dan Beethoven, sangatlah mulus. Trivia-trivia yang karakternya lontarkan juga cukup bisa dimaklumi. Teka-tekinya juga cukup rumit meskipun terkadang petunjuknya agak mengada-ada dan far-fetched, seperti misalnya petunjuk ceci n'est pas une pipe yang menurut saya terlalu rumit untuk ditarik kesimpulan seperti yang para karakternya lakukan. Tapi mungkin ini masalah terbesar saya dalam novel ini. Teka-tekinya memang bagus, tetapi petunjuknya tidak terlalu nyambung dengan jawabannya. Apalagi dengan adanya teori konspirasi umat, Touché ingin menyaru menjadi Da Vinci's Code versi remaja--yang sepertinya kecurigaan saya tidak beralasan yang nanti saya bahas di buku ketiga.

Meski demikian, saya tidak bisa memungkiri kalau Touché memang sangat seru untuk dibaca. Windhy mungkin masih dipengaruhi dengan gaya terjemahan, terbukti dari beberapa percakapan antarkarakternya dan juga trope I Just Want to be Badass-nya. Tetapi Touché juga terasa sangat lokal di saat yang bersamaan, terutama dari latar cerita Surabaya dan Solo yang digambarkan dengan detail dan akurat.

Dan singkatnya, mengulangi kalimat yang saya tulis sebelumnya, untuk sebuah novel remaja, Touché sangat mengagumkan. Windhy berani mendobrak pakem-pakem novel remaja lokal kala itu dengan menyajikan sebuah kisah fiksi ilmiah yang cerdas dan menarik. Tetapi hanya dalam dua ratus halaman, sangat sulit untuk tidak menyederhanakan konsep dan teka-teki yang ia berusaha sajikan. Touché jadi serbatanggung: tidak terlalu ringan, tetapi tidak terlalu berat juga.
Profile Image for Utha.
824 reviews398 followers
July 1, 2017
Ceritanya khas Teenlit, premisnya seru (meski kayak FF X-Men dan superhero lainnya, karakternya juga oke. Meski tertebak banget ya dalang dari permainan itu semua, tetep aja seru diikutinnya. Disayangkan banget, udah cetakan ketujuh tapi masih banyak typo. Kayaknya dari proses scanning-nya ya. Moga pas cetakan kedelapan udah dirapiin. Paling geli sama typo yang harusnya "satu" ditulisnya "sate"... :))


3.5 bintang
Profile Image for Ren Puspita.
1,472 reviews1,016 followers
March 29, 2023
1,5 bintang

Kalau gue nemu dialog "EHHHHHHHHHHHHHHHHH???" sekali lagi, pingin gue tampol deh.

Di tahun 2018 gue pernah baca versi adaptasi komik dari novel Touche. Reviewnya sendiri bisa dibaca disini: https://www.goodreads.com/review/show... ; dan waktu itu gue mikir mungkin novelnya lebih bagus isinya karena namanya adaptasi pasti ga bisa 100% mirip.

Ternyata gue salah. Ini kesekian kalinya gue baca buku karya penulis lokal tapi rasa dialognya kaku, kering banget kayak kanebo. Bahkan kanebo kering pun rasanya ga sekering buku ini. Dialognya serasa baca buku terjemahan, dan ternyata bukan cuma gue aja yang mikir gini karena di review lain juga sama. Sama seperti komplain gue di versi komiknya, di versi novel ini malah lebih parah. Bahasa campur-campur yang dipake di novel ini padahal settingnya sendiri sekolah SMA di Surabaya bikin dialognya berasa cringey. Bahkan dialog Pak Yunus, yang notabene baru pulang dari luar negeri pun terkesan sangat dipaksakan. Berkali - kali saat baca buku ini gue ngoreksi dialog antar tokohnya yang resmi dan kaku banget ngalah2in pidato presiden. Sampe gue mikir, emangnya anak SMA tahun 2011an (awal novel ini ditulis) apalagi di Surabaya ngomongnya kayak gini yah? Oke, kalau ngomongnya pake "loe gue", gue bakal ketawa kenceng, karena trust me, gue dulu anak Malang yang ngomong ya campur - campur bahasa Indo dan bahasa Jawa (baru pake gue setelah pindah kerja ke Jakarta). Di buku ini ga mengesankan kalau Riska, Indra dan Dani itu anak Surabaya! Heck, where's the "eh, koen sek urip ta?" atau "cuk, piye kabarmu saiki?", minimal antara Dani dan Indra karena mereka sohiban . Surabaya seakan menjadi tempelan saja di buku ini.

Gue sendiri mengamini kalau karakterisasi di buku ini memang lemah, apalagi dengan keterangan Indra yang dingin. Iya, iya, udah tahu kalau Indra itu tipe cool, but not that calm, jadi ya ga usah diulang-ulang "kata Indra dingin" atau "jawab Indra dingin". Masa ga ada pilihan kata yang lain, bestie. Dan, perlukah gue ulang kalau dialog-dialognya super cringey? Karena ga cuma kaku, tapi juga beberapa dialog kurang mengalir dengan luwes? Gue heran karena buku ini udah dicetak ulang sampe tujuh kali bahkan covernya ganti 3x dimana gue suka cover yang paling baru, tapi kualitasnya ternyata sama jeleknya? Selain kurang luwes, juga ga konsisten. Di satu dialog pakai "kau", di dialog lain pakai "kamu". Bahkan dialog antara Riska dan Mamanya juga sama kakunya.

Karena dari tadi gue komplen mulu (haha), sebenarnya ada juga kelebihan buku ini. Seperti teka - teki hilangnya Pak Yunus dan bagian penyelidikan trio Riska-Indra-Dani di Solo. Penjabaran perjalanan di Solo bagus dan juga kebenaran di balik hilangnya Pak Yunus juga cukup oke. Walau ya, gue ngerasa di bagian awal - awal saat Pak Yunus ngasihtahu keberadaan touche, itu kayak berasa penulisnya flexing. Like, hey, I know stuff that you don't know. Ini mah cuma feeling gue aja yah, kalau yang lain ga merasa sih gapapa, hahaha.

Pengalaman baca gue kurang nyenengin untuk buku pertama seri Touche ini, dan masih ada dua buku lagi. Semoga aja ada improvement, minimal walaupun dialognya kaku kayak kanebo (lagi), ceritanya bisa bikin tertarik bacanya.
Profile Image for Annisa Nur Widya.
378 reviews
May 14, 2011
ini adalah salah satu buku bacaan yang nyambi di sekolah ehehehehe. bukunya bertemakan fantasi ya? yang lagi marak-maraknya dalam buku terjemahan yang saya baca. saya suka banget sama tokoh indra. sinis, galak, tapi ternyata menyimpan misteri. bener-bener terenyuh sama keluarganya yang ngejauhin dia. kan dia juga gak milih jadi orang kayak gitu, kan? terus dia juga pintarrrrrr dan cerdas.

sukalah pokoknya.
Profile Image for yun with books.
714 reviews243 followers
July 1, 2017
OMG! OMG! Baru pertama kali saya membaca buku teenlit fiksi yang sebegini unik dan memuaskannya!
Awalnya, saya membeli buku ini karena saya tertarik dengan sampul depan yang seperti menyimpan misteri. Lalu, sampai kepada saya membacanya. Tidak bisa berhenti.

Buku ini bercerita tenang tiga siswa SMA asal Surabaya, mereka bernama Dani, Riska dan Indra. Mereka adalah seorang touché, yaitu semacam manusia yang memiliki kekuatan "superhero". Dani sebagai data absorber, Riska sebagai seorang empath, dan Indra seorang mind reader. Sebelumnya mereka tidak mengenal satu sama lain, lalu mereka dipertemukan oleh Pak Yunus yang ternyata seorang touché juga dengan kemampuan track finder. Permasalahan dimulai ketika Pak Yunus diculik oleh sekomplotan orang yang "jahat" dan memburu para touché, tapi ternyata di akhir terdapat plot twist yang begitu mengagumkan!

WHAT I LIKE
1. Buku ini cukup tipis jika menilik dari genre mystery-fiction. Dan saya suka karena tidak membosankan dan bertele-tele. Lugas. Singkat. Padat.
2. Perkembangan karakternya luar biasa, suka banget sama Indra, cowok ganteng yang dingin tapi dalam hati super hangat.
3. Segala ekspektasi saya selalu dipatahkan dengan hal-hal yang menakjubkan, seperti halnya saya kira akan terjadi cinta segitiga antara Dani, Riska dan Indra. Namun, ternyata BIG NO! Dan saya suka sekaliiiiiiii...
4. Novelnya bersetting di Indonesia, jadi tidak terlalu kebarat-baratan banget.

WHAT I DO NOT LIKE
1. Seharusnya bisa lebih diperdalam lagi setting-nya, seperti di Surabaya, seharusnya lebih menampakkan seperti apa keadaan Surabaya secara keseluruhan.
2. Menurut saya, untuk cerita bergenre dan bersetting seperti ini, nama Indonesia pada karakter bisa dikembangkan dengan nama yang lebih ke barat-baratan. Karena saya suka geli baca ketika ada guru ganteng seorang anak CEO dan tinggal di Amerika Serikat, tapi namanya Yunus King. Oh gosh!
4. Untuk beberapa part saya kira ceritanya terlalu singkat dan sebenarnya saya udah bisa menebak-nebak plot twist dan ending-nya. Jadi saya tidak terlalu terkejut dengan plot twistnya.

But, overall saya suka banget buku ini. Dan positif akan membaca seri kedua dan ketiga. Dan I ship Riska-Indra so much, berharap perkembangan kisah romantis mereka akan ada terus di buku-buku selanjutnya.
Profile Image for Sulis Peri Hutan.
1,056 reviews295 followers
May 23, 2017
3.5 sayap

seru, cuma bisa ditebak dengan mudah siapa pelakunya, dan alasannya kurang nendang. tapi idenya menarik, dan jarang2 nih penulis nulis dg happy ending, biasanya suka sebel sama ending yg dibuat penulis, hahaha.
Profile Image for Rezza Dwi.
Author 1 book276 followers
January 15, 2019
3,5⭐

Kebalik sih. Ketika orang lain baca novelnya dulu, lalu komiknya, aku malah komik dulu 😂

Udah lama pengen baca seri ini. Udah beberapa kali download ebooks-nya di Gramedia Digital, tapi selaluuu tergeser buku lain 🙈😂

Nah sekarang baru baca.

Jadi, versi novelnya sih sebenernya ngga jauh beda sama komiknya. Sekitar 80% sama. Premis sama, plot sama. Beda beberapa setting sama alur aja. Emosinya juga sama. Jadi, aku udah tau ceritanya sih. Cuma kayak baca ulang tanpa gambar 😁😂😂
Profile Image for Pauline Destinugrainy.
Author 1 book265 followers
November 16, 2014
Dulu, saya tidak tahu apa yang dimaksud dengan fiksi fantasi. Setelah bergabung dengan BBI, ternyata genre ini cukup digandrungi oleh para blogger buku. Ketika meminjam buku ini di sepupu saya, saya hanya melihat label teenlit di sampul depannya. Dan sebagaimana cerita-cerita teenlit lainnya yang ringan menghibur, saya memutuskannya untuk membacanya di sela-sela kesibukan UAS. Ternyata untuk teenlit yang satu ini saya salah.
Touché (baca : Tusye) adalah sebuah kata dalam bahasa Perancis yang berarti terkena, disentuh atau dipengaruhi. Dalam buku ini Touché adalah sekelompok orang yang memiliki kemampuan khusus dengan cara menyentuh objeknya. Kemampuan itu bisa bermacam-macam. Ada yang Track Finder, artinya dia bisa mengetahui informasi apa saja dari benda yang disentuhnya, jika benda tersebut pernah disentuh oleh orang lain. Ada juga Text Absorber, artinya dia bisa menyerap semua informasi dari tulisan yang disentuhnya. Kemudian Mind Reader, tentu saja bisa membaca pikiran orang yang disentuhnya, dan berbagai macam jenis Touché yang lain. Kemampuan ini bersifat genetik, akan tetapi tidak hadir belum tentu seorang Touché, memiliki anak Touché juga. Kemampuan ini tersebar secara acak, dan dalam satu generasi bisa saja terdapat beberapa Touché, kecuali jenis Track Finder, Empath, dan Mind Reader. Ketiganya hanya hadir satu orang di setiap generasi di seluruh dunia. Dan khusus untuk Empath, selalu seorang wanita.
Riska, tokoh utama dalam buku ini adalah seorang Empath. Dia bisa merasakan perasaan dari seseorang yang disentuhnya. Awalnya menjadi seorang Empath membuat Riska selalu pusing, karena harus merasakan segala macam perasaan orang yang bersentuhan dengannya. Bayangkan saja bagaimana jika perasaanmu berubah-ubah dalam sehari, tidak menyenangkan, bukan? Bersyukurlah Riska, orangtuanya memahami kemampuannya sehingga Riska bisa tumbuh berdamai dengan dirinya sendiri.

Dani, tokoh utama lainnya, adalah seorang Text Abosrber. Kemampuannya ini membuat Dani menjadi juara kelas. Enaknya, dia tidak perlu belajar. Dia cukup menyentuh buku-buku pelajarannya sehingga dia bisa menghapalkan semua informasi yang ada di dalamnya. Walaupun demikian, banyak orang yang sirik sama dia, terutama teman-teman sekelasnya.

Indra adalah seorang Mind Reader. Kemampuannya ini ternyata membawa dampak buruk baginya. Ketika keluarganya menyadari bahwa Indra adalah orang yang spesial, mereka mulai menjauhi Indra. Tentu saja bisa dipahami, karena mereka tidak ingin pikiran mereka bisa dibaca oleh Indra. Di mana lagi tempat paling rahasia yang diketahui oleh seorang manusia kecuali di pikirannya? Bagaimana jika pikirannya pun diketahui orang lain? Indra tumbuh tidak percaya diri dan merasa tidak dibutuhkan. Ketika Indra bertemu dengan Dani dan Riska, akhirnya Indra punya harapan untuk hidup. Dia punya orang yang memahami dia. Dan Indra berjuang mati-matian untuk melindungi kedua temannya tersebut.

Riska, Dani dan Indra dipertemukan oleh guru mereka bernama Pak Yunus, yang tidak lain adalah seorang Track Finder. Dari Pak Yunus pula mereka mendapatkan banyak informasi mengenai kemampuan mereka, dan bahwa mereka tidak sendirian di bumi ini. Beberapa orang terkenal di dunia masa lampau yang pernah hidup juga adalah Touché. Misalnya Karl Friedrich May adalah seorang Text Absorber, dan menggunakan kemmpuannya itu untuk menulis cerita tentang suku asli Amerika. Beethoven, bisa menyerap partitur musik, sehingga walaupun dia tuli dia bisa menciptakan lagu-lagu yang sangat indah. Dr. Joseph Bell (disebut-sebut sebagai Sherlock Holmes di dunia nyata) adalah seorang Mind Reader. Tentunya Pak Yunus juga memberitahukan pada mereka bahwa hidup mereka tidak sepenuhnya aman. Banyak orang yang menginginkan mereka untuk dijadikan alat, dan banyak juga yang ingin menghabisi para Touché.
Konflik mulai muncul ketika Pak Yunus menghilang karena diculik. Tugas Riska, Dani, dan Indra adalah menemukan kembali guru mereka itu. Dengan kemampuan yang mereka miliki, mereka melacak keberadaan si penculik untuk menyelamatkan Pak Yunus. Dengan segala hal yang mereka alami, keterikatan di antara mereka semakin kuat. Khususnya antara Riska dan Indra. Si Empath dan Mind Reader.

Buku ini ibarat makanan paket komplit. Fantasi ada, misteri ada, romance ada, bahkan ilmu pengetahuan juga ada. Nilai plusnya lagi, tidak ada typo yang saya temukan dalam buku ini. Dialog yang terjadi di antara tokoh juga mengalir sekaligus cerdas. Mengenai quote, bertebaran deh dalam buku ini. Kabarnya penulisnya memang menghapal banyak quote untuk dijadikan bahan tulisan. Ending-nya juga menarik, walaupun saya sudah bisa menebaknya dari awal. Saya jadi penasaran dengan karya Windhy lainnya :)
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Tika Nia.
222 reviews5 followers
August 13, 2023
Sedari kecil Riska mampu membaca perasaan orang lain hanya dengan menjabat tangannya. Saat kehilangan papa, Riska bisa merasakan kesedihan yang disembunyikan mamanya.

Ketika SMA, Riska baru tau ternyata ada orang lain yang memiliki keistimewaan serupa dengannya. Mereka adalah Dani yang bisa menyerap isi buku. Indra yang mampu membaca pikiran. Dan Pak Yunus yang mengaku mampu menyerap ingatan alat musik. Pak Yunus lah yang mempertemukan mereka.

Namun di saat tak terduga, pak Yunus diculik! Apakah ini ada hubungannya dengan pemburuan kaum touché (yang memiliki keistimewaan pada sentuhan)? Riska, Indra, dan Dani harus menolong pak Yunus! Lantas apakah mereka berhasil? Atau sebenarnya mereka justru dalam bahaya??

🧤🧤🧤 (Baca review buku lainnya di IG ku @tika_nia)

Sebelum membaca novel ini, aku sudah membaca komiknya. Tapi itu setahun yang lalu, jadi ingatanku pada alur ceritanya terasa samar-samar. Seingatku komiknya memiliki alur yang lebih cepat, to the point. Tapi novelnya menguraikan semuanya secara detail. Aku suka itu!

Saat membacanya, rasanya masih sama. Dibuat deg-degan dan penasaran! Tapi karena sudah baca komiknya, tentunya aku sudah tau endingnya 😅 Saranku, baca novelnya dulu, baru komiknya. Biar kamu lebih terguncang dengan plot twistnya 😁 Cocok dibaca bagi penggemar genre teenlit yang berpadu dengan teka-teki! Seru banget!!!
Profile Image for Nike Andaru.
1,632 reviews111 followers
April 3, 2018
Telat banget baru baca buku ini sekarang ya. Mungkin karena ini teenlit dan cover bukunya gak terlalu menarik jadi lah biasa aja. Pas liat ratingnya oke jadi nyoba deh baca. Baca mulai tadi pagi berlanjut sampe kelar malem ini.

Jarang mendapati cerita begini untuk teenlit tapi serunya di situ. Tentang Indra si pembaca pikiran, Riska si penyerap/pembaca perasaan dan Dani si penyerap tulisan/buku. Ya terdengar seperti X-Men memang dengan istilah mutan. Setidaknya ide cerita seperti ini membangun lagi kesukaan membaca seri Lima Sekawan, tentu dengan petualangan yg berbeda. Mereka bertiga dipertemukan Pak Yunus yang sudah mengetahui lebih dulu kemampuan mereka.

Suatu hari Pak Yunus menghilang lalu mereka bertiga mencari berbagai cara menemukan Pak Yunus dengan semua clue yang diberikan.

Walau sudah bisa menebak dari awal, saya rasa buku ini tetap menjadi buku yang seru dibaca kapan aja.
Profile Image for gq.
102 reviews
August 30, 2024
selalu suka sama romance tipis2nya kak windhy :D! gemas bgt!! tapi secara keseluruhan entah kenapa mnurutku kek terlalu buru-buru gitu, tp ttp enjoy sih bacanya..
Profile Image for grace.
159 reviews6 followers
February 22, 2022
⭐: 4/5

gila, ini keren banget! aku ngebacanya sehari aja cukup. menurutku, ceritanya termasuk ringan tapi seruu.
Profile Image for Stef.
590 reviews190 followers
August 13, 2017
Konsep cerita yang unik yang mengingatkan dengan mutan-mutan X-Men. Suka juga sama pengetahuan sejarah, geografi, bahasa prancis, morse yang ikut diselipkan di dalam cerita. Selama baca jadi ngerasa lagi baca buku-bukunya Dan Brown tp versi agak ringan. Cuman kecewa dengan eksekusi akhirnya. Tapi bakalan tetep baca buku ke dua dan ke tiga nya. 😊😊😊😀😀
467 reviews
November 7, 2011
well..
entah kenapa aku nggak begitu suka dengan novel kak windhy yg ini. Mungkin karena genrenya kali ya? Untuk ukuran teenlit ini agak berat soalnya, dan aku tidak suka yang rada2 berat gitu. hehehe

ya emang sih...sejak awal juga aku kalo baca novel kak windhy emang 'biasa aja'. Ga ada kesan waw, walopun juga ga ada kesan jelek.

Bagus.

satu itu saja komentarku setiap habis baca novel kak windhy.
Rasa-rasanya novel ini sama seperti novel kak windhy yang Incognito *kalau ga salah* itu.


kali ini novel kak windhy menceritakan tentang para Touche.

Pertama, Riska, adalah seorang siswi SMA yang tampak hidup normal layaknya remaja seusianya. Namun ternyata dibalik itu, Riska memiliki sebuah kemampuan dimana dia bisa merasakan perasaan orang lain lewat sentuhan. Kehidupan Riska awalnya berjalan normal hingga suatu ketika dia dipertemukan dengan guru baru disekolahnya yang bernama Pak Yunus.

Pak Yunus-lah yang mempertemukan Riska dengan Indra dan Dani, teman satu sekolahnya yang juga memiliki kemampuan khusus lewat sentuhan. Pak Yunus juga yang memberitahu bahwa kemampuan yang dimiliki Riska adalah salah satu dari kemampuan Touche yang disebut empath.

Riska juga mengetahui bahwa Indra adalah seorang mind reader dan Dani adalah seorang penyerap tulisan dimana ia bisa mengingat semua tulisan hanya dengan menyentuhnya. Sedangkan Pak Yunus sendiri juga memiliki kemampuan touche lain.

Kisah menjadi seru ketika suatu hari Pak Yunus menghilang sehingga Riska, Indra, dan Dani berinisiatif untuk mencari gurunya tersebut. Namun petunjuk yang mereka dapatkan hanyalah sebuah puisi kuno dan kenyataan bahwa Pak Yunus telah diculik. Sementara itu, sang penculik rupanya juga mengincar kemampuan Riska, Indra, dan Dani yang disebut sebagai touche. Bagaimanakah cara ketiga anak itu untuk menyelamatkan kembali gurunya dan meloloskan diri dari incaran para pemburu touche? Silahkan cari tau lanjutannya, hohoho


kalau ada yang bilang baca novel ini seperti baca thriller -padahal ini teenlit- yups...itu benar.

entah aku yang memang merasa ini adalah bacaan yang agak sulit atau bagaimana, aku selalu mengerutkan kening di beberapa adegan.

aku agak aneh saja dengan beberapa penjelasannya tentang touche. Otakku soalnya tidak mampu menerima kata-kata sulit, hehehhe. Tapi untungnya jalan ceritanya menarik dan seru untuk diikuti, jadi aku tetap bertahan untuk membaca sampai selesai.

Lalu kalau dari karakter, tidak ada yang istimewa lepas dari kemampuan mereka yang hebat itu. Cowok seperti Indra sudah bergelimpangan di novel mana pun. Jadi aku tidak kaget melihat sosoknya yang cool, terkesan rada jutek di awal-awal pada Riska -yang kalian pasti bisa nebak ending mereka berdua gimana ;p-

aku malah lebih suka sama si Dani hehe. ingin banget menjodohkan Dani sama Riska! *ups...spoilerr

Dani itu lucu. hahaha

btw...aku iri banget loh sama kemampuan yang dimiliki mereka! aku ingin punya...terutama kemampuannya si dani! enak banget, bisa menyerap tulisan dengan gampang. Kalau ujian kan jadi gampang, tidak perlu capek-capek belajar! hehehehe #dikeplak

Jadi Indra juga enak tuh, bisa baca pikiran orang! hehehe. Aku merasa lucu waktu di endingnya. sebenarnya aku bisa nebak endingnya sejak awal, dan aku sudah menduga banget kalau endingnya akan seperti itu jalan ceritanya. Cuma tetap saja kaget karena ternyata tebakanku tidka meleset sama sekali -__-

oh ya...ceritanya lumayan susah ditebak! >.<

aku ketipu terus, apalagi yang tentang Pak Yunus itu. sumpah! beberapa kali aku menebak, salah terus! Aku nebak A, jadinya B. Aku nebak B, jadinya C! begitu terus..halah.

yahhh..walau pun aku tidak terlalu suka sama jalan ceritanya, tapi ini novel recomended banget buat dibaca. Novel ini layak untuk dibaca siapapun yang ingin merasakan rasa teenlit yang baru dan unik Apalagi kalau yang suka cerita fantasy begini. Satu lagi, novel ini juga bisa bikin ngakak lho... hehehehe apalagi kalau adi si Dani.
Jadi, Happy reading~!
Profile Image for Aisy.
62 reviews1 follower
February 11, 2015
Windhy Puspitadewi adalah penulis yang benar-benar tahu cara membangun konflik dan ketegangan tanpa membuatnya terasa berlebihan.
Hal yang sedikit mengganggu dalam buku ini :
1. Saya merasa penulisan adegan di awal cerita –Riska kecil hilang di pasar, lalu ditolong seorang bocah laki-laki – kurang natural. Entahlah, saya merasa tanpa ada kejadian di masa lalu itu, Indra masih tetap bisa berteman dengan Riska.
2. Penokohan. Menurut saya karakter Riska kurang begitu jelas di awal-awal cerita. Saya bingung, cewek seperti apa sih Riska ini? Namun akhirnya saya mendapat jawaban setelah cerita hampir menuju akhir. Lalu, di awal cerita juga, saya sempat kebingungan membedakan Dani dan Indra. Karakter Indra yang super dingin itu tidak nampak di awal cerita.
3. Selain itu fakta, bahwa ketiga touché yang katanya sangat langka dan hanya ada 1 jenisnya di tiap generasi, terasa begitu aneh karena ketiga touché ini bertemu dalam 1 sekolah di Surabaya. Duh, kebetulan yang sangat kebetulan. Meski tidak mengurangi kesenangan membaca sih.
4. Saya terganggu dengan penggunaan bahasa Inggris-Indonesia –nya Pak Yunus. Okelah, dia diceritakan pernah tinggal di luar negeri. Akan lebih nyaman lagi bagi pembaca, apabila penggunaan bahasa Inggris itu tidak dicampur dalam satu kalimat dengan bahasa Indonesia. Kalau memakai bahasa Inggris, sekalian saja satu kalimat memakai bahasa Inggris. Kalau dalam satu kalimat menggunakan bahasa campur-campur, selain mengganggu, malah menimbulkan kesan amatir.
5. Penamaan tokoh. Yunus King ? Huh, sebenarnya tidak masalah juga sih. :P
Hal-hal yang saya suka dari novel ini :
1. Penggunaan gaya bahasa yang seperti ‘novel terjemahan’. Yang dimaksud di sini adalah penggunaan ‘aku-kau’ yang biasa ditemui dalam dialog novel terjemahan. Benar, ini novel lokal. Tapi terlepas dari bau novel terjemahan itu, penggunaan ‘aku-kau’ lebih cocok digunakan di novel fantasi semacam ini. Kesannya macho. #Apaan
2. Penulis punya bahan dan tampaknya melakukan pengkajian informasi untuk digunakan dalam novel ini.
3. Alurnya cepat, lancar, dan enak diikuti.
4. Endingnya seru.

Saya tetap berpikir alasan Indra untuk melindungi orang-orang yang disayanginya meski dengan cara yang kelewat keras tetap bisa diterima. Kalau dipikirkan mendalam, masuk akal saja apabila Indra melindungi Riska dan Dani sebab mereka membuat Indra merasa berarti. Semua orang butuh merasa berarti kan? Meski penolakan keluarga Indra rasanya terlalu berlebihan.
4 bintang untuk Touche !
Profile Image for nisaa.
85 reviews8 followers
April 16, 2022
emg dri awal si ini udh sus si tp gak ketebak kalo sebenernya niatan dia itu bgitu 😃 ceritanya seru

⭐️ 4.5
Profile Image for ABO.
419 reviews47 followers
January 29, 2015
Satu kata: KEREN!
Teenlit yang dengan beraninya mengambil ide cerita berbeda dari teenlit kebanyakan. Karakter Indra di buku ini agak mengingatkan saya pada karakter Nathan di Let Go :D
Pokoknya nggak bosen ngikutin petualangan si Riska, Indra & Dani. Saya jadi ngebayangin kalau saya punya kemampuan sentuhan kayak Dani, saya pasti akan rajin mengunjungi toko buku x)) atau lebih baik lagi kalau punya kemampuan kayak Indra :D
Bagian menjelang ending agak nyebelin tapi.... BAM! Mbak Windhy ngasih twist yang berlapis! Unexpected conclusion :D
Saya lagi baca Touché: Alchemist, sejauh ini nggak kalah keren dari Touché. Dear mbak Windhy, cuma mau bilang tulisanmu keren!
Profile Image for ndari.
100 reviews
August 1, 2011
Salah satu keuntungan baca teenlit: cepat selesai! :p

Salah satu teenlit yang ga cuma muter-muter di romance atau friendship, tapi juga di fantasi. Lumayan lah buat mengenalkan anak remaja supaya baca buku yang lebih berat. Tulisan-tulisan Windhy Puspitadewi memang ciamik, dan dia menepati janjinya untuk melahirkan satu buku tiap tahunnya.. Dan karya-karyanya tidak pernah mengecewakan.

Intinya adalah.. Saya suka buku ini. Salah satu fiksi fantasi yang bikin mikir, ini beneran kejadian ga sih?
Profile Image for Indah Threez Lestari.
13.4k reviews270 followers
December 12, 2014
1057 - 2014

Bagaimana ceritanya ya para psychometrer yang katanya amat sangat jarang ada ini bisa berkumpul di satu sekolah di Indonesia? Anak-anak ajaib di Cute Children saja mesti dikumpulin satu-satu dari seluruh penjuru negeri baru bisa ngumpul di satu sekolah.

Ok. Abaikan.

Itu semua pasti ada yang mengatur. Tentu saja penulisnya.

Profile Image for Yunita1987.
257 reviews5 followers
April 3, 2012
ceritanya menarik aq suka...
btw dari mana ya penulisnya punya ide2 sprti itu dan emangnya ada ya orang2 yg memiliki kekuatan sprti itu...aq mau deh...bisa sprti Indra...jadi bisa membaca apa yg dipikirkan orang lain.

good...aq suka nih...:-)
Profile Image for Ima Nurcahyanti .
25 reviews
January 19, 2015
gue merasa kaum touche ini bener-bener nyata.
tapi.. ada hal yang aneh setelah baca novel ini. terutama ke diri sendiri.
Profile Image for Ratna Juwita.
68 reviews18 followers
July 4, 2019
Aku juga suka sekali dengan Sherlock Holmes dan Detective Conan jadi aku antusias membaca buku ini ><

Buku ini bercerita mengenai tiga tokoh utama dengan kemampuan spesial yang disebut kaum touché (dibaca tusye. Bahasa Prancis). Dalam bukunya ini, banyak orang terkenal di dunia yang sebenarnya adalah kaum touché seperti Beethoven. Singkatnya, kaum touché memiliki kemampuan seperti membaca pikiran (mind reader), membaca perasaan (empath), dsb. Semua kemampuan itu berfungsi ketika menyentuh sesuatu/seseorang.

Tokoh perempuan, Riska adalah seorang empath. Dua tokoh laki-laki utama, Dani adalah book absorber (istilahnya ini bukan ya) dan Indra adalah mind reader. Mereka kebetulan satu sekolah dan bertemu dengan guru pindahan bernama Pak Yunus. Pertemuan itu kemudian menyeret mereka ke berbagai peristiwa demi peristiwa menegangkan.

Aku suka dengan Kak Windhy yang berusaha menyajikan buku yang out of the box dan usaha melawan dominasi novel romance. Aku juga suka dengan teka-teki yang disajikannya di seluruh novel, sebuah langkah awal untuk menyentil para penulis lain untuk menulis topik yang sama.

Pembaca Indonesia aku rasa perlu membaca buku-buku yang santai tapi tetap memberikan pengetahuan seperti yang ada dalam buku bergenre misteri ini.

Sayangnya, aku baru saja membaca buku-buku karya Dan Brown tepat sebelum membaca buku ini. Tanpa sadar, aku jadi membanding-bandingkan cerita dalam buku ini dengan buku-buku Dan Brown karena kesamaan genre. Aku bahkan sudah menduga jalan ceritanya.

Aku merangkum beberapa hal yang kupikirkan menjadi poin-poin berikut ini:

1. Karakter tokoh kurang kuat. Salah satu akibatnya, aku hampir tidak bisa membandingkan dialog antara Dani dengan Indra karena bagiku hampir sama.

2. Penanda waktu dan tempat bias. Aku bahkan tidak tahu ternyata sebuah kejadian sudah berlalu seminggu yang lalu. Kukira baru kemarin. Aku bahkan kaget ketika tanpa penanda, setting tempat sudah berubah hanya dalam satu enter.

3. Penggambaran setting tempat kurang deskriptif. Aku sama sekali tidak bisa membayangkan bentuk vila-vila atau rumah yang diceritakan dalam buku. Akan lebih baik kalau setting tempat bisa diberi detail agar bisa membangun imajinasi pembaca.

4. Plot cerita terlalu cepat dan aku merasakan plot hole yang lumayan banyak.


Oke, mungkin buku ini dibuat seringan mungkin agar bisa dinikmati anak remaja.


Hal yang kusuka dari buku ini, mungkin karena penulis sering membaca buku-buku terbitan Barat yang khas dengan dialog menggunakan kalimat bersayap. Aku baru menyadarinya ketika membaca buku Dan Brown (buku terjemahan yang kubaca ketika aku sudah cukup kritis menilai buku dibandingkan sebelumnya), dialog para tokohnya bersayap dan aku cukup terhibur dengan itu.

Bisa dibilang, dialog adalah salah satu unsur favoritku dalam buku ini selain ide mengenai kaum touché meskipun dari awal aku tahu tidak ada kaum touché di dunia nyata.

Satu hal yang aku tahu dan ingin kukoreksi dalam buku ini adalah soal Beethoven. Ia memang tuli tapi itu terjadi ketika ia berumur sekian tahun (aku lupa kapan tepatnya), setelah ia bergulat dengan piano selama bertahun-tahun dan telah menciptakan banyak lagu. Mengelompokkannya sebagai kaum touché hanya karena ia tuli, tapi masih bisa menciptakan lagu, aku rasa kurang tepat. Mungkin lebih pantas disebut insting, kebiasaan, kerja keras, dan kejeniusan.

Namun, yah semua ini adalah imajinasi. Imajinasi yang sangat aku apresiasi karena membawa angin segar di tengah ledakan genre romance.

Good Job Kak.

I would like to read other books of touché series.
Displaying 1 - 30 of 274 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.