Jump to ratings and reviews
Rate this book

Kedai 1001 Mimpi: Kisah Nyata Seorang Penulis yang Menjadi TKI

Rate this book
DESAS DESUS
"Kita ini konon pahlawan devisa. Tapi kalau mati, ya sudah, dianggap binatang saja."
"Saya datang buat mempertebal iman, bukan jadi mainan."
"Datang ke sini itu harus siap 'dijajah'. Baik jiwa maupun raga!"
"KAMU tidak perhatikan, banyak orang MATI karena terlalu BANYAK TAHU?!"

Valiant Budi adalah seorang penulis yang tergila-gila dengan dunia Timur Tengah. Salah satu ambisinya yaitu menulis sebuah buku travel dari belahan bumi 1001 mimpi ini.

Kesempatan datang, ia akhirnya tinggal di Saudi Arabia sambil bekerja di salah satu kedai kopi internasional.

Ternyata, terjun langsung sebagai TKI membuatnya menemukan berbagai peristiwa ganjil yang tak pernah ia ingin ketahui, apalagi ikut merasakannya.

Ambisinya terkubur, berubah menjadi keinginan kuat untuk kembali tinggal di tanah air tercinta.

Buku ini berdasarkan pengalaman Valiant Budi dan beberapa rekan TKI yang bertahan hidup di Saudi Arabia dan selalu rindu Indonesia.

444 pages, Paperback

First published January 1, 2011

47 people are currently reading
1278 people want to read

About the author

Valiant Budi

15 books192 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
583 (31%)
4 stars
739 (40%)
3 stars
402 (21%)
2 stars
83 (4%)
1 star
25 (1%)
Displaying 1 - 30 of 234 reviews
Profile Image for miaaa.
482 reviews420 followers
July 12, 2011
'Well, pardon me, I'm against morons, not God!'
(page. 228)

It was really hard for me to understand that most could not differ human as human with a religion as beliefs. What makes they couldn't understand that? To see that such a different thing are those two?

Vibi was harassed, verbally abused, belittled, even received death threats for saying what he has seen that he believes were not right. He's telling the truth from his perspective and some people just jump in, a knee-jerk reaction, pointing fingers at him and saying words to him.

I remember Agustinus Wibowo in one of his Garis Batas's chapter shared to his readers how some of the Chinese-Indonesian have dream of going home to their motherland China. But when they're doing everything to go there, they're not welcomed at least not as they expected.

It seems to me, those who abused Vibi, believe that Kingdom of Saudi Arabia (KSA) is their dream country. The perfect one, compared to their Indonesia nowdays probably. How pitiful. Just because there's where the religion was born, it doesn't mean all of them are angelic human. Human is human with all their flaws and their own conducts.

Just look beyond the shiny religion lights for once. And don't judge people from their religion but from their conducts.
Profile Image for Aveline Agrippina.
Author 3 books69 followers
July 19, 2011
10 Kesan, 01 Pesan

1. Berangkatlah ke Saudi Arabia bila sampeyan kuat secara lahir dan batin (serta siap juga kalau keberuntungan pulang dalam kondisi tertidur dalam peti mati).

2. SBY benar-benar bullshit numero uno! Standing ovationnya benar-benar seperti pembual yang membuat TKI ingin mengiris nadinya. Kirimlah handphone sampai ke negeri Arab!

3. Valiant hanyalah satu dari seratus TKI yang beruntung dan sejuta TKI yang tidak beruntung!

4. Semakin negara itu dicap negara yang agamis, semakin berbau kafirlah ia. Ah, terima kasih Indonesia! Meski masih ada si FPI yang tingkahnya tak kalah jauh dengan polisi-polisi mengatasnamakan agama.

5. Arab adalah negara, Islam adalah agama. Banyak yang bisa membedakan, tapi lebih banyak lagi yang tidak bisa membedakan.

6. Menyedihkan! Bukan hanya nasib kita yang berubah, tapi tingkah laku pun berubah!

7. Mau menjadi apa pun, sekali datang ke Arab dan bekerja, kita tetaplah babu.

8. Bukan hanya 1001 kisah, tapi juga 1001 derita dan 1001 sengsara.

9. Datang susah, pulang pun susah. Oh, Arab!

10. Esensi pulang adalah esensi yang benar-benar hangat. Sehangat kopi yang baru diseduh dan dikomplain sang bule dengan alasan tetap dingin.

dan

1 pesan: Setidaknya saya lebih beruntung pernah merasakan indahnya Indonesia sebelum pergi ke Antartika.



Noted: typo euy!
Profile Image for Uci .
617 reviews123 followers
July 4, 2011
Membaca buku ini perasaan saya antara miris, meringis, menangis sampai menahan pipis dan ujung-ujungnya malah jadi rasis (mengikuti gaya bahasa Vabyo yang senang berima dengan manis :D)

Miris bahwa bangsa yang sering kali dianggap suci hanya karena kebetulan hidup di tanah kelahiran Nabi, ternyata kelakuannya jauh dari suci. Walaupun tidak bisa dipukul rata, karena yang diceritakan di sini hanya sebagian saja. Nggak usah jauh-jauh deh, di Jakarta juga saya sering lihat orang-orang yang dianggap suci ini, massa pengikutnya (entah pengikut sungguhan atau pengikut jadi-jadian) melanggar lalu lintas dan bertingkah urakan serta arogan. Sungguh tidak sesuai dengan citra yang mereka kedepankan.

Meringis karena salut kepada penulis yang masih bisa bercerita dengan jujur dan menghibur, padahal yang dia alami di Saudi Arabia sungguh tidak mujur. Ya memang sudah niat juga sih, jadi TKI supaya ada bahan untuk menulis. Niat bangettt.

Menangis saat membayangkan ribuan (atau jutaan) TKI yang terperangkap di negara kaya raya tapi bergelimang duka itu. Mungkin tidak semuanya menderita, pasti ada saja yang beruntung dapat majikan baik atau lingkungan kerja menyenangkan sehingga bisa pulang ke tanah air dengan membawa kabar gembira. Tapi saya berpikir, kerja di kafe saja, yang notabene di tempat terbuka dan dilihat banyak orang, bisa mengalami pelecehan setiap hari. Apalagi bekerja di dalam rumah yang tertutup, tempat majikan bisa berbuat sekehendak hati tanpa dilihat orang. Jadi ingat cerita adik tentang saudara suaminya yang bekerja sebagai TKW di sana, mengurus enam anak majikannya. Si majikan laki-laki hobi banget mamerin alat vital, tapi yang kena semprot malah TKW ini, oleh si majikan perempuan. Untunglah dia berani menantang si majikan perempuan. Seperti ditulis Vabyo, gaya mereka memang petantang-petenteng kayak jagoan, tapi begitu digertak langsung mengkeret kayak ketimpuk petasan.

Menahan pipis (lebay sih sebenarnya) kalau bertemu kisah kocak yang diceritakan dengan semarak. Di antaranya: Aku yakin kalau aku mencoba jawaban negara apa pun-yang fiktif sekalian, pasti jawabannya sama. Misalnya, "I'm from Klacubluk Kinyong Minyong." Pasti mereka berkomentar, "Oh, Klacubluk Kinyo-heuh? Ooh, I LOVE YOUR COUNTRY!!" Atau ketika Vabyo mendapat profesi baru sebagai penerjemah sms. "it's 'eh eh why is that, though?" begitu katanya saat diminta menerjemahkan sms seorang TKW yang mengutip syair lagu Kok Gitu Sih karya Dewiq,

Ujung-ujungnya rasis karena yaah...udah ketahuan kan kenapa. Yang jelas setelah saya dan suami selesai membacanya, isi buku ini jadi pembicaraan seru di rumah, bareng kakak, adik dan bapak. Termasuk ngomongin orang Arab yang doyan banget liburan ke Puncak buat kawin kontrak.

Setelah membaca buku ini...kepinginnya sih makin banyak yang sadar bahwa mengirim TKI ke luar negeri tidak semudah mengirim benda mati. Memang cerita-cerita miring seputar kelakuan orang Arab sudah bukan hal baru lagi. Kalau kata bapak saya, "Itu mah cerita sudah sejak kamu belum lahir." Tapi memang belum banyak yang berani terang-terangan menulis seperti ini. Karena bisnis pengiriman TKI adalah bisnis besar, sampai para TKI dibilang pahlawan devisa segala. Padahal mereka tidak butuh gelar pahlawan, hanya jaminan kesejahteraan dan kenyamanan hidup serta pekerjaan, yang sayangnya sampai sekarang belum juga bisa dipenuhi pemerintah Indonesia. Malah pengangguran semakin membludak setiap tahun. Itu juga yang membuat sebagian rakyat Indonesia begitu mudah tergoda untuk berangkat ke luar negeri, berharap mendapat penghidupan yang lebih baik.

Mungkin keinginan yang terlalu muluk yah, wong TKI berkali-kali dihukum mati di luar negeri juga nggak memperbaiki sistem. Cuma ramai di depan, lama-lama hilang sendiri beritanya, dan derita para TKI pun kembali terlupakan. Tapi kita tidak boleh berhenti berharap kan...

Melihat larisnya buku ini, mudah-mudahan bisa jadi petunjuk bahwa semakin banyak orang yang peduli pada nasib TKI, bukan sekadar berkoar-koar biar namanya terkenal. Amiiin.


NB : Satu hal yang jadi pertanyaan, setelah buku ini terbit, apakah Vabyo mendapat banyak ancaman dari orang-orang berpikiran sempit yang juga menghujatnya di blog?
Profile Image for Dewi.
177 reviews67 followers
February 27, 2012
Selamat datang di negeri 1001 dongeng. Berharaplah ini memang sekedar dongeng.
@Vabyo


Nun jauh di Bandung sana, hiduplah seorang pria bernama Valiant Budi Yogi aka Vabyo. Sama seperti jutaan orang lain, Vabyo juga punya mimpi tinggal di luar negeri. Bedanya negara impian Vabyo bukanlah yang favorit semacam Eropa ato Amerika. Vabyo justru bermimpi tinggal di kawasan Timur Tengah ato Afrika.
Demi mengejar mimpi ini, Vabyo rela meninggalkan karirnya di Indonesia untuk menjadi barista di Dammam, sebuah kota di Kingdom of Saudi Arabia (KSA).

Namun kenyataan memang jarang yang seindah mimpi.
Pertama, tentu saja Vabyo harus bergulat dengan cuaca yang panasnya di luar perkiraan (nyampe 56 derajat celcius, bo!). Cuaca panas ini otomatis berdampak pada air yang juga panas, menyebabkan insiden dubur lecet (baca aja sendiri untuk lengkapnya ya).

Kedua, Vabyo mesti berdamai dengan shift kerja gila-gilaan dan setiap shift diisi dengan kerjaan yang naujubile capeknyaaa. Ternyata menjadi barista itu bukan hanya duduk-duduk manis menunggu customer dan membuatkan kopi ketika ada yang mengorder. Ternyata menjadi barista itu sebuah pekerjaan yang melibatkan terbuangnya tenaga, hati dan juga nurani. Terkesan lebay? Gak kok. Baca aja buku ini dan Anda akan mengerti maksud saya.

Tapi yang menurut saya paling berat di antara semuanya adalah, Vabyo harus bisa bertahan menghadapi kelakuan warga Dammam yang "ajaib". Mulai dari rekan kerja hingga orang asing yang ditemui di jalan.
Simak pengalaman Vabyo waktu sakit dan berobat ke dokter yang aneh tapi nyata. Atau waktu dia dikejar-kejar segerombolan pria Arab untuk di..ehm..."lecehkan". Juga kekekiannya menghadapi pelanggan-pelanggan ajaib yang arogan, sok tahu, linglung, bahkan haram. Hah? Haram? Yup...beneran haram. Makanya baca sendiri dong bukunya ;)
"Kita ini konon pahlawan devisa. Tapi kalau mati ya sudah-dianggap binatang saja."
-Yuti-

Buku ini juga mengungkap fakta-fakta "unik" tentang negara itu. Seperti hak dan kebebasan wanita yang sangat dibatasi (nyetir mobil aja gak boleh lho), kode-kode kencan yang dilancarkan para baba, saudi champagne yang dari namanya saja jelas-jelas beralkohol tapi masih masuk kategori halal, serta yang paling menarik tentang kedekatan hubungan antar para baba di KSA dan daerah Cipanas di Puncak. Hayoo...ada yang tahu?;)

Namun Kedai 1001 Mimpi tidak melulu bercerita tentang Vabyo. Ikuti perjalanan Yuti sang TKI yang sukses mengubah nasib dari yang tadinya mengepel lantai kini menyisir lantai mall berbusana Prada. Simak kisah Mas Blitar, sang supir asli (well...jelaslah) Blitar yang merangkap sebagai pemuas nafsu majikan-majikannya. Juga Bambang, seorang gay yang merasa ketemu dunianya di Dammam. Dan jangan lupakan Eldo, si floor supervisor di sebuah hotel yang merangkap sebagai penari tiang. Baca dan tersenyum kecutlah bersama mereka.
Dan buku ini juga tidak hanya mengungkap sisi buruk KSA. Ada sisi baik dan kebaikan warganya yang juga diceritakan Vabyo. Namun demi untuk mencegah spoiler, saya biarkan anda menemukannya sendiri di buku.
“Tapi satu pelajaran yang gue dapet. Kita bisa mencari iman di mana saja, termasuk di negara yang sering ‘dibilang kafir’ sekalipun."

Saya sudah mengikuti perjalanan @Vabyo di KSA sejak dia rajin memposting serial tweetnya dengan tagar "Arabian Underkampret" (yang lalu diubah jadi Arabian Undercover. Sayangnya saya sudah nyaman dengan istilah Underkampret. Hehehe :p). Rutinitas pagi saya kala itu membaca timeline @Vabyo sepanjang jalan menuju kantor.
Sayang, sekembalinya ke tanah air, @Vabyo semakin jarang membagi cerita Arabian Underkampret-nya. Awalnya saya berpikir mungkin dikarenakan kesibukannya mengurus Warung Ngebul.
Tapi ternyata, @Vabyo bilang di twitter bahwa pengalaman-pengalaman Arabia Underkampret-nya akan dibukukan, makanya gak bisa dishare lewat twitter lagi. Horeeee....\(^o^)/

Karenanya gak heran waktu buku ini di-launching, saya dengan bersemangat langsung membeli.
Dari segi fisik, saya suka sama sampulnya yang lucu dan "kena" banget dengan isi buku. Ilustrasi secangkir kopi yang ada di tiap akhir bab juga mampu membuat saya mendadak ngidam kopi. Ada beberapa typo namun bagi saya sih bisa dimaafkan.
"Saya datang buat mempertebal iman, bukan jadi dalang setan."
-Mas Blitar-

Mengenai isi buku, sebenarnya kebanyakan cerita mirip dengan yang dulu pernah di-tweetkan @Vabyo. Jadi yah sebagian besar ceritanya sudah saya baca. Tapi saya tetap senang kok. Karena akhirnya saya punya memento untuk serial twit Arabian Underkampret-nya Vabyo itu. Lumayanlah sebagai salah satu referensi saya tentang KSA (psstt...diam-diam saya sama kayak Vabyo yang punya ketertarikan khusus pada Timur Tengah dan Afrika).

Kalo ada yang pernah membaca 2 buku Vabyo sebelumnya, pasti heran dengan gaya bahasanya yang lain banget di Kedai 1001 Mimpi. Tapi gaya bahasa Vabyo tetap enak dibaca. Dan jangan khawatir, walau pun buku ini sebenarnya beraroma susah, namun Vabyo membalutnya dengan gaya komedi. Dia seolah ingin mengajak kita menertawakan hidup sepahit apapun itu, karena memang "Ada Lelucon Di Setiap Duka".
Kamu tidak perhatikan, banyak orang MATI karena terlalu BANYAK TAU?!
-sebuah comment di sebuah blog-

Dari info yang saya baca di timeline @Vabyolous (fanbasenya Vabyo di twitter) ternyata drama bukan hanya terjadi di dalam buku ini. Ada banyak kisah di balik layar penerbitan Kedai 1001 Mimpi. Vabyo mendapatkan banyak ancaman dan beberapa kali dicegat orang-orang asing, bahkan sampai terjadi pemukulan. Pelakunya jelas mereka yang berpikiran sempit dan menganggap Vabyo mencemarkan Islam dengan mengungkap fakta-fakta tentang KSA. Padahal Vabyo hanya ingin membuka mata kita tentang fakta yang sebenarnya sudah diketahui banyak orang namun sering dilupakan yaitu : Arab memang negara Islam tapi Islam bukanlah Arab.

Rating 4 bintang saya berikan untuk Vabyo dan segala pengalaman uniknya di Dammam sana.
Kenapa gak 5 bintang? Karena saya menangkap ada beberapa kekurangan. Ada hal-hal yang gak tuntas diceritakan Vabyo seperti alasan kearoganan customer dari Riyadh atau apakah Vabyo pada akhirnya mengiyakan tawaran Eldo. Jadi rasanya seolah-olah Vabyo "lost track" di tengah-tengah menulis dan pindah ke topik lain.
Walau begitu saya sangat salut pada keberanian Vabyo untuk mengungkap fakta kelam KSA walau pun mendapat ancaman. Maju terus dalam mengungkap fakta, bro. Semoga makin sukses dan tetap baik-baik saja ya.

Quote of the book :
"Di negara miskin saya itu, saya lebih banyak tersenyum. Tak terbeli dengan ribuan riyal. Lagi pula, semua kebusukan negara saya, Indonesia, ada di negara lain, kok. Tapi keindahan Indonesia belum tentu dimiliki negara lain."
-Vabyo-

also posted at : http://4urfun.blogspot.com/2011/12/ke...
Profile Image for Grace Tjan.
187 reviews622 followers
July 29, 2011
Hal-hal yang gue pelajari dari buku ini:

1. Orang Saudi Arabia banyak yang masih hidup di zaman Jahilliyah.

2. Di Arab kalo summer panasnya kagak ketulungan.

3. Cowo Arab banyak bulunya.

4. Kalo jadi TKI di Saudi harus siap diperkosa jiwa dan raga.

5. Di Arab banyak penampakan 'botol kecap'. Gede-gede lagi.

6. Kalo gak mau digarap majikan, TKW kalo tidur harus bawa palu dan arit. Emangnya TKI apa PKI?

7. Coffee Shop jaringan internasional belum tentu manajemen /karyawannya juga berkualitas internasional. Kalo udah habis akal, susu basi, tisu bekas dan paper cup bisa di 'daur ulang'. Jadi parno ngopi di cafe.

8. Kalo lo pelanggan yang reseh, Cappucino lo yang harganya limapuluh ribuan bisa diludahin atau dikencingin baristanya. Muffin lo diselipin upil. Makanya jangan reseh.

9. Kalo ada orang Arab marah2, elus2 aja jenggotnya.

10. Terjemahan Inggrisnya 'lelaki buaya darat' itu 'land crocodile man', tapi terjemahan Inggrisnya 'Dasar lo tukang berzinah! Moga2 buntung penis lo!' itu 'You're such a good man. May you and your family always be blessed.'

Cerita para Indunisi di tanah Arab: kocak tapi nelangsa.
Profile Image for Indah Threez Lestari.
13.4k reviews270 followers
June 9, 2011
562th - 2011

Terlepas dari cerita-cerita pilu TKW yang sering muncul di TV/Koran, berdasarkan pengalaman pribadi selama berada di Arab Saudi kurang lebih 40 hari pada tahun 2007/08, semuanya kelihatan fine-fine saja, orang-orang di sana--terutama para pedagang--ekstra ramah, meski suka rada bete kalo ada yang maksa nawar harga... :) Plus tidak ada insiden kelaparan karena konsumsi terlambat atau bencana banjir bandang...

Selain itu, meski banyak yang mewanti-wanti agar kebiasaanku di Indonesia tidak dilakukan, yaitu jalan-jalan sendirian, aku tetap nekat jalan-jalan sendirian. Soalnya anggota kelompokku rata-rata sudah sepuh, 70-80an tahun, dan mereka lebih suka istirahat di hotel. Duh, udah jauh-jauh ke sana masak mau di hotel melulu, rugi dong...

Alhamdulilah aku nggak pernah mengalami insiden yang merusak jiwa raga. Barangkali karena kemana-mana aku cuma naik bis khusus Indonesia [kadang2 nebeng bis Turki ding], dan dibilang sendirian juga di mana-mana banyak orang Indonesia yang bisa dikenali dari baju hijau telor asinnya. Aku merasa aman banget, apalagi jalan-jalannya juga selalu ke tempat ramai, kayak pasar dan mall [jalan-jalan doang, bukan belanja, secara anggaran terbatas ^^]...

Omong-omong tentang mall, jadi keingetan deh. Pas lagi makan siang di pinggir mall--jauh-jauh ke sana cuman buat makan KFC--aku menyaksikan satu insiden, di antara umat di halaman Masjidil Haram, ada cowok yang meng-grepe-grepe cewek di dekatnya sampai tuh cewek teriak dan menjerit-jerit. Tentu saja tak lama kemudian tuh cowok ditangkap polisi. Tapi yang nggak ngerti apa yang bikin cowok itu tiba-tiba nafsu nggak kenal tempat, cari kesempatan dalam kesempitan, padahal korbannya pakai burqa tertutup rapat, nggak kayak orang Indonesia yang kadang cuman pakai jilbab doang.

Singkatnya, di mataku, everything is fine... yah, mungkin karena musim ibadah juga sehingga semua orang menahan diri dan semua keburukan yang mungkin ada tak muncul ke permukaan...

Setelah membaca ke buku Mas Vabyo yang membuka apa yang tertutupi dari mata turis sepertiku, hikmah yang kudapat :

- Kalau suatu hari diperkenankan kembali ke tanah suci, kudu hati-hati kalo mau ngupi-ngupi di Cafe S***bucks , eh, Cafe Sky Rabbits, secara kita bisa dapat extra-extra yang tidak menyenangkan dari barista bete yang kreatif abis.

- Tidak cuma TKW Indonesia yang jadi korban pelecehan, tapi juga TKP (Tenaga Kerja Pria), baik dari kaum hawa (majikan dan sodara-sodaranya) maupun dari kaum adam (ihhh!), apalagi yang kulitnya putih mulus dan tampangnya imut. Hm, kirain cuma di Afghanistan saja seperti ceritanya Mas Agus di Selimut Debu.

- Nggak di Indonesia, nggak di Arab Saudi, sifat-sifat manusia tetap sama... lahir dan hidup di tanah suci bukan lantas lebih suci dari mereka yang lahir dan hidup di negeri lain.
Profile Image for Sweetdhee.
514 reviews115 followers
July 31, 2011
miris...

Saat saya baru saja mengawang-awang ingin membuat review buku ini, saya dibuat terhenyak oleh kabar dua saudara perempuan kita dari Indonesia yang bernasib sangat jauh dari mujur

Ruyati binti Satubi dan Darsem adalah dua dari sekian banyak TKI di Arab Saudi yang menerima ketidakadilan hukum di negara tersebut

Alm Ruyati yang membunuh majikannya telah terpancung Sabtu, 18 Juni kemarin.
Sedangkan Darsem diberi 'keringanan' dengan membayar denda 4.7 M agar bisa terhindar dari hukuman pancung..

Miris sekali..
Saya jadi merasa bersalah karena sepanjang membaca buku ini, saya terbahak-bahak, bahkan kalau bisa meminjam kata-kata Vibi, saya ngakak sampai terjengkang setiap kali Vibi menceritakan pengalaman-pengalaman uniknya yang disampaikan dengan bahasa yang sangat enak dibaca.
*padahal sebagian besar buku ini saya baca di angkot, coba aja tuh bayangin gimana kejengkang di angkot*

Saya terenyuh betapa banyak hal-hal yang dialami Vibi sebetulnya terjadi di sekitar saya sendiri, meski dalam taraf yang tidak sekurang ajar di Saudi.
Tapi saya malah tertawa akan kejadian-kejadian aneh yang seharusnya membuat orang yang mengalaminya merasa tersiksa sampai ke ubun-ubun..

Sungguh, sampai tadi sore sebetulnya saya ingin membuat review yang menyenangkan tentang buku ini.
Tadinya ingin saya taburi dengan cukilan dari halaman-halaman yang membuat saya tertawa seperti orang gila di angkot.
Tapi menonton berita Rayuti dan Darsem malam ini di TV One, saya hanya bisa tercenung..

Ahh, kemana perlindungan yang seharusnya bisa diberikan bagi saudara-saudara kita yang mengadu nasib di negeri orang?

Innalillahi Wainnaillaihi Raji'un..

Mudah-mudahan saya bisa membuat review yang jauh lebih menyenangkan untuk buku ini suatu saat..
Mudah-mudahan, itu artinya, saudara-saudara kita di sana sudah bisa bekerja dengan lebih tenang..

Amiin..
Profile Image for Rido Arbain.
Author 6 books98 followers
March 9, 2017
Sengaja memilih buku ini untuk dibaca tepat saat momentum kedatangan Raja Arab ke Indonesia. Tentu saja setelah sekian tahun dianggurin di rak buku. Alasan membaca yang sangat motivasional, bukan?

Sejak membaca novel Joker dan kumcer Menuju(h), aku langsung yakin kalau Vabyo adalah penulis yang 'nakal'. Buku ini pun termasuk salah satu proyek nakalnya. Selain obsesi ingin menjadi tenaga kerja di Saudi Arabia, bahkan Vabyo sudah berniat untuk menulis pengalamannya selama tinggal di sana (meskipun sebelum jadi buku, awalnya ditulis di blog). Penulis visioner!

Konon buku ini pernah menuai kontroversi karena dianggap "menjelekkan Islam" oleh kaum fanatik kearab-araban padahal belum pernah ke Arab (haji dan umroh nggak dihitung). Padahal yang dituturkan penulis di Kedai 1001 Mimpi hanyalah pengalaman yang objektif, tentang bagaimana ia bergaul dengan orang, budaya, cuaca, sampai skandal yang nyata terjadi di sana. Fanatisme memang terkadang membuat manusia menutup mata, sampai lupa kalau Arab itu negara, bukan agama.

... serius amat, Pak?

Intinya buku ini adalah bacaan yang bagus kalau kamu ingin melihat kehidupan di Saudi Arabia dari kacamata TKI yang pernah tinggal di sana. Ditulis dengan gaya bertutur yang menghibur khas Vabyo, walaupun kalau boleh kritik, kalimat berima yang manis menggaris puitis itu kadang ganggu juga. Haha.

Oh, satu lagi. Yang paling penting, buku memoar ini tetap relevan dibaca sekarang meski awal terbitnya tahun 2011.
Profile Image for e.c.h.a.
509 reviews258 followers
July 7, 2011
Tak kenal maka tak sayang

Pepatah mujarab kalau gue bilang hehehe Jadi bagi siapapun yang berhasrat menjadi Tenaga Kerja di KSA (Kingdom of Saudi Arabia) wajib hukumnya untuk mencari tahu kebudayaan, kehidupan sosial juga tingkah laku penduduk aseli sana. Biar nggak kaget, biar bawaannya nggak marah-marah terus, biar nggak dizolimin, biar nggak kepengen jedotin kepala ke tembok, biar nggak kepengen balik ke Indonesia terus. Eh..kok banyak negatifnya ya hahaha

Ya kalau nggak mau kejadian "biar" seperti yang gue sebut di atas terjadi dalam hidup loe ya nggak usah jadi TKI di Arab, mending nyari sesuap nasi di Indonesia aja.

Biarpun kata orang rumput tetangga lebih hijau, lebih bagus rumput sendiri yang hijau khan :-) Ya..kalau tiba-tiba rumput sendiri mengering kan bisa dicabut terus tanam tumbuhan lain aja atau nggak bikin warung di atas halaman rumah, ehhh....
Profile Image for Stebby Julionatan.
Author 16 books55 followers
September 7, 2012
mas Valiant Budi Vabyo, makasih ya untuk referensinya... 1001 Mimpi, buku yang sangat berharga. seperti janjiku untuk membuatkan resensi bagi buku itu, mmmm.... semoga puis esai i ini merupakan "pengganti" yang lebih baik dari sekedar resensi. hehehehehe...

makasih juga buat Rifqi Riva Amalia.... yang dah minjemin buku sekeren itu. cihuuuyyyyy.... oia, qi... ini puisi esai yang aku ikutkan di Jurnal Sastra. :)


1001 MIMPI


1.



Seperti Sheherazad[1], tiap malam aku pun mengiris doa

mengeratnya, membentuknya jadi gelembung-gelembung kata

puisi, dan menerbangkannya ke Tenggara[2],

ke arahmu

agar kata tak lagi tanggal di gantungan Syahryar[3].





Aku pun demikian, seperti sulung yang memanggil saudarinya[4]

ke istana, meminta suaka

lidah api di Pentakosta[5]

agar adaku tak lantas lindap

terbakar nyalang mata Muttawa[6]

habis, dan seringai sinis mereka terhadapku,

terhadap kami, Indunisi.[7]





Di negeri ini, hukum adalah kekang yang hanya menantang pendatang

dan syariat adalah cambuk yang sibuk menumbuk

kami, orang di luar kaummu.



“Laa taqlaf, ana Saudiyyin.” [8]



Sayang, aku tak semujur sulung menteri itu

dara sepersusuanku meninggalkanku di istana

loba,

geming, seperti saudara-saudara Yusuf[9]

yang puas setelah mendorongku ke dalam sumur



Ya Jabar[10],

dulu kisah ini sering kukisahkan pada anakku

dan berharap setidaknya kelak ia belajar

seperti Voltaire,

seperti Goethe,

atau Borges

bahwa jujur adalah mujur.





ya Rahman[11],

gerangan apa yang menuntunku, selain susu bagi anakku

bagai Hagar [12]yang berjalan antara Shafa dan Marwah

mendulang real[13],

mempertebal iman dan bukan jadi mainan.



Seperti Sheherazad yang teguh di tengah kepungan kematian

dalam kungkungan hasrat majikan

aku memintal sendiri kisahku

tentang Aladin yang rendah hati,

tentang Sinbad yang pemberani,

tentang kebijaksanaan Khalifah Harun Al-Razzid,

atau, tentang kisah pria yang paling aku suka, Qamarulzaman

Rembulan Abad Ini.



2.



Sebagai wujud baktiku,

seperti Sheherazad yang tak takut menyerahkan tubuhnya

aku pun menyerahkan tubuhku untuk kau kerap

agar setiap tahun lancar menyumbang devisa

mengaliri sawahmu yang dulu kering

menaikkan cungkup-cungkup rumah kita hingga tinggi menjulag

-dan dicibir para tetangga-

termasuk, mendanai hantaran yang kau minta untuk menikahi perempuan lain

sebab konon ada termaktub, batang zakarmu tak lagi tahan untuk terus-terus ereksi

tanpa sempat terhisap dan mengeluarkan kelenjar





Atau bisa jadi, baktiku termasuk memaketkan bayi-bayi baru

yang siapa tahu, kelak ia dapat kau jual sebagai bintang sinetron



Syahryar,

aku tak berminat menyaingi kemasyuran Sheherazad

dengan mengisahkan kisah-kisahku

atau Jasmine,

atau Badura

putri-putri yang selalu dikenang oleh anak-anakku itu



Kau boleh saja langsung memenggalku setelah ini

tapi ijinkan aku memastikan

bahwa putraku tidak akan berkeliaran di pasar

menjadi pencuri



Tak masalah meski kau menganggapku kenalan sepintas lalu

wanita tua yang menawarkan sebutir apel ke arah Sinbad

atau pejalan bingung yang sibuk menyesaki kota Damman

asal masih ada sisa lahan di rumahmu

yang masih bisa kusesaki dengan peti matiku







3.



Sepulangku nanti, apakah kau masih akan memanggilku Ibu

sebab aku tak lagi membacakanmu dongeng dari negeri ini

Negeri 1001 Mimpi

di mana harapan terpangkas habis

serupa gurun-gurun yang kulalui di kota ini



Nak,

aku iklas, melihatmu besar,

mengenyam seragam

harus terbayar dengan tubuh dan sisa usiaku ini



Nak, apakah kau masih akan menangisi bangkaiku,

saat nanti pulang dan menjumpaimu adalah nama?



4.



Dari seberang sebuah berita besar-besar terpampang di depan

“Kematian Ruyati[14] tak ada hubungannya dengan Presiden”



Heranku padamu, Ruyati ini rakyat mana

dan siapa yang pemilu lalu ia pilih jadi Presiden?



Sungguh, ini negeri 1001 mimpi

gulali boneka Matryoskha[15].





Probolinggo – Pasuruan, 25 Agustus 2012.





[1] Sheherazad adalah tokoh utama dalam Dongeng 1001 Malam. Ia merupakan putri sulung dari seorang perdana menteri di kesultanan Syahrar, seorang raja lalim yang sangat tega membunuh istrinya sendiri pada malam pertama mereka. Alkisah, Sultan Syahryar, tertarik aka kecantikan Putri Sheherazad dan berniat menikahinya. Sang Perdana Mentri tentu saja khawatir. Permintaan tersebut sebuah dilema besar bagi dirinya. Ia tidak ingin kehilagan putrinya, namun di sisi lain, tak mungkin bagi dirinya untuk menolak permintaan Sultan. Namun, keberuntungan rupanya berpihak pada Putri Sheherazad, berkat keberanian dan kecerdasannya, ia selamat dari tiang gantungan. Setiap malam, selama 1001 malam, sang putri menceritakan beragam kisah petualangan kepada Sultan, sehingga Sultan tak sempat untuk membunuhnya.



[2] Tenggara adalah arah di antara Timur dan Selatan. Dalam puisi ini kata Tenggara dimaksudkan, atau mengacu, pada Indonesia, salah satu negara di wilayah Asia Tenggara.



[3] Sultan Syahryar adalah sultan yang sangat lalim, yang tega membunuh istrinya di setiap malam pertama mereka. Hal ini disebabkan kekecewaan Sultan yag sangat mendalam terhadap permaisurinya, yang tega berselingkuh dan menghianati dirinya.



[4] Dikisahkan sang perdana mentri memiliki dua orang putri. Sheherazad dan Dunyazad Saat dinikahkan pada Sultan Syahryar, Sheherazad meminta kepada adiknya untuk datang ke istana, dan meminta di kepada Sutan agar Sheherazad diperkenankan bercerita.



[5] Dalam keyakinan Kristiani, Pentakosta, atau hari Pentakosta, 50 hari setelah Yesus naik ke Surga, adalah hari turunnya Roh Kudus. Di mana, Roh Kudus perwakilan dari karya kasih dan penyertaan Tuhan atas dunia ini.



[6] Polisi syariah di Kesultanan Saudi Arabia (KSA).



[7] Sebutan bagi orang Indonesia.



[8] “Jangan khawatir, saya kan orang Saudi.” Adalah kata yang biasa diucapkan oleh penduduk asli Saudi terhadap pendatang ketika mereka membicarakan tentang hukuman bagi pelanggaran-pelanggaran syariat yang ada. Kata ini juga terkadang menjadi semacam kelakar di antara TKI atau TKW saat mereka merasakan kekecewaan atas ketidakadilan yang menimpah mereka.



[9] Nabi Yusuf. Nabi yang dibuang oleh saudara-saudaranya ke dalam sebuah sumur, karena saudara-saudaranya yang lain merasa iri sebab ayah mereka, Yaqub lebih mencintai Yusuf. Yusuf akhirnya menjadi menteri dan orang kepercayaan raja di Mesir.



[10] Yang Maha Perkasa.



[11] Yang Maha Pengasih.



[12] Istri Nabi Ibrahim, dan ibu dari Nabi Ismail. Kisahya yang mencari air minum di tengah padang tandus untuk putranya terseut.



[13] Mata uang Saudi.



[14] Salahsatu TKW di Saudi yang kasusnya mencuat di tahun 2011 lantaran mendapatkan hukuman pancung karena dianggap menyiksa majikan.



[15] Matryoshka (bahasa Rusia: матрёшка), adalah boneka khas Rusia yang dapat diisi dengan bentuk boneka-boneka yang lebih kecil. Nama "matryoshka" diambil dari nama "Matryona", yang merupakan nama dari seorang wanita yang bertubuh gemuk. Model-model boneka matryoshka dapat bervariasi sebagai contoh bentuk gadis petani dengan pakaian tradisional, karakter dongeng sampai para pemimpin Soviet. Dalam puisi ini merupakan simbol dari perasalahan ketenagakerjaan di Indonesia yang hanya berkutat pada persoalan itu dan itu saja.
Profile Image for Haryadi Yansyah.
Author 14 books62 followers
May 24, 2011
===========================
Kedai 1001 Mimpi (2011)
Sub Judul : Kisah Nyata Seorang Penulis yang Menjadi TKI
Penulis : Valiant ”Vabyo” Budi
Desain Kaver : Jeffri Fernando
Editor : Alit Trisna Palupi
Penerbit : Gagas Media
ISBN : 978-979-780-497-8
Harga : Rp.55.000
443 Hal, Cetakan pertama, 2011
===========================


..:: ”Maaf, tapi di negara miskin saya itu, saya lebih banyak tersenyum. Tak terbeli dengan ribuan riyal. Lagi pula, semua kebusukan negara saya, Indonesia, ada di negara lain, kok. Tapi keindahan Indonesia belum tentu dimiliki negara lain.” Hal 426. ::..


Sedikit Berceloteh

Pasca membaca tulisan Vabyo di The Journeys, aku kayak orang sakaw yang nagih baca tulisannya. Untung aku sudah temenan sama Vabyo di FB (jujur aku gak inget kapan aku ngeAdd, yang pasti sudah lama sekali, pasca Bintang Bunting yang heboh-namun-belum-aku-baca-itu), jadi aku tahu bahwa buku Kedai 1001 Mimpi ini akan beredar ya melalui Fbnya vabyo. Sudah berulang kali aku ke gramed, tapi belum muncul juga bukunya. Suatu malem aku iseng jalan dan ngecek di databasenya gramed. Kedai 1001 Mimpi ada! Tapi stoknya 0. hah? Sudah habis gitu? Aku tanya sama mbak-mbaknya, dan si mbak, bilang bukunya habis. Kok iso? Padahal kan buku baru? Namun setelah lirik-lirik di tumpukan buku baru, aku nemuin buku ini! ”oh ya maaf Mas, aku baru inget, buku ini baru datang tadi sore, jadi belum kami input di sistem.” Untuk meyakinkanku, dia nunjukin tanggal edar yang ada di barcode. 110511, sedangkan hari itu tanggal 10 jam 8 malam. Oh jadi gitu toh sistemnya gramed, hehe. Jadi dengan kejadian itu aku bisa meyakini bahwa akulah pembeli pertama buku ini di Palembang.

Tentang – Kedai 1001 Mimpi -

Jujur saja aku iri dengan Vabyo ini. Dia orang yang berpendirian dan berani melakukan hal-hal baru. Ketika orang sudah nyaman berada di zona amannya, Vabyo malah berani melamar menjadi TKI di tanah gerang, Arab Saudi, demi memuaskan hasrat ke-timur tengah-annya. Awalnya Vabyo ditawarkan untuk bekerja sebagai Barista, alias peracik kopi-susu ala bartender gitu. Namun siapa sangka, Vabyo pun harus bekerja selaiknya OB di sana.

Vabyo ditempatkan di kota Alkhobar. Kota ”ajaib” dengan karakter-karakter ajaib pula. Di kota ini, kehidupan keras dialami Vabyo. Rekan kerja yang menyusahkan, pimpinan yang tidak baik, sampe pelanggan yang hobinya melecehkan. Di hari pertama kerja, Vabyo bahkan dituduh mencuri. Kalau di Indonesia, tentu kita dengan mudah berargumentasi. Namun, di negeri padang pasir ini, dimana penduduk asli memiliki kedudukan yang tinggi, Vabyo harus berjuang mempertahankan argumennya dengan bayang-bayang hukum syariah. Mencuri = tangan dipotong.

Sayangnya, hukum yang terlalu ketat, membuat warganya blingsatan jika melihat hal-hal aneh sedikit. Siapa sangka, di sana pun ada prostitusi terselubung. Bahkan, pria-pria di sana akan dengan mudahnya melakukan ”penawaran”, bahkan kepada sesama jenis sekalipun. Vabyo sering kali disangka orang Filipina, dan disana banyak warga Filipina yang bisa diajak kencan. Karena hal itu pula, Vabyo pun tak luput dari ajakan kencan ini, bahkan Vabyo sempat ”diperkosa” pasir di kota ini.

Belum lagi kehadiran Muttawa. Polisi Syariah yang sayangnya kerap bersikap tidak baik. Walaupun menegakkan hukum, toh dia juga manusia yang memiliki nafsu, bukan? Aku bergidik ketika ada sebuah kebakaran besar dimana orang-orang yang ada di dalamnya berlari keluar tanpa menggunakan penutup wajah, namun Muttawa memaksa mereka untuk masuk kembali ke kobaran api untuk menggambil penutup kepala. Yang ada semuanya tewas...

Datang ke negeri padang pasir, seseorang harus siap diperkosa. Di negeri yang serba ”tertutup” ini, bahkan seseorang bisa mempertontonkan kelaminnya dengan mudah. Ironis memang... penduduk lokal juga kerap bertingkah pongah kepada pendatang hanya karena mereka berdarah asli saudi. Aku saja yang membaca kisah Vabyo kerap merasa muak. Secara jujur, Vabyo menampilkan apa yang ia lihat dan ia temui disecara terbuka. Sialnya, ia sering dicap berusaha merontohkan keagungan Islam. Aku sendiri meyakini bahwa Islam akan selalu indah, namun tidak dengan pengikut-pengikutnya.

Ketika ditindas, Vabyo melakukan pembalasan dengan cerdas. Juga, Vabyo patut bersyukur ketika menemukan teman-teman setanah air yang bersedia dijadikan tong sampah. Tepatnya, mereka berbagi peran penampung cerita dan perlakuan ”sampah” :P sebuah oase dinegeri pasir panas.

Seperti orang sakaw. Buku ini benar-benar ”memuaskan”ku. Kalau saja tak ingat besok akan bekerja dan kemungkinan kekurangan tenaga, ingin rasanya menuntaskan buku ini dalam satu malam. Apa yang ditulis Vabyo adalah kejujuran dan kebenaran (semoga saja), jadi jangan terlalu gegabah mengecapnya sebagai perusak citra. Karena sekali lagi, ajaran akan selalu benar dan kokoh. Tinggal kita sebagai manusia saja yang haru mampu menjaga ajaran itu agar dapat diimplementasikan dengan baik.

Isi : * * * * 1/2
Diksi : * * * * 1/2
Kaver : * * *
Fisik buku : * * * *
Keseluruhan : * * * * 1/2
Skor ala Yayan : A

Btw... aku yakin buku ini akan dicetak ulang. Semoga typo yang bertebaran akan diperbaiki kelak 
Profile Image for raafi.
926 reviews448 followers
November 23, 2017
Ulasan lengkap: Kedai 100X Mimpi: Kisah 1001 Malam yang Gagal

Selalu menarik mendengar (membaca) pengalaman orang lain. Nggak perlu melakukan apa yang mereka lakukan untuk mendapatkan apa yang mereka dapatkan. Wawasan "tak biasa" tentang Arab Saudi tertelanjangi di sini. The power of sharing.

Nggak tahan euy sama saltik dan berjubelnya kalimat berima yang berusaha jadi ciri khas namun berakhir "maksa".
Profile Image for Indri Juwono.
Author 2 books307 followers
November 26, 2011
#2011-30#

*dulu pinjam, karena baru dapat dari Klub Buku, jadi pengen bikin review*

Gila, kalo saya bilang, bahwa motivasi Valiant untuk pergi ke Arab Saudi itu untuk nyari bahan tulisan, dan nyari pengalaman. Gila di sini bukan berarti kurang waras, tapi cool aja gitu, sampe ada orang yang sangat nekad begitu. Dan bukan pengalaman manis yang didapat, namun juga pengalaman pahit. Toh, setiap pengalaman adalah pembelajaran bukan? Dan pengalaman adalah guru yang terbaik.

Saya menyarankan pembantu saya untuk baca ini, supaya dia nggak tergoda untuk pergi ke Arab Saudi. Bukan semata-mata karena takut ia diapa-apain orang di negeri orang, tapi juga karena kalau ia meninggalkan saya, lalu siapa yang membantu mengurusi keluarga saya? Lha, si pembantu ini sudah seperti keluarga sendiri. Tapi tak ayal, ketika lagi ada kebutuhan uang, kadang-kadang ia mencetuskan keinginannya untuk pergi ke Arab. Saya sih tidak bermaksud menakut-nakuti dia dengan membaca buku ini, justru berita di koran atau televisi tentang penyiksaan TKI lebih menakutkan.

Buku ini lucu, banyak menceritakan bagaimana Valiant berusaha suka di tengah duka, kelicikan-kelicikan yang terjadi, dan jelas, buku ini menceritakan banyak tentang karakter bangsa Arab dalam memperlakukan bangsanya sendiri, terutama perempuan, dan sikapnya terhadap pendatang. Memang sih ada yang baik, tapi koq sepertinyna defaultnya itu ya yang petantang petenteng itu ya.

Mendapatkan buku ini kembali di kala stress mendera di kantor akibat kekurangan orang, yah, jadi teringat juga dengan pengalaman si Valiant, yang menjadi babu, waiter dan barista sekaligus, dan akhirnya membuat saya bersyukur. Kalau di sini saya bisa pulang dan ketemu keluarga saya untuk melepas stres, lha kalau di sana? Hmm... tapi kerja lebih dari 100 jam seminggu memang berasa penyiksaan (tiba-tiba curcol). Tanpa dibayar lembur pula.. (curcol tahap2). Untunglah hanya terjadi menjelang deadline proyek saja.

Buku ini sempat dibahas dalam salah satu sesi siaran di RPK FM beberapa waktu yang lalau, dan kebetulan memang cocok sekali dengan berita saat itu tentang kasus TKI-TKI Indonesia yang dihukum di Arab Saudi. Jadi semakin mengintimidasi bahwa orang Arab memang begini-begitu. Yah, tidak jauh dari pendapat saya selama ini sih.

"There's a thing that money can't buy. It's called ATTITUDE." (hal. 371)

****
-sesi siaran-
satu kata buat buku ini:

rhe : mimpi.
thata : realita.
indri : pengalaman.
yancen : enak.

dan yang jadi saya tahu, bahwa ice cappucinno itu sebenarnya tidak ada. karena cappucinno dibuat dari kopi yg dicampur susu yang dihangatkan lalu dikocok hingga berbuih.
masa hangat dikasih es?
Profile Image for Delisa sahim.
274 reviews13 followers
June 18, 2011
dapet diskon 15%,
hihihi lumayan..

pertama baca, wahh naga-naganya gue bakalan ngakak nih bacanya,
secara penulisnya merupakan penulis yang kocak.
betul saja apa yang aku pikirkan karena mencuri-curi waktu baca,
secara masih dalam UAS, hohooho..
jadilah bacanya jam 12 malam...
sanggup apa baca jam segitu ?
sangguup banget, malahan jam 5 baru tidur...
hehehe*

oke, back to story..
gue salut sama vabyo,
dia berani menuanggkan apa yang ada dipikirannya,
kalau gue jadi vabyo, gue bakalan langsung balik setelah 2 minggu,
sebodo banget yang namanya gaji gede kalau tim work saja tdak pernah merasakan terima kasih kepada kita.

nah,membahas soal homo seksual..
kalau menurutku,
itu penyakit yang menular...
jangan salah tanggap dulu,
teman gue yang dikampus pernah bercerita kalau nggak tahan godaan yang samanya pergaulan pasti akan terjurumus..
gue juga berfikir, bukan hanya di Indonesia saja ada homo seksual tetapi di negara yang mengganut Islam dengan hukum yang ketat ternyata juga ada..
gue sabagai umat muslim cuma beristigfar sebanyak-banyaknya..
bukankah islam mengajarkan kebaikkan ?
tetapi sekali lagi ini perbuatan manusia bukan islam..

gue juga sebel saat vabyo dituduh-tuduh sebagai perusak islam karena mengambarkan kisah yang gamblang yang terjadi di Arab sana..
sekali lagi disini ditekankan bukan Islam yang merusak tetapi manusia-nya yang tidak tahan godaan.
nah, disini gue sedikit sinis dengan perempuan arab..
segitu mahalkah sebuah perempuan tanpa cinta ?
kesannya perempuan dibeli dengan materi kalu dilihat lagi perepuan disana lebih matre daripada di Indonesia.
gue pikir perempuan indonesia matre banget ternyata ada lagi yang lebih matre.
soorrry kalau gue menghakimi dari sudut mata gue..

didalam buku ini gue menerima banyak sekali pelajaran dalam kehidupan,
misalnya saat bekerja,
dulu gue pikir kerja diluar negeri asik banget,
dapet gaji yang gede tetapi saat ini gue bakalan memilah mau menetapkan kerja dimana nanti kalau keluar negeri..
sebaik-baiknya negeri orang lebih baik negeri sendiri, sekaya-kayanya negeri orang lebih kaya negeri sendiri.
biar dikata negara Indonesia miskin tetapi kebudayaan dan keindahaan Indonesia tidak dapat debil atau dukur dengan uang.
Profile Image for Agustinus Wibowo.
Author 9 books608 followers
October 31, 2011
vibi adalah pencerita yang baik. dengan joke-joke segar (walaupun ada beberapa yang sedikit lebay) namun mengena, pembaca dibawa ke alam saudi arabia yang sesungguhnya. buku ini mengingatkan saya pada versi travel writing yang lebih serius: The Saudis, di mana penulisnya adalah perempuan warga AS yang menjadi jurnalis rahasia di negeri Saudi dan menguak berbagai paradoks dan kejutan yang begitu absurd dari negeri yang sangat absurd itu.
Profile Image for Matt.
242 reviews1 follower
May 16, 2011
dengan anggapan benar berisi pengalaman yang bukan dikarang atau khayalan saja, buku yang lumayan memberikan penjelasan soal realitas kehidupan TKI di daerah arab.

semoga banyak yang membaca dan tahu bahwa kelakuan orang arab tidak sama dengan kelakuan yang islami.
Profile Image for Nike Andaru.
1,631 reviews111 followers
December 16, 2018
141 - 2018

Punya buku ini udah lama, karena ingin membabat timbunan lama, maka saya pilih buku ini. Ternyata keputusan saya baca buku ini jauh setelah saya beli ternyata kurang tepat. Saya nyesel kenapa gak dari dulu baca.

Tentang cerita Vabyo, penulis buku ini sendiri, bekerja sebagai TKI di Arab Saudi tepatnya di Dammam. Dan semua keanehan, kebusukan, kengerian, kebikin-melongoan yang sangat terasa. Sebelum membaca buku ini saya lebih dulu pernah mendengar dari beberapa teman dan juga baca-baca bagaimana kehidupan di sana. Dari sisi kekayaan, tentu itu negara kaya, salah satu negara di mana bisa menghasilkan banyak uang kalo kerja di sana. Tapu ternyata hidup dan bekerja di sana tidak mudah, baca aja dalam buku ini.

Vabyo kerja di toko kopi, semua kehidupannya di sana diceritakan dengan luar biasa. Bagaimana orang-orangnya, bagaimana pelanggannya, bagaimana budayanya dan bagaimana kondisi alam serta cuacanya. Dibahas panjang lebar dan saya tentu membaca buku ini dengan santai sambil sering kali geleng-geleng kepala. Apalagi soal kehidupan seksnya, jadi ngeri sendiri.

Bagi yang pernah kepikiran jadi TKI di Arab, serius deh, buku ini bisa jadi buku yang wajib kalian baca. Biar gak nyesel dikemudian hari.
Profile Image for afatsa.
51 reviews2 followers
January 3, 2020
Baru sadar ternyata buku ini terbit hampir satu dekade yang lalu!

Setelah beberapa kali mendengar dan membaca sekilas respon teman-teman yang baca buku ini, semacam dapat heads up buat tidak terlalu shock.

Nyatanya memang tidak telalu syok, tapi tetap saja mengagetkan. Dibalut dengan gaya 'menertawakan' kesengsaraan, kisah-kisah Vibi sukses bikin tertawaa sekaligus miris. Bagaimana bisa manusia hidup dan memperlakukan orang lain seperti itu? Well, it happens every where though. Di mana saja, suatu saat, kita akan bertemua dengan karakter orang yang ngeselinnya sundul langit pokoknya. Tapi betapa kurang/tidak manusiawinya perangai penduduk sana bener-bener bikin geleng-geleng. Intinya sih, dimanapun berada, pastikan kita paham tabiat asli penduduk setempat. Yang tidak baik pasti ada, pun sebaliknya. Soal perbandingan lebih banyak yang tidak baik daripada yang baik itu bisa dijadikan bahan cerita. Kayak kisah Vibi ini.
Profile Image for an.
764 reviews22 followers
July 6, 2011
ripiu menyusul. terlalu banyak typo jadi bingung mo ngomong apa :D

-saat na meripiu, tapi keliatan na bakal jadi ripiu bersambung-

setelah ketemu langsung penulis na di kasir stand mizan (berniat nodong dibeliin buku, sayang terlanjur orang na kelar bayar) yang ternyata tinggi dan besar (mas agung dan mas jimmy jadi tampak imut), setelah dapet tanda tangan na dengan menahan salah satu oknum penerbit. akhir na dengan rasa bersalah jika tidak sedikit saja menuliskan sesuatu di klolom pikiran ini, maka mulailah rhe untuk meniatkan diri membuat ripiu.

seperti yang banyak orang bilang typo di buku ini kelewat ga ketolongan. tapi jika mengabaikan na sejenak... apa saja yang bisa kita lihat? kalau rhe sih....

aku di negeri ini belum merasa rumah, tapi menemukan mereka serasa sudah memiliki pintu dan jendela (hlm. 92)

dibuka dengan kegundahan seorang perantau yang niat awal na mencari keindahan dan yang di dapat adalah goresan pasir di mata yang terlalu lebar membuka dan debu di tenggorokan dari mulut yang terlalu ingin mengungkap sesuatu. bayangan awal keindahan pesona timur tengah yang ingin dibuktikan dan dinikmati na membawa na dalam labirin-labirin kenyataan yang selama ini belum terlewati atau terselesaikan para TKI sampai tuntas di pintu keluar na.

dengan bahasa humor sehari-hari, siapa sangka kekejaman or apalah itu sebutan na yang menemani penulis menghabiskan waktu di sana. yang jahat tak tampak sangar dan yang di luar akal masih bisa ditertawakan. namun pengakuan nyata dari salah seorang pelaku na membuat hati ini sedikit bergidik.

saya datang untuk mempertebal iman, bukan jadi dalang setan (hlm. 189)

banyak orang indonesia, merekalah teman-teman kita, keluarga kita yang hijrah ke sana. demi sedetak jantung yang terus bergetar dan semilir nafas yang tetap terhembus. bukan hanya emas. tapi apa yang mereka dapatkan... paspor ditahan, perlindungan yang kurang, dikambinghitamkan, bahkan diperas oleh oknum sendiri, keluarga yang seharus na menjadi pelindung dan wakil mereka di sana. apakah yang bisa dilakukan mereka selain menunggu dideportasi?

apa yang telah dilakukan pemerintah kita untuk saudara-saudara kita yang demikian? bahkan sekedar melindungi satu degup jantung dan satu nafas lagi, sang pelindung warga pun kecolongan (serasa berorasi sambil bermain puisi). haruskah kita harus bersedih hati?

berhubung belum pernah dan ogah ke sana, bagi gue neraka telah tiba di sini (hlm.117)

mana yang membuat kita lebih bersedih lagi. bahwa kenyataan na saudara-saudara kita yang berada di sana sudah mengakui perlakuan dan kejadian yan ada di sana seakan neraka. untung buat mereka yang menemukan sahabat-sahabat di sini, jika tidak... ya sudah lari saja.

persis saat mereka menghilang, aku tersadar kalau baru saja menemukan anggota keluarga baru (hlm. 194)

begitulah... jika ingin tahu fakta apa yang ada di sana, baca saja sendiri buku ini. pengetahuan yang jarang diketahui calon-calon TKI yang hanya terbuai dengan iming-iming gaji tanpa pengetahuan dini tentang apa yang ada di sana, kemampuan apa yang harus dikuasai untuk bisa survive di tengah arogansi bangsa yang 'merasa' kaya itu. padahal sebener na selama ini kita telah...

...benar-benar tinggal di negeri impian. berbagai peristiwa aku alami yang bahkan mimpipun tak pernah memainkan na (hlm. 301)

begitulah, kadang halaman tetangga lebih hijau dari halaman sendiri. tapi siapa sangka, rumput hijau tetangga itu palsu. hahaha... plastik. beruntung kita tinggal di indonesia sampai kita meninggalkan dan melihat rumput tetangga. ternyata kangen juga kan dengan rumput sendiri :)

sedangkan untuk sky rabbit na, ada ya taraf internasional yang bercitarasa lokal gitu, bukan taste na tapi... budaya na. wkwkwk.... budaya. apa yang bisa menggantikan sebutan ini, jika kebiasaan yang ada di sana sudah dimaklumi dan dilakukan semua orang. dimaklumi bahkan didukung oleh para penghuni na, warga lokal. pufh...

dan ingin menutup buku ini dengan tawa dan senyuman tapi yang ada... (bersama berita yang sekarang ini sering ditayangkan di media massa), miris.

-ga jadi bikin ripiu bersambung, ternyata cukup :D-

-48-
Profile Image for Nabila Budayana.
Author 7 books80 followers
June 3, 2011
wow, ini novel sukses bikin emosi saya teraduk-aduk!salute untuk Valiant Budi!
apa ya..saya awalnya sempat berpikir novel ini akan sama dengan novel travelling kebanyakan, bahkan saya sempet berpikir untuk ga jadi beli (tapi untunglah insting saya bekerja di saat yang tepat):D #lebaydotkom. Menerka-nerka dari sebuah judul ternyata bukan pilihan pas untuk buku ini. '1001 mimpi': okay, pasti ambil lokasi di Arab (atau mungkin berbau-bau dongeng 1001 malam?). 'Kedai' dan gambar gelas kopi: maksudnya??. Ternyata oh ternyata Kedai 1001 Mimpi ini mengisahkan pengalaman seorang Indonesia (penulisnya sendiri) yang mencoba bekerja di Arab sebagai barista sebuah kedai kopi internasional. Penulis mengatakan ingin bekerja di Arab demi membuat tulisan. Tekadnya patut diacungi jempol.

Selama ini saya hanya sebatas mendengar berita penyiksaan TKI di Arab dan tahu kalau sebagian besar kembali ke tanah air sudah dalam keadaan yang mengenaskan (disiksa,dsb). Namun, apa yang dirasakan si korban sendiri mungkin saya hanya bisa menebak. Di sinilah buku ini berperan. Menceritakan bagaimana seorang Valiant Budi yang berjuang mati-matian bertahan dengan segala 'tantangan' pekerjaan, culture shock dan sosial. Penulis menggambarkan perasaannya dengan jelas di tiap lembar. Kemarahan memuncak hingga ubun-ubun, kesabaran ekstra, kesedihan yang pedih, humor, tawa, kebencian hingga rasa syukur (saya bilang all in one). Pembaca diajak ikut merasakan apa yang penulis benar-benar rasakan. Perjuangan TKI Arab yang begitu berat bikin saya berpikir "apa uang lebih berharga dibanding kebebasan dan rasa aman?" dan merasa bahwa betapa mulianya bangsa Indonesia kita ini. Kesopansantunan dan keramahan melimpah, sedangkan seorang TKI di Arab sana merindukan setengah mati semua itu. Penulis membuktikan itu semua dengan kepribadian dirinya. Bagaimana ia harus menyesuaikan diri dengan perilaku setempat.
Saya juga suka penuturannya yang jujur apa adanya, namun pembaca dapat merasakan dan menafsirkan sendiri hal apa yang harus diambil. Sayang, banyak typo yang sedikit menggangu proses pembacaan.
Saya cenderung selalu memperhatikan ending karena akan menentukan kesan akhir pembaca. Dan buku ini diakhiri dengan kata 'ada seribu senyum di ujung tangis' sukses bikin kesan baik pada saya.:)
Profile Image for Ren Puspita.
1,471 reviews1,016 followers
July 16, 2013
All mankind is from Adam and Eve, an Arab has no superiority over a non-Arab nor a non-Arab has no superiority over an Arab; also a white has no superiority over black, nor a black has any superiority over white except by piety and good action" (Rasulullah SAW Last Sermon)

Review lengkapnya : http://renslittlecorner.blogspot.com/...

Terimakasih Mas Valiant Budi, yang kerap dipanggil Vabyo, dan akrab dipanggil Vibi (atau Pibi) karena sudah berani menulis kisah nyata saat dia menjadi TKI di Arab Saudi.

Dan mungkin benar apa kata Nabi Muhammad SAW yang Mas Vibi kutip disini, agama Islam itu adalah agama yang awalnya asing bagi umat manusia, dan nantinya akan perlahan - lahan menjadi asing kembali mendekati akhir jaman.

Kerja di luar negeri, apalagi Arab Saudi? Ngga ah, lebih suka di Indonesia. Walaupun macet,penduduknya anarkis padahal ngakunya ga rasis, masih lebih doyan makan nasi ketimbang kebab. Lagian masih suka cowok Indunisi ketimbang Arabisi yang berbulu, hiiiii (padahal salah satu manajer di kantor itu keturunan Arab, dan buluan X) )

Quote2 favorit dari buku ini :

- "Saya datang buat mempertebal iman, bukan jadi dalang setan"

- "Well, pardon me, I'm againts morons, not God!"

- "Hari ini aku banyak mendapatkan pelajaran berharga, salah satunya adalah tip untuk percintaan ala Saudi : Sebelum menguasai hati, kuasailah iqama (KTP)-nya terlebih dahulu"

- "We are what we hate"

- "...kalau anda punya SMART PHONE, ga otomatis Anda jadi SMART PEOPLE kan?!"

- "There's a thing that money can't buy. It's called ATTITUDE."

- "Mereka selalu berpikir dengan gue kerja di Arab, pulang - pulang jadi ustad. Taunya tambah bejat,"

- "Kalau boleh saya mengutip perkataan Rasulullah SAW, Islam memang dimulai dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana awalnya"


Sayang beberapa humornya rada lebay dan garing kriuk - kriuk. Typo pun masih ada. Tapi Kedai 1001 Mimpi ini yang pasti jadi 1 dari best book tahun ini deh.
Profile Image for Mark.
1,284 reviews
August 5, 2012
Sejujurnya, ada terlalu banyak contoh "adaptasi" dari blog orang Indonesia yang kemudian dijadikan buku, dengan hasil cetak yang begitu mengecewakan. Bukan kualitas barang cetakannya, tapi lebih pada content-nya. Persis seperti membaca blog, tapi cetakan. Untuk apa pula dibuat seperti itu ya? Mengapa tidak betul-betul diadaptasi, dengan menyesuaikan jadi format yang lebih enak dibaca dalam buku. Ada beberapa contoh mudah yang langsung berseliweran di kepala begitu membicarakan "adaptasi" semacam ini, misalnya tulisan M dan F. Ini bukan kode untuk jenis kelamin in English ya. Blog mereka menarik, tapi mengapa setelah dijadikan buku, kesannya beda. Tidak semenarik aslinya!

UNTUNG lah, berbeda dengan Kedai 1001 Mimpi ini. Waktu dalam sebuah acara perbukuan di bulan Desember 2011, kebetulan penulis buku ini, Valiant Budi, turut hadir. Karena sudah kadung skeptis pada buku-buku yang diangkat dari blog, tak ada niat untuk membaca, apalagi membelinya. Hingga kemudian menemukan buku ini yang ditandatangani langsung oleh penulis di tempat teman, lalu kupinjam.

Ternyata aku keliru! Skeptisistik (jika kata itu benar-benar ada) yang tak beralasan. Meskipun ada beberapa typo di sana-sini dan beberapa kekurangan lainnya (mengapa foto-fotonya kecil sekali ya?), tapi overall I like reading this book. First account of Saudis yang TIDAK ada dari berbagai buku yang sudah diterbitkan lainnya di negeri ini, dalam Bahasa Indonesia. Setidaknya, not that I know of. Terkadang sampai speechless membacanya.

Bagi orang yang mau membaca buku ini, please do. Menarik. Oleh karena itu dapat 4 bintang menurut selera pribadiku! But please bear in mind: Islam berbeda dengan orang-orang Saudi ini. Meskipun semua Saudi people adalah pemeluk agama Islam, bukan berarti Islam itu seperti yang mereka lakukan. Begitu ya. Semoga jelas.
Profile Image for Alvina.
732 reviews122 followers
July 10, 2011
Akhirnya kelar juga baca kedai 1001 mimpi nya Vabyo. Jarang-jarang kan seorang penulis sampe rela jadi TKI di negeri Arab sana? Vabyo adalah orang yang berani mengambil keputusan itu *pada awalnya kali ya..*

Buku ini menceritakan pengalaman Vabyo di Salah satu kota di KSA, Berawal dari keberangkatannya di Mei 2009 sampai kepulangannya ke Indonesia di Agustus 2010. Dengan unik, Vabyo menceritakan pengalamannya sebagai Barista di salah satu kedai kopi di Kota Dammam. Ya.. selain menceritakan nasibnya sebagai TKI yang konyol-miris-miris waktu baca, Vabyo juga menceritakan tabiat ”oknum-oknum” Para Orang Arab yang seringkali semena-mena sama para tenaga kerja yang dikirim ke negara mereka.

Ow juga ada peraturan dan cerita-cerita khas mereka yang sebelumnya saya nggak tahu.
Seperti libur dokter di akhir pekan (Jumat) yang menyakitkan, mengelus jenggot orang untuk meredam napsu amarahnya, kebiasaan berlalu lintas yang nggak punya attitude, yaa.. dan banyak keunikan yang bikin saya kadang berapi api waktu baca ini buku. Antara sedih, marah, kecewa, mau murka.. dan ya mau apa lagi. Teruskan saja baca.. :D

Tapi tentu saja, di antara para manusia yang bermoral bejat itu, masih ada orang-orang Arab yang ramah, lalu kenapa mereka terkenal dengan kebejatan dan ketidaksopanannya di dunia?
” Some of saudi tourist behaviour reflects the bad image people have about Saudi. Most of them don’t respect the other country’s law and not to mention their shameful behaviour!”, kata salah seorang warga Saudi sendiri.
Ya, Vabyo bilang it because world Loves bad attitude more. Jadi yang baik-baik tertutup kejelekan yang dilakukan sesama mereka sendiri.

Buku yang kereen!! Wajib dibaca buat yang mau ke KSA, Biar shock culture nya ngga parah waktu kesana. Empat bintang buat Vabyo!! Bravo :p



Profile Image for Mirna.
49 reviews6 followers
September 11, 2013
Buku ini adalah sejenis memoar yang ditulis seputar kepergian Valiant ke Jazirah Arab untuk bekerja menjadi barista. Ia menyamarkan banyak sekali nama agar pihak-pihak yang berkepentingan tidak terganggu kehidupan pribadinya setelah buku ini keluar. Karena, itulah yang terjadi pada Valiant. Beberapa orang Indonesia yang merasa buku ini menyinggung bangsa Arab melancarkan kritik pedas kepada Valiant. Selain kritik pedas, beberapa juga bertindak lebih jauh dengan memberikan "peringatan fisik" kepada sang penulis karena menganggapnya kafir sebab telah menyinggung bangsa Arab. Lebih lanjut, kelompok orang tersebut juga menegur para pembaca buku ini yang menyatakan secara terbuka bahwa mereka menyukai isinya. Teguran tersebut ada yang lembut ada yang frontal dan keroyokan di aneka media sosial dalam jejaring internet.

Sesungguhnya saya menunda membaca buku ini lama sekali karena pada awalnya saya takut tidak dapat menikmatinya. Tetapi kekuatiran saya tidak beralasan. Meskipun pada bab-bab awal buku, narasi Valiant terasa agak hiper dengan semua analogi yang pop dan terasa sangat superfisial, dalam perkembangannya nada narasi berubah, baik dalam tempo maupun kedalaman. Dari depan hingga belakang, pembaca bisa merasakan perubahan yang terjadi sebelum Valiant pergi ke Arab, selama ia di sana dan sepulangnya ia dari sana. Pembaca juga mengalami perjalanan dan perubahan yang ia alami.

Buku ini memberikan bacaan yang menarik, berikut dengan aneka anekdot mengenai buku ini yang ada di jejaring internet. Sebagai bacaan ia cukup membukakan mata.
Profile Image for V3.
8 reviews3 followers
July 20, 2011
Sejak awal mendengar tentang buku ini, saya sangat penasaran dan ingin segera membacanya. Saya lewati jalur pembelian buku by online yg biasanya dapat diskon untuk secepatnya baca buku ini. Memang gak salah, karena sampai lembar terakhir membaca buku ini sama seperti menikmati opera cake kesukaan saya..masih terasa dilidah eh terasa dihati dan pikiran. Lepas dari itu semua ada beberapa hal yang sampai detik ini melingkar-lingkar dalam otak saya yaitu : 1. membaca buku ini seperti memutar balik kenangan saya pada buku-2 dan komik religius dan sejarah Islam yg saya baca saat kecil dulu. Tentang, jaman jahiliyah, ttg 25 Nabi, ttg kisah Bilal si budak hitam, tentang kota Sodom dsb; 2. Saya jadi ngerti wajar aja kenapa paket umroh gak ada yg paket plus ke KSA atau Riyadh, tapi malah ke Eropa bahkan Sing dan Bkk; 3. Tanpa perlu teori berat dan panjang lebar, semoga buku ini bisa bikin orang Indonesia mengerti bahwa ajaran Islam tidak bisa dimix match dengan dengan budaya Arab, karena memang masing-2 terpisah.
Saya bukan seorang sastrawati,penulis, jurnalis atau apapun namanya, karena itu saya tak pantas menilai dari segi teknis menulis. Saya hanya seorang awam penikmat membaca dan buku yang hanya bisa menilai dari sisi itu, well...awalnya saya pengen kasih **** tapi plus * untuk keberanian Vabyo menulis kebenaran yang selama banyak orang anggap bersinggungan dengan agama. Karena sebenarnya Islam adalah agama dan Arab adalah wilayah, budaya dan kultur, it's different.
Profile Image for Iss.
100 reviews7 followers
November 25, 2011
sumpah buku ini bener2 menguras emosi plus ngocok perut, ceritanya bener2 miris tapi untungnya diceritakan dengan sangat kocak, dari awal sampe ahir bener2 bikin ketawa ngakak, sebentar kening berkerut nahan emosi detik kemuadian tertawa ngakak hahahah.. sampe2 dikira ga waras gara2 ketawa sendiri sambil baca

suka banget sama buku ini dan keberanian vibi ngadepin orang2 arab gila bahkan melawan balik, sangat informatif karena bikin kita buka mata tentang kenyataan kelakuan dan kekejaman orang2 arab terhadap para tki bukan cuma tki indonesia tapi semua tki. diamanapun tempatnya tergantung orangnya kali tapi kenapa diarab yg ceritain dibuku ini 90% kejam, sombong, arogan, merendahkan orang lain, gila dan bodoh ya..

Pendidikan memang penting baik formal maupun non formal. Uang tanpa pendidikan membuat manusia tampak monster.
Ternyata Benar apa kata orang-orang there’s a thing that money can’t buy. It’s called ATTITUDE (hal371)

gw sih berharap banyak orang arab yg baca cerita inibiar mereka tau kebejatan kelakuan mereka dan malah lebih bagus lagi kl diterjemahin kebahasa arab dan diterbitin disono biar lebih heboh dan tau kl orang indonesia ga sebodoh yg mereka kira ada juga mereka tuh yg bego!! aarrrgghh kenapa emosinya jadi ga ilang2 ya *sigh*

Profile Image for Wuwun Wiati.
Author 3 books8 followers
January 17, 2012
"Bahasa kasar dalam Arabia benar-benar "kreatif" campur konyol misalnya Aneekik o ane ek ummk o obook o ahlk klhm. (akan kugagahi kamu, ibumu, ayahmu, dan seluruh keluargamu) Semoga tidak ada satupun TKI yang menyebtukan amin setelah mendengar kata-kata ini"

Buku ini berdasarkan kisah nyata penulis yg merantau ke Arab Saudi. Tempat jutaan orang indonesia mencari pendapatan lebih. Diungkapkan secara ringan, gamblang membuka mata kita bahwa sangat diperlukan untuk berhenti mengidentikkan Islam dengan negara Arab ini. STOP DOING THAT! Culture mereka... bo! Nggak banget. Detail dalam buku ini semakin mengautkan gambaran saya tentang negara ini, memperkuat hal yg sudah dituliskan buku-buku dengan latar belakang kehidupan sehari-hari para Saudian. Tak tunduk aturan, merasa superior daripada bangsa lain, kehidupan perempuan mereka yang dikelas duakan, kekasaran. Saya beneran bersyukur nggak lahir disana! Plus ikutan panas pas baca komentar seorang Saudi tentang Indonesia. Yes I like Indonesia. I had been there, Puncak, Many beautiful woman. Saya kawini empat orang, lalu setelah pulang liburan, saya tinggal semua. Grrrr!!!
Profile Image for Mi.
8 reviews2 followers
Read
March 31, 2012
Buku ini mengantarkan pembaca (dengan pemikiran terbuka) untuk melihat dan mengenal bagian-bagian Kerajaan Saudi Arabia lebih dekat dan lebih nyata. (Widely approved) kenyataan bahwa agama Islam bermula di tanah ini tidak lantas menjadikannya tempat paling baik dan paling suci sedunia. Ajaran rasul SAW. untuk saling menghormati dan menghargai tidak lantas menjadi hal yang lazim di tanah ini. Pun mata uang bernilai lebih tinggi dan standar gaji yang lebih baik daripada di tanah air tidak pula menjadikan tanah ini tanah idaman yang menjamin kebahagiaan lahir batin penghuninya (masyarakat pendatang, perempuan, anak-anak). Niat murni mempertebal keimanan tidak juga mudah diwujudkan di sini.

Mengurut dada, memejamkan mata sejenak untuk berusaha membayangkan, mengerutkan kening saat berupaya menerima hal-hal yang tidak masuk akal saya lakukan saat membaca buku ini.

Kebiasaan Vabyo (nama pena dari Valiant Budi Yogi) menggunakan rima terkadang agak mengganggu walau hal tersebut cukup terbayar dengan usahanya untuk menulis sejujur mungkin dan semanusiawi mungkin.

Bacalah buku ini dengan pikiran terbuka dan tanpa prasangka.
Profile Image for Marina.
2,035 reviews359 followers
August 2, 2014
** Books 202 - 2014 **

buku ini mengisahkan secercah pengalaman Valiant Budi sebagai TKI di negeri Arab Saudi sebagai Barista sebuah perusahaan kopi Sky Rabbit Coffee.. buku ini membuka mata kita mulai brgitu berbedanya budaya, tingkah laku, hukum islam yang berlaku disana..

sempat bergidik ngeri juga yang tiba2 pria disana memamerkan (maaf) alat kelaminnya di depan Valiant.. dan merasa miris dengan memakai abaya tetapi hidup di dunia malam yg bebas. ada juga survei yang mrngatakan bahwa 7 dari 8 orang Arab Saudi bersifat sombong dan angkuh bisa jadi karena terbiasa hidup dalam kemewahan yang sekolah aja ke luar negeri dibiayai pemerintah.. agak membuat saya tercengang juga dengan fakta2 negara Arab saudi ini..

buku ini bagus! saya berikan 3,4 dari 5 bintang! :*
Displaying 1 - 30 of 234 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.