Jump to ratings and reviews
Rate this book

Lara Rasa

Rate this book
Di usia 28 tahun, Alara masih belum punya pekerjaan tetap, kondisi finansialnya memprihatinkan, dan target memiliki rumah sekaligus menikah sebelum berumur 30 terasa kian jauh dari jangkauan.

Parahnya, dia justru membuat keputusan-keputusan salah dan memperumit hidupnya sendiri. Mulai dari bekerja di perusahaan rintisan yang membuatnya seakan kerja rodi, terlibat dalam drama percintaan yang videonya viral, sampai bertengkar hebat dengan orangtua.

Alara harus mengurai permasalahannya dan mencari solusi agar hidupnya kembali berjalan normal. Dan, di atas segalanya, agar target hidupnya tercapai.

224 pages, Paperback

Published March 1, 2023

2 people are currently reading
70 people want to read

About the author

Nureesh Vhalega

19 books150 followers
Author of Unbroken Series, Revenge Series, Eternity Series, Lost Series, PAIN Series, and Lara Rasa. New release: Romantika Runika.

Find me on
- Instagram: @nureesh_vhalega
- Wattpad and karyakarsa: @Nureesh

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
13 (13%)
4 stars
53 (55%)
3 stars
29 (30%)
2 stars
0 (0%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 30 of 39 reviews
Profile Image for Liliyana Halim.
309 reviews231 followers
March 10, 2023
Selesaiiiii! Dan sukaaa 🤩🤩🤩. Suka covernya 😍. Masih suka juga cara berceritanya, manis, nyesek, gemes, gregetan campur aduk semua jadi satu 🙈. Kalau buat aku pribadi baca novel Nui nggak bisa sehari kelar meskipun page turner, karena terkadang harus pake acara tarik napas juga tenangin diri dulu 🙈 apalagi novel ini. Dari bagian yang nyodorin dim sum, aku udah mengingatkan diri jangan baper, nanti potek hati kau tapi tetap aja baper apalagi waktu tiga kata itu terucap 😵‍💫. Aku suka Ansel yang diam, juga cara Ansel yang berhasil menyelipkan dirinya dalam hidup Alara. Daripada Putra yang suka tebar kata-kata manis. Aku nggak suka sekali Papa maupun Mama Alara sadis banget. Tapi aku percaya sih ada orangtua yang seperti itu 😔. Aku suka Alara meskipun agak sedikit sebal karena dia termasuk yang gampang banget percaya tapi salut juga sama pilihannya. Dari novel ini aku belajar tentang penerimaan. ‘Bukan memaafkan, berdamai, atau menyembuhkan luka. Jawabannya adalah… aku harus belajar menerima’. (Hal 201). Dari novel ini seperti diingatkan kembali bahwa menjadi orangtua itu harus benar-benar siap, bertanggung jawab, harus dapat mengontrol emosi dan masih banyak yang lainnya. Pokoknya baca deh ini 😉 apalagi kalau suka tulisan Nui 😍. Akhir kata mohon maaf bila ada kata yang kurang berkenan 🙏🏼☺️.
.
“Nggak peduli apa kata orang, jangan menyalahkan diri sendiri terlalu lama. Setiap manusia pasti pernah ngelakuin kesalahan. Karena di hari kita berhenti bikin kesalahan, berarti kita berhenti hidup.” (Hal 147).
.
‘Aku ingin Mama dan Papa menyayangiku sebesar aku menyayangi mereka. Namun, perasaan itu milik mereka. Aku tidak bisa mendikte atau mengaturnya sesuai kehendakku. Selain tidak bisa, aku pun tidak berhak. Menjadi anak mereka tidak lantas membuat Mama dan Papa menyayangiku, bukan?’ (Hal 200).
Profile Image for Vania Macaire.
112 reviews53 followers
March 27, 2023
Rate: 4.5/5🌟

Buku ini genrenya romance dan slice of life. Untuk romancenya ada best friends to lovers trope dan cinta segitiga. Permasalahan yg di hadapi tokoh utamanya yaitu Alara, udh cukup berat diawal cerita ditambah lagi dengan konflik² yg mantep sepanjang buku ini. Mulai dr konflik Alara dgn orang tuanya, dengan kekasihnya dan juga konflik kedua sahabatnya (yang ternyata diam² saling cinta yaitu Tiani dan Kevan, kisah mereka berdua ini juga seru gais). Nah salah satu hal yg aku suka dr buku ini konflik dan penyelesaiannya tuh apik banget. Apalagi endingnya! Yaampun terlove dehhh 😍😍.

Nah, kalau kalian udh baca bukunya, jangan lupa untuk baca bonus chapternya ya gais! Bonus chapternya ini bisa kalian baca di aplikasi baca Karyakarsa.

Buku ini mengisahkan tentang Alara dengan permasalahan hidup yg ia hadapi. Di usianya yg sudah menginjak 28 tahun, Alara masih blm sukses berkarir, bahkan dia baru saja resign dan kerja di kantor baru. Setelah 2 minggu kerja di kantor yg baru ini, hasrat untuk resign sangat menggebu. Alasannya karena manajemen yg masih berantakan, pekerjaan rangkap untuk Alara, lembur melulu, dan blm adanya rekan kantor yg klik dgn Alara. Tapi Alara bisa apa? Cari kerja saat ini susah, dan dia masih harus membantu orang tuanya yg penuh drama itu 😒. Bukan hanya itu saja, targetnya utk punya rumah sendiri sblm usia 30 tahun, sulit untuk direalisasikan dgn keadaannya saat ini. Dan soal jodoh? Gak usah dibahas! Alara bahkan udh gak ingat kapan ia terakhir pacaran 🤭.

Suatu ketika Alara datang ke undangan pernikahan teman SMAnya. Disana ia bertemu dengan Putra. Sahabat masa SMAnya yg sudah hilang kontak setelah lulus. Ternyata Putra masih menyimpan perasaan yg sama untuk Alara. Dia masih mencintai Alara. Sejak itu, mereka berdua kembali dekat. Bahkan mereka akhirnya jadian! Putra yg ramah banget, penyayang, care banget sama Alara, sukses karirnya, tampan pula dan keknya semua love languange ada di Putra deh! Pokoknya Putra tuh cowo idaman banget sampe akhirnya munculah masalah yg super rumit, dan menggoncang hubungan Alara dan Putra. Sumpah ini Alara kasian banget! Dan aku pun bingung sbnernya dgn Putra ini. Lo oon apa gimana sih, Put? Emosi deh! 😩

Selain Putra, ada juga Ansel yg mewarnai hari² Alara.. Ansel ini adalah rekan kerja Alara di kantor yg baru! Tipe² brownies banget! Brondong Maniezz!! 🤣🤣 Sumpah Ansel ini salah satu cowo tergreenflag sejagad perfiksian gaiss WKWK. Dia gentle banget, omongannya bisa dipegang, setia mampus, bahkan dia nungguin Alara selama itu! (masih lamaan Putra sih nunggu Alaranya, tapi tetep aja Putra PEA + OON!!).
Pokoknya aku mah tim Ansel sih 😌😚.

Hal yg aku suka:
1. Konflik dan penyelesaiannya apik banget
2. Seru dan page turner
3. Penokohannya oke banget
4. Emosi campur aduk banget, mulai dari sedih, marah, kecewa, benci, senang, bucin, love-love, duh pokoknya paket lengkap deh
5. Ending dan bonus chapternya ku suka banget!!

Tokoh favorit:
Alara, Ansel, Tiani, Kevan, Mama dan adiknya Ansel
Tokoh yg kurang aku suka:
Putra
Tokoh yg aku benci:
Mama dan papanya Alara serta Vennita (mantan pacar Putra).
Profile Image for Pradnya Paramitha.
Author 19 books455 followers
March 13, 2023
Terakhir baca novel Nui itu yang As Always, I Love. Jujur aja, yang itu bukan seleraku. Tapi Lara Rasa ini seleraku banget! 😍😍

Aku suka gimana buku tipis ini menceritakan banyak hal. Entah perasaanku aja, tapi aku merasa gaya Nui di sini beda dengan novel sebelumnya. Aku suka kalimat-kalimatnya yang tajam. Plotnya yang rapi, padat, dan kaya. Konfliknya jedar-jeder. Aku juga suka karakter Alara yang luar biasa. Bener kata Hannah, Alara itu keren!

Selama baca novel ini aku merasa resah dan gelisah meski nggak lagi nunggu di sudut sekolah wkwk (oke, jayus). Putra manisnya kelewatan, tapi aku malah ketakutan. Aku yakin ada yang salah (apa gini ya perasaan pembaca-pembaca yang suka komen cemas kalo lagi adegan sweet itu? 😅)

Bagian yang kusuka selain hal-hal di atas, adalah dua kesimpulan yang disuguhkan oleh novel ini (atau dua kesimpulan yang berhasil kutangkap). Pertama, bahwa nggak semua target harus tercapai dan meski nggak mencapai target bukan berarti hidup kita gagal. Kedua, ada hal-hal (atau orang) yang memang nggak bisa berubah, dan mau digimanain juga tetap nggak berubah. Jadi, ya sudahlah.

Oh, satu lagi yang aku suka. Kalimat pembuka novel ini. Bolehkah mengajukan surat pengunduran diri meski baru dua minggu bekerja? Percaya atau nggak, itu yang selalu kualami saat bekerja di perusahaan manapun. Wkwk. Bedanya, kalau Alara karena stres kebanyakan kerjaan, aku karena merasa nggak bisa kerja dengan baik dan makan gaji buta 🤣

Good job, Nui! Ayo, kutunggu novel thriller romance-nya! 🤣🤣
Profile Image for Harumichi Mizuki.
2,406 reviews73 followers
July 7, 2024
Dari awal novel ini sudah membuatku suudzon dengan nasib tokohnya. Pasalnya, baru dua puluh halaman saja, tokoh utamanya, Alara, langsung dipertemukan dengan the prince of her life, Putra. Mereka bertemu di pesta pernikahan mantan gebetan Alara di masa SMA, Dipta. Putra adalah teman masa SMA-nya yang kini sudah sukses sebagai arsitek. Tampilan fisiknya pun glowing up. Selesai acara, Putra langsung nembak Alara. Katanya dia sudah menyukai Alara sejak SMA. Putra bahkan tidak mempermasalahkan status sosial Alara yang kini di bawahnya. Dia bahkan tidak masalah dengan keluarga Alara yang toksik.

Papa Alara doyan ngutang untuk memulai berbagai jenis usaha yang semuanya gagal. Siapa yang membayar utang-utang itu? Jelas Alara. Terakhir Alara bahkan harus melunasi cicilan utang papanya yang sampai dua ratus juta. Tak hanya itu ia juga pernah ketahuan selingkuh. Herannya, sudah tahu begitu Mama Alara tetap tak mau (atau mungkin tak berani?) berpisah dengan suaminya. Alara terpaksa harus tinggal di rumah yang dipenuhi dengan pertengkaran yang pelakunya sampai membanting barang-barang rumah tangga. Ia tak tega meninggalkan mamanya di rumah itu. Impian Alara adalah bisa menabung untuk membeli rumah. Untuk itu ia terpaksa bertahan di tempat kerja barunya yang memperlakukannya bagai budak. Di kantor, ia harus meng-handle pekerjaan yang seharusnya dilakukan tiga sampai empat orang sekaligus. Ia pun harus sering lembur tanpa mendapatkan jatah uang lembur dan harus rela bekerja ketika dibutuhkan kapan saja. Astaga, pantas saja di awal masuk ia sudah diiming-imingi bayaran yang jauh lebih tinggi daripada bayaran di tempat kerja lamanya yang sebenarnya worklife-nya lebih manusiawi. Tak heran, kehadiran Putra terasa seperti oase penyejuk baginya. Akhirnya sang penyelamat telah tiba!

Keberadaan Putra memberinya energi baru. Sikap manis dan perhatian pria itu membuatnya bisa bertahan dan bersemangat menjalani hari-harinya. Namun, berdasarkan pengalamanku membaca novel sejauh ini, gak mungkin tokoh utama bakal dibiarkan langsung bahagia dengan mudah. Novel yang bagus adalah novel yang kejam dalam menyiksa tokoh utamanya. Putra jelas too good to be true. Ada yang nggak beres di sini. Aku terus membalik halaman demi halaman novel ini dengan perasaan seolah sedang menanti detik-detik bom meledak di hadapan Alara.

Dan benar saja. Bom pertama meledak. Mama Alara memaksa untuk meminjam tabungan Alara yang seharusnya disimpan untuk membeli rumah untuk dipinjamkan kepada keluarga mereka, Tante Rima, yang katanya sedang kesusahan. Alara tadinya enggan, tapi Mamanya terus mendesak. Ini supernyesek, dah. Tuntutan mamanya terasa benar-benar egois dan nggak punya hati. Tabungan Alara yang enam puluh juta tersisa jadi tinggal sepuluh juta. Itu pun tadinya mamanya mendesak ingin Alara menyerahkan semua tabungannya. Astaghfirullah. Pertimbangan Alara mengiakan permintaan itu adalah Tante Rima sebenarnya cukup berada dan memiliki banyak aset yang bisa dijual untuk membayar utang. What's worse? Ternyata sang mama berbohong. Uang itu bukan untuk dipinjamkan kepada Tante Rima, melainkan untuk investasi cryptocurrency yang dilakukan teman arisannya. Ternyata ia ditipu. Dunia Alara pun terasa runtuh. Ia teringat segala perjuangan dan pengorbanannya mengumpulkan uang itu selama lima tahun.

Bom kedua yang ledakannya lebih desktruktif langsung menyusul tak lama kemudian. Alara langsung viral di sosial media sebagai pelakor karena videonya dilabrak oleh (mantan?) pacar Putra tersebar luas di medsos. Parahnya, insiden itu terjadi di acara launching film yang di-handle oleh perusahaan Alara. Alara memang bekerja di sebuah perusahaan aplikasi layanan streaming film. Keributan itu tersiar secara live streaming. Padahal, beberapa hari sebelumnya ia sudah menerima lamaran Putra tanpa tahu bahwa cowok itu ternyata masih belum membereskan masa lalunya dengan (mantan???) pacarnya. Sebenarnya Alara sudah curiga karena mengetahui bahwa Putra masih sekantor dengan (mantan???) pacarnya karena mereka memang mendirikan kantor arsitektur bersama. Dan ada juga beberapa hal lain yang menguatkan kecurigaan Alara. Namun, kata-kata Putra selalu bisa menepis keraguan hatinya. Rupanya, meskipun sudah mengenal seseorang sejak lama, tak bisa jadi jaminan bahwa orang itu akan sangat menyakiti kita. Buktinya, orang-orang yang menyakiti Alara, mulai dari kedua orangtuanya maupun Putra adalah orang-orang yang bisa dibilang sudah ia kenal dekat sejak puluhan tahun yang lalu.

Vennita, (mantan???) pacar Putra mengunggah video kericuhan acara itu di Twitter, lengkap dengan foto-foto Alara bersama Putra dalam berbagai pose mesra. Thread yang dibuat pacar barbar Putra ini langsung di-repost ribuan kali. Instagram Alara banjir hujatan. Teman-teman sekantor yang memang belum kenal akrab dengannya ikut-ikutan memperlakukannya dengan sinis. Mereka mempercayai cerita yang disebarkan Vennita bulat-bulat tanpa merasa harus mengonfirmasi ulang. Faktanya memang acara itu kacau-balau dan kantor jadi menderita kerugian besar karena dituntut oleh investor. Beruntung bos Alara masih mempertahankan Alara di jajaran timnya karena mempertimbangkan kinerja Alara sebelumnya yang memang tanpa cela. Namun, yang terburuk dari itu semua, Alara kini benar-benar kesulitan mempercayai penilaiannya sendiri. Rasanya ia terus mengambil pilihan-pilihan salah yang menjerumuskan hidupnya.

Di kantor, hanya dua orang yang masih mau menganggap dan memperlakukannya sebagai teman. Safa dan Ansel. Sejak awal Safa memang sudah menunjukkan dirinya sebagai partner kerja yang baik bagi Alara. Sementara Ansel, pemuda yang usianya jauh lebih muda dari Alara, selalu memberikan perhatian-perhatian kecil yang meringankan hari-hari berat Alara. Bahkan, dia juga yang menyelamatkan Alara ketika gadis itu diserang oleh Vennita di acara launching film. Alara juga didukung oleh Tiani, sepupunya, dan Kevan, sahabatnya sejak masa kuliah. Meski Tiani dan Kevan ini selalu terlibat dalam drama, keduanya dengan total menyediakan diri masing-masing sebagai safety net bagi Alara, terutama setelah papa Alara mengusir gadis itu dari rumah. Alara pun kembali memikirkan cara untuk menyembuhkan dirinya sendiri dan menemukan lagi passion-nya.

*

Aku kagum karena dalam cerita yang hanya setebal 212 halaman, Nureesh Valeega berhasil menyediakan cerita yang padat dan tuntas. Aku suka perkembangan kisah Alara. Dia akhirnya memutuskan berkonsultasi dengan psikolog untuk mengobati luka-luka hatinya. Sang psikolog memandunya untuk belajar menerima bahwa kedua orangtuanya memang belum mau berubah. Dan untuk bisa sampai ke penerimaan di titik yang demikian itu pada kenyataannya jelas sangat sulit. Kurasa akan sangat banyak orang yang relate dengan kondisi yang dialami Alara. Mereka tentunya berharap bisa mencapai resolusi yang serupa. Buku ini memberikan pelajaran bahwa kepada keluarga sendiri pun kita harus memberikan batasan yang jelas demi melindungi diri kita.

Secara cerita, sebenarnya menurutku buku ini sangat layak mendapatkan bintang lima. Baik konflik dan resolusinya dipaparkan secara seimbang. Karakter, penulisan, everything is perfect actually. Namun, bintangnya kukurangi jadi empat karena aku tidak menyukai bagaimana perbuatan Alara, Tiani, dan Kevan yang mabuk-mabukan dibenarkan. Aku juga tidak menyukai bagaimana Alara menganggap kejadian Tiani dan Kevan yang tidur bersama karena mabuk itu adalah hal yang biasa asalkan ada consent karena keduanya memang sama-sama suka.

Aku memang mendengar rumor soal bagaimana para pekerja kantoran di Jakarta banyak yang menganggap mabuk dan seks bebas itu hal yang biasa. Alara, Tiani, dan Kevan, bisa jadi adalah potret yang menggambarkan masyarakat yang bisa menolerir hal-hal seperti itu. Tapi kalau saja setidaknya Alara menunjukkan ketidaksetujuan atas apa yang sudah terjadi pada sepupu dan sahabatnya, mungkin aku tidak merasa perlu mengurangi bintang. Apalagi di dalam buku ini sebenarnya ada pesan terselubung soal efek buruk dari seks di luar nikah yang diperlihatkan dengan rapuhnya kondisi rumah tangga mama dan papa Alara. Hingga Alara sedewasa itu pun mama dan papa Alara tetap saja menyalahkan kelahiran Alara sebagai penyebab dari ketidakbahagiaan mereka, tak peduli Alara sudah berbuat begitu banyak untuk menolong mereka secara finansial. Lalu kenapa seks di luar nikah yang dilakukan Tiani dan Kevan malah dikesankan indah dan berakhir bahagia? Pesannya jadi ternegasi. Bagaimanapun hal yang salah tetaplah salah, meskipun banyak orang menganggapnya tidak masalah.
Profile Image for A.A. Muizz.
224 reviews21 followers
April 9, 2023
Sejak awal, novel ini udah menyajikan konflik yang menarik dan dekat dengan kehidupan banyak orang: generasi sandwich usia mendekati 30 dengan masalah pekerjaan dan orang tua yang toxic banget. Belum lagi masalah asmara.

Pengalaman membaca buku Kak Nui sebelumnya, membuatku khawatir tiap kali membuka lembar demi lembar. Di balik hal-hal manis itu, pasti ada sesuatu besar mengintai. Dan ... benar saja, meski nggak semenyiksa Painting Flowers.

Tapi, aku suka banget sama gimana Alara berproses. Meskipun keputusan demi keputusan yang diambilnya mendatangkan masalah serius, tapi dia punya keinginan kuat untuk bangkit. Sepupu dan sahabatnya juga berperan banget terhadap langkah positif yang diambil Alara.

Hal yang juga aku suka banget, novel Kak Nui tuh rapi banget secara teknis. Hal ini memberikan pengalaman membaca yang nyaman.

Satu yang menurut saya kurang, novel ini kurang tebal dan kurang menyiksa #eh. Karakter yang menonjol cuma Alara. Yang lain jadi kayak kurang tergali gitu. But it's okay, novelnya jadi terasa to the point banget.

Hal yang saya bisa pelajari dari novel ini, antara lain:
• Keputusan memiliki anak itu harus bersamaan dengan kesiapan mental dan finansial.
• Kita harus punya batas untuk mendengarkan atau tidak mendengarkan sesuatu yang berkaitan dengan mental kita.
• Kita nggak bisa mengubah apa yang ada di luar kendali kita. Yang bisa kita lakukan adalah menerima.

Novel ini bakalan cocok buat kamu yang suka cerita yang relate sama kehidupan pada umunya, dengan romance yang nggak terlalu kental, dan penyampaian yang lugas.

3.8/5⭐
Profile Image for Autmn Reader.
879 reviews90 followers
April 11, 2023
Ini nggak bisa kubilang valid juga sih, soalnya aku lagi baca buku buku dari penulis fav ku dan jdinya susah suka sama buku lain, wkwkwk. Dan emang aku lagi bosen sama formula cerita romance yang yaaa bisa dibilang sejauh ini gitu2 aja.

Beberapa hal tentang buku ini..

Aku enggak engaged sama tokoh-tokohnya. Ini fokus bnget sama Alara sebenernya, tapi aku enggak begitu simpati sama dia. Enggak ada chemistry-nya juga. Entah sama Si Ono ataupun sama si Doi. Ini fast pace sih, jadi bonding-nya nggak kuat. Apalagi ama doi.

Aku paham sih endingnya kenapa bisa gitu. Karena ini kan loncat timeline dan dipercepat. Jadi endingnya ya seperti tipikal cerita romance pada umumnya yang mengharuskan tokoh utama perempuan bahagia sama laki-laki. (Hal yang akhir-akhir ini kupertanyakan karena sepertinya novel romance itu menawarkan kebahagian seorang wanita itu memang harus bersama laki-laki. Kenapa ya begitu?)

Jadilah cerita ini serba nanggung. Mau kisah percintaan cewek sama cowok, ya nggak ada chemistry-nya,mau pencarian jati diri juga nnggung karena ceritanya di skip ke setahun kemudian. Mungkin mau cerita tentang keluarga? Kayaknya emang itu sih, karena bagian itu aja yang tergambarkan dengan baik, sayang aja proses menuju kebagian ininya nanggung.

Yah, bukunya readable kok. Lumayan page turning di 5 chapter awal tapi makin sini makin bosen buatku.
Profile Image for Yandi Asd.
116 reviews4 followers
March 21, 2023
3.75⭐

Cara penyampaian Kak Nui di Lara Rasa ini kayak pipa Rucika, mengalir sampai jauh alias asyik diikutin wkwk. Aku suka sama cara Kak Nui buka bagian awal cerita ini. Apalagi langsung ada beberapa masalah yang dimunculin. Emang sih, masalah atau konflik di novel ini udah biasa kutemui di novel-novel pop lain, tapi aku tetep menikmati ceritanya karena aku juga suka cara Kak Nui merangkai plot dan konfliknya.

Emang plot dan konfliknya gimana sih? Intinya tentang keluarga, pasangan, bahkan keputusan dalam mengambil tindakan. Tapi Kak Nui mengurai plotnya tuh rapi dan tiap konflik tersajikan dengan pas. Ini jugalah yang bikin kurva ceritanya bagus. Apalagi pas bagian mendekati klimaks. Soalnya di bagian situ cukup dar-der-dor, dan lagi-lagi aku suka sama cara Kak Nui ngemas dan nunjukin semua permasalahannya. Selain itu, aku suka sama penyelesaiannya. Dijelasin harus ini-itu, dan bagiku itu bikin karakter Alara, tokoh protagonis novel ini, jadi kelihatan lebih berkembang.

Cuma sayangnya, menurutku ada beberapa hal yang baiknya nggak dibuat telling, karena berpengaruh juga ke rasa simpati pembaca plus karakter tokoh-tokoh yang lain. Terutama hubungan Alara sama salah satu tokoh di novel ini. Aku suka sama keputusan Alara yang itu, tapi untuk "cara"-nya, aku kurang suka kalau dibuat telling karena kelihatan sat-set-sat-set.

Tapi, terlepas dari itu, ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari novel ini. Baca novel ini tuh berasa abis dapet tamparan. Dan buat yang bilang, "Nggak mau baca buku fiksi karena isinya cuma halu," mending baca Lara Rasa deh. Kenapa? Biar tahu kalau sebuah cerita juga bisa berisikan pesan/amanat yang dalam. Dan, terakhir, aku merekomendasikan kalian buat baca novel ini. Aku sukaaa.
Profile Image for Tia Ayu Sulistyana (tiareadsbooks).
265 reviews71 followers
March 8, 2024
•recently read•
3.8/5⭐️


⚠️TW & CW: TOXIC & ABUSIVE RELATIONSHIPS, CHEATING⚠️

Lara Rasa berkisah tentang Alara dan permasalahan hidupnya yang tiada berkesudahan. Dari mulai pekerjaan yang belum tetap, kondisi finansial yang memprihatinkan, target memiliki rumah serta menikah sebelum berusia 30 tahun yang jauh dari jangkauan, hingga segala penyesalan akan keputusan yang ia ambil. Akankah Alana menemukan penyelesaian terbaik atas permasalahan hidupnya?

Lara Rasa, novel ke-2 dari Nureesh Vhalega yang aku baca. Aku suka gaya penulisan Kak Nui yang ngalir, enak diikuti, dan gak bertele-tele. Alur dan plot ceritanya dikemas dengan rapi, relatif cepat, dan terasa sat set sat set.😍 Novel ini pun tebilang tipis dan dapat diselesaikan dalam sekali duduk. Well, atau kayak aku yang kelar baca dalam 2x rebahan aja~😉

Meski tipis dengan tebal sekitar 200 halaman aja, Lara Rasa tak sekedar menceritakan kisah romansa klise yang manis, namun juga persahabatan, keluarga, dan permasalahan kompleks khas masyarakat urban yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.🥰

Jujur, baca novel ini sukses bikin gregetan dan emosional sih!😤😖 Awalnya, aku susah untuk bersimpati dengan Alara. Namun, seiring cerita bergulir, aku mulai memahami jalan pikiran Alara dan bagaimana pelik dan rumitnya permasalahan hidup yang ia hadapi.😭

Untuk unsur romansa-nya predictable banget ya. Dari awal, aku udah curiga dengan sikap Putra yang terlalu manis dan berlebihan. Terbukti, ada drama yang menanti Alara di belakang.😪 Terus, pas Ansel muncul, aku juga udah duga peran dia dalam hidup Alara. Sayangnya, bagian menjelang akhir terasa terburu-buru dan chemistry Alara-Ansel kurang kuat.🥲

Nah, problematika keluarga Alara ini yang lebih menarik buatku. Asli ya, drama orangtua Alara tuh bikin campur aduk dan pengen misuh-misuh sendiri.🤬 Gak hanya terjebak dalam sandwich generation, namun juga toxic relationship orangtuanya, berimbas pada Alara yang selalu self-blame.😭

Aku suka perkembangan karakter Alara di novel ini. Dari awal sampai akhir, terlihat jelas bagaimana Alara berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Terlebih bagian Alara menyelesaikan permasalahannya.🙌🏼 Aku juga suka interaksi dan persahabatan Alara, Tiani, dan Kevan yang dekat dan hidup sih!🤩

Sayangnya, pace cerita yang cepat berdampak pada beberapa hal yang kurang dikulik lebih jauh. Seperti konflik-konflik yang kurang mendalam dan karakter selain Alara yang kurang digali dan kayak tempelan aja. Well, bisa dipahami sih, karena fokusnya emang ke Alara dan adanya keterbatasan pada halaman buku~

Dari kisah Alara, kita bisa belajar banyak tentang kehidupan. Ada 3 yang pengen aku point out:
1. Not everyone deserves to be a parent. If you want to be a parent, ensure that you are completely prepared in every way because being a parent is hard and comes with a lot of responsibilities.
2. Penerimaan dan berdamai dengan diri sendiri. Terkadang mudah bagi kita untuk memaafkan orang lain, namun sulit bagi diri kita untuk memaafkan diri sendiri.
3. People can change, but only if they are willing to. Jadi, kita gak akan pernah bisa memaksakan orang lain untuk berubah, bahkan orangtua kita sendiri.

All in all, I quite enjoyed this novel. I recommend this book to anyone looking for a 'light' romance novel with complex issues but full of life lessons! Yah, meski gak ada plot twist dan ceritanya predictable, tapi aku suka bagaimana Kak Nui mengemas cerita Alara, terutama penyelesaian konfliknya.❤️

Oh iya, klo kamu suka Home Sweet Loan by Almira Bastari, kayaknya kalian bakalan suka buku ini sih!😉

#tiareadsbooks #tiawritesreviews

•••

FAVE QUOTES:

❝Al, jangan terlalu percaya sama orang. Nanti lo yang sakit akhirnya.❞
—Page 9

❝Menikah bukan hanya tentang hidup bersama orang yang dicintai. Namun, harus siap berkompromi. Seumur hidup.❞
—Page 21

❝Yup. Badan istri lo, ya hak dia. Kalau ternyata dia nggak mau punya anak, nggak bisa dipaksa. Sekarang banyak banget yang debat soal itu. Seakan-akan punya anak itu prestasi, nggak punya anak berarti aib, padahal masih banyak orang tua yang nggak becus ngurusin. Nggak siap tanggung jawab. Akhirnya cuma memperpanjang luka, diwariskan turun-temurun kayak lingkaran setan.❞
—Page 38

❝Kadang, kita lupa buat menyayangi diri sendiri karena terlalu fokus sama orang lain.
kita sering luput untuk menyayangi diri sendiri, padahal diri sendirilah yang paling membutuhkan.
Bagaimana bisa membahagiakan orang lain jika diri sendiri tidak bahagia? Dan, membahagiakan diri sendiri bisa dimulai dengan self-love.❞
—Page 49

❝Namun, tidak ada yang mudah ketika sudah berhubungan dengan ketakutan. Apa yang dirasakan Tiani tidak konyol. Perasaannya valid dan nyata. Mungkin hanya dia yang merasakan, karenanya tidak ada yang bisa paham, dan aku tidak akan memaksa. Satu yang pasti, aku tahu semua ini berat untuknya.
Ketakutan itu hanya bisa diatasi oleh dirinya sendiri. Aku atau siapa pun tidak berhak memaksa. Sampai Tiani memutuskan untuk berjuang demi kebahagiaannya, yang bisa kulakukan hanya menemaninya.❞
—Page 105

❝Nggak peduli apa kata orang, jangan menyalahkan diri sendiri terlalu lama.
Setiap manusia pasti pernah ngelakuin kesalahan. Karena di hari kita berhenti bikin kesalahan, berarti kita berhenti hidup.
Dan, Alara, you deserve so much better.❞
—Page 147

❝Tapi mungkin lo nggak harus punya passion buat melengkapi hidup lo. Mungkin ... lo cuma perlu menerima dan memaafkan diri lo sendiri. Hidup sambil terus-terusan lari dari kenyataan itu bikin capek, Al.❞
—Page 165

❝Aku tidak akan menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang menyesaki kepalaku sekarang, tetapi aku tahu satu hal: aku tidak baik-baik saja. Dan, aku harus berhenti memaksa diriku untuk merasa baik-baik saja.
Tiani benar, terus-menerus lari dari masalah itu melelahkan. Namun, memaafkan diriku sendiri terlalu sulit dilakukan. Aku sangat marah kepada diriku sendiri yang salah mengambil keputusan hingga terbelit kekacauan sejauh ini. Aku telah salah menilai. Aku tidak bisa memercayai penilaianku lagi.❞
—Page 167

❝Kurasa, tidak masalah hidup tanpa passion. Selama aku tahu apa yang ingin kulakukan, lalu berusaha melakukannya dengan benar, itu sudah cukup untukku. Terlebih, kini aku mengenal diriku lebih dalam daripada sebelumnya. Aku berani menetapkan batas lalu menyuarakannya, serta berhasil memercayai penilaianku lagi. Progres yang sangat besar, menurutku.❞
—Page 206
Profile Image for Amaya.
716 reviews57 followers
April 21, 2023
Awal pegang bukunya kaget, tipis banget ya, tapi yakin banget jumlah halamannya bukan masalah. Isi bukunya padat macam nasi di kotakan katering.

Pertama, mau bilang terima kasih buat penulisnya karena udah keluarin karya ini (dan kasih aku kesempatan baca secara free). Isinya beneran nampol banget sama stigma "orang tua nggak bisa durhaka ke anak". Awal2 agak syok sama keadaan rumah Alara. Kepala udah berat jadi tambah beraaat bacanya. Pertama impresiku ke Alara sih, dia strong. Iya, strong, cuma superhero juga punya kelemahan, yak. Dan Alara jelas nggak baik2 aja. Waktu ada pertolongan (re: Putra), dia jelas bahagia. Can't blame her kalau ambil keputusan buat nyambut tangan Putra. Siapa yang nggak stres hidup di rumah perang begitu, woyyy.

Kedua, karena pakai sudut pandang orang pertama, banyak narasi ketimbang dialog (ya emang pas lagi nggak ngobrol sama orang lain juga, sih), terus nunggu kapan aku bilang bosan, daaan sampai akhir bertahan. Cara berceritanya asyik dan alih2 kepikiran info dump dsb, fokusku ke Alara. Bayangin hidup dia sekacau apa tuh udah menyedot perhatian banget.

Ketiga, banyak pelajaran tersirat maupun tersurat. Yang paling membekas soal pengambilan keputusan yang salah. Nggak cuma Alara aku yakin, semua orang pasti pernah salah ambil keputusan dan berakhir sama penyesalan berkepanjangan. Lalu, omongan Ansel yang singkat, tapi nampol terucap.

"Nggak peduli apa kata orang, jangan menyalahkan diri sendiri terlalu lama. Setiap manusia pasti pernah ngelakuin kesalahan. Karena di hari kita berhenti bikin kesalahan, berarti kita berhenti hidup."


Yap, sampai bagian ini aku nggak bisa berpikir apa2. Huru-hara Alara emang nggak 100 persen aku rasain, tapi aku paham ada di posisi dia dan nggak mudah buat nggak ngejek diri sendiri. Kayak udah berusaha keras ngumpulin duit buat beli rumah sendiri, eh mendadak raib, orang tuanya toksik pula. Semua keputusan2 soal stay or go ada di tangan Alara dan dia nggak bisa ngandelin orang lain (lebih tepatnya nggak ada, sih). Jadi, salah ambil keputusan tuh wajar, tinggal gimana kelanjutannya.

Keempat, keputusan Alara soal orang tuanya di akhir tuh, wow. Kalau melihat lingkungan keluargaku, pasti deh dapat hujatan anak durhaka, nggak tau diri, dll. Terus aku suka karena nggak menyangkutpautkan sama agama. Bukan maksud mengabaikan agama atau gimana, tapi ada hal yg bisa diselesaikan tanpa harus memaksa apalagi menyakiti si pengambil keputusan. Ya contohnya Alara ini. Dia ambil keputusan begitu bukannya nggak mikir. Nggak ada gunanya nolong orang yang nggak mau ditolong.

Kelima, aku benciii banget sama Putra. Lebih benci lagi sama caranya ngatasin masalah. Sangat nggak gentle dan noraaaak. Ugh, kupikir emang nggai ada yang salah, ternyata blangsak abis kelakuannya. Dari yellow jadi red flag. Nggak peduli sama alasan dia yang soal ibunya itu. Duh, nggak peduli banget. Malah tambah minusku buat kau, Put! Semakin yakin deketin Alara karena ada maksud.

Keenam (dan terakhir), karena banyaaaak banget poin yang bagus di buku ini dan nggak bisa aku jabarin satu2 (bcs berpotensi jadi spoiler juga), mau sebut Ansel tuh asdldkdjsjs. Dia jadi oasis di sini. Walaupun porsi nongolnya nggak banyak, tp tetep sukaaa. Dia nggak nge-force Alara buat ubah hubungan yg tadinya rekan kerja jadi teman ke sahabat. Itu artinya dia nggak egois, kan? Dan aku udah baca extra chap-nya di KK. Makin2 dah cinta sama Ansel 🖤 gemes juga pengin godain sampe pipinya merah wakakak

Buku ini rekomen buat kalian2 yg ngerasa ada di posisi Alara dan sendirian. Alara mungkin punya privilese berupa Kevin, Tiani, sama Ansel, tapi bagi yg ada di posisi ini percayalah, kalian juga punya privilese. Kalian punya Alara. Walaupun cuma karakter fiksi, Alara tercipta karena pengalaman hidup orang2 yg serupa. Love you all, and Alara 🖤
Profile Image for Unn Lovegood.
259 reviews1 follower
March 10, 2023
3,3/5🌟
(📚26/100)

Personal Opinion :

• Narasinya Quite enjoyable 🤓👌🏼
• Romance-nya agak klise tapi nggak too much alias menye-menye.
• Issue yang diangkat deep banget. Aku cukup relate. Tapi eksekusinya kurang.
• Development Alara bagus. Tapi untuk tokoh yang lain terkesan cuma buat pendukung aja, nggak terlalu solid.
• Dinamika ceritanya aku suka, tapi endingnya terlalu terjun.
• Banyak Moral Value. Aku suka.
• Bahasanya ada yang pake Lo-Gue which is not my cup of tea.
• Sampe sekarang aku masih bingung sebenernya antara Kevan sama Tiani mana yang sahabat, mana yang sepupu. Atau keduanya sahabat and sepupu.

Overall, fine read.

Thankyou 🌻
Profile Image for Bonita.
10 reviews6 followers
March 4, 2023
Bacaan ringan dan pastinya relate dengan muda mudi masa kini di quarter life krisis hidupnya. Sandwich generation, budak korporat, impian yang rasanya sulit digapai, dan masalah cinta. Baca ini bikin senyum senyum sendiri teringat masa muda, dan misuh misuh karna merasa relate. Plot sederhana yang page turner banget, bacaan ringan tapi juga bikin banyak merenung, yang tanpa terasa halaman habis dalam sekali duduk.
Profile Image for Jessy Willy Pramestie.
153 reviews1 follower
September 29, 2024
Aku suka dengan novel ini, cerita singkat tapi padat. Dibuat emosi dan capek dengan keluarga tokoh utamanya. Mau berbakti dan disayang terkadang semua itu disalahkan gunakan oleh keluarga sendiri. Romance dalam cerita juga bukan tipe yang cheesy. Mengalir juga dewasa.

Aku beri 5/5 bintang
Profile Image for Akaigita.
Author 6 books237 followers
September 30, 2023
Pas banget baca ini di usia 28 tahun. Sama dengan usia Alara, tokoh utama novel ini. Sebenarnya kisah percintaan kaum pekerja kota besar kayak gini bukan seleraku sih, karena susah nyambungnya. Aku mah orang dusun yang tetangga-tetangganya begitu tamat kuliah langsung kawin. Mana ada mikir nabung buat beli rumah sebelum nikah atau cari kerja yang sesuai passion. Udah bisa beranak tiga aja udah bagus banget itu.

Mamanya Alara ini ngingetin aku sama nenekku. Konflik antara Alara sama emaknya ini ngingetin aku sama ibuku yang selalu dirongrong ibunya. Dari dulu, aku kedengeran aja kalau nenekku sudah mengeluarkan dekrit supaya ibuku "minjemin" uang, ujung-ujungnya nggak balik. Nenekku terlalu silau sama peluang bisnis ini dan itu tanpa lihat keabsahannya, pokoknya ibuku wajib ngasih modal. Pas Alara diminta ibunya mencairkan deposito itu... udahlah aku ketrigger pengin nangis, inget betapa susahnya hidup ibuku sendiri akibat diteror ibu kandungnya.

Tiani ini agak gaje sih. Lebih gaje lagi Vennita. Makhluk dari mitologi yang belum pernah nongol sebelumnya, tiba-tiba begitu nongol langsung pake jentikan Thanos. Dari awal ketemu Ansel udah ngebet sebenarnya, sayangnya kan Alara harus jatuh ke pelukan orang yang salah dulu baru bisa mengambil hikmah. Kalau nggak gitu, cerita ini ndak bakal ada. That's how a story works.

Sukses buat penulisnya!
Profile Image for Rossa Imaniar.
219 reviews4 followers
January 15, 2025
“Ngaak peduli apa kata orang, jangan menyalahkan diri sendiri terlalu lama. Setiap manusia pasti pernah ngelakuin kesalahan. Karena di hari kita berhenti bikin kesalahan, berarti kita berhenti hidup.”

“Tidak ada yang benar-benar tahu apakah pilihan yang dipilih akan benar atau salah sampai dijalani, begitu pula denganku. Aku tidak mau menyalahkan diri sendiri lebih dari ini. Selama aku sudah mengakui dan berniat memperbaiki, maka tidak ada gunanya menyesal. Aku tidak akan lagi menyesali keputusan-keputusanku yang salah.”

“Bahwa beberapa hal—atau orang—memang tidak akan bisa berubah. Satu-satunya yang bisa kulakukan adalah menerimanya. Percuma merasa marah, tidak terima, atau bahkan melakukan protes karena aku hanya akan menyakiti diriku sendiri.”

4.5/5 🌟 buat novel ‘Lara Rasa’ ini. Very recommended banget buat dibaca. Ceritanya bagus. Banyak banget pelajaran yang bisa di ambil dari kisah hidup Alara. Berkali-kali aku merasa tertampar dengan nasihat-nasihat yang ada di novel ini. Rasanya mewakili apa yang sedang aku rasa. Walau masalah hidupku dan Alara berbeda. Tapi apa yang disampaikan dalam novel ini, pas banget dengan apa yang sedang kubutuhkan.

Cuma 200-an halaman, tapi ceritanya padat dan berbobot. Konflik yang diambil penulis sangat dekat dalam kehidupan nyata. Bisa dibilang novel ini lebih masuk dalam genre slice of life, dari pada romance.

Ketika baca novel ini, aku berasa menyatu dengan Alara. Aku ikut merasakan emosi yang sedang dirasakan Alara. Serius, konflik dalam novel ini bikin greget bangeeet. Rasanya aku yang nggak sabaran liat Alara tersakiti.

Tapi hebatnya, si penulis di sini, membuat eksekusi yang keren. Bagaiman cara Alara berproses untuk bangkit dari keterpurukan, bagaimana cara Alara berdamai dengan diri sendiri, bener-bener sangat alami. Nggak terkesan dipaksakan atau dibuat-buat. Jadi kita sebagai pembaca juga ikut belajar dari Alara.

Selain itu, endingnya juga oke. Nggak totally happy ending, cuma apa ya.. kayak pas aja. Seakan nunjukin.. ya emang kayak gini lho hidup itu. Bahwa kita cuma perlu menerima apa yang sedang terjadi dalam hidup kita. Kita nggak akan selalu disenangkan oleh keadaan, tapi bukan berarti kita tidak bisa merasakan kebahagiaan. Susah atau pun senang, tinggal bagaimana kita menerima dan mengolah rasa itu..

Overall.. Novel ini keren abis. Kalian harus baca novel ini biar tahu kisah Alara. Apa yang sedang di alami Alara..? Konflik apa yang sedang mendera Alara..?
Cuus.. Cari tahu jawabannya dalam novel ‘Lara Rasa’ karya Nureesh Vhalega ini..
Happy Reading.. 🤗
Profile Image for Elya.
42 reviews1 follower
February 11, 2025
Buku ini bercerita tentang Alara dengan segala permasalahan dalam hidupnya. Di usianya yang menginjak 28 tahun, pekerjaanya belum tetap, kondisi finansialnya juga memprihatinkan, ditambah target ingin memiliki rumah serta menikah sebelum usia 30 tahun belum terwujud.

Suatu hari, ia bertemu dengan Putra, teman semasa SMA-nya yang hilang kontak setelah mereka lulus. Dari pertemuan tersebut, mereka berdua kembali dekat dan Alara juga menyadari bahwa Putra masih menyimpan perasaan padanya. Dengan segala sikap dewasa Putra dalam mendengar segala keluh kesahnya tanpa menghakimi dan sok menasehati, Alara pun akhirnya menyambut perasaan Putra.

Namun, hubunganya dengan Putra justru menambah daftar permasalahan baru dalam hidup Alara, yang membuat Alara harus mengurai satu persatu permasalahan tersebut, agar ia dapat menjalani kehidupan dengan normal.

Segala permasalahan Alara dalam buku ini terasa dekat dengan kehidupan. Terutama bagaimana Alara harus menjalani kehidupan pahit sejak kecil dengan orangtua yang toxic tapi sayangnya dia sulit menjauh. Untungnya Alara punya sahabat dan sepupu yang selalu ada ketika dia berada di masa-masa sulit. Ditambah ada Ansel, si manis rekan kerja Alara yang gampang blushing🤭

Awal baca, aku lumayan gak sreg sama sikap Alara yang gak berhati-hati dalam ngambil keputusan. Tapi seiring berkembangnya cerita, aku paham bahwa segala permasalahan yang dia hadapi turut mempengaruhi cara dia ngambil keputusan—meskipun dia udah berusaha hati-hati. Selain Putra, yang paling bikin gregetan tentu orangtuanya si Alara ini. Duh, bikin istighfar terus ngeliat kelakuan keduanya😭

Terlepas dari semua yang aku rasakan selama baca buku ini, yang paling aku suka adalah perkembangan karakter Alara. Dengan semua permasalahan yang dihadapi, dia nggak mau terpuruk, dia justru mau dan ingin berubah jadi pribadi yang lebih baik lagi.

Buku setebal 200-an halaman ini juga gak cuma ngebahas tentang romansa, tapi juga tentang keluarga dan persahabatan dengan dinamika permasalahan yang kompleks.

Sayangnya aku merasa karakter tokoh lain di dalam buku ini kurang digali, yang menonjol cuma si Alara. Terutama Ansel yang dari awal udah bikin aku penasaran.

Melalui buku ini aku banyak belajar tentang kehidupan, terutama bagaimana kita harus belajar berdamai dan memaafkan diri sendiri dengan menerima semua yang terjadi di luar kendali kita.
Profile Image for Yusda Annie.
221 reviews32 followers
March 29, 2023
Rate 3.75 💛
Untukku pribadi, daripada kehidupan percintaan Alara, aku lebih suka drama keluarganya dan paling menanti-nantikan bagaimana konflik itu menemui titik terang juga keputusan Alara untuk kedua orangtuanya, khususnya ibunya.
Memiliki keluarga dg hubungan orangtua yg problematik bin toxic relationship akut, huuuftt dilematik kalau gaboleh dibilang malapetaka karena yaa malas benar dicap anak durhaka misal ikut serta menyuarakan pendapat.. 🤧
Meski tdk persis sama dg yg dialami Alara tp aku tau bagaimana rasanya di posisi dia. Jadi pas Alara pd akhirnya menetapkan keputusan, aku lega bercampur terharu karena begitulah semestinya.. 🤧
Karena tdk hanya orangtua, seorang anak juga ingin 'hidup'.. 🥺⛅

Nah, bukan aku tidak suka mengikuti kehidupan asmara Alara. Lebih tepatnya kurang sreg. Bagian sm Putra manis walau semacam manis yg dapat memicu suatu penyakit krn kebanyakan.
Bagian Ansel juga manis dan oke dan oke.. 😁✌️
Aku hanya kurang suka transisi (?) nya..

Bab 'Pecah' mungkin bs dibilang salah satu kategori 'bagai petir menyambar di siang yg panas' yg bikin aku kurang sreg krn aku ngerasa syok dlm artian tdk tau apa yg barusan terjadi krn kejadiannya tiba-tiba dan cepat sekali dan aku bertanya-tanya kemudian mengapa mesti terjadi begitu.. terkesan agak-agak kurang adil buat satu pihak... Peluk Gavin.. *ehhh.. 😬😶✌️🙅🏻‍♀️

Tetapi, secara keseluruhan #LaraRasa oke.
Meski ada pemikiran Alara yg tak mudah kumengerti, tetap oke.. 😁🙌

Kehidupan ala metropolitannya kentara sekali.. jd setuju jika rating buku ini 18+ 😁Suka persahabatan Alara, Tiani dan Kevan.
Dan tentu saja suka dg gaya tulisan Nui yg tetap asik untuk diikuti krn Nui pandai merangkai kata-kata.. 📝

Eniwei, hepi fridayy.. hepi wikeeenn, semuanya..
🙌🙌
Dan buat kita yg menjalankan ibadah Ramadhan, semoga lancar dan berkah.. 💛💛
Profile Image for Pauline Destinugrainy.
Author 1 book264 followers
September 18, 2023
Alara, 28 tahun, punya cita-cita ingin memiliki rumah sebelum usianya 30 tahun. Meski tampaknya sulit, tapi dia berusaha untuk itu, termasuk ketika menerim tawaran pekerjaan yang memberikan gaji lebih tinggi. Alasan terbesar Alana adalah agar bisa pergi dari rumah. Dia nyaris tak tahan dengan kondisi orangtuanya yang sering bertengkar.

Saat hidupnya mulai tertata, dia bertemu kembali dengan Putra, pria yang pernah hadir di masa SMA-nya. Ternyata Putra masih menyimpan rasa suka pada Alara. Dengan proses yang tidak lama, Alara pun jadian dengan Putra. Hidup Alara seakan menjadi lebih baik dengan kehadiran dan kasih sayang yang diberikan Putra. Sampai di satu hari, seorang perempuan membuat heboh di tempat kerjanya dengan menuduhnya sebagai pelakor.

Kisah hidup Alara yang penuh luka membuat Alara jatuh terpuruk. Beruntung dia masih memiliki Tiani dan Kevan, sepupu dan sahabat yang selalu menerimanya. Juga ada Ansel, rekan kerjanya yang diam-diam selalu hadir memberikan dukungan. Saya suka dengan kisah romansa yang penuh kedewasaan, dan juga pelajaran untuk lebih mencintai diri sendiri.
Profile Image for Ipeh Alena.
542 reviews21 followers
March 11, 2023
Gaya penulisan dan bercerita kak Nui sudah sangat sesuai dengan seleraku. Seperti karya Kasie West yang juga menjadi penulis wanita favoritku bergenre romance young adult. Karya keduanya sudah masuk ke dalam radarku dan sesuai dengan seleraku. Karena itu, aku tak ragu untuk mulai berburu Lara Rasa setelah beberapa pembaca tampak sudah menyelesaikannya.

Tema besar dari kisah hidup Alara adalah self love. Perjuangan Alara lepas dari lingkaran buruk hubungan toxic di keluarganya inilah yang sebenarnya menjadi daya tarik tersendiri. Aku menyukai cara Alara melepas lingkaran toxic tersebut tanpa membenci orangtuanya.

Memberi batasan tanpa membenci itu tentu sulit. Sangat sulit bahkan. Terutama bagi seorang anak yang sudah berpuluh tahun terbiasa hidup di lingkungan toxic tersebut. Jangankan melepas, untuk tidak terpengaruh saja sudah cukup berat. Tapi, dari pengalaman Alara tentu ini sebagai bukti bahwa tidak ada yang tidak mungkin.

Read more : https://www.bacaanipeh.web.id/2023/03...
Profile Image for Folkandflore.
8 reviews
March 5, 2023
Persoalan quarter life crisis, karier, kehidupan sosial, percintaan, bahkan keluarga. Memang benar, titik mulai orang itu berbeda, karena faktornya banyak. Sebagai pembaca, kisah Alara soal lika-liku pekerjaan dan jurusan kuliahnya sama banget denganku beberapa tahun lalu, ketika aku seumurnya.

Mau tertawa geli, tapi itu sangat nyata. Sekali. Aku suka ketika penulis menjabarkan secara detail bagaimana emosionalnya Alara menghadapi keluarga. Mencoba memberikan bantuan dengan menggerogoti diri dan keinginannya sendiri. Sangat-sangat berterima kasih pada penulis yang memberikan support system untuk Alara.

Kalau dari aku, suka sekali.
Profile Image for Asmira Fhea.
Author 7 books31 followers
August 18, 2023
Kasian Alara, apalagi pas awal-awal. Ya ampun ortunya triggering banget...
Btw ini pertama kalinya baca buku Nui.
Wkwk

- AF
Profile Image for Wardah.
923 reviews171 followers
May 29, 2023
Pernah gak sih merasa hidup tuh kayak gak berpihak ke kita? Kayak ... apa pun yg kita lakukan, semua gak ada yg sesuai ekspektasi. Mending kalau baik-baik aja, gimana kalau malah bikin hidup makin berantakan? 😭

Alara dalam Lara Rasa mengalami hal itu. Dia punya target sebelum 30 tahun, tapi yang ada justru dia ambil keputusan-keputusan salah. Bukannya jadi membaik, hidupnya makin menyiksa. 🥲 (Cek slide 2 buat blurb lebih lengkap)

Di buku ini, pembaca akan diajak untuk mengikuti Alara dan keputusan-keputusannya. Juga pada perjalanannya buat menerima dirinya & masa lalu, menyembuhkan lukanya, dan mencoba mencintai diri sendiri seutuhnya.

Yup. Meski ini novel romance, penulis berusaha menunjukkan kalau diri sendiri HARUS bahagia dulu sebelum bisa berbahagia bersama pasangan

Kisah Alara ini bakal relate sama kamu yg:
• Almost 30 yo
• Generasi sandwich
• Pekerja di ibukota
• Sering dapat peer pressure soal masa depan
• Punya masalah keluarga
• Pernah kena tipu
• Lagi belajar menyembuhkan dan mencintai diri sendiri

Banyak hal yg bisa dipelajari dari kisah Alara. Aku puas banget sama akhirnya yg lebih menekankan penyelesaian konflik ke dalam diri sendiri. Meski emang agak cepat ya semua terjadi. Tapi bisa dibilang novel ini emang sat-set-sat-set gitu dibanding novel Nui yg lain sih.

Karakternya juga terbangun dengan baik. Alara yg tumbuh seiring cerita. Tiani dan Kevan, sahabat yg selalu ada buat Alara. Putra yg khas prince charming. Juga Ansel yg (imut) hangat.

Lara Rasa ini a good and enjoyable read. Bukunya tipis juga jadi bisa dibaca sekali duduk di weekend gini. 😉

Minusnya sih cuma ending agak rushed dikit. Terus banyak konflik yg terjadi juga. But overall, semua masih memuaskan. Yang jelas bangga banget sama Alara 🫶🫶🫶
Profile Image for AhyaBee.
151 reviews3 followers
March 31, 2023
Nggak peduli apa kata orang, jangan menyalahkan diri terlalu lama. Setiap manusia pasti pernah ngelakuin kesalahan. Karena di hari kita berhenti melakukan kesalahan, berarti kita berhenti hidup--bab 24

Cerita ini menarik banget, idenya memang bukan hal yang baru, tapi aku terhanyut dalam kisah Lara Rasa. Penyampaian Kak @nureesh_vhalega mengalir banget, gaya bahasanya asyik, dialognya natural aku suka. Entah kenapa aku merasa kisah ini memberi efek sesak dan hangat sekaligus. Perjuangan Alara bikin deg-degan, aku penasaran banget gimana dia menyelesaikan masalah demi masalah yang dihadapi.

Aku suka jenis konflik yang diangkat relate banget dengan cewek yang usianya hampir 30 tahun. Meski tidak pernah berada di posisi Alara, aku bersimpati kepadanya. Hal lain yang aku suka cara pendekatan karakter Putra, progres hubungan mereka, aku juga ikutan patah hati pada akhirnya, tapi resolusi yang diberikan di ending memang yang terbaik. Itulah kenapa aku bilang kisah ini memberi efek hangat di akhir.

Bagian yang paling aku suka adalah ketika Lara di titik terendah, setelah video itu viral, dan dia mulai memperbaiki diri. Aku sampai berkaca-kaca saat dia mengunjungi ibunya, ketika protagonis sadar penerimaan yang menjadi semua jawaban atas pertanyaannya.

Aku juga merasakan riset tentang pekerjaannya diterapkan sangat baik di naskah, aku yang awam pun bisa membayangkan dengan jelas. Meski ini karya pertama dari Kak Nureesh yang aku baca, setelah membaca karya ini, aku bakal baca karya-karyanya yang lain. Seandainya momen antara Ansel dan Alara di tambahin porsinya, pasti pembaca bakalan ikutan bersemu kayak Ansel yang menjadi tokoh favoritku itu~
Profile Image for Elisabeth Beatrice.
161 reviews8 followers
May 23, 2023
"Al, pernah nggak lo mikir, kalau yang sebenarnya lo butuhin buat ngerasa bahagia adalah berdamai sama diri sendiri?" - Pg. 10

Alara berusia 28 tahun, memiliki target hidup yang jelas, namun kerap dikejutkan oleh bagaimana keputusan yang dia ambil membuat target hidupnya semakin jauh dari kata tercapai.

Pertemuan kembali dengan Putra, teman semasa SMA, membuat Alara kembali berharap keputusannya tak salah. Membantu saudara dari pihak mamanya, merelakan uang puluhan juta, Alara juga berharap keputusannya tak salah. Ketika ternyata tidak berjalan sesuai harapan, Alara tidak menyalahkan siapa-siapa dan hanya menyalahkan dirinya sendiri.

Beruntung saat itu ada Tiani dan Kevan, sepupu juga sahabat Alara yang selalu memberikan support. Jangan lupakan Ansel, rekan kerja yang malah sangat membantu Alara.
.
Jujur, walau Putra nggak salah-salah amat, tapi dia tetap salah. Aku sebel banget dan pengen nabok dia sih. Orang tua Alara yang rasa-rasanya agak kurang pantas disebut sebagai orang tua. Bikin emosi jiwa.

Konflik hidup dan pergolakan batin Alara, aku rasa cukup relate dengan kehidupan sebagian dari kita saat ini. Lewat kisah Alara ini, kita dapat belajar bahwa menerima diri sendiri itu penting, berubah dan berbenah diri juga penting. Tapi perlu diingat, semua bisa berhasil apabila kita sendiri yang ingin dan bersedia untuk itu. Lakukan hal tersebut untuk dirimu sendiri dulu. Seperti kata Ansel di halaman 147, "You deserve so much better."
Profile Image for Aro~.
224 reviews9 followers
August 27, 2023
Ini buku pertama Nui yang aku baca. Aku ngerasa sangat relate sama tokoh utamanya. Usianya yg udah ngga muda, serta pilihan kerja yang rasanya salah dan nggak sesuai ekspektasi kelewat mirip sama kehidupanku sendiri. Mungkin karena itu, sewaktu baca buku ini rasanya kayak ngalir aja gitu.

Buku ini ngga cuma nyeritain tentang "perjalanan karir" si tokoh utama tapi juga perjalanan hidup. Bagaimana Alara berusaha untuk menerima dirinya sendiri alih-alih menyalahkan. Bagaimana berdamai dengan diri sendiri jauuuh lebih sulit ketimbang pasrah menerima keadaan. Bagaimana perubahan hanya bisa dilakukan kalau si empunya punya keinginan untuk berubah.

Aku suka bagaimana Nui menggambarkan dinamika kehidupan Alara dari kehidupan pribadi, pertemanan, hingga percintaan membentuk kepribadian Alara. Dari yang mengeluh lelah hingga berusaha berubah untuk diri sendiri. Dari yang sekedar mengharapkan jadi berubah dan mengusahakan.

Ada banyak quotes bagus yang bisa dikutip. Salah satu yang paling aku inget, ketika manusia berhenti melakukan kesalahan berarti saat itu dia sudah berhenti hidup.
Profile Image for Isah.
81 reviews
January 26, 2024
3,5 ⭐

Tema yang diangkat dari buku ini sebetulnya udah sangat umum. Tapi entah kenapa, aku kecantol sama tokoh tokoh di dalamnya. Terutama Ansel. Gemess gitu, suka nge-blush, haha.

Bukan cekcok Alara dan Putra, tapi yang paling aku suka justru konflik Alara dengan orang tuanya. Bikin nggak habis pikir. Dan hal kaya gitu emang bener bener terjadi di kehidupan nyata, sih. Jadi, saat Alara mutusin untuk pergi dari rumah, ya udah nggak heran lagi. Di beberapa momen, aku juga ngerasa relate sama Alara yang sulit untuk memaafkan dirinya sendiri, dan sukar untuk mengerti perasaannya sendiri. Jadi, yah, rasanya tuh kesel kesel tapi sayang 😃

Sementara untuk endingnya, cukup memuaskan. Bukan yang heboh banget, bukan juga yang buat aku bahagiaaa sampai terbang. Tapi dibanding akhir cerita yang dipaksakan, dibuat dibuat terus diputer puter gak jelas, aku sepenuhnya lebih suka sama tipe buku dengan ending yang realistis kaya ini.

Intinya, Ansel kamu LUCU banget!
Act of service abieess
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for fuhtreh.
99 reviews4 followers
November 17, 2024
3,7/5 ⭐

YESSSSSS kayanya intuisiku emang kuat deh asli seneng banget gatau lagi. dari awal, hubungan antara alara dan putra itu too good to be true dan kerasa ganjel banget. jujur dari awal aku emang lebih suka ansel karena LUCU BANGET DIA KENAPA YA. tapi ada banyak bagian yang sebenernya bisa diisi sama ansel di awal awal itu, tapi paham sih mungkin penulis memang lebih pingin menonjolkan hubungan alara dan putra. tapi tetep aja aku merasa KURANG sama interaksi alara dan ansel. kayaknya kalo page nya ditambah, mungkin semuanya bakal dijelasin. soalnya aku merasa ada banyak bagian yang bisa lebih dijelaskan dan sayang aja gitu kenapa ngga ada detailnya. mana ngga ada epilog lagi hufttt padahal pingin banget banget banget detail perkembangan hubungan alara dan ansel ;)
Profile Image for Monica.
29 reviews13 followers
September 16, 2023
Akhirnya buku ini selese aku baca. Seharusnya bisa lebih cepet, cuma ada aja hambatannya... 😅

Buku ini bercerita tentang Alara dan lika-liku kehidupannya. Mulai dari pekerjaan, kedua orang tuanya yg super duper red flag, dan juga masalah percintaannya. Untungnya Alara masih punya beberapa orang (sahabat maupun sepupu) yg bisa dia jadikan sandaran. 

Ada salah satu part yg membuatku tertawa (mungkin salting sedikit) ketika membacanya.
"𝘎𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘰 𝘨𝘸 𝘵𝘦𝘵𝘦𝘱 𝘨𝘢𝘬 𝘴𝘪𝘢𝘱 5 𝘵𝘢𝘶𝘯 𝘬𝘦 𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯?"
"𝘈𝘥𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘮𝘶𝘥𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪𝘮𝘶. 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬. 𝘋𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘯𝘪."

𝐀𝐬𝐭𝐚𝐠𝐚... 𝐩𝐞𝐬𝐨𝐧𝐚 𝐛𝐫𝐨𝐧𝐝𝐨𝐧𝐠!! 🤣🤣
(aku melambaikan tangan ke kamera, kalo udah berhadapan ama makluk ini) 
Profile Image for Hapudin.
287 reviews7 followers
September 11, 2023
Novel ini mengharukan karena ada bagian yang relate dengan hidup saya. Alara dan saya sama-sama punya masalah yang banyak. Dan kami sama-sama harus bisa mengurai dan menyelesaikan masalah tersebut. Membaca novel ini membuat saya tambah semangat hidup sebab sebanyak apa pun masalah pasti bisa diselesaikan.

Gaya penulisan Kak Nureesh terasa renyah sekali. Tidak menggunakan banyak bahasa inggris, dialognya terasa banget bahasa ngobrolnya, dan narasinya juga lugas. Ini yang membuat saya merasa kalau novelnya page turner banget, betah dibaca.
Profile Image for Arutala.
499 reviews1 follower
November 6, 2024
Mantap ceritanya. Tentang perempuan yang mengalami situasi buruk di tengah keluarga dan asmara hingga bangkit menjadi sosok yang matang dalam bertindak dan berpikir. Premis ceritanya umum namun diolah dengan menarik dan tidak menye-menye.

Tokohnya juga pragmatis dan Alara adalah kita yang kadang masih belum bisa menerima kondisi di luar kendali kita dengan kesalahan yang dibuat dan terus melarikan diri dari masalah. Alurnya rapi dengan puncak konflik yang dobel alias bertubi-tubi bikin pembaca gregetan sebelum akhirnya kebahagiaan itu datang.
Profile Image for Bila.
315 reviews21 followers
March 20, 2023
Selesai. Fyuh, buku ini bikin hati capek melihat apa yang dihadapi Alara setiap hari, bagaimana pergolakan batinnya dan bagaimana ia bisa memaafkan dan menerima keadaan dirinya. Bisa sangat relate untuk kaum milenial sandwich generation. Penyelesaian semua konfliknya masuk akal, malah ga terlalu "too good to be true"

Hanya saja konflik sampingannya kek muncul sebagai hal penting tapi habis itu lep, beres?
Displaying 1 - 30 of 39 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.