Pesan untuk diriku kedepan sih, jangan terlalu fomo sama novel yang booming wkwk takut ga sesuai ekspektasi. Sorry, buat cewe-cewenya malio disini, this is my own opinion abt.
Ceritanya cukup klise, there's nothing special for me. Bahkan terkesan cheesy banget sepanjang cerita. Tentang cewe (Serana) yang patah hati karena pacarnya yang super sibuk, terus ketemu sama cowok (Malio) yg keliatan bad boy gitu, ternyata aslinya "goodboy" yg selalu nemenin sera, dan mulai nyaman satu sama lain, terus konfliknya jadi cinta segitiga, udah gitu aja.
Menurutku, karakter malio too good to be true, dia beneran dibuat seperfect mungkin, kayak selalu ada sisi baik yang ada diri dia. Beda sama Jan Ichard (Pacar Serana) disini dia dibuat sejahat dan sejelek mungkin, seakan memprovokasi pembaca buat benci sama ichard dan dibuat jatuh cinta sama kelakuan malio. (Padahal kalo pake logika aja ya) Ichard sama Sera 4 tahun pacaran, masa gak ada sisi baik dari ichard, kalau ichard jahat dari dulu kenapa nggak putus waktu sebulan pacaran.
Terus gatau juga ya, ditiap narasi kalau jelasin tingkah "perfect-nya" Malio, pasti diselipin perbandingan tingkah "buruk-nya" Jan Ichard. Contoh nih ya: Malio dukung kehaluan Sera waktu ngefangirl sehun exo, sedangkan ichard dulu selalu bilang cowo k-pop itu plastik. (dan narasi yang kayak gini tuhh banyak banget gak sekali dua kali, dan digambarin dari perspektif sera yang selalu bandingin pacarnya dgn malio)
Karena udah ngomongin banyak hal yg gak kusuka diatas, skrng hal yang bikin aku suka dan tetep baca sampai ending. konfliknya yang cinta segitiga bikin aku suka penyelesain konfliknya, semuanya bisa berdamai sama keadaan mereka. Jalan cerita (pacarannya malio-sera) juga cukup baguslah ya, ada jeda buat hubungan mereka. Masalah keluarga Sera juga penyelesainnya menarik, nggak terlalu terburu-buru. Jadi pembaca masih bisa nangkap apa yang sebenernya terjadi sama keluarga Sera.
Terus karakter sera yang dibuat masih masuk akal gitu yaa, ada plus-minusnya, beda sama malio yang dibikin menonjol banget, jadi kesannya Malio yang selalu nolongin Sera mulu. Sera-nya kebanting banyak, jadi nggak seimbang. y'all know what i mean, right?⁉️
Sesekali aku juga dibuat kesemsem sama tingkah malio yang unik dan menarik, narasinya okayy, gaada masalah, aku enjoy aja bacanya. Ringan dan nggak bikin pusing, masih bisa ngikutin bacanya. Jadi okelah, dibuat bacaan di waktu luang.
Btw, this was my first romance novel. Menurutku, alur ceritanya cheesy dan gampang ketebak; ada cewek cantik yang patah hati dan galau terus dihibur sama cowok ganteng ala-ala bad boy yang ternyata good boy banget. Namun untuk sisi romance nya cukup menghibur sih buatku. Beberapa kali dibuat kesemsem sama sikap Malio karna love language nya; act of service and words of affirmation.
Cowok kalo love languagenya act of service kan keluar bgt sisi gentleman nya, cewek mana yg ga baper wkwkwk. Dia pun suka nulis-nulis surat dan berkata-kata manis, huhu that's my love language. Bikin aku kedatengan kupu-kupu padahal ditujuinnya ke Sera :"
Harusnya gue nggak terlalu pede buat membeli buku ini... karena belajar dari pengalaman, pas baca Dago Love Story karya Sky juga gue mau nangis nyesel baca nya, kirain gaya penulisan nya berkembang lebih masuk dan alur ceritanya lebih logis. Tapi ini malah lebih lebih.... DNF.
maaf banget, tapi novelnya cringe dan cheesy. worst book ive ever read tbh.. i wasted my money :(
alur cerita gampang ketebak, character developmentnya sera kurang, yg bener aja deket sama cowo lain pas masih pacaran sm ichard??? malio jg ditulis terlalu sempurna yang bikin cerita makin boring. penggunaan bahasa kurang. yang kusuka itu hanya ilustrasi dan covernya aja wkwkw 🫠
Lain kali saya harus mawas diri dan lebih punya kontrol buat gak terlalu fomo sama buku-buku yang katanya best seller. Saya rasa ini memang bukan buku yang buruk. Tapi bukan buku yang "Wah!" juga. In another case, saya suka cara penulis menuturkan cerita tentang si Malioboro Hartigan ini. Bagaimana tokoh bersikap, dsb. Tapi dari segi alur saya rasa kurang kuat dan menarik. Saya rasa memang buku ini best seller karena suatu alasan yang kuat, tapi amat disayangkan best seller yang disandang kurang memberikan efek yang possitive khususnya buat saya. Cheating berbalut romantismse seperti ini menurut saya akan membawa beberapa dampak yang berbeda. Karena tidak bisa dipungkiri tulisan sedikit banyak mempengaruhi pembaca dan apalagi jika segmen pasarnya adalah remaja.
Again, selamat buat penulis yang menyajikan buku ini dengan baik. Ditunggu karya baik selanjutnya. Dan semoga akan membawa dampak baik gak hanya buat penikmat karyanya tapi juga pembaca natural seperti saya.
awalnya mau kasih 5 stars, tapi setelah mikir dan liat2 reviews temen2 di sini, malah banyak muncul "iya juga" in mind. this novel is one of my first ever read novel, and i haven't really read many in my life. my experience at first was, "oh, gemes banget", "lucu", etc. this novel kinda has nothing special, dari plot, sampe ending tuh ketebak (personally). but oh well, reading it was fun and entertaining
is it cheating??? aku fomo dan aku kira ini bagus karena kata orang-orang bagus ((aku ga baca AUnya)) but pas liat kaidah bahasa dan alur cerita yang mengarah ke arah perselingkuhan, aku berhenti baca. no salty ya guys, this is just my opinion.
Akhirnya TBR dari bulan Maret bisa terbaca juga, alasan kenapa aku lama pick this book karena sayang aja, maunya nanti-nanti aja dibaca eh tapi karena aku udah gatau mau baca (padahal TBR segunung) akhirnya aku decided to pick this book dan aku amazed sih, aku kelarin buku ini dalam 1 hari wkwk
Buku ini ceritain tentang Sera yang terjebak hubungan toxic sama pacarnya, Richard. Sera harus sabar menghadapi Richard yang sekarang lagi sibuk jadi idol. Setiap malam, Sera selalu menangis karena kelakuan Richard hingga suatu malam Sera hampir suicide tapi untungnya pintu kamarnya didobrak sama Malio. Dobrakan pintu itu menjadi awal mula kisah Sera dan Malio di kota Jogja.
Dari segi narasi, aku suka sih rapi tapi cukup banyak typo-nya (kindly ganggu soalnya aku sampe gatau apa maksudnya). Dari segi plot, aku amazed sih, bagus banget jalan ceritanya. Konfliknya pas aja porsinya, malahan seru konfliknya sampai bikin aku gak bisa berhenti baca terus romancenya juga masih okay, masih bisa bikin aku nyengir sendiri sama kelakuan manisnya si Malio. Mungkin ada beberapa yang berpikir hubungan Malio & Sera itu romantizing cheating tapi aku kurang setuju karena Sera baru in love saat dia sudah bebas dari Richard. Jadi selama masih sama Richard, memang Sera deket sama Malio tapi ada boundaries yang Sera pasang terhadap Malio (gitu sih menurutku). Yang aku suka sih pelajaran dari buku ini, how to dealing with toxic relationship. Aku happy banget ketika Sera bisa bebas dari Richard karena Richard cuma bisa bikin aku emosi karena dia ngang ngong, gabisa kasih kejelasan :) terus aku amaze sama kehangatan keluarga yang digambarin lewat cerita ini, emang ya kak Sky gapernah gagal kalo urusan cerita keluarga 🫶🏻
Yuk yang suka romance ada angstnya, harus banget baca novel ini! Bener-bener paket komplit deh buku ini. Apalagi si Malio-nya itu guys, sweet maksimal..jadi mau 1 yang kayak Malio wkwkwk 😌💖
AKHIRNYAAAA BISA NYELESAIN NOVEL INI. ini novel adaptasi au pertama yang aku baca di tahun ini. entah kenapa aku nekat beli buku ini padahal ga pernah baca au nya. jujur sepanjang baca ini perasaan aku nano nano banget t___t, salting, cringe, sedih, semuanya deh.
(+) aku mau bahas hal yang aku suka dulu. novel ini punya plot dan konflik yang ringan banget, jadi pembaca ga perlu effort mikir buat ngikutin jalan ceritanya. semua ngalir gitu aja. apalagi dengan narasi yang kekinian banget dan ga memakai bahasa yang berat jadi bisa gampang dimengerti. ceritanya cocok banget buat orang yang suka sama cerita cheesy or fluffy gitu karena kita selalu dibuat salting sama perlakuan malio AHAHAHAHAH. ga lupa diselipi jokes jokes yang kadang emang lucu tapi kadang cringe juga. tapi aku menikmati jokesnya dan selalu ketawa sihh WKWKWKKW. ohya, cerita ini ga cuma bahas tentang percintaan doang, tapi ngebahas tentang keluarga, perjuangan, dan pertemanan yang cukup kental menurutku. beberapa scene juga berhasil bikin aku terharu karena perjuangan mereka yang berusaha untuk membenahi diri masing masing (scene menuju akhir akhir)
(-) hal yang ga aku suka (yang paling menonjol) adalah karakter malio terlalu dibuat perfect se-perfect2nya, bahkan aku tidak menemukan sisi lemah dari seorang malio sampe aku berpikir 'malio ini orang atau malaikat atau dewa sih?' dia yang digambarkan selalu menghibur orang orang (especially cewek cewek yang disakiti cowoknya 'katanya') yang bikin aku 'APASIH MALIO?' dan bikir terkesan cowok gampangan sorry T_____T. author membuat karakter malio yang kontras dengan jan ichard seakan mengajak pembaca untuk mencintai malio secinta2nya dan membenci jan ichar sebenci2 nya. aku agak terganggu akan hal itu jujur. setidaknya tunjukkan sisi lemah malio dan tunjukkan sisi baik jan ichard saat dirinya udah sukses jadi penyanyi. trus juga awal awal cerita aku benci sama sera yang menjadikan malio 'seakan' pelampiasan nya selama disakitin icad. dia marah icad jalan sama cewek lain tapi dia sendiri? WKWKWKWK.
sorry serana, sepertinya disini kamu yang redflag ehehehe.
hufttt, kalau aja karakter malio tidak ditonjolkan separah itu dan sera tidak menjadikan malio pelampiasan padahal dia masih pacaran sama icad, aku berani ngasih rate 5/5 ke novel ini.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Saya pun lupa, entah mengapa buku ini dibeli. Barangkali ada yang menyarankannya di Instagram? Menurut saya, buku ini terlalu ke-Jakarta-an kerana begitu banyak slanga mereka dimuatkan dalam novel ini. Maka, sedikit merencatkan pembacaan.
---
Malioboro (setelah melakukan pencarian di Internet) ialah nama jalan yang sering menjadi tumpuan pelancong di Yogyakarta sebagai pusat membeli-belah dan dining experiences. Banyak juga para pedagang kaki lima pada waktu malam dan puluhan bangku (kerusi panjang) besi disediakan sepanjang jalan ini untuk kegunaan para pengunjung merehatkan lelah diri.
Dalam novel ini, Malioboro ialah seorang mahasiswa yang aktif dengan taekwondo, juga dicop sebagai seorang lelaki red flag kerana bergaul dengan banyak wanita. Pertemuannya dengan Sera, seorang jiran bloknya yang ingin membunuh diri, telah mengubah kehidupan mereka berdua. Kemudian, baru diketahui bahawa Sera juga seorang mahasiswa, yang sedang berpacaran dengan seorang artis yang namanya sedang meningkat naik iaitu Richard.
---
Biasa sahaja ceritanya. Ibarat menonton drama Korea—babak butterflies mestilah ada, namun bertahan hanya beberapa minit cuma. Tiada apa yang menarik. Tapi, mungkin sesuai dibaca untuk mereka yang sedang dilamun cinta dan berasa tidak dihargai oleh pasangan hahahaha. Saya pernah membaca puluhan novel cinta juga dahulu. Semuanya seragam sahaja bentuknya.
Tapi, sekiranya perlu berlaku adil, mungkin pengajaran yang boleh diambil menerusi novel ini ialah pentingnya komunikasi. Kedua-dua belah pihak sangat miskin dengan komunikasi, sehingga wujud orang ketiga dalam perhubungan. Rasa bodoh sungguh baca. Tapi, kata mereka, cinta itu membodohkan, bukan?
Jujur bingung mau ngasih 4 atau 5⭐️ karna awalnya agak kurang sreg soalnya ceritanya Sera punya pacar tapi deket sama Malio (jadi kaya cheating emotionally) ykwim, jadi 4⭐️ doang. Malio yang suka sama pacar orang dan Seranya yang juga welcome aja (ga se welcome itu sih tapi tetap aja agak gimana gitu nangisin cowo sendiri ke cowo lain). Kaya jadiin Malio pelampiasan. 😨 Kalau plotnya engga tentang Sera yang punya pacar kayanya bakal aku kasih 5⭐️.
Tapi aku suka sama ceritanya yang ga buru-buru dan penyelesaian konfliknya yang masuk akal. Tapi Malio ini emang karakternya yang too good to be true sih beneran kontras banget sama pacarnya Sena, jadi kebanting banget. t_____t
Aku ngerti kenapa orang suka banget sama Malioboro Hartigan, emang se effort dan se green flag itu anaknya. Malio gentle banget dan selalu ngertiin Sera. Walau ada sikap Sera yang ga Malio suka, dia gak pernah ngejudge Sera dan malah coba ngajak deep talk dengan cara yang bener-bener halus. Se soft boy itu. Terlalu perfect, gak ada celahnya.
Overall, aku suka sama narasinya, cara penulisannya. Diksinya yang indah. Nusuk banget sampe bikin aku nangis berkali-kali karna mikir “gimana ya rasanya dicintai segitunya?”. Indah banget kisah cintanya. Bukunya heartwarming sih, ceritanya ga berat.
Jujur saja aku kurang srek sama tokoh Jan Ichard yang dibuat seolah sejelek itu di mata pembaca, walaupun pada akhirnya pembaca akan tahu kenapa alasannya. Sementara sosok Malio yang dibuat sesempurna mungkin tanpa pembaca tahu apa kekurangannya. Memang karakternya menarik, tapi sosok Malio diceritakan sangat sempurna. Seolah mengajak pembaca untuk mencintai Malio yang sempurna itu. Padahal ya sebenarnya dalam hidup tidak mungkin ada orang sesempurna itu.
Ada yang bilang kalau cerita ini adalah tentang perselingkuhan, menurutku tidak. Kalau orang itu benar-benar membaca buku ini akan tahu alasan-alasan yang semakin diperjelas dalam buku ini.
Kenapa saya hanya memberikan bintang 3 padahal buku ini best seller? Penulis memang menceritakan dengan bahasa yang enak dibaca, tapi menurutku cerita ini hanya nyaman untuk sekadar bacaan hiburan biasa. Tidak ada isu mencolok di novel ini yang menjadi ciri khas. Hanya tentang masalah LDR, popularitas yang menyebabkan ini dan itu. Lalu ada penggantinya. Konflik seperti ini sudah banyak diceritakan di buku-buku lain.
klise banget yaa, wkwk. imo kaya wattpad stories with cheating troupe..? ketebak banget alur ceritanya. tapi novel ini hype banget di booktok, dunno why.
kataku semua karakter utama di novel ini ngeselin 😭. si Sera yang plin plan, nyari pelarian ke Malio padahal masih hidup di hubungan lain. Malio ya ga ngambil jarak, ga tegas juga sama perasaan dia ke Sera atau siapa pun. ini teh bukan “kisah cinta rumit”, ini namanya “ga berani jujur n tegas” 😀.
kadang di beberapa narasi, Malio itu selalu dibandingin sama Ichad yang notabene nya pacar Sera selama empat tahun. Ichad di buat jahat banget, sedangkan Malio si cowo badboy, perfect, selalu ada ceunah. pokoknya kaya memprovokasi readers buat ga suka sama si Ichad 😩.
tapi overall, narasi nya oke kok. i enjoy it. ini AU books yang pertama aku baca sih. cuman dia emang cheesy and klise banget.
Novelnya covernya cakep.. kemudian untuk ceritanya juga cocok dibaca buat kalian yang butuh bacaan sekali duduk. Konfliknya juga gk terlalu pelik jadi bacanya kayak ngalir aja. Kemudian di dalamnya juga dibumbui humor-humor yang cukup membuat tertawa. Paling penting adalah sosok Malio yang digambarkan sebagai cowok green flag dipastikan membuat pembaca senyum-senyum sendiri.
Kita akan bertemu Malioboro Hartigan dan kehidupan romansanya dengan Latar Kota Yogyakarta. Alur cerita yang mengalir membuat pembacanya merasa nyaman sejak awal. Skysphire nulis dengan gaya sederhana namun terasa ngena apalagi dengan kutipan-kutipan serta konflik dari LDR yang relate banget buat yang pernah mengalaminya.
Latar Yogyakartanya gak terlalu kuat dalam buku ini, hanya beberapa tempat atau destinasi yang disebutkan karena nampaknya lebih fokus ke penguatan karakter. Buku ini tebalnya sekitar 400 halaman lebih namun karena pembawaannya yang nyantai membuat kita gak kerasa udah nyampe di akhir aja. Buku ini serasa ngajak kita duduk di kursi malioboro tengah malem dan menemani kita agar gak ngerasa sepi.
Kadang emang terasa repetitif dan mellow, tapi bagi gua buku ini bisa menangkap sepinya manusia dengan jujur. Buat lo yang suka genre romance dan lagi butuh temen dimalam hari maka buku ini akan cocok menemani lo.
Akhirnya membaca novel viral yang sering diperbincangkan sama banyak orang. Tapi aku permisi dulu ya buat pecinta novel ini🙏🏻
Novel ini menceritakan tentang Sera yang memiliki pacar seorang penyanyi. Tentunya disini Sera merasakan feeling lonely karena mengingat pacarnya yang merupakan orang yang sedang naik daun. Hubungan sera dengan pacarnya sudah terbilang hambar bahkan tidak berkesan lagi. Di kala Sera merasakan kesepian dan meratapi hidupnya, tanpa sengaja ia dipertemukan dan diperkenalkan dengan Malio yang merupakan tetangga apartemennya. Setelah pertemuan itu, interaksi Malio dan Sera semakin meningkat.
Sebenarnya novel ini sangat klise dan sangat mudah ditebak kelanjutannya. Namun yang sangat disayangkan ialah interaksi Malio-Sera yang berjalan saat kondisi Sera masih memiliki “status” dengan orang lain. Menurutku hubungan Malio-Sera ini tergolong emotionally cheating, walaupun memang mereka tidak secara gamblang memiliki hubungan “lebih”.
Kemudian yang bikin aku kurang sreg adalah penulis yang terlalu menjatuhkan pacar Sera setelah menyanjung tinggi Malio. Jadi di novel ini, pacar Sera beneran dibuat sangat buruk, sedangkan Malio sangat dibuat sempurna bahkan tidak ada kekurangan sama sekali. Menurutku ini yang membuat tidak masuk akal, dimana Malio sangat terlihat seperti “malaikat” tanpa cacat sedikit pun, he’s too good to be true sih.
Lalu, di novel ini menurutku agak tidak imbang dimana Malio sangat berperan besar dalam kehidupan Sera tapi Sera sendiri tidak dijelaskan perannya dalam kehidupan Malio itu gimana?? Jadi kesannya Malio ini memang tercipta untuk menolong Sera yang hopeless sama hidupnya. Sekali lagi, Malio beneran too good to be true. Nggak hanya itu, sebetulnya aku kurang suka dengan karakter Sera disini karena dia sama sekali tidak tegas sejak awal, baik ke pacarnya maupun ke Malio. Aku tahu dia memang punya alasan kenapa karakternya seperti itu, tapi ya aku tetap kurang suka aja.
Aku tahu kok bahwa sebenarnya banyak banget pembaca yang sangat mengidamkan Malio, tapi entah kenapa aku kurang suka. Pertama, dia diceritakan sebagai sosok yang terlalu sempurna. Kedua, kekurangan dia adalah memaksa tetap berhubungan dengan Sera yang sejatinya masih menjadi pacar orang. Itu juga alasan kenapa aku kurang excited saat membaca kisah mereka, karena hubungan mereka dimulai dari cara yang secara tersirat salah.
Nah, kelebihan dari novel ini adalah penulis menyajikan cerita dengan sangat rinci dan tidak terburu-buru. Cerita di novel ini sangat rapi dan dijelaskan dengan baik sehingga pembaca tidak dibuat bingung. Penyelesaian konflik juga cukup jelas dan baik. Penyusunan kalimatnya juga sangat nyaman untuk dibaca sehingga aku masih nyaman untuk membaca sampai akhir. Penulis juga unggul untuk menggiring emosi pembaca.
Kesimpulannya adalah mungkin memang cerita dari novel ini bukanlah tipe bacaanku.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Malioboro at Midnight menceritakan tentang pertemuan Malio dan Sera di suatu malam ketika Sera sedang dalam titik terendah dan sedang dalam posisi nekat hendak mengakhiri hidupnya. Malio si manusia sempurna dalam setiap aspek kehidupan berusaha menghentikan Sera dan selanjutnya merasa bertanggungjawab untuk terus memastikan perempuan itu selalu dalam keadaan sehat walafiat dan tidak nekat lagi (to me, he's a guy with savior complex). Tapi, seperti kata pepatah: dari mata turun hati dan seperti yang sering dialami teman-teman mahasiswa saat KKN, tentu saja muncul benih-benih cinta di antara mereka (because they're neighbor) yang disebabkan oleh cinlok (actually it's started one sided), padahal Sera sebetulnya masih dalam sebuah hubungan LDR dengan laki-laki yang sedang mengejar mimpinya di ibu kota.
Here goes my two cents.... Latar belakang karakter Malio yang selalu berusaha jadi knight in shining armor mungkin cukup menjelaskan ya. Tapi cerita Sera ini agak....... nggak masuk akal. Mulai dari ibunya yang menganaktirikan Sera sampai kukira ia betulan anak tiri, hingga cerita bapaknya yang seorang dokter yang bekerja di rumah sakit saat era covid (SPOILER ALERT) melepas APD sewaktu mengunjungi Sera yang sedang karantina, supaya bisa dirawat bersama...................... Doesn't add up to me. Absurd. Selain itu, 400 halaman sepertinya kurang untuk mengeksplor konflik antara Sera, Malio, dan karakter-karakter di sekitar mereka. Banyak konflik-konflik yang terasa penting diselesaikan "dibalik layar" (misal: konflik Sera dan keluarganya, konflik Sera dan Acha, hubungan Malio dan Zara). Karakter Malio juga dibuat tidak konsisten mendekati akhir, bermula sebagai orang yang siap menunggu Sera hingga ia yakin dengan perasaannya, menjadi seseorang yang bliang: "Gue begini karena pengen liat lo cemburu." But hey, this is fiction! So, it's really up to the creator to write whatever scenario they have in their head.
Despite all that, Malioboro at Midnight is an easy read. I finished this 400-ish pages book within less than 24 hours. Ada banyak momen ketika aku mengerutkan kening karena "malu" melihat kelakuan manusia-manusia fiksi dalam buku ini, tapi ga sekali-dua kali juga aku ikutan "malu-malu" ketika Malio bersikap manis terhadap Sera.
Overall, this is the kind of read I would probably enjoy better as a teen girl. Definitely way too old for this kind of thing.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Novel ini adalah novel yang pasti kamu kalau lagi awal-awal baca novel romance udah pasti suka banget. Kalau kamu masih SMP, atau SMA, kamu mungkin bakal suka. Terutama sama karakter Malio yang sempurna, penuh ide, dan bikin kita kesemsem sama tingkahnya, sama effort dan usahanya. Atau sama karakter Sera yang juga sebetulnya nggak kalah sempurna karena walaupun dia 'disembunyikan', dia adalah pacarnya seorang artis. Narasinya bagus, cara karakternya berkomunikasi bagus, dan alurnya jelas.
Tapi sayang, buat aku yang udah baca too much romance book kali ya, jadi aku biasa aja sama novel ini. Halamannya tebel banget buat eksekusi cerita yang menurutku sederhana. Untuk halaman setebel ini bikin aku jadi punya ekspektasi lebih hehe. Jadinya juga mudah aku selingkuhi sama novel lain huhu.
Dan sejujurnya aku bukan tipe pembaca yang suka diajak berkeliling POV ke tokoh-tokoh selain tokoh-tokoh utamanya. Maksudku, karena tokoh utamanya disini jelas Sera dan Malio, aku sebenarnya nggak butuh POV dari sisi Jan Ichard. Aku nggak perlu mengetahui motivasi Jan Ichard dengan tindakannya karena aku suka yang pasti-pasti. Munculnya POV Jan Ichard di novel ini menurutku justru membuatku jadi bingung apa maksudnya.
Aku cukup kesal dengan Jan Ichard, pacar Sera, tapi aku juga sempat kesal dengan Sera. Meskipun pada akhirnya aku menjadi cukup suka dengan karakter Sera yang mau belajar menjadi lebih baik, tapi pada akhirnya memang yang paling menarik perhatianku adalah Malioboro dengan cara-caranya demi membuat Sera bisa tersenyum setiap waktu.
Overall, kualitas tulisannya sudah sangat bagus, dan kalau kamu memang suka cerita-cerita romance ringan yang cocok untuk dinikmati di hari-harimu yang berat, kurasa novel ini bisa jadi pilihan karena memberikan kamu sosok-sosok fiksi yang bisa melepasmu dari penat.
Baca ini buat healing itu work bgt! fr! krn ceritanya yg klise. Awalnya kaya, what euw krn terlalu cheesy bgtt tp justru itu poinnya, sgt menghibur. Suka sama karakter malio the real too good to be true:" awalnya kepoo bgttt sama sudut pandang malio, untungnya di akhir agak dikasih spoiler menuju buku kedua (kalau malio juga deketin sera krn mau lupain first love nya), ini realistis krn setiap org yang datang ke kita apalagi yg awalnya asing, pasti akan ada give and take, gada yg gratis di zaman sekarang, ga mungkin malio mau dengan senang hati jadi midnight sera begitu aja, pasti ada timbal balik (manusiawi). Mereka itu pasangan yang the real definisi serupa makanya bisa bersama. Cuma disini pokonya bisa menerima segala bentuk kata kata alay yang biasanya bikin mual, tp malah jadi feeling butterfly in stomach wkkwkw I LOVE THIS BOOK
This entire review has been hidden because of spoilers.