Jump to ratings and reviews
Rate this book

Love Lust Lost

Rate this book
MILAN . DALLAS . JAKARTA
A Sexy Journey

Menjalani kisah cinta ibarat berjalan di catwalk suatu pergelaran busana.
Ketika tampil gemilang, tepuk tangan dan kelopak-kelopak bunga akan ditaburkan di sekeliling kita.
Namun jika salah langkah dan terpeleset, cibiranlah yang akan didapatkan.

Bagaimana jika ada dua cinta?
Mestikah ada dua catwalk untuk menjalaninya?
Sementara, dalam urusan cinta, sifat manusia cenderung menguasai dan enggan berbagi.


"Hidup itu bisa dibuat dramatis. Di mana pun dan siapa pun Anda. Quartini Sari adalah penata cerita yang baik, babak demi babaknya."
--Samuel Mulia, Pengamat Gaya Hidup

"Fun, sexy & romantic"
--Sebastian Gunawan, Fashion Designer

"Saya tidali bisa lepas membaca begitu masuk halaman pertama... Serasa ingin hidup di dalamnya dan menikmati cerita seperti nonton film." :)
--Laura Basuki, Model & Aktris

"Novel percintaan yang penuh emosi sekaligus merekam sekelumit perjalanan dunia fashion. Keunikan novel ini karena hadirnya karya foto fashion yang merupakan ekspresi visual sureal pada beberapa fase emosional. Sebuah terobosan di dunia karya fiksi."
--Amy Wirabudi, Chief Editor InStyle Indonesia

196 pages, Mass Market Paperback

First published September 1, 2011

25 people want to read

About the author

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
7 (15%)
4 stars
7 (15%)
3 stars
4 (8%)
2 stars
10 (21%)
1 star
18 (39%)
Displaying 1 - 12 of 12 reviews
Profile Image for Nilam Suri.
Author 2 books141 followers
October 5, 2011
Seriously Gramedia? You published this kind of writing, for real??

Buat saya buku ini jadi pembuktian, bahwa untuk menerbitkan sebuah buku, yang dibutuhkan bukanlah: great writing skill merely knowing the right people.

Too bad, eh, sementara di luar sana mungkin masih banyak ratusan penulis yang lebih baik berjuang untuk menerbitkan tulisan mereka, dan gagal karena mereka nggak tahu orang yang tepat. Shame.

Dan buat beberapa orang yang tidak menyukai buku-buku yang memajang merek2 terkenal, pasti akan langsung melempar buku ini begitu membacanya. Please don't get me wrong, I don't have a problem with that kind of writing. Hell, I enjoy chick-lit, the exact genre who worshiped branded stuff, but what happened in this book, is just too much. Contohnya nih:
...jawab Eja sembari menaruh kunci mobil Mercedez 190E, dompet Prada, melepas jam tangan Tag Heuer rantai di meja...

Itu cuma satu dari banyaknya penjabaran tentang merek yang nggak penting. Dan ini part yang sangat mengganggu saya:
Kilau berlian dari jam tangan Bulgari bertaut dengan kilat pantulan dari arloji Baume & Mercier Eja. Seolah tanda untuk mengingatkan Saski bahwa Eja yang di hadapannya ini adalah Eja yang sedari dulu selalu mencintainya.

Aaaargh, pengen teriak rasanyaaa.... Harus ya, menyadari cinta si laki gara-gara melihat kilauan berlian??

Laluuuu, hal lain yang mengganggu adalah diksinyaaa. Okey, tulisan si mba penulis juga memang nggak mengalir lancar, tapi diksinya itu lho mbaaa....mbo ya dipilih yang nggak terlalu mendayu dangdut toh... Katanya stylist kondang, kerjanya di majalah fashion paling top yang berslogan gaya kosmopolitan, tapi kok bahasanya dangdutan yaaa??
Dikasih cuplikan lagi yaa
Jiwaku sendiri masih terasa lebam. Tak tahu kapan bisa benar-benar sembuh dari luka untuk kembali bening di titik nol, merenda cinta baru.

Boooooo, yang bener aja deeeh??

Okay, maybe I sound like a bitch here, but come on. Bahasa yang dipakai tuh nggak sesuai sama penampilan si buku dan jalan ceritanya. Satu-satunya hal yang gue sukai dari buku ini adalah tampilan dan desainnya yang emang kece, dan sangat-sangat keren, tapi kok pas baca bahasanya begitu?? Belum lagi ada selipan foto-foto di dalamnya. Masa fotonya gaya high fashion gitu, pakenya model kondang, dan tampilannya gaya majalah si mba banget yg katanya high end, tapi kata-katanya macam itu?

Saran aja ya Mba, mending jadi stylist terus aja yaa... Atau kalau mau nulis, mending buat majalah aja. Kan udah sakses, terusin aja karirnya.

Atau kalau emang masih pengen banget nulis novel, mungkin bisa belajar dari Syahmedi Dean dulu, yang walaupun nggak bombastis bagus novelnya, tapi masih enak di baca.


Salam




Profile Image for MY.
92 reviews13 followers
February 25, 2012
Duh, liat review yang udah ada saya jadi kasihan sama buku ini.
Untung aja ini pemberian seorang teman, saya gak beli.

Satu kata buat buku ini: HEDONIS

Banyak penjabaran merek-merek yang gak penting, alurnya klise, diksinya sok dewa, and too much lust. Gak ada masalah sih, cuma kayaknya... ergh. Judulnya kebalik deh. Harusnya Lust Lost Love.

Karakter Saski bener-bener aneh.
Di awal-awal, POVnya akuan Saski. Yang saya tangkep, "Saski ini galauer" (pengaruh diksi dan hal-hal galau lain yang dia lakukan). Begitu ganti POV jadi diaan... karakter Saski berubah 180 derajat jadi "What the hell is happening to this bitch?!!"
Saya tau jarak umur 'Saski galau' dan 'Saski slut' itu cukup banyak, tapi rasanya kalo abis galau dia langsung jual diri, tu bener-bener mood dropping. ._.

Saya gak suka sama semua karakternya. Gak realistis.
Apalagi Kristin. WHAT THE HELL! Mana ada 'anak gereja alim' (saking alimnya doa-doa dia sering dikabulin) yang rela keperawanannya diambil, sama siapa pun itu. Apalagi ngeliat karakternya Dimitri yang super lustful, mana mungkin mereka cuma sekali dua kali berbuat? Pasti ratusan kali, kan? Rasanya Tuhan juga gak bakal sudi ngabulin permintaan hamba-Nya yang doyan melalukan hal maksiat.

Satu-satunya alasan saya ngasih 2 bintang (dan bukannya satu) adalah selipan foto-fotonya yang amat sangat keren dan berhubungan dengan alur cerita. Selebihnya... ya... gitu deh.

Ternyata...
Terbitan GPU, belom tentu jaminan mutu ya?
Profile Image for mariskatria djawadwipa.
26 reviews
November 16, 2011
Kayak lagi jalan di mall-mall besar ibukota, dimana beragam merk bertebaran. Gw nyaris curiga klo ini tuh katalog baju branded atau apalah yang nyebutinnya kog jadi kayak ngabsenin dewa, padahal cuman novel :(

Waktu pertama liat komen orang di twitter...
'oh yah...ampe ga bisa berenti baca' lalu covernya yang okeh banget. Tapi pas ngebaca...serius nih yang komen dibelakang bukunya pada udah baca? atau baca yang lain sie.
Gw langsung ajah naro itu novel dibawah, deretan yang ga bakalan kebaca ulang apalagi direkomendasiin ke orang lain, bisa dibilang ga normal gw *ngelus dada*
Entah yah klo dikedepan nanti nemuin orang yang suka sama ini novel. palingan gw geleng-geleng kepala.

Selain kayak katalog, ada yang aneh n gengges deh. Agak kasihan sama editornya, sama yang kasih testimoni, sama yang nyetak *lebaybanget*
Ceritanya ga clean banget, mksudnya ga jelas latarbelakang masalahnya selain jadi bermasalah, jalan ceritanya dan karakternya ganggu banget. Banyak hal yang kayaknya kog bego banget yah, yang bikin esensi ceritanya ga ada selain ngabsenin merek, kening gw sukses sakit. Maap bukan mau kejam. Ga jelas ini karena idenya belum matang atau penulisnya yang masih mentah. Monggoo.. dicari deh resensi ini novel buat tahu bagaimana nasibnya selanjutnya, atau minimal *ini penting banget* baca cepat beberapa halamannya sebelum membeli, gw kecele karena ga da yang segelnya dilepas dan gw belinya waktu bazar gramedia di palmerah dimana gw kalab.

Tapi yang jempolan lagi-lagi designer graphis-nya, memang yah profesi kami itu *nunjuk diri sendiri* mampu berbicara seperti bunglon, tapi ga da maksud buat menipu.
Sekali lagi mohon maap yah, gw ga rekomendasi ini novel *senyum ditahan* buat mba penulisnya klo kata Datuk Taufik Ismail banyak membaca akan membuat kita semakin lancar menulisnya. #pisss
Profile Image for Fairuz K.
120 reviews169 followers
November 14, 2011
Satu kata: too much drama. Or well, in other words; suram.

Pertama kali liat buku ini di toko buku, langsung ngeceng aja sama covernya yang gorgeous. I thought the story would be as gorgeous as its cover, but sadly (and so sorry)...no.

Kalau ga dijelasin oleh penulisnya bahwa Saski dkk sudah lulus kuliah, dan bahkan some of them sudah bekerja, mungkin gue akan mengira kalau mereka masih teenagers labil. Why? Karena entah kenapa sewaktu membaca kalimat demi kalimat dalam buku ini, yang terpikir sama gue adalah sekelompok anak-anak borjouis Jakarta yang manja & labil.

Ide ceritanya sendiri menurut gue cukup asik, meskipun banyak moment-moment yang menurut gue agak ga mungkin terjadi di reality ya.

Misalnya:

1. Waktu Eja ketahuan selingkuh dan Saski memaafkannya, dan setelah itu bertingkah seperti ga pernah terjadi apa-apa.
2. Waktu Saski memutuskan untuk meninggalkan Dimitri dan Dimitri mengancam akan bunuh diri sampai 3 kali. OMG.
3. Waktu Eja tahu perselingkuhan Saski dan Dimitri dan dengan besar hati memaafkan Saski, bahkan membantunya untuk menjelaskan pada Dimitri bahwa Saski akan tetap bersamanya. I mean... hellooooo, mestinya kan Dimitri dan Saski ya yang menjelaskan semuanya pada Eja, bukan sebaliknya. Disini kan, korbannya Eja.
4. Hellooo (again)... kenapa Eja bisa segampang itu ya memaafkan perselingkuhan pacar dan SAHABATnya itu ya. Secinta-cintanya dia sama Saski juga ga akan sepasrah itu juga kali ya.

Dan well, masih banyak lagi adegan-adegan yang rada ga rasional. Pokoknya yang bikin gue eneg itu adalah setiap adegan physco Dimitri. Emang agak gangguan mental kali ya Dimitri itu. Tapi yah, nothing to lose kok baca novel ini. Cukup menghibur meskipun agak-agak depressing juga sih ya.
Profile Image for Nanda.
3 reviews
January 15, 2013
walking throught a love story is like walking on a catwalk/runaway of a haute couture.
when its time for a glam show.
clapping handed and falling flower's around us.
but,if you taking the wrong way you gonna slide ur feet,and just a mocking-saster you can get there.
how if there's having two loving birdie?
is it has to be a 2 catwalk to be step out?
while, in loveable thingy,
human act can be selfish nor sharing.


What I've been read about the novel is all about romance problem and other love triangle.But I still improvicated with how the main character really straight with any income of problem from her life.I really loved how the sexiness here such interesting.The fashion branded they got,traveling,their friendship.Somehow I was deep drown into the story,and seems its all mine (haha,srsly).
And I also admired what the writer gift from the novel is "artistic photography" which is surely hae the same meaning in each chapter on it,amazing!
And the point is,every explanation or solutions is never have to be unfaith or lowbless.And all ego had to turnedground into clearness minded.Then basically you can solved every problem without people awarely's.

| People's said...

"A touching exploration of a woman, blossoming to maturity with glamorous background of fashion. It's about the love of a man, the love of one's self and the love for fashion." - Zoey Rasjid {communications manager}

(sorry if my English not that good,hehe.slow learner.maklum"
Profile Image for Widsie.
24 reviews4 followers
October 30, 2012
duh ceritanya aneh. gak masuk akal. banyak adegan2 gak penting dan merk2 yg ga nyambung sm jalan cerita
Profile Image for Daniel Lienata.
13 reviews1 follower
July 22, 2014
Dimulai dengan kurang menarik dan sulit dihidupi ceritanya. Namun setengah kebelakang berhasil membuat suasana konflik percintaan yang cukup vulgar menjadi terbayang dan senyum-senyum sendiri saat membaca. Perdalam konflik dan reli cerita, pertahankan kedekatan latar. Cukup menghibur koq. Sukses selalu, selamat berkarya, Sar!! :)
Profile Image for Titi Sanaria.
202 reviews37 followers
Read
November 22, 2015
Setelah kelar chapter pertama, aku berharap banget sama buku ini. Kayaknya bakal seru karena ada embel-embel fashion yang kesannya glamor. Tapi makin ke tengah apalagi ke ujung, sesuai judulnya, aku benar-benar nyasar dalam bacaan ini. Tidak tahu apa yang kubaca dan benar-benar kehilangan harapan untuk mendapatkan sesuatu.
Tapi kembali lagi, ini soal selera sih...
Profile Image for Brian Aji.
8 reviews
May 30, 2012
menurut gue sih seru ya. Seksi dan agak masokis.wkwk. Plus ada ilustrasi foto-foto di beberapa scene. Cuman emang awalnya bosenin dan terlalu mainstream. Kalau tidak punya jati diri kuat jangan baca deh, karena gak semua yang disebutin di novel itu keren.
Profile Image for Stephanie.
27 reviews1 follower
March 24, 2013
novel fashionista, too glamour.. tapi selalu ada pelajaran dibaliknya. hidup memang tak selalu mudah, dan apa yang kita inginkan tak selalu jadi kenyataan, bahkan kadang yang terjadi diluar perkiraan. but mistakes makes us human, let's learn from it
1 review
May 27, 2015
aku suka banget sama buku ini. menurut aku ringan banget buat dibaca. hahahaha...bikin otak tuh ga stress.. meskipun endingnya gantung banget. tapi i like it. :*
Profile Image for Ve.
8 reviews
January 29, 2015
Jatuh cinta pada pandangan pertama sama covernya :p
isinya? gila. hahaha
Displaying 1 - 12 of 12 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.