Jump to ratings and reviews
Rate this book

Bilang Begini, Maksudnya Begitu

Rate this book
Konon puisi adalah mahkota bahasa. Puisi adalah hasil yang dicapai jika seseorang mampu bermain-main dengan bahasanya. Apa yang ditulis penyair tidak serta-merta bisa diartikan secara harfiah. Gerimis bukan berarti hujan, dan bunga belum tentu berarti kembang. Kerap penyair bilang begini, tapi maksudnya begitu. Lalu bagaimana caranya bisa menikmati puisi dan menangkap pesan atau makna yang ingin disampaikan oleh penyair?

Buku ini bukan buku teori sastra tetapi semacam ajakan dari Sapardi Djoko Damono untuk mengapresiasi puisi dengan pengenalan akan sejumlah alat kebahasaan yang dimanfaatkan penyair untuk menyampaikan sesuatu yang bisa saja berupa cerita, gagasan, sikap, suasana, dan sebagainya. Sejumlah alat atau muslihat atau gaya yang biasa digunakan penyair dalam puisinya dijelaskan dengan menampilkan sejumlah contoh. Pemahaman atas alat-alat itu diharapkan bisa membantu tumbuhnya apresiasi puisi yang lebih baik.

142 pages, Paperback

First published December 1, 2014

62 people are currently reading
410 people want to read

About the author

Sapardi Djoko Damono

122 books1,588 followers
Riwayat hidup
Masa mudanya dihabiskan di Surakarta. Pada masa ini ia sudah menulis sejumlah karya yang dikirimkan ke majalah-majalah. Kesukaannya menulis ini berkembang saat ia menempuh kuliah di bidang bahasa Inggris di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Sejak tahun 1974 ia mengajar di Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Indonesia, namun kini telah pensiun. Ia pernah menjadi dekan di sana dan juga menjadi guru besar. Pada masa tersebut ia juga menjadi redaktur pada majalah "Horison", "Basis", dan "Kalam".

Sapardi Djoko Damono banyak menerima penghargaan. Pada tahun 1986 SDD mendapatkan anugerah SEA Write Award. Ia juga penerima penghargaan Achmad Bakrie pada tahun 2003. Ia adalah salah seorang pendiri Yayasan Lontar.

Karya-karya
Sajak-sajak SDD, begitu ia sering dijuluki, telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Sampai sekarang telah ada delapan kumpulan puisinya yang diterbitkan. Ia tidak saja menulis puisi, tetapi juga menerjemahkan berbagai karya asing, menulis esei, serta menulis sejumlah kolom/artikel di surat kabar, termasuk kolom sepak bola.

Beberapa puisinya sangat populer dan banyak orang yang mengenalinya, seperti Aku Ingin (sering kali dituliskan bait pertamanya pada undangan perkawinan), Hujan Bulan Juni, Pada Suatu Hari Nanti, Akulah si Telaga, dan Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari. Kepopuleran puisi-puisi ini sebagian disebabkan musikalisasi terhadapnya. Yang terkenal terutama adalah oleh Reda Gaudiamo dan Tatyana (tergabung dalam duet "Dua Ibu"). Ananda Sukarlan pada tahun 2007 juga melakukan interpretasi atas beberapa karya SDD.

Berikut adalah karya-karya SDD (berupa kumpulan puisi), serta beberapa esei.

Kumpulan Puisi/Prosa

* "Duka-Mu Abadi", Bandung (1969)
* "Lelaki Tua dan Laut" (1973; terjemahan karya Ernest Hemingway)
* "Mata Pisau" (1974)
* "Sepilihan Sajak George Seferis" (1975; terjemahan karya George Seferis)
* "Puisi Klasik Cina" (1976; terjemahan)
* "Lirik Klasik Parsi" (1977; terjemahan)
* "Dongeng-dongeng Asia untuk Anak-anak" (1982, Pustaka Jaya)
* "Perahu Kertas" (1983)
* "Sihir Hujan" (1984; mendapat penghargaan Puisi Putera II di Malaysia)
* "Water Color Poems" (1986; translated by J.H. McGlynn)
* "Suddenly the night: the poetry of Sapardi Djoko Damono" (1988; translated by J.H. McGlynn)
* "Afrika yang Resah (1988; terjemahan)
* "Mendorong Jack Kuntikunti: Sepilihan Sajak dari Australia" (1991; antologi sajak Australia, dikerjakan bersama R:F: Brissenden dan David Broks)
* "Hujan Bulan Juni" (1994)
* "Black Magic Rain" (translated by Harry G Aveling)
* "Arloji" (1998)
* "Ayat-ayat Api" (2000)
* "Pengarang Telah Mati" (2001; kumpulan cerpen)
* "Mata Jendela" (2002)
* "Ada Berita Apa hari ini, Den Sastro?" (2002)
* "Membunuh Orang Gila" (2003; kumpulan cerpen)
* "Nona Koelit Koetjing :Antologi cerita pendek Indonesia periode awal (1870an - 1910an)" (2005; salah seorang penyusun)
* "Mantra Orang Jawa" (2005; puitisasi mantera tradisional Jawa dalam bahasa Indonesia)

Musikalisasi Puisi

Musikalisasi puisi karya SDD sebetulnya bukan karyanya sendiri, tetapi ia terlibat di dalamnya.

* Album "Hujan Bulan Juni" (1990) dari duet Reda dan Ari Malibu.
* Album "Hujan Dalam Komposisi" (1996) dari duet Reda dan Ari.
* Album "Gadis Kecil" dari duet Dua Ibu
* Album "Becoming Dew" (2007) dari duet Reda dan Ari Malibu
* satu lagu dari "Soundtrack Cinta dalam Sepotong Roti", berjudul Aku Ingin, diambil dari sajaknya dengan judul sama, digarap bersama Dwiki Dharmawan dan AGS Arya Dwipayana, dibawakan oleh Ratna Octaviani.

Ananda Sukarlan pada Tahun Baru 2008 juga mengadakan konser kantata "Ars Amatoria" yang berisi interpretasinya atas puisi-puisi SDD.

Buku

* "Sastra Lisan Indonesia" (1983), ditulis bersama Subagio Sastrowardoyo dan A. Kasim Achmad. Seri Bunga Rampai Sastra ASEAN.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
69 (22%)
4 stars
139 (45%)
3 stars
80 (25%)
2 stars
12 (3%)
1 star
8 (2%)
Displaying 1 - 30 of 62 reviews
Profile Image for Dion Yulianto.
Author 24 books196 followers
February 25, 2016
Niatnya baca ini untuk menemani pembacaan "Melihat Api Bekerja" tapi apa daya buku pendamping ini ternyata jauh lebih menarik, tahu-tahu selesai saja. Ia meninggalkan saya termangu dalam upaya melihat para penyair berkelahi dengan kata-kata. Diawali dengan pengenalan teknik membunyikan puisi dan ditutup dengan pembahasan tentang tema cinta yang menjadi tema paling laris bagi para penyair, buku ini akan mengajak pembaca untuk menyelam ke dalam bangunan puisi. Kemudian, lapis-demi-lapis, kita diajak mencoba menikmatinya, mendedarkan keindahan-keindahan yang menyusunnya, untuk kemudian disimpulkan sebuah ulasan tentang kebesaran sebuah karya puisi ketika dipandang secara menyeluruh, baik yang tampak maupun tidak, yang symbol dan yang semata kata. Buku ini membuka mata saya, mempertajam sisi-sisi estetika dalam diri yang selama ini mungkin telah telanjur tebal oleh kerak ketidakpedulian. Weleh bahasane ck ck ck

Ulasan agak panjang di http://dionyulianto.blogspot.co.id/20...

Profile Image for Evan Dewangga.
301 reviews37 followers
August 6, 2023
Selain puisi-puisinya duo Joko (Joko Pinurbo dan Sapardi Djoko Damono), saya seringkali tidak paham dengan puisi yang saya baca. Berujung kepada buku puisi yang DNF untuk saya coba baca lagi. Memang puisi merupakan karya sastra yang paling sulit saya pahami. Maka dari itu saya membaca buku ini, dan betapa sederhana dan pelan-pelan Eyang Sapardi menuntun pembaca mencerna puisi. Saya jadi memahami bahwa puisi bukan cuma suara/bunyi (kebiasaan saya, membaca puisi harus dengan suara, biar bisa menikmati), ternyata puisi juga bentuk visualnya. Di sini Eyang Sapardi tidak fokus ke teknis puisi, lebih dari itu, Eyang mengajak kita travelling ke berbagai sudut dunia dan waktu dalam memahami puisi, dari puisi Brazil, Tiongkok, Melayu Kuno, dan masih banyak lagi. Di sini saya yang sukanya membaca sastra dari bahasa aslinya, jadi lebih terbuka, ternyata setelah sastra diterjemahkan, karya itu menjadi milik bahasa terjemahannya, dan terjemahan itu merupakan karya sastra sendiri. Betapa luasnya puisi dan sastra itu sendiri, membuat saya makin haus akan lebih banyak karya sastra yang perlu saya baca.
Profile Image for Karl Agan.
Author 7 books86 followers
March 22, 2015
Sapardi menulis karangan panjang tentang sikap penulis dan pembaca terhadap puisi, disertakan ringkasan tentang puisi dan penghayatannya.
Profile Image for Ratih.
209 reviews17 followers
May 17, 2018
JUST THE BOOK THAT I NEEDED!!!!

dari kemaren2 kek ya baca ini dulu ppffttt....
Profile Image for Agoes.
511 reviews36 followers
August 17, 2017
Ini adalah buku apresiasi puisi pertama yang saya beli dan baca. Sebenarnya buku tentang puisi juga tidak terlalu banyak saya koleksi. Tapi saat itu saya merasa bahwa buku ini akan menarik untuk dibaca. Ternyata memang benar menarik. Untuk pembaca yang masih awam seperti saya, buku ini jadi bacaan yang dapat dipahami dan tidak membuat alis berkerut karena bingung.

Ada tiga hal yang mendorong saya untuk beli buku ini. Pertama, nama pengarangnya, yang terkenal sebagai pencipta puisi "Aku Ingin" (aku ingin mencintaimu dengan sederhana ....dan seterusnya; sajak ini sangat populer ditulis di undangan pernikahan). Kalau lihat profil beliau di Wikipedia, ia juga adalah guru besar di FIB UI. Hal kedua yang menjadi pendorong untuk membeli buku ini adalah judulnya: "Bilang Begini Maksudnya Begitu". Di lingkungan yang banyak bermain dengan kata-kata, judul ini terasa sangat menarik. Hal ketiga, cover bukunya (yang saya beli adalah versi baru warna putih, bukan biru seperti dalam contoh ini).

Bukunya tidak terlalu tebal, cuma 130an halaman. Isinya padat. Ada pembahasan tentang jenis-jenis puisi, ada diksi dalam berpuisi, ada juga tentang cara penyair mengungkapkan sesuatu secara tersirat dalam bait yang diciptakannya, dan lainnya. Beberapa contoh puisi yang dikutip di sini juga merupakan puisi yang terkenal. Jika kita punya minat yang lebih jauh terhadap puisi, kita mungkin akan terdorong untuk mencari informasi tentang mereka di Google dan semakin banyak tahu.

Review agak panjang ada di blog:
http://katasiagoes.wordpress.com/2017...
Profile Image for Vanda Deosar.
68 reviews4 followers
November 7, 2016
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana ;
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana ;
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Puisi diatas, seperti kita tahu adalah karangan dari Guru Besar UI, Bp. Sapardi Djoko Damono, yang dengan karyanya menjadi sebagian kita, yang walaupun bukan anak sastra, ikut menjadi mencintai suatu puisi. Kali ini, yang saya ingin bahas dan resume adalah buku beliau yang berjudul Bilang Begini, Maksudnya Begitu. Berbeda dengan bukunya yang lain, buku ini semacam ajakan dari beliau untuk mengapresiasi karya sastra dengan pengenalan akan sejumlah alat kebahasaan yang dimanfaatkan penyair untuk menyampaikan maksud yang mungkin saja sebenarnya adalah sebuah cerita, gagasan, sikap, atau mungkin amanat.

Gerimis bukan berarti hujan, bunga belum tentu berarti kembang dan karena puisi adalah hasil dari kemampuan penyair bermain kata-kata, tak semua orang serta-merta dapat mengartikannya secara harfiah. Buku setebal 138 halaman ini menjelaskan bermacam-macam arti dari karya sastra per kata, hasil dari beberapa penyair terkenal. Dengan cover yang menarik, malahan membuat buku ini menjadi lebih menarik lagi untuk dibeli, karena jujur saja saya beli karena covernya yang lucu dan berwarna-warni. Sayangnya, bagi bukan pecinta sastra, buku ini mungkin akan membuat bosan, karena di dalamnya hanya terdapat penjelasan dan tak ada cerita penghiburan sama sekali.

Di buku ini juga dijelaskan bermacam-macam bentuk puisi, seperti contohnya adalah Soneta, yang sampai sekarang masih tetap dipakai oleh penyair-penyair. Aturan utama dari Soneta adalah terdiri dari 14 larik, peraturan ini mutlak dan tak boleh dilanggar walaupun rimanya dalam setiap bait berubah-ubah, contohnya bait utama a-b-a-b, bait kedua b-a-b-a laliu bait ketiga c-c-c dan bait keempat juga c-c-c. Karya sastra juga menyediakan jawaban bagi berbagai persoalan yang kita hadapi dalam hidup, atas dasar kenyataan itulah pembaca menganggap bahwa amanat adalah suatu bagian dari karya sastra.

Kalau Tuan pergi ke Kelang,
Sahaya antar sampai ke Linggi ;
Kalau Tuan menjadi Elang,
Sahaya menjadi kayu tinggi.

Apa maksud pantun diatas? Awalnya saya pikir mungkin kalau sudah menjadi orang yang tinggi, kita tidak boleh sombong dan ternyata arti sebenarnya adalah hubungan cinta antara pria dan wanita yang diibaratkan dengan burung elang dan kayu tinggi. Pantun juga adalah sebuah tradisi lisan yang sekali diucapkan maknanya harus sampai kepada pendengar, bukan pembaca. Dari buku ini saya banyak mengerti apa maksud dari suatu karya sastra dan mendapat banyak kosakata bahasa Indonesia yang baik, intiya buku ini seperti panduan bagi kita, yang baru terjun mengagumi karya sastra. Sekian resume saya kali ini, semoga bermanfaat.
Profile Image for fayza R.
227 reviews56 followers
July 1, 2016
4.5 out of 5 stars yaaaa

Awalnya iseng baca buku ini, cuma nyoba aplikasi iJak (anaknya teh oportunis pisan), milih buku ini juga karena nama besar penulis yang terpampang di covernya, Sapardi Djoko Damono. Ah siapa sih yang ga kenal sama SDD, yang ga akan jatuh cinta sama puisi2nya ? Tanpa pikir panjang langsung pinjam wkwkwkw

Dan ternyata ini buku nonfiksi, padahal covernya tidak mencerminkan ini buku nonfiksi, tapi enggak nyesel kok, malah jatuh cintaaaah banget, terbukti dari bintang yang dikasih HAHAHA

"Konon puisi adalah mahkota bahasa. Maksudnya, cara pemanfaatan bahasa yang setinggi-tingginya dicapai dalam puisi. Puisi dihasilkan dari penyair yang bermain-main dengan bahasa dan bertengkar dengan kata." (Hal 133)

Buku ini tentang puisi banget. Ringkasnya, kuliah 2 sks materinya menafsirkan puisi #eaaa.

Mulai dari dengan cara menyanyikan, menggambar, sampai pengetahuan tambahan tentang puisi saduran (ini sedikit banget sesungguhnya infonya, tapi manfaat banget).
As we know puisi termasuk salah satu bentuk prosa, tapi kalo throwback ke tahun 20'an - 60'an, bikin puisi enggak segampang sekarang yang bisa semakin bebas, karena berkembangnya puisi juga dipengaruhi bahasa yang berkembang, mungkin kalau zaman dulu enggak begitu banyak bahasa slang, jadi bisa se susah itu bikin puisi, sedangkan sekarang bahasa slang udah dimana-mana, jadi bikin puisi udah borderless banget

Jadi inget waktu SMP disuruh bikin puisi, gurindam, pantun, dll (yang masih kehitung prosa) dan itu kerasa susaaaaaahhh banget, karena patokan yang dipakai adalah puisi tahun 60'an, seandainya dulu baca buku ini , mungkin ga akan sesusah itu untuk menafsirkan puisi kali ya #halah

Tahun 70'an baru dimulai era puisi bebas yang enggak begitu kaku sama aturan. Tapi tetep harus kritis.

Intinya, kalau mau mahamin puisi, harus kritis, dan banyak bertanya (komunikasi) sama diri sendiri, semacam 'kenapa dia gini ? ini maksudnya apa ? ko dingin padahal musim panas ? ini lagi sarkas ya ?' dll , pokonya harus jeli, karena ya, emang bener, puisi salah satu bentuk penghargaan tertinggi buat bahasa, karena hesyee wkwkw

Sekian.
Semakin jatuh cinta.
Iya.
Sama kamu #eh

Profile Image for cindy.
1,981 reviews156 followers
January 14, 2016
sudah ingin membaca buku ini sejak mengikuti workshop puisi si bapak di irf akhir tahun lalu.

sesuai sinopsisnya, buku ini bukan buku teori sastra tetapi semacam ajakan untuk mengapresiasi puisi dengan pengenalan akan sejumlah alat kebahasaan yang dimanfaatkan penyair untuk menyampaikan sesuatu yang bisa saja berupa cerita, gagasan, sikap, suasana, dan sebagainya. separuh bagian awal SDD membuka dengan menunjukkan wujud visual dan lisan puisi, lalu memilah-milah berbagai bentuk penulisan puisi. setelah itu beliau 'mengajari' cara mengenali puisi-puisi yang bilang begini maksudnya begitu dengan menunjukan contoh-contoh penafsiran puisi prismatik.

di paruh keduanya, Sapardi menunjukkan kemanfaatan dan tujuan penulisan puisi, mulai dari alat mendekatkan diri pada sang khalik, ke sarana menunjukkan simpati pada sesama, mengungkapkan romantisme cinta hingga menunjukkan keputusan dan sikap hidup seseorang. lalu uraian panjang ini ditutup dengan menunjukkan bagaimana puisi dapat pula untuk menuliskan kembali sebuah dongeng, mitos, legenda dsb, untuk menggarisbawahi sesuatu yang tersirat di dalamnya, atau memelintirnya sedemikian rupa sehingga dapat menawarkan nilai-nilai dan cara baru dalam memandang kehidupan.

buku apik yang dapat digunakan sebagai panduan mengapresiasi seni puisi, bahkan bagi orang awam seperti aku. penjelasannya mudah dipahami dan contoh-contohnya enak dinikmati.
Profile Image for Firda.
51 reviews19 followers
April 3, 2015
Baru saja saya baca buku ini, buku ini cukup cepat juga untuk dihabiskan. Ngomong-ngomong, langsung saja ke ulasan...

Sebagai buku tentang apresiasi puisi, pembahasan yang dijabarkan di dalam cukup lengkap, dan meskipun materinya cukup sering diajarkan dalam kelas-kelas apresiasi sastra, cara penjabarannya pun menyenangkan untuk dibaca. Mulai dari sifat-sifat puisi dalam penyampaian maksud hingga cara puisi menggambarkan maksud pengarang dan jenis-jenis puisi dijelaskan dengan bernas dan lengkap. Memang cocok dibaca apabila sedang membutuhkan referensi dalam memahami* puisi secara lebih lanjut :).


*Meski tentu saja puisi tidak harus selalu dipahami untuk dinikmati, kadang dirasakan saja sudah lebih dari cukup :))
Profile Image for B-zee.
578 reviews70 followers
May 3, 2015
Beli preorder karena lihat nama pengarangnya, tanpa tahu ini buku tentang apa. Setelah dibuka plastiknya baru tahu kalau ini buku nonfiksi, apresiasi puisi.

Pembahasannya ringkas, padat, dan mudah diikuti. Membuat saya tidak khawatir untuk mengapresiasi puisi lagi, dan ingin membuka-buka catatan puisi-puisi saya yang terdahulu.

https://bacaanbzee.wordpress.com/2015...
Profile Image for ukuklele.
462 reviews19 followers
June 27, 2025
Bagian pertama buku ini memperkenalkan bentuk-bentuk puisi, bedanya dari berita, dst--kurang lebih seperti yang diuraikan di sepanjang buku Poem-Making: Ways to Begin Writing Poetry , tapi tidak sepanjang-lebar itu. Poem-Making juga tidak menyebut tentang soneta, apalagi bentuk-bentuk di luar khazanah kesusasteraan Inggris seperti syair dari Arab, tembang dari Jawa, dst. Diterangkan pula bahwa aturan yang ketat adalah ciri puisi lama. Angkatan Pujangga Baru di Indonesia tidak menyukai bentuk lama, tapi tidak bisa melepaskan diri sehingga tetap menulis seperti itu. Selain itu, puisi berasal dari tradisi lisan--lebih terasa efeknya bila dilisankan--meski ada pula puisi yang enak bunyinya bila dilisankan dalam hati saja.

Nah, lain dengan Poem-Making, Pak Sapardi tampak longgar dalam menyebut serangkaian kata sebagai puisi. Katanya di halaman 8, "Ada konvensi yang menyatakan bahwa kalau ada karangan yang oleh pengarangnya disebut puisi, kita pegang saja apa yang dikatakannya." Katanya lagi di halaman `132, mengenai puisi "Dingin Tak Tercatat" Goenawan Mohamad yang kalimat-kalimatnya bisa saja disusun menjadi prosa, "Penyair mematah-matahkan kalimat-kalimat itu menjadi larik-larik dan bait-bait. Patahan-patahan kalimat yang diperhitungkan, antara lain demi wujud visual, itu membentuk makna yang tidak akan muncul jika sajak itu disusun lugas saja sebagaimana yang kita tulis itu. Larik-larik itu memberi tahu kita bagaimana cara menyusun irama kalimat apabila kita melisankannya."

Selebihnya Pak Sapardi banyak membahas puisi menurut temanya, yaitu tentang ketuhanan, kemanusiaan, cinta, sikap hidup, serta yang mengambil inspirasi dari dongeng. Sedikit yang saya catat karena kebanyakan hanya menyimak saja pembahasan beliau. Tapi ada juga tafsiran beliau yang saya rasa kurang cocok, yaitu terhadap puisi Ajip Rosidi, "Sebuah Parabel". Menurut Pak Sapardi, puisi ini menyindir urbanisasi sehingga amanatnya adalah jangan ikut-ikutan ke kota. Karena saya telah membaca autobiografi Ajip Rosidi, khususnya bagian yang menceritakan tentang ketidakbetahannya tinggal di Jatiwangi yang begitu sunyi sehingga pindah lagi ke kota (Bandung/Jakarta), saya merasa puisi tersebut sekadar mencatat fenomena yang penulisnya sendiri termasuk ke dalamnya.

Konon puisi adalah mahkota bahasa. Maksudnya, cara pemanfaatan bahasa yang setinggi-tingginya dicapai dalam puisi. Rasanya saya lebih suka mengatakan dengan lebih lugas bahwa puisi adalah hasil yang dicapai jika seseorang mampu bermain-main dengan bahasanya. (halaman 133)


Posisi penyair bagai berada di antara "nabi yang diutus-Nya untuk membebaskan umat manusia dari malapetaka" dan "anak-anak yang sekadar ngoceh dengan kata-kata yang enak didengar tetapi tidak ada juntrungnya" (halaman 134). Di satu sisi, ada puisi-puisi yang seperti hendak menyampaikan suatu pesan atau mengingatkan, sebagaimana peran nabi, ada pula puisi-puisi yang entah apa maksudnya, seperti ocehan anak-anak saja. Penyair hidup dari ketegangan kreatif untuk menjadi antara nabi atau anak-anak. Kendati menyarankan demikian, Pak Sapardi menghendaki pembaca memandang penyair sebagai "manusia yang telah jatuh cinta kepada bahasa dan karenanya bisa kadang bertengkar kadang bermesraan dengan kata. Kita, pembaca boleh mendengarkan pertengkaran atau nguping percintaannya dengan bahasa." (halaman 134) Dalam kecintaannya itu, penyair berusaha terus-menerus untuk menyegarkan bahasa. Kenapa itu penting? Sebab, bahasa menjadi tidak bermakna lagi apabila terlalu sering dipakai dengan cara yang itu-itu saja, selain untuk membungkus kebohongan.

Judul Bilang Begini, Maksudnya Begitu rasa-rasanya memang tepat digambarkan dengan wajah perempuan lagi mengedipkan sebelah mata sebagaimana pada kover cetakan 2014. Ada stereotipe yang mengatakan perempuan itu suka bilang begini maksudnya begitu, sampai-sampai ada yang punya ide alat penerjemah bahasa perempuan (cari video "The Manslater: (Woman Language Translator)" dari Central Films di YouTube). Jangan-jangan gambar kover cetakan-cetakan berikutnya diganti karena yang cetakan lama itu dianggap sexist, wkwkwk ... Atau memang untuk menghormati Pak Sapardi saja maka gambar kovernya diganti jadi siluet beliau :D
Profile Image for Steven S.
697 reviews67 followers
July 13, 2025
Sebermula kumpulan puisi Alm. Sapardi Djoko Damono, yang baru diterbitkan IndonesiaTera, Rubaiyat Den Sastro. Buku puisi yang ditulis harian Tempo, muncul kembali setelah 20 tahun berdiam diri. Lewat kumpulan kisah di dalamnya, saya menemukan minat membaca berbagai buku yang ditulis Pak Sapardi.

Niatnya membaca duluan, Sosiologi Sastra. Bahkan saya juga sudah memegang fisik buku punggung keras Hujan Bulan Juni. Namun, yang saya baca kemudian dan sungguh senang karenanya adalah buku “Bilang Begini, Maksudnya Begitu”.

Buku yang saya baca terbit tahun 2014 dengan sampul biru yang kurang elegan. Diambil sekadarnya dari shutterstock. Edisi berikutnya saya kira perwajahannya jauh lebih menarik.

Butuh sekian tahun untuk saya membuka buku ini nampaknya. Dan saya baru mengetahui kalau buku ini memiliki sub judul: Buku Apresiasi Puisi. Wah. Cocok, nih! Belajar puisi bareng Sapardi.

Dari bagian pembuka saja. Saya dan para pembaca sudah dijenguk oleh Pak Sapardi dengan ramah. Ayo, belajar bersama mengapresiasi karya sastra, yakni puisi. Tidak mengapa, kalau baru kenal, mari belajar sama-sama. Begitu kira-kira kesannya. Dan ternyata meneliti puisi, terasa menyenangkan kalau diajar oleh beliau.

Saya sedikit jabarkan isinya. Mulai dari Bagian pertama hingga Bagian Kesepuluh.

Dimulai dari Wujud Visual Berita dan Cerita.

Kita diajak berkenalan dengan sebuah sajak. Yang menerangkan sebuah peristiwa.

Lalu diberi tahu kalau ini contoh larik. Ini Bait.

Ada soneta yang saklek harus 14 larik. Soneta berkembang di barat. Namun juga dipakai oleh penyair kita. Chairil Anwar, misalnya. Seketika aku jadi ingat Soneta Neruda yang pernah diterbitkan juga oleh GPU.

Di bagian kedua. Puisi Sebagai Bunyi.

Di sini, Pak Sapardi menerangkan kalau bunyi menjadi sesuatu yang penting. Puisi yang dilisankan seperti mantra, sejak dulu sudah ada di khasanah budaya kita. Selain membunyikan puisi menjadi cara menikmati puisi. Si penulis puisi pun bisa membongkar pasang puisinya dengan mengucapkan tulisannya. Sudah enak belum. Sudah berima belum.

Sampai ke bagian kesepuluh. Yakni, Memanfaatkan Dongeng.

Di sini, Pak Sapardi cerita kalau puisi berdasarkan dongeng juga menjadi cara penyair menulis puisi. Dicontohkan nama GM dan Gunawan Maryanto. Nah, karena disebut di bukunya, saya kemudian teringat akan sebuah kumcer alm. Mas Cindil, di lemari, Pergi ke Toko Wayang, yang saya habiskan di hari minggu.

Di bagian sebelumnya juga, Pak Sapardi, memuji puisi Mas Jokpin. Celana bagian tiga, diuraikan dan ditunjukkan kalau ini bukan puisi cabul, menjurus saru. Namun cara penyajian yang memikat dari seorang Joko Pinurbo.

Secara keseluruhan membaca buku ini terasa seperti sedang berguru (berdialog) sama Pak Sapardi. Bahasanya enak diikuti.

Ada puisi yang transparan. Ada puisi yang bisa seperti prisma.

Ada yang maknanya bisa lugas ditangkap. Ada pula yang butuh kita amati dengan pemahaman akan kiasannya, metafornya. Melihat yang tersirat dari kata-kata dalam puisi. Bilang begini, maksudnya begitu, seperti judul bukunya. Karena puisi adalah permainan kata, terang Sapardi.

Setelah membaca ini, aku jadi melihat puisi dengan kesan yang berbeda. Coba, baca deh.

Dan ingin lebih banyak membaca karya penulis puisi. Melihat dan membaca cara para penyair berbagi penghayatan hidup, seperti kata beliau di bagian penutup buku ini.

Aku merekomendasikan buku ini bagi siapa pun yang ingin kenalan dengan puisi. Semua yang ingin mengapresiasi puisi. Pembaca umum yang ingin membaca Sapardi, bolehlah mencoba yang satu ini.

PS:

Belajar puisi

Puisi itu mahkota bahasa, terangnya

Melihat, merasa, meraba, merekam ingatan.

Cerita, peristiwa, kesunyian, tulisla

Terima kasih, Pak Sapardi sudah bagikan.

(Ambon, 13 Juli 2025)
Profile Image for Bangkit Aruna.
5 reviews1 follower
March 22, 2024
Bilang Begini, Maksudnya Begitu
#PenilaianNyeleneh

Puisi adalah cara menghidangkan cerita dengan unsur bahasa yang diracik dengan selera penulis agar terkesan estetis, tidak klise, dan memiliki maksud yang dapat menimbulkan aroma penafsiran yang berbeda oleh setiap penyantapnya. Dalam buku ini, kita diajak belajar mengapresiasi puisi dan sajak yang telah dihidangkan juru masaknya.

1. Resep Puisi yang Nikmat
Tipis-tipis pembaca diberi tahu resep keberhasilan puisi: bahasa. Bahasa adalah perantara komunikasi—alat untuk menyampaikan cerita, maka hal ini sangat perlu diperhatikan jika kamu ingin membuat seporsi puisi. Saya membelah bahasa menjadi dua: bahasa lisan dan tulisan, lalu memasukkannya ke dalam satu wadah yang bersekat untuk memisahkannya. Unsur-unsur yang dimiliki setiap bahasa bersifat khas dan saling berkaitan satu sama lain. Bahasa lisan, misalnya, adalah unsur yang membuat aroma puisi bertahan lama di ruang tamu (baca: sosial dan masyarakat). Di lain sisi, bahasa tulisan membuat puisi ‘bertahan lama’ untuk diamati, diteliti, dan ditafsirkan.


2. Cara Menyantap dan Menyajikan Puisi
Untuk memasak puisi, jangan gunakan “apa pun” yang klise! Siapkan: “apa pun” yang ringan, secukupnya. Bagaimana sesuatu dikatakan klise? Mari, hirup dan bedakan dua kalimat berikut.

“Meskipun sempat membingungkan, alur ceritanya bagus, saya suka. Penulisnya memang terkenal, saya tidak perlu meragukan kemampuannya.”

“Kisah waktu itu mengalir penuh liku, seperti sungai Amazon: meninggalkan bekas danau tapal kuda yang mengagumkan dalam pikiran kami. Kisah waktu itu penuh dengan misteri, kami yakin dan tunduk jika legenda itu diciptakan-Nya dalam separuh waktu.”


Salam hangat, sehangat roti yang baru diangkat dari oven.
12 Maret 2024
Profile Image for Maya Murti.
205 reviews8 followers
February 24, 2022
Buku ini berisi tentang cara mengapresiasi puisi dengan alat-alat yang sederhana. Mudah dipahami, tidak berisi istilah sulit atau teori-teori kesusastraan. Dalam prosesnya, SDD menjelaskan mengapa puisi adalah ruang bermain-main dengan bahasa dan penyair adalah orang yang mencintai bahasa. Ia juga menjelaskan beda keistimewaan antara puisi lisan dan tulisan, eksperimen penyair dengan berbagai bunyi dan bahasa demi menyampaikan suatu maksud dengan efek tertentu, puisi tidak harus berisi pesan moral, dll.

Karena kebebasan berbahasa yang disediakan puisi itulah, SDD berpendapat bahwa tradisi berbahasa bukanlah suatu kata benda yang beku, melainkan dinamis seiring penggunaan. Apalagi dalam puisi, nilai bahasa makin bertambah karena proses kreasi ulang dari para penyair dari masa ke masa.
Profile Image for Dinendra Karani.
27 reviews8 followers
September 10, 2017
Satu kata: MENGESANKAN.
Buku ringan ini terasa mencerahkan, menyegarkan, menghibur, memberdayakan, menuntun tanpa jadi membosankan. Wow. Sekali lagi, WOW.

Selepas membaca buku ini saya lantas bertanya-tanya: Kemana saja saya selama ini?

Buku ini sangat saya rekomendasikan bagi para penikmat sastra (terutama pemula) yang kepingin mengapresiasi sastra (terutama puisi) secara lebih dalam. Selain itu, buku ini juga cocok untuk kita-kita yang sedang bermain dan berkelahi dengan bahasa (baca: menciptakan karya sastra), karena begitu buku ditutup, rasanya piranti-piranti itu dengan tiba-tiba sudah pindah ke dalam kepala. Sungguh!

Akhir kata: Saya cinta Prof Sapardi!
Profile Image for rickus.
107 reviews11 followers
November 5, 2021
Melakukan pembacaan buku ini, saya merasa sedang berada di kelas dengan Pak Sapardi sebagai dosen. Saya sendiri tidak tahu bagaimana suara atau cara bicara beliau, tetapi begitulah saya membayangkannya. Agak sedikit mengantuk, tetapi begitu membahas puisi menarik, saya tidak bisa tidak terpukau oleh pembahasan beliau. Selalu dapat melihat keindahan dalam puisi. Pengalaman yang menyenangkan membaca buku ini.
Profile Image for Dika Putra.
3 reviews1 follower
February 20, 2021
Buku ini memberikan banyak ilmu soal puisi dan kiat-kiatnya meski pak sapardi mengatakan dalam buku ini bahwa ini adalah buku ajakan untuk mengaspresiasi bukan tata cara menulis puisi.
Setelah membaca buku ini puisi saya jadi lebih meningkat, terimakasih eyang sapardi atas ilmunya yang sangat berharga.
Profile Image for Getbogi.
3 reviews1 follower
May 8, 2017
Buku yang jadi acuan saya untuk menikmati puisi dari banyak jalan. Sapardi menuntun pembacanya melalui buku ini untuk dapat mencoba mengapresiasi hasil dari hubungan intim antara seseorang dengan bahasanya, puisi. Must Read!
Profile Image for Febyan Kafka .
478 reviews15 followers
February 16, 2019
Buku ini membuat saya memikirkan lagi setiap puisi yg saya baca. Dibalik sajak yg sederhana sekalipun tersimpan sejuta makna yg menarik untuk ditelaah. Puisi dan karya sastra pada umumnya adalah puncak permainan dan estetika bahasa. Dan selalu bilang begini padahal maksudnya begitu.
Profile Image for Irli.
69 reviews7 followers
December 20, 2017
Yang masih suka bingung sama puisi dan cara menikmatinya baca dah ini
Profile Image for M. Agung Triwijaya.
80 reviews4 followers
November 7, 2018
Sapardi berhasil menjelaskan untuk mengapresiasi puisi dengan penjelasan yang sederhana. Buku ini wajib dibaca orang awam untuk bisa memahami lebih dalam mengenai puisi.
3 reviews
February 20, 2019
Buku yang sangat memebantu untuk mempelajari bagaimana puisi dan bagaimana cara mengapresiasi puisi
Profile Image for Septi RA Hayuu.
54 reviews
May 15, 2019
Saya dapat banyak pengetahuan baru dari buku ini; terutama tentang bagaimana mengapresiasi puisi khususnya dan karya sastra pada umumnya.
Profile Image for Hafiz.
28 reviews1 follower
February 20, 2020
Membantu untuk mengetahui aspek-aspek dasar yang perlu diperhatikan dalam puisi.
Profile Image for Sayed Halik Musnazi.
4 reviews
April 4, 2020
Buku yang sangat bagus.Terutama untuk penulis, penyair, dan bahkan pembaca.

Karena buku ini menjelaskan sangat jelas bagian-bagian puisi. Baik perbedaan secara dasar, maupun mendalam.
Displaying 1 - 30 of 62 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.