Jump to ratings and reviews
Rate this book

Kenanga

Rate this book

294 pages, Paperback

40 people are currently reading
375 people want to read

About the author

Oka Rusmini

27 books138 followers
Oka Rusmini was born in Jakarta, July 11, 1967. She lives in Denpasar, Bali. She writes poetry, novel, and short story.
Her published works are Monolog Pohon (1997), Tarian Bumi (2000), Sagra (2001), Kenanga (2003), Patiwangi (2003), Warna Kita (2007), Pandora (2008), Tempurung (2010), Akar Pule (2012), Saiban (2014).
Her novel Tarian Bumi has been translated into foreign languages: Erdentanz (Deutsch edition, 2007), Jordens Dans (Svenska edition, 2009), Earth Dance (English edition, 2011), and La danza della terra (Italian edition, 2015).
In the year 2002, she received the Best Poetry Award from Poetry Journal. In 2003, The Language Centre, Ministry of Education of the Republic of Indonesia, gave her the Literary Appreciation Award of Literary Works for her novel Tarian Bumi. In 2012, she received the Literary Appreciation Award from the Agency of Language Development and Cultivation, Ministry of Education of the Republic of Indonesia, and the South East Asian Write Award, Bangkok, Thailand, for her novel Tempurung. Her book of poems Saiban (2014) won the national literary award, “Kusala Sastra Khatulistiwa 2013-2014”.
She was invited to national and international events, such as Literary Festival Winternachten in Den Haag, Amsterdam, Netherland (2003), Singapore Writer Festival (2011), and OZ Festival, Adelaide, Australia (2013). She was also invited as guest writer in Hamburg University Germany (2003).

Oka Rusmini can be contacted at
Twitter: @okarus
Email : tarianbumi@yahoo.com.
Facebook Page: oka rusmini

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
98 (20%)
4 stars
166 (35%)
3 stars
152 (32%)
2 stars
47 (9%)
1 star
8 (1%)
Displaying 1 - 30 of 89 reviews
Profile Image for Al-Al Malagoar.
Author 1 book51 followers
May 5, 2018
sebenarnya mau ngasih bintang 3, tapi bab2 menjelang tamat merontokkan 1 bintang untuk buku ini. review menyusul kalau tak malas ngetik 😪😪😪

==================================

penasaran banget sama cerita ini sejak pertama kali lihat di IG, blurbnya bikin kepo, apalagi Kenanga merupakan cerita beraliran feminisme yang saya gandrungi lebih dari apa pun (ciyeeee 😌😌?)), hasrat untuk baca itu meledak kayak mercon banting 😂😂😂

Untung beberapa hari lalu Bang Abi bilang bahwa cerita ini bisa dibaca di Ijak, saya langsung pinjam tanpa berpikir dua kali untuk menyetubuhinya, yihaaaaa

Seperti yang tertulis pada blurb, novel ini berkisah tentang Kenanga, seorang perempuan muda Bali yang penuh impian dan ambisi. la cerdas, ulet, tapi juga keras hati.Baginya hidup adalah karier. Hubungannya yang begitu dekat dengan guru besarnya justru membuat orang berpikir dia seorang perempuan yang menghalalkan segala cara untuk kariernya

Namun, ambisi dan impian Kenanga rontok ketika seorang laki laki menanamkan benih pada tubuhnya.Laki-laki itu, Bhuana, sesungguhnya amat mencintai Kenanga, begitu pula dia.Ironisnya, justru kepada Bhuana adik Kenanga-Kencana-mengabdikan seluruh hidup dan cintanya.

Novel ini mengisahkan tentang kondisi adat Bali.Tentang sebuah cinta yang terlarang dalam adat, apalagi tokohnya berasal dari kasta brahmana, kasta tertinggi di masyarakat Bali.Lewat novel ini, Oka Rusmini menyingkap Bali bukan dari wajah cantiknya, tapi dari sisi gelap kultur dan manusia-manusianya.Ia bahkan tak sungkan menyuguhkan beberapa karakter perempuan Bali yang liar, munafik, dan bahkan sadis. (copas dari blurb)

Kemampuan Mbak Oka dalam menuliskan banyak pov benar-benar patut diacungi jempol. perpindahan pov 1 ke pov lainnya juara kelas. lembut sekali. luwes sekali. dan suara-suara yang dibawa karakternya memiliki perbedaan dan itu kuat. Saya sangat kagum dengan kepiawaian beliau menuturkan banyak tokoh tanpa kewalahan. kelihatan betul Mbak Oka kenal dekat dengan para tokoh .

Kebudayaan Bali yang diusung Mbak Oka juga benar-benar menyihir. Saya jadi banyak tahu tentang budaya Bali yang eksotis tersebut, dewasa ini memang jarang novel yang mengisahkan sebuah budaya yang terasa kental namun diceritakan dengan gaya yang enak.

hanya saja ada beberapa yang kurang dan tak begitu saya suka di sini:
1. diksi. pertama baca, buset dah, diksinya keceh abis. segala macam kiasan kiasan bikin dada saya krenyes krenyes, tapi makin lama, kiasan yang dipake Mbak Oka ini bikin keringat dingin sebadan2. diksinya tak ayal mengingatkan eyke dengan Bang Vicky 😨😨 contoh:
-seberkas suara merobek cadar tidur Kenanga 😨😨 (jadi berpikir yang enggak2 kan, ini cadar tidur itu yang cemana coba?)

-seperti ada sebutir peluru yang berenang di jantungnya (duh, itu imajinasi saya kan tahu2 ngebayangin peluru renang2 di jantung pake gaya sesuka hati kendati yang dimaksud jelaslah bukan demikian 😂😂😂)

-berbilah-bilah tombak meluncur dari mata kenanga (maafkan ke'oonan saya, tapi saya kan jadinya langsung membayangkan tombak beneran meluncur dari mata 😂😂😂ini apa sih sebenarnya? mau nebak itu tombak maksudnya air mata kok kayaknya air mata gk ada yang bentuknya cem tombak tajam gitu ya 😂😂?,, atau ada air mata produksi terbaru yang memiliki struktur cem tombak?)

-bulu-bulu matanya yang lentik panjang menusuk-nusuk matanya (yawlah tolong, itu gimana ceritanya bulu mata lentik panjang bisa nusuki mata? 😂😂😂 apa dia punya bulu mata terbalik kah yang menantang sang mata sehingga bisa nusuk2 sesuka hati? kan jadinya horor gitu yak. ya, Tuhan, ampuni saya, 😂😂😂, tp diksi ini ucul kali)

-Bhuana terpaku pada sepasang tangan perempuan di depannya yang tengah sibuk dengan LUMPUR KEHIJAUAN dalam mangkuk bening (terjemahan: bubur kacang ijo 😂😂😂)

-dan sedetik kemudian sebentang tirai kegelapan telah turun menyergapnya (baca: pingsan 😂😂?) )

-peluh menyembur pipinya (entah kenapa kiasan ini langsung ingat lagu mbah dukun 😄😄?) yg nyemburin peluh ke pipinya? gk mungkin mbah dukun kan? 😂😂😂)

-dan masih banyak lagi yang ucul2 di sana

2. plotholes dan ini besar sekali
a. diceritakan untuk menutupi kehamilannya Kenanga menerima beasiswa ke ke jogja. selama 4 tahun dia gk pulang sama sekali ke bali, dan gk ada satu pun orang tuanya yang curiga. gk ada dari mereka yang menanyakan kepulangan kenanga. semua itu diceritakan tanpa adanya pergolakan batin kedua ortu kenanga. bali jogja berapa jam sih naik pesawat, kenapa gk ada yg curiga maupun khawatir kendatipun kenanga mengenyam pendidikan di sana selama 4 tahun?

b. diceritakan saat proses persalinannya, kandungan kenanga mengalami kritis, dan bayinya harus dirujuk ke rumah sakit besar. Bhuana--si ayah biologis bayi, sekaligus orang paling cinta kenanga, juga kenanga cintai, tapi memiliki status sebagai adik ipar--terbang dari bali ke jogja. doi yang mengurusi bayi kenanga tanpa kenanga tahu, merujuknya ke rs besar sampai kondisi bayi sembuh dan normal. saat si bayi udah sembuh, dia MENEGOSIASI rumah sakit untuk mengambil bayinya, dan meminta pihak rumah sakit untuk MERAHASIAKAN kondisi serta posisi si bayi, mengingat kondisi pascapersalinan tidak bagus, dan hubungan bhuana dan kenanga juga sulit. dan, rumah sakit itu MENGERTI yang pada akhirnya setuju untuk merahasiakan hal tersebut dan sebagai gantinya mereka mengabarkan bahwa bayi kenanga MENINGGAL. whadaheeelll😶😶😶 itu rumah sakit model apa yang bisa DINEGOSIASI urusan rekam medis pasien? rumah sakit sinting mana yang mau membohongi seorang ibu yang baru melahirkan dengan mengatakan anaknya metong padahal SEHAT WALAFIAT? rumah sakit manaaaaaaahhh 😠😠?.

saat mengabarkan kepada keluarga bahwa ada keluarga yang meninggal, harus ada prosedurnya, salah satunya dengan menuliskan kondisi pasien ketika meninggal. jam berapa, ttv pasien berapa, tindakan apa yang telah dilakukan sebelum pasien meninggal, dan harus ada ttd dokter yang menangani, apakah itu semua JUGA PENUH DUSTAH hanya karena pemikiran gk waras seorang laki2? sebelum membawa jenazah keluar dari rs harus ada surat kematian yang nantinya digunakan utk mengurus masalah pemakaman, apakah itu rumah sakit jg mengeluarkan surat kematian palsu? dan kenanga juga percaya begitu saja anaknya dikabarkan mati tanpa melihat jasadnya? kuburnya? saat dia keluar dari rumah sakit, di billing rumah sakit pasti tertulis apa2 saja tindakan yang dilakukan pada pasien, seperti perawatan jenazah, ambulans jenazah, rujuk pasien, DAN KENAPA KENANGA TIDAK TAHU padahal dia dikatakan perempuan cerdas, hanya menvejar karier dan tengah menempuh pendidikan S2? 😬😬😬😬kenapa kenapa kenapaaaaaaaaa

c. pada suatu hari, seorang ibu dari kaum sudra mengantarkan anaknya agar jadi wong jero di griyanya kenanga, yang disambut baik oleh kenanga, dan ternyata wohoooo anak itu anak kenanga yang dikatakan mati, tapi di sini tidak diceritakan siapa perempuan itu, bagaimana caranya bayi dari jogja bisa terbang ke bali, dia dititipkan di mana, dan kenapa tahu2 dia dipasrahkan ke griya? semua itu tidak diceritakan!!

d. diceritakan kenangan gk mau menikah karena dia memiliki fobia yang sangat mengerikan. tapi, tidak dijelaskan ini maksudnya fobia apaan? fobia kegelapan? fobia ketinggian? fobia ketemu cowok ganteng? fobia ketemu penghulu? tidak diceritakan. hanya sebaris kata yang mengatakan bahwa ia fobia. setidaknya, jika dia fobia pernikahan karena perilaku ortunya, lantas kenapa bsa jadi fobia? ortunya memang membedakan kasih sayang antara dia dan adiknya, tpi itu bisa menjadi dalang sebuah fobia?

e. beberapa puluh tahun kemudian, luh intan tumbuh jadi perawan memabukkan semua cowok termasuk mahendra. dan, diceritakan nih ya, galuh, kaum brahmana yang sering dilayani intan, cemburu karena dia mengetahui si mahendra cinta ama intan. dia menyusun sebuah rencana tuh utk menjebak intan dalam sebuah pemerkosaan, dan intan tahu yang ternyata si pemerkosa adalah sahabat ibunya, dia sama si calon pemerkosa yg langsung tobat gara3 ketemu intan giliran ingin menipu galuh dengan pura2 mengatakan bahwa intan telah diperkosa. adegan tersusun rapi, dialog rapi jali panjang melintang seindonesah raya, taktik dilancarkan, dan tiba3 besoknya adegan berlembar2 itu TIDAK ADA AKIBATNYA selain membuat galuh membeliakkan mata. itu plot menggantung gitu aja, tanpa ada hubungan sebab akibat. 😭😭😭😭kalo tau gitu, kenapa diceritakaaaaan? kenapa kenapa kenapaaaaaa

f. balas dendam intan yg ingin menaikkan derajat kaum sudra dan mengalahkan para perawan cilik brahmana JUGA TIDAK DITINDAKLANJUTIIIII padahal sudah diceritakan dibanyak lembar dengan ketekatan tiada tara 😭😭😭😭

sudahlah, untuk pembahasan plotholes kita rampungkan di sini, kedua jempol saya tak sanggup lai mendedahkan lainnya

sekarang kita bahas tentang alur: meminjam istilah dari si peLinces ana, novel ini memiliki alur: Macam udah horny bgt, turn on, grepe grepe, mendesah kencanh, udah abis tuh dada digigit jilat gigit lagi.
Eehh pas buka celana tiba2 ada flek mau datang mens 😂😂😂😂😂
cerita ini pun sama, Mbak Oka sibuk mengenalkan budaya balinya sehingga ia lupa terhadap isi cerita itu sendiri. berlembar2 di novel ini mengisahkan sosok Kemuning dan Rahyuda, sosok Mahendra dan masa kecilnya, yang kedua2nya sia2, tidak mendukung plot utama, bahkan yawlah, ada pov aku-dari Mahendra HANYA UNTUK MENCERITAKAN MASA KECILNYA:. ini apa sih tujuannya? cuma ingin menunjukkan bahwa si mahendra punya masa kecil di jakarta? hapus aja jg gk ngaruh ini sama psikologi kenanga dan intan 😠😠 serius, pov 3 yang begitu gilang gemilang sayuk rukun loh jinawi itu dihancurkan karena sekutil pov 1 yang gk ada faedanya sama sekali.

dan tebak apa dampak dari alur melebar ke mana2 yg kek selulit sialan itu? yap benar, halaman makin bertambah sehingga halaman untuk hal2 krusial tak ada.

perkembangan karakter ibunya kenanga dan karakter kencana dibuat bimsalabim. kebencian ibu kenangan kepada intan yang sudah dipupuk belasan tahun itu disederhanakan dalam sekali tempo melalui mimpi (super sekali). kebencian dan keiriandengki kencana terhadap intan juga hilang tiba2 berkat sebaris dua baris paragraf saja. semuanya dipercepat seperti ejakulasi dini.

capek. bersambung dulu 😪😪😪
Profile Image for Vanda Kemala.
233 reviews68 followers
December 16, 2015
Feminisme masih bertahan jadi tema andalan Oka Rusmini. Buku ini 11-12 menariknya sama Tarian Bumi. Konflik, intrik, rahasia... semuanya apik. Seakan nunjukkin kalau perempuan sejatinya juga punya hak bersuara, pun menentukan apa yang dia mau.

Tokohnya masih tetap banyak, tapi pergantiannya nggak terlalu tajam. Jadi masih gampang dikenali. Sama sekali nggak bikin bingung. Tokoh favorit? Ehehehe, sudah pasti Bhuana! Jero Kemuning juga sih, apalagi sama usahanya jaga kasih tak sampainya itu (*tisu mana tisu). Tokoh paling nggak favorit? Dayu Galuh! *ikat Galuh pakai stagen*

Yang bikin salut lagi, Oka Rusmini tetap bertahan sama budaya Bali. Keren! Tapi wajar juga sih, dia menuliskan apa yang sering dia lihat, bahkan mungkin dia rasakan... mengingat pernah baca kalau Oka ini juga seorang Ida Ayu.

Kalau ingat usaha demi punya buku ini, nyari di beberapa tempat, rasanya puas banget sama isinya. Suka! <3
Profile Image for nana.
68 reviews9 followers
September 4, 2025
Novel ini kental sekali feminisnya tergambarkan melalui sosok tokoh utama "Kenanga" yang sampai akhir tetap menunjukan kekukuhan dan obsesinya terhadap anaknya sendiri yang terlihat seperti egois. Tapi, overall cerita ini tidak membosankan dengan plot yang sebenarnya biasa saja. Dengan budaya-budaya Bali yang diselipkan, cerita ini jadi punya ruhnya sendiri dan tetap enak dibaca, apalagi penyelesaian akhirnya yang terkesan gantung dan terasa pembaca jadi punya asumsi liar untuk menentukan ending seperti apa yang dimaui. Tapi, dirasa memang ending seperti itu adalah penyelesaian terbaik, terhadap posisi Kenanga yang sulit, Bhuana yang juga telah memiliki kehidupannya dan segala kompleksitas yang ada.

Buku ini terasa sangat dekat dengan kehidupan perempuan. Suka sekali. Ini buku kelima milik Oka yang saya baca. Sangat suka dengan ciri khas tulisan Oka yang dekat sekali dengan perempuan dan adat Bali.
Profile Image for Prita.
3 reviews1 follower
November 28, 2008
rasanya uda lama banget aku baca buku ini. uhm, sekitar 4 taun yang lalu.. tapi efeknya masih terus ada dikepalaku. ceritanya emang bener-bener bikin terharu, tersakiti, sedih, bahagia.. semuanya! Kenanga adalah buku yang akan selalu aku rekomendasikan buat temen2 deketku.. buat semua orang. walau buku ini sekarang susah banget dicari ditoko buku.. but it's so touching, dan ga ada salahnya buat hunting buku ini sampe dapet!
Profile Image for Hib.
45 reviews6 followers
June 27, 2023
Sudah bisa ditebak dari judul dan juga cover buku ini bahwa isinya pasti tidak jauh-jauh dari isu feminisme terkhusus di Bali. Tokoh utama di buku ini, Kenanga, sangat membuatku kagum. Pribadinya yang tangguh dan kokoh justru menjadikannya istimewa. Betapa anggun sosok Kenanga di pikiranku ketika membacanya. Anggun dalam artian dia yakin dan tanpa ragu terhadap apa yang dia lakukan dan hadapi. Wanita yang berprinsip namun juga beradab. Namun, sekali lagi tak ada manusia yang sempurna. Dia harus melewati masa-masa yang seakan mengkhianatinya dan menyakiti jiwa raganya. Namun, itu semualah yang semakin menempanya menjadi wanita kuat.

"Orang-orang tua yang sederhana ini berpikir anak gadisnya sakit dan harus segera dicarikan obat. Mereka pikir jiwamu tertanggu, Kenanga, atau setan telah menyusup dalam darahmu. Berapa lama kau akan bertahan?"

Lagi-lagi Oka Rusmini ingin menyampaikan realita kehidupan di wilayah Bali dan adat-adatnya. Sebenarnya sedikit iba dengan Galuh yang merupakan seorang dayu yang harus taat patuh dengan adat bahwa wanita Brahmana haruslah menikah dengan lelaki Brahmana juga. Sedangkan lelaki Brahmana tentu saja lebih dibebaskan untuk menentukan siapa pendampingnya. Ya, begitulah adanya memang banyak adat dan tradisi yang memang membedakan antara lelaki dan perempuan. Dan kebanyakan tidak memihak perempuan.

"Tapi ini Bali, Kenanga. Ada adat yang menentukan hidup kita. Apalagi kita bangsawan, dari kasta tertinggi. Tempat kita di griya. Kita kaum brahmana dihargai sebagai surya, diagungkan orang. Apa kau tega membiarkan anak kita diperlakukan sebagai sudra, golongan wang jero, abdi rendahan?"

Banyak kisah percintaan yang diceritakan di buku ini. Namun, kisah Rahyuda dan Jero Kemuning benar-benar mengesankan. Cinta yang berbudi luhur dan beradat. "Betapa tingginya mereka berdua menjunjung nilai kesusilaan. Cinta mereka makin berbiak, merajalela. Namun norma, etika, adar, dan moralitas mengepungnya. Dan mereka masih tabah! Berapa juta tahun lagi mereka mampu untuk bertahan?"

Perihal Kenanga, Kencana, dan Bhuana, sebenarnya aku sedikit meragukan sebenarnya Bhuana ini cinta atau sekadar obsesi kepada Kenanga? Bhuana yang sudah menikah dengan Kencana tapi tidak mau, garis bawahi bukan tidak bisa tapi tidak mau, berusaha mencintai Kencana. Terlepas dari pernikahan mereka yang tidak berlandaskan cinta kedua pihak, namun menurutku itu tetap tidak bisa dijadikan alasan Bhuana dapat seenaknya tidak peduli dengan istrinya, sementara diluar sana memperhatikan kekasihnya.

"Cinta yang sesungguhnya bukan hanya lahir dari emosi yang menggebu-gebu, lalu meluap tak terkendali dan mengesampingkan rasio. Cinta yang demikian itu biasanya akan padam begitu membentur suatu masalah."

Yang lucu adalah membayangkan hubungan cinta segi empat antara orang tua dan anak yang saling sangka-menyaka si ini tertarik dengan si itu atau si itu punya hubungan dengan si ini. Enggak tau kenapa aku malah mikir mengerikan aja dengan hubungan keempatnya dengan pikirannya masing-masing.

Namun, setelah menyelesaikan buku ini rasanya masih banyak konflik yang belum terselesaikan. Mulai dari kebenaran bahwa Intan adalah anak dari Kenanga dan Bhuana yang belum terungkap ke realita griya, sandiwara Intan yang seakan telah dirusak oleh lelaki suruhan Galuh, juga nasib Firman, sahabata Mahendra, yang tak pernah disebut lagi setelah mereka berpisah.

"Hanya malamlah yang berkenan memberinya sejengkal ruang untuk menggapai kekuasaan. Menjadikannya seorang perempuan sejati, sosok yang mampu menata waktu dan menaklukkan dunia dengan kuasa yang paling hakiki. Kebebasannya tertanam dalam di tubuh malam. Wujud kelam dengan sembilu kesunyiannya yang sublim, satu-satunya teman dan sahabat terbaiknya. Kenanga selalu merasa nyaman dalam dekapnya."

"Bagi tiang, masa lalu tidak bisa ditutupi, juga tak dapat ditipiskan. Dia akan tetap hadir menghantui sampai hidup itu sendiri berakhir."

"Hidup bukan sebuah permainan gampang. Tantangannya tak pernah tampak ujung pangkalnya, mengalir semaunya sendiri tanpa batas tanpa belas perasaan."

"Di manakah sesungguhnya kebenaran dan ketenteraman bermuara? Pantaskah aku mengeluh pada hidup? Pada kerapuhan hayat yan harus kupikul di sepanjang perjalananku sebagai perempuan?"

"Tidak perlu semua orang tahu apa yang menjadi impian kita. Biarkah impian itu hidup dalam pikiran kita sendiri. Sebab kita sendiri juga yang kelak akan mewujudkannya."
Profile Image for Bunga ✿.
184 reviews10 followers
January 19, 2023
Seperti karya beliau lainnya, pembaca diajak menyelami kebudayaan Bali yang menarik untuk dipelajari. Gaya penulisannya mengalir, namun alur cerita yang maju mundur sedikit membingungkan. Akhir ceritanya juga gantung ya huhu jadi berasa ada yang kurang gitu :') overall bagus sih!
Profile Image for Ade Arie.
10 reviews3 followers
July 11, 2020
Ceritanya dalem dengan penyampaian yg sederhana.
Profile Image for Aksara Raia.
48 reviews13 followers
March 3, 2023
Harusnya ini aku kasih nilai 2.5 dari 5 bintang, tapi karena banyak adat dan budaya Bali yang diceritakan jadi bikin aku seperti sedang berada di Bali selama membaca Kenanga. Asli, kalau aja karakter seperti Intan ini penokohannya nggak njelimet, bisa sih dapat 4.5 cuma entah kenapa di aku tiap baca karakter Intan ini anak kayak nggak ada pendiriannya, kenapa dia bisa jahat sampai pengen balas dendam ke Galuh tapi sampai akhir pun nggak dikasih lihat pilihan Intan seperti apa. Kenanga lebih jelas penokohannya, karakter dia juga cukup kuat meskipun nggak masuk di akalku sih, pelaku pemerkosa dia kenapa masih terus dia cintai. Lalu penggambaran keluarga Kenanga-Bhuana-Intan ini canggung banget, kalau aku jadi Kencana udah pasti curiga bukan main tapi Kencana selaku adik Kenanga sendiri di sini kurang banget didalami lebih jauh lagi. Sayang banget sih, padahal latar dan nilai-nilai budayanya ada, tapi karakter-karakter di dalamnya rancu banget. 😞

Awalnya aku kasih empat bintang di penilaian awal, tapi aku nggak puas gitu, baca ulang dan tetep nggak dapet sih akhir cerita yang gantung dan sedikit mohon maaf menjijikkan.

Tapi setelah ini aku akan coba baca Tempurung dan Sagra. ✊🏻😞
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Firza Aliya.
18 reviews
March 18, 2023
Karya Oka Rusmini pertama yang saya baca. Setelah ini akan baca Patiwangi, Pandora, dan semoga saja bisa segera baca Tarian Bumi juga.

Sejujurnya baca buku ini nggak membosankan, seru seru aja. Tapi semakin lama entah kenapa semakin menciptakan tanda tanya dan membuat alis berkerut. This might be a bit spoiler, tapi di novel ini banyak cinta terlarang-nya, sampe mikir… “hah pusing banget??”. Kok kayak nggak udah udah gitu. Cinta terpaut beda usia yang jauh, cinta terlarang dengan orang yang tidak seharusnya. Ditambah lagi, banyak monolog dalam hati di novel ini. Buat saya sih masih terbilang oke, tapi memang agak terlalu banyak sih.

Di novel ini pun saya berharap karakter Kenanga bisa lebih menampilkan sosok perempuan yang lebih kuat lagi, dan mungkin lebih independen. Betul dia memang sosok yang keras, cerdas, dan penuh ambisi. Tapi ketika dihadapkan dengan Bhuana, dia lemah juga ternyata.

Di luar itu, novel berlatar belakang Bali ini sangat membantu untuk lebih mengenal Bali: budayanya, struktur masyarakatnya, dan bahkan arsitekturnya. Dan tepuk tangan 👏 untuk kemahiran penulis dalam membuat cerita dari berbagai POV.
Profile Image for Malashantii Malashantii.
Author 9 books88 followers
November 15, 2015
saya membaca buku ini sekitar tahun 2004 atau 2005, tepatnya lupa. tapi, nyelekitnya masih terasa sampai sekarang.
ini roman tragis paling sempurna buat saya sampai saat ini. betapa cinta tidak melulu cuma tentang perasaan. ada banyak hal yang mesti dipertimbangkan.
bahwa Buwana adalah sosok lelaki idaman yang mendekati sempurna, tapi justru jatuh hati pada kenanga yang tidak terlalu luar biasa dimata kebanyakan orang. akhirnya harus menerima perjodohan dengan adik kenanga yang dipandang jelita hampir oleh semua mata, pada akhirnya, Buwana tetaplah lelaki, dan manusia biasa yang kadang bisa impulsif dan termakan emosi.
kisah ini menyajikan dengan luwes sekali, bagaimana pertentangan batin, kerumitan pola pikir berdasar adat. dan bagaimana kedua insan menyiasati perasan masing-masing.
kearifan budaya lokal, diramu dengan sangat cantik oleh penulis untuk menghadirkan konflik dengan penyelesaian yang meski tidak bisa dibilang happyend, tapi sangat logis dan bisa diterima nalar.
sampai sekarang, hati saya masih terasa ngilu tiap ingat potongan adegan terakhir kenanga dan buwana ditepi pantai. tentang bagaimana mereka menyepakati akhir, atau bentuk hubungan dan perasaan masing-masing.
Profile Image for Upik.
13 reviews3 followers
July 14, 2009
membaca kenanga lagi-lagi membaca sikap teguh seorang wanita yang cerdas, memukau, tabah, dan kuat. kenanga yang berkisah tentang seorang wanita bali yang berhasil bergumul dengan banyak hal, pun bergumul dengan adt istiadt bali yang lebih banyak meminggirkan perempuan. Kenanga juga merupakan sebuah kisah yang memperjuangkan cinta tulus yang tidak hanya didasari oleh nafsu, tapi sebuah pengorbanan untuk cinta sejati.
Profile Image for Agnes.
27 reviews2 followers
October 22, 2007
Ternyata kehidupan wanita2 Bali dari kasta yang rendah sangat keras, demikian juga berasal dari kasta tinggi tidak dapat menjamin kebahagiaan.
Kebahagiaan adalah suatu hal yang sangat abstrak dan subjektif, suatu hal yang membahagiakan bagi seseorang belum tentu menjadi kebahagiaan untuk orang lain.
Bila kebahagiaan diri begitu sulit didapat, bagaimana mengusahakan kebahagiaaan orang lain?
Profile Image for Litsa Khaya.
28 reviews45 followers
November 19, 2017
I can't describe it, so overwhelmed😭😭😭
I'll make a review about this book soon!
24 reviews
September 16, 2025
Buku ini kental dengan adat dan nuansa Bali. Dalam ceritanya, digambarkan kalau perempuan-perempuan Bali adalah seonggok objek/barang yang hanya dilihat sebagai manusia kelas dua. Mereka cantik, tetapi tidak begitu bernilai untuk menjadi kebanggaan keluarga, perempuan Bali hanya dapat berharga ketika berhasil dipinang oleh Ida Bagus (lelaki ningrat, bangsawan). Itulah yang terjadi di keluarga Kenanga.

Kenanga adalah anak pertama di sebuah keluarga kasta Brahmana, namun karena dia adalah perempuan, orang tua Kenanga ingin memiliki seorang anak lagi—dan itu harus laki-laki. Namun, sang ibu memiliki masalah kandungan sampai meminta bantuan balian (dukun) untuk memberikannya anak lagi. Namun, usaha tersebut hanya menghasilkan bayi perempuan. Cantik memang, tapi lemah sekali. Kencana. Dia sering sakit, dia mau semua perhatian hanya ada padanya. Sampai harga yang harus dibayar oleh Kencana adalah dia mandul. Ini mungkin menjadi kutukan karena saking egoisnya Kencana, dia sampai tidak bisa dan tidak mau berbagi kasih sayang kepada darah dagingnya sendiri. Kencana ingin apapun yang sempurna dan utuh, termasuk memiliki Bhuana—lelaki yang sebenarnya hanya mencintai Kenanga.

Mengetahui adiknya lemah, Kenanga lantas mengorbankan cintanya untuk Kencana. Tetapi bentuk dari harga pengorbanan itu adalah Bhuana memperawani Kenanga dan lahirlah astra (anak di luar perkawinan) yang kemudian bernama Intan—gadis malang yang menjadi wong Jero (abdi), berkasta sudra, namun diperlakukan seperti anak sendiri oleh Kenanga.

Intan tumbuh cantik, ranum, dan pandai. Kemolekan paras dan didikan karakter oleh Kenanga membentuk Intan menjadi gadis yang sempurna paripurna. Ia mampu memikat siapapun, termasuk Mahendra, yang membuat Intan menjadi samsak kebencian oleh para Dayu (Ida Ayu, bangsawan perempuan), tak terkecuali Dayu Galuh yang memiliki niat jahat untuk menghilangkan harga diri Intan, padahal mereka berdua teman akrab sejak kecil.

Penulis novel—Oka Rusmini, menceritakan dengan apik bagaimana sesuatu yang sangat natural dan manusiawi, harus menjadi sakral karena tersekat-sekat oleh aturan adat. Cinta dalam cerita ini menjadi sesuatu yang cacat, menyakitkan, dan mengekang. Kenanga menjadi sosok perempuan Brahmana Bali yang berusaha tidak peduli dengan seperangkat aturan norma dan adat. Dia menjadi wanita yang keras kepala, bebas, mencintai karier dan kemanusiaan sebagai jantung hati hidupnya meskipun dia juga harus menerima pil pahit untuk tidak pernah memberi tahu Intan tentang asal muasal dirinya yang sebenarnya. Kenanga hanya mengajari Intan untuk percaya diri dan berdaya, tidak bergantung pada status adat dan tuntutan norma sosial hanya untuk dihargai. Setiap nafas Kenanga adalah bentuk perjuangan dan perlawanan untuk membentuk kesadaran bahwa perempuan juga manusia yang utuh dan setara.
Profile Image for dilla.
21 reviews
June 16, 2025
saya awalnya tertarik banget sama premis yang ditawarkan novel ini: cinta terlarang dalam adat, tokoh perempuan yang kuat! gimana ya penyelesaian konfliknya? gimana ya cara mereka bertahan pada prinsip dan adat, tanpa menafikan cinta yang ada? tapi sayangnya isinya gak sesuai harapan saya..

2 bintang karena diksinya kaya dan indah. saya sampe kasih bookmark di beberapa kutipan yang saya suka. saya belajar dikit-dikit juga tentang adat Bali dari novel ini. ceritanya juga bisa dibilang mengalir dan mudah diikuti. tapi makin ke tengah kok rasanya ceritanya makin ke mana-mana? gak berfokus pada tema utama. bahkan gak berfokus sama si tokoh utama yang jadi judul buku: kenanga itu sendiri. kadang ada info tentang masa lalu tokoh yang sama sekali gak ada sangkut pautnya dengan kenanga saat ini, atau dengan hubungan cinta terlarangnya (soalnya kan kata sinopsisnya temanya itu ya…). belum lagi plot holes-nya banyak. saya setuju sama review yang bahas tentang betapa gak masuk akalnya semua yang dilakukan Bhuana untuk menutupi kelahiran Intan. rumah sakit mana yang bisa begitu??? dan Kenanga juga kok bisa-bisanya nerima aja, padahal semua yang dilakukan Bhuana (dan rumah sakit) itu sangat bisa dituntut 🤣 banyaaak juga kejadian-kejadian yang build-up-nya luar biasa tapi gak ada konsekuensinya. sampai ending pun masih gak ada resolusi yang jelas tentang gimana hubungan Kenanga, Bhuana, dan Intan, yang seharusnya jadi topik utama novel ini. jadi sampe kapan semuanya mau dirahasiakan? tiba-tiba lagi ada Mahendra (35 tahun) yang katanya udah “mencintai” Intan selama bertahun-tahun, padahal saat ini Intan bahkan belum 17 tahun?!?!

satu-satunya plot yang saya suka dari novel ini mungkin cuma kisahnya Rahyuda dan Jero Kemuning, yang menurut saya malah lebih menyentuh daripada kisah tokoh utama. saya juga gak merasa ada keterikatan sama tokoh-tokoh cerita ini karena semuanya terasa sama dan kurang hidup 🙁
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for arida.
25 reviews
October 23, 2021
Kalau kamu tidak percaya-percaya banget sama kekuatan 'cinta', coba deh baca novel ini.

Seperti judulnya, secara keseluruhan novel ini menceritakan kehidupan seorang perempuan Bali bernama Kenanga. Di dalam Kenanga, tersajikan cerita tentang bagaimana cinta adalah sesuatu hal yang nyata ada, meski tidak pernah terlihat secara kasat mata.
Meskipun genre utamanya adalah romance, Oka Rusmini tidak menggambarkan adegan-adegan dalam novel dengan terlalu cheesy atau terlalu menggelikan, justu sebaliknya. 'Cinta' dalam novel ini digambarkan sebagai sesuatu yang suci, tak terelakkan, dan sesuatu yang selalu membara dalam setiap tubuh manusia. Yang sangat menarik bagi saya pribadi adalah kisah cinta Rahyuda dan Jero Kemuning, meski tidak terlalu mendetail namun cukup membuat saya prihatin dan diam-diam bersyukur karena ada hal yang dinamakan 'cinta'.

"Tiang sangat menghargai cinta, Kenanga. Tiang sangat mengagungkannya sebagai sebentuk kehidupan tersendiri yang bebas dari kejahatan. Cinta yang lahir dari sini dan dari sini," kata Rahyuda seraya menepuk dada dan kepalanya. (Hal. 24)

Di dalam Kenanga, juga tersajikan bagaimana adat Bali sedikit-banyak cukup mengekang kehidupan perempuan; ambisi, impian, bahkan cinta itu sendiri dengan sistem kasta dan nilai-nilai yang dikonstruksikan sendiri oleh masyarakat.
Menggunakan sudut pandang orang ketika tunggal , novel ini cukup banyak menggunakan istilah-istilah dengan bahasa Bali namun tetap dengan catatan kaki sebagai penerjemah.

Secara keseluruhan novel ini cukup apik dalam menghantarkan pembaca menuju inti cerita dan pemahaman karakter pada tokoh-tokohnya, namun yang membuat saya kecewa adalah ending yang terkesan buru-buru dan tidak utuh. Hubungan Kenanga, Bhuana, dan Luh Intan yang tidak juga terkuat sampai akhir membuat saya banyak bertanya-tanya.
Profile Image for Prasdenny.
26 reviews4 followers
May 4, 2018
...
KENANGA
Oka Rusmini

Berlatar lingkungan kampus, Kenanga seorang dosen sastra yang cerdas dan ambisius menjadi tokoh utama cerita ini.

Sebuah cerita yang berkisah tentang cinta segi empat: dua lelaki, dua perempuan. Namun, jangan kau kira cinta segi empat ini layaknya perebutan sepasang kekasih.

Cerita ini justru mengungkapkan tabu adat tertinggi kebudayaan Bali. Tabu yang tersimpan rapi di dalam bilik hati yang begitu menganga penuh luka.

Kenanga memiliki seorang adik bernama Kencana. Namun, sebagai perempuan Brahmana, ia dididik adil terhadap dunia. Ia membiarkan cintanya tumpas demi adiknya. Bhuana lelaki yang mencintainya, dicintai oleh adiknya. Kenanga melepaskan dan memberikan Bhuana kepada Kencana.

Keperawanan menjadi mata uang antara Kenanga dan Bhuana, demi Kencana. Kenanga mencintai adiknya, dan rela melepas Bhuana.
.
.
.
Prof Rahyuda membujang seumur hingga akhir hayat. Ia dituduh Gay oleh masyarakat karena kerap terlibat urusan studi dengan seorang Prof dari Jepang yang menyukai sesama jenis.

Padahal Prof Rahyuda memendam cinta terhadap seorang wanita. Namun, ia membendungnya demi menghormati adat istiadat setempat. Ia mencintai seorang perempuan bekas istri dari pamannya. Perempuan itu juga mencintai Rahyuda sejak suaminya tiada.
.
.
.
Kenanga dengan gaya bahasa sederhana, tetapi indah memberi kenikmatan dalam setiap lembar proses baca.

Oka Rusmini kembali berhasil menyihir pembaca sehingga membiarkan waktunya dicuri untuk berkelana ke alam imaji. Menyelami dunia fiksi dan bercengkrama bersama Kenanga, Bhuana, Kencana, Rahyuda, Kemuning, dan Intan. Semua tokoh itu begitu hidup di dalam jalinan diksi.

Kau akan terperanga terhadap kelihaian Oka Rusmini dalam menyajikan kesedihan dan kepedihan dengan nuansa yang begitu indah.
Profile Image for Abiyasha.
Author 3 books14 followers
May 2, 2018
Saya nggak punya ekspektasi apa-apa saat membaca Kenanga, tapi begitu selesai, saya ngerasa melewatkan begitu banyak hal ketika masih tinggal di Bali selama 5 tahun.

Kenanga adalah novel paling rapi yang pernah saya baca karena saya nggak menemukan typo dan pengunaan kata serta tanda bacanya sangat sesuai PUEBI. Bacanya pun jadi enak. Secara cerita, Kenanga ini nggak sesuai judulnya, selain POV-nya bukan hanya dari Kenanga, ceritanya pun nggak berfokus ke Kenanga. Saya nggak akan mengomentari karakter-karakternya karena penggunaan POV 3 yang plural menjadikan novel ini susah untuk rooting dengan salah satu karakternya. Namun, sisi budaya Bali yang diangkat dalam novel ini begitu kuat hingga saya seperti berada di Bali. Kenanga berhasil menyatukan unsur tradisional dalam bentuk budaya Bali beserta pandangan-pandangan tradisi yang ada dengan unsur modern, yang merupakan kisah cinta karakter-karakternya. Bagi yang nggak tahu banyak dengan budaya Bali beserta tingkatan sosial di sana, novel ini akan ngasi gambaran yang cukup jelas tentang bagaimana tradisi itu mengkungkung beberapa karakter-karakternya. Mereka terikat pada tradisi hingga apa yang logis jadi sesuatu yang rumit.

Saya sangat mengacungi jempol novel ini, meskipun ada beberapa bagian yang bagi saya terlalu didramatisir, hingga kesannya seperti cerita sinetron. Diksi yang digunakan Oka Rusmini pun sangat enak buat dibaca. Nggak pretensius, tetapi juga nggak murahan. It fits the theme and the characters. It's definitely one of the best novels I've ever read, in terms of incorporating the tradition into a very modern story.
Profile Image for Chaira.
27 reviews3 followers
August 6, 2019
Bener-bener sebuah buku yang bikin bingung. Semua karakter didesain begitu apik dan kompleks hanya untuk kemudian disia-siakan di akhir. Ending yang gak jelas dan gak menyelesaikan apapun. Ibarat unsur intrinsik suatu cerita, novel ini gak punya unsur penyelesaian konflik sama sekali. Mungkin punya, tapi ya gitu, penyelesaiannya serba nanggung, gak jelas, gak memaksimalkan semua peristiwa dan tokoh yang sudah disuguhkan kepada kita di bab-bab sebelumnya.

Banyak banget dialog "dalam hati" yang gak penting di novel ini. Satu halaman sendiri isinya bisa cuma dialog "dalam hati" yang diksinya agak bikin cringe. Flashback masa kecil Mahendra dibikin 10 halaman sendiri dan ternyata gak ada sedikitpun berhubungan dengan penyelesaian konflik. Entah apa gunanya dia ada disitu. Hubungan Intan dan Dayu Galuh pun seperti cuma tempelan doang.

Setelah dialog-dialog gak penting itu, flashback gak penting itu, tiba-tiba di halaman-halaman terakhir dialognya sangat, sangat padat. Isinya cuma kalimat-kalimat dalam tanda kutip, dan bahkan keterangan siapa yang mengucapkan dialog itu suka gak ada. Ini penulisnya udah kehabisan waktu karena kepepet deadline atau gimana?

Dan yang paling ngeselin adalah betapa malasnya si penulis pakai catatan kaki. Lucu banget, ada satu "dialog dalam hati" yang memakai salah satu istilah dalam bahasa Bali, tapi setelah istilah itu langsung dijelasin arti dari istilah itu, dalam kalimat dan dialog yang sama. Wow, pergulatan batin yang sungguh informatif bagi pembaca. Jadi gitu gengs, kalo lagi ngomong sama diri sendiri dalam hati pakai bahasa Inggris atau bahasa gaul, jangan lupa sekalian jelasin arti katanya juga ya.
Profile Image for Ahya.
13 reviews
November 19, 2024
Ohhh I love this book so much actually!! Maybe I'm just biased but I love when book are being set in a local background like these.
Everyone on this book have hots on everyone... And it's such a mess uncovering the story page by page, almost like as if I'm listening to the big family drama and Lore that left my mouth wide open. The author did such a great job portraying lust and passion and love I guess.
This book goes back and forth toward different slice of the characters life. Reading that shed a whole new light/brought a whole new context to the story.
Ohhh my favorite part of this book is probably the characterisation and the way they connect with each other. The way the author describe the way kenanga move, talk, and affect other are so Unique. This is my first time seeing a dosen middle aged woman being portrayed as this goddess that everyone on the whole Bali desires.
The way the author write intelegence in this book are just so so SOOO charming I was definitely get charmed by the way kenangan and intan handled the hurdle they faces through.
My favourite character is most definitely Intan... She gone through so much in this book... She's literally the I'm secretly a princes glmm but Bali.

But sadly maybe just me, but I keep getting lost over and over again trying to read this book. Sometime I have to reread a page 2-3 time just to understand the convoluted pribahasa the author put into this book. Kinda killing the enjoyment sometimes. Honestly this is a problem I also had with the book sagra, another book by the author.

Maybe it's just a skill issue though, I still enjoy this regardless!!!!
Profile Image for Livinda .
11 reviews
September 5, 2024
Saya dapat secondhand book ini dari Toko Rabu.
Awalnya ragu untuk baca buku ini karena plotnya mungkin membosankan tetapi ternyata plot nya di luar dugaan saya.

Buku ini pada akhirnya dapat saya selesaikan hanya dalam sehari karena diksi-diksi yang disajikan oleh penulis sangat menarik. Oka memiliki kemampuan untuk merangkai kata sehingga membuat pembaca penasaran dan menjadi adiksi.

Keseluruhan buku ini menceritakan tentang anak sulung bernama Kenanga dan adiknya Kencana yang berasal dari kasta Brahmana. Di Bali, kasta memang sesuatu hal yang masih dipegang teguh sehingga mempengaruhi semua aspek kehidupan individu nya. Dari cerita Kenanga ini bisa dilihat bahwa budaya Bali masih sangat kental dan pendidikan para keluarga dari kasta Brahmana ini rupanya banyak dijumpai dalam bidang kedokteran ataupun guru besar. Kebanyakan dari kasta Brahmana ini memiliki privilege dalam bidang pekerjaan sehingga mereka biasanya memegang jabatan khusus contohnya di pemerintahan.

Namun, sangat disayangkan juga bahwa unsur patriarki itu masih melekat kuat di dalam budaya Bali. Kesetaraan antara pria dan wanita masih belum bisa sejajar. Mungkin hal ini pun masih bisa terlihat sampai sekarang, meskipun kita sudah menuju ke arah Revolusi Industri 5.0 dimana kemajuan zaman ini tidak beriringan dengan kemajuan pemikiran tentang kesetaraan.

Buku ini juga mencantumkan beberapa kata dalam Bahasa Bali dan ini menurut saya penting karena seiring dengan perkembangan zaman banyak kata-kata dalam bahasa daerah tertentu yang seringkali dilupakan. Dengan dicantumkan nya kata-kata daerah ini bisa membantu pembaca untuk mempelajari tentang kebhinekaan bangsa Indonesia.

Intisari dari buku ini menceritakan seorang wanita bernama Kenanga; cerdas, cantik namun terlalu keras pada dirinya sendiri dan lebih mementingkan kebahagian adiknya yaitu Kencana sehingga banyak berkorban untuk adiknya. Bahkan Bhuana, pria yang sebenarnya dia cintai pun harus ia relakan untuk menikah dengan adiknya. Walaupun Bhuana sendiri tidak pernah mencintai Kencana. Namun, peran asuh dari ibu Kenanga terhadap Kencana terlihat lebih memanjakan Kencana karena memiliki keterbatasan sejak lahir.

Secara keseluruhan saya menyukai buku ini karena diksi dan plot yang menarik. Mungkin ada beberapa diksi yang memang agak hiperbola.
Profile Image for Indah Prayascita.
27 reviews
June 28, 2020
Karya Oka Rusmini pertama yang saya baca, membuat saya ingin membaca karya-karya Beliau lainnya. Budaya Bali yang sangat kental mewarnai buku ini. Sebagai orang Bali sudra, saya membenarkan beberapa budaya bangsawan-sudra yang ada di buku ini. Seperti para gadis sudra yang ‘bebas’ memilih tambatan hatinya tanpa perlu terhalang kasta sementara tidak begitu halnya dengan para gadis brahmana/ksatria, peraturan di griya yang ketat, dll. Tapi saya rasa di era modern seperti sekarang, sudah tidak terlalu relevan. Kenanga digambarkan sebagai sosok perempuan brahmana Bali yang kuat, tangguh, dan cerdas. Saya kagum dengan sosok Kenanga, sekaligus gemas juga dengan sifat keras kepalanya itu. Karakter yang saya suka salah satunya karakter Mahendra, lelaki Bali yang digambarkan sangat bertanggungjawab dengan pemikiran modern tanpa meninggalkan jati dirinya sebagai lelaki Bali di tengah adat istiadat. Karakter kesukaan saya lainnya adalah Luh Intan, ia digambarkan sebagai anak sudra yang dibesarkan Kenanga di tengah tengah griya. Sosok Intan digambarkan sangat cerdas, rendah hati dan sopan, saya berharap ending yang baik untuknya. Tapi kurangnya buku ini menurut saya ceritanya lompat sana sini dan akhirnya sangat tanggung.
Profile Image for Zae.
56 reviews3 followers
November 5, 2020
Di awal kisah disajikan sangat menarik, bagaimana seorang perempuan dengan ambisi dan sifat keras kepalanya mampu bertahan dengan nilai dan harga dirinya, menjadi versi dirinya sendiri di dalam aturan yang dijunjung tinggi dalam lingkungan Griya.

Kisah cinta yang sebegitunya penuh dalam aturan nilai dan adat yang harus dijaga. Mengorbankan cinta dan perasaan demi menjaga nilai kebangsawanan.

Aturan ketidakadilan, kebingungan identitas diri, kemana cinta dan perasaan harus berlabuh menurut aturan atau terjun bebas dengan keegoisan?

Awalnya ingin memberikan bintang 4, tetapi bintang 3.5 untuk buku ini, aku menyukai kisah di bab-bab awal buku ini, tetapi di akhir buku ini membuatku kecewa. Ekspektasiku jatuh saat membacanya. What? Apa ini? Kenapa seperti itu? Bingung sebenarnya:")

Banyak sekali tanda tanya, Bagaimana dengan Galuh? Perubahan sikap Kencana ke Intan kenapa? Siapa Gadis Belia di akhir cerita yang bersama Bhuana dan Mahendra? Bagaimana dengan Kenanga? Bagaimana dengan Dodgler? kisahnya serasa ada yang kurang lengkap untuk menjawab tanda tanya itu. Menurutku kisahnya belum tuntas, menggantung:")
Profile Image for Zulqa'ida Rizha Rizha Vahlevi.
88 reviews
July 17, 2017
Saya suka banget sama karakter Kenanga. Saya gemes banget sama Karakter Bhuana. Saya terlanjur jatuh pada karakter Mahendra.

Kenanga mengajari banyak hal, bahwa cinta tidak harus memiliki, bahwa cinta adalah melepaskan, bahwa cinta yang hakiki akan dibawa sampai mati. Dan dalam cerita ini, saya menjadi tahu tentang bagaimana adat istiadat di Bali, sebuah informasi yang menjadi sangat mahal bagi saya. Tetapi, sebuah pertanyaan melintas dalam kepala saya, bagaimana jika kasta brahmana menikah dengan suku lain?

Semuanya serba mengalir dengan sempurna hingga ending yang.... bolehkah saya sebut menggantung? (atau adakah lanjutan dari buku ini?)

Masih sangat banyak pertanyaan dalam kepala saya dalam buku ini, seperti: Apakah Bhuana tetap mempertahankan Kencana dan masih menyembunyikan cintanya yang hakiki untuk Kenanga? Sampai kapan? Sampai mati?. Lalu seperti, bagaimana intan saat mengetahui asal-usul dirinya yang sebenarnya? Marahkah? Senangkah?

Ah, ataukah saya yang tidak pandai mencerna penggalan akhir cerita. Yang terpenting adalah saya sangat menyukainya.
Profile Image for Arie Maya.
5 reviews
February 27, 2023
Baca ini tu capeekk banget. Lelah mental karena merasa semua masalah tu ya salah tokoh utama sendiri. Female leadnya dinarasikan kuat, mandiri, tegas, tapi menurutku kok ribet dan bego ya. Sebagai orang yang tinggal di Bali, aku sungguh tidak relate, mungkin memang juga tidak punya teman dari kalangan berkasta. Sampai aku searching siapa penulisnya, ternyata dia memang orang Bali yang berkasta (jadi harusnya yang dia tulis memang keadaan asli yang dia alami di Bali?). Diksi bahasa yang digunakan bikin aku ngrasa gak nyaman sih, terutama yang menyangkut seksualitas yang disamarkan, malah bikin aku ngerasa geli. Alur ceritanya loncat-loncat bikin bingung tiba-tiba udah bertahun-tahun terlewati, tidak ada keterangan waktunya. Setelah sampai akhir cerita, baru ada keterangan kalo ini settingnya tahun 1990-an yang mungkin emang di masa itu keadaan beda jauh sama sekarang. Mana akhir ceritanya ngegantung, dan menurutku belum ada satupun masalah yang berhasil terselesaikan. Sungguh lelah. Memaksakan banget baca ini sampe akhir karena udah kepalang tanggung.
Profile Image for Ahmad Rofai.
62 reviews5 followers
December 19, 2017
suka banget sama penggunaan kata. sangat cantik.
meski sebenarnya diakhir cerita agak menggantung (maksudnya dari sekian konflik yang tergambar dengan bahasa indah antara kenanga, Luh Intan, Bhuana); ditutup hanya dengan pikiran dilematis yang musti dipilih oleh luh Intan pada dua sosok laki-laki dalam bayangnya (bhuana dan (lupa nama) wwkkw).

padahal; sebagai pembaca, tentu mengharap-harap apa yang akan terjadi diakhir cerita.
pengenya! iya pengenya.
ada kelanjutan cinta (kalo bisa bersatu) antara Kenanga dan Bhuana. kasian banget; mereka harus menyembunyikan cinta masing-masing hanya karena pengorbanan kenanga kepada adik manja kencana itu.

mostly; oka rusmini berhasil membuat aku merasa perlu menyukai karyanya.
bukan hanya karena kecantikan bahasa yang digunakan; tetapi juga kompleksitas kondisi dan kisah novel (dalam hal ini kenanga) tergambar dengan sangat jelas dan penuh emosional.

lebih-lebih; aku jadi lebih banyak tahu tentang adat istiada bali.
Profile Image for Caca.
104 reviews1 follower
January 6, 2023
Sebenernya mau kasih bintang 3 tapi menjelang bab-bab akhir kok malah tambah banyak problem dan akhirnya gak ada penyelesaian.

Buku ini bagus banget temanya dan sinopsisnya menjanjikan lah tapi eksekusinya yang gak pas. Hubungan bhuana-kenanga ini rumit banget sampe akhirpun gak jelas dan alasan kenanga nyuruh bhuana nikahin kencana juga gak jelas alias gak ada alasan kuat dan sebenarnya yang paling kasian nasib kencana di novel ini.

Terus masalah dayu sama intan gak ada penyelesaiannya dan gap umur mahendra sama intan jg sorry bgt ini kayak mahendra jadi pedophil soalnya jauh bgt gap umurnya dan dia bilang udah suka lama sama intan dan ini agak creepy.

Dan pada akhirnya setelah semua cerita rumit dan masalah yang ditumpuk akhirnya cuma gitu aja? Ga ada penyelesaian buat semua tokohnya.

Pros novel ini jadi banyak pelajaran tentang adat bali dan kasta disana dan jg cover bukunya yang cantik soalnya ini yg saya beli cover terbarunya
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Rei.
366 reviews40 followers
October 19, 2019
Cantik, kaya, dan terlahir sebagai brahmana, apa lagi yang bisa diminta oleh seorang gadis Bali? Nyatanya menjadi seorang perempuan bangsawan tidak seindah kedengarannya. Tidak ada yang mempedulikan kebahagiaanmu, yang harus dipikirkan dan dilakukan hanyalah bagaimana mempertahankan adat istiadat dan tradisi dan menjaga kehormatan keluarga. Hidupmu senantiasa resah memikirkan gosip apa yang beredar tentang dirimu. Dirimu ‘dijajakan’ bagai hewan ternak kepada para lelaki bangsawan agar martabat diri dan keluargamu tidak jatuh. Menikah dengan lelaki yang tidak bergelar Ida Bagus berarti kau akan dibuang, dianggap membuat aib, dan akan hidup terkutuk dan penuh kesialan.⁣

‘Itulah sebabnya kadang Intan merasa bersyukur terlahir sebagai perempuan biasa. Dia boleh mencintai beragam jenis lelaki, tak pandang darah atau kulitnya. Pilihannya banyak.’ –hal. 203.⁣

September 24-27 for
Profile Image for Lyra Books.
39 reviews1 follower
August 9, 2021
Ini buku udh lama banget, terbit tahun 2000an mungkin. Tapi baru baca di Tahun 2021 🤭

Sebetulnya bagus sih, penulisnya udh ga diragukan lagi kemampuan menulisnya. Diawal cerita, halaman awal udah banyak konflik yg terjadi. Ditambah kaya akan adat budaya Bali. Tapi dalam cerita ini, para tokohnya hampir semua CINTANYA TIDAK ADA YANG "HAPPY" cintanya pada terkendala inilah itulah. Bener2 ga ada yg berjalan dgn baik. Hampir semua lho, termasuk tokoh utamanya Kenanga. Terus melihat kasta itu, ngerasa kayak itu menyiksa sekali. Seperti zaman jahiliah, terutamanya untuk wanita. Padahal saat itu perempuan boleh sekolah setinggi langit, sampai S3. -agak aneh

Ending ceritanya juga benar-benar bikin bingung. Bikin hati gak puas, gak plong. Kok gini sih? Jadi kenanga gimana, intan gimana, Bhuana, Mahendra? Rasanya tidak ada cinta yang terselesaikan dengan baik.
Profile Image for Dyan Eka.
287 reviews12 followers
May 23, 2022
Novel ini di luar ekspektasi saya dan ternyata lebih bagus!!
Satu novel terasa begitu menguliti satu per satu budaya dan adat Bali yang sudah pasti akan mempengaruhi setiap keputusan yang diambil oleh penganutnya. Walau saya yakin, budaya Bali jauh lebih kompleks dibanding yang tertuang di novel ini.
Tapi, melalui cerita novel ini saja, saya sudah merasa 'kenyang'.

Cara penulis memasukkan satu per satu budaya dan adat Bali di setiap bagian ceritanya, membikin saya kagum. So smooth. Baca novel ini jadi sedikit candu bagi saya kalau tidak ingat waktu.

Hanya saja, ada beberapa typo dan salah sebut nama di beberapa bagian. Tidak menganggu, tapi cukup bikin saya mengernyitkan dahi dan harus membaca ulang sebentar untuk memastikan maksud seharusnya.

Tapi, tentu saja novel ini tetap sangat worth to read!!
Displaying 1 - 30 of 89 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.