Monika Yusack tidak pernah dapat melepaskan kenangan buruk di masa lalu dari kehidupannya. Trauma seksual membentuknya menjadi pribadi yang tertutup, egois, dan kesepian.
Namun profesi sebagai pengacara mempertemukannya dengan Hendra Adinata, tertuduh dalam kasus pelecehan seksual, yang berhasil menggeser semua ketakutannya dan memperkenalkannya pada arti sebuah cinta pertama.
Kematian seorang wartawan, yang juga sahabat Monika, menyeretnya ke dalam sebuah rekayasa pembunuhan. Monika terjebak di antara cinta dan usaha untuk menyelematkan diri sendiri.
kecewa dengan novel yang ini, benar-benar tidak sesuai dengan prediksi ketika membeli. Disarankan kalo ingin membaca novel ini, pinjam saja jangan beli.
Di prolog diceritakan seorang anak kecil yang mengalami penyiksaan secara seksual dimana dideskripsikan sedemikian rupa bahwa anak kecil ini senantiasa lari dan lari dari pria dewasa yang menyiksanya. awalnya gw kira ini lintasan kenangan seorang Monika Yussack, tetapi setelah membaca seterusnya lo akan tahu bahwa itu tidak ada sangkut pautnya dengan Monika Yussack sendiri maupun dengan peran-peran lainnya.
Sosok Monika digambarkan terlalu keras kepala, pesimis dan tidak gampang didekati pria karena masa lalunya. Gw ancungin untuk penggambaran karakter yg gw dapat. sedangkan Hendra Adinata bukanlah sosok pria yang ideal, plin-plan, emosian, tidak berpikir panjang dan menganggap semua hitam dan putih seperti apa adanya padahal dalam kasusnya ini Hendra dijebak oleh pacarnya sendiri.
Endingnya juga menyebalkan, sebenarnya mo kasih 0.25 star tapi tidak ada pilihan jadi kasih 1 star aja deh