Jump to ratings and reviews
Rate this book

My Partner

Rate this book
Sudah jatuh, ketimpa tangga, ketumpahan cat, kepeleset, terjungkal masuk sumur, lecet benjol, berdarah-darah, kemudian dicaplok buaya nganga. Begitulah perumpamaan kisah hidup Tita sekarang. Jungkir balik, berantakan secara mengerikan.

Ini bukan mimpi! Papanya dianggap koruptor, jadi tumbal dan masuk penjara. Efeknya? Mama harus dirawat karena depresi, adik mogok sekolah, pacar menghilang, sahabat menjauh, dan ujung-ujungnya, semua aset keluarga disita guna membayar ganti rugi negara. Seperti belum cukup, dia masih harus berhadapan dengan cowok keren berkedok dewa yang nyaris melahapnya!

Ini bukan sinetron! Karenanya Tita tak sampai banjir air mata hingga ratusan episode. Dia harus tetap berdiri tegak untuk melanjutkan hidup. Dia harus bisa tertawa cerah bagai mercusuar di gelap kehidupan keluarganya. Apalagi akhirnya dia tahu, ada seseorang yang tak membiarkannya sendirian tergulung badai. Seseorang yang tanpa disadarinya, selama ini telah menjaganya!

288 pages, Mass Market Paperback

First published February 16, 2012

24 people are currently reading
582 people want to read

About the author

Retni S.B.

14 books105 followers
Lahir di Cirebon pada 22 Maret, suka sekali membaca buku. Tetapi dari sekian banyak buku yang dibacanya, buku-buku resep masakan dan kuelah yang paling membuatnya seolah kesetrum. Retni memang hobi masak, apalagi memasak untuk keluarga kecilnya yang telah membuatnya merasa menjadi perempuan istimewa.

Alumnus Komunikasi Fisipol UGM ini sempat menjadi copywriter dan account executive selama beberapa tahun di perusahaan periklanan di Jakarta.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
127 (18%)
4 stars
213 (30%)
3 stars
285 (40%)
2 stars
60 (8%)
1 star
14 (2%)
Displaying 1 - 30 of 101 reviews
Profile Image for ijul (yuliyono).
811 reviews970 followers
December 7, 2024
Terima kasih, Mbak Retni

Summary
Dunia Tita langsung menggelap ketika vonis bersalah atas dugaan korupsi pada Ayahnya ditetapkan pengadilan dan enam tahun beliau harus mendekam di penjara, ditambah dengan kewajiban mengganti kerugian pada negara yang nilainya bikin jantungan. Dari masalah itu, berdatangan pula masalah-masalah lain yang harus dihadapinya. Sampai berujung dengan penyitaan seluruh aset orangtuanya demi mengganti rugi sesuai vonis pengadilan.

Adalah Butet dan Sani, dua sahabat yang memberikan dukungan tak tanggung-tanggung pada Tita. Papa dan Oom Anton juga selalu menyemangatinya untuk bertahan menghadapi guncangan demi guncangan hidup. Dan, ada Jodik juga yang memberikan warna dalam keseharian Tita. Hanya satu pertanyaannya, sanggupkah Tita menghadapi Jodik yang selalu sinis dan suka menyindirnya itu?
Simak perjuangan Tita menjalani hidupnya di belantara Jakarta yang tak ramah dalam novel terbaru karya Retni SB bertajuk My Partner ini.

Berbahagia sekali ketika mendengar kabar mbak Retni SB telah merampungkan novel terbarunya lewat twitter. Saya termasuk salah satu penggemar tulisannya yang berusaha tidak melewatkan membaca satu pun karya-karyanya. Maka, ketika Delisa secara ‘sadis’ men-tweet bahwa dia sudah membelinya, saya langsung menetapkan hati untuk segera mendapatkannya, dan ketika sudah membelinya saya langsung membacanya. Dan, astaga, saya jatuh cinta sama novel ini. Terima kasih, mbak Retni.

Novel metropop telah berkembang (dan bertahan) dengan segala pesonanya. Jikalau dulu, mostly metropop selalu disesaki pernik-pernik kehidupan di kota metropolitan dengan embel-embel segala jenis brand barang mewah from head to toe, sekarang banyak juga novel metropop yang tampil dengan sederhana, down to earth, dan bertema keseharian. Menurut saya, Retni SB menjadi salah satu dari sekian banyak novelis metropop yang berhasil menghadirkan kisah cinta metropolis yang sangat dekat dengan keseharian. Tak terkecuali My Partner ini.

Saya sudah jatuh cinta sejak satu demi satu tokoh dihadirkan dalam dunia Tita ini. Sang Ayah dan Oom Anton yang rapuh namun tegar, Butet dan Sani yang meskipun hidup susah tapi selalu menghadirkan keceriaan, sampai dengan Pak RT yang bergenit-genit ria pada Tita. Sedangkan porsi utama romansa dihadirkan lewat dua tokoh cowok berkarakter berkebalikan, Dito dan Jodik. Saya dibuat demikian terikat pada dua karakter ini. Saya bisa memahami jika mungkin beberapa pembaca merasa sebal pada Jodik, tapi percayalah tokoh ini diciptakan seperti itu memang ada sebabnya. Jadi, jika ingin tahu alasannya baca sampai akhir yaa...:)

Mbak Retni mengambil tema korupsi yang memang sudah menjadi rahasia umum di negeri ini. Mungkin Anda pernah melihat film garapan rumah produksi Demi Gisela Citra Sinema berjudul Ketika di mana ada tokoh Mutiara (Senandung Nacita) yang berperan sebagai si anak yang ayahnya (Dedy Mizwar) dituduh korupsi. Saya menganalogikan Tita serupa dengan tokoh Mutiara ini. Ketika dan My Partner hadir dengan keunikan masing-masing, dan saya menyukai keduanya.

Seorang teman menanyakan tentang novel ini, apakah bergelimang kesedihan? Akhirnya saya harus menjawabnya, iya. Tapi, di sinilah kepiawaian mbak Retni menghidupkan tokoh Tita. Dia bukanlah tipikal gadis sinetron yang kerjaannya dikit-dikit mewek. Tapi, Tita adalah sesosok gadis tegar yang riang meski acapkali mengeluh atas ketidakadilan yang dihadapinya. Menyimak perjalanan hidupnya, saya ikut bersemangat dan yakin pasti ada jalan keluar atas setiap masalah yang hadir.

Dari segi plot, sangat terjaga dengan baik. Background arsitek bagi kedua tokoh utama memberikan nuansa tersendiri. Jalinan keduanya terlihat manis dalam balutan perbincangan tentang desain bangunan. Untuk latar profesi arsitek, bagi saya cukup. Saya yakin banyak istilah-istilah arsitektur tapi mbak Retni memilih menghadirkannya dalam deskripsi sederhana yang mudah dipahami.

Selain itu, saya sangat menyukai mbak Retni yang berhasil membuat dialog-dialog cerdas nan kocak. Tak perlu adegan slapstick untuk menghadirkan humor yang bagus, tetapi cukup melalui interaksi para tokohnya dalam dialog-dialognya, saya sudah dibuat cekakakan sendiri. Serius, saya sampai takut suara tawa saya terdengar teman kos sebelah lalu saya diduga gila. Saya cengengesan sendiri pukul 2 pagi, can u imagine that? Hahaha. Namun demikian, situasi sulit yang dihadapi Tita turut pula membuat saya berkaca-kaca. Banyak adegan-adegan yang memelintir perasaan saya.

Terkait dengan gaya menulis, mungkin saya hanya sedikit kurang nyaman dengan “gaya-menggiring” yang terkadang digunakan mbak Retni dengan seringnya mengawali paragraf atau kalimat dengan kata-kata “Ya/Yeah/Hmm” Sebagai contoh:

(hlm. 31) Ya, Tita dan Sani sedang ...
(hlm. 40) Ya, sekarang Tita ...
(hlm. 90) Ya, malam ini mereka sedang...

Entahlah, saya juga kerap menggunakan teknik ini dalam menulis kalau sudah bingung bagaimana menghubungkan antarkalimat atau antarparagraf.

Saya mendapati mbak Retni mencoba menyuarakan nada protesnya atas penegakan hukum di Indonesia. Entah disengaja atau tidak, beberapa bagian menggambarkan bagaimana proses perjuangan mendapatkan keadilan di negeri ini tidak mudah. Mulai dari kejanggalan proses persidangan, atasan yang tak ikut dihukum, hingga upeti kecil-kecilan bagi petugas lapas. Jujurlah, itu semua bukan lagi rahasia di Indonesia. Tiap hari, berita televisi atau media cetak/digital telah mengabarkannya.

Mungkin yang saya tanyakan, sampai dengan akhir kisah ini adalah bagaimana kelanjutan upaya ganti rugi bagi negara yang belum seluruhnya terbayarkan meski telah dilakukan penyitaan. Sampai dengan cerita selesai, tak lagi ada penjelasan tentang kisah hukum ini sedangkan saya ingin mengetahui informasinya. Apakah Ayah musti menambah masa penjaranya sebagai pengganti kekurangan pelunasannya atau bagaimana. Terus, soal pasca jotosan yang melibatkan Dito-Jodik, kok nggak ada kelanjutannya, ya? Maksud saya, di zaman seperti ini, semua orang gampang sekali melaporkan orang lain ke kepolisian dengan alasan “tindakan-tidak-menyenangkan” kan, masak Dito nggak ngelaporin Jodik yang sudah menjotosnya? Korban infotainment sih, hahaha, kebetulan belakangan kan sedang ada berita soal cucunya Adam Malik yang melaporkan cucunya Soeharto karena tindakan tidak menyenangkan itu hanya karena kelempar gelas di sebuah kafe. Hmmm. Tapi, bagi saya, kedua hal itu sama sekali tidak memengaruhi jalan cerita sih. It just me and my curiousity.

Oiya, selamat juga buat tim editing dan proofreadingnya. Sepanjang proses membaca, tak banyak typo yang saya temukan, paling hanya ini:

(hlm. 59) ...ganti rugi sebesar itu itu. (duplikasi kata itu)
(hlm. 278) tenggorokkan = tenggorokan

My favorite part pada novel ini:

“Aku nggak pengin pacaran. Aku pengin menikah. Supaya lebih leluasa ngapa-ngapain.” (hlm. 255)

Dan endingnya, ya ampunnn, so sweet. Meskipun ketika Jodik mulai menjelaskan soal rumah itu, saya sudah bisa menebak kejutannya. Tak ayal, saya ikut berbahagia juga.

Overall, saya suka novel ini. Oh, bukan, I LOVE it. Definitely saya tak salah menjadi penggemar yang akan selalu menantikan karya-karya mbak Retni SB.

@fiksimetropop
http://metropop-lover.blogspot.com/20...

Selamat membaca kawan!
Profile Image for Nur Fadilla Octavianasari.
565 reviews45 followers
February 3, 2019
#2018-[16]

Hmm, topiknya sering diulas, dan sering banget dapet cerita benci jadi cinta akhir-akhir ini yes. Selalu keduanya seperti mengobarkan api peperangan namun setelah kabut itu tersingkap yang tersisa hanya api asmara #halah!

Bener-bener sial tujuh turunan sih si Tita ini, bapaknya korup dan divonis 6tahun penjara ((yaah meski we yakin dia cuman tumbal dari pejabat-pejabat tk atas)), ibunya harus rehab karena nggak kuat sama kasus bapaknya, adeknya malu dan akhirnya harus ngungsi ke rumah benek di desa, pacarnya yang setahun ini sama dia ngilang tanpa kabar, sabahat dekatpun menjauh entah kemana. Dan masih belom cukup, rumah satu-satunya tempat dia tinggal harus direlakan untuk mengganti rugi uang negara—yang katanya—dikorup Papanya, Tita yang jobless jadi harus mikir keras buat biaya dia sendiri, obat mama, dan segala tetek bengek yang harus dikeluarkan saat ia menjenguk Papa.

But well, tuhan memang ga kasih cobaan kalo hambanya gakuat, meskipun harus hidup 180 derajat sama kehidupan lamanya, Tita masih punya oom, sahabat yang selalu ada dan memberi dukungan, dan juga Jodik—lelaki yang sebelumnya dibenci Tita mati-matian. Bukan tanpa sebab, di Jodik ini udah tampang kaya preman, gaya ngomongnya juga preman abis, nggak ada manis-manisnya kaya Le Minerale—lah, gak lembut sama sekali deh kalo ngomong sama Tita dan semua itu bikin Tita makin kesel sama si Jodik ini. Meski gitu, si Jodik tetep ngasih uluran tangan ke Tita, dia kasih Tita kerjaan di kantornya yang sepinya kaya kuburan itu, well meskipun tiap hari Tita&Jodik ini kerjaannya berantem mele yang mengakibatkan Tita hengkang dan menerima tawaran Dido/Dodi? Siapalah, cowok brengsek dengan segala tampang dan ucapan manisnya.

Semua berjalan seperti dulu, ya Tita merasa setelah sama Dido—dido aja yah?—but then again, kebusukan Dido akhirnya terungkap juga. Hal ini yang mendorong Jodik melamar Tita lewat Papa. Akankah Tita terima? Atau justru lamaran Jodik ditolak mentah-mentah? You guys find it urself! 😂😂😂
Profile Image for Yuni.
88 reviews49 followers
January 16, 2015
Satu bintang ini bener-bener subjektif. Ya, namanya review memang pendapat subjektif tiap-tiap orang, kan? :D

Gaya Penulisan (-)

Masalah utamaku dengan buku ini: gaya penulisan yang... euhm, bukan tipeku. Seperti selalu, aku tipe pembaca yang jatuh cinta sama kata-kata yang terangkai menjadi kalimat memikat. Lebih lagi kalau kalimat itu indah sekaligus simpel dan bisa langsung menyentuh hati. Aku bakal mikir, kok bisa ya kata-kata aja bikin orang terharu? Kok bisa bikin orang marah? Intinya, buku dengan kalimat yang membuat pembacanya larut. Gaya penulisan buku ini, yaaah... gitu deh.

Ditambah dialog pointless yang bikin mendesis kayak abis makan cabe. Rasanya hati jadi pedes gitu ngebacanya.

Ditambah lagi, diksinya itu, lho...
Hal 97 => Kita lihat-lihat lokasinya biar tahu apa yang bisa kita perbuat untuk tempat ini.
Seriously, banyak kata lain yang bisa menggantikan kata perbuat yang bisa terdengar lebih wajar dan profesional.

Karakterisasi (-)

No characters development whatsoever! Si Tita ya begitu aja dari awal sampai akhir. Cewek yang... lemah tetapi juga tegar, ceria tetapi juga mudah jutek. Lha kok bisa? Selain nggak ada pengembangan, ternyata nggak konsisten juga. Kesan yang aku dapat dari Tita justru dia itu orang yang impulsive dan nggak dewasa dan nggak berpikiran luas.

I mean, dia kecewa karena pekerjaannya diberikan pada orang yang lebih berpengalaman di kantornya. Woi! Mbak ini sadar nggak sih dia newbie? Dapat kerja tanpa proses seleksi harusnya bersyukur, Mbak. Diajak ikut presentasi, disangka dijadikan pajangan. Itu, kan, proses belajar. Haish, mbak ini umur berapa, sih?

Ditambah lagi, dia terus-terusan bilang papanya dikorbankan dan itu nggak adil. Oh, come on. He was a corruptor! Titik nggak pake tapi.

Let's see, Tita....

"Papa bukan orang yang senang berbohong, bukan orang serakah, pekerja keras, peduli dengan orang lain, tak suka berfoya-foya, dan bersifat penyayang DAN nggak kuat iman PLUS nggak peduli nasib rakyat korban korupsi." Oke, ngaku, kata setelah huruf DAN tambahan dari yang nge-review.

"Tita nggak rela papa dijadikan tumbal..." kata si Tita.
Memangnya waktu tanda-tangan si Papa ini isi otaknya kosong? Masa iya tanda tangan nggak tau kalau ada mark-up harga di dalam kontrak? Mus-ta-hil!

Si Papa memang nggak ikut mencicipi uang, tapi dia melanggengkan jalan korupsi. Kalau memang orang sebaik itu, sebersih itu, mundur aja daripada korupsi. Baru, deh, percaya si Papa itu pekerja keras.

Tak suka berfoya-foya tapi tagihan renovasi sampai hampir seratus juta? Bullsh--nggak jadi.

Menurut reviewer, si Papa tetep pantes masuk penjara. Nggak kasihan sama sekali. Meski nggak ikut mencicipi uangnya, dia korupsi demi melindungi jabatan. Enam tahun aja masih kurang. Harusnya seratus tahun supaya orang-orang yang memegang hajat hidup orang banyak di tangannya, semedi di Gunung Merapi dulu sebelum sebar-sebar tanda tangan!

Ups, aduh, maap. Emosi kalo ngomongin korupsi.

Enough tentang Tita dan segala rengekannya. Let's move to the main male character: Jodik.

Jodik itu seharusnya cowok liar dan preman sadis. Dari mana? Aku nggak liat tuh. Orangnya baik, bisa bercanda gitu, dan omongannya nggak tajem-tajem amat, cuma ngena-ngena dikit lah. Tapi Jodik ini termasuk salah satu karakter yang konsisten. Dari awal sampai akhir, ya begitu-begitu aja. Konsisten abis.

Plot (+/-)

Waktu baca sinopsisnya, aku langsung "Waaah... buku ini bakalan jadi one of the greatest metropop I'll have ever read". Aku udah bayangin isinya bakalan 'penuh'. Ada banyak premise untuk itu. Setelah baca tiga lembar pertama, eng-ing-eng, believe it or not, aku udah tahu si Tita bakalan jadi sama siapa. Buku dengan plot 'penuh' yang aku harapkan ternyata berakhir 'kosong'.

Di awal-awal aja, penulis sudah ngasih tahu gimana Tita:
- Kehilangan teman eh di bab-bab awal juga langsung dapet teman. Jadinya mana struggle si Tita di urusan pertemanan?
- Kehilangan pacar dan ya udah, selesai, get over it.
Dan itu semua lewat narasi. WHAT? Padahal kalau dua masalah itu digali lebih dalam lagi dan yang pasti ditunjukkan--bukan cuma dikatakan oleh si penulis--bakalan bagus. Hh, sayang seribu sayang....

Penulis malah lebih fokus ke cerita love-hate relationship antara Tita dan Jodik yang itupun... ugh, bland.

Si Mama juga tiba-tiba membaik dan bisa muncul di acara penting di akhir-akhir cerita. Padahal kalau usaha Tita menyembuhkan penyakit psikologis si Mama digali, bisa jadi sangat mengharukan.

Trivial notes:

- Tokoh yang paling bikin aku simpati di sini adalah: Pak Amal si tukang kebun tua.
Tita bilang, Pak Amal "mau tinggal", lalu di halaman sampingnya, si penulis bilang Pak Amal "berkali-kali minta pulang". Jadinya dia sebenarnya "dipaksa tinggal", dong. Setelah itu, oleh Om Anton dia malah "dicurigai" bisa berbuat yang tidak-tidak. Pak, sabar, ya, pak... (nangis).

- Penulisan 110 miliar => seratus sepuluh, no?

- telepon di penjara? honto ni?

Ok, that's enough. Keputusan baca-baca buku lama ternyata nggak sebaik yang diharapkan. Kangen banget baca buku yang "show, don't tell" T_T

Drop your kritik n saran for me^^:
https://www.goodreads.com/story/list/...
Profile Image for Viktoria.
135 reviews1 follower
July 21, 2012
Menutup buku, dan saya puas. Mengapa? Karena dari awal, ceritanya realistis. Tidak terlalu dibuat-buat seperti kebanyakan novel metropop lainnya (bukannya menjelekkan atau merendahkan, tapi namanya novel kan suka banyak yang tidak realistis, haha).

Tokoh utama, bukan berarti selalu menjadi sorotan. Tak hanya Tita yang digambarkan memiliki beban hidup. Kedua sahabatnya, juga punya masalah yang tak bisa dibilang ringan. Bersama-sama, mereka saling menguatkan, saling mendukung. Satu lagi poin plus untuk novel ini.

Tapi nih, saya masih kurang puas sama karakternya. Yep, personality-nya si Tita . Emang sih sepanjang cerita, dia terlihat tabah dan sabar aja menghadapi semuanya. Tapi, apa saat dia masih orang kaya dia setabah itu? Kurang dijelaskan. Dan juga, karakter si sebut-saja-D. Dia termasuk tokoh yang asing dan misterius aja di mata saya, walaupun mungkin di novelnya udah dijelasin. Well, siapa itu D? ;)

Ohya, kisah cintanya. Seolah berpusat pada masalah Tita, kisah cintanya tidak terlalu diumbar dan romancenya sedikit. Yah, walaupun sedikit, tetep bisa bikin dagdigdugder lah ya. Apalagi kalo udah menuju akhir, diberikan kejutan dan twist sama Mbak Retni sehingga jadi sesuatu yang beda.

Anyway, saya merasa gaya penulisan Mbak Retni berubah. Jadi makin bagus tentunya, kalau dibandingkan dengan karya-karyanya sebelumnya. Saya salut sama riset atau apapun yang dilakukannya, untuk menulis cerita yang ada unsur hukumnya. Itu nggak mudah lho, gimana proses pengadilan dan pasal-pasal korupsi blablabla itu, sampe proses penyitaan segala. Ohya, juga latar belakang Tita yang lulusan arsitektur, diterapin juga disini, gimana dia bikin konsep rumah sampe eksekusinya pas jadi. Ohoho, sekali lagi, itu bukan hal yang mudah untuk dimasukkan ke cerita.

Rekomendasi? Tentu dong!

"Papa tahu ni nggak mudah. Tapi seenggaknya, kamu harus memenangkan kehidupanmu sendiri, Ta. Papa harap kamu nggak tenggelam dalam kesedihan. Papa ingin kamu bangkit. Kamu harus mengejar cita-citamu." (hlm.51)


“Aku jadi kembali fokus pada apa yang sebenarnya kuinginkan dan kuprioritaskan. Kamu.” (hlm.257)



http://viktoria-sharefiles.blogspot.c...
Profile Image for Saptorini.
Author 5 books12 followers
February 17, 2012
Ouw ... ouw ... surprise banget! Ini satu-satunya metropop yang saya baca yang AMAN dan BERSIH dari adegan kontak fisik utk menunjukkan romantisme cinta tokohnya. Meskipun novel-novel Retni sebelumnya lumayan minim dalam hal itu dibanding metropop lainnya (yg pernah saya baca).
Sejak pertama membaca karya Retni, dialognyalah yang menjadi magnet sehingga saya bahkan merasa kesal jika tahu-tahu sudah sampai di halaman terakhir. Pinginnya masih ada 500 halaman lagi!
Sayangnya, di novel terbaru ini dialog yang bikin gemas seperti di Pink Project atau Cinta Paket Hemat kurang dimunculkan. Mungkin ini yang menyebabkan karakter Jodik kurang kuat dibanding sosok Sangga (PP) atau Aris (CPH).

Saya menangkap karakter Jodik adalah perpaduan antara Sangga dan Aries. Saat tiba-tiba ia mengirim pesan lewat BB kepada Tita pada tengah malam dengan sedikit "intimidasi romantis", mengingatkan saya pada Sangga yang juga dengan "intimidasi romantis" nya menyuruh Puti Ranin tetap di rumah saat ia datang nanti dan menyuruhnya turun dari kamarnya dengan tegas tanpa basa basi.
Karakter Jodik mengingatkan saya pada Aris saat Jodik dan Tita berdebat dan saling mengolok.

Lalu kenapa saya memberinya 4 bintang?
Selain karena AMAN dan BERSIH itu tadi, kisah keterpurukan Tita karena papanya di penjara akibat korupsi berhasil membuat dada sesak dan pipiku basah berlinang air mata (bahasanya jadul banget yah ;))

Satu lagi, novel ini recomended banget buat pembaca yang alergi dengan adegan ciuman dan kelanjutannya apalagi seks bebas!

Jadi, sebaiknya Mbak Retni meluncurkan novel baru lagi, karena saya telah menjadi penggemarnya. *intimidasi yg nggak romantis* :D

*Ini review sementara, bisa bertambah sewaktu-waktu*
Profile Image for Delisa sahim.
274 reviews13 followers
February 11, 2012
Sebenarnya kasih bintang 3.5
Tapi karena gak ada bulatkan saja menjadi 4.

Lucu, gemas, dan gak ada romantisnya.
Itu menurutku tentang si tokoh utama Pria bernama Jodik.
Tetapi di akhirannya dibalik itu semua Jodik ini memang tidak mau berbasa-basi.
Katanya "Tidak efesien dan mubazir"

Alur ceritanya memang Mbak Retni banget.
Tidak ada basa-basi.
Tapi dinovel ini beliau tidak memberikan dua sudut pandang seperti biasa. Dan menurutku, aku lebih suka gaya bahasa Mbak Retni yang dulu. Feel tokohnya kerasa banget.

Kisahnya menceritakan Tita yang mempunyai keluarga yang dulunya harmonis menjadi berantakan, semenjak papa-nya di vonis penjara karena dituduh korupsi. Mama-nya semakin lama semakin menutup diri dari masyarakat sehingga harus dimasukan ke tempat rehabilitasi. Adiknya Nena harus pindah ke cirebon dan tinggal bersama nenek-nya.

Jodik merupakan arsitek rumah Tita yang sedang di renovasi. Karena rekening bank Papa dan Mama-nya sudah dibekukan maka Tita membayarnya dengan bekerja kepada Jodik. Karena ada beberapa masalah Tita memilih keluar. Tita langsung diajak bergabung dengan Dido. Dido membuat Tita sedikit melayang karena perhatian khususnya. Tetapi...

Baca aja,ya :)

Satu lagi perbedaan dari karya mbak Retni. Yaitu covernya. Tumben tidak berwarna putih, dari pink project sampai Dimi Is Merried cover dasarnya putihkan ? Aku pikir the next bakalan putih lagi tahu-tahunya hijau. Hihi :D
Profile Image for Putri Primasari Piliang.
5 reviews2 followers
February 13, 2012
Retni SB ini sepertinya suka sekali dengan karakter utama pria yg cuek-cuek tapi cinta, cuek-cuek tapi perhatian,diam-diam tapi butuh. Itulah yang aku tangkap dari Cinta Paket Hemat, Pink Project, Demi is Married dan hal itu sekali lagi aku tangkap dari My Partner ini.

Tidak seperti novel-novel metropop lainnya yang sangat mengumbar segala bentuk keelokan fisik dari seorang pria, di dalam novel ini tidak tertangkap olehku adanya penggambaran sesosok pangeran charming yang siap memanjakan, mencintai dan melindungi sang putri dan tak terlihat juga adanya umbaran sebuah mimpi indah. Bagiku Retni SB di dalam novelnya seolah ingin mengatakan sebuah realitas yang ada di dunia ini bahwa tak selamanya sosok Pangeran charming itu selalu diikuti segala hal yang indah-indah, dan tak selamanya yang mengikuti seorang preman itu adalah hal yang buruk.
Profile Image for Yacita Aditya.
230 reviews2 followers
May 23, 2019
Saya merasa cara bertutur penulis di kisah ini berbeda dgn cerita2 sebelumnya. Minim humor. Permainan emosi cenderung datar. Chemistry antartokoh utama jg biasa2 aja. Apakah ini karena ending cerita udh ditebak sejak awal? Gampang ditebak karena blurb di cover udh menjelaskan inti kisah ini. Atau karena kurang kuatnya karakter tokoh utama?
.
.
Di tengah2 cerita ada sih sedikit konflik antara Jodik dan Dido. Tapi ya gitu, bagi saya kurang ngena. Ribut2 Jodik dengan Tita jg ga nyampe feel-nya. Atau terganggunya psikologi mamanya Tita pasa mengetahui tuduhan korupsi suaminya, masih kurang greget. Terlalu lempeng.
Profile Image for Amel  Armeliana.
509 reviews30 followers
August 20, 2017
Eh, suka deh dengan ceritanya. Suka juga dengan tokoh Jodik disini. I gave 4 stars for this book ^^
Profile Image for Pauline Destinugrainy.
Author 1 book265 followers
September 25, 2015
Bagaimana rasanya jika ayahmu yang selama ini selalu terlihat “lurus” dalam menjalani hidup dan pekerjaan, tiba-tiba divonis bersalah dalam kasus korupsi sebesar 110 milyar? Itulah yang dialami Tita. Belum cukup kasus tersebut saja yang menimpa hidupnya, kini ibunya juga menjalani perawatan di panti perawatan jiwa, adiknya harus pindah sekolah ke luar kota karena malu, ditambah lagi pacarnya meninggalkan dirinya karena berstatus anak koruptor.

Beruntung Tita masih memiliki Om Anton, adik ayahnya yang mau membantunya, dan juga sahabatnya Sani dan Butet. Tapi Tita juga tidak bisa berharap penuh pada om-nya itu. Dia punya keluarga dan pekerjaan yang harus diurusnya. Ketika harta kekayaan yang tersisa disita oleh pemerintah untuk melunasi uang yang digelapkan ayahnya, Tita harus angkat kaki dari rumahnya. Namun Tita bukan cewek lemah. Dia berusaha bangkit dan menata hidupnya yang sudah penuh luka.

Jodik, mantan arsitek yang pernah merenovasi rumahnya, menawarkan pekerjaan pada Tita. Sebenarnya Tita juga adalah seorang arsitek, hanya saja masih fresh graduate, belum punya banyak pengalaman. Hubungannya dengan Jodik sendiri tidak bisa dibilang harmonis, meski masih bisa dikatakan baik. Tita pernah menilai buruk pekerjaan Jodik. Sementara Jodik sendiri tidak pernah bersikap manis pada Tita. Cowok itu terlihat galak, sinis, dan angkuh. Namun Tita butuh pekerjaan dan uang untuk kelangsungan hidupnya.

Seperti yang diduga Tita, dia tidak tahan bekerja bersama Jodik. Dia merasa Jodik tidak membutuhkan kemampuannya, dan hanya mempekerjakan dia atas dasar kasihan. Dodi, anak dari mantan bos ayahnya, kemudian menawarkan pekerjaan dengan gaji lumayan besar. Sikap Dodi yang bertolak belakang dengan Jodik membuat Tita kemudian memilih bekerja dengan Dodi. Meski dia agak ragu karena merasa berkhianat pada ayahnya.

Alur cerita yang mengalir, dengan dialog yang kocak serta ide cerita yang realistis adalah daya tarik dari novel ini. Di tengah maraknya kasus korupsi saat ini, membuat saya sendiri berpikir apa rasanya menjadi keluarga dari seseorang yang terkena kasus korupsi. Penulis mencoba mengangkat topik itu, dengan memilih tokoh yang “dikorbankan” demi melindungi nama-nama besar di atasnya. Kalau dilihat dari ceritanya, ayahnya Tita hanyalah korban yang dijadikan kambing hitam.

Berbeda dengan metropop lainnya, yang satu ini nyaris tanpa taburan merk atau brand. Kisah hidup glamour juga sedikit. Malah lebih banyak mengisahkan susahnya hidup di Jakarta. Rasa berbeda ini yang membuat saya menyukai karya mbak Retni SB yang satu ini. Pemilihan judul “My Partner” yang membuat pembaca akan bertanya-tanya siapa yang dimaksud dengan si partner juga akan terjawab setelah membaca keseluruhan cerita. Yang masih membuat saya bingung adalah gambar covernya. Ada cewek pake baju hitam dan berpayung merah. Maksudnya apa ya? Soalnya ga disinggung juga dalam ceritanya. Tapi, overall.. saya suka dengan novel ini.
Profile Image for Devita Natalia.
105 reviews19 followers
February 18, 2012
hua...bagus banget... >_< nggak nyesel beli novel ini setelah baca review dari Kak ijull. :)

tadinya mau kasih 4 bintang aja, tapi pas bab2 terakhir aku berubah pikiran. jadi kasih 5 bintang.. ^^

hem, ceritanya sebenernya sama dengan beberapa novel yang pernah aku baca. tapi, tetep ada hal2 lain yang membuat novel ini beda. dan jujur ini novel terkeren karangan Kak Retni.

Ceritanya tentang cewek bernama Tita yang punya beban banyak banget. dari ayah yang masuk lapas, ibu yang dirawat karena depresi, adek yang kudu pindah sekolah, rumah dan aset2nya disita. nah loh, sedih banget kan hidup Tita? Dan sialnya dia kudu ketemu sama Dido. sok bae tapi aslinya mah..ckck. Haya, rese tuh si Dido pengen gue pites. huh !!

Namun, di saat keterpurukan Tita. Tita sadar kalau ada Jodik yang ternyata aslinya perhatian banget. >_< Emank sih, Jodik judes dan tingkah laku rese banget. tapi itu semua cuma kedok. karena Jodiklah yang bener2 menjaga Tita, tanpa Tita sadari. so sweet banget kan.. :)

Intinya aku suka banget novel My Partner ini. pengen deh kalau ada novel yang ke-2nya. ceritanya tentang kehidupan Tita setelah married ama Jodik, *ngarep*

dan karakter di novel ini yang paling aku suka itu Jodik. kalau baca halaman2 terakhirnya pasti makin suka ama Jodik, romantis bo.. *menurutku* hehe..

kalau kalian mencari novel yang nggak membosankan, romantisnya pas, lucu, bisa buat senyum2 sendiri bahkan ngakak dan terlebih lagi mencari novel tentang pelajaran hidup. monggo baca novel ini... recommended !

sekali lagi 5 bintang untuk novel ini.. keren !! XD
Profile Image for Rose &#x1f4da;&#x1f339;.
536 reviews132 followers
April 18, 2012
3.5stars.

Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Itulah yang sedang dialami oleh Tita dan keluarganya. Dari hidup berkecukupan, tiba-tiba hidup Tita harus berubah 360%! Papa masuk bui karena dituduh menjadi dalang korupsi, mama masuk rumah sakit jiwa karena stress parah, dan adik Tita yang tak sanggup mendapat serangan cobaan seperti itu memilih tinggal diluar kota bersama neneknya. Tinggal Tita sendiri yang harus menghadapi cobaan berat ini. Belum lagi semenjak tersebar kabar papa Tita masuk bui, Harry, pacar Tita yang selama ini selalu 'nempel' dengannya tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi.

Review lengkapnya di : http://sikutubukuocemei.blogspot.com/...
Profile Image for Dion Sagirang.
Author 5 books56 followers
January 2, 2013
Saya membaca buku ini dari teman waktu kami barter buku, dan dia merekomendasikan My Partner dan To Tokyo To Love di tengah banyak buku metropop yg dia koleksi.

Well, pas awal-awal, biasa saja bahkan saya merasa jenuh dengan sikap Tita yg terlihat sangat lemah.
Tapi makin ke sini, saya seperti diajak bermain dan santai oleh buku ini. Sederhana, ringan dan ketika membacanya, jadi mesem-mesem nggak jelas, padahal ini buku perempuan.

Buku pertama Retni S.B. yg saya baca, dan saya tertarik dengan buku-buku yg ditulisnya (salah satunya saya suda mendapatkan Dimi is Married).
Profile Image for Hana Eka.
1,387 reviews5 followers
September 29, 2018
Bingung mau kasih bintang berapa ini buku. Biasanya kalau begini, saya buat poin kelebihan dan kekurangan dari novel tersebut. By the way, this is not my cup of book.

(+) Penulisan rapi.
(+) Latar tempat dapat dibayangkan.

(-) Alur cerita ketebak + plot hole.
(-) Karakter utama minta digampar sepanjang buku.

Baru dua halaman membaca, kening saya sudah berkerut karena sang tokoh utama. Makin dibaca makin jelas kalau tokoh utamanya belagu dan manja. Itu yang jelas tertuang dalam novel loh. Subjektivitas saya akhirnya menambahkan kata 'denial kehidupan' + Mary Sue.

(-) Penyelesaian masalah antiklimas.

Beberapa masalah yang potensial menjadi cerita seru langsung terjun bebas ke jurang ketika sang Papa menyuruh tokoh utama menikah saja... terus langsung ke adegan diajak nikah oleh lawan jenis tokoh utama. Langsung bilang 'yes' padahal sepanjang buku lawan jenis ini dihina dan direndahkan oleh tokoh utama. Diberi julukan dengan bahasa 'binatang' loh. Selanjutnya nikah. Tamat.

Antagonisnya? Ikut terjun bebas bersama plot hole menjadi antiklimas. Alias tidak muncul lagi.

Kalau jadi si antagonis yang diceritakan kaya, licik, brengsek dan punya backing hukum, mau sudah nikah atau single bukan masalah sih. Si antagonis yang punya duit (kenyataannya) bisa sewa penculik profesional buat culik anak orang. Si antagonis bisa sewa atau melakukan sendiri perbuatan kejam pada tokoh utama dan protagonis. Fitnah, pemerasan bahkan pembunuhan. Jaman sekarang bisa punya pistol kalau berduit. Tinggal 'dor' saja protagonis di rumah atau di tengah jalan pada malam hari.

Jadi malah kepikiran si antagonis kan. Si antagonis yang terlupakan ini tanpa tokoh utama masih hidup senang. Mungkin lagi liburan dan bersenang-senang di Las Vegas. :)



Profile Image for Aulia  Rofiani.
326 reviews4 followers
September 13, 2019
Manis. Tapi ya udah gitu doang.
Blurb nya udah menceritakan segalanya, sedikit menyesal bacanya, tapi yaaa gue berusaha menikmati ceritanya sih
Mungkin abis baca novel yg mengaduk-aduk emosi kali ya, jadi pas baca ini ya B aja gtu 😂
Oya, gue sempet menemukan dialog payah nih "ngantor pagi-pagi?" ditanyakan Tita ke Dido dan keadaannya si Tita lagi siap2 ngantor. Ya menurut lo aja sih Taaa? 😭
Trus agak ironis sih, di awal Tita merasa kalo Papanya itu orang jujur, tapi nyatanya Papanya bawa hp ke rutan dan Tita ngasih duit ke sipir gtu tiap kunjungan
Well, mungkin hal2 itu wajar sih. Cuma gue merasa yaaa ironis aja sih
Trus 2 bab akhir emang manis banget sih, tapi berasa usang banget formula itu wkwk
Mungkin ini novel lama kali ya dan gue nemu novel lain yg pake formula itu. Entah siapa duluan yg make, tapi lsg ketebak haha. Walaupun ga 100% bener sih, cuma bisa lsg ketebak kalo
Profile Image for Rose Gold Unicorn.
Author 1 book143 followers
December 4, 2012
Judul Buku : My Partner
Penulis : Retni SB
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2012
Tebal : 288 Halaman

“Sebenarnya waktu itu aku sedang berusaha mengingkari. Sebab kayaknya kamu anti banget padaku. Aku merasa bagai kuman. Jadi kupikir, supaya hidupmu lebih sehat dan damai, lebih baik aku membunuh keinginanku sendiri, sebelum kamu yang membunuhnya. Pengecut, ya?”

Nyesss! Bulu kuduk saya kontan merinding baca paragraph di atas. Soalnya, saya pernah bicara hal serupa tapi tak sama ke seseorang yang saya suka. Hehehe (malah jadi curcol). Kalimat di atas itu adalah kalimat saat Tita bertanya kepda Jodik kenapa kalau Jodik suka kepadanya, Jodik nggak pernah bermanis-manis dengan Tita, justru menampilkan kesan dingin dan keras terhadap Tita.

Oke, wait, wait, wait! Jodik, Tita? Mereka siapa sih? Selvi kok ngaco banget tiba-tiba cerita gitu aja tanpa menjelaskan siapa Jodik dan Tita? Hehehehe. Sabar kakak… here the stories goes…

Tita, seorang cewek usia 23 tahun yang sedang ketiban musibah bertubi-tubi. Mulai dari bapaknya yang dituduh korupsi sehingga harus masuk penjara selama 6 tahun, rumah dan segala asset milik papanya yang disita sebagai pelunasan hutang, mamanya yang harus di rehab di yayasan kejiwaan, pacarnya yang menjauhinya, dan teman-temannya yang perlahan menghilang karena nggak mau dekat-dekat dengan anak seorang koruptor. Wiw! Serem banget ngebayanginnya. Kalau saya jadi Tita, entah apa yang akan saya lakukan. Yang jelas, kehidupan Tita berubah 180 derajat. Dia harus bekerja untuk bisa menghidupi dirinya dan melunasi hutang ayahnya senilai 110 milyar. Hal itu, tentunya nggak gampang dong ya. Tapi, menurut saya, Tita masih untung nggak mesti membiayai adiknya seorang diri. Tita masih punya keluarga yang mau menolongnya. Fiuh.

Di tengah kebimbangannya mencari pekerjaan, tawaran kerja datang pada Tita. Jodik, seorang arsitek yang tadinya bekerja di rumah mereka membuat taman kecil, menawarkan bantuan untuk Tita bekerja di kantornya yang sederhana sebagai arsitek. Namun, sikap Jodik yang dingin dan kaku membuat Tita tidak betah sampai akhirnya Tita pindah kerja di kantor Dido. Di kantor barunya ini dia mendapatkan semuanya lebih. Gaji yang lebih, fasilitas yang lebih, tempat kerja yang lebih. Lebih apa? Lebih baik tentunya. Namun sayang, Dido ternyata bukan rekan kerja yang baik. Dia memanfaatkan situasi dan kondisi kehidupan Tita untuk memuaskan hasratnya. Karena kejadian itu, Tita akhirnya berhenti bekerja di kantor Dido.

Lagi-lagi Jodik datang membantu. Ia menawarkan sebuah proyek kecil untuk Tita. Di sini Tita mulai akrab dengan Jodik dan heran kenapa Jodik begitu baik pada dirinya. Ah, saya rasa pembaca bisa menebak bagaimana cerita selanjutnya. Hehehe.

***

Sudah lama sebenernya pengen baca buku ini tapi baru kesampean sekarang. Coba tengok deh kavernya yang simple dan elegan. Dengan warna hijau pucat member kesan kalem dan gambar seorang cewek berpayung. Saya pribadi sih jatuh cinta dengan kavernya.

Membuka halaman demi halaman sejujurnya saya agak skimming karena banyak dialog yang kurang menarik perhatian saya. Misalnya, saat Tita bercanda-canda dengan temannya atau saat dia digoda oleh salah seorang rekan kerjanya karena ketahuan ngedate sama sang bos. Tapi bagusnya, banyak dialog sehingga saya nggak mati bosan bacanya. Hanya menghabiskan waktu 3 jam untuk buku setebal 288 halaman ini.
Alurnya maju terus pantang mundur hehehe... dengan isu korupsi yang sudah akrab di telinga kita. Agak sinetron sih sebenernya, tapi masih dalam kadar realistis dan nggak lebay kok. Bukan cerita sampah. Sama sekali bukan!

Satu hal yang saya suka dari buku Retni SB adalah tokohnya selalu membuat saya jatuh cinta! Saya ambil contoh di novel Pink Project, saya jatuh cinta sama sosok Pring. Dan di novel ini saya jatuh cinta dengan sosok Jodik yang dewasa, cool, dan gentle. Well, tapi seperti ada satu kesamaan antara tokoh utama di novel Retni yang A dengan tokoh utama di novel Retni yang B ; sama-sama menampilkan sosok cowok yang awalnya jutek, judes, kaku, dingin, ternyata menyimpan sejuta cinta yang hangat di dalam hatinya. Seperti khas novel Retni yang lain, yang menyorot kehidupan satu profesi dalam setiap bukunya, kali ini Retni menulis tentang arsitektur. Kebetulan nyambung dengan jurusan kuliah saya jadi saya lumayan menikmati bacanya.

Endingnya? So sweet abis! Surprisingly!Membuka mata saya banget bahwa beneran lho sehabis badai hujan pasti akan ada pelangi. Aduh, Tuhan itu Maha Adil deh. Walaupun nggak sampai bikin saya menitikkan airmata tapi sukses membuat saya merinding dan dada agak sesak.

Berikut adalah salah satu percapakan antara Tita dan Jodik yang bikin aku merinding dan seketika pengen ketemu cowok kayak Jodik. Muehehe…

“Tapi kamu bisa , ya, secara sepihak ngomongin soal lamaran ke Papa tanpa perlu nanya-nanya aku dulu. Padahal itu kan urusan hidupku?” Tanya Tita.

Jodik nyengir.

“Yang namanya melamar itu kan artinya meminta, bukannya bikin kesepakatan. Jadi nggak perlu nanya kamu dulu. Papa dan kamu kan bebas kasih jawaban. Bisa menerima, bisa menolak.” (hal. 254)


Oh iya. Tokoh Jodik ini awalnya agak ngeselin juga. Diem. Kaku. Ngomongnya ketus. Nggak asik buat dijadiin partner deh pokoknya. Jadi wajar kalo di awal cerita saya sendiri nggak yakin apakah nanti Tita bakal jadian sama Jodik apa nggak. Sempat terkecoh juga ternyata saya.

“Aku masih nggak ngerti. Bisa-bisanya kamu melamar cewek yang bukan pacarmu.”
“Aku nggak pengin pacaran. Aku pengin menikah. Supaya lebih leluasa ngapa-ngapain.” (hal. 255)


See? Siapa coba yang nggak luluh dengan sikap cowok yang gentleman kayak gitu? Gawd! Haha. Tapi kita perlu sadar juga, kehidupan nyata apa iya bakal seindah dalam cerita di atas? Kayaknya nggak juga deh. Muehehe.

3 dari 5 bintang. Karena saya suka aja (ga pake banget) dengan ceritanya.
46 reviews2 followers
December 1, 2018
Heeeeyyy ini bagus banget loh, kenapa underrated yaaaa dibanding novel-novel receh keluaran w*ttp*d? (Sorry, no offense)
Bahasa penulisnya mengalir, dan aku suka banget sama tokoh-tokohnya yang karakternya kuat. Aku suka banget sama penulis yang cerdas dan matang, bisa dilihat dari caranya bercerita dan pengetahuan-pengetahuan yang terselip di dalamnya. Dan mbak retni ini salah satunya. Padahal ini buku pertama dari mbak retni yang aku baca. Novel ini sweet dan sukses bikin aku melting, padahal fokus ceritanya ga di bagian cinta-cintaannya, juga tanpa skinship yang berlebihan, tetep bisa bikin senyum-senyum sendiri. Suka banget pokoknya! Oh iya satu tokoh yang mencuri perhatianku adalah Butet. Asli favorit deh dia bikin ngakak terus~
Profile Image for Ten Alten.
61 reviews2 followers
October 8, 2021
Pas baca blurb dan bagian awal, aku udah bisa nebak gimana jalan ceritanya. Bahasanya enak, alurnya juga enak. Tapi kurasa masih banyak hal yang bisa dieksploitasi untuk jadi lebih gereget lagi. Misal bagian interaksi Tita dengan Jodik, dengan mamanya, dengan Dido, bahkan nggak ada sama sekali tentang nenek dan adiknya (Nena).

Ku paling suka sama Jodik, nggak harus banyak bicara, tapi semua beres. Sayangnya, nggak semua yang nggak diomongin itu bisa dingertiin pembaca.

Dido sebenernya asyik juga pas karakter awal, tapi perubahan karakternya kayak agak maksa gitu. Trus juga nggak bahas masalah kasus papanya Tita. Suka deh pokoknya baca ini. Humornya dikit dan receh emamg buatku, tapi ini emamg buat bacaan ringan doang.
Profile Image for Leila Rumeila.
989 reviews30 followers
August 16, 2023
Apa wajar kalau gue menganggap teleponan sama bapak kandung tapi pake "muah2an" itu suatu hal yg inappropriate and weird?
Scenennya sih cuma sekali, tapi sukses buat gue ilfeel sama buku ini.

Romancenya juga engga berhasil di gue.
Transisi karakter utamanya (duh, gue bahkan udah lupa namanya) ketika pindah dari 1 hati ke lainnya engga smooth dan terlalu maksa.

Penyelesaian konflik korupsi dari bapak si karakter utama (yg masih belum gue bisa inget namanya, lol) engga tuntas.
Dan gue jadi berpikir konflik tersebut cuma jadi hiasan, kalaupun dihilangkan dan diganti misal kedua orangtuanya meninggal alurnya juga bakalan sama aja.

*Listened the audiobook by Storytel*
Profile Image for Valentines Risma.
70 reviews8 followers
February 22, 2020
8/20 for 2020 Reading Challenge

Premis awal bagus dan menarik, ayah tersandung kasus dan ibu yang terkena gangguan mental. Tapi setelah dibaca makin ke belakang, kenapa malah jadi cinta-cintaan klise gitu ya. Padahal kalau mau ngulik kisah tentang kesulitan yang dihadapi ayah atau ibunya Tita, pasti menarik banget.

Karena alur ceritanya yang benar-benar di luar ekspektasi dan menyia-nyiakan premis yang udah bagus banget, aku kasih bintang 2 aja ya :(
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Riez Chiwi.
163 reviews
July 5, 2023
Suka banget sama ini novel.
Berawal dari kemalangan yang bertubi-tubi bisa ditutup dengan ending yang manis banget. Saking manisnya sampai senyum-senyum sendiri.
Dan emang lebih suka cerita yang tipe cowo yang suka duluan apalagi tipe tsundere begini. Duh bikin meleleh.
Profile Image for dee.
36 reviews
October 31, 2022
no words jodik is the sweetest 🥹

google play long story short and sweet nothing by taylor swift!!!!
Profile Image for nasya.
779 reviews
November 7, 2023
Jalan ceritanya lumayan, walau di awal sempet sebel sama sikapnya Tita ke Jodik, kayak centil gitu hahaha. Walau di endingnya kaget, karena mereka tiba-tiba menikah, tapi lucu juga ya, wkwk.
Profile Image for sasa .
65 reviews1 follower
July 1, 2025
Ternyata begini gambaran 'remaja' 23 tahun, labil yahh wkwkwk.

Mengenai bagaimana penulis bikin dialognya Dido yang pakai 'gue elu' kenapa rasanya kurang smooth, jadi nggak nyaman bacanya.
lalu, berapa kali penulis juga memakai kata 'rehab' yang merujuk pada situasi perbaikan/merombak bangunan tapi kenapa aku ngerasanya lebih cocok pakai kata 'renovasi' 😫🙏🏻 atau emang di dunia arsitektur dipakainya begitu ya.

Kenapa tetangganya Jodik yang suka ngasih kue itu ngga dimunculin lagi, padahal pengen tau gimana reaksinya pas tau Jodik nikah. Si Dido juga ngga diupdate dia gimana akhirnya.
Profile Image for Dani Noviandi.
229 reviews16 followers
July 12, 2012
Buku kesekian dari Retni SB yang telah saya baca. Jadi ketularan ngefans ama mbak Retni gara-gara istri banyak beli bukunya beliau. Terbukti, emang bagus kok. Ceritanya gak cengeng, gak neko-neko, dan yang paling penting realistis dan seru!

Kali ini buku terbarunya berjudul My Partner. Dari awal sampai 7/8 buku masih tidak terjelaskan, siapakah My Partner yang menjadi judul dari buku ini. Tapi ini tidak masalah, sebab sebenarnya rekan-rekan kita yang berkerjasama dan berinteraksi dengan kita bisa disebut partner. Mungkin tidak partner dalam arti kawan baik, namun tetap saja sah untuk disebut partner. Seperti Tita, seorang anak orang kaya yang akhirnya ayahnya terganjal kasus korupsi. Awalnya, buku ini laiknya buku-buku karya John Grisham, bertemakan hukum dan menceritakan tentang seluk beluk pengadilan dan hukum. Tentang MK, PK, kebusukan dunia hukum dan perpolitikan, semua bercampur di bab-bab awal. Nah, ayah Tita kena imbas dari kasus korupsi ini. Yang padahal, sepengetahuan Tita, ayahnya sangat jauh dari kesan seorang koruptor, bahkan kehidupannya pun tidak neko-neko walaupun orang kaya. Maka sangat mengherankan ketika hakim menjatuhkan vonis bahwa ayah Tita bersalah atas kasus korupsi sebesar 110 milyar rupiah. Tita yang shock atas vonis tersebut menjadi lebih shock ketika vonis lebih lanjut dari pengadilan, mengharuskan ayah Tita membayar ganti rugi sebesar 110 milyar tersebut. Habislah semua harta keluarga Tita, belum lagi ibu Tita mengalami shock, sehingga harus masuk panti rehabilitasi jiwa. Disinilah peran partner muncul, Butet dan Sani berperan sebagai partner Tita sebagai teman yang menyemangati Tita. Om Anton berperan sebagai satu-satunya keluarga yang mengurusi tetek-bengek pengadilan ayah Tita.

Kehidupan Tita berubah total, dari hidup enak-enakan dan mewah, sekarang dia harus bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sempat bekerja pada Jodik (arsitek yang membangun rumah keluarga Tita), namun ia bermasalah dengan sikap Jodik yang arogan. Keluar dari kantor Jodik, Tita diterima kerja di kantor Dido. Dido ini sendiri ialah anak dari atasan ayah Tita yang seharusnya ikut terkait dengan kasus korupsi ini, namun tetap bebas, karena sokongan dana terhadap permainan belakang. Tita bertahan agak lama di kantor Dido, sebelum suatu kejadian merubah hidupnya, sehingga mengubah pandangan Tita terhadap Dido 180 derajat. Untunglah di saat masa sulit ini terjadi lagi, Jodik kembali menawarkan pekerjaan kepada Tita, sekaligus menawarkan perlindungan dan hati bagi Tita.

Nice ending from this book. Endingnya mungkin agak terlalu mudah ditebak, namun kelihaian Retni SB mengaduk perasaan di bagian-bagian akhir buku ini sangat layakk diacungi jempol, brilian. Coba saja baca bagian ending sebelum si partner memberi kejutan, dijamin sukses menitikkan air mata. Kelihaian dan pengetahuan Retni SB tentang dunia hukum dan arsitektur pun patut diacungi jempol, dan bagaimana dia mampu mengubah suasana dan setting buku dari setting hukum menuju setting arsitektur, sangat manis, sehingga seolah-olah pembaca ditawarkan dua suasana berbeda yang mampu nge-blend dengan baik. Belum lagi kehidupan dan jalan cerita Tita yang seolah-olah real, memang sudah menjadi cerita yang umum di kehidupan sehari-hari. Bagaimana kejamnya dunia sogok-menyogok di Indonesia, sampai kisah cinta yang memang benar-benar bisa terjadi di dunia ini.

Bagi penggemar metropop maupun kisah cinta, saya rekomendasikan buku ini. 5 of 5 stars!
Profile Image for Uthie.
326 reviews76 followers
September 26, 2012
Sebenarnya 3,5 bintang....

Setiap orang pasti pernah mendengar petuah "kehidupan itu bagaikan roda. Kadang berada diatas, namun pasti akan datang masanya untuk berada di bawah." Itulah yang dialami Tita. Sebagai anak sulung dari dua bersaudara tiba-tiba ia harus memikul tanggung jawab besar. Membiayai keluarga sementara ia sendiri belum punya pekerjaan karena baru lulus kuliah.

Papa tiba-tiba menjadi tersangka kasus korupsi dan saat ini harus mendekam selama enam bulan di penjara menanggung perbuatan yang tak dilakukannya. Mama yang depresi melihat kondisi Papa terpaksa harus dirawat di panti perawatan. Nena, sang adik, mogok sekolah karena malu menerima ejekan sebagai anak seorang koruptor. Pada siapa Tita bisa bersandar? Om Anto, adik Papa, sudah mendapat surat peringatan dari kantor karena terlalu sering absen dari pekerjaannya untuk membantu keluarga Tita. Rumah satu-satunya tempat berteduh, harus disita negara guna membayar ganti rugi. Sahabat masa kuliah mendadak amnesia dan tidak mengenalnya lagi. Pacar? hilang tanpa jejak sejak Papa ditetapkan sebagai tersangka korupsi.

Dengan bantuan Jodik, kenalan Papa sejak lama Tita melewati semuanya. Tapi ternyata Jodik menyimpan maksud dalam tindakannya. Ia menagih balas atas semua bantuannya dalam bentuk yang tak terbayangkan Tita.

Namanya juga metropop. Tentu saja ceritanya dikemas dengan ringan. Tak terkecuali buku ini. Ringan dan tanpa konflik yang terlalu berbelit-belit. Penokohannya pun tak terlalu banyak. Pekerjaan sebagai arsitek yang dilakoni kedua tokoh utama pun tidak lantas membuat buku ini sarat dengan istilah-istilah arsitektur yang asing bagi orang yang awam akan dunia arsitektur.

Jujur saya agak terkejut saat membaca buku ini karena dalam buku ini kontak fisik antara tokoh utama cewek dan cowok cukup minim. Sulit untuk menemukan hal yang seperti itu. Belum lagi karakter tokoh yang ditampilkan, sangat menghormati kedua orangtua dalam porsi yang tidak berlebihan sehingga karakter-karakter tokohnya tidak too good to be true.

Kutipan yang saya sukai dalam buku ini yang (juga) jarang saya temui di buku-buku sejenis ini, yaitu :
"Kalau pacar cuma bikin stress, mungkin suami bisa bikin tenang dan aman." (p. 244)

"Aku nggak pengin pacaran. Aku pengin menikah. Supaya lebih leluasa ngapa-ngapain." (p. 55)


Tentang cover, covernya sederhana saja. Ilustrasi cewek berpayung merah. Tapi entah kenapa saya kurang sreg dengan covernya yang seperti menegaskan sosok wanita karirer yang mapan, yang bisa diinterpretasikan sebagai perwujudan dari Tita. Tapi masalahnya Tita 'kan digambarkan sedang kerepotan menghadapi segala cobaan yang datang tak berhenti, agak tidak tepat rasanya bila sosoknya digambarkan sebagai wanita mapan. Ya sudahlah... mungkin interpretasi saya yang berlebihan [image error]. Yang pasti saya tidak kapok membaca tulisan-tulisan mbak Retni SB yang lain.
Profile Image for Rizky.
1,067 reviews87 followers
November 1, 2012
Hidup Tita benar-benar hancur seketika, hanya seperti helaan nafas, satu per satu masalah mendera. Seperti kata pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Bahkan lebih dari itu. Papa yang divonis korupsi dan harus mendekam dipenjara selama 6 tahun, Mama yang tidak bisa menerima keadaan akhirnya depresi dan mendekam di panti rehabilitasi kejiwaan, Adik satu-satunya yang harus mengungsi di rumah neneknya, pacar menghilang begitu saja tanpa kata “putus”, sahabat yang begitu dekat malah menghindarinya. Rasanya hidup menjadi lebih susah lagi, Tita harus menerima kenyataan semua aset keluarga disita untuk mengganti kerugian negara,termasuk rekening pribadi yang dibekukan, mobil hadiah ulang tahunnya hingga rumah yang ditinggalinya.

Untunglah, dibalik semua masalah itu masih ada Om Anton, adik papanya yang selalu mendampingi walau tinggal jauh di Samarinda dan harus bolak balik Jakarta, dan 2 sahabatnya Sani dan Butet yang selalu memberikan dia semangat dan kekuatan. Tita pun harus berusaha mencari pekerjaan, karena dia butuh uang tidak hanya untuk hidupnya sendiri, namun juga untuk biaya rumah sakit Mama dan uang pelicin agar papanya aman hidup di lapas.

Dan datanglah sesosok pria, seorang arsitek yang dulu merenovasi rumah Tita. Tita yang awalnya kurang suka kepada Jodik, akhirnya setuju bekerja dengan Jodik yang membuka usaha kecil-kecilan orderan arsitektur dirumahnya yang merangkap kantornya. Jodik yang dingin dengan pribadi yang blak-blakan membuat Tita sering sakit hati dan tidak nyaman.

Hingga tawaran teman di masa lalunya, Dido cowok keren yang ternyata anak dari atasan papa Tita datang untuk bekerja di kantor developernya. Tawaran yang begitu menggiurkan bisa bekerja dengan proyek-proyek besar dan rekan kerja yang baik, namun ternyata ada udang di balik batu. Dido tidak seperti yang Tita pikirkan, dia hanyalah cowok yang ingin memanfaatkan Tita, mengambil keuntungan dari Tita. Untunglah itu tidak pernah terjadi, Tita berhasil lolos dari tipu daya Dido.

Ternyata Jodik sudah mencintai Tita sejak awal, dia sengaja bersikap sinis dan dingin hanya untuk menutupi rasa sayangnya kepada Tita. Dan seperti apakah akhir kisah Tita? Bisakah Tita kembali bangkit dan hidup bahagia? Ataukah hidup akan lebih berat lagi?

Ini novel kedua penulis yang kubaca setelah “Metamorfose Oase”, dengan gaya penulisan yang mengalir, membuat setiap halaman itu tidak membosankan. Belajar banyak dari sosok Tita yang tidak menyerah dengan keadaan. Walau orang-orang yang disayangin malah terpuruk, untunglah masih banyak orang yang sayang kepadanya. Dan hidup tidak akan selamanya berat, dan itu menjadikan Tita pribadi yang lebih kuat. Badai pun pasti berlalu. Bukankah Tuhan menguji umatNya tidak akan melebihi kemampuannya?
Profile Image for Dian Putu.
232 reviews9 followers
December 15, 2014
Siapa yang tahu seperti apa hidup kita esok hari? Hanya Tuhan yang tahu.

Begitulah hidup Tita. Dia yang awalnya hidup bergelimang harta, tiba-tiba menjadi orang yang nggak punya apa-apa. Papanya masuk penjara karena tuduhan korupsi. Mamanya harus di rawat di rumah sakit jiwa karena depresi. Adiknya melarikan diri ke rumah neneknya karena tak kuat menghadapi keadaan. Rumah, mobil, tabungan juga semua aset keluarganya sudah disita pemerintah.

Tita benar-benar nol besar.

Untung masih ada Oom Anton yang berdiri di belakangnya, dan ada Sani juga Butet yang menemaninya. Sebenarnya, juga ada Jodik si arsitek yang pernah merenovasi taman rumahnya. Si Jodik yang karyanya pernah dihina Tita. Dia malah memberi Tita pekerjaan.

Sebenarnya Tita nggak menyukai sosok Jodik yang menurutnya kayak preman pasar, omongannya sinis, dan nggak pernah ramah dengannya. Namun, mengingat dia masih punya hutang pembayaran renovasi taman pada Jodik, Tita menerima pekerjaan itu.

“Bukankah cinta bisa tumbuh di hati siapa saja, tanpa peduli soal predikat dan situasi perang? Siapa bisa mengatur supaya cinta memilih tempat tumbuh?” – hlm. 101



Sosok Dido muncul. Dia adalah anak pimpinan papa Tita. Jelas, mengingat siapa Dido, si anak orang yang ikut andil dalam kehancuran keluarganya, Tita merasa enggan berhadapan dengan cowok ini. Tapi, Dido selalu hadir membawa angin segar bagi Tita. Termasuk saat Tita keluar dari kantor Jodik karena pekerjaannya merasa tak dihargai, Dodi-lah yang menyediakan Tita pekerjaan baru.

Terkadang, yang terasa lezat belum tentu berakhir menyenangkan. Dan, yang sebaliknya, bisa jadi membuat terkejut. Dia yang tampak tak membuat berselera, ternyata sesuatu yang akhirnya membawa kabar gembira. Ya, itulah yang akhirnya Tita temui dalam hidupnya.

“Tak bijak berlaku keras pada orang yang berusaha bersikap baik pada kita, bukan?” – hlm. 129



Jodik bukan seperti yang Tita kira. Banyak hal yang tidak Tita tahu tentang masa lalu Jodik dan Papanya. Masa lalu itulah yang awalnya membuat Tita marah. Tapi, Jodik selalu bisa mengatasi semuanya. Termasuk mengatasi Tita.

Baca selengkapnya >> http://dianputu26.blogspot.com/2014/1...
Profile Image for Sulis Peri Hutan.
1,056 reviews295 followers
May 5, 2015
read more: http://www.kubikelromance.com/2012/04...

"Mengapa dia tak boleh lari menyerah? Siapalah dia tanpa harus bisa sekuat Superman? Dia kan hanya seorang Tita, gadis muda yang terbiasa hidup nyaman aman damai. Mana mungkin dia bisa tampil gagah perkasa dengan senyum lebar jika di belakangnya ada Papa yang mendekam di lapas selama 6 tahun, membayar kerugian negara 110 milliar, membayar denda tiga puluh juta rupiah subsider tiga bulan kurungan. Mama bermata kosong di Panti, Nena yang lebih berani untuk rapuh duluan, Om Anton yang sudah berkali-kali dapat surat peringatan, nenek yang tak bisa banyak membantu karena ketidakpahamannya soal carut marut dunia hukum, Harry yang bisa mencampakannya seenaknya, Vio dan Lala yang hengkang menjauh. Jodik yang sedang membuat invoice, Pak Amal yang harus digaji, biaya operasional rumah yang harus dibayar tiap bulan, perutnya yang harus diberi makan tiap hari, mobil yang harus diisi."

Itulah masalah besar Tita setelah ayahnya masuk penjara. Hanya Sani dan Butet yang setia menemaninya. Oh ya ada juga Junot yang diam-diam selalu mengawasinya, menawarinya pekerjaan tapi Tita menganggap dia tidak berguna di perusahaan kecil yang baru dirintis Junot itu. Dia malah lebih memilih tawaran Harry untuk bekerja di perusahaan besarnya dengan tempat yang mewah dan gaji yang wah, namun ada udang di balik rempeyek sikap baik harry tersebut.

Setelah kecewa dengan novel sebelumnya Dimi is Married, saya berharap banyak sama novel ini, tapi ternyata sama saja. Udah nggak asing lagi sih sama tema yang diambil, jatuh miskin karena sang ayah dituduh korupsi lalu ada pangeran yang diam-diam memperhatikan dan datang membantu. Saya suka karakter Junot, kelihatannya cuek tapi menaruh perhatian yang besar terhadap orang yang dicintainya. saya juga suka usaha Tita untuk bangkit karena keterpurukan yang dialami keluarganya, dia tidak tinggal diam dan langsung mencari pekerjaan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Covernya! Satu lagi yang saya suka dari buku ini, untuk judulnya, saya paham waktu baca di akhir-akhir cerita kenapa diberi nama My Patner :)

3 sayap untuk Junot yang seorang arsitek :p
Displaying 1 - 30 of 101 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.