Call her Donna or Angela, she might respond with a smile. This Indonesian writer divides her time juggling to make ends meet, writing, balancing her attention between her partner (Isman H. Suryaman) and children, managing the household, and of course, occasionally sipping earl grey tea to keep her sane. She has written twenty books so far, popular fiction, in Gramedia Pustaka Utama (GPU). Her newest book, Candrasa, is published in August 2017.
Her passion for new experiences propels her to seek new chances to meet more people. Enthused for fresh inspirations, she longs to join multicultural events, collecting data and broadening her horizon.
She claims to be unique, independent and strong. She dreams and imagines a lot. "But what is love, and what is life, if you do not let yourself live?"
Buat yang suka nulis, ada niatan buat nulis, mau jadi penulis, WAJIB baca buku ini! :D Seriously this book so amazing. Buku kedua puluh Primadonna Angela ini berbeda dari buku-buku karya teh Donna sebelumnya. How To Be A Writer merupakan buku 2 in 1. Terdiri dari dua bagian, fiksi dan nonfiksi. Buku ini menghibur sekaligus mendidik. Pelajaran yang kita ambil tidak hanya dari bagian fiksi, tetapi juga bagian non fiksi dengan penjelasan lebih mendetail.
Pada bagian fiksi kita dibawa bagaimana perasaan si tokoh yang bernama Zoya. Zoya yang bercita-cita menjadi penulis seakan-akan 'terjatuh' ketika melihat hasil yang diberikan oleh guru B.Indonesia pengganti yang tidak biasanya dia dapatkan dari guru B.Indonesia-nya yang sedang cuti hamil. Usaha yang dilakukan oleh Zoya itu lah yang diceritakan oleh teh Donna dibagian pertama ini. Yang pasti sih alur cerita disini maju dengan sudut pandang orang pertama. Sehingga berasa kita sendiri yang mengalaminya.
Pada bagian nonfiksi kita diberikan materi dan tips-tips menulis. Sebenarnya beberapa dari tips ini pernah dibahas oleh teh Donna di sharing #NulisYuk di twitter. Bagian kedua ini seperti rangkuman materi #NulisYuk yang lebih lengkap penjabarannya :D Pada bagian non fiksi ini, gaya bahasanya tidak menggurui. Teh Donna lebih berbagi pengalamannya. Pada bagian ini juga diberikan contoh-contoh dan latihan-latihan sehingga kita dapat mengembangkan diri. Banyak hal yang bisa diperoleh dari bagian ini.
Ketika semalam mulai membaca buku ini, rasanya tidak ingin berhenti. Mungkin karena menyukai menulis, buku ini sangat menginspirasi. Tidak terasa dalam waktu 3 jam saja buku ini telah selesai dibaca. Ada beberapa bagian dari buku ini yang dapat menjadi penyemangat. Quote itu mungkin dapat ditulis dimanapun sehingga menjadi moodbooster. ;)
This is one of my favorite quote at this book:
There is NO Correct way to write. If you write using a certain way and it works, then perhaps it's the BEST way for you. - Primadonna Angela -
Sebenarnya dulu (2013 kalau enggak salah) saya beli buku ini karena teman saya ikut jadi endorse-nya gitu, hehe. Komentarnya dimasukkan ke dalam buku sebagai testimonial. Karena doski sering banget ngomongin Donna (rasa-rasanya dulu saya pernah liat cuitan Donna di Twitter ketidakterlalusukaannya pada embel-embel "mbak" di depan. Kalau ternyata saya salah liat atau [mbak] Donna sudah berubah pikiran maaf ya huehehe) akhirnya saya beli juga. Serprais! Paruh pertama buku ini berisi semua cerita remaja! Tentang seorang gadis yang ingin menjadi penulis karena guru Bahasa Indonesianya sering sekali memuji-muji tulisannya. Eee tahu-tahu waktu guru pengganti datang karena guru yang biasa cuti hamil, tulisan gadis itu dilepeh mentah-mentah oleh guru pengganti ini. Malah siswa lain, yang si gadis anggap enggak mengerti tulis-menulis sama sekali, mendapat nilai A. Kan, kampret.
Dari novelet itulah pembaca disuguhkan pula sebuah realita yang amat mungkin terjadi pada siapa pun yang ingin menjadi penulis: keluarga yang tidak mendukung, penolakan yang bikin sakit hati, dan tamparan keras "tulisan kamu tuh enggak seberapa bagus". Ending noveletnya pun bikin ngakak. Saya enggak akan kasih spoiler, 'tapi cukup tahulah Zoya - tokoh utamanya - ditampar karma dan realita bolak-balik. Dan menyelipkan sebuah pelajaran: seorang kreator bukanlah apa yang ia kreasikan.
Untuk paruh kedua saya rasa tidak ada yang terlalu istimewa: tips-tips menulis mulai dari yang paling dasar seperti apa niatmu menulis sampai apa yang harus dilakukan ketika naskah sudah selesai. Saya rasa untuk tips-tipsnya sendiri tergolong biasa saja karena ... ya, memang tips menulis ada apa lagi, sih? Pada dasarnya ya kalau tips soal menulis paling itu lagi itu lagi: jangan lupa riset, jangan lupakan apa motivasimu menulis, perbanyak bacaan, konsisten dengan tulisan, dan tulis, tulis, tulis. Kalau topiknya udah beda semisal, "tips mendesain kover untuk novel" atau "tips menerbitkan novel melalui agen" atau "tips mengirimkan naskah ke penerbit tanpa merasa malu setengah mampus dan berharap kamu mati aja karena berani-beraninya kamu pikir naskah macam itu bakal dilirik penerbit???" mungkin bisa lebih bervariasi.
Di Prakata pun Donna mengatakan, karena banyak yang sering bertanya-tanya tentang dunia penulisanlah ia menulis buku ini. Personal motivation aside, (alias, orang menginginkan kebijaksanaan dari sosok Yoda dalam orang yang mereka kenal/idolakan) bisa jadi beberapa penanya yang memotivasi Donna menulis HOW TO BE A WRITER sebenarnya menginginkan jalan pintas: gimana caranya aku jadi penulis tanpa benar-benar mendedikasikan hidupku untuk menulis? Believe me, such people exist. Ketika kamu udah melahap semua tips menulis yang mungkin dituliskan, kamu mulai berharap ada tips yang bikin kamu bisa menulis tanpa harus menulis (dan tidak melibatkan ghost writer). Saya tahu, karena saya salah satu manusia laknat itu. HAHAHA.
"Kita nggak bisa memaksa orang mendukung semua keinginan kita. Saudara dan teman, bahkan keluarga terdekat, tidak dapat kira harapkan untuk menyemangati kita dalam menulis. Jalan sebagai penulis tidak selalu mudah, dan musuh terbesar adalah keragu-raguan. Sekaligus sulitnya memotivasi diri sendiri. Tapi kalau mau jadi penulis ya, kita harus bisa, tidak ada pilihan lain. Hanya kamu yang bisa, hanya kamu yang dapat menentukan akan mau terus menulis atau berhenti di tengah perjuanganmu."
Another bitchslap for me, though. Totally recommended for a writer-wanna-be. 9/10!
Love this book--really! Selain karena ini ditulis dari sudut pandang orang pertama yang membuatku merasa jadi Zoya--si tokoh utama dan sedikit dialognya, isinya juga sangat menginspirasiku untuk melanjutkan menulis. Sudah berbulan-bulan naskah-naskahku terbengkalai dan hanya satu-dua yang selesai. Aku juga surprised dengan biodata penulisnya. Tanggal lahirnya sama denganku, tinggal di kota kelahiranku, dan dia juga banyak menyukai hal2 yang sama denganku. Intinya, buku ini recommended banget apalagi buat remaja yang suka menulis tapi mengalami hambatan (kayak aku). Gave this book five stars (or more if can) :)
Novel How to be a Writer ditulis oleh Primadonna Angela dan diterbitkan Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama tahun 2012. Novel ini bergenre teenlit atau sastra remaja. Karena termasuk sastra remaja, maka ceritanya mengangkat tokoh atau permasalahan di kalangan remaja. Tebalnya sekitar 231 atau 232 halaman.
Novel How to be a Writer ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berisi tentang cerita novelnya dan bagian kedua adalah tips-tips menjadi penulis dari awal menulis naskah hingga selesai lalu dikirim ke penerbit. Pada bagian pertama berisi tentang Zoya Zinnia, seorang remaja perempuan yang suka menulis dan merasa tulisannya bagus sehingga gurunya yang bernama Bu Molly memuji tulisannya. Hingga suatu ketika Bu Molly harus cuti dan digantikan oleh Bu Selma yang selalu mengkritik tulisan Zoya dengan tajam sehingga Zoya kesal dan benci pada guru pengganti itu. Namun hal itu tidak mematahkan semangat Zoya untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuan menulisnya karena ia ingin menjadi seorang penulis seperti penulis kesukaannya, Andita Letta. Pada bagian kedua dijelaskan tips-tips menulis mulai dari niat, cari motivasi, menulis sebagai hobi atau profesi, hal yang ingin disampaikan, menggagas ide, zona nyaman, ide yang solid, latar, karakter, konflik, perlihatkan suasana, akhir yang manis, mengatasi writer's block, menerbitkan naskah, tips menulis, kesimpulan, dan penutup.
Novel ini cukup menarik buatku karena selain terdiri dari cerita terdapat juga tips-tips menulis. Ilustrasi sampul bukunya juga menarik dan pemilihan warnanya bagus. Ada yang membuatku agak tidak nyaman saat membaca buku ini yaitu perbedaan spasi antar katanya. Selebihnya sih baik.
Beberapa kalimat yang kusukai dari novel How to be a Writer ini adalah sebagai berikut:
- "Apa kata salah satu penulis kesayanganku? Perbanyak membaca dan menulis, juga latihan, untuk meningkatkan kualitas tulisanmu." Angela (2012, hlm. 36)
- " Janji adalah janji, kata orangtuaku, dan yang membedakan mereka yang konsisten dan pedulian dengan yang tidak, adalah seberapa banyak janji itu ditepati." Angela (2012, hlm. 57)
- " Hm, betapa mudahnya orang berjanji kemudian melupakannya begitu saja." Angela (2012, hlm. 58)
Novel How to be a Writer ini kurekomendasikan untuk teman-teman online yang menyukai genre fiksi terutama teenlit.
How to be a Writer berisi dua bagian besar. Bagian pertama menceritakan tentang Zoya Zinnia yang sangat pede dengan bakat menulisnya dan berambisi untuk mengikuti jejak Andita Letta, idolanya. Namun hal ini seakan tidak ada artinya di mata Bu Selma, guru pengganti Bu Molly yang sedang cuti hamil. Bagaimana tidak? Karya Zoya selama ini selalu dielu-elukan oleh Bu Molly namun berbeda 180 derajat di mata Bu Selma yang menganggap karya Zoya biasa aja.
Nah pada bagian kedua, dijelaskan beberapa tips untuk pembaca yang ingin menjadi penulis. Berikut hal-hal yang dijelaskan di bagian dua buku ini:
1. Awali dengan niat 2. Cari tahu motivasimu 3. Menulis sebagai hobi atau profesi 4. Apa yang ingin kamu sampaikan 5. Menggagas ide 6. Ciptakan zona nyamanmu 7. Mulai dengan ide yang solid 8. Ayo menulis! 9. Latar 10. Karakter 11. Konflik 12. Show, don't tell 13. Akhiri dengan manis 14. Mengatasi writer's blockitis 15. Menerbitkan naskah
Overall novel setebal 229 halaman ini sangat padat dengan bahasan yang mudah dipahami. Berisikan fiksi tapi bahasanya berbobot, berisikan tips tapi tidak terkesan menggurui melainkan hanya sharing pengalaman oleh penulis. Semoga buku ini mampu menjadi tonggak tumbuhnya penulis-penulis baru yang lebih canggih dalam berkarya.
Satu pesan dari Primadonna Angela: “There is NO correct way to write. If you write using a certain way and it works, then perhaps it’s the BEST way for you.”
Jadi, menulislah karena ingin, karena itu adalah panggilan hidupmu. If Primadonna Angela said “break some pens,” I’ll say BREAK SOME RULES! Haha definitely going to use this book as my creative writing bible :)
Em, jadi pertama saya kasih bintang satu buat covernya yang baguuuuussss banget. Karena covernya, saya embat buku ini meskipun saya harus 3 hari engga dikasih uang jajan *kasihan*. Kedua, saya kasih bintang 3 karna yang ngarangnya mba Primadonna Angela jadi isi bukunya bener bener berkualitas + membantu banget. Ketiga saya kasih 1 bintang lagi buat ending cerita s Zoya yang bener bener surprise buat saya. Bener bener engga nyangka ternyata Bu Selma itu adalah Selma Anditta Letta alias Penulis motivasinya s Zoya. Jadi buat yang bercita cita jadi penulis tapi engga kesampaian *seperti saya heu* WAJIB sekali baca buku ini ! =) Secara garis besar buku ini terdiri dari 2 bagian. Yang pertama tentang s ZZ alias Zoya Zinnia yang bercita cita pengen jadi penulis. Dia tuh udah dipuji puji sama bu Molly. Eh, lagi melayang layangnya s Zoya itu ternyata Bu Molly hamil trus cuti. Digantiin sama Bu Selma. Pandangan pertama Zoya sama Bu Selma tuh serem abis! Katanya Bu Selma itu payah, engga bisa dandan, ngritiknya pedas pula. Naskah yang dikerjain dipoles dengan sabar sama si Zoya dkritik abis abisan karna risetnya kurang. EH, ternyata si Zoya nyadar setelah dia ngurus anak tetangganya si Todi *yang menurut gue gila bawel+rese banget anak itu* risetnya jadi berangsur rangsur membaik. Trus ceritanya si Zoya ini mau talk and show sama Andita Leta eh ternyata ya si Andita Leta teh Bu Selma. Ya itulah ending yang mengejutkannya. Kalo sisanya penulis ngejelasin cara cara gimana menjadi penulis. Itu tuh berguna banget tau! Saya aja jadi kehilangan penyakit writer's blocking.
Seperti apa yang diharapkan semua pembeli & pembaca How to be a Writer ini, tentu harapan mereka ingin memotivasi diri mereka sendiri, mendapatkan ilmu lebih rinci tentang dunia kepenulisan dari one of best-selling authors in Indonesia dengan kemasan yang berbeda, saya juga berharap yang sama, tentunya! :D
Setelah membaca #ResensiPilihan dari @Gramedia yang ditulis oleh @IchyFitri tentang buku ini, ternyata buku ini seperti kopi, 2 in 1. Gabungan antara fiksi dan nonfiksi! Dan setelah menyimak pelajaran #NulisYuk di Twitter yang diadakan Ci Donna, well, saya makin penasaran saja.
Membangkitkan mood, membakar semangat, menambah ilmu adalah poin penting bagi saya terhadap buku ini, hehe. ;)
Jujur saja, setelah membaca beberapa karya Ci Donna (separuh lebih) saya suka dengan judul dan kover yang catchy, serta bahasa yang dituturkan penulis. Mengalir lancar, kreatif, dan mengeksekusi penggunaan sudut pandang "aku" dengan baik seakan kita yang menjadi si karakter yang menjadi sorotan, terutama Kintaholic. :D
Tapi, saya tidak mau egois, hehe. Dengan buku ini juga, mudah-mudahan akan terlahir penulis2 muda yang bertalenta dan memiliki percaya diri yang tinggi di negara zamrud khatulistiwa ini dan remaja mau lebih berusaha juga lebih kritis dan PD dalam memperjuangkan apa yang mereka inginkan. ^^
Buku novel How To Be A Writer ini ditulis oleh Primadonna Angela, seorang penulis yang namanya sudah tidak asing lagi di dunia tulis-menulis di Indonesia. Donna sudah menulis puluhan buku novel fiksi remaja maupun dewasa yang semuanya sudah laris di pasaran. Dengan karya terbarunya How To be A Writer ini, Donna mengajak kita semua untuk mengintip bagaimana caranya dan membagikan jurus-jurus rahasianya menjadi seorang penulis yang baik. Tentu saja kita harus punya kepercayaan diri. Tetapi bukan berarti kita berpuas diri, melainkan tetap harus menerima kritik dan saran, bukan? Bagaimana caranya menangani kritikan yang muncul? Nah, tokoh Zoya dalam buku ini menerima dan menghadapi tantangannya.
Alur cerita yang menarik dengan bahasa yang ringan membuat novel ini sangat mengasikkan untuk dinikmati. Plus, ada berbagai tips untuk menjadi penulis yang tidak boleh dilewatkan. Buat kamu yang bercita-cita menjadi penulis, buku ini benar-benar bisa menjadi panduanmu untuk berkembang dan meraih mimpi menjadi seorang penulis. Ketekunan dan kreatifitas pasti akan membantu kamu untuk membuat naskah tulisanmu menjadi sesuatu yang membanggakan dan disukai banyak orang. Buat kamu calon penulis hebat, novel yang penuh ide dan tips ini tidak boleh kamu lewatkan!
Kenapa saya memberi bintang lima? Karena dari buku ini saya dan semua orang bisa belajar bagaimana proses untuk menulis. Bukan hanya cerita yang ada di buku ini, melainkan ada pesan yang disampaikan. Berguna banget! Bagi orang yang kadang suka memandang sebelah mata tentang menulis, mungkin harus membaca buku ini. Kenapa? Bukan menyuruhnya untuk menjadi penulis, tapi untuk lebih menghargai penulis. Dengan membaca buku ini, mereka tidak akan lagi bilang 'hanya' menulis. Karena menulis bukan sekedar 'hanya'. Menulis memerlukan sebuah pemikiran dan imajinasi yang tinggi. Kita juga harus bisa menyatu dengan karakter yang kita tulis. bagaimana mengusahakan cerita itu runut sampai akhir. Bagaimana menghilangkan penyakit yang kerap kali menjalar di diri seorang penulis -Writers Blockitis. Angkat empat jempol deh buat mbak Primadonna Angela :) Satu lagi yang aku suka dari mbak Primadonna Angela. Bahasanya.
Diawali dengan "studi kasus" tentang Zoya, buku ini menggambarkan masalah-masalah umum penulis juga calon penulis.
Sebetulnya, intinya sama dengan buku-buku "How to" lainnya. Karena memang intinya, semua teori tentang kepenulisan "tampak"nya sama. Yang membedakannya adalah penulis tidak sekedar memberi tahu teorinya, tapi juga memberi contoh sekaligus bercerita sedikit tentang pengalamannya di bagian teori itu.
Dari sisi font, saya suka. Sebab, font-nya nggak umum. Dan saya suka covernya.
Karena buku ini lebih "tipis" dibandingkan dengan buku-buku "How to" lain dan lebih berisi, membaca buku ini seakan-akan membuat kita berpikir dan berpikir positif bahwa menulis itu sangatlah mudah :D *nggak tahu kenyataannya mah :P*
Buku ini dapet langsung dari tangan penulisnya dua bulanan lalu dan baru saya baca sekarang :)
Isinya terdiri dari dua bagian, fiksi dan non-fiksi. Namun kedua-duanya sama, bercerita tentang dunia tulis-menulis.
Saya suka gaya bertutur penulisnya. Kelihatan sekali kalau sist Dona ini sudah profesional dalam dunia per-teenlit-an. :D
Cuma, sebagai buku how-to, buku ini sama sekali kurang 'nendang'. Terlalu umum. Mungkin karena jaman dulu saya sudah pernah melahap buku 'panduan menulis' yang lebih greget seperti Mengarang Itu Gampang (Arswendo), Menulis Cerita Pendek (Jacob Sumarjo), Buku Sakti Menulis Fiksi (ANNIDA), What's Your Story? (Marion Dane Bauer) dan tips-tips menulis kreatif di blognya A.S Laksana.
Atau, mungkin karena faktor U? Karena buku ini sepertinya memang ditujukan buat para abege, sementara saya sudah expired.
Buku ini terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama merupakan cerita fiksi yang menceritakan tentang Zoya yang belajar nulis lagi karena karyanya dikritik oleh gurunya, Bu Selma. Padahal selama ini, Zoya yakin dia udah cukup baik dalam menulis.
Sedangkan, bagian kedua merupakan cerita non-fiksi yang menceritakan tentang step-step untuk mulai menulis. Seperti menentukan latar belakang, karakter, konflik, pesan yang ingin disampaikan, dsb.
Suka sekali sama buku ini karena bisa banget buat ngajarin kamu kamu yang masih baru belajar nulis. Bahasa dan cara menceritakan buku ini juga mudah dimengerti :)
Saya benar-benar tidak cocok dengan cara Mbak Donna bercerita. Saya hampir melewatkan separuh dari cerita fiksi pertama. Awalnya, saya berharap mendapatkan pelajaran berharga tentang menulis dari Mbak Donna. Namun ternyata saya cukup kecewa mendapatkan pelajaran 'umum' tentang menulis meskipun tak dipungkiri saya mendapatakan sedikit gambaran menulis teenlit. Sukses Mbak Donna, saya menunggu karya greget Anda yang merupakan Profesional Writer. Mungkin ini hanya masalah selera :)
Secara keseluruhan buku ini cukup lumayan. Cukup kaya akan diksi.
Bagian pertama: Berupa cerita yang mengalir tapi agak membosankan. Endingnya pun mudah ditebak karena dibuat sederhana.
Bagian kedua: Buku ini cukup baik sebagai referensi belajar menulis, karena kita diajarkan step by step. Bagi pemula maupun yang ingin serius menulis. Karena memang ada teori dan tips praktis yang bisa langsung dipraktekan.
Langsung , tanpa basa basi. Baca bagian kedua. Jujur, belum sama sekali baca ceritanya zoya. hehehehe ... Dan , nice ! Berguna banget buat penulis baru yang punya banyak kendala dalam menulis. Trims tips2nya tante donna ;;)
kendala aku skrg tingga mengatur waktu menulis. (maklum masih masa SMA, yg super sibuk dengan tugas-tugas)
teenlit is not my type.. bagian keduanya tetang menulis lumayan lah, untuk pemula yang ingin nulis buku. Hanya dia menyadarkan saya bahwa yang saya lakukan kemarin2 itu dalam membuat kerangka buku, ternyata memang begitu metode umumnya hehe.
Buku ini tak hanya memuat tips how to be writer, tapi juga memuat novel pendek tentang remaja yang ingin jadi penulis. Saya menikmati membaca buku ini, novelnya kocak (boleh juga kalau dibuat lanjutannya) dan tips2nya disampaikan dengan bahasa yg santai. Intinya cintai menulis dan lakukan...
Ceritanya segar, lucu, menggelitik, dan menginspirasi. Cocok deh buat para penulis pemula. Banyak cara dan teknik dipaparkan di sini. So, bagi yg mau jadi penulis, nggak ada salahnya baca buku ini ^^,
recommended untuk kalian yang bercita-cita sebagai penulis! Berisi cerita menarik dan tata cara memulai sampai menyelesaikan sebuah karya tulisan. Bagus!
bukan cangkir tehku, udah nyoba baca dulu berkali-kali siapa tahu cocok, ternyata belum. nggak cocok sama self-thoughts karakter utamanya yang terlalu banyak dan over.