Jump to ratings and reviews
Rate this book

Bibir dalam Pispot

Rate this book
Lewat buku kumpulan cerpen ini, selain menyuguhkan kisah-kisah menarik dalam seuntai cerita, Hamsad juga ingin berbagi pengalaman kepada pembacanya tentang bagaimana proses cerpen-cerpennya lahir. Misalnya, bagaimana sesungguhnya kisah di balik kemunculan cerpen "Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu?", yang oleh F Rahardi diakui telah menarik perhatian masyarakat lantaran kemampuan Hamsad mendekati tema itu dengan cara yang kreatif. Salah satu jawabnya: Imajinasi liar! Setelah itu baru mencari pembenaran yang bisa menopangnya.

"Saya juga bisa mengarang dari nol. Tidak ada ide. Misteri penciptaan akan datang di saat kita mencipta," begitu kata sang pengarang. Dan, kepiawaian Hamsad menggambarkan kehidupan rakyat kecil dalam sebuah tuturan yang indah, menarik dan menggugah emosi pembaca, harus diakui telah menempatkan dia sebagai satu di antara sedikit cerpenis garda depan Indonesia saat ini.

174 pages, Paperback

First published January 1, 2003

58 people are currently reading
736 people want to read

About the author

Hamsad Rangkuti

18 books42 followers
Cerpen-cerpennya dimuat dalam berbagai harian dan majalah dalam dan luar negeri. Beberapa cerita pendeknya diterjemahkan dalam bahas Inggris dan Jerman.

Kumpulan cerpennya yang telah terbit adalah Lukisan Perkawinan (1982), Cemara (1982), Sampah Bulan Desember (2000) dan Bibir dalam Pispot (2003).

Novel pertamanya Ketika Lampu Berwarna Merah merupakan pemenang sayembara penulisan roman Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1981.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
118 (27%)
4 stars
158 (36%)
3 stars
111 (25%)
2 stars
27 (6%)
1 star
18 (4%)
Displaying 1 - 30 of 65 reviews
Profile Image for gieb.
222 reviews76 followers
December 30, 2009
dahulu, saya pernah jatuh hati dengan kata-kata. makanya saya suka buku. terutama buku cerpen. sebab untuk membaca buku semacam itu tak memerlukan banyak jeda. satu buku yang masih tersisa adalah buku ini. ya, hamsad rangkuti. seperti para sastrawan 'tua' lainnya. hamsad rangkuti paham benar bahwa bagi seorang sastrawan -juga yang lain- kata adalah sebuah keniscayaan. praktis, hanya dengan kata kita menangkap dunia. seperti sajak subagio sastrowardojo ini:

Asal mula adalah kata
Jagat tersusun dari kata
Di balik itu hanya
ruang kosong dan angin pagi


buku ini adalah pengembaraan abstraksi sebuah dunia. sebagai abstraksi, tentu buku ini hasil sebuah analisis. menjelang proses abstraksi, sebuah benda diurai ke dalam aspek-aspeknya, tak lagi kita temui dalam totalitasnya. Dari sini, konsep lahir. inilah yang bikin saya termehek-mehek dengan kumpulan cerita dalam buku ini.

hampir semua yang membaca buku ini, pasti ingat dengan satu cerita ini: maukah kau menghapus bekas bibirnya di bibirku dengan bibirmu? hmm, rangkaian kalimat judul ini begitu menegaskan sebuah hasil analisis, abstraksi, identifikasi, dan pembedaan. kalimat ini berpretensi untuk dikontruksikan. sebagai penanda yang berangsur-angsur membentuk peristiwa.

kenapa tiba-tiba saya menikmati baca cerita pendek ya. mungkin kejadian yang singkat sebenarnya adalah sebuah usaha untuk melawan rotasi waktu. ketika sebuah perjalanan menegaskan jarak yang akan ditempuh. sebuah cerita pendek bisa membuat perjalanan itu tidak terlalu membosankan. dari cerita-cerita pendek pun bisa menjadi cerita-cerita panjang. yang tentu punya peluang untuk membosankan. tapi inilah hidup. yang membosankan bisa jadi adalah yang paling sering kita lakukan. rutinitas yang mengajak kita akrab dengan kelaziman. pada sisi lain, cerita pendek bisa menjadi pemecah kesuntukan.

kira-kira begitu. barangkali.

saran saya: baca dan belilah buku ini ketika kehidupan senantiasa merenggut apa saja. pecahkan rutinitasmu. wujudkan anomalimu.

jabat erat,
gieb.


Profile Image for Imas.
515 reviews1 follower
May 1, 2013
Saya jatuh cinta dengan buku ini, jatuh cinta dengan kata-katanya dan menyempatkan membacanya bukan hanya sekali dua. Salah satu buku favorit saya yang paling berkesan. Hamsad Rangkuti memang juara.
Profile Image for Aya Canina.
Author 2 books44 followers
February 7, 2018
akhir-akhir ini memang saya memilih buku kumpulan cerpen sebagai bacaan, sebab cerpen bagi saya seperti pemaparan peristiwa dengan ringkas dan emosionil, dan 'kumpulan cerpen' berarti ada berbagai macam emosi yang saya dapat dari beragam peristiwa yang tersaji dalam satu buku. begitupun dalam buku kumcer Hamsad Rangkuti yang pertama kali saya baca yang diterbitkan tahun 2003 ini (saat itu saya masih anak ingusan kelas 3 SD).

akhir-akhir ini juga, ketika saya hendak membaca buku, saya berkomitmen untuk membaca kata pengantar atau pendahuluan atau prolog (jika ada) sebelum masuk ke bagian inti, sebab nyatanya itu penting untuk memberi gambaran cerita yang akan saya lahap. dan saya pikir, tujuan dari adanya kata pengantar atau pendahuluan atau prolog ini adalah untuk membangun impresi pembaca. kata pengantar di buku kumcer ini menarik dan cukup panjang, yang diberi tajuk Imajinasi Liar dan Kebohongan (Proses Lahirnya Sebuah Cerpen) . sesuai tajuknya, kata pengantar ini bercerita bagaimana proses kreatif seorang Hamsad Rangkuti mengawali perjalannya sebagai seorang penulis bersejarah Indonesia dan bagaimana ia menelurkan banyak karyanya. jawabannya adalah: kejadian sehari-hari. sungguh, kata pengantar ini sangat membuka wawasan saya tentang cerita dibalik 16 cerpen dalam buku ini. lucu, menggelitik, menggemaskan.

memang jika dipikir-pikir lagi, dengan penulis memaparkan latar belakang karyanya di awal, imajinasi saya jadi terbatas, karena sebenarnya beberapa cerpen membutuhkan tafsiran lebih lanjut mengenai pesan dan inti cerita yang ingin disampaikan. seperti pada cerpen Lagu di Atas Bus, Dia Mulai Memanjat, dan Saya Sedang Tidak Menunggu Tuan!. saya punya tafsiran sendiri, tapi tenang saja, tidak akan saya jabarkan di sini. kau harus menikmatinya sendiri dulu. namun ternyata, hal tersebut tidak menjadi masalah besar, sebab Hamsad berhasil membawa saya menikmati setiap alur yang ia sajikan tanpa pemilihan diksi yang aneh-aneh. cerita-ceritanya memang perihal keresahannya akan apa saja yang ia lihat dan dengar di kesehariannya. saya bisa merasakan kegelisahan si maling yang terpaksa menelan kalung yang ia curi dalam cerpen Pispot. saya bisa merasa begitu kasihan dengan Nyak Bedah, si penjual nasi uduk yang kelabakan di tengah jaman modern dalam cerpen Nyak Bedah. saya juga tak bisa menahan tawa ketika membaca kisah Fuad yang berjumpa dengan kawan-kawan lama di desa tempat tinggalnya sepulang merantau dari negeri orang dalam cerpen Teka-Teki Orang Desa

mereka begitu sederhana. cerita-cerita yang lahir dari pengamatan peristiwa sehari-hari yang dikemas atas imajinasi liar dan menghasilkan cerita yang ciamik.

sstt..... sepanjang ulasan ini saya tidak membahas satu judul cerpen Hamsad yang katanya sungguh menarik dan dibicarakan dimana-mana. ialah Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu . ya, memang menarik bahkan dengan membaca judulnya saja sudah bergairah, bukan? tidak, saya tidak akan berbicara apapun mengenai cerpen ini. kau harus menikmatinya sendiri dulu.
Profile Image for Faris Toyyib.
25 reviews
March 30, 2025
pertama, cerita yang paling saya suka dalam kumcer ini tentu "maukah kau menghapus bekas bibirnya di bibrku dengan bibirmu", tapi bagian awalnya saja (wartawan yang berciuman dengan perempuan yang ingin menghapus semua kenangan kekasihnya); bagian keduanya (mahasiswi 20-an yang menjalin percintaan dengan sastrawan yang terpaut umur 2 kali lipat umurnya dan setiap pertemuan mahasiswi itu ingin menghapus bekas kekasihnya dengan sastrawan bau tanah) tidak, seolah melompat begitu saja. yang kedua cerita "pispot", yatu pencuri kalung yang tidak mengaku telah menelannya. ia dipaksa makan pepaya, pisang, dan obat pecahar. tanpa diketahui setiap kalung itu keluar dari dubur, ia langsung menelannya kembali, sementara polisi, saksi, dan korban tak menyadari itu. singkat cerita ketika, saksi mencabut kesaksiannya, si pencuri meminta maaf, mengaku sambil tersedu-sedu menceritakan bahwa kesasiannya tidak keliru. ia memang mencuri kalung itu, namun menelannnya setiap keluar dari dubur.

saya mungkin tidak menyukai gaya menulis ala hamsad rangkuti yang begitu sederhana. itu membuat saya merasa ketika membaca beberapa ceritanya terasa hambar, seperti sedang menelan air sebelum saya benar-benar haus. saya kira hamsad memiliki kesamamaan dengan tohari dalam kesedehanaannya, tapi jika saya harus memilih, saya pilih tohari. saya tampaknya berada di posisi seperti yang diungkap agus noor dalam pengatar buku ini "genearsi pembaca hari ini, yang mungkin lebih terpesona pada gaya bahasa dan teknik bercerita, akan menganggap[nya].... kuno." Judul pengantar noor "kesederhanaan cerita yang (tetap memesona)". Monon maaf, saya setidaknya pada sebagian besar cerita belum menemukan pesona itu.
Profile Image for Aldila Sakinah Putri.
83 reviews
October 8, 2022
"Begitu imajinasi dituturkan ataupun dituliskan dan didengar atau dibaca orang lain, kita telah menciptakan kebohongan-kebohongan kepada orang lain." Halaman 176

Menilik cerita-cerita pendek tahun delapan puluhan sangat menarik. Di buku ini ada 16 judul yang semuanya pernah terbit di media massa dari tahun 1979 hingga 2003.

Ada perbedaan pada gaya bercerita, di mana perulangan kalimat kerap dilakukan tidak seperti cerpen-cerpen saat ini. Namun, tetap saja endingnya selalu di luar dugaan. Ciri khas cerita pendek koran-koran ibukota.

Sebut saja "Petani itu Sahabat Saya" di halaman 81 dan "Wedang Jahe" di halaman 113 yang membuatku terpingkal-pingkal.

Favoritku "Antena" dan "Saya Sedang Tidak Menunggu Tuan!" yang menceritakan tentang dosa hingga kematian, membuatku tidak bisa tidur karena terlalu memikirkannya. Entah, aku selalu suka dengan cerita kematian sekaligus yang membuat gelisah tiap malam.

Pada akhirnya setiap penulis akan punya ciri khas masing-masing, seperti Hamsad Rangkuti yang dikenal menggambarkan kisah sederhananya dengan cara yang kreatif.

"Suatu hari semua kita akan pulang. Kita semua tahu itu. Tapi semua kita belum siap. Selalu begitu. Belum siap untuk mati." Halaman 189
Profile Image for Biondy.
Author 9 books234 followers
August 3, 2012
Kumcer yang menarik. Walau saya agak kurang ngeh sama pemilihan judul kumcernya sih. Cerita-ceritanya banyak yang aneh dan kurang saya mengerti. Untungnya si pengarang mau berbaik hati menjelaskan ide cerita-cerita dalam kumcer ini di bagian prakatanya.

Saya rasa alasan saya kurang menangkap esensi kumcer ini terletak pada fakta bahwa saya bukan termasuk golongan yang "nyastra" banget. Saya lebih memilih kisah yang menekankan hubungan emosional antar manusia, mengambil unsur fantasi di dalamnya, atau menunjukkan makna yang gamblang, ketimbang cerita dengan pengertian yang agak berputar.

Profile Image for Andris Sambung.
39 reviews3 followers
March 9, 2018
Bibir dalam Pispot adalah kumpulan cerita kedua yang saya baca dari karya Hamsad Rangkuti, yang pertama adalah kumpulan cerpen Panggilan Rosul. Membaca beberapa kumpulan Cerpen Bibir dalam Pispot merupakan sesuatu yang menyadarkan saya tentang beberapa hal yang sering luput dari penglihatan, saya beri contoh dalam Cerpen yang berjudul Lagu di atas Bus, kita diberi suatu adegan bagaimana nasionalisme mulai pudar karena ego dari dalam diri terlalu besar, metafor yang dipakai adalah sebuah bus yang notabene adalah sebuah kendaraan untuk menuju suatu tempat yang sama.
melihat bahwa suatu karya adalah cerminan dari keadaan masyarakat yang sesungguhnya saya sepakat dengan itu, kita bisa melihat itu dalam cerpen Nyak Bedah dan Petani itu Sahabat Saya., kita bisa melihat realitas bahwa orang-orang betawi mulai tergusur dari kampunnya lantaran tanah mereka banyak dijual kepada para investor yang tertuang secara tersirat dalam cerpen Nyak Bedah. Lantas begitu dengan keadaan masyarakat yang mengikuti Program Transmigrasi, bahwa program itu merupakan pemerataan kemiskinan karena banyak orang yang mengikuti program tersebut tak kunjung sejahtera, dalam kaitannya dengan hal ini cerpen Petani itu Teman Saya adalah sindiran halus untuk kita menjadi sadar akan realita yang ada. melihat bahwa Hamsad begitu fasih terhadap isu-isu yang akan membuat kiat tersentak bahwa hal ini sudah menjadi nyata dan bukan fiksi semata. Cerpen Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu menurut saya pribadi adalah perayaan patah hati paling romantis. Semoga Lekas Pulih Pa Hamsad
Profile Image for Lamersky.
14 reviews
August 23, 2025
salah satu kumcer terbaik. selama ini cuma baca cerpen-cerpen hamsad rangkuti yang tersebar di internet. baru kali ini kepikiran membacanya utuh. ternyata mantap. saya kurang setuju dengan pendapat agus noor (saya membaca versi baru yang diterbitkan basabasi) yang bilang kalau generasi sekarang (mungkin maksudnya para milenial ke bawah) mungkin tak bakal suka dengan gaya penceritaan hamsad. saya malah bertanya-tanya, kok saya malah suka sekali. memang beberapa cerpen punya judul yang terasa kurang menarik (kecuali cerpen "maukah kau menghapus bekas bibirnya di bibirku dengan bibirnya"--ini judul yang dahsyat), tapi setelah membaca satu-dua paragraf, saya langsung tersihir masyuk ke dalam setiap ceritanya. hamsad juga bukan penulis yang tergolong "nyastra"--bedakan dengan korrie layun rampan yang narasi-narasinya membikin mulas. sebaliknya, narasi hamsad terasa sangat lugas, deskriptif, urban, dan sering disusupi nada ironis. cerpen-cerpennya di buku ini yang ditulis 30-40 tahun lalu barangkali akan sangat mengganggu penulis-penulis hari ini.
Profile Image for Lina Maharani.
270 reviews15 followers
December 28, 2020
'tidak semua ynag kita rencanakan bisa kita selesaikan...'

'jangan hidup seperti lilin, mengorbankan damar utk nyalanya. orang2 itu masing2 ada tempatnya. Jgn dipaksakan. Perekcil resiko kalo tdk bs tdk bisa menghindarinya...'

'suatu hari semua kita akan pulang. kita semua tahu itu. Tapi semua kita belum siap. Selalu begitu. Belum siap mati. Itulha sebabnya kita berdoa, biar diberi umur oleh Allah...'

- - -
Membaca cerpen2 Hamsad Rangkuti terkadang seperti membaca kepingan kehidupan sekitar. Terasa sangat biasa dan apa adanya. kehidupan menjadi begitu biasa saja bagi mereka yang terbiasa, tapi tidak bagi orang lain yang tak pernah mengalami hal serupa. Dalam cerpen2 ini kepingan kisah menjadi pelengkap untuk kita melihat bahwa hidup memang tak pernah baik-baik saja. segala permasalahan yang digambarkan oleh Hamsad adalah suatu nukilan keseharian yang mungkin biasa tapi siapa tahu bisa jadi luar biasa bagi orang lain.

secara keseluruhan, saya suka kumcer ini. :)
Profile Image for kemmm.
35 reviews2 followers
August 6, 2019
Awalnya, dalam penceritaan cerpen, setidaknya untuk mengambil minta pembaca, saya beranggapan bahwa kita dituntut untuk memiliki kemampuan untuk bercerita yang lihai. Sesederhana apapun cerita tersebut, kuncinya berada di teknik bercerita, sedangkan sisanya hanya tambahan. Ternyata anggapan saya salah. Dalam cerpen Alm. Hamsad Rangkuti ini kita tidak akan menemukan hal-hal seperti itu. Dengan imajinasi yang liar, semua tampil begitu sederhana. Dari pengamatan Alm. Hamsad Rangkuti dapat mengelolanya dengan begitu liar, ada hal yang menarik yang membuat kita selalu terpana dari semua cerita yang ada, dan begitu mudah teringat akan cerita-ceritanya. Alm. Hamsad Rangkuti sangat cermat dengan isi dari cerita-ceritanya, ia paham betul dengan segala hal yang terjadi.
Profile Image for Shendi C.
Author 1 book
March 20, 2020
Prakata dalam cerpen ini membantu untuk menjelaskan cerita cerita di dalamnya, saya bersyukur membaca dulu prakata tersebut, setidaknya saya mengerti tentang cerita cerita yang akan disampaikan. selebihnya cerpen ini dalam bagian tertentu sulit untuk saya mengerti, inti dari permasalahannya, namun cerita maukah kau menghapus bekas bibirnya di bibirku dengan bibirmu? bagus sekali dan imajinatif saya seolah olah membayangkan jadi lelaki itu yang bertanggung jawab untuk menhapusnya, menarik.

Meskipun pendapat saya pribadi buku ini terlalu banyak mengukuhkan dan meng agung agungkan kepenulisan dari Hamsad Rangkuti dan perdebatannya dengan Taufik Ismail mengenai kebohongan dalam karya sastra,tapi y cukup fair. mungkin bagi penulis yang sudah senior, itu perlu.
Profile Image for Anggraini.
43 reviews1 follower
March 18, 2018
Cerpen yang dijadikan judul buku agaknya tidak terlalu "wow" karena pada intinya bercerita tentang hubungan percintaan seorang penulis laki-laki berusia 55 dengan perempuan muda berusia 22. Pantas lah kalau saya beri bintang lima karena gaya penuturan Pak Hamsad sanggup menggiring saya kepada kenangan akan masa lampau, masa dimana saya pernah menghabiskan waktu sekolah dasar di sebuah perpustakaan kecil yang koleksi buku-bukunya memiliki gaya penuturan yang hanpir sama purbanya. Dalam buku ini, cerpen yang berjudul Antena dan Saya Tidak Menunggu Tuan! Menjadi favorit saya karena sarat makna dan kesan moral yang mendalam
Profile Image for Agung Wicaksono.
1,086 reviews17 followers
June 14, 2020
Kumpulan cerpen dari Hamsad Rangkuti bisa dibilang mengambil kisah dari kehidupan sehari-hari. Kalau dilihat sekilas, kisahnya cukup sederhana, tapi dengan kreativitas yang dimiliki olehnya, maka kisah sederhana tersebut bisa diolah lebih mendalam dan konflik yang bagus. Seperti yang dikatakan sendiri oleh Hamsad di pembukaan buku ini, ia mendapatkan inspirasi untuk menulis cerpen dari mengamati keadaan sekitar.
Profile Image for Ditadelia.
178 reviews2 followers
April 3, 2025
Pak Hamsad Rangkuti merupakan cerpenis senior yg karya-karyanya langganan dimuat di Kompas. Tidak mengherankan, sebab cerpen-cerpennya mampu menggambarkan keadaan sosial masyarakat secara dekat dan apa adanya.
Walaupun judul buku ini cukup menggelitik, pun begitu pula dengan isi cerpennya, namun secara keseluruhan cerpen2 dlm buku ini lebih mengangkat isu-isu sosial di masyarakat (kemiskinan, ketimpangan sosial, dsb).
Ahh..sepertinya aku butuh lebih banyak membaca karya-karya beliau..
Profile Image for Fauzi Karo Karo.
22 reviews
July 1, 2019
Isi kumpulan cerpennya edan-edan, liar, dari sebuah ide yang sederhana bisa menjadi cerita yang luar biasa diakhir, bisa buat kamu senyum-senyum sendiri karena patahan endingnya. Favorit cerita, Lagu di Atas Bus cerita yang sederhana tapi di kemas luar biasa, isinya ada toleransi, nasionalisme, budaya sampai kritik fasisme.
Profile Image for Putri Anna.
40 reviews11 followers
November 19, 2023
3.6

Saya suka diksinya yang sederhana dan setiap cerpen punya twist/kick yang menghibur.

Cerpen-cerpen yang paling berkesan bagi saya:
- Pispot
- Teka-teki Orang Desa
- Wedang Jahe

Menurut saya, lima cerpen terakhir tidak seasik cerpen-cerpen sebelumnya. Membosankan. Kesederhanaan seperti cerpen-cerpen sebelumnya hilang.
Profile Image for Galih Surya.
66 reviews
May 12, 2025
Buku ini merupakan kumpulan cerpen yang ditulis dengan gaya bahasa lama. Tidak seperti penulisan gaya modern, untuk mengerti apa yang dimaksud anda butuh kesabaran saat membaca setiap detailnya. Sistematis sekaligus mendidik.
Profile Image for Fachri.
5 reviews
Read
July 30, 2020
rekomendasi buku ini berassal dari podcast kejar paket pintar. Judulnya yang nyentrik diawal jadi daya tarik
5 reviews
February 1, 2021
Selalu suka dan takjub sama orang-orang yang bisa bercerita dengan hal sederhan tapi dikemas dengan baik ❤️🤟
8 reviews
January 20, 2022
Malam adalah malam, kegelapannya senantiasa abadi, tetapi yang menyertainya tidak selalu abadi.

Hukuman untuk Tom dan saya sedang tidak menunggu tuan!!! adalah dua cerpen favorit.
Profile Image for Dewi Sanovsa.
6 reviews
March 29, 2022
Teka teki cara gajah masuk kulkas kutemukan di sini dan juga tentang kehidupan sosial yang seakan memang benar adanya. Kumcer yang bikin mood membaik.
Profile Image for William Bradley Christianto.
38 reviews
June 3, 2022
Amanat sebagian cerita dalam buku ini dapat saya peroleh dengan mudah. Gaya realisme Hamsad Rangkuti-lah, bagi saya, yang membantu saya menemukan amanat di tiap-tiap cerpennya.
Displaying 1 - 30 of 65 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.