Dalam sebuah kuliah filsafat di perguruan tinggi negeri, seorang dosen memulai kuliahnya, "Untuk belajar filsafat kita harus netral. Karena itu, agama kita simpan dulu di lemari. Kalau kita tetap menggunakan dasar agama kita, berarti kita tidak objektif dan ilmiah."
Juga, ketika gempa bumi terjadi, sebagian ilmuwan berpandangan bahwa ini semata-mata soal lempengan, tidak ada keterlibatan Allah di situ. Mereka seakan-akan "haram" menyebut bahwa gempa terjadi atas kekuasaan Allah.
Begitulah, keahlian kaum liberal mensekulerkan ilmu-ilmu agama. Mereka juga aktif melakukannya melalui dekonstruksi syariah, penggugatan otoritas terhadap wahyu dan metode hermeneutika. Yang paling dikhawatirkan ke depan adalah lahirnya sarjana-sarjana bidang keagamaan yang tidakk lagi menyajikan kebenaran agamanya. Tapi, memelintir tafsir Al Qur'an. Sarjana syariah justru anti-syariah. Padahal, merekalah yang nantinya menempati pos-pos strategis dalam pemerintahan maupun kemasyarakatan.
Buku yang ada di tangan Anda ini, banyak berbicara tentang Islamisasi sains; mulai dari proses, konsep ilmu menurut Islam, sejarah, pandangan ulama, perkembangan Islamisasi sains di Indonesia, serta upaya kaum liberal mendestruksi Islam melalui ilmu. Tak pelak, buku ini layak Anda miliki.
Buku ini sungguh luar biasa, membuka wawasan tentang pentingnya Islamisasi Sains pada kehidupan. Kita ketahui Teori Sains saat ini di dominasi oleh kehidupan ala Barat, sehingga dari hal tersebut menjadikan suatu keganjilan dalam sains untuk bersikap tidak mengakui keberadaa Tuhan dalam segala aapek ilmiah kehidupan. Tetapi dengan upaya mengislamisasikan sains barat, maka akan mengembalikan hakikat asal pengetahuan sains untuk mengakui keberadaan Tuhan pada segala aspek kehidupan. Terutama bagi seorang Muslim harus dapat menggunakan keilmuan berdasarkan keyakinan pada Tuhan, maka sains barat yang biasa dipelajari seorang muslim harus diislamisaaikan agar tidak terjadi suatu sifah kesyirikan dan kedzaliman terhadap Allah Swt.
Buku ini, yang mendasarkan pembahasannya terutama pada pemikiran Syekh Muhammad Naquib al-Attas dan Sayyed Hossein Nasr, semakin dibaca halaman demi halaman semakin terasa biasnya. Kritik Haidar Bagir terhadap pemikiran dua tokoh tersebut, yang tercantum dalam salah satu tulisan di buku Sains Religius Agama Saintifik: Dua Jalan Mencari Kebenaran, bisa mewakili dalam mendeskripsikan bias tersebut.
"...terkesan mengidealisasikan masa lampau (kemajuan ilmu pengetahuan era keemasan peradaban Islam) dan cenderung mengecilkan pencapaian sains modern." - halaman 85
Buku pertama yang membuka kefahaman tentang Islamisasi Sains, keterbukaan Islam dalam menggunakan akal fikiran ciptaan tuhan di bawah lembayung Al-Quran dan Al-Sunnah. Menolak pemikiran Barat secara total bukan suatu tindakan yang bijak malah Islam sentiasa mengajar agar beradaptasi dengan apa sahaja perkembangan dunia dengan senjata dan peralatan yang sudah dibekalkan tuhan.
Menjelaskan tentang konsep Islamisasi, urgensi, dan tujuannya. Beberapa penggagas konsep Islamisasi, persamaan dan perbedaannya, dan praktek-praktek yang telah dilakukan untuk mewujudkannya. Berisi pula tentang pemikiran-pemikiran yang menentang konsep Islamisasi....