What do you think?
Rate this book


360 pages, Paperback
First published March 1, 2012
Love at first sight mungkin gak aneh mendengarnya tapi kalau love at first impression?,. aku baru denger,hehe,.
Edyta dan Ardian sepertinya memang ditakdirkan untuk bersama-sama,. Gak ada kesan mendalam saat mata mereka saling bertemu,namun justru saat Ardian mulai mengobrol dengan Edyta,juga saat Ardian memperbaiki ban "pipi tembem" dari sana benih-benih cinta muncul
.well,pertama minat membeli buku ini gara-gara teman yang mereview,katanya buku ini bagus.So,akhirnya aku beli dan baca,benar-benar keputusan yang tepat,coz buku ini gak mengecewakan. Dari awal sampai akhir pembaca disuguhi teka-teki kelanjutan hubungan Ardian dan Edyta.Endingnya gak ketebak.Toh,siapa yang dapat membayangkan hubungan dari sekali pertemuan,dan gak jelas kapan mereka ketemu lagi,.^_^.Awalnya bingung juga ini buku kenapa dikasih judul Fly To The Sky,teryata,................
Baca aja dech bukunya,.hehe
beberapa quote yang aku ingat dari novel ini adalah,
ucapan Bayu "Kalau Kamu nggak bisa tertawa berulang-ulang untuk hal yang sama,lalu mengapa Kamu terus menangis berulang-ulang untuk masalah yang sama?"
"Sempurna adalah sylvester makan Tweety.Begitu Sylvester berhasil menyantap si burung kuning itu,maka semua selesai,dan ushanya itu berakhir sempurna.Saat semuanya berakhir sempurna,serial Tweety tamat. Betul nggak?"
Awal baca novel ini, saya nggak langsung dapet 'greget'nya. Alur yang nggak terlalu cepat, cerita yang agak klasik: cewek single yang diuber-uber keluarganya untuk segera cari pasangan, perjodohan yang tiada henti, pertemuan dengan seseorang yang 'charming' banget, membuat saya dapat berkali-kali meletakkan novel ini untuk melakukan hal lain. Plus saya kurang suka sama karakter Edyta yang kayaknya tergantung banget sama orang-orang disekitarnya.
TAPIIIIIII semakin nambah halaman, koq saya jadi susah naruh ini novel ya??? gaya penceritaan yang ngalir, ringan, dan cerita yang ternyata walaupun klasik ternyata dapat dieksekusi dengan 'tak biasa'. juga karakter Edyta yang lama-lama bisa membuat saya bersimpati-terutama pas waktu adegan terakhir sama si Radit dan gimana Ilham ngebela adiknya dengan begitu gentleman-nya, its so epic!!
Saya juga suka penceritaan pas bagiannya Ardian, bener-bener menggambarkan banget dengan sejelas-jelasnya seorang Ardian. not perfect, but sangat loveable.
Afterall, sebenernya saya kurang suka cerita-cerita yang berbau-bau takdir dan serendipity kayak gini, tapi mbak Nina Ardianti n mas Moemoe Rizal berhasil meramu cerita ini menjadi sebuah paket menarik, tidak membosankan, dan sama sekali tidak cengeng. Two thumbs up deh buat kalian!! You guys rowck!!