Jump to ratings and reviews
Rate this book

Ramzi dan Kesatria Benteng

Rate this book
Sejak orangtuanya meninggal beberapa tahun lalu, Ramzi harus tinggal serumah dengan sepupunya, Dhani. Sayangnya, Dhani selalu jahat pada Ramzi, baik di rumah maupun di sekolah. Dan biasanya Ramzi diam saja. Tapi ketika preman sekolah itu mulai mengganggu teman-temannya, Ramzi tiba-tiba berani menantang Dhani.

Ramzi tidak sendirian. Ia dibantu teman-temannya: Roem si jago catur, Farid si culun, Ditto si jago gambar, dan Gena si anak baru yang bertubuh besar. Mereka bertekad mengalahkan Dhani dan seluruh anggota Tim Bomber dalam permainan cerdik yang takkan disangka-sangka lawan.

Siapa yang menduga kalau dalam prosesnya Ramzi malah menemukan rencana busuk pengusaha misterius untuk mengambil alih sekolah dan mengubahnya menjadi swalayan. Bisakah Ramzi mengalahkan Tim Bomber sekaligus menggagalkan rencana itu?

232 pages, Paperback

First published June 1, 2011

3 people are currently reading
18 people want to read

About the author

Raliesta

1 book

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
2 (8%)
4 stars
5 (21%)
3 stars
13 (56%)
2 stars
3 (13%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 9 of 9 reviews
Profile Image for Silviana Maya.
49 reviews1 follower
March 25, 2016
#pireview

Melalui buku ini kita diajak bernostalgia ke masa kanakkanak yang penuh canda, bermanin tak kenal waktu, dan keceriaan khas jaman lalu- di masa kita mengenal kata luka hanya sebatas karena terjatuh saat naik sepeda atau terantuk ketika berjalan, bukan luka yang tak bisa diraba oleh tangan.
#elaaah ini caption kenapa baper amat yak...
.
.
Ramzi-seorang bocah berumur sepuluh tahun yang terpaksa harus tinggal bersama keluarga Dhani, sepupunya yang nakal-sepeninggal orang tuanya.
.
.
Selama ini, Ramzi hanya diam saja ketika Dhani membuat ulah dan mengerjainya, tapi ketika Dhani mulai mengganggu temantemannya, Ia tak bisa tinggal diam. Tibatiba saja keberaniannya muncul dan berani menantang Tim Bomber dalam pertandingan mendapatkan kebebasan mereka untuk bermain di lapangan sekolah yang selama ini dikuasai Tim Bomber.
.
.
Dengan dibantu keempat temannya; Roem si jago catur, Farid yang punya masalah dengan pernapasannya, Ditto yang jago gambar dan Gena si anak baru yang bertubuh besar, mereka bertekad mengalah Dhani dan seluruh anggota Tim Bomber dalam pertandingan Petak Benteng 3 Babak.
.
.
Yang seru dalam buku ini, penulis menggambarkan secara detil jalannya permainan, lengkap dengan imajinasi khas anak kecil yang luar biasa, sehingga walaupun saya yang notabene tidak pernah paham permainan tersebut dapat larut merasakan ketegangan pertandingan.
.
.
Latar belakang penokohan tiap anak benarbenar memberikan warna dalam cerita. Hobi Ramzi mengumpulkan mainan ksatria membuatnya memposisikan ia dan timnya menjelma menjadi ksatria2 jubah besi yang siap berperang melawan musuh. Kecerdasan Roem dalam bermain catur, benar2 nampak saat ia menyusun strategi untuk pertandingan. Demikian pula dengan sosok Dito, Farid dan Gena. Penulis benar2 memikirkannya dengan matang.
.
.
Membaca buku ini, membuat saya mengingat2 lagi masa kecil dulu. Saat masih berseragam merah putih, bermain bekel di lorong2 kelas, bermain lompat tali, gobak sodor, dan bola tenis saat istirahat. Menjadi ketua kelas sekaligus sekretaris yang tiap hari menuliskan catatan di papan tulis. Mengerjakan PR, berangkat mengaji saat sore hari dan rutinitas masa SD semacamnya. Sungguh menyenangkan.
.
.
Sederhana, tapi sukses bikin rindu masa kecil.
.
.
Konflik yang dihadirkan juga tampak nyata. Khas anak kecil yang masih suka merebutkan sesuatu.
Namun siapa sangka, berawal dari tantangannya itu, Ramzi tanpa sengaja menemukan rencana busuk salah seorang pengusaha misterius yang bekerja sama dengan salah satu orang di sekolahnya, untuk menjadikan sekolah itu sebuah swalayan-dan menempatkannya dalam situasi yang berbahaya.
.
.
Dapatkah tim Ramzi memenangkan pertandingan? Dan dapatkah sekolahnya terselamatkan? Temukan jawabannya di buku ini.
.
.
#silvianamaya
#tobuki
#readingchalenge2016
Profile Image for Simbahenom.
190 reviews2 followers
May 25, 2012
Bercerita tentang Ramzi, anak kecil yang orang tuanya meninggal dalam kecelakaan mobil, dan setelah itu tinggal serumah dengan Paman dan bibinya, serta dengan Dhani, sepupunya. Dhani selalu mengganggu Ramzi dengan perlakuan yang tidak baik, sampai akhirnya emosi Ramzi memuncak dan merancang cara untuk mengalahkan Dhani.

Dhani, yang merupakan preman sekolah, mencoba menguasai lapangan Teluk Angsan bersama gengnya, Tim Bomber. Ramzi harus mencegahnya, lapangan itu adalah milik umum, anak-anak harus bebas menggunakannya. Maka Ramzi menantang Tim Bomber melalui permainan petak benteng. Tim Ramzi sendiri dinamai Ksatria Hutan Hijau.

Dalam perjalanannya, cerita ini berkembang mengarah pada intrik rahasia terkait niat salah satu pengusaha yang akan mengubah sekolah menjadi swalayan. Di sinilah petualangan dimulai.

Cerita ini sebenarnya mengangkat tema sederhana, sangat mudah dicerna oleh anak-anak. Mengangkat tema bahwa kebaikan selalu menang dari kejahatan, meski bagaimanapun kejahatan itu menggunakan caranya. Sesuatu yang perlu ditanamkan pada anak-anak sejak kecil.

Sayangnya, ada beberapa hal yang kurang sreg di saya. Saya tak tahu apa itu permainan petak benteng. Meski di sini digambarkan dengan begitu detail, saya tetap tak dapat menangkap permainan jenis apa itu. Mungkin karena permainan itu tak saya mainkan saat masih kecil dulu, mungkin juga saya tipe orang yang paham sesuatu by experience.

Kedua, saya kurang suka ketika di buku ini, setelah mengalami perlakuan yang kurang baik dalam waktu yang lama oleh Dhani, digambarkan dengan sangat jelas bahwa Ramzi menyimpan dendam atas Dhani dan berniat membalasnya suatu saat nanti. Ok, itu hal wajar. Tapi sebagai tokoh protagonis, dan hero bagi anak-anak, alangkah baiknya bahwa alasan menentang Dhani bukan karena dendam atau disakiti, tapi karena menentang kejahatan dan rencana jahat Dhani. Saya pikir itu lebih mencerminkan jiwa pahlawan seorang anak.

Selanjutnya, cerita ini begitu datar. Saya kurang bisa menyelami karakter tiap tokohnya. Bahkan ketika permainan dimulai dan menegangkan, saya tidak merasa terlibat di permainan itu, tidak merasa sebagai penonton langsung. Hanya sebagai orang yang mendengar pertandingan itu dari mulut orang lain, yang entah menonton atau mendengar dari orang lain juga.

Mungkin sebenarnya salah ada di saya sih ya, kurang tahu apa itu petak benteng, padahal inti cerita ada di situ. Sementara cerita intrik sekolah akan diubah menjadi swalayan hanya diselipkan menjelang buku berakhir, jadi kurang terasa gregetnya.

Gitu aja deh, mau minjem buku yang lain lagi ^^
Profile Image for Nada Merawi.
19 reviews
February 22, 2025
First of all, ini cerita anak, ya. Betul-betul cuma menceritakan kisah keseharian anak SD. Jadi, sederhana. Kalau boleh dibilang, mungkin mirip-mirip kayak KKPK.

Konflik utama dari novel ini tuh perebutan lapangan sekolah, antara si Tukang Bully dan si Yang Dibully. Ada konflik tambahan lain: isu digusurnya sekolah buat dijadiin tempat perbelanjaan alias mall.

Novel ini tuh bikin saya mikir kalau dulu, hal-hal sederhana yang dianggap sepele sama orang dewasa tuh buat anak-anak bisa jadi itu konflik. Saya percaya dulu kita semua juga begini.

Ada kalimat-kalimat yang rasanya nggak begitu efektif pas saya baca. Karakter yang lumayan jadi favorit saya itu Ramzi, karena dia, walaupun masih kecil, menurut saya regulasi emosinya udah lumayan bagus.

Overall, kalau dibaca pas lagi santai atau suntuk, novel ini bakal lumayan menghibur, kok. Tapi yang nggak into novel anak-anak, pasti udah bakal bosen di awal-awal.
Profile Image for R-Qie R-Qie.
Author 4 books9 followers
September 30, 2021
Bercerita tentang perebutan lapangan bola melalui permainan tradisional, tema dan pesan di dalamnya menarik. Akan tetapi, jalan ceritanya membosankan dan mudah ditebak. Konflik mengenai bangunan sekolah yang digusur menjadi swalayan terasa nanggung. Tiga bintang.
Profile Image for Impy Island.
227 reviews12 followers
May 7, 2023
Endingnya agak sedikit buru-buru, ditmbah build misteri yng maksa dan belum sempat terpecahkan. Tapi di sisi lain ini Middle Grade, dan aku selalu senang membac Middle Grade yang benar-benar tepat sasaran.
Profile Image for Ipeh Alena.
543 reviews21 followers
March 10, 2019
Baru kali ini baca buku yang settingnya di tempat kelahiran saya, Duren Jaya. Sempet terbawa kenangan masa lalu. Apalagi karena pernah tinggal di Teluk Angsan juga.
Profile Image for naga.
449 reviews96 followers
July 8, 2020
buat ukuran buku cerita anak-anak (eh iya 'kan?) ini lumayan seru.
Profile Image for Eka Yunif.
41 reviews
April 28, 2016
Yasss! Buku anak-anak lagi! Kayaknya saya emang lagi males kebanyakan mikir nyalahin skripsi jadi saya cenderung membaca buku-buku ringan selama beberapa waktu belakangan ini. Hanya saja, karena buku-buku ringan (dan tipis) sudah banyak saya baca tuntas, saya jadi kehabisan buku untuk dibawa ke toilet /heh.

Buku ini Indonesia banget. Setelah dicecar dengan buku-buku beraroma metropolitan, membaca buku yang karakternya memiliki nama khas Indonesia (Ramzi, Farid, Dhani, Irfan, etc...) serasa seperti membawa angin segar. Apalagi didalamnya juga menceritakan tentang permainan masa kecil kita yaitu permainan benteng (sepertinya tiap daerah memiliki nama berbeda karena saya bersumpah, berdasarkan ingatan masa kecil saya, nama permainan itu bukanlah 'benteng').

Karena ini buku anak-anak, konfliknya juga ngga membuat pembaca berasa pengen menjotos salah satu tokoh yang ada didalam (karena saya pengen ngejotos Crowley di Good Omens karena banyak omong). Tapi yah tetap saja saya kesal dengan anak semacam Dhani, ya. Selama ini saya gak pernah ketemu anak bandel semacam Dhani, sih. Tapi diluar sana pasti ada anak bandel sejenis doi.

Saya pengen komentar soal gaya bahasa (karena saya anak bahasa /nyambung), tapi saya juga gak menemukan keistimewaan yang membuat saya berkomentar banyak. Bahasanya ringan, pas saja untuk dibaca oleh anak-anak. Bukan jenis gaya bahasa yang membuatmu berpikir keras dalam mencari maksud atas rangkaian-rangkaian kalimat yang ada.

Ngasih rating tiga bintang karena, er, kenapa ya. Saya berada di pihak 'netral'. Jadi saya gak bilang saya suka banget, tapi saya juga tidak membencinya (eh, kata 'membenci' kayaknya terlalu keras deh). Buku ini membuat saya tersenyum, sambil mengingat-ingat masa SD saya dulu. Mumet juga ya, saya sempat dua kali pindah SD soalnya.

Profile Image for Fhia.
497 reviews18 followers
December 16, 2013
deskripsi ceritanya memang agak membosankan.,
tapi substansi ceritanya berhasil bikin nostalgia sama permainan "Benteng"! permainan waktu kecil dulu. juga hubungan pertemanan setiap anak di buku ini, mirip sama karakter anak-anak generasi 90-an,.?
plus, i do like the cover.
Displaying 1 - 9 of 9 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.