Jump to ratings and reviews
Rate this book

Peristiwa Tiga Daerah: Revolusi dalam Revolusi

Rate this book

376 pages, Paperback

Published January 1, 1989

12 people are currently reading
168 people want to read

About the author

Anton Lucas

7 books2 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
21 (35%)
4 stars
20 (33%)
3 stars
7 (11%)
2 stars
7 (11%)
1 star
4 (6%)
Displaying 1 - 6 of 6 reviews
Profile Image for Willy Alfarius.
92 reviews7 followers
March 28, 2021
Buku ini secara garis besar membahas revolusi sosial yang terjadi di Karesidenan Pekalongan, tepatnya di tiga kabupaten yaitu Tegal, Pemalang, dan Brebes pada bulan-bulan awal kemerdekaan sekitar September-November 1945. Revolusi sosial ini berusaha menggulingkan para pejabat daerah mulai dari lurah, wedana, camat, hingga bupati. Salah satu alasan utamanya adalah mereka para pangreh praja ini dinilai sebagai kaki tangan Belanda dan Jepang di masa sebelumnya. Namun faktor penyebabnya jauh lebih kompleks seperti yang diuraikan Lucas dalam bukunya ini.

Kebencian terhadap pangreh praja ini sudah berakar sejak masa kolonial Hindia Belanda, ketika rakyat dibebani pajak dan kerja wajib yang begitu memberatkan. Pangreh praja sebagai kepanjangan tangan birokrasi kolonial yang kemudian bertugas mengumpulkan pajak-pajak dari rakyat tersebut. Masa Jepang kemudian semakin memposisikan pangreh praja berhadap-hadapan dengan rakyat. Dendam ini yang kemudian memuncak dan akhirnya meletus selama periode Revolusi saat rakyat menemukan momentum yang tepat untuk menyalurkan amarahnya yang selama ini terpendam. Revolusi Sosial di Karesidenan Pekalongan ini lantas disebut sebagai Peristiwa Tiga Daerah.

Peristiwa Tiga Daerah ini dapat disebut sebagai episode gelap dalam sejarah Indonesia pasca merdeka di mana pembunuhan dan pembantaian menjadi suatu hal yang terang-terangan dan dilakukan dengan terbuka. Para pangreh praja seperti camat dan wedana diarak keliling kota dan dipermalukan, dianggap sebagai antek-antek kolonial yang telah menyengsarakan rakyat di periode sebelumnya. Tidak hanya para pangreh praja, orang-orang Indo, Manado, Ambon, dan Batak juga menjadi sasaran dari Revolusi Sosial di Tiga Daerah. Dendam yang tersulut ditambah semangat anti-NICA yang menggebu membuat rakyat berani untuk memulai perlawanan terhadap mereka yang selama ini berada di struktur sosial atas.

Apa yang kemudian dapat direfleksikan dari hasil penelitian Anton Lucas ini adalah periode Revolusi Indonesia adalah periode yang penuh kebingungan serta petualangan dari banyak sekali elemen politik dan rakyat. Misalnya saja penggulingan terhadap pangreh praja tersebut kemudian tidak menemukan pengganti yang tepat dan sesuai dengan harapan rakyat. Para lenggaong (tokoh setengah bandit) yang menduduki jabatan baru seperti camat ataupun wedana kemudian tidak begitu paham dan mengerti harus melakukan apa. Maka kemudian yang terjadi adalah kebingungan ketika struktur yang sudah digulingkan nyatanya tidak dapat digantikan dengan baik.
1 review
January 19, 2019
Penasaran sama ceritanya
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Sudi.
76 reviews7 followers
October 6, 2007
Aku penasaran saja sama buku ini. Setting peristiwanya di daerah kelahiranku. Dulu cuma pernah dengar tentang hiruk-pikuk revolusi sosial pada era kemerdekaan. Dan tokoh lokal legendaris, Kutil, salah satu aktor di dalam drama sejarah tersebut.
Displaying 1 - 6 of 6 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.