Jump to ratings and reviews
Rate this book
Rate this book
Sang Pemimpi adalah sebuah lantunan kisah kehidupan yang memesona dan akan membuat Anda percaya akan tenaga cinta, percaya pada kekuatan mimpi dan pengorbanan, lebih dari itu, akan membuat Anda percaya kepada Tuhan. Andrea akan membawa Anda berkelana menerobos sudut-sudut pemikiran di mana Anda akan menemukan pandangan yang berbeda tentang nasib, tantangan intelektualitas, dan kegembiraan yang meluap-luap, sekaligus kesedihan yang mengharu biru.

Tampak komikal pada awalnya, selayaknya kenakalan remaja biasa, tapi kemudian tanpa Anda sadari, kisah dan karakter-karakter dalam buku ini lambat laun menguasai Anda. Karena potret-potret kecil yang menawan akan menghentakkan Anda pada rasa humor yang halus namun memiliki efek filosofis yang meresonansi. Karena arti perjuangan hidup dalam kemiskinan yang membelit dan cita-cita yang gagah berani dalam kisah dua orang tokoh utama buku ini: Arai dan Ikal akan menuntun Anda dengan semacam keanggunan dan daya tarik agar Anda dapat melihat ke dalam diri sendiri dengan penuh pengharapan, agar Anda menolak semua keputusasaan dan ketakberdayaan Anda sendiri.

“Kita tak kan pernah mendahului nasib!” teriak Arai.
“Kita akan sekolah ke Prancis, menjelajahi Eropa sampai ke Afrika! Apa pun yang terjadi!”

292 pages, Paperback

First published January 1, 2006

468 people are currently reading
7036 people want to read

About the author

Andrea Hirata

22 books2,435 followers
Under a bright sunny sky, the three-day Byron Bay Writers’ Festival welcomed Andrea Hirata who charmed audiences with his modesty and gracious behavior during two sessions.

Andrea also attended a special event where he and Tim Baker, an Australian surfing writer, spoke to a gathering of several hundred school children. During one session, Andrea was on a panel with Pulitzer Prize winning journalist from Washington, DC, Katharine Boo, which he said was a great honor.

The August event for the school children was very meaningful to Andrea, the barefooted boy from Belitung, as he made mental comparisons with the educational opportunities of these children, compared to what he experienced.

And now his own life story is about to become even more amazing, as his book Laskar Pelangi (The Rainbow Troops) is being published around the world in no less than twenty-four countries and in 12 languages. It has caught the eye of some of the world’s top publishing houses, such as Penguin, Random House, Farrar, Straus and Giroux, (New York, US) and many others. Translations are already on sale in Brazil, Taiwan, South Korea and Malaysia.

All this has come about because of the feeling of appreciation that the young Andrea felt for his teacher, Muslimah. He promised her that he’d write a book for her someday. This was because for him and his school friends, a book was the most valuable thing they could think of.

Andrea told a story that illustrated this fact. When royalties flowed in for him he decided to give his community a library. He spent a lot of money on books. He left the village headman in charge of administering the library. However, when he came back several months later, all the books were gone. People loved the books, but they had no concept of how a lending library functioned.

“Some of them could not even read, but they just loved to have a book, an object of great value and importance, in their homes. We will restock the library with books and this time it will be run by our own administration,” he laughed.

Andrea told this story as we sat in the coffee shop adjoining a Gold Coast City Library, one of 12 scattered around the city. One of the librarians, Jenneth Duque, showed him around the library, including the new state-of-the-art book sorting machine, for processing returns located in the staff area. As he saw the books being returned through pigeonholes by the borrowers and the computerized conveyor belt sorting them into the correct bin for reshelving, the sight made him laugh and prompted the telling of that story.

Andrea wrote the book for his teacher while in the employ of Telkom, but the completed manuscript was taken from his room, which was located in a Bandung student accommodation community. Whoever took the manuscript knew enough to send it to a publisher and that’s how Andrea, an unhappy postal service worker who had studied economics in Europe and the UK, became the accidental author of the biggest selling novel in Indonesia’s history.

He has since written seven more books.

Fast forward to 2011 and Andrea was in Iowa, the US, where he did a reading of his short story, The Dry Season. He was approached by an independent literary agent, Kathleen Anderson. They talked, but for six months there was no news until an email arrived telling him that one of the best publishers in the US, Farrar, Straus and Giroux, had accepted his book.

Then every week, more publishers said “yes” and now he has 24 contracts from the world’s leading publishers.

Andrea worked with Angie Kilbane of the US on the English translations of Laskar Pelangi and its sequel Sang Pemimpi (The Dreamer). Translators from several other countries have visited his home village in Belitung to do research.

“For a long time I wondered what was the key to the enormous success of my book,” Andrea said.

“I think there’s no single right answer. Perhaps people are fed up with writing focused on urban issues or esca

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
7,404 (42%)
4 stars
6,273 (36%)
3 stars
2,895 (16%)
2 stars
509 (2%)
1 star
165 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 1,326 reviews
Profile Image for Bahtiar HS.
12 reviews14 followers
January 24, 2008
Bermimpi atau Mati!

Judul : Sang Pemimpi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : PT. Bentang Pustaka Yogyakarta
Edisi 1 : Juli 2006
Hal : x + 292 halaman

“Tanpa mimpi, orang seperti kita akan mati ….”
~Arai

Mungkin kalimat pendobrak itulah inti dari buku memoar Andrea kedua dari tetralogi Laskar Pelangi ini. Sebagai lanjutan dari Laskar Pelangi, buku pertamanya, Sang Pemimpi bercerita bagaimana kehidupan SMA Ikal. Dan panggung cerita terfokus pada tiga serangkai tokoh utamanya ini: Arai, Jimbron, dan Ikal alias Andrea Hirata sendiri.

Inilah tiga serangkai yang kontras. Arai adalah saudara Ikal yang sudah sebatang kara. Masih selalu terbayang di pelupuk mata Ikal, bagaimana saat anak itu ditinggal mati ayahnya, satu-satunya keluarga daging darahnya yang tersisa. Jadilah dia Simpai Keramat, seorang terakhir dari sebuah klan keluarga yang tak punya siapa-siapa lagi. Waktu dia dan ayahnya menjemput Arai, anak itu begitu mengenaskan: menunggu di tangga gubugnya dengan karung kecampang di ketiaknya (berisi hartanya yang tersisa), sendirian di tengah belantara ladang tebu tak terurus. Dia seorang yang berandal banyak akal, kadang tak masuk akal, tak tertebak, tetapi hatinya begitu lembut. Dialah guru Ikal dalam banyak hal. Arailah orang yang membuat hidupnya bersemangat dan tak lepas cita-cita. Simpai Keramat itulah yang membuatnya masih terus punya mimpi.

Lain lagi dengan Jimbron yang juga sebatang kara. Ia punya penyakit gagap yang kambuh jika sedang bersemangat. Ia memiliki obsesi yang kompulsif terhadap kuda. Segala jenis kuda, yang bahkan tak pernah dikenal di Belitong. Ia bahkan menabung uang yang dimilikinya pada dua buah celengan kuda. Hitam dan putih. Ia baby face, tetapi begitu baik pada Ikal dan Arai. Dan begitu dekat.

Karena bersekolah di SMA yang sama di Bagai, sama-sama dari keluarga melarat, maka ketiganya menyewa sebuah tempat kos yang sama dan bekerja sebagai kuli ngambat yang sama. Setiap pukul dua pagi, mereka sudah mengangkut ikan berbagai jenis dari dermaga ke pasar ikan. Pukul tujuh, ketiganya setelah mandi seadanya langsung berangkat ke sekolah dengan bau serupa ikan pari. Tapi meski begitu, ketiganya menggantungkan sebuah cita-cita, mimpi tepatnya, yang sangat tinggi.

“Jelajahi kemegahan Eropa hingga Afrika yang eksotik! Temukan berliannya budaya sampai ke Prancis. Langkahkan kakimu di atas altar suci almamater terhebat tiada tara: Sorbonne. Ikuti jejak-jejak Sartre, Louis Pasteur, Montequieu, Voltaire. Di sanalah orang belajar science, sastra, dan seni hingga mengubah peradaban ...." (hal 13)

Mimpi itulah yang bagai hantu membayang terus dalam kehidupan mereka. Mendorong terus semangat mereka untuk terus berusaha tanpa lelah untuk suatu saat, entah kapan, meraih cita-cita itu.

Maka begitulah setelah SMA usai, mereka sudah berencana merantau ke Jawa. Mau tidak mau, demi mimpi itu. Meski dengan sangu pas-pasan hanya untuk beberapa bulan. Bukan untuk kuliah, tetapi bekerja mengumpulkan uang untuk suatu saat kuliah. Dan saat itulah, Jimbron datang menyerahkan dua celengan kudanya kepada Ikal dan Arai. Sumbangan untuk meraih mimpi itu, karena ia sendiri memilih mengurus kuda di peternakan seorang Capo di Belitong. Diiringi oleh sekalian orang-orang yang mereka cintai, dengan menumpang sebuah kapal barang dan upah mengepel WC dan memasak untuk para ABK, mereka berangkat ke Jakarta. “Jangan pernah pulang sebelum jadi sarjana,” pesan Bu Muslimah, guru tercinta mereka di SD dulu (hal 219).

Tujuan mereka adalah Ciputat. Tetapi bis yang mereka tumpangi menurunkan keduanya hingga di terminal Bogor. Jadilah mereka kos dan mengais rezeki di belakang kampus IPB. Menjadi door to door salesman, tukang di pabrik tali, tukang foto copy. Suatu hari hidup mereka berubah ketika membaca pengumuman pegawai pos. Mereka melamar dan Ikal diterima sebagai tukang sortir surat. Sementara Arai gagal. Anak itu lalu merantau ke Kalimantan tanpa jejak.

Bertahun kemudian nasib mempertemukan mereka kembali. Ikal sudah lulus dari Fakultas Ekonomi UI dan Arai Jurusan Biologi Universitas Mulawarman. Keduanya sedang mengajukan beasiswa S2 keluar negeri. Keduanya diuji pada tempat yang sama, yang mempertemukan mereka lagi. Dan mereka sama-sama diterima di perguruan tinggi yang sama. Universite de Paris, Sorbonne, Prancis. Cita-cita mereka!

Membaca Sang Pemimpi memompa semangat kita bahwa ingin berhasil, maka mimpi adalah wajib disamping jangan pernah mendahului nasib! Maka, hilanglah rasa pesimistis, introvert, inferior, dan segala pikiran negatif.

Buku memoar ini cocok sekali dibaca oleh mereka yang punya penyakit orang gagal. Cocok juga dibaca mereka yang merasa begitu banyak penghalang dan kesulitan hidup yang dia miliki. Bagaimana tidak? Arai dan Ikal berhasil mendobrak hegemoni bahwa kesuksesan ternyata bisa diraih dengan kerja keras dan tak lelah berusaha.

Dan lebih dari itu, Sang Pemimpi wajib dibaca oleh para pendidik bagaimana seorang murid diperlakukan, bagaimana memberi mereka dorongan untuk terus memiliki mimpi yang harus dikejar. Juga wajib dibaca oleh orang tua, termasuk seorang ayah, karena kali ini untuk seorang ayahlah buku ini didedikasikan. Tidak lain ayah Ikal sendiri, Seman Said Harun, yang dijulukinya sebagai “Ayah juara satu seluruh dunia.”

Selamat membaca!
Profile Image for Najibah Bakar.
Author 9 books348 followers
June 16, 2023
Kalau kamu pernah mempunyai cita-cita atau impian yang berapi-api tetapi sudah berterbangan menjadi abu, hadamlah buku ini. Kalau kamu pernah ditimpa kesusahan sehingga asamu telah hancur gugur dimamah kepayahan, hadamlah buku ini.

Kalau kamu mencari jawapan sebuah jati diri yang sudah luntur, hadamlah buku ini. Kalau kamu merindui dunia pendidikan yang dipenuhi keikhlasan dan membungakan keinsafan, hadamlah buku ini.

Kalau kamu tertanya-tanya makna persahabatan paling sejati, hadamlah buku ini. Atau kalau kamu sudah menginjak kesenangan sehingga terlupa makna kehidupan, hadamlah buku ini.

Percaya atau tidak, buku yang tidak setebal mana karya Andrea Hirata ini menghimpunkan semua semangat di atas.

Dan benar, sudah terlalu banyak diperkatakan tentang Sang Pemimpi dan Andrea Hirata, tetapi setiap mata yang membaca dan fikiran yang mencerna mampu mencanting pengalaman bacaannya menjadi sebentang ulasan yang berbeza.

Kata segelintir orang, Andrea Hirata anak kelahiran Belitong ini adalah jelmaan Pramoedya Ananta Toer. Dalam berkisah tentang kehidupan zaman awal dan akhir remajanya yang keras untuk memburu pendidikan, gaya penulisan beliau memang mempunyai kekuatan yang sama dengan Pramoedya - sederhana tetapi tetap indah dan bermakna menggugah atma.

Buku ini mengisahkan tentang kehidupan susah tiga watak utama: Arai, Jimbron dan Ikal di Belitong Timur, sebuah masyarakat Melayu Indonesia yang terbangun atas ekonomi timah dan perikanan.

Mereka mewakili anak-anak yang hidup di bawah paras kemiskinan sehingga terpaksa bekerja keras selama bertahun-tahun, menabung untuk keperluan pendidikan dan ilmu yang mereka dambakan.

Apa yang menghidupkan mereka hanyalah mimpi-mimpi yang indah; untuk menjadi sarjana, menuntut ilmu hingga ke Peranchis, di altar tempat pemujaan ilmu Universiti Sorbonne yang terkenal.

Melalui kisah mereka, kita dapat melihat bagaimana pendidikan yang berlandaskan keikhlasan para guru dan sokongan masyarakat sekitar ternyata dapat melahirkan insan yang begitu mencintai ilmu walaupun dalam serba kekurangan.

Ilmu masih diletakkan di tempatnya yang paling mulia apabila dianggap sebagai jalan keluar yang dapat menggerakkan mereka ke atas pada tangga kedudukan sosial, bukan harta atau pangkat yang didapatkan dengan cara yang salah, rasuah dan menipu.

Persoalan jati diri dan kehidupan sosial orang Melayu juga disentuh berkali-kali oleh Andrea Hirata dalam nada yang tidak pedih menyindir, tetapi berisi keharuan yang jujur.

Kita boleh melihatnya dengan jelas dalam kisah kuda Australia yang pertama kali didatangkan dengan kapal ke Belitong Timur dan juga kisah si tiga sahabat menonton wayang cerita si carik merah.

Kritikan halus Andrea Hirata cuba membangkitkan orang Melayu untuk memperbaiki keadaan sosial dengan menyedari kelemahan sikap mereka terlebih dahulu.

Sang Pemimpi juga menyentuh masalah kepimpinan dalam masyarakat - bagaimana seharusnya seorang pemimpin bersikap, serta ketulenan seorang pemimpin yang terbukti antara laungan gagasan dan amalan sebenar mereka dalam kehidupan.

Apa yang mampu dirumuskan, sebenarnya kesusahan hidup itulah guru terbaik dan kehidupan itu sendiri sekolah sebenar yang paling berwibawa untuk mengasuh kita.

Andrea Hirata adalah orang yang telah diasuh oleh guru yang terbaik di sekolah yang sebenar, dan ini terbukti melalui buah tangannya kepada umat Melayu yang mengajak kita (dan kamu juga), menjadi Sang Pemimpi. Ya kamu, tak mahu jadi Sang Pemimpi?
Profile Image for Desy.
355 reviews33 followers
February 9, 2019
Hanya satu kata: GREAT!
Hanya satu nama: Arai. :D
Well, ga cuma Arai, sebenernya. Ada Ikal n Jimbron juga. Dan tokoh-tokoh lain yang berperan banyak pada kehidupan mereka. Tapi buat gua, Arai-lah pusatnya. Sesuai dengan judul buku ini: Sang Pemimpi. Arai, sang pemimpi sejati. Arai, seniman kehidupan. Arai, yang memandang kehidupan demikian indahnya, ga peduli kesulitan sebesar apapun yang dihadapinya. Arai, yang berhati tulus dan berjiwa besar. Arai, yang selain pintar juga nakal, jahil dan kerap jadi biang kerok (kata Ikal), hehehe...
Arai, Arai, Arai...

Buku ini bener-bener bisa menggugah semangat siapa pun yang membacanya. Sesuai dengan tagline di sampulnya, di bawah judul Sang Pemimpi: novel penggugah semangat. Tapi ga tau ya, kalo ada yang ga tergugah semangatnya setelah baca buku ini. Itu sih, urusan masing-masing :D.

Ketika akhirnya Arai dan Ikal berhasil mendapatkan beasiswa untuk kuliah S2 di Sorbonne, Perancis, gua nangis, dong :D. Betapa gitu ya, butuh perjuangan panjang (kerja keras banting tulang untuk bisa bayar sekolah, belajar giat, jauh dari orang tua) buat Arai dan Ikal (dan Jimbron juga) untuk bisa mengikuti pendidikan formal (yang seharusnya GRATIS, kata gua sih). Sementara gua, istilahnya mah udah tinggal sekolah aja, masih suka males-malesan. APA KATA DUNIA??? hehehe...

Setelah baca buku ini, gua pengen SEMUA anak Indonesia memiliki buku ini. Yah, setidaknya pernah baca lah. Dan mimpi gua, makin banyak anak-anak, remaja-remaja, manusia-manusia Indonesia yang semakin baik. Amiiin...
Profile Image for Aina Hilmi.
Author 7 books104 followers
December 21, 2008
Jika di dalam Laskar Pelangi, Ikal ditemani oleh 10 rakan Laskar Pelangi, dan di dalam buku ini, Ikal bersama Arai dan Jimbron. Mereka bertiga mempunyai impian masing-masing dan semuanya mengimpikan supaya mimpi-mimpi mereka menjadi kenyataan. Arai sebenarnya mempunyai pertalian darah dengan ikal. Kesemua ahli keluarganya telah meninggal dunia dan bapa Ikal bertanggungjawab mengambil dan memeliharanya. Arai digelar Simpai Keramat kerana dia merupakan anak tunggal dalam keluarga dan tidak mempunyai saudara-mara lagi. Kedua ibu bapanya juga adalah anak tunggal maka gelaran Simpai Keramat diberi kepadanya seperti mana gelaran oleh masyarakat setempat.

Arai seorang yang sangat cerdas dan seorang sahabat yang baik. Jimbron pula seorang yang tembam dan sangat obsess dengan kuda. Tanyalah apa sahaja mengenaikuda pasti dapat dijawabnya. Ketaksubannya pada kuda sehingga menyebabkan Ikal bengang dan ‘meletup’ juga pada satu hari.Walaupun tidak secerdas Ikal dan Arai, tetapi dia memiliki hati yang baik. Terharu apabila dia sebenarnya mengumpulkan wang di dalam 2 tabung kuda untuk diberikan kepada 2 orang sahabatnya ini ketika mereka ingin pergi melanjutkan pelajaran.

Cerita ini masih terdapat beberapa peristiwa yang melucukan terutama kisah kenakalan mereka, menyeludup masuk ke panggung wayang menonton cerita yang mendorong syahwat mereka akhirnya tertangkap oleh guru mereka dan menjadi ‘pelakon’ di hadapan ratusan pelajar di sekolah mereka kerana mereka dikehendaki melakonkan watak ‘panas’ di dalam filem tersebut. Lagi kisah Jimbron yang berusaha membuatkan Laksmi tersenyum, kisah Arai yang jatuh cinta hingga ‘menuntut ilmu’dengan Bang Zaitun dan macam-macam lagi.

Cerita ini juga memberi inspirasi. Teringat lagi kepada bapa Ikal saat hendak mengambil keputusan peljaran Ikal dan Arai, dia akan mengambil cuti selama 2 hari. Hari pertama, dia akan mengeluarkan kasutnya yang berjenama Angkasa, dijemur dan digilap lembut dengan minyak brek dicampur dengan tumbukan arang. Malah tali pinggang dan basikal rally itu juga akan digilap berkilat. Dan paling istimewa bapa akan mengeluarkan pakaian terbaik yang dia pernah ada iaitu baju safari. Kemudian, dia akan mengayuh basikal sejauh 30 km dan dengan bangganya berjalan menuju ke kerusi hadapan kerana Ikal dan Arai biasa menduduki tangga ke-3 atau ke-5 dalam peperiksaan.

Arai dan Ikal berangkat ke Pulau Jawa dengan azam baru. Mereka bekerja di sana dan terpisah kemudiannya. Ikal akhirnya berjaya dalam temuduganya melanjutkan pelajaran dan tidak disangka-sangka bahawa kertas kajiannya itu mengejutkan profesor yang menemuduganya. Perancangan ALLAH mengatasi segalanya, rupa-rupanya Arai turut datang temuduga di tempat yang sama! Akhirnya mereka berdua berjaya melanjutkan pelajaran di Perancis seperti yang dimimpikan sebelum ini! Subhanallah.
Profile Image for Iman Danial Hakim.
Author 9 books384 followers
January 28, 2018
Jika Laskar Pelangi adalah kisah pengalaman kumpulan Laskar Pelangi belajar di Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah, maka Sang Pemimpi adalah lanjutan daripadanya.

Kali ini Andrea menyihir pembaca dengan kisah Ikal bersama Arai dan Jimbron memikul nasib demi mencapai mimpi belajar di Perancis. Ikal sudah lulus SD dan sedang menyambung pelajaran di peringat Sekolah Menengah Atas (SMA)
Profile Image for Seno Pamungkas.
22 reviews36 followers
March 13, 2008
Selama membaca karya kedua dari Ikal ini, selalu ingin sekali menandai dengan stabilo. Stabilo yang sejak seminggu yang lalu selalu tidak terbeli karena penyakit lupa-ku. Tapi aq tandai saja dengan memberikan lipatan di buku ini. 3 lipatan. Beberapa kata di 3 lipatan itu menyadarkan aq tentang beberapa hal penting. Mungkin hal penting itu bisa sedikit aq gambarkan seperti ini :

Sang Pemimpi memberikan gambaran pentingnya mimpi dari seseorang. Ikal, Arai, dan Jimbron yang memiliki impian untuk berdiri di Sorbonne, Prancis. Ikal (alias Andrea Hirata) mengukir tiap langkah menuju mimpinya. Ada saat dimana dia pesimis. Dan memang pesimis adalah penyakit. Karena pesimistis menimbulkan sinis, lalu iri, lalu dengki, lalu mungkin fitnah. Dan itulah sifat-sifat yang menyumbangkan kerusakan di muka bumi. Tapi seorang Arai, dia adalah seorang Simpai Keramat yang menatap mimpi-mimpinya dengan sangat optimis. Pada novel ini, Andrea Hirata menggambark sosok Simpai Keramat yang merupakan salah satu bagian hidupnya yang membakar energi mimpinya menjadi kenyataan.

Ternyata memang benar. Aq menemukan wejangan ini pertama kali oleh seorang Robert T.Kiyosaki dalam bukunya Rich Dad, Poor Dad. Bahwa Sekolah tidak mengajarkan hal-hal apa yang harus kita pikirkan, tapi sekolah mengajarkan kita cara berpikir, demikian guna sekolah barangkali. Dan itu aq dapatkan kembali di novel ini. Manusia memiliki sebuah tempat belajar yang secara alami diberikan oleh Allah. Yup, University of Life. Disitulah tempat dimana kita diajarkan mengenai apapun yang seharusnya kita pikirkan.....untuk mimpi-mimpi kita.

Tapi memang sudah terlalu banyak manusia yng mengubur sangat dalam mimpi-mimpinya. Dan dengan begitu mereka telah ­mendahului nasib mereka. Di kisah Ikal, aq menjadi semakin mengerti bahwa Tanpa mimpi dan semangat, orang seperti kita akan mati.

Itulah beberapa pelajaran yang aq dapat dari novel yang merupakan memoir dari seorang Ikal ini. Tapi, novel ini lebih dari sekedar yang aq gambarkan itu. Gak heran novel ini dicetak ulang dalam 10hari. Aq tau, mungkin teman-teman penasaran. Jadi.....baca aja sendiri yah ^_^
Profile Image for Siqahiqa.
594 reviews106 followers
September 24, 2019
“Bermimpilah.. kerana Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.” - Arai. Sang Pemimpi ialah buku kedua dalam tetralogi Laskar Pelangi. Jika dalam Laskar Pelangi, Ikal ditemani 10 anggota Laskar Pelangi, dalam buku ini, Ikal ditemani dua orang rakannya iaitu Arai dan Jimbron.

Arai, seorang yang memiliki peribadi istimewa, berjiwa besar, akalnya tidak pernah dapat ditebak malah selalu menyakinkan. Jimbron pula seorang yang tidak terlalu gagap dan sangat taksub dengan kuda. Persahabatan mereka bertiga sangat akrab dan saling mendukung satu sama lain.

Buku ini sangatlah indah dan mampu menggugah semangat pembacanya. Beberapa kali airmata aku mengalir tanpa sedar ketika membaca kisah mereka. Bukan setakat kisah mereka mengejar mimpi, turut diselitkan kisah ayah Ikal dan orang lain di sekeliling mereka. Sesungguhnya buku ini memberi pengajaran bahawa kehidupan kita jadi bererti jika kita memiliki mimpi atau impian. Jadikan ia pendorong kita agar terus berusaha menggapainya demi pengakhiran yang bahagia.

Hidup tidak semuanya indah. Tipulah kalau kita tidak langsung terpesong dari jalan yang benar, terleka dengan kesusahan dan tergelincir dari semangat jitu. Namun jika itu terjadi, cepat-cepat berubah dan bangkitkan kembali keazaman diri. Jangan mengkhianati diri sendiri. Jika sukar juga untuk dilakukan, ingatilah wajah ibu bapa yang sentiasa mendukung cita-cita kita, pastinya ia akan membuatkan kita kembali ke jalan yang benar.

Aku sangat mengemari gaya penulisan Andrea Hirata yang menerangkan setiap kejadian dengan teliti. Ayat-ayatnya ringkas saja namun memberi kesan yang mendalam. Tidak langsung terganggu pembacaan walaupun adakalanya terhenti sebentar untuk mencari maksud bagi perkataan yang tidak difahami.

Aku mengakhiri pembacaan buku ini dengan senyuman dalam tangisan. Sekali lagi, aku nyatakan bahawa buku ini sangat indah. Benar apa yang ditulis di cover hadapan buku ini iaitu “novel yang menggugah semangat”. Cerita yang perlu dibaca oleh semua terutama anak muda yang masih jauh mencari erti kehidupan. Semoga memperoleh semangat perjuangan seperti Arai dan Ikal dan ketulusan hati seindah Jimbron.

instagram.com/siriusiqa
Profile Image for Gagas.
50 reviews
January 23, 2023
Sebuah deskripsi perjuangan pemuda-pemuda kurang mampu demi mendapatkan kualitas hidup lebih baik melalui pendidikan yang layak. Mengajarkan betapa pentingnya untuk bermimpi setinggi-tinggi nya; berani berkorban untuk mencapainya meskipun banyak sekali hal dalam hiruk-pikuk kehidupan yang dapat membuat putus asa dan pesimis. Dalam segala kekurangan, kadang yang dimiliki hanyalah harapan dan prinsip teguh untuk berjuang keras merealisasikan cita-cita, melawan nasib iba yang menimpa.
Profile Image for Pulung.
68 reviews12 followers
May 29, 2008
Before:

He he he
Apakah buku ini bakal melanjutkan kegilaan Lskar Pelangi?

Wait and see!

-BuRuLi-

After:

Ha ha Ha!
Kalau saya belum tau kalo Andrea Hirata itu menulis cerita ini sebagian berdasarkan kenangannya (atau seluruhnya?) maka saya akan terperanjat sangat dengan "keajaiban-keajaiban" di dalam buku ini. Saya hampir protes: Sebegitu bisa beruntungnya mereka(Ikal dan Arai)? Kalau ini 100% fikisi, maka nilainya tak akan sebaik nilainya sekarang (karena ini bukan 100% fiksi maka nilainya jadi lebih).

Saya suka! Buku ini mengajak kita berjuang. Dan dia jadi berarti lebih karena tokohnya real ada dan hidup di muka bumi ini!Kita nggak bisa teriak "nggak mungkiiin" demi melihat perubahan nasib luar biasa sang tokoh utama. Nggak bisa teriak begitu, karena nanti ditertawakan Andrea Hirata, Si Ikal itu... Ha ha ha

Menurut saya,
Buku penumbuh motivasi yang terbaik itu ya yang seperti ini. Real. Bukan teori atau rekaan. Tapi catatan harian para pejuang asli!

Bravo!
Saya masih bisa menangis sambil tertawa saat membacanya, meski tak seheboh saat saya membaca Laskar Pelangi!

-BuRuLi-
Profile Image for Ophan Bunjos.
Author 8 books36 followers
January 24, 2012
ketika sedang membaca sang pemimpi,hati aku tidak sabar sebenarnya.bukan sebab tidak sabar untuk terus kepada buku lanjutan seterusnya,edensor & maryamah karpov,tapi teruja untuk mengikuti aksi-aksi watak dalam film.

ah,ternyata membaca dan menontonnya, perasaanku hampir sama.masih kusisakan sebakku dalam senyum semangat.sang pemimpi meletuskan daya hidupku pada satu kemahuan dan impian yang terhijab oleh waktu dan peredarannya.melalui hari-hariku yang sempit dan lecak masih gagal untuk kubandingkan dengan kesukaran hidup dari sisi pengejaran ambisi dan ilmu.ternyata aku masih jauh tertinggal di belakang.

buku ini pementasannya besar berbanding watak kecil ku dalam kisah mimpi seorang lelaki.
Profile Image for Sooraya Evans.
939 reviews64 followers
August 10, 2016
Buku pertama karya Andrea Hirata yang saya cuba.
Kisah persahabatan yang sangat indah. Pengorbanan yang dipamerkan oleh Arai dalam bab-bab awal mengingatkan saya pada buku The Kite Runner.
Cuma kurang seimbang dari segi penceritaan fasa menengah (rentetan sungguh terperinci) berbanding alam universiti (tiba-tiba catatan serba ringkas). Jimbron watak paling saya gemari. Tidak sabar membaca sambungan kisah.
Dalam pada itu, versi terbitan PTS (terjemahan Malaysia) yang dibaca agak mengecewakan. Banyak kesalahan ejaan. Tidak kurang juga terganggu dengan imbuhan-imbuhan bersempang di tengah-tengah ayat. Entah apa motifnya. Barangkali editor buat kerja sambil tidur.
Profile Image for ainunsailah.
88 reviews15 followers
April 2, 2016
Sang Pemimpi. Ajar kau supaya jangan berhenti bermimpi. Jangan pernah biar realiti yang menyedihkan hari ini membuat kau putus asa. Realistik mungkin boleh membawa celaka. Ketika kau mula berputus asa dan memilih pesimis. Walau tiada harapan sekalipun pada ukuran akal manusia, cukuplah kau terus hidup dengan mimpi itu. Kerana mimpi, manusia jadi boleh apa saja. Mereka bahagia sebelum masa. Dan kerana mimpi, manusia akan sentiasa berusaha.

Kerana tanpa mimpi orang seperti kita akan mati. Berhenti bermimpi itu lah musibah terbesar manusia.
Profile Image for Enok.
32 reviews8 followers
December 5, 2007
tersedu-sedu ketika membaca bagian pembagian rapor di sekolah Ikal..ingat bapak...
I love u , DAD..(my hero...)
Profile Image for R. Sanyoto.
Author 5 books14 followers
June 23, 2009
"Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu." -- Arai
Profile Image for Julie J..
608 reviews36 followers
November 23, 2021
ENGLISH VERSION BELOW
---------------------------------
„Der Träumer“ ist eine Art Fortsetzung des Buches „Die Regenbogentruppe“, in welchem bereits viele Episoden aus dem Leben von Ikal, einem Art Alterego von Andrea Hirata, erzählt wurden. „Der Träumer“ ist laut Vermerk im Buch eine Überarbeitung des Autors von zwei Büchern, die weder auf Deutsch noch Englisch erschienen sind (zumindest hätte ich diese nicht gefunden), und hier in einem Band vereint wurden.
Ging es in der Regenbogentruppe vorrangig um die titelgebende Gruppe von Kindern, die sich selbst die Regenbogentruppe nannten, geht in großen Teilen dieses Buches um die Jahre danach. Zu Beginn geht es um Ikals Vater, wie Arai zu ihnen kam und ein klein wenig nochmals um die Regenbogentruppe und Ikals Schulabschluss. Das restliche Buch dreht sich aber um Ikals Zeit in der Oberstufe und seinen Versuch ein Stipendium für eine ausländische Universität zu erhalten, inkl. Obdachlosigkeit und harten Nebenjobs. Die meiste Zeit sind Arai und Jimbon an Ikals Seite, Arai bekommt ebenfalls ein Stipendium und die beiden gehen gemeinsam nach Paris, wo ihr Weltwissen extrem mit der Lebensweise in Mitteleuropa kollidiert.
Auch dieses Buch besteht wieder aus vielen Kapiteln, die teils etwas episodenhaft wirken, zeitgleich aber sehr wohl einem roten Faden folgen, nämlich der Lebensgeschichte von Andrea Hirata, der seiner Lehrerin aus der Schule versprochen hatte, dass er über die Regentruppe schreiben wird, sobald er es an die Universität geschafft hat und aus dem Armutskreis ausgebrochen ist, in dem sich seine Familie und seine Umgebung befinden.
--------------------------------
--------------------------------

"Der Träumer" is a kind of sequel to the book "The Rainbow Troops", in which many episodes from the life of Ikal, a kind of alterego of Andrea Hirata, have already been told. "Der Träumer", according to the note in the book, is a revision by the author of two books that were not published in German or English (at least, I would not have found them), and here they were united in one volume.
If Rainbow Troop was primarily about the titular group of children who called themselves the Rainbow Troop, much of this book is about the years that followed. At the beginning, it's about Ikal's father, how Arai came to be with them, and a little bit again about the Rainbow Troupe and Ikal's graduation from high school. But the rest of the book is about Ikal's time in high school and his attempt to get a scholarship to a foreign university, including homelessness and hard part-time jobs. Most of the time Arai and Jimbon are by Ikal's side, Arai also gets a scholarship and the two go to Paris together where their knowledge of the world extremely clashes with the way of life in Central Europe.
Again, this book consists of many chapters, some of which seem somewhat episodic, but at the same time very much follow a common thread, namely the life story of Andrea Hirata, who had promised his teacher from school that he would write about the Rainbow Troops as soon as he made it to university and broke out of the poverty circle in which his family and surroundings found themselves.
Profile Image for Scha Humaira.
2 reviews2 followers
September 30, 2011
I like this book very much, I can tell you why? Appear komikal in the beginning, righteously ordinary juvenile delinquency, but then without You realise, story and characters in this book by degrees gain control You. Since little photograph that helds captive that will jerk You on ground sense of humour but have philosophical effect that resonate. Since struggle mean lives in poverty that twists and heroic aspiration deep story two book main figures this: Arai and Ikal will lead You with kind of grace and that affinity You can see into thyself with heaving full expectancy, that You refuse all Your hopelessness and helplessness own.
There is one Arai's sentence citation to Ikal that really I remember. ”.. maybe afters ends our Senior High School will only pan tin or as coolie, but in here Kal, at this school, we will never precede our fate!”

This citation quite gigantic, can proportionate all lack, weakness, and doubt that naluriah's ala light upon son of man that evoke aspiration.

Really inspiratif especially for the rising generation circle, student and intermediate college student at cross ways reach expectation and future. With all its lack, Ikal and Arai can look after firmness and everlastingly prohibition gives up on his way. trip wends dreamed knowledge well at de's university Sorbonne's paris.

Story braid that built by ala immaculately by writers as sensed as puts to sleep to know Belitong's earth, malay child life island which misery meaning in life with working firmness and knits dream. Don't forget writers also give love condiment that adequately comforts and sometimes funny and bounded up by firmness aura in poor jimbron figure,plain, unique but a friend at court.

Sentral's figure in this story, the Ikal, presenting character that humanism, one that tries for survive and arouses in the middle down, one that studying of all something at its peripheral, and that don't loathing give clarification to its best friend. Severely there are many positive study that we can take from this book. If I am still get teens age and be at schooled stool, undoubtedly binds books it will give extra force that arouse potency most deep utilised reaches for fruitfulness

Excess of this book is can tell problem that actually complexes to become simpler but not remove primal element namely assesses that contained in it. Told by nicely utilize perspicuous language and not only tells of one angle but also of corner of other even sometimes at variance with angle one the. Square with for all age.
Are so difficult find lack of this book is good of story and also performance facet it. Most even more this book has a lot of recognized previous because previous draw namely Laskar Pelangi already universalizes. To me, this book is book in point if you source inspiration that will make you more price your life and other people.
Profile Image for an.
764 reviews22 followers
January 28, 2009
SANG PEMIMPI

Tuhan tau tapi menunggu.
Cocok banget tu buat mereka para pemimpi. Yakinlah bahwa Tuhan tau semua impian dan usaha kita, klo mmg belon ksampaian tu pasti mmg rencana Tuhan. Dia hanya menunngu buat ngliat seberapa kuat tekad kita, klo mmg kuat ‘n nita pasti terkabul d…

Hny saja dlm novel ini, rhe agak bmasalah dg settingan waktu na. klo mmg ni bener tetralogi laskar pelangi, pasti mrp kelanjutan dr laskar pelangi kan. Tapi settingan waktu yg aneh dsni yit:

1.di laskar pelangi dceritain klo mrk b’usia 16 tahun saat kelas 3 SMP (ppisahan dg lintang). Tp kq mrk (ikal-arai) baru berumur hampir 18 taon saat kls 3 SMA. Masa sekolah SMA cuma 2 taon???

2.dibilang klo mrk g akan pulang kampong sebelum lulus sarjana (sang pemimpi), tapi d laskar pelangi dcritain klo ikal k belitong nemenin keponakan na riset buat skripsi na di RS jiwa. Padahal saat itu ikal msh pegawai sortir pos yg b’arti pula dia msh kuliah cz dia br melepas pekerjaan itu sesaat stlh wwcr beasiswa, yg arti na saat ikal k belitong ma keponakan na dia msh dlm status mahasiswa, belon lulus. Trus kesan d sang pemimpi, saat ikal balik pertama kali k belitong ma aria, itu saat pertama kali dia pulang kampong, padahal sebelum na dah pnh dating ma keponakan na.

3.sedikit g donk aja soal a ling yg d LP dcritain wkt ikal SMP a ling hijrah k Jakarta. Tp kq waktu ikal pulang kampong ma arai stl wwcr beasiswa, si ikal t’ingat a ling yg “7 taon lalu” mengintip d balik tirai kerang. Memang na sebelun ikal ma arai k Jakarta, a ling dah g d Jakarta lagi ya, dah pulang kampong dulu ya? Kq g dceritain, pdhal kan itu cinta pertama ikal yg dipuja”. Or mmg a ling balik dr jakarta wkt ikal mw k jakarta?

Ya… klo diliat dr setting ma perhitungan waktu d sni mmg aneh. Tapi petualangan masa remaja na kerasa banget. Lebih masuk akal dibanding (klo boleh bandingin ya…..) LASKAR PELANGI.
Profile Image for Gregorius Gerry Purnomo.
54 reviews
August 30, 2016
Sang Pemimpi (The Dreamer) is a second book of Laskar Pelangi tetralogy (The Rainbow Troops). The novel is written by adored Indonesian author, Andrea Hirata.

It tells a story about Ikal (Andrea Hirata himself), Arai, and Jimbron. Ikal, a smart and popular student in the school, befriended kind-hearted Jimbron and his cousin Arai. Arai is the main protagonist of the novel, the dreamer, the visionary, who always think for others first before himself.

After finishing secondary school, the trio went to nearby town to continue their study. There, they go through the hardship of life: they attend class from morning to afternoon, then need to work till late at night to pay for their living costs. Although exhausted from daily routine, they support each other and keep their dreams burning in their heart.

Light and humorous at first, the story then touches the readers' heart as the trio struggle and fight their way to their dreams. A fun and heart-warming read, Andrea Hirata once again written a wonderful novel as good as his first novel, Laskar Pelangi.

https://gerryvyers.wordpress.com/2016...
Profile Image for Hae-nim.
6 reviews3 followers
August 10, 2012
Arai, pemimpi sejati. kesusahan menjadikannya sangat kreatif, sabar, optimis dan bersemangat. buku yang seronok di baca.
Profile Image for Leon.
1 review
Read
May 23, 2012
Judul : Sang Pemimpi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Halaman : x + 292 Halaman
Cetakan : ke-14, januari 2008
ISBN : 9793062924


Sang Pemimpi menceritakan tentang hubungan persahabatan dan persaudaraan antara Ikal (sang penulis) dan Arai, serta persahabatan keduanya dengan Jimbron ketika masa- masa remaja (SMA). Perjuangan dan kesetiaan terhadap mimpi mereka. Ikal dalam Sang Pemimpi adalah ikal remaja dari tokoh ikal dalam Laskar Pelangi. Arai adalah tokoh sentral dalam buku Sang Pemimpi. Arai dan Ikal masih bertalian darah. Usianya sebaya dengan Ikal. Neneknya adalah adik kandung kakeknya Ikal dari pihak ibu. Namun malang nasibnya, waktu ia kelas 1 SD, ibunya wafat saat melahirkan adiknya. Arai, baru 6 tahun ketika itu, dan ayahnya, gemetar di samping jasad beku sang ibu yang memeluk erat bayi merah bersimbah darah. Anak-beranak itu meninggal bersamaan. Lalu Arai tinggal berdua dengan ayahnya. Kepedihan belum mau menjauhi Arai. Menginjak kelas 3 SD, ayahnya juga wafat. Arai menjadi yatim piatu, sebatang kara. Ia kemudian dipungut keluarga Ikal.


Arai adalah sebatang pohon kara di tengah padang karena hanya tinggal ia sendiri dari satu garis keturunan keluarganya. Ayah ibunya merupakan anak-anak tunggal dan kakek neneknya dari kedua pihak orangtuanya juga telah tiada. Orang Melayu memberi julukan Simpai Keramat untuk orang terakhir yang tersisa dari suatu klan. Arai adalah seorang yang mampu melihat keindahan di balik sesuatu, sangat optimis dan selalu melihat suatu peristiwa dari kaca mata yang positif. Arai adalah sosok yang begitu spontan dan jenaka, seolah tak ada sesuatupun di dunia ini yang akan membuatnya sedih dan patah semangat. Meskipun perasaannya telah luluh lantak pada usia sangat muda tapi ia selalu positif dan berjiwa seluas langit. Karena berkepribadian terbuka, memiliki mentalitas selalu ingin tahu dan terus bertanya, Arai berkembang menjadi anak yang pintar. la selalu ingin mencoba sesuatu yang baru.

Tokoh lainnya adalah Jimbron, anak yatim piatu. la gagap, tapi tak selalu gagap. Jika ia panik atau sedang bersemangat maka ia gagap. Jika suasana hatinya sedang nyaman, ia berbicara senormal orang biasa. Jimbron bertubuh tambun. Andrea menggambarkan ia seperti bonsai kamboja Jepang: bahu landai, lebar, dan lungsur, gemuk berkumpul di daerah tengah. Wajahnya seperti bayi, bayi yang murung, seperti bayi yang ingin menangis—jika melihatnya langsung timbul perasaan ingin melindunginya. Kalau mengaji, ia selalu diantar seorang pendeta yang biasa dipanggil Pendeta Geovanny. Setelah sebatang kara seperti Arai, Jimbron menjadi anak asuh sang pendeta. Namun, pendeta berdarah Italia itu tak sedikit pun bermaksud mengonversi keyakinan Jimbron. Beliau malah tak pernah telat jika mengantarkan Jimbron mengaji ke masjid. Nasib Jimbron tak kalah menggiriskan dengan Arai. Dan gagapnya itu berhubungan dengan sebuah cerita yang memilukan. Dulu bicaranya normal seperti anak- anak lainnya.
Jimbron adalah anak tertua dari tiga bersaudara. la memiliki dua adik kembar perempuan. Ibunya wafat ketika Jimbron kelas empat SD. Jimbron sangat dekat dan sangat tergantung pada ayahnya. Ayahnya adalah orientasi hidupnya. Jimbron sangat menyukai kuda.

Ketiga tokoh larut dalam kisah persahabatan. Bersekolah di pagi hari dan bekerja sebagai kuli ngambat di pelabuhan ikan pada dini hari. Hidup mandiri terpisah dari orang tua dengan latar belakang kondisi ekonomi yang sangat terbatas namun punya cita-cita besar, sebuah cita-cita yang bila dilihat dari latar belakang kehidupan mereka, hanyalah sebuah mimpi.Di kampungnya, tak ada SMA. Setelah tamat SMP Ikal, Arai, dan Jimbron merantau ke Magai untuk sekolah SMA. Setelah 40 tahun merdeka, akhirnya Belitong Timur memiliki sebuah SMA Negeri. Tak perlu lagi menempuh 120 kilometer ke Tanjong Pandan. Pada saat itulah PN Timah Belitong,salah satu sumber mata pencaharian warganya termasuk ayah Ikal, terancam kolaps. Karyawan di-PHK, memunculkan gelombang besar anak-anak yang terpaksa berhenti sekolah dan tak punya pilihan selain bekerja untuk membantu orangtua. Ikal, Arai, dan Jimbron menjadi kuli ngambat. Karena pekerjaan ini, ketiganya menyewa sebuah los sempit di dermaga dan pulang ke rumah orangtua setiap dua minggu.

Mimpi Ketiga tokoh dalam buku ini dimulai dari guru kesusastraan mereka: Bapak Drs. Julian Ichsan Balia. Sebagai anak-anak yang sejak sekolah dasar diajarkan untuk menghargai ilmu pengetahuan dan seni. Pak Balia memberikan motivasi kepada ketiga pemuda itu untuk menggapai mimpi setinggi-tingginya. Dan pada saat itulah ikal, Arai, dan Jimbron mengkristalisasikan harapan agung dalam satu statement yang sangat ambisius:
“cita-cita kami adalah kami ingin sekolah ke Prancis! Ingin menginjakkan kaki di altar suci almamater Sorbonne, ingin menjelajah Eropa sampai ke Afrika.”

Lulus SMA, tabungan dari hasil keringatnya bekerja sebagai kuli ngambat tidaklah cukup untuk sekolah di Prancis. Ikal dan Arai memutuskan untuk merantau ke Pulau Jawa untuk meneruskan pendidikan. Jimbron memberikan dua celengan berbentuk kuda berisi tabungannya dari upah menjadi kuli ngambat selama ini yang selalu ia isi dengan jumlah yang sama pada masing-masing celengan tersebut kepada kedua sahabatnya. Perpisahan Ikal dan Arai dengan orang-orang terdekat yang mengantarnya ke pelabuhan diceritakan dengan cukup mengharukan. Tahun berikutnya, Ikal berkesempatan kuliah di Fakultas Ekonomi-Universitas Indonesia, sementara ia masih bekerja di kantor Pos. Hingga lulus menjadi Sarjana, Ikal masih belum bertemu dengan Arai. Namun demikian, cita-citanya untuk sekolah di Prancis masih melekat di dadanya. Suatu kesempatan, ada beasiswa S2 di UNI Eropa. Dengan serius Ikal mempersiapkan proposal/papernya.
Meskipun telah lama Ikal tidak bertemu dengan Arai, tapi Ikal tahu bahwa Arai tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Pada tes terakhirnya untuk mendapat beasiswa UNI Eropa tersebut, secara mengejutkan Ikal bertemu Arai. Selama ini Arai kuliah pada jurusan Biologi di Universitas Mulawarman-Kalimantan sekaligus bekerja di toko batu permata. Sambil menungggu pengumuman beasiswa, Ikal dan Arai menyempatkan pulang ke Belitong. Di pelataran depan rumahnya, di sisi ayah ibunya ikal membuka surat; mengumumkan bahwa ia mendapat beasiswa Université de Paris, Sorbonne, Prancis. Dan Arai, di dalam rumah menangis tersedu di depan foto kedua orang tuanya, memegangi surat seperti surat Ikal. Ia juga mendapat beasiswa di Universitas yang sama.
Profile Image for Jonas Vysma.
30 reviews32 followers
July 20, 2018
Kesan saya pada buku ini merujuk pada judulnya. Setiap kalimat da alineanya menuntun kita bagaimana menjadi seorang pemimpi, bagaimana mengalami getir pahit perjuangan. Dan dalam setiap cerita, akan selalu ada orang gendut, orang jatuh cinta, lengkap sudah Sang Pemimpi menjadi keutuhan cerita yang seakan menggugah kita untuk menengok kembali mimpi kita, untuk bangun, bangun dalam rangka merealisasikannya, bukan sekedar memeluknya erat-erat.
Bahasa yang digunakan Hirata dalam bercerita, barangkali adalah gaya penulis Melayu. Saya berjumpa dengan banyak diksi-dksi yang bermetafora dalam menggambarkan suatu suasana dan adegan. Sama seperti novel sebelumnya yang berjudul Laskar Pelangi, inspiratif adalah kesan yang buku ini tinggalkan pada pembacanya. Dan saya rasa itu tidak berlebihan maupun kurang dalam hal menggambarkan buku ini.
Senang berkenalan dengan Hirata melalui novelnya. Dan tetralogi yang ketiganya dalam Laskar Pelangi telah menanti. Sebuah bacaan yang sangat bermanfaat dalam memanfaatkan waktu luang, maupun dalam mengisi waktu lengang yang terbatas. Yeeaaayyyy!!!!!
3 reviews
April 16, 2020
Isinya mengingatkan betapa hebat semangat juang anak Melayu dari Belitung walau hidup susah. Jiwa Melayu yang luar biasa utuh.

Rujuk (cetakan Edisi Bahasa Melayu terbitan PTS Litera) Mozek 17 , Ikal bersua Nurmala, " okey tapi jangan kata gue kirim salam."

Gue? Anak Melayu kata gue. Sungguh besar tuntutan pergaulan. Sehingga perlu kehilangan identiti.

Akan membaca Edensor , Insya Allah.
Profile Image for Afri Andeska.
37 reviews
May 10, 2017
Penuh tawa dan motivasi. Terbayang masa kecil, kala dikampung dulu...
25 reviews
November 21, 2022
Kalian yang baca harus siap pasang sabuk pengaman yaa 🤣 karena menurutku baca buku ini seperti naik rollercoaster membuat perasaan campur aduk 😣
Profile Image for Nur Rachmawati.
2 reviews3 followers
March 25, 2008
Saya melihat ‘Laskar Pelangi’(LP) di rak toko buku kira-kira tahun lalu, dan sejak itu memutuskan buku itu masuk dalam ‘must read list’ saya. Lantas kemudian kenapa saya memutuskan untuk membaca ‘Sang Pemimpi’(SP) lebih dulu? Padahal (sekarang) saya tahu LP dan SP adalah bagian dari tetralogi Adrea Hirata Seman. Kenapa? Tak lain adalah karena SP naik cetak untuk kedua kali hanya 10 hari setelah diterbitkan! (ini kata e-mail yang beredar di mailing list, dan karena saya belum familiar dengan tulisan Andrea Hirata dan karena fakta bahwa saya bukan orang yang terlalu concern terhadap pemasaran maupun dunia percetakan maka saya lebih memilih untuk percaya saja).

Hm..this book must be good!. So, there I was filling a form in an online book store. Sebuah cara belanja yang sangat saya gandrungi akhir-akhir ini, tanpa berdiri sambil membaca resensi buku plus diskon 10-20% dan buku baru saya bayar setelah ada di tangan saya, gampang kan? it’s all in your finger tips . Untuk urusan buku saya lebih membeli ketimbang meminjam, entah kenapa menurut saya membaca buku pinjaman serasa mengurangi sejumput penyedap rasa di semangkuk bakso saya dan itu jelas-jelas akan mengurangi kenikmatannya (untuk yang satu ini demi alasan selera makan saya menutup telinga rapat-rapat dari pesan kesehatan dokter manapun).

Halaman pertama saya tidak terlalu suka dengan penuhnya pemubajiran kata, menyiksa daya imajinasi saya!. Mungkin ini juga yang menyebabkan saya tidak terlalu suka membaca buku-buku Pak Pram, yet Andrea Hirata santer disebut-sebut sebagai Pram muda. Duh!. Tapi kemudian saya menemukan kenikmatan lain dari buku itu. Petualangan tanpa bisa kita menebak ending dari tiap bagian kecilnya (Andrea menyebutnya dengan mozaik). Kocak, jenaka dan saya banyak tertawa hanya dengan membayangkan kepolosan Jimbron, si obsesif kompulsif terhadap kuda, dan keluguan Ikal, sang penggemar berat Kak Rhoma Irama. Sementara Ikal tetaplah Arai, laki-laki kecil yatim piatu sepupu jauh Ikal yang penuh semangat meledak-ledak, tak terduga, seorang pemimpi besar dengan hati sebersih cermin.

”Jejaki kemegahan Eropa sampai ke Afrika yang eksotis. Temukan berliannya budaya sampai ke Perancis. Langkahkan kakimu di altar suci almamater terhebat tiada tara: Sorbonne. Ikuti jejak-jejak Sartre, Louis Pasteur, Montesquieu, Voltaire. Di sanalah orang belajar scince, sastra dan seni hingga mengubah keadaan...” kalimat ampuh itulah yang menjadi cita-cita mereka. Harapan yang selanjutnya menghantui mereka setiap hari. Memacu semangat mereka untuk terus berusaha dan berusaha....

Dan petualangan pun di mulai di Belitong, dari kaki-kaki kumal tiga sahabat (Ikal, Jimbron, Arai) dengan cita-cita dan mimpi menjelajah dunia. Mereka melanjutkan sekolah dengan menjadi kuli kasar di Dermaga Mangai, pulau terpencil Belitong. Untuk menyambung hidup, untuk membiayai sendiri pendidikan mereka tanpa kenal lelah. Kemudian Ikan dan Arai merantau ke Jakarta, memutuskan jalan hidup masing-masing. Sementara Jimbrong tetap di Belitong demi kecintaan butanya terhadap kuda dan Pangeran Mustika Raja Brana dan putri ’tanpa senyum’ Laksmi.

Sampai pada ujung yang sempurna, Arai dan Ikal dipertemukan takdir di wawancara akhir program beasiswa ke luar negeri. Ikal yang sarjana Jurusan Ekonomi Universitas Indonesia dan Arai yang sarjana Jurusan Biologi Universitas Mulawarman akhirnya menepati janji mereka ”hanya pulang ke Belitong bila sudah sarjana” dan mereka melewati semua itu tanpa kiriman selembar wesel pun dari orang tua mereka. Dan diujung semuanya pengumuman kelulusan wawancara itu memutuskan Arai dan Ikal diterima di tempat yang sama: Universite de Paris, Srobonne, Prancis. What a perfect ending 

Buku ini serasa membuat saya percaya bahwa dengan ramuan kerja keras, semangat pantang menyerah, mimpi setinggi langit pun bisa kita raih dengan ijin-Nya. Mimpi tentang menjejakkan kaki di belahan bumi yang lain, mimpi tentang memperoleh pendidikan yang tinggi, semua (hanya) dengan modal semangat membara. Semangat yang bisa membuat mereka berani menentang kerasnya hidup tanpa menyerah. Semangat yang sama juga yang membuat mereka tetap bersama-sama mengejar mimpi.

Kocak, lucu. Biasanya kita membaca buku humor demi niat tertawa, tapi buku ini benar-benar buku serius yang bisa membuat saya tertawa. Ketika kita mengira akhir dari sebuah kejadian kemudian pada akhirnya malah membuat kita tertawa tak terduga, itu yang menurut saya pendongeng yang cerdas. Diwarnai dengan keluasan cakrawala berpikir dan intelektualitas Andrea Hirata membuat buku ini semakin berisi, penuh pesan moral dan petuah bijak tanpa bermaksud menggurui.

31 Agustus 2006
Profile Image for budu kicap.
48 reviews
August 29, 2022
Perjalanan ikal Dan arai utk menamatkan SMA yg penuh dugaan Dan ranjau ..mengajar Kita erti bersyukur kerana ibu bapa Kita mampu memberikan pendidikan kpd kita tanpa Kita perlu bersusah lelah membiayai sendiri sekolah kita
2 reviews3 followers
Read
April 22, 2011
Sang Pemimipi adalah novel yang menceritakan perjuangan tiga anak Belitong yang tinggal disebuah kampung Melayu. Mereka berjuang untuk meraih mimpi-mimpi mereka. Meskipunmereka hidup ditengah kemiskinan, mereka tidak mempedulikannya. Mereka mempunyai semangat yang membara, semangat yang tidak bisa diredam oleh apapun untuk meraih mimpi-mimpi mereka. Sang Pemimpi itu adalah Ikal, Arai, dan Jimbron. Bagi mereka mimpi adalah energi bagi kehidupan mereka masa kini untuk melangkah menuju masa depan yang mereka cita-citakan.
Arai sebenarnya masih memiliki hubungan darah dengan Ikal. Dia sejak kecil sudah menjadi yatim piatu. Karena Arai tidak memiliki saudara lagi, maka dia diasuh oleh orang tua Ikal. Bagi ikal, Arai adalah saudara sekaligus sahabat terbaiknya. Jimbron, dia adalah sosok yang rapuh. Dia berbicara dengan gagap semenjak ayhnya meninggal dunia. Jimbron sangat terobsesi dengan kuda, karena diBelitong saat itu belum ada kuda. Jimbron memiliki kisah yang unik dengan obsesinya terhadap kuda. Anda akan merasa terhibur dengan tingkah Jimbron. Bagaimana kisah ketiga anak tersebut ? untuk mengetahui jawabannya bacalah novel Sang Pemimpi.
Setelah lulus SMP, mereka pergi merantau ke Magai untuk melanjutkan sekolah. Saat itu PN Timah Belitong sedang dalam keadaan terancam kolaps, sehingga di Belitong terjadi gelombang PHK besar-besaran. Akibatnya, banyak anak-anak yang tidak dapat melanjutkan sekolah. Mereka bertiga melanjutkan sekolah dengan biaya dari hasil bekerjanya, mulai dari penyelam dipadang golf, affice boy disebuah kantor pemerintah, hingga akhirnya bekerja sebagai kuli ngambat. Mereka tinggal bersama dalam sebuah los kontrakan.
Novel ini menceritakan kisah memoar kehidupan Ikal, Arai, dan Jimbron dalam mewujutkan impian mereka. Semua kisahnya tersaji dalam 18 mozaik yang tidak terlalu panjang. Ada beberapa kisah yang menggugah, namun ada juga beberapa kisah yang lucu. Seperti pada mozaik bioskop, yang menceritakan kenakalan Ikal dan kedua sahabatnya. Selain itu, disela-sela kisah ketiga pemimpi yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi, pembaca juga akan disuguhi potret landskap pulau Belitong lengkap dengan kondisi sosialnya.
Novel Sang Pemimpi, merupakan kelanjutan dari tetralogi Laskar Pelangi. Akan tetapi, didalam isi cerita novel Sang Pemimpi, tidak menceritakan tentang anggota Laskar Pelangi yang selalu bersama dalam cerita dari novel Laskar Pelangi. Dan ada potongan mozaik yang membuatku kecewa dengan cerita dalam novel, yaitu pada kalimat “Tak terasa aku telah menyelesaikan kuliahku” (hlm. 250). Sepertinya ada sesuatu yang disembunyikan dari penulis tentang kisah ini. Semoga kisah yang disembunyikan itu akan diceritakan dalam novel berikutnya.

Displaying 1 - 30 of 1,326 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.