Jump to ratings and reviews
Rate this book

Makrifat Sakit dan Kematian: Dari Kefanaan Menuju Keabadian

Rate this book
Jika Tuhan Maha Pengasih dan juga Maha Kuasa, kenapa Dia membiarkan ada penderitaan dan keburukan di dunia ini?

Pernahkah pernyataan ini menghampiri pikiran kita? Makrifat Sakit dan Kematian sejatinya merupakan respons terhadap salah satu persoalan klasik dalam filsafat, yang disebut dengan masalah teodisi atau keadilan Tuhan, pada rumusan pertanyaan tersebut.

Buku ini berupaya menggali makna positif—yang sejalan dengan sifat Maha Pengasih Tuhan—dari penderitaan, sakit, dan kematian, melalui sudut pandang makrifat (tasawuf).

Ditulis dengan pembahasan yang populer dan akrab, kita akan dibawa menelusuri makna sesungguhnya dari sakit dan kematian.

* * *

"Membaca Makrifat Sakit dan Kematian, seketika, tangan kanan saya yang sulit bergerak dan sedang dalam proses terapi, berkurang rasa ngilunya, terhapus keluh di mulut atas sakit yang melilitnya. Pupus." —Kang Maman, Penulis, Kreator, Penggiat Literasi

216 pages, Paperback

Published March 1, 2023

8 people want to read

About the author

Haidar Bagir

30 books39 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
5 (35%)
4 stars
7 (50%)
3 stars
2 (14%)
2 stars
0 (0%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 7 of 7 reviews
Profile Image for raafi.
926 reviews448 followers
April 26, 2023
Setiap beberapa waktu sekali, saya menyempatkan baca buku-buku genre nonfiksi religi seperti ini. Selain untuk pemenuhan batin sendiri, saya juga kerap ingin mengingatkan diri sendiri bahwa saya bukan-siapa-siapa dan semua-ini-tidak-fana. Untuk buku ini sendiri, saya dibuat merenung dan menangis beberapa kali.

Pertanyaan klasik "kalau Tuhan Maha Pengasih dan Maha Kuasa kenapa ada penderitaan di dunia?" menjadi ide awal penulisan buku ini. Penulis menjabarkan secara komprehensif dan mudah dipahami tentang makrifat ujian/cobaan, sakit, dan kematian. Makrifat sendiri menurut pendefinisian buku ini berarti memahami makna-makna batin dari fenomena-fenomena yang terkait daengan hal-hal fisik.

Diselingi beberapa teori filsafat dari filsuf-filsuf terkenal sebagai bahan pendukung, penulis menjabarkan hal-hal krusial tentang sakit dan kematian dengan sumber-sumber utama Alquran dan Hadis. Saya diajak belajar filsafat sembari mengencangkan ikat pinggang iman tentang kemahabesaran Tuhan. Beberapa jabaran, ayat, dan kutipan tak luput saya tandai agar memudahkan saya mengingat kembali esensi buku ini.

Secara garis besar, saya menyimpulkan dengan keterbatasan ilmu saya bahwa buku ini ingin mengajak kita mengetahui bahwa kita pasti sakit (entah sudah atau akan), dan kita akan dihadapkan pada kematian. Kita diajak untuk menerimanya dengan mata terbuka dan hati yang tenteram. Dan kita, manusia, pasti butuh Tuhan karena kita akan kembali kepada-Nya. Juga, bahwa Tuhan itu sungguh-sungguh Maha Pengasih.

Puncak saya menangis yakni saat penulis memberi kesan sebagai berikut pada sebuah bab. "Kalau Tuhan memang jahat dan penuh murka, ya sudah terima saja. Kita tidak bisa apa-apa lagi." Di situ saya cukup merenung karena saya berpikir akan ketidakberdayaan saya sebagai manusia; bahwa kita benar-benar tidak ada apa-apanya dengan keluarbiasaan Tuhan.

Penulis juga menyinggung sedikit tentang teodisi Tuhan. Yang saya pahami, konsep filsafat ini membantu manusia untuk mengurai alasan Tuhan yang Maha Adil dan Maha Segala-galanya tetap membiarkan adanya hal-hal buruk, jahat, serta penderitaan. Menarik sekali untuk simak jabaran Lampiran di akhir buku yang berjudul "Membincang Keadilan Tuhan (Theodicy)".

Saya sudah membaca Jika Tuhan Mahakuasa, Kenapa Manusia Menderita? yang pada judulnya bahkan terlalu ofensif untuk tidak disimak. Hanya saja, bahasan pada judul hanya ada pada satu tulisan saja. Sementara itu, buku "Makrifat Sakit dan Kematian" ini menguliti bahasan tersebut secara menyeluruh (setidaknya, lagi-lagi, buat saya).

Jabaran teori-teori filsafat yang sedang dalam buku "Makrifat Sakit dan Kematian" ini malah bikin saya tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang filsafat agama. Saya sudah mengincar satu nama penulis: Fahruddin Faiz. Saya juga jadi tertarik membaca Sains Religius Agama Saintifik: Dua Jalan Mencari Kebenaran yang ditulis duet oleh penulis buku "Jika Tuhan Mahakuasa, Kenapa Manusia Menderita?" dan penulis buku "Makrifat Sakit dan Kematian". Semoga masih diberi waktu untuk membaca dan belajar lebih jauh.
19 reviews3 followers
June 26, 2023
Zaman semakin sibuk dan sejatinya kita perlu merehatkan diri sambil tetap mengambil hikmah dari banyak hal yang terjadi. Menurutku, buku ini layak disebut sebagai self improvement. Tema secara garis besarnya memang mengupas persoalan titik terendah manusia —dalam hal ini sakit dan kematian — dengan sudut pandang teologi.

Semua orang pernah mengalami sakit, menyaksikan perisitiwa kematian kerabat, dan pasti akan mengalami kematian suatu hari. Berangkat dari lika-liku peristiwa sakit dan kematian, ada satu pertanyaan yang lumrah tercetus di kepala, "jika Tuhan Maha Kuasa kenapa Dia membiarkan ada penderitaan dan keburukan di dunia ini?"

Memang sudah alamiahnya, bahwa manusia yang berakal cenderung akan kritis dengan apa yang terjadi di hidupnya. Selalu mencoba mencari tahu akar dari setiap peristiwa. Bagiku, buku ini tak cuma berisi tulisan "usap-usap" semata. Kita diajak untuk lebih terbuka terhadap fenomena masa kini yang akhirnya berkaitan pada sakit dan kematian.

Ada satu sub-bab yang cukup menggelitik, "Menjaga Kesehatan Yes, Obsessed dan Takut Mati, No!" Di dalamnya, aku cukup dibuat tercengang dengan fenomena "hidup sehat" masa kini yang ternyata bisa saja mendorong kita pada obsesi sehat. Sejatinya, sehat itu seharusnya jadi sarana. Sarana berbuat baik, misalnya. Bukan malah menjadi tujuan yang akhirnya hanya supaya tidak sakit dan menderita.

Kembali pada pertanyaan tadi, kenapa Tuhan membiarkan penderitaan? Melalui buku ini, kita juga perlu melakukan refleksi atas apa yang sudah terjadi di diri kita. Karena bisa jadi, ada keburukan yang datangnya dari kita sendiri. Atau bisa jadi, keburukan tsb. merupakan awal kebaikan yang didatangkan Tuhan. Memang terdengar klasik, tapi kalau tak punya persepsi yang mumpuni, barangkali kita akan terus-menerus larut dalam titik terendah.

"Adakah kita mampu menghadirkan Tuhan sebagai kawan abadi, bahkan pada saat-saat genting?" -hal. 27
Profile Image for ND Ratna .
100 reviews
July 23, 2023
3.5/5
Buku ini lebih membahas tentang bagaimana menghadapi sakit dan kematian. Biasanya kita akan takut menghadapinya namun jika dipandang dari sudut pandang lainnya bukankah ketika mati seseorang hanya berpindah alam saja. Sama halnya saat kita masih dalam janin berpindah ke dunia ini.

Tuhan tidak pernah salah memberikan sesuatu kepada kita termasuk rasa sakit dan kematian. Kek diajak berpikir terbuka aku, ga melulu bahas agama sih di buku ini.
Profile Image for Amanda Maryam.
47 reviews1 follower
November 21, 2023
Ngomongin sakit dan kematian ga pernah seindah ini. Semakin mendalami isi buku, justru semakin (sedikit) ngerti tentang hidup. Buku yang selama ini aku cari, yang jawab pikiran-pikiranku soal mati dan kematian.
Profile Image for Joseph Mofle.
6 reviews
Read
May 19, 2025
Menjelaskan cara membangung komunikasi antara dua alam (kehidupan dan kematian) yang berbeda.
Profile Image for Diah.
198 reviews16 followers
June 4, 2025
Kurang masuk, mungkin saya terlalu sekuler 😅
Profile Image for Wasila Kenanoglu.
3 reviews
January 14, 2024
Bahasanya mudah dipahami dan penjelesannayapun mudah mengerti. Saya ketika berbincang dengan sesorang kadang kala kita berbicara tentang Agama dan kadang mereka bertanya, jika memang Tuhan ada kenapa hal-hal buruk dalam dunia ini masih berlanjut bahkan seakan-akan tidak ada yang perduli atau dunia ini tidak adil. Dan Alhamdulillah dengan saya membaca buku ini saya mendapat segala jawaban yang saya inginkan. Intinnya apapun yang terjadi dalam hidup ini mau itu baik atau buruk semua sudah ti takdir kepada Allah SWT. Dan segala sesuatu yang bersifat jahat itu adalah dari perbuatan manusia sendiri contoh dari perang, pembunuhan dll tetapi dari semua ini bukan berarti kita diam dan melihat saja kita sebagai manusia yang berakal wajib bantu jika bisa, bereampati kepada mereka dan berdo'a minta pertolongan.

Awal mula membeli buku ini dengan catatan ingin mengerti tentang sakit yang Allah beri kepada kita. Kita sakitpun semua ada hikmah dan amalnya sendiri Masy ALLAH, Allah maha besar dan segala yang terjadi di kita semua untuk kebaikan kita sendiri. Rasa ikhlas dan nerima adalah satu kunci untuk nerima semua kenyataan dalam hidup ini. semoga kita di lindungi oleh Allah SWT.
Displaying 1 - 7 of 7 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.