Perkenalkan: Indiana Lesmana Indiana dua kata dari Indi dan Anna? Bukan. Satu kata. Indiana seperti nama negara bagian di Amerika? Ya. Indiana seperti tokoh film Indiana Jones itu? Ya. Indiana seperti nama penduduk asli Amerika? Yang itu namanya Indian. Tapi hmmm, ya. Indiana seperti...
Ia adalah Head Hunter di dunia karier. Teman sekamar yang ceria. Kekasih yang menyenangkan. Anak yang bertanggung jawab terhadap orangtuanya. Penduduk yang perhatian terhadap kotanya.
Ehm.
Yah, sejujurnya... Itu tidak semuanya benar.
Mari kita ulangi: Indiana adalah tipikal gadis yang banyak dijumpai di kota metropolitan Jakarta. Masalah hidupnya dapat dirinci sampai berlembar-lembar halaman. Kekasih yang tukang maksa. Karier yang mandeg. Gaji yang selalu kurang. Bos yang terlalu menyebalkan dan penuntut. Tas kantor yang selalu tidak trendi. Calon mertua yang mau tahu urusan orang. Mobil yang terus-menerus perlu masuk bengkel. Kondom yang bocor.
Tentu tidak ada masalah lain yang lebih besar daripada ini bukan?
Sampai suatu ketika pesawat yang ditumpanginya terjatuh di alam belantara Kalimantan.
Clara Ng adalah pengarang sejumlah novel dewasa dan juga buku anak-anak. Ibu muda berbintang Leo ini lahir di Jakarta tahun 1973. Lulusan di Ohio State University jurusan Interpersonal Comunication ini tidak pernah bercita-cita jadi penulis, namun kini karya-karyanya mengalir tanpa henti. Novel-novel dewasa yang sudah diterbitkan adalah Indiana Chronicle: Blues, Indiana Chronicle: Lipstick, Indiana Chronicle: Bridesmaid, The (Un)Reality Show, dan Utukki: Sayap Para Dewa. Buku anak-anaknya yang sudah terbit adalah Seri Berbagi Cerita Berbagi Cinta.
Terlepas dari kontroversi dugaan plagiarisme, saya memang tidak bisa menikmati buku ini.
Ini buku kedua Clara Ng saya setelah Tea For Two (yang tidak sampai selesai saya baca), dan rasa-rasanya saya kok menangkap ada tendensi yang sama dalam gaya Mbak Clara membuat karakter perempuan. Karakter Indiana ini, mirip seperti Sassy dalam Tea For Two, digambarkan sebagai wanita sukses, mandiri, punya karir yang mapan, modern, tapi sama-sama melempem di hadapan pasangannya. Saya tidak suka.
Mohon maaf, saya jauh dari kata feminisme. Saya bahkan nggak tahu apa tepatnya arti feminisme. Tapi saya tahu betul bahwa perempuan yang (supposedly) cerdas dan modern tidak akan bersikap seperti kerupuk disiram kuah saat terlampau dikekang oleh pasangannya. Ini yang sangat mengganggu saya saat mengikuti cerita perjalanan Indiana. Karakter Francis, kok lebih berkesan diktator dibanding pacar. Dan Indiana terasa seperti prajurit pangkat bawah yang menuruti semua omongan pacarnya. Francis diceritakan pemaksa, sedikit-sedikit marah, melarang Indiana melakukan ini-itu. Sementara Indiana selalu ketakutan dan menurut. Perjalanan cinta Indiana-Francis sama sekali tidak mengena di hati saya. Dangkal. Obsesif. Abusive.
Dan jalan ceritanya, aduh...
Saya punya inside jokes dengan teman-teman saya, dimana kami menjuluki buku-buku ala 'metropop' atau 'chicklit' sebagai buku 'khayalan babu'. Alias, ceritanya terlalu muluk-muluk ala sinetron. Selalu perempuan karakter utamanya diceritakan biasa-biasa saja tapi ternyata punya pacar ganteng anak konglomerat, kemudian mereka bertengkar dan putus, kemudian dalam sebuah kejadian yang sangat random si karakter utama ini tiba-tiba kecelakaan pesawat, dan bertemulah dengan another guy yang sama gantengnya, sama tajirnya, dan voila! Si gantengdantajir #2 jatuh cinta, dan bersainglah ia dengan si mantan pacar gantengdantajir #1 untuk memperebutkan hati sang karakter utama. Membaca buku ini membuat saya miris--apa memang begini model cerita yang disukai oleh perempuan-perempuan Indonesia? Apakah kisah cinta model begini yang dijejalkan oleh para penulis kita pada para pembacanya (yang saya yakin sebagian besar perempuan), dimana satu-satunya pesan yang bisa saya ambil setelah membaca buku ini adalah: selalu kembalilah pada pacarmu meskipun dia arogan, tukang mengekang, dan obsesif, yang penting dia ganteng, kaya, dan 'tahan lama'? Kalau sampai jawabannya iya, saya sedih sekali.
Jenis buku yang kita sukai secara tidak langsung adalah cerminan kepribadian kita. Maka dari itu kalau ada perempuan yang sampai suka sama buku ini, saya benar-benar menaruh simpati. Satu-satunya yang saya sukai dari buku ini adalah: untunglahhhhh terbitnya sudah lama di tahun 2004 dan sekarang sudah tidak lagi beredar di toko buku.
Waktu buku ini terbit sepertinya belum ada metropop ya... seandainya buku ini cetul pasti masuk dalam lini metropop.
Indiana Lesmana bekerja sebagai head hunter di sebuah perusahaan konsultan. Tapi karena kekurangan pegawai, dia dimasukkan ke tim riset untuk klien dari perusahaan besar Neraca Publishing. Meski pontang-panting, Indi berusaha bekerja semaksimal mungkin.
Sementara itu, pacarnya Francis tiba-tiba mengajukan lamaran untuk menikahinya. Kalau saja Francis bukan anak seorang konglomerat, Indi tidak akan sepusing ini menghadapi pernikahannya. Bertemu dengan calon mertua yang punya standar tinggi sudah membuatnya naik pitam. Apalagi harus berurusan dengan perencana pernikahan yang bawel.
Di tengah keruwetannya, Indi ditugaskan ke Kalimantan. Seakan-akan hidup Indi belum seperti drama, kali ini pesawat yang ditumpangi Indi mengalami kecelakaan dan terjatuh di sungai entah-apa-namanya di Kalimantan. Berhasilkah Indi bertahan hidup?
Sudah lama buku ini tertimbun di lemari, karena saya berniat mengumpulkan 3 bukunya dulu sekaligus. Setelah ketiganya terkumpul...tetap saja tertimbun..hehe.
Saya suka dengan Indi yang digambarkan sebagai sosok yang mau memperjuangkan dirinya, meski di hadapan Francis dia seperti tidak berdaya. Kisah Indi memang agak mirip dengan Sex & The City, tapi ini versi Indonesianya. Lagipula Indi hanya punya Sara, sepupunya yang selalu mendukungnya dalam segala hal. Saya jg salut pada kesetiaan Indi pada Francis. Tapi Indi juga tahu kapan dia harus meninggalkan Francis.
Isi buku pertama ini memang nanggung sih. Soalnya ada buku kedua dan ketiga. Wait...berarti Indi selamat dari kecelakaan maut itu? Hehe...baca aja bukunya ya..
*postingan ini diikutkan dalam Lucky No 15 Reading Challenge Kategori It's Been There Forever
Hmmm. Buku yang menarik - chicklit sukses di antara ratusan lain yang klise.
But wait a minute. Has anybody read the Shopaholic series? Kalau iya, mungkin seperti saya, akan melihat berbagai kesamaan di seri Indiana ini dengan chicklit Sophie Kinsella yang sangat sukses dan original itu.
Indiana sama-sama menyebabkan gosip yang membuat karir Francis (yang mirip banget sama Luke Brandon) terancam.
Indiana sama-sama dipaksa menandatangani surat sebelum nikah oleh calon mertuanya, seperti Becky.
Endingnya, Indiana sama-sama 'melarikan diri' ke tempat lain hingga Francis datang 'menjemputnya'.
Dan masih banyak lagi.
Walaupun saya menghargai karya penulis yang cukup manis, dengan bahasa yang enak ditelusuri dan detail-detail lain yang membuat buku ini jadi ringan, saya sama sekali tidak menghargai bahwa karya ini begitu mirip dengan buku Shopaholic.
Coincidence kah? Mengapa begitu banyak kemiripannya?
More like plagiarism.
:(
sayang sekali. karena mungkin Clara Ng bisa jadi penulis favorit saya jika bukan karena ini.
Membaca novel ini seperti merasakan deja vu. Saya yakin pernah membaca novel dengan plot mirip seperti ini sebelumnya, bahkan di beberapa bagian kalimatnya pun hampir-hampir persis sama. Setelah membaca beberapa review, ternyata novel yang 'kebetulan sama' itu adalah Shopaholic Series dari Sophie Kinsella. Saya menikmati membaca Shopaholic Series, tapi tidak terlalu untuk novel Clara Ng ini. Mungkin karena saya sudah membangun pikiran bahwa ceritanya sengaja dibuat sama, meski belum tentu begitu. Mungkin juga karena cara penceritaannya yang menurut saya kurang... ah, apa ya, rasanya terlalu sinetron, hanya saja ini versi bahasa baku-nya. Belum lagi beberapa percakapan antar tokoh yang mungkin dimaksudkan untuk unsur komedi tapi terkesan agak memaksa karena lebih cocok menjadi potongan dialog dalam sitkom. Tapi jempol buat seri ini karena berhasil ditulis untuk trilogi, meski saya tidak begitu yakin akan berminat membaca lanjutannya.
setengah buku ceritanya ok... bener2 cewe metropolitan di awal abad 21..
tapi...lama-lama...makin dibaca.. ceritanya sama dengan salah satu serial "shopaholic" karangan sophie kinsella...!!!!!
gak tau yang ngarang lagi buntu jadinya ngambil ide cerita orang... atau memang kebetulan punya pemikiran yang sama (alasan yg terakhir 100% aku ragu kebenarannya)...
so...akhirnya setengah akhir cerita buku ini dah bikin aku gak mood lagi... mending gak usah baca dari awal kali ya...?
gosh...padahal aku suka serial Indiana chronicles: lipstick... tp yang ini ternyata mengecewakan..
Clara Ng ga usah kita tanya lagi siapa. Tapi dengan baca sinopsisnya aja dan berbagai review kita akan tahu bahwa buku ini sangat mirip dengan buku SOPHIE KINSELLA dgn judul CAN YOU KEEP A SECRET terbitan GRAMEDIA (bukan seri Shopaholic tapi salah satu judul Kinsella yang lain).
Indiana : Emma Charles : John Francis : Connor
Mungkin Clara Ng terinspirasi sama Sophie Kinsella ketika membuat novel ini. Tapi selama itu tidak menjiplak mungkin sah-sah saja.
Punya kekasih yang tampan dan kaya ternyata tidak cukup bagi Indiana, bukan karena Indiana tergolong ‘cewek matre’, tapi karena Francis terlalu mengatur dan memaksa. Meskipun termasuk tipe pria romantis, Francis terlalu ‘tegas’ bagi Indiana, tidak pernah dia bertanya apa keinginan Indiana, selalu semua sudah ditetapkan oleh Francis. Ketika Francis melamarnya, Indiana bahagia, tapi dia harus berhadapan dulu dengan calon mertua yang ternyata suka mengatur dan ikut campur dalam urusan pribadi anaknya.
Sampai suatu ketika, Indiana ditugaskan ke Pontianak dan pesawat yang ditumpanginya mengalami kecelakaan. Pesawat itu jatuh di hutan di belantara Kalimantan. Sempet hampir terjebak, karena aku pikir Indiana Chronicles ini akan menceritakan tentang petualangan Indiana di hutan Kalimantan, tapi ternyata aku ‘tertipu’. Di sini Indiana bertemu dengan Charles, salah satu penumpang pesawat itu juga. Charles adalah pimpinan perusahaan besar di Jakarta. Mereka berdua membantu para korban lain di pesawat itu.
Pertemuan dengan Charles malah membuahkan masalah baru bagi Indiana. Ternyata Charles adalah orang penting yang seharusnya ditemui Indiana di Pontianak. Ketika bertemu di kantor Indiana, baru Indiana tahu siapa Charles sebenarnya. Buntutnya, Charles mengundang Indiana makan malam, dan Indiana harus berbohong pada Francis demi memenuhi undangan itu.
Acara makan malam menjadi mimpi buruk lain bagi Indiana. Indiana yang ngetop mendadak karena diberitakan di berbagai media setelah kecelakaan menjadi sasaran empuk infotainment di televisi. Gosip merebak tentang hubungan Charles dan Indiana yang menjadi berita utama di berbagai televisi. Akibatnya lagi, boss Indiana marah besar, dan memecat Indiana karena sudah terlibat masalah emosi dengan kliennya. Hubungannya dengan Francis pun memburuk.
Tapi, sisi baik dari ‘ketenaran’ mendadak, Indiana ditawari mengisi kolom tentang kehidupan wanita metropolitan di sebuah majalah wanita, Metro Women.
Mungkin membaca buku ini, kita tidak melihat perbedaan mendasar dari gambaran perempuan yang digambarkan dalam chicklit terjemahan. Malah mungkin terkesan ‘meniru’, tapi mungkin inilah gambaran perempuan metropolitan dengan masalah kesehariannya.
bercerita ttg Indiana Lesmana, ceweq independent, khas wanita metropolitan dengan segala lika likunya.
Indiana adalah head hunter dengan karier yg mandeg & gaji yg selalu kurang & mobil antik yg bolak balik masuk bengkel xixixixixixi.
Indiana tinggal 1 apartement dengan Sara, sepupunya yg jago masak. Indiana juga punya kekasih, Francis (lupa nama belakangnya pokoknya njawani banget deh) Francis, seorang pengusaha & putra tunggal konglomerat indonesia. masalahnya orang tua francis ga sreg dengan pilihan calon istri Francis yaitu Indiana.
masalah makin rumit dimulai dengan Indiana kecelakaan pesawat saat harus melaksanakan tugas kantor ke kalimatan serta bertemu dengan charles, cowoq imut hingga akhirnya Indiana & Francis bubaran.
berjuang menata kembali hidupnya Indiana memutuskan untuk menerima pekerjaan sbg editor disebuah majalah di bali.
sebenarnya novel ini sangat sederhana banget storylinenya tapi dikembangkan dengan sangat menarik & dengan bahasa & alur yg sangat enak diikuti. kita disuguhi dunia kerja & dunia metropolitan dengan segala glamor & tidak enaknya juga. clara ng bener2 top menceritakan kisah seorang indiana lesmana dengan sangat baik. two thumbs up
Gimana, ya. Nggak ada tokoh sahabat yang bijaksana sehingga terkesan klise layaknya novel metropop lain. Dan entah mengapa ketiadaan itu bikin novel ini terasa lebih real. Juga karakter tokoh lain, misal orangtua Francis yang rada sombong karena mereka konglomerat dan harus jaim.
Fokus utama ceritanya, kalau menurut saya, lebih berat ke karirnya Indiana. Bahwa kerja di perusahaan swasta itu berat, Jenderal. Bisa naik/turun pangkat dengan mudah, bisa dipecat dengan alasan yang mungkin nggak masuk akal. Belum lagi politik (licik) antar perusahaan saingan. Sebagai PNS, saya merasa agak anu. Kalau kualitas perkejaan seperti yang saya lakukan ini dibawa ke swasta, barangkali saya tidak akan suvive. On, my.
Dari segi penulisan, Indiana Chronicle, biarpun diceritakan dari sudut pandang orang ketiga tetapi sangat bisa menggambarkan karakter dan suasana dengan baik. Selama ini saya pikir kalau menggunakan sudut pandang orang ketiga, satu-satunya cara untuk menjelaskan karakter hanya melalui dialog. Ya ampun, mestinya saya baca ini lebih cepat. >.<
Aku beli ini sama kakakku. He bought it years ago. Terus dia bosen dan well, 3 buku Indiana Chronicles jatuh ke tanganku dituker selembar uang warna biru. Guess it. Clara Ng, I have to say that I love your books! Bukunya seru, humoris, dan romantis. Pertamanya ngira paling kayak komedi romantis biasa. Well, waktu baca ini, lagi tergila-gila sama Metropop dan Chicklit. Jadi, pas tau kakakku punya novel lajang dewasa beginian, aku beli tanpa babibu. Dan alhasil, aku beli tanpa baca belakangnya. Yang agak mengagetkan adalah kata "kondom" di belakangnya. Really, I didn't notice that before. Waktu itu aku umur 16an dan jujur aja agak kaget dengan beberapa adegan lemon. Ga diekspos sih. Dan jujur juga, aku udah biasa dengan begituan karena sering baca novel terjemahan yang budayanya, well, you know what i mean. One word for Indiana? COOL!
Khas chick-lit sekali. Menghibur, sedikit mengharukan, walaupun konflik-konfliknya cukup klise dan gaya hidupnya terasa sangat kebarat-baratan. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, memang sebagian masyarakat Indonesia terutama yg hidup di kota besar sudah menjadi kebarat-baratan ya, apalagi yang memang hidup di kalangan menengah ke atas, jadi memang tidak aneh lagi. Terasa seperti baca novel chick-lit terjemahan, tapi Indonesia banget (Bakmi GM! Mangga Dua! Hahaha...) I like it! :D
Dari segi romance-nya, ending-nya bikin penasaran. Nampaknya baru akan terjawab di buku-buku berikutnya dari seri ini.
Udah lama banget ngga baca novel asli Indonesia, dengan bahasa Indonesia. Tanpa sadar selesai baca buku ini dalam kurang dari 12 jam saja, itu juga dengan diselang-seling kerjaan. Biasanya kalau baca novel bahasa Inggris otaknya kerja lebih keras dan lebih lambat mikir, sepertinya, hahahaha...
u won't stop from page 1,, and must preparing to laughing all the time. really nice, cheerfull but the reality of life of Indiana. she always cheers up and can be her self. her life is ordinary life of a women in Jakarta but with her way, even busy but she take it as it is. relationship beetwen she and her boyfriend reflected honesty of them, not covered and pretend to be 'good people' but just to be them!!including making love before married. hmhm,,, honest.and can be fact in metropolitan city.
Indiana Chronicle trilogi sangat menghibur, lucu, menghadirkan wawasan & romantisme yang tidak ‘basi’ tentang kehidupan wanita lajang. Sifat Indiana tidak dideskripsikan dengan gamblang, namun pembaca dapat mengerti karakter Indiana dari kejadian demi kejadian. Karakter Indiana yang memiliki good personality semakin menarik karena ketidaksempurnaannya, kecerobohannya, pengungkapan dalam suara hatinya yang kadang-kadang ‘nakal’ namun terdengar jujur. Dan di novel Indiana ini banyak pesan2 yang baik utk cewek2 Indonesia.
waktu pertama kali baca ne buku.. wuih..ternyata dunia cewek dewasa complicated yakkk but clara ng berhasil menggambarkannya dengan baikk setiap bagian di buku ne ga bosenin, ga bisa lepasin kalo belum slesei belum lagi adegan2 lucunya, sumpah mpe ngakak2 ga jelas sendiri dehh paling suka pas indiana yg habis terpuruk (diputusin tunangan, dipecat dari kerjaan) berusaha untuk bangkit ! itu yg harus kita ambil, jgn mpe kita dikendaliin keadaan tapi kita yg harus mengendalikan keadaan jangan patah smangat !!!
awalnya iseng aja beli buku ini. sekali-kali boleh dong baca buku2 sejenis chicklit..eh setelah dibaca ternyata lumayan menghibur. ceritanya ringan, ga berat n ga bikin sakit kepala. gara2 baca buku pertama ini, gw jd ketagihan baca lanjutannya ampe buku 3 :D walaupun satu hal yang gw ga suka, yaitu penggambaran gaya hidup yang menurut gw terlalu 'bebas'..mungkin buat sebagian orang di kota besar, itu sdh jd hal yg biasa. tetapi tetap aja, saya kurang sreg dgn hal yg satu ini..ternyata, gw termasuk orang yg konservatif juga ya :D
This is my company during my 1,5 months stay in Banda Aceh! Always stay at my bed-side. Made me smile, happy, and sad in the same time. So light! Don't have to think hard to read it (please, I have enough think-hard-matters at that time).
I have no idea where the books are now. I think I lend it to someone. I would like to have all three books, you know, just so it's available when I want to read something in fast-mode.
A long time has passed between the time I read this book and now, when I'm writing this review. So I have forgotten a little bit about the plot, a more-than-a-little bit about the characters, but I haven't forgotten about how fun it is to read this. So witty, naughty, sassy, well, very chick-littish, it never fails to bring me smiles, sometimes even loud laughters (making me the target of weird looks from so many strangers). Very entertaining.
A long time has passed between the time I read this book and now, when I'm writing this review. So I have forgotten a little bit about the plot, a more-than-a-little bit about the characters, but I haven't forgotten about how fun it is to read this. So witty, naughty, sassy, well, very chick-littish, it never fails to bring me smiles, sometimes even loud laughters (making me the target of weird looks from so many strangers). Very entertaining.
awalnya saya tidak terlalu mneyukai cerita-cerita metropop. tapi karya Clara Ng ini berbeda. saya sangat menyukai tokoh Indiana yang kuat menghadapi permasalahan hidup. sampai akhirnya ia bisa bangkit untuk memulai hidup yang baru, dan bisa bersikap tegas kepada pihak-pihak yang merugikannya. bahasa yang digunakan ringan, sehingga bisa dinikmati siapa saja.
Waktu tidak menyembuhkan luka. Hanya dirimu yang dapat menyembuhkan luka lupa ada di halaman berapa)
Buku pertama dari seri Indiana Chronicle ini buat saya merupakan the best of Clara Ng's books.
Karakter Indi sangat menarik. Tipikal cewek metropolitan dengan segudang permasalahannya. Mobil tua kesayangannya punya nama (lupa ih...) Cowoknya Francis juga ganteng dan sexy.
Clara menulis buku ini dengan cukup vulgar (untuk telinga Indonesia)tapi tetap ga terkesan mesum (itu yang penting), jadi ga bikin eneg.
This is my first Clara Ng's chicklit and this Indiana chronicle is a trilogy. I like the flashback bit in the beginning. I really enjoy the narration. I think sentences like 'sialansialansialan' (with no spaces) help me relate to what the character is feeling. I just don't agree on some dialogues and the choice of pronouns, they do not come as natural to me. Overall, it was a nice read on a peaceful Sunday afternoon.
Sudah agak lupa ceritanya, tapi seingat saya yang pasti lumayan menarik. Menarik sampai... tiba-tiba muncul adegan Shopaholic-nya Sophie Kinsella. Awalnya gak percaya, tapi usut punya usut, Shopaholic Ties The Knot keluar waktu tahun 2002, Indiana Chronicles: Blues tahun 2004. Oow. Ga tau ah :(
Awalnya berniat kasih 3 bintang. nope, 2 bintang aja deh
Entah kebetulan...pas menemukan buku ini pertama kali, pekerjaan dan umurku sama dengan tokoh ini hahahahaha....
So, jadi sangat antusias sekali membacanya, meski memang pacarku waktu itu tidak seperti pacarnya Indiana hehehe...
Segar, atraktif, kocak dan konyol!! Apalagi setelah menyelesaikan triloginya, semua bukuku dapat tanda tangan langsung dari Clara Ng....duuuuhhh...senengnya
sukaa bangettt smaa buku ini!! :D pertama, ceritanya enak banget dibaca dan sama skali ga ngebosenin. kedua, ceritanya bagus dan menarik
cuman, sayangnya nih cerita kaya copy paste dari Shopaholic dan sedikit bikin aku kecewa, padahal Clara adalah penulis pandai yang alami, dan seharusnya bisa membuat ide sendiri.
This book is okay, but I prefer the (un) reality show much better compare to this one. I don't know, I think this book is umh...so-so to tell a hocus pocus story about lucky girl who's get married into a prince charming, get lucky almost her whole and finally - the best thing is -live happylieverafter -
Saya membaca buku ini pinjam dari teman. Kala itu saya masih duduk di bangku SMA, cukup lugu, dan ndeso :P Kisah Indiana dengan kehidupan metropolisnya terasa begitu mengawang-awang buat saya pada masa itu. Namun plot yang menarik serta tulisan Clara Ng yang mengalir membuat buku ini cukup seru untuk dibaca.