Kala kita percaya bahwa Ada harta karun dalam diri anak kita Kita harus jadi penyelam untuk menemukannya Tak peduli kedalaman samudera yang terdalam Tak peduli gelapnya lautan yang tergelap
Orangtua adalah konsumen pendidikan yang penting— selain siswa—di sebuah sekolah. Jika paradigma orangtua tidak sama dengan paradigma sekolah, biasanya banyak konflik antara keduanya. Dan, yang menjadi korban adalah anak kita.
Lewat buku ringan dan praktis ini, Munif Chatib ingin membantu para orangtua menyukseskan pendidikan anak-anaknya. Berdasarkan pengalamannya sebagai praktisi pendidikan, baik mengajar langsung maupun menjadi konsultan, penulis bestseller Sekolahnya Manusia dan Gurunya Manusia ini memberikan wawasan baru yang mengubah paradigma orangtua bahwa setiap anak itu cerdas, setiap anak berpotensi, setiap anak adalah bintang, dan tak ada "produk" yang gagal.
Dengan pemahaman tersebut, diharapkan orangtua dapat memberikan stimulus dan lingkungan yang tepat sesuai bakat dan minat setiap anak. Dengan demikian, putra-putri kita akan menjadi sumber daya manusia yang tak sekadar cerdas, tetapi juga peduli terhadap lingkungannya dan menjadi seorang profesional. Untuk itu, dapatkan dalam Orangtuanya Manusia ini paradigma baru pendidikan dan tips n tricks bagaimana:
ü Memberikan stimulus tepat untuk melejitkan kecerdasan anak ü Menyukseskan pendidikan anak ü Membangkitkan rasa percaya diri anak ü Mengindentifikasi bakat dan minat anak ü Memilih sekolah yang tepat ü Membantu anak belajar di rumah ü Mengatasi pengaruh media dan pornografi
***
Begitu banyak hal positif dan terpuji dalam buku ini yang akan membantu orangtua melihat keistimewaan setiap anak. —Thomas Armstrong, Ph.D.
Ayo, segera belajar jadi orangtuanya manusia!!! Semoga kita bisa segera lulus menjadi Orangtuanya Manusia, bukan hanya orangtua yang mendidik anak- anaknya hanya bermodalkan nekad belaka. —Ayah Edy, Penggagas Gerakan Membangun Indonesia yang Kuat dari Keluarga
Kesungguhan kita jadi orangtua akan memberikan dampak berbeda untuk anak-anak kita. —Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari, Direktur Auladi Parenting School
Ternyata, kita semua tidak siap menjadi orangtua. Buku ini menjadi "penunjuk arah" bagaimana menjadi orangtua yang benar, tidak salah arah, dan tidak salah asuh. —Bunda Elly Risman, Psi., Yayasan Kita dan Buah Hati
Buku yang sangat bagus dan recomended sekali. Saya membaca buku ini ketika awal kehamilan pertama saya. Saya beruntung sekolah menyediakan buku sebagus ini sebagai bahan bacaan gurunya. Buku yang menceritakan masa pertumbuhan dan perkembangan anak yang sangat berpengaruh pada pembentukan kepribadiannya. Pak Munif meyakinkan para orangtua bahwa sesungguhnya setiap anak adalah bintang, semua mempunyai kelebihan dan keistimewaan masing2. sebaiknya orangtua tidak hanya berorientasi pada kemampuan kognitif anak saja. Kebanyakan orangtua bangga dan menganggap anaknya hebat jika anak mempunyai nilai yang bagus di raportnya, atau jika anaknya bisa masuk di sekolah favorit, atau jika anknya bisa masuk di kelas akselerasi. padahal banyak sekali anak yang kurang dalam hal pelajaran tapi pintar bermain musik, bagus dalam menggambar atau membuat puisi. Keterbatasan fisik juga tidak menghalangi seorang anak untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Banyak sekali kisah nyata inspiratif anak penyandang cacat atau autis yang malah bisa menjadi orang2 hebat. Ada anak autis yang bisa membuat kamus bergambar tiga bahasa dan menjadi pembicara atau motivator di seminar-seminar. Ada juga anak penyandang autis dan lumpuh layu yang jago desain grafis. Semua kisah diceritakan dengan menarik dan selalu ada saran bagus untuk para orangtua. Buku yang menyadarkan para orangtua bahwa setiap anak adalah titipan yang sangat berharga dari Tuhan.
After reading lots of psychology books, I found this book so so. Not many new information. It's a light read though and totally recommended for parents and teachers as well.
Saya senang sekali saat tidak sengaja bertemu dengan buku ini. Saya pikir dari ketiga series buku pak Munif Chatib, buku Orangtuanya Manusia menjadi buku yang paling wajib dibaca oleh semua orang. Buku yang tidak hanya diperuntukan bagi mereka yang telah menjelma orangtua, tapi juga bagi kaum muda yang bahkan belum menikah atau belum memiliki anak.
bahasa yang digunakan cukup komunikatif dan tidak kaku, sehingga kita seolah diajak berdiskusi tentang "Dunia Indah" seorang anak, sebuah dunia yang dulu juga kita lalui tahapannya.
Buku ini memberikan pandangan yang mencerahkan bagi setiap orang yang bercita-cita menjadi orangtua yang lebih baik dari orangtuanya dahulu, menjadi orangtua terbaik bagi anak-anaknya kelak.
Tidak ada sekolah untuk menjadi orangtua yang baik, hanya kehidupan dan belajar terus meneruslah yang menjadi sarana setiap orang untuk dapat menjelma orangtua idaman. Orangtua yang menyadari bahwa setiap anak adalah aset istimewa. Orangtua yang menyadari bahwa tidak ada anak yang bodoh. Setiap anak adalah mutiara indah di dasar lautan dan orangtualah penyelam yang menemukan mutiara terpendam itu. Setiap anak adalah Bintang terang dan orangtualah yang menghidupkan terang sang bintang.
Mulai dari mengenali siapa anak kita, nasehat untuk tidak takut menjadi orangtua, cara menjadi orangtua yang mampu menyelam menemukan permata terpendam, memilih sekolah yang baik bagi si bintang terang, hingga menjadi guru dan orangtua yang melek media dan pornografi dibahas tuntas di buku ini.
Ah, tanpa ragu saya rekomendasikan setiap orang untuk tak sekedar membacanya, tapi juga memilikinya. :)
Ibarat kepak sepasang sayap burung, jika keduanya bekerjasama dengan baik, burung ini akan mampu terbang kemana pun dan kapan pun. Sebaliknya, jika di antara kedua sayapnya terjadi ketidakharmonisan, sang burung akan sulit terbang dan akhirnya jatuh. Kedua sayap burung tersebut adalah orang tua dan guru, sedangkan sang burung itu sendiri adalah anak tercinta. Begitu Munif Chatib menulis dalam Orangtuanya Manusia. Orangtua harus sadar dan memahami bahwa pekerjaan guru adalah pekerjaan yang kompleks dan penuh dinamika. Bahkan, pekerjaan guru ini perlu didukung dalam berbagai aspek. Sebagai perbandingan, apabila orangtua mengasuh lima orang anak di rumah sudah merasa berat dan lelah, apalagi guru yang mengasuh terkadang sampai 40 anak dalam satu kelas dengan beraneka ragam perangai. Pak Munif pernah membuat program unik, yaitu selama satu minggu, orangtua menjadi guru anaknya di kelas. Dari program tersebut, orangtua sangat menyadari, ternyata pekerjaan guru itu tidak mudah. Perlukah kita coba juga?
Buku ini saya dapatkan dari hadiah seorang teman atas kelahiran putri kembar pertama saya. Membaca buku ini membuat saya mengerti bagaimana seharusnya menjadi orang tua dan bagaimana menyusun rencana akan saya didik seperti apakah anak-anak kelak. Saat baca buku ini tiba-tiba terbersit pikiran seharusnya ada kursus atau sekolah untuk para calon pengantin yang di antarannya mengajarkan mengenai mendidik anak. Saya rasa tidak mudah mendidik anak di era informasi saat ini dan beberapa tahun ke depan. Utamanya yang membahayakan adalah konten pornografi yang sangat mudah didapat, dilihat dan disimpan di gadget yang kemana-mana dibawa. Anak kecil saat ini sudah sangat familiar dengan aneka teknologi gadget. Ulasan bahaya pornografi ada di bab terakhir buku ini. Betapa mengejutkan bahwa bahaya kecanduan pornografi jauh lebih merusak otak daripada kecanduan narkoba. Di bab terakhir buku ini juga disertakan software untuk memblokir situs porno.
Akhirnya selesai juga baca buku ini! Membaca buku ini mungkin juga karena termotivasi untuk menjadi orangtua yang baik. Bagian paling menarik saat membaca tiga tahapan perkembangan anak berdasarkan hadits: raja, pembantu, dan wazir. Tips-tips yang disajikan oleh Pak Munif juga mengena. Misalnya, tentang bagaimana menerapkan pola disiplin pada anak. Meskipun ada beberapa bagian yang pas baca.. ko terasa tidak tuntas ya? Jadi ga puas gitu... tapi karena itu mungkin kita akan menantikan buku-buku Pak Munif berikutnya! Ayo baca...
Ternyata mendidik itu bukan hanya guru ternyata ada hubungan erat dg orangtua.mungkin saat ini,untuk jadi orangtua kita butuh sekolah juga.buku ini ada 10 bab yg tiap bab menjelaskan pertama tentang pemahanan sosok sejati seorang anak,kenapa takut menjadi orang tua?,perubahan paradigma anak itu adalah bintang dan masih banyak lagi.jadi baca terus bukunya sambil belajar...
melihat wajah anak anak terbesit sebuah asa, ya mereka adlah penerus masa depan, suksesnya peradaban mendatang bergantung pada pola pengasuhan terhadap mereka....dibuku ini menjelaskan bagaimana cara mendidik para penerus peradaban itu...tentunya dengan memanusiakan manusia....
Lagi-lagi nge-sekian(karena bukan cuma 2)-in buku hehe... Alhamdulillah dapetin buku ini dari seorang sahabat yang begitu perhatian pada sebuah momen yang membuatku "bisa" langsung membaca buku ini. Bikin penasaran ngelihat daftar isinya. Kesannya? eit, nanti dulu.... ;9
Bagian awal cenderung datar dan normatif, mulai menarik di bagian tengah. Buku ini layak menjadi panduan bagi orang tua untuk mengasuh anak dengan semangat apresiaif pada kekuatan anak
bagus... baru bisa menilai bagus. tapi belum bisa membuat review dari buku karya-karya Pak Munif Chatib. Baru baca 3 judul bukunya. Belum bisa menyelami isinya :-(