Membentuk anak menjadi pribadi yang jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan memiliki jiwa kewirausahaan ternyata bisa dilakukan dengan cara mengajarkan mereka tentang uang dengan benar. Bukan sekadar memberi tahu apa yang bisa dibeli dari uang tersebut dan berapa sisa kembaliannya jika dibelanjakan. Bukan juga menanamkan kebiasaan menabung sejak dini atau pun berhemat saja. Yang lebih penting adalah mengajarkan anak cara mengambil keputusan yang tepat dalam hal keuangannya sehingga ia bisa merencanakan masa depannya dengan lebih baik.
Namun, anak tak bisa belajar mengelola keuangan dengan sendirinya. Orangtua harus mengajarkannya dengan cara memberi contoh pada anak. Oleh karena itu, pastikan Anda telah lebih dulu memahami cara mengelola keuangan yang benar.
Dilengkapi dengan beragam kuis dan contoh kasus, buku ini akan memandu Anda langkah demi langkah untuk menjadikan Anda dan anak Anda cerdas financial.
Financial Parenting adalah sebuah karya yang sangat mencerahkan dari Kak Seto dan Lutfi Trizki. Tidak bisa ditawar lagi, bahwa kemampuan mengelola keuangan adalah sebuah skill yang mutlak harus dikuasai siapapun, termasuk anak-anak kita yang masih imut belia. Sudah saatnya uang dijadikan sebagai barang yang kita akali dengan cerdik, bukan sebaliknya, uang malah mengakali kita lantaran keterbatasan ilmu dan kontrol diri yang buruk.
Di sekeliling kita, seringkali kita mendengar istilah "money is the root of all evil" yang merupakan kalimat yang sangat salah. Pengertian kalimat tersebut menggiring kita untuk percaya bahwa uang adalah sumber kesusahan, terutama bagi kalangan relijius yang terlalu memahami uang sebagai properti duniawi saja. Padahal, uang hanya bisa menjadi akar "of all evil" ketika berada di tangan orang yang kurang tepat. Yaitu mereka yang salah mempersepsikan uang, yang mudah menghamburkan uang, malas bekerja, menggantungkan "dompet" mereka di bawah tangan orang lain, dan tidak mau belajar/mengubah pola pikirnya mengenai pengelolaan uang.
Meski kita sudah terlanjur menjadi salah satu di antara mereka ini, mari tidak mengulangi hal yang sama, dengan cara berubah... dan mendidik anak-anak kita ilmu dan praktik financial management yang baik. Kita sebagai orang tua tentu tidak ingin anak kita ceroboh dalam mengelola uang, karena efeknya tidak hanya mengenai dirinya, namun juga orang lain. Karena kecerobohan, siapapun bisa terlilit utang. Karena minimnya kesadaran, siapapun bisa terjebak hingga tidak bisa lepas dari bantuan orang lain. Gali lubang tutup lubang. Alangkah bahagianya jika kita sebagai orang tua mendapat kesempatan melihat anak kita mandiri sehingga bisa membantu lebih banyak orang lain dengan uang hasil keringatnya yang mampu ia kelola dengan saksama.
Financial Parenting, menjadikan anak cerdas dan cermat mengelola uang.
Anak tidak bisa mengelola uang dengan sendirinya. Maka orang tua harus mengajarkannya dengan cara memberi contoh. Karena itu pastikan kita sebagai orang tua harus lebih memahami dulu cara mengelola keuangan yang benar.
Dampingi anak saat sedang membuat daftar rencana pengeluaran. Berilah arahan apa yang harus di beli dan tidak. Jelaskan pula alasannya.
Mulailah mengajarkan anak untuk membuat penganggaran. Hal ini dapat membantu anak melakukan yang terbaik atas uangnya.
Buku ini menyediakan beragam kuis, contoh kasus dan juga tabel yang memandu kita langkah demi langkah untuk menjadikan kita dan anak cerdas finansial.
Sebenarnya tagline judulnya kurang tepat karena sebagian besar isinya tentang teknik orangtua dalam memanajemen keuangan keluarga, terutama masalah pendidikan, bukan teknis bagaimana mengajarkan anak untuk cerdas mengelola uang. Memang ada dua bab yang fokus ke pembahasan tersebut, tapi isi keseluruhan lebih luas lagi.
Lumayan bisa dijadikan pegangan para orangtua untuk mengelola keuangan keluarga dan membimbing anak menabung, meski untuk bagian hitung-hitungan hampir saya lewati semua.