Tiga belas tahun yang lalu, karena takut ketinggalan kereta, Arini telah menumpang kereta yang salah. Kereta yang menjerumuskannya ke jurang penderitaan.
Dia mengira tidak ada lagi kereta yang akan melintasi hidupnya.
Tetapi dalam kereta api terakhir menuju Stuttgart, dia bertemu dengan Nick. Dan dalam diri lelaki yang lima belas tahun lebih muda itu, Arini sadar, masih ada kereta yang akan lewat.
Kereta yang membawanya ke Jakarta. Mempertemukannya kembali dengan mantan suaminya. Yang pernah menjadikannya istri pulasan untuk menutupi skandal cintanya dengan Ira, sahabat Arini yang telah menikah.
Terlahir sebagai Mira Widjaja, seorang dokter lulusan FK Usakti (1979) dan penulis novel yang begitu aktif. Karyanya begitu banyak. Yang terlaris Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi mencapai oplah 10.000, dan mengalami lima kali cetak ulang.
Sejumlah karyanya sudah difilmkan: Kemilau Kemuning Senja, Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi, Ketika Cinta Harus Memilih, Permainan Bulan Desember, Tak Kupersembahkan Keranda Bagimu, dll. Pemfilman karyanya mungkin karena faktor ayahnya, Othiel Widjaja, yang dulunya produser Cendrawasih Film.
Mira mengakui karyanya tidak mendalam. Karya-karyanya dipengaruhi oleh karya- karya Nh Dini, Marga T., Y.B. Mangunwijaya, Agatha Christie, Pearl S. Buck, dan Harold Robbins. Karena berasal dari lingkungan yang sama, kedokteran, Mira yang bungsu dari lima bersaudara ini merasa karyanya dekat dengan karya Marga T.
Ia mengaku mulai menulis sejak kecil, dan karangan pertamanya, Benteng Kasih, dimuat di majalah Femina, 1975, dengan honor Rp 3.500. Pengarang yang populer di kalangan remaja ini memakai bahasa yang komunikatif, bahkan dalam dialognya banyak menggunakan bahasa prokem.
Mira sudah melanglang di lima benua, dengan honor tulisannya. Praktek dokter dibukanya petang hari, sedangkan pagi ia bertugas sebagai Ketua Balai Pengobatan Universitas Prof. Dr. Moestopo, Jakarta.
Bibliografi: + Dari Jendela SMP, + Bukan Cinta Sesaat, + Segurat Bianglala di Pantai Senggigi, + Cinta Cuma Sepenggal Dusta, + Bilur - Bilur Penyesalan, + Di Bahumu Kubagi Dukaku, + Trauma Masa Lalu, + Seruni Berkubang Duka, + Sampai Maut Memisahkan Kita, + Tersuruk Dalam Lumpur Cinta, + Limbah Dosa, + Kuduslah Cintamu, Dokter, + Semburat Lembayung di Bombay, + Luruh Kuncup Sebelum Berbunga, + Di Ujung Jalan Sunyi, + Semesra Bayanganmu, + Merpati Tak Pernah Ingkar Janji, + Cinta Diawal Tiga Puluh, + Ketika Cinta Harus Memilih, + Delusi (Deviasi 2), + Deviasi, + Relung - Relung Gelap Hati Sisi, + Cinta Berkalang Noda, + Jangan Renggut Matahariku, + Nirwana Di Balik Petaka, + Perisai Kasih yang Terkoyak, + Mekar Menjelang Malam, + Jangan Pergi, Lara, + Jangan Ucapkan Cinta, + Tak Cukup Hanya Cinta, + Perempuan Kedua, + Firdaus Yang Hilang, + Permainan Bulan Desember, + Satu Cermin Dua Bayang-Bayang, + Galau Remaja di SMA, + Kemilau Kemuning Senja, + Sepolos Cinta Dini, + Cinta Menyapa Dalam Badai 2, + Cinta Menyapa dalam Badai 1, + Mahligai di Atas Pasir, + Masih Ada Kereta Yang Akan Lewat, + Titian Ke Pintu Hatimu, + Seandainya Aku Boleh Memilih, + Tatkala Mimpi Berakhir, + Cinta Tak Melantunkan Sesal, + Bila Hatimu Terluka, + Cinta Tak Pernah Berhutang, + Di Bibirnya Ada Dusta, + Bukan Istri Pengganti, + Biarkan Kereta Itu Lewat, Arini!, + Dikejar Masa Lalu, + Pintu Mulai Terbuka, + Di Sydney Cintaku Berlabuh - Sydney, Here I Come, + Solandra, + Tembang yang Tertunda, + Obsesi Sang Narsis, + Sentuhan Indah itu Bernama Cinta, + Di Tepi Jeram Kehancuran, + Sisi Merah Jambu, + Dakwaan Dari Alam Baka, + Kumpulan Cerpen: Benteng Kasih, + Seruni Berkubang Duka, + Di Bahumu Kubagi Dukaku, + Sematkan Rinduku di Dadamu, + Dunia Tanpa Warna
baca novel ini abis dalam waktu 2 jam aja... karena penasaran banget sama film yang bakalan tayang nanti.
Ya Arini, adalah sosok perempuan minder. Saat dikenalin sama cowok sekelas Helmi sama Ira -sahabatnya- dia ragu. karena mana mungkin cowok tampan rebutan perempuan, mau kenalan sama Arini yang biasa aja. Tapi Ira cukup bisa meyakinkan yang akhirnya Arini luluh... Cuman, terjadi ada udang dibalik batu. kejadian yang menyakitkan itu membuat luka yang amat dalam di hati Arini.
Baca ini, cukup membuat emosi dan gemas. kesel aja gitu sama sikap Ira yang cukup menyebalkan. Helmi? duh pengen banget aku tendang ke kutub utara!
gaya bercerita yang mengalir membuat aku penasaran banget tiap babnya! dan juga detail setting yang pas membuat pengen bisa berkunjung ke Jerman.
tokoh yang cukup kuat, Arini yang tegas dari awal sampe akhir. beneran jadi tokoh favorit banget. meskipun emang perasaannya gampang luluh, karena itulah perempuan. Nick? cowok muda yang bikin gemesssssss banget! he is so sweet!
konfliknya lumayan berat, tapi eksekusinya suksess banget. baperrr pokonya.
Buku ini terbilang tipis, tapi ceritanya ternyata tergolong rumit juga. Seharusnya sih bisa lebih tebal dan panjang seandainya penulis nggak menyingkat adegan dengan menggunakan narasi. Buku ini pertama terbit tahun 1982, tapi kayaknya udah diperbarui. Masa tahun segitu udah ada handphone? Selain itu uang Jerman disebutkan dalam bentuk Euro. Sayang, kalo mau diperbarui seperti itu, batasan umur seorang wanita pantas menikah atau setidaknya punya pacar, juga harusnya diperbarui. Sekarang kan udah naik jadi umur 30. Apalagi di Jakarta. Dua lima sih masih wajar aja belom nikah atau single.
Novel ini bercerita soal perempuan lugu dan sederhana bernama Arini. Dia dijadikan "alat" oleh sahabatnya sendiri demi menyembunyikan perselingkuhannya dengan lelaki bernama Helmi. Waaah, ternyata Indonesia juga punya penulis semacam E.L James, nih. Enggak, deng. Becanda. Tapi memang ada adegan dewasanya, yang gak aku harapkan berada di sini. Kirain gak akan disodorin itu.
Kalo baca gaya menulisnya, rasa-rasanya sebelas dua belas sama Threes Emir. Terbilang simple dan banyak menyingkat adegan dengan narasi. Lalu berkesan banyakan tell-nya daripada show-nya. Apakah seperti itu ciri khas penulis roman era 80-an?
Aku berharap banget cerita ini bisa diperluas lagi. Menarik kok sebenernya. Semua karakter berasa manusiawi banget di sini. Arini yang lugu, karena kekecewaan yang mendalam pada Helmi dan Ira, bisa berubah menjadi bengis, apalagi setelah melahirkan anak. Lalu Ira yang egois banget, sampe aku gak nyangka ada cewek seperti dia, pada akhirnya bisa berbesar hati juga demi cintanya pada Helmi. Lalu Helmi sendiri yang cinta mati sama Ira harus mengenyahkan perasaannya demi kesembuhan Ella, anaknya bersama Arini. Dan kehadiran tokoh Nick juga bikin novel tipis ini lebih berwarna. Dan pastinya soal dunia kerja Arini juga menarik banget, di mana dia harus bergelut antara bersifat profesional atau lebih mengutamakan dendamnya dia pada Helmi.
Lumayan mengaduk emosi dan plot twistnya juga oke. Gak ketebak. Kurangnya cuman itu, kurang dieksplor. Lagi-lagi aku mengeluhkan, kenapa adegan harus disingkat pake narasi??? Sebel! Aku berharap ini adalah versi singkatnya, dan sebenernya memang ada versi panjangnya somewhere outhere in the bookstore...
Terakhir, ada kalimat ironis yang bikin aku ketawa dari novel ini: "Kamu memang susah diatur! Orangtuamu pasti tiap hari mengurut dada!" "Nggak juga," Nick tersenyum pahit. "Ayahku mengurut paha sekretarisnya. Ibuku mengurut kaki pacarnya." HAHAHA.
To all the parents with broken marriage... Look what you've done to your kids. Jangan kira anak-anak gak ngerti apa yang kalian perbuat. Hatinya terluka dan kecewa berat sama kalian. Lalu kenapa kalian mengharapkan mendapat yang terbaik dari mereka? You are their first role models. Just be careful!
Baguuussss ! Untuk buku 226 halaman menurut gue ceritanya cukup kompleks, berbobot, ngga bertele-tele tapi dapet jalan ceritanya. Emosinya juga dibangun dengan baik menurut gue, karena pas gue baca novelnya, pas bagian konflik gue bener-bener mau nangis hahaha tapi bacanya di kantor sih, jadi malu :( Awalnya gue tertarik sama cerita ini gara-gara liat trailer filmnya, penasaran kan karena sok sibuk gitu ngga sempet nonton filmnya di bioskop, yaudah akhirnya bertekad buat beli novelnya dan baca ceritanya. Nah ohiya, menurut gue buku ini kurang mendeskripsiin fisik tokoh-tokohnya dengan lebih detail sih, jadi waktu gue baca bukunya dari awal gue ngga bisa dapet tokoh arini kayak gimana, ira kayak gimana, maksud gue detailnya apakah rambunya panjang, hitam, bergelombang atau gimana gitu yang bisa bikin tokohnya lebih jelas, jadi gue justru kebawa sama tokoh di film yang trailernya gue tonton. Ya, gue ngebayangin arininya Aura kasih, kan jadi susah ya ngebayangin waktu di novelnya Arini ngerasa dia jelek :( Aura kasih cakep banget begitu hahaha duh. Cuma itu aja sih kurangnya dikit menurut gue, cuman ya ngebayangin tokoh di filmnya sambil baca bukunya juga not bad kok menurut gue :D Ini pertama kalinya baca novel karangan Mira W, jujur gue bahkan baru tau ini novel udah dari jaman kapan tau. Suka. Gue suka jalan ceritanya, gue suka cara penulisnya bercerita. Nice !
cerita yang sangat kompleks mernurut saya. rentetan patah hati yang berasal dari penghiantan tak berkesudahan antara suami-sabat-dan keluarga. yang pantut di contoh, balas dendam dalam kebaikan. Ya balas dendam memang tidak baik tapi di sini muncul sosok dimana Arini menjadi sebuah cermin bagi kehidupan yang lebih baik. Ya, seperti ungkapan mantan itu terlihat lebih menarik karena sudah jadi mantan! hahha
ya walaupun, ujungnya bisa di tebak, namun good ending, cuma saya masih penasaran sama tanggapan keluarga besar Nick ini. hehehe
Sebelumnya tanpa sengaja melihat seliweran di timeline twitter mbak @Peri_hutan lagi quote filmnya.. Filmnya yang berjudul Arini akan rilis tanggal 05 April 2018 oleh falcon pictures yang main Morgan dan Aura Kasih
Dan baru tahu kalau sebenarnya filmnya itu adaptasi dari Novel Mira W yang judulnya ini. Yahh aku kan langsung capcus dulu ya tim baca buku baru nanti nonton filmnya wkwkk. Hahhaa dan ternyata khas karya Mira W yang penuh drama sinetron ceritanya.. Tapi ini cougar gitu sii ceritanya cowok lebih muda jatuh cinta dengan wanita yang lebih tua gitu
Ceritanya cenderung biasa saja kalau menurutku aku lebih suka cerita deviasi dwilogi yang dulu pernah diangkat jadi sinetron Janji hati pemainnya Dian Nitamui dan Adjie Massaid wkwkw (Ketawan umur gak bisa boong yah)
Awal ya penasaran karena lihat trailer film dengan judul sama. Tapi ternyata, memang membaca bisa bikin kita lebih jatuh cinta daripada sama filmnya!
Ceritanya singkat, namun masalahnya cukup rumit. Mulai dari Ira yang jahatnya ngga ketulungan sampai Helmi yang lama-lama merasa kasihan pada Arini dan ibunya Nick yang diam-diam nyinyir juga.
Untuk karakter, masing-masing benar-benar memiliki karakter yang berbeda2. Punya ciri khas masing-masing, sehingga ngga ada rasa ambigu dan pasangan-pasangannya benar-benar kontras, membuat konflik yang terjadi diantara tiap pasangan semakin seru.
Cara penulis menceritakannya juga berbeda, dibanding penulis-penulis jaman sekarang. Susah sekali sekarang menemukan buku yang alurnya maju-mundur, tapi justru ini yang membuat saya tertarik, hooked dan benar-benar penasaran sampai akhir chapter.
Jika diingat-ingat, sepertinya novel ini menjadi buku karya Mira W. yang pertama saya baca. Tertarik membacanya setelah menonton film garapan sutradara Ismail Basbeth dengan judul yang sama.
Di dalam novel semuanya tersaji lengkap, berbeda dengan film yang dengan gamblang memperlihatkan hubungan Nick dan Arini manis-manis saja.
Novel ini berkisah tentang Arini yang dimanfaatkan oleh sahabatnya untuk menutupi perselingkuhan sahabatnya dengan seorang lelaki. Menurut gue, novel ini mempunyai plot atau outline yang kuat. Pertama-tama gue bingung dengan alur yang maju mundur, tetapi akhirnya gue mengerti. Novel ini menurut gue adalah salah satu novel dari Mira W yang menurut gue perlu berpikir untuk membacanya.
Andai saja novel roman ini ditulis dan diterbitkan pertama kali dalam kurun waktu tiga-empat tahun belakangan ini, aku pasti akan sudah berhenti membacanya sejak di bab-bab awal. Tapi mengingat cerita asli “Masih Ada Kereta Yang Akan Lewat” ini ditulis pada awal dekade 1980-an, tentu saja pembaca masa kini perlu punya bekal pemahaman khusus, yaitu membaca ceritanya dengan cara dan dari sudut pandang mengikuti kondisi sosial ekonomis psikologis masyarakat pada masa tersebut. Itulah satu-satunya cara yang bisa menumbuhkan empati pada tokoh utamanya, Arini.
Sayangnya, versi novel yang ini sudah mengalami penulisan ulang sehingga menjadi berbeda dibandingkan edisi aslinya. Entah apa alasan yang mendasari langkah Mira W. dan Gramedia Pustaka Utama untuk melakukannya. Dalam versi ini, handphone dan SMS mendadak jadi bagian tak terpisahkan dalam mengembangkan konflik di antara dinamika hubungan percintaan segitiga penuh drama pengkhianatan antara Arini – Helmi – Ira. Pencapaian teknologi yang belum tersedia bahkan pada saat pertama kali novel ini terbit.
Overall, ceritanya masih bisa dibilang relevan dengan masa kini. Arini yang berhasil bangkit dari keterpurukannya dan malah memiliki kekuatan memaafkan bisa dijadikan role model women empowerement, sebuah isu hangat masa kini.
Plotnya tidak datar. Naik turun menyenangkan walau sering banget lebay dan gak masuk akal :D but I still like it :)
Mengisahkan tentang Arini yang dikhianati oleh sahabat dan suaminya sekaligus menjadikan Arini mengalami Psikosis Pasca Nifas. Arini tidak bisa melihat anak yang baru dilahirkannya dan demi kesehatannya, ibunda Arini mengatakan bahwa anaknya telah meninggal. Setelah itu Arini menempuh hidup baru, Ia menempa hidupnya menjadi wanita karier yang sukses, yang disegani banyak orang. Bahkan pekerjaannya yang cakap tersebut menghasilkan beasiswa ke Jerman. Beasiswa yang mengantarkannya bertemu Nick, pria yang mengenalkan kembali arti cinta. Padahal Nick berusia 15 tahun lebih muda darinya. Lebih cocok jadi keponakan atau bahkan anaknya daripada pacarnya.
Sekembali ke Indonesia, nasib dan kisah hidup Arini masih belum bisa lepas dari mantan suaminya. Sehingga Arini masih berurusan lagi dengan Helmi (Mantan suaminya) dan juga Ira (mantan sahabatnya)ditambah lagi kemelut bersama keluarga Nick.
Jalinan ceritanya memang kurang masuk akal :)) tapi saya cukup terhibur dengan gaya bahasa Mira W. yang meliuk-liuk.
Salah satu novel Mira W. yang saya sukai! Konfliknya paling beda dan paling rumit njelimeti sampe saya batin ini cuma fiksi apalagi kalo kejadiannya di dunia nyata ya (saya yakin di dunia ini pasti ada konflik kehidupan seperti kisah di novel ini walaupun ngga mirip). Pesan yang saya tangkap dari novel ini yaitu janganlah dendam itu dibalas dan berdamailah dengan masa lalu karena hidup di bawah bayang-bayang dendam masa lalu tidak akan membuatmu tenang. Masih ada pesan yang tersirat dari novel ini dan saya sarankan Anda membacanya sampai tuntas supaya memahami sendiri pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.
"Kenapa kamu begitu optimis, Nick?" "Karena kamu selalu pesimis, Arini. Dan untuk itulah aku diciptakan Tuhan. Untuk mendampingimu."
Buku-buku Mira W memang tidak ditujukan untuk orang-orang yang 'membenci' drama berlebihan :) Pasti bakal memutar bola mata terus dan menggumam, "Drama banget sih!"
Tapi terus terang, drama dalam kisah ini bukan favorit saya sih. Terlalu banyak pertanyaan "Kok begitu amat? Kok bisa? Kok mau? Kok kebetulan bener?" selama saya membacanya. Tapi yah, itulah khasnya Mira W :)
Berakhir bahagia, hanya saja tidak seperti konflik yang dimiliki novel Mira W. lainnya. Masih berkelindan di soal penyakit dan roman, hanya saja masih berharap ceritanya bakal lebih panjang. Suka dengan karakter Nick dan hubungannya dengan Arini. Hubungan antar usia memang kadang bikin penasaran. Dan Arini juga menyikapinya dengan wajar, bukan seperti tante girang yang kalap lihat berodong di gerbong kereta.
Overall, ceritanya ringan. Asyik buat dikonsumsi dalam beberapa jam.
huft, sejauh ini, buku ke tiga karya Bu Mira W ini bikin nyesek dan aah.. speechless.. Seakan bisa merasakan gimana hancurnya Arini dikhianati mantan suami dan sahabat yang dia sayangi.. dan bisa ikut senyum2 geli setiap nick bicara yang khas sekali anak muda. agak takut kalau ending kisah Arini tidak bahagia, tapi aku salah, Arini bahagia bersama nick. huhuhu.
suka banget sama novel ini.. gaya penulisan nya klasik.. dan menarik.. plotnya bagus, penyampaiannya efektif dan efisien.. sehingga banyak banget konflik disajikan dengan pas.. ga perlu kepanjangan ceritanya..
kalau novel sekarang mungkin butuh 400an halaman.. tapi seorang Mira W bisa meringkas nya hanya dengan 250 tanpa mengurangi isi cerita
karya yang sarat menerbitkan pelbagai emosi.. sedih, tawa, haru, kecewa, gembira serta byk pengajaran kehidupan.. sepersis selalu, mira w berhasil memacu semangat membaca karyanya tampa lelah sehingga helaian terakhir
Aduh pengen mewek deh baca buku ini. Makin susah memahami konsep cinta juga memaafkan penghianatan. Masih perlu mengevaluasi pandangan terhadap hal-hal sedalam itu.
"Karena kodrat seorang Ibu adalah memberi. Bukan menerima." - Hal. 228.
Arini adalah seorang janda independen yang tengah menempuh hidup barunya di Jerman. Ia memiliki masa lalu yang buruk dari pernikahannya. Bersuamikan Helmi, bukannya bahagia karena memiliki pasangan yang rupawan, justru hidupnya sengsara. Nyatanya, pernikahan itu hanya pulasan, untuk menutupi hubungan perselingkuhan Helmi dengan sahabatnya, Ira, yang saat itu masih menjadi istri Hadi. Lantas Arini bertemu dengan anak muda yang 15 tahun lebih muda darinya, namanya Nick. Pertemuan mereka di kereta api Stuttgart ternyata malah menumbuhkan perasaan Arini yang pernah ia enyahkan.
Sejujurnya, penasaran sama buku ini pure karena film-nya Morgan 🙏🙏 Belum pernah kesampaian nonton filmnya, setidaknya pernah baca bukunya aja dulu ya, kan. Secara karakter, menarik untuk lihat character development-nya Arini. Dari yang awalnya dia perempuan lugu, kemudian menjadi perempuan mandiri yang mendendam. Proses ketika ia berdamai dengan masa lalunya, itu yang bikin saya salut. Dinamika karakter antara Arini dan Nick juga cukup menarik, tapi at the end saya pikir Nick bisa jadi lebih dewasa dan nggak slengek-an, ternyata tetep saja kekanakan (kalau buat saya sih).
Secara plot, banyak drama di dalamnya. Udah dar der dor di awal. Tapi ke belakang agak membosankan kalau buat saya. Pas awal-awal saya semangat banget baca karena kepingin tahu si Helmi dan Ira ini bakal kepergok di bagian apa, tapi ketika udah ketahuan, kaya lempeng aja gitu.
Eh ada lagi. Ternyata di sini ada tokoh dengan nama sama dengan saya. Tapi sedih banget ternyata kondisinya begitu ya shayyy 🤧🤧
Overall, if you're queen of drama. It's a must-read.
Arini, Masih Ada Kereta Yang Akan Lewat : 226 - Mira W (Gramedia Pustaka)
Arini, mungkin sosok fiktif orang baik hati yang berubah menjadi pribadi yang dingin dan kaku untuk menutup luka dari 2 orang terdekat yang dia sayangi.
Memilih menjauh dari tempat kenyamanan ke negara yang terlalu individual. Bersembunyi untuk melupakan luka karena waktu mungkin sedikit mengobati.
Nick, muda - pemberontak - si perusak keteraturan yang berhasil menarik Arini dari persembunyian.
Helmi dan Ira, tokoh antagonis yang di awal cerita begitu di benci entah mengapa di akhir cerita bisa digambarkan penuh manusiawi.
Novel yang dapat menggambarkan tokoh utama dengan beragam emosi dengan lengkap dan sangat manusiawi. Si Polos menjadi Pedendam berubah Pecinta dan berakhir Pemaaf.
Tenang, selalu akan ada kereta yang lewat selama mau menunggu di stasiun kereta 😁
Setelah baca sampelnya di playbook, aku jadi penasaran dan lanjut baca di Ipusnas.
Cerita Arini adalah buku kedua Mira W yg kubaca setelah Dari Jendela SMP dan sudah langsung familiat gitu dengan gaya berceritanya yg khas.
Menurutku, konflik di novel ini menarik. Perubahan karakter Arini sangat logis. Siapa juga yang nggak kesel dibodohi oleh sahabat sendiri yang paling dipercaya.
Karakter Ira sanggup bikin aku kesal setengah mati. Karakter Helmi, walaupun tingkat menyebalkannya sedikit mendekati Ira, tetapi masih ada sedikit kebaikannya dibanding Ira. Dan Nick, hmm... Okelah.
Sama dengan cerita Dari Jendela SMP, ini tulisan lama yg diupdate kembali. Beberapa bagiam diupdate, khususnya teknologi, beberapa bagian enggak.
Aku sempet bingung dengan umur Arini saat pertama menikah. Ternyata belum tua2 amat untuk sosial zaman sekarang.
Baru bca, padahal dulu sering banget denger tentang Arini yang ketinggalan kereta ini. Wkwkwk. Ini buku jaman ibu saya, tapi saya pernah nonton film jadulnya. Bacanya ya baru ini.
Novel ini seru sih, dan surprise banget sama ininya yang masih relate banget sama kehidupan jaman now. Perempuan di usia yang sudah tidak muda lagi, trauma dengan pernikahan dan persahabatan, serta brondong yang menyukai perempuan yang berusia jauh di atasnya.
Bukankah jaman sekarang usia sudah tidak menjadi masalah lagi dalam mencari pasangan? Yang penting suka dan ada niat baik untuk menjalani kehidupan bersama. Habis baca ini langsung nonton film remakenya yang dimainkan Aura Kasih. Mayanlah yaa, meski ekspresi datar, dan ceritanya telah melalui proses pembabatan habis, dibanding bukunya.
Emang gimanapun mending baca buku duluan ya, sebelum nonton. And I did right. Seneng.
Sebenarnya saya sangat jarang membaca novel jaman th 80 atau 70an, seperti karya Mira W ini. Tidak sengaja melihat trailer film Arini, yang diperankan Morgan dan Aura Kasih, jadi penasaran baca bukunya. Dan ternyata di GD ada ebooknya.
Membaca novel ini serasa menonton sinetron Indonesia yg terlalu dramatisir. Dengan ending yang bisa ditebak.
Setidaknya,dari novel ini, makin mempertegas kalau Wanita itu lebih kuat dari laki-laki..he..he..
Lah kesimpulannya kok gitu..
Baca sendiri deh 😀
btw..pemeran Arini dan Nick..oleh Morgan dan Aura Kasih, menurutku kurang pas. Nick dan Arini beda usia 13 tahun, kl Aura-Morgan, kulihat performanya masih seimbang. Tapi kita lihat nanti fillmnya bulan april..lah malah promo 😁😁
There were some terms/actions that used to be acceptable but rather derogatory in the current context (e.g. referring post-partum depression as 'kegilaan'/madness and the many use of the words 'cacat' to refer to an unwanted quality in choosing a partner). I am also sure that what Nick does to Arini is borderline sexual harassment but probably was seen as manly or romantic. But it is a classic that was published before I was even born, so hopefully readers are aware that those terms/impressions are outdated.
Anyway it's an interesting read, it challenges wide age gap as a relationship taboo, and I particularly like the growth of characters in this drama (for Arini and Helmi especially). It's worth reading.
Baca buku ini kelar dalam waktu sekitar 2,5 jam. Suka banget sama gaya berceritanya yang bikin penasaran dan bawaannya pengen baca terus sampe kelar—bahkan setelah baca ini gue lngsg baca 'Biarkan Kereta itu Lewat, Arini' karena ya emang bikin penasaran.
Ini novel keempat dari bu Mira W. yang gue baca dan lama2 gue sadar ada yang serupa dari tiap-tiap novelnya—sama2 dark walaupun di akhir happy ending (hmm ya bisa dibilang begitulah). Kesamaan lainnya adalah rasa 'dendam'. Dari 4 novelnya yang gue baca, semuanya bercerita tentang dendam dan gimana dendam bisa mengubah orang.
Hmm overall bagus, ceritanya kompleks tapi ga ngebosenin + menarik juga!!
Idk aku malah males sama karakter nick disini super menyebalkan dan semaunya kok bisa arini ngizinin dan tetap mau dekat sama orang yang mulutnya gak bisa di rem dan kekanakan sampe hampir mau perkosa arini.
Helmi dan ira dapat balasannya gitu aja seolah masalah panjang dan dendam arini ke mereka cuma gitu aja selesainya kayak diburu-buru biar cepat selesai.
Gak ada karakter yang aku suka disini tapi suka bagaiman penulis menggambarkan latar tempatnya seolah pembaca bisa merasakan latar tempat tersebut.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Banyak hal ttg pesan moral di dalam buku ini. ttg sebuah arti pernikahan yg sebenarnya, seorang anak, keluarga dan sebuah hubungan jalinan kasih antara dua insan manusia. Alur cerita yg komplit, to the points, ngaduk emosi banget. apalagi pas di awal²nya. salut banget sama karakternya Arini yg tegar dan bs menyikapi masalahnya dgn baik dan logis. endingnya pun bikin terharu :'(
Usai sudah penasaran saya pada rano karno dan widyawati muda, eh, Nick dan Arini. Kisahnya tipis aja ternyata, walau nuansa 80-an jadi hilang gara2 kemunculan ponsel di kisah ini.
Perlukah saya baca lanjutannya, atau langsung aja cari film Aura Kasih dan Morgan Oey?