Sebuah novel yang mengisahkan pertarungan antara kekuatan biofilis dan nekrofilis. Manusia-manusia biofilis mencintai dan memahami betapa hutan dan seisinya adalah kekayaan yang tak ternilai dan harus dijaga kelestariannya. Sementara, kaum nekrofilis adalah mereka yang mencintai kematian. Dalam novel ini pembaca akan merasa lebih dekat dengan berbagai perwatakan manusia, aspek-aspek kultural, lingkungan alam beserta habitat flora dan faunanya dikarenakan kejelian dan kelebihan Hanna Rambe dalam merangkaikan hasil pengamatan dan pengalaman risetnya terhadap kehidupan manusia dan alam di belantara Sumatera menjadi sebuah alur yang dramatis. Lebih jauh lagi, meskipun memiliki kecenderungan jurnalisme dokumentatif, novel ini tidak diwarnai nuansa yang menjemukan.
Hanna Rambe mampu menciptakan suasana menyentuh dan menggugah perasaan melalui pemaparan berbagai persoalan kemanusiaan yang diungkapkan dengan bahasa lapangan yang lugas dan akrab. Novel ini merupakan antitesis dari kebiasaan fiksi ilmiah yang monoton.
Hanna Rambe is an Indonesian writer and journalist and was educated largely in Jakarta. In the mid-1960s, she entered the Literature Department at the University of Indonesia where she enrolled in the English language division, but she did not complete her schooling. She began working as a journalist, beginning as a copy-editor at the Indonesian Observer newspaper, and then worked as a translator and reporter for Indonesia Raya until 1974. She also worked as a contributor to the magazine Intisari (1972–1977), and then as a journalist at Mutiara magazine from (1977–1992).