Aku sedang merindukanmu, apakah kau tahu itu? Saat bulan penuh di atas kepala, aku menggantungkan doa untukmu di antara bintang-bintang. Semoga suatu saat hatimu akan menoleh kepadaku, menyadari bahwa akulah akhir dari penantianmu.
Aku ingin memelukmu, meraihmu, dan menyembunyikanmu dalam dekapanku. Aku tak akan melepasmu pergi, aku janjikan itu padamu. Dan kesabaranku kian menipis seperti batu yang terus-terusan digerus air. Aku sudah menunggu terlalu lama, nyerinya semakin lama kian terasa nyata.
Aku mencintaimu... karenanya aku selalu merindukanmu. Namun, seperti pertanyaan yang kubisikkan pada rembulan malam itu: apakah kau juga sedang merindukanku?
MENUNGGU adalah Gagas Duet, novella dari dua penulis kebanggaan GagasMedia: Dahlian dan Robin Wijaya. Keduanya mempersembahkan dua cerita cinta yang menanti cukup lama sampai akhirnya mendapat pengakuannya.
Novel-novel Dahlian yang sudah terbit di GagasMedia: Baby Proposal, After Office Hours, The Pilot’s Woman, dan Promises, Promises. Sedangkan Robin Wijaya memulai debutnya di GagasMedia dengan novel Before Us.
pilihan yg cerdas untuk mempertemukan 2 penulis dengan karakter dan gaya menulis yang berbeda ke dalam 1 buku (ini pilihan penerbit, atau memang si penulis yg saling cari pasangan sih?)
saya tidak bisa mengategorikan MENUNGGU sebagai gagas duet favorit saya, karena sudah keburu jatuh cinta sama FLY TO THE SKY. Tapi membaca Menunggu membuat saya merasakan taste yang berbeda dari buku-buku gagas duet sebelumnya. Baik Dahlian maupun Robin Wijaya straight dengan karakter diri mereka sendiri. Mungkin ini yang membuat saya merasakan kekentalan gaya menulis mereka masing-masing. Saya tertawa dan melambung dengan romantisme khas Dahlian, sebaliknya tersentuh dan menangis lirih dengan kalimat-kalimat galau Robin Wijaya.
Selesai membaca Menunggu. Saya ikut berkata dalam hati, "menanti cinta dengan sungguh-sunggu tak selamanya mengecewakan, tapi juga tak selalu membahagiakan"
Dia punya janji, mencintaimu saat ini. Aku punya hati, mencintaimu sampai mati. (MENUNGGU)
Setelah membaca gagas duet yang ketiga ini sepertinya saya mulai mengerti apa yang dimaksud dengan kata duet (meskipun saya tetap lebih suka menyebutnya sebagai gagas kolaborasi). Kedua penulis menuliskan cerita dengan tema yang serupa. Ada benang merah di antara keduanya. Kalau dalam With You, Christian dan Orizuka mengaitkan dua cerita dengan relationship antara 2 tokoh utamanya dan mereka menemukan takdir cinta yang mirip. Kalau dalam Menunggu, masing-masing tokoh memendam perasaan cinta dalam hati masing-masing sekian lama, lalu pada akhirnya cinta tersebut tak terbendung lagi untuk diungkapkan.
Well, mari kita bahas tentang bukunya. Kelebihan: Sama sekali tidak ada kesulitan untuk membaca novel ini meskipun ketika selesai membaca cerita pertama lalu lanjut ke cerita kedua, saya harus menyiapkan emosi saya berputar 180 derajat karena ambience cerita mendadak gelap. Ya, mungkin kalo boleh menggunakan kiasan, saya akan menyebut gagas duet ini sebagai cinta di siang dan malam hari. Yang satu dipenuhi cahaya matahari yang panas dan bergairah, yang satunya lagi bertabur bintang-bintang dan sinar bulan yang remang dan romantis. Kelebihan lainnya adalah emosi yang klimaks di dua cerita. Dahlian membawa cerita yang riang ini perlahan menanjak hingga meledak di ending. Sedangkan Robin membangun cerita seperti potongan puzzle yang dikumpulkan satu persatu, semakin banyak potongan yang terkumpul semakin bikin penasaran pengen tahu gambar apa yg sebetulnya ingin diperlihatkan. Kekurangan: Di cerita Dahlian saya merasa karakter Aby kadang terasa sedikit sensitif untuk seorang laki2. Aby juga sering memikirkan masalah2 dalam pikirannya, jadi kesannya apa2 dipikirin terus. Di cerita Robin Wijaya, ada satu-dua kalimat yang kadang saya kurang paham (entah karena diksinya yang tinggi, atau memang saya nya yg ga biasa baca kalimat2 berbobot).
But overall, this book is worth to read.
nb: siapin tisu untuk 2 bab terakhir, jaminan nangis pas bacanya
Dua cerita dalam #GagasDuet MENUNGGU benar2 bikin gue 'melek' buat baca novel lg!! (2 bln mood baca drop!)
Aby-Risa (Last Chance) author by Dahlian Aby, sahabat baik dr Dhani (kakak Risa) berusaha menutup rapat2 hatinya dr adik perempuan sahabatnya itu. Ia tidak mau persahabatannya dgn Dhani rusak jika Ia menjalin hubungan dgn Risa. Tapi, sanggupkah Aby menahan perasaannya? sementara Risa yg baru kembali dr Sidney berusaha mati2an menarik perhatian Aby. "There's no such thing as 'risk free'. Everything you do or don't in life has an inherent risk."
Gantar Reksa-Audria Lenka (Reason) author by Robin Wijaya "Kalau kamu percaya takdir, aminkan dalam hati, kita bertemu lagi suatu hari nanti." Gantar, bekerja sebagai seorang camera person di slh satu stasiun televisi di Jkt. Bukan tanpa tujuan Ia datang ke kota tersebut, Ia mencari seseorang yg sdh 5 tahun pergi dr hidupnya. Lenka, yaa Ia sudah menemukan kembali perempuan itu. Terlihat manis sebagai anchor sebuah stasiun televisi ternama. Di saat mrk bertemu kembali, kenangan2 kembali menyeruak diantara keduanya. Tapi, Gantar tdk bisa berharap terlalu jauh, ada Barata di sisi perempuan itu skrng. Benarkah keduanya sudah benar2 melupakan kebersamaan mrk dulu?
Love isn't like a candy. But it's just a gum. Sometimes it loses the sweet, and turns bitter
Buku ini adalah salah satu buku yg paling cepat aku habiskan, hanya dlm hitungan jam. Selain karena memang sudah ditunggu sehingga aku penasaran dgn isi bukunya, cerita yg disajikan & cara penyajiannya juga enak untuk diikuti. Aku suka dengan 2 penulis yg ada dlm gagasduet ini, jadi aku akan bahas review nya satu persatu.
LAST CHANCE (Dahlian) Cerita Dahlian bisa dibilang mengobati kangen setelah lama sekali tidak membaca novel2 nya. Gaya menulisnya masih sama, ringan & mengalir. Interaksi karakter2nya terasa natural, dan aku selalu suka dgn karakter cowok yg dibuat oleh dahlian. Selalu bikin cewek2 mupeng. Kalo Evan di Promises-Promises terkesan baik & figur cowok impian. Di buku ini, Aby lebih cool & misterius tapi bikin cewek2 penasaran. Dari segi cerita, dibanding Promises-Promises, cerita Last Chance di Menunggu bisa dibilang tidak rumit & berat. Sehingga saat membaca sampai ending, aku cuma bisa bilang 'yaah.... bgitu lah cinta'. Endingnya manis dan bikin ngiri. Satu lagi, kayaknya ini satu2nya novel dewasa Dahlian yg bebas dari adegan-adegan 'ehm' ala orang dewasa deh.
REASON (Robin Wijaya) Jujur saja, quote yg ada di halaman pertama cerita dari Robin Wijaya lah yg bikin aku nggak sabar pengen baca buku ini. Sebelum Menunggu, aku sudah membaca novel Robin Wijaya yg berjudul Before Us. Dan menurutku Robin berhasil menciptakan nuansa tersendiri dari cerita2 yg ditulisnya. Di Before Us aku merasa ceritanya begitu dalam dan emosional. Sebaliknya Reason lebih sendu dan mellow. Gaya menulisnya sangat khas, puitis, dan pilihan katanya selalu mendukung suasana sendu itu sendiri. Quote-quote yg manis & galau bertebaran dimana2, jangan takut merasa bosan karena justru bikin novelnya jadi cantik dgn kata2 tersebut. Oh ya, ini juga mungkin jadi salah satu ciri khas tulisannya. Robin cenderung menyembunyikan kejutan dan membuat pembaca menebak2 ending dari ceritanya. Juga selalu ada pesan moral yang disisipkan saat cerita sampai di ending.
Gagas duet yg satu ini menarik sekali. Seperti ada 2 kutub berbeda yg berseberangan yg berada dalam satu garis cerita. Setelah membaca buku ini, aku semakin 'menunggu' buku baru kedua penulisnya. Menunggu another sweet story from Dahlian, atau cerita cinta melankolis dari Robin Wijaya.
Jangan paksa aku untuk melupakanmu. Karena mengurangi cinta ini sedikit saja sudah begitu sulit (my fave & nyesek part from Robin Wijaya)
Semenjak masuk ke semester 3 tahun lalu, jujur bgt saya ngerasa sering 'males' dan nggak se-excited dulu u/ baca2 novel. Padahal, dengan cerita dan penulis yang menjanjikan sekaligus. Intinya, dari belasan novel yang saya baca dalam setahun ini(iya, belasan doang!) beberapa bikin saya 'suka', beberapa bikin saya semangat lagi u/ baca novel, dan hanya satu dua yang ngebantu saya untuk semangat nulis lagi.
Dan menunggu, adalah salah satu yang ngebantuk saya u/ dua hal terakhir.
Dari segi cerita, well, saya rasa yang namanya novel (fiksi) pada inti ceritanya sama aja, tentunya yang ngebedain adalah latar belakang tokoh, tujuan tokoh dlm novel dan yang paling penting adalah, cara dan model penulis dlm membawakan ceritanya.
Dan maaf kalo cuman 'Reason' yang menjadi favorit part saya. Dengan plot maju-mundur, Robin bener2 bisa ngebawa kita melalui kata2 simpel tapi ngejlebnya. Apalagi tagline di setiap chapternya. Mau tau? Silahkan baca sendiri :p
Yah pada akhirnya, kalian yang kehilangan 'rasa' untuk baca novel, akan kembali mencintai kata2 dan novel karena kalimat2 sederhana tapi indah dari novel ini.
Gagas Duet dari dua novelis Gagas yang karyanya pertama kali kubaca dalam novel ini. Last Chance menurutku lumayan. Sayangnya, aku nggak terlalu 'ngeh' dengan 'gag' di setiap momen penting dalam ceritanya. Berbeda dengan Reason by Robin Wijaya. Aku cukup suka, apalagi dengan karakter Gantar dan Lenka.
Lebih suka ceritanya Robin Wijaya ketimbang Dahlian. Walaupun ceritanya bikin nyesek, tapi saya prefer Reason (Robin Wijaya). Cuma Last Chance (Dahlian) ada bagian yang sweet yang saya juga suka. Thanks Lindut buat bukunya ;)
2.5 Stars, actually. Read more: starlibrary.wordpress.com Buku ini sudah diterbitkan 2 tahun yang lalu, dan baru siap baca kemarin.
Buku ini juga merupakan GAGASDUET pertama yang aku baca sebelumnya.
GagasDuet di pikiranku adalah: satu cerita, sudut pandang masing-masing tokoh utama ditulis oleh penulis yang berbeda. Dan ternyata hasilnya: 2 novella (oleh 2 penulis berbeda tentunya!) yang digabung menjadi sebuah buku dengan judul yang berbeda tapi topik yang sama: MENUNGGU.
Cerita pertama ditulis oleh Dahlian, judulnya LAST CHANCE. Dan tentunya cerita ini ‘menceritakan’ tentang menunggu.
Aby merupakan sahabat dari Dhani yang terus menghindar dari adik sahabatnya, Risa. Aby terus-terusan menyangkal perasaannya karena sebuah hal bodoh yang memang disebabkan oleh Dhani. Aby yang orangnya cenderung serius mendengarkan perkataan Dhani dan menyimpannya dalam hati. Ya, Dhani melarang Aby untuk berpacaran dengan adiknya, Risa. Tapi Dhani tidak menganggap serius perkataannya sendiri. Karena, jikalau Aby dengan Risa berpacaran, Dhani toh akan sah-sah saja.
Disisi lain, Risa yang baru pulang dari Sydney berusaha lagi untuk mendapat perhatian dari Aby, Risa yang selama ini sabar menunggu Aby kemudian memutuskan untuk menyerah. Lalu, disaat Risa telah menyerah, apakah Aby yang akan memperjuangkan rasa ini?
>>
Gimana ya, entah kenapa aku kurang ‘srek‘ dengan cerita ini. Alasan Aby menjauhi Risa dan bersikap dingin padanya itu nggak masuk akal. Harusnya, kalo seorang cowok punya hati sama cewek, mereka pasti akan berusaha bertahan dan nggak cepat menyerah. Sesulit apapun tantangannya.
Aku juga sempet ‘ngeh‘ dengan Risa yang dengan beraninya memakai baju yang menampakkan punggungnya. Kalau dia make baju begituan di mall-mall kayak Grand Indonesia, itu sah-sah aja. Masalahnya, Risa make baju begituan saat jalan-jalan di Tanah Abang.
Seperti biasanya, aku selalu suka dengan ide ceritanya Dahlian. Tapi, aku kurang suka dengan penulis yang selalu me-drama-kan cerita. Dan, yah, cerita ini sangat men-dorama.
Disertai dengan Ending yang SWEET tetapi SANGAT MAINSTREAM.
Jika semua kekurangan itu ditutup, mungkin buku ini bakal melekat dihatiku. Berhubung karena Dahlian merupakan salah satu author favorit aku. Bicara soal buku Dahlian yang aku suka. Promises-Promises berada di tingkat pertama disusul dengan Andai Kau Tahu :)
Cerita kedua ditulis oleh Robin Wijaya dengan judul: REASON
Jika dilihat dari sisi ‘kemainstreman’ cerita, cerita ini juga bisa dibilang mainstream ya. Kenapa? Karena topik utama cerita ini adalah: CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali). Tapi tidak se-akut adegan penutup di cerita pertama, Last Chance.
Lenka yang pindah ke Jakarta membuat hubungannya dengan Gantar makin meregang. Dan lama-kelamaan, mereka hilang kontak begitu saja. Tidak jelas apakah hubungan mereka sudah berakhir atau belum.
“Kalau kamu percaya takdir, aminkan dalam hati, kita bertemu lagi suatu hari nanti”
Disinilah takdir memainkan mereka. Setelah sekian lama, mereka bertemu kembali di Jakarta. Gantar menjadi kameramen dan Lenka menjadi anchor berita sebuah stasiun televisi.
Tapi, kali ini keadaannya sedikit berubah. Lenka ternyata sudah memiliki pacar. Barata. Seorang CEO stasiun televisi tempat Lenka bekerja.
Sebenarnya, Lenka-pun masih memiliki perasaan pada Gantar. Tapi, disisi lain Lenka merasa nyaman dengan semua sifat Barata, kecuali satu: sifat Barata yang selalu mengatur dan menganggap apa yang dikatakannya bisa diterima Lenka.
Suatu hari, Barata melamar Lenka. Lenka tidak menjawabnya. Tapi Barata menyematkan cincin di jari manis Lenka.
Perasaan kebimbangan Lenka akan hubungannya dengan Barata mulai timbul.
>>
Aku benci dengan tokoh utama wanita di cerita ini. Ya, aku benci Lenka!
Lenka orangnya terlalu naif. Nggak bisa membuat pilihan. Plin-plan. Mempermainkan dua hati.
Lalu aku suka dengan ‘kesetiaan’ Gantar. Lalu adapula ‘kebaikan’ Barata.
Di cerita kedua ini, banyak terdapat kata-kata mutiara. Mungkin karena penulis merupakan orang yang romantis atau puitis?
Jujur aja, ini merupakan buku Robin Wijaya pertama yang aku baca. Sejauh ini, komentarku tentang tulisan Robin Wijaya adalah: Bagus. Penulis menggabungkan beberapa flashback dari masa lalu ke masa sekarang. Flashback-flashback itu untungnya nggak membinggungkan aku. Poin plus untuk gaya penulisan Robin Wijaya.
Dari segi cerita yang dipaparkan, tentu saja cerita kedua ini lebih menarik… dan … lebih bosan…
Alurnya sedikit lambat.
Overall, ‘cukup’ dengan ‘sedikit’ kekecewaanku dengan GagasDuet pertama ini, aku harap next time (saat aku membaca gagasduet lainnya) nggak bakal sekecewa ini :). Umm… Aku berencana untuk membaca karya Orizuka dan Christian Simamora: With You. Desain covernya sangat kreatif^^
Ah, nggak ada yang spesial dari cerita Last Chance. Semua terasa biasa-biasa aja. Novella ini hanya berhenti di kata bagus, tidak lebih. Ini pertama kali baca tulisan Dahlian dan mungkin ini agak membuat gue berpikir dua kali sebelum membeli another works-nya beliau macam After Office Hours, Pilot's Woman, atau bahkan yang paling ngetop: Promises Promises.
Dari awal, dari adegan Aby menjemput Risa di airport, gw agaknya sudah bisa menduga bahwa I'm gonna find nothing special here. Dan ternyata bener kan. Ampe akhir, konflik yang terbangun di antara Risa dan Aby, mulai dari pencolekan bokong di Mangdu, terjebak accidentally karena celana basah di Carita Beach (khusus yang ini..please deh, kalo gue jadi Aby, mending balik nyetir pake celana pendek/boxer doang deh. Slow, cowo gini. Nyetir mobil pula bukan naek motor), atau peristiwa digigit anjing liar, semuanya kerasa standar. Nggak jelek memang, tapi ya nggak berkesan juga.
Lagian (masih menurut gue ya), nama Aby yang pake Y itu lumayan ganggu. Kayaknya kalo Abi pake I sounds better deh. Abi. Lebih macho ketimbang Aby yang terkesan ngondek abeees. Belom lagi panggilan Risa ke Aby, "By...". Ya ampun, berasa kayak panggilan sayang buat pacar kan. "By...byy...baby" #BukanPengalamanPribadi
Reason [Robin Wijaya] Sama kayak Dahlian, ini juga adalah the first moment of mine baca tulisan pria yang fotonya diinsert di cover belakang buku ini. Tapi untungnya first impression yang dihasilkan berbeda.
Mulai sekarang kayaknya mulai mempertimbangkan buat baca tulisan-tulisan Robin Wijaya deh. Serius.
Apalagi latar belakang dunia jurnalistik yang menaungi cerita dan kehidupan para tokoh juga tergolong unik. Gantar Reksa si kamerawan televisi dan Lenka Audria si news anchor di salah satu stasiun televisi swasta.
Bertaburan quote-quote manis di sepanjang tulisan juga semakin mempermanis Reason ini.
"Kesempatan bisa datang kapan saja, tapi belum tentu akan datang berkali-kali. Bisa saja kesempatan yang sekarang adalah satu-satunya. Jadi kalau bisa dikejar, kenapa harus tunggu nanti-nanti?" - hlm.177
"Tak ada yang tahu perasaan apa yang disimpan dalam hati seseorang. Mungkin itu sebabnya kita sering menebak dan berharap." - hlm 209
"Bahagia itu bukan dirasakan sendiri. Tapi bersama-sama...." - hlm 297
"Untuk cinta yang terpendam begitu lama, dan pada akhirnya tak pernah sampai ke tempatnya." - hlm 298
dan yang paling bagus...
"Buatku, masa lalu kita belum selesai." "Tapi hidup terus berjalan sesudahnya. Apa mungkin kita terus menjalani hal yang sama?" - hlm.263
Dan semakin menyukai cerita ini karena ending bittersweet yang diciptakan. Ending yang realistis, nggak ke-ftv-ftv-an, dan rapi. Mungkin kalo penulisnya memilih mempersatukan Gantar dan Lenka, gue ngga akan sesuka ini :-).
" Segalanya masih sama. Aku masih ingin memilikimu. Tanpa terbagi. Tegar, dan berdirilah disini. Seperti aku siap menerimamu tanpa terkecuali. Tak ada yang perlu pergi. Apalagi berusaha menghilangkan semua memori."
-Reason.
" Para lelaki mengatakan perempuan sulit dimengerti, mungkin sebaiknya mereka berkaca dulu. Karena ternyata tak hanya perempuan saja yang sulit dimengerti. Lelaki juga!"
- Last Chance
Last Chance Satu-satunya asalan Risa meninggalkan Indonesia dan pergi ke Australia selama 3 tahun adalah melupakan pria itu--sahabat kakak lelakinya. Ketika sang kakak menikah, gadis itu pun terpaksa kembali dan dihadapkan dengan pertemuan (yang tidak sengaja) itu ketika sosok yang berusaha ia lupakan menjemputnya di bandara. Tiga tahun usahanya melupakan sosok tersebut sia-sia--bagaimana mungkin, pria bernama Aby itu masih menarik perhatiannya?
Ia pun bertekad berusaha mendapatkan pria seperti patung es tersebut. Hingga ia meyakinkan diri jika sebulan ia tidak berhasil mendapatkan perhatian Aby maka ia akan kembali ke Australia dan tak akan pernah kembali selamanya. Usahanya pun mendapatkan jalan mulus ketika ia dan Aby bertugas untuk mempersiapkan pernikahan kakak Risa. Akan tetapi, Risa harus mendapatkan kenyataan jika Aby memang tidak pernah mencintainya. Namun benarkah Aby tidak mencintainya? Lantas mengapa pria itu begitu perhatian dengannya? Ataukah...
Reason Sosok itu berhasil ia temukan... Sosok yang memberikan janji namun mengingkarinya... Sosok yang menjadikan alasan untuk pergi meninggalkan rumah demi dirinya...
Gantar selalu menyukai Lenka. Gadis yang telah menjadi sosok istimewa sejak mereka kuliah di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta.Beberapa tahun setelah perpisahan di Stasiun Lempuyangan, Gantar berhasil menemukan sosok Lenka yang kini menjadi seorang penyiar berita siang. Penyiar yang sedang naik daun karena kecantikan dan kecerdasannya. Saat keduanya bertemu pun, Gantar bahagia--ya, karena ia yakin gadis itu memiliki perasaan yang sama dengan dirinya terlebih gadis itu pun memberikan harapan untuknya.
Namun, apakah Lenka yang ia kenal masih sama seperti ia mengenal Lenka dulu kala? Karena... ada rahasia yang gadis itu simpan darinya---dan Gantar tahu akan lebih baik jika saja ia tidak mengetahuinya--atau memang seharusnya ia mengetahui hal yang disembunyikan gadis itu?
**
Yuhuuuuu~ satu novel lagi untuk menyelesaikan Reading Challenge yang hanya 20 puluh buku itu! hhahaha Membaca novel duet ini agak asing dan aneh bagiku. Kisahnya begitu sederhana dan singkat (terkadang terkesan familar) dan seringkali aku lupa bahwa penulisnya adalah cowok! Hahaha... rasanya aneh jika membayangkan cowok menulis kalimat romantis dan unyu seperti itu. Entahlah... aku sih geli aja ngerasanya wkwkwkwk
3 bintang karena ending cerita kedua sangat menyakitkan. Hiksss. Padahal ceritanya sangat bagus. Dikemas dengan kata kata yang menarik. Kalau kalian tidak terlalu peduli dengan happy ending or not, buku ini recommended :D
This entire review has been hidden because of spoilers.
Buku ini adalah salah satu proyek Duet Gagas. Kali ini ditulis oleh dua penulis pria. Dengan tema yang sama yakni “Menunggu” maka kedua cerita ini menyuguhkan kisah yang berbeda. Cerita pertama, “Last Chance”, ditulis oleh Dahlian dan cerita kedua, “Reason”, ditulis oleh Robi Wijaya.
Cerita “The Last Chance” bercerita tentang Risa yang telah menyimpan perasaan cinta pada Aby yang merupakan sahabat kakaknya. Risa yang baru datang dari Melbourne untuk menghadiri pernikahan kakaknya, Dhani, kembali bertemu dengan Aby dan menyadari bahwa perasaannya pada Aby belum berubah. Dia masih mencintai pria itu. Dan kepulangannya kali ini ia tekadkan untuk bisa merebut hati Aby. Namun sikap dingin Aby menyulitkan Risa. Bahkan tanggapan Aby atas upaya Risa untuk menarik perhatiannya pun benar-benar dingin. Hingga akhirnya Risa menghadapi dilema, haruskah ia menyerah dan kembali ke Melbourne dan melupakan semuanya, atau percaya pada bisikan hatinya bahwa sebenarnya Aby pun menyimpan perasaan yang sama dengannya.
Cerita kedua, “Reason”, bercerita tentang Gantar dan Lenka. Dua orang yang bertemu kembali setelah berpisah selama 5 tahun. Hubungan mereka sebelum perpisahan itu belumlah selesai. Gantar menyimpan rindu dan tanya pada Lenka, hingga ketika ia melihat Lenka yang bekerja sebagai Anchor (pembaca berita) di sebuah stasiun TV, Gantar bertekad untuk menemui Lenka. Setelah bertemu mereka kembali menjalani kedekatan yang sama seperti yang sebelumnya, namun kini sudah ada yang berubah. Gantar pun berusaha memperjelas kondisi dengan menyampaikan perasaannya pada Lenka, namun ternyata telah ada pria lain dalam hidup Lenka. Siapakah yang akan dipilih Lenka?
Kedua cerita ini memiliki ide cerita yang sama yakni tentang perasaan yang telah disimpan, menunggu untuk memperoleh kepastian. Tapi jika ditanya apa hubungan antara tokoh di dalam “The Last Chance” dengan “Reason” maka saya sampai sekarang tidak berhasil menemukan hubungannya. (^_^). Hubungan langsung seperti yang dibuat dalam novel “Kekasih” tidak bisa saya temukan disini. Ah, mungkin ada pembaca yang bisa memberitahu pada saya apa hubungan tokoh-tokoh dari kedua cerita tersebut.
Dan seperti biasa, buku-buku terbitan Gagas menarik untuk dibaca dan dikoleksi. Dari segi sampul sangat elegan dan dari segi cerita cukup ringan dan dengan tema cinta sebagai jagoannya. (^_^)v
Dia punya janji, mencintaimu saat ini. Aku punya hati, mencintaimu sampai mati
Saat pertama kali membuka covernya yang unik, aku menemukan quote ini. Membuatku tak sabar membaca halaman demi halaman gagas duet kali ini. Sesuai judulnya 2 cerita dalam gagas duet ini menawarkan tentang tema yang sama, "cinta yang menunggu". Walau memang tidak ada keterkaitan baik Last Chance versi Dahlian, maupun Reason versi Robin, tapi kita bisa menarik benang merah bahwa proses menunggu itu bisa manis dan kadang-kadang menyakitkan. 2 Novel ini pun menawarkan rasa yang berbeda ^^
Last Chance "Dahlian" menceritakan tentang Risa dan Aby yang telah jatuh cinta sekian lama, 3.5tahun tak mengubah rasa yang ada diantara mereka. Tapi Aby selalu terkesan misterius dan menolak apa yang dirasakan untuk Risa, karena ada sebuah alasan yang membuat dia ingin melupakan semua perasaan cintanya. Dan akhirnya sudah bisa ketebak, tapi aku tetap suka, karena Dahlian meramu ceritanya begitu mengalir hingga tidak sabar membaca hingga halaman terakhir ^^
Reason "Robin Wijaya" lebih mengaduk rasa, proses menunggu yang menyakitkan, sekaligus manis. Permainan kata Robin yang khas dengan kata-kata yang puitis menjadikan cerita Lenka dan Gantar menjadi menarik. Lenka dan Gantar yang sudah berpisah sekian tahun dipertemukan kembali oleh waktu. Gantar yang dari dulu selalu mencari Lenka, merasa menemukan kembali sosok yang sangat dicintainya dan tidak ingin melepaskan semua yang tertunda dimasa lalu. Gantar ingin mencari kepastian rasa diantara Gantar dan Lenka. Tanpa Gantar tahu, Lenka telah berubah, ada sesosok pria lain yang mengisi hatinya, menawarkan cinta dan perlindungan bagi dirinya dan keluarganya. Dan Lenka pun harus memilih untuk jujur tentang rasanya kepada Gantar atau melupakan Gantar selamanya. Endingnya kali ini bukan favoritku, terkesan open ending, daaaaan aku jadi pengen dilanjutin ceritanya ;p
Overall, gagasduet ini cukup menarik, 3.5 bintang untuk cover yang manis, blurb yang menggoda, dan cerita cinta yang ringan tapi menghanyutkan ^^
Plotnya punya potensi untuk menjadikan kisah ini sangat-sangat romantis. Saya membayangkan tarik ulur perasaan antara Aby yang menyembunyikan perasaannya dengan rapi di balik sikapnya yang dingin, dengan Risa, cewek yang sangat ekspresif. Saya membayangkan, kejadian seperti salah kostum atau terjebak di kamar hotel berdua itu diwarnai adegan komedi romantis. Pertengkaran dengan dialog-dialog ngotot tapi manis (apa pula ini?), dan ending yang meskipun bisa ditebak, tapi ditutup dengan lebih smooth (yang ini terlalu cepat). Seandainya demikian, kisah ini pasti akan lebih oh-so-sweet.
Di cerita ini, saya kurang mendapat chemistry dari dua tokohnya. Tapi bagaimana pun juga, ini kisah yang sederhana, simpel, tapi manis kok. Saya suka cara Dahlian menulis. Alurnya lancar dan dia pandai mendeskripsikan adegan. Saluto! :)
REASON (Robin Wijaya)
Ih saya nggak suka sama tokoh Lenka yang plin plan dan terkesan playgirl! Saya bersyukur untuk Gantar karena nggak mendapatkan cewek seperti Lenka (dia layak mendapat cewek yang lebih baik) dan kasihan pada Barata yang mendapatkan cewek plin plan seperti Lenka (bisa jadi kalau bertemu cowok yang lebih baik, Lenka pindah ke lain hati).
Robin berhasil membuat saya emosi. Dan menurut saya, dia berhasil membuat tokohnya 'hidup.'
Satu lagi. Di kisah ini, bertaburan quote yang bagus-bagus. Itu adalah hal yang paling 'menyebalkan' dari Robin Wijaya. Menyebalkan, karena dia pintar bikin quote yang 'nendang' dan bikin galau. Hehehe.
Kisah ini menceritakan tentang Risa, yang pulang dari Australia dan minta di jemput oleh Dhani, kakaknya. Namun Dhani ada acara lain sehingga tak bisa menjemputnya di Bandara. Dhani menyuruh Aby untuk menjemputnya. Risa yang sudah tak lama bertemu Aby pun sontak merasa rindu, dan Risa menyadarinya, bahwa ia mencintai Aby. Aby yang sikapnya cendrung dingin itu, yang membuat Risa susah untuk meluluhkan hatinya. Namun, menjelang hari pernikahan Dhani, Risa dan Aby menjadi semakin dekat dikarenakan mereka harus membantu Dhani dalam acara yang akan berlangsung sekian hari lagi tersebut. Dhani yang berniat ingin menjaga Risa itupun mengatakan bahwa Aby tak boleh berpacaran dengan Risa. Namun Aby diam-diam telah menyimpan rasa yang sama dengan Risa. Apakah mereka dapat bersatu meskipun terpampang tembok larangan yang tebal?
// REASON BY ROBIN WIJAYA //
Cerita ini bercerita tentang Lenka, seorang perempuan yang telah lama berpisah dengan Gantar. Lima tahun bukanlah waktu yang singkat, untuk sebuah perpisahan sementara. Merekapun bertemu kembali pada saat Gantar mengetahui apabila Lenka bekerja di salah satu stasiun televisi swasta ternama di Jakarta. Namun, ditengah hubungan mereka, ada seorang lelaki yang akan melamar Lenka. Apakah hubungan mereka akan terus berlanjut? Dan apakah hubungan rumit itu akan lurus kembali?
Aku dulu pernah ngaku (mungkin pernah ditulis disini) ke diri sendiri dan orang yang mau ngedengerin bahwa aku kurang suka dengan novel dengan judul ‘satu kata’, dan disertai sinopsisnya gak jelas. Ketidaksukaan aku itu dikukuhkan saat aku nyoba baca Rain Affair. Now, I bought and read a novel which just like the one that I dislike. Eat my own words! Tapi beneran loh, aku kurang suka. Sayangnya novel-novel dengan ‘jenis’ tersebut mempunyai cover yang super bagus, laku, diomongin terus, dan beberapa diangkat jadi film. Siapa yang nggak penasaran coba? Eat my words again (and my wallet)! So I gave it a try one more time and read Menunggu :)
Kenapa Menunggu?
Menunggu adalah salah satu novel Gagas Duet keluaran tahun 2012. Dua penulis satu cerita, begitulah yang aku tahu sebelumnya. Dengan cover yang manis dan terkesan warm (bentuknya lucunya kadang menyulitkan saat dipegang), judul ‘satu kata’, sinopsis gak jelas, dan kemisteriusan kolaborasi dua penulis itu, aku memilih Menunggu. Lucunya novel ini aku baca saat pergi dan pulang magang, di angkot yang seringkali ngetem. Sama-sama ‘menunggu’ saat menunggu :p
Menunggu dibagi isinya menjadi dua cerita yang berbeda (whaaaat, duetnya dimana?). Last Chance karya Dahlian dan Reason karya Robin Wijaya. Baca reviewnya disini --> http://dhynhanarun.blogspot.com/2013/...
LAST CHANCE (Dahlian) Nice. Setelah lama nggak baca buku Dahlian cerita ini menghibur. Risa, udah lama suka sama Aby. Tapi Aby berpikir kalo dia nggak bakal bisa sama Risa, karena Aby ini temen baiknya Dhani -kakaknya Risa- dan Aby nggak mau kalo misalnya hubungan dia sama Risa nggak berjalan lancar persahabatannya dengan Dhani juga kacau.
Jadi deh Aby walaupun suka juga sama Risa tapi berusaha menjauhi Risa... Tapi buat ending-nya, boleh lah ya... Aby lucu banget!! Hehehe
REASON (Robin Wijaya) Setelah baca novel Robin yang Before Us dan nggak terlalu suka karena ada cinta sesama jenisnya hehehe jadi agak ragu buat baca ini. Tapi melihat review di goodreads bagus akhirnya baca juga...
Dan menyesal karena endingnya nggak sesuai sama yang aku harapkan :"(
Kesimpulan yang aku dapet, kalau aja Gantar punya banyak duit pasti Lenka lebih milih Gantar daripada Barata. Karena Lenka emang cinta sama Gantar, dan karena Gantar punya banyak uang.
Sejak awal membuka halaman pertama, saya ingin segera menyelesaikannya karena ceritanya yang agak sedikit membosankan. Mungkin sesuai dengan judul besarnya yaitu "Menunggu". Bukankah menunggu membutuhkan kesabaran?
Cerita pertama karya Dahlian adalah tentang seorang pria yang jatuh cinta dengan adik sahabatnya sendiri. Yang membuat saya gemas adalah mengapa seorang pria tidak berani mengambil resiko untuk menyatakan perasaan semata-mata karena takut merusak persahabatan dan harus menunggu begitu lama? Bukankah jika telah cukup lama menjalin persahabatan, bisa mengetahui karakter dan sifat masing-masing? Untungnya kisah ini berakhir cukup manis.
Cerita kedua karya Robin Wijaya. Cukup unik karena mengambil sudut pandang orang-orang yang bekerja di bidang jurnalistik. Kamerawan dan pembaca berita, dan CEO stasiun teleisi. Sayangnya kisah ini berakhir sedikit pahit. Karena ya.. begitulah hidup.
Untuk itu, saya beri Menunggu, 2,5 dari 5 bintang.
Last Chance Bagiannya Dahlian sendiri termasuk ringan, konfliknya gak terlalu pelik, dan ga terlalu nguras emosi banget. Suka sama karakternya Aby yg lempeng dan dingin, ehm, agak ngingetin sama karakter orng yg lagi gue taksir yg sebelas duabelas sama si Aby ini hehehe *malah curcol*.
Reason Bagiannya Robin lebih galau dan complicated, endingnya rada bittersweet, tapi gapapa kok, menurut gue termasuk realistis, kalo gue di posisi Lenka mungkin jg bakal ngelakuin hal yg sama.
Buat cover, asli keren abis. Selalu deh acung 2 jempol buat gagasmedia. Desain isinya juga, apalagi yg bagian pembuka tempat nulis judulnya. Seneng ngeliatnya.
Sip, 4 bintang yak :)
"Love isn't like a candy, but it's just a gum. Sometimes it loses the sweet, and turns bitter'" "Jangan paksa aku untuk melupakanmu. Karena mengurangi cinta ini sedikit saja sudah begini sulit"
kalau ku bilang,ini bukan novel duet..tapi 2 cerita dalam satu buku. kompilasi lah. krn novel duet itu kayak Fly to the sky punya mn nina dan mas mamoe rizal..
di judul yang pertama Last Chance, penulis kebanyakan memakai kata " brengsek " itu agak sedikit mengganggu saat membacanya. jalan ceritanya bagus, alurnya agak membosankan sedikit,kurang dapet gregetnya wktu si Abby bilang cinta ke Risa. yah lumayanlah...untuk menghibur hati di saat weekend..^^
judul kedua Menunggu.. ini so sweet semua kata2x.. agak sebel knp akhirnya si Lenka malah memilih Barata di banding Gantar, yang notabenenya adalah cintanya sewaktu SMA. menipu hatinya sendiri. tapi bahagia itu pilihan..jadi ya sud lah..^^
" Tanpa kamu mungkin aku bisa bahagia, tapi gak akan bisa sempurna.." kata2 Barata kepada Lenka, sepulangnya dari luar negeri tanpa Lenka yang menemani. duuhhh...so sweet..^^
Dahlian adalah salah satu penulis GagasMedia yang berhasil menjadi favoritku dengan beberapa karyanya: The Pilot's Woman dan Promises, Promises. Demikian pula dengan Robin Wijaya yang berhasil mengejutkanku dengan tulisannya di Before Us. Oleh karena itulah, aku berharap sangat banyak pada GagasDuet kali ini - dan aku sama sekali tidak dikecewakan. GagasDuet ini terdiri atas dua cerita yang berbeda dan tidak berkelanjutan satu dengan yang lain; tetapi keduanya mengusung tema yang sama yaitu tentang "menunggu" - seperti yang tertulis pada judulnya. Dua cerita ini berkisah tentang cinta yang harus bertarung dengan waktu; menunggu saat cinta dipertemukan kembali...
Dua cerita yang mengandung makna sama, "menunggu". Ini adalah buku kedua karya kak Robin yang kubaca. Gaya penulisan kak Robin masih sama sepeti di novel Before Us. Tapi entah kenapa, feel membaca yang ini sedikit kurang. Atau aku lebih dulu di jatuhkan dan di hadapkan oleh karya kak Dahlian. Ini karya Dahlian yang pertama kali ku baca. Belum baca sama sekali novelnya, tapi melihat dari bagaiamana Ia menulis di novel ini. Aku rasa kemampuan nya pasti akan membuatku terkagum-kagum ^^ Baca novel ini bikin deg-degan sendiri, geregetan sendiri. Rasanya banyak sekali perasaan-perasaan tertahan yang bertebaran di dalamnya. Tapi tidak masalah asalkan akhirnya sangat baik ^^. Keep writing kak !!!
4.5 of 5 baru kali ini baca novel yang jagoannya nggak menang. hahahahaha. tapi ga masalah sih, yg penting eksekusinya KEREN!!!!!
dan scene favorit gw ya wkt memori di Jogja, pas ujan2 naik becak. ide nya biasa, tp pas dibaca kok jd so sweet bgt ya, dan bisa gak 4L4Y gtu. emang ini si Gantar keren lah jd cowok. kalo ga bisa dapetin Lenka, Gantarnya buat gw juga gpp. Ehhh????
oh ya, baru nyadar pas baca bio dibelakang klo yg nulis Reason ini orang yg sama yg nulis Before Us ya? hmmm,, pantes bahasanya mirip dan khas.
partnya Dahlian? Last Chance, agak too drama sik, tapi oke lah buat mupeng2in adegan di Carita nya. cuma gw ngarep Dhani-Sinta keluar lebih byk gitu, biar rame.
jadi, kapan mas Robin Wijaya ngeluarin novel baru? kali ini gw rela 'menunggu' deh. ciyusss!!!
termasuk salah satu gagasduet yang ditunggu-tunggu. karena kedua penulisnya adalah favorit saya.
tetapi sangat disayangkan, lagi lagi gagasduet kali ini tidak menyajikan cerita yang bersambung.
part dahlian, last chance. masih dengan sentuhan romance ala dahlian yang selalu happy ending. yang selalu bikin pembaca envy sama adegan adegan tokoh di dalamnya.
kekurangannya, menurut saya ending nya terlalu "drama", terkesan standart.
part robin, reason. lebih suka part ini. suka sama jalan ceritanya yang agak lari dari yang dibayangkan. dikirain Lenka bakal balik sama Gantar, salah :p
suka sama basic lifeworkingnya yang dunia jurnalis. bisa nambah pengetahuan juga
secara personal suka sama cerita cerita sad ending.
Pertama kali baca Gagas Duet yang di dua bagiannya tidak saling berhubungan. Honestly, bagian pertama, Last Chance, menurut saya lumayan drama hehehe. Jalan ceritanya ketebak dari awal, saya bahkan udah nebak akhirnya dan ternyata bener. Terus logikanya agak nggak nangkep sih, kurang realistis.
Lain sama bagian kedua, Reason, yang walaupun masih dengan tema yang sama dengan Last Chance, menyajikan kisah yang sangat realistis. Sepasang manusia yang nggak bisa sama-sama karena ya mereka nggak bisa aja. Si cewek yang harus memilih keluarganya dibandingkan dengan menyelamatkan perasaannya. Akhir yang nggak happy pun jadi nilai plus, menurut saya. Pembaca kadang harus dikasih realitas, nggak melulu mimpi :)
2 bintang buat Last Chance karena kok kayaknya ngga nemu chemistry antara Aby-Risa, alurnya juga lumayan lama, ditambah dengan tokoh Risa yang ngga real, masa iya ada cewek semurah itu ya? Ditambah endingnya yang terlalu dipaksain, dari yang alurnya terlalu lama, pas mau ending malah ngebut banget. Ngga alami aja. Emang segampang itu kah buat ketemu orang di bandara?
4 bintang buat Reason karena chemistry Gantar-Lenka dapet bangeeet, belum lagi ditambah banyak quotes yang bagus. Pokoknya lebih suka part ini dibanding yang sebelumnya. And I loveee the ending karena ternyata dugaan saya yang nebak cerita akhirnya ternyata salah.
Aku sedang merindukanmu, apakah kau tahu itu? Saat bulan penuh di atas kepala, aku menggantungkan doa untukmu di antara bintang-bintang. Semoga suatu saat hatimu akan menoleh kepadaku, menyadari bahwa akulah akhir dari penantianmu.
Aku ingin memelukmu, meraihmu, dan menyembunyikanmu dalam dekapanku. Aku tak akan melepasmu pergi, aku janjikan itu padamu. Dan kesabaranku kian menipis seperti batu yang terus-terusan digerus air. Aku sudah menunggu terlalu lama, nyerinya semakin lama kian terasa nyata.
Aku mencintaimu... karenanya aku selalu merindukanmu. Namun, seperti pertanyaan yang kubisikkan pada rembulan malam itu: apakah kau juga sedang merindukanku?
sebenernya sih ya,sorry gue gk gitu suka sama gagas duet ginian,makanya dari gagas duet ini cuma punya novel ini sama with you nya Christian Simamora and Orizuka..
bukannya gk bagus,tapi kalo kata gue cerita yg dibikin ini agak diburu2in gitu,maunya langsung cepet2 selesai aja,ya mungkin karena karena mereka harus berbagi tempat nulisnya itu dalam 1 buku kali ya. hehehe..
tapi untuk keseluruhan buat cerita ini lumayan kok,banyak jg pelajaran yang bisa dipetik. bahasa yang dipake ringan juga,jadi mudah nyerap di otak :p
jadi yauda sih itu aja,baca nih buku juga udh beberapa bulan yg lalu tapi baru di review sekarang ._.
Di dalam buku ini ada 2 judul yang saling bertolak belakang endingnya. cerita yang dibawakan berakhir dengan happy ending tetapi, aku lebih suka cerita yang diceritakan oleh Robin Wijaya. permainan kata-kata yang menarik, menyentuh, dan gak berlebihan. aku suka banget sama cara robin wijaya menyelipkan kutipan-kutipannya di dalam cerita ini. sangat menarik. walaupun akhirnya sad ending, tetapi TOP buat cerita ini. sangat direkomondasi kepada orang-orang yang sedang menunggu. bahwa menunggu dengan waktu itu tidak sepenuhnya akan membawanya kembali... tetapi, kalau ada takdir sih bisa-bisa saja... hehehehehee