Jump to ratings and reviews
Rate this book

Hatimu: Cinta yang Selalu Meragu

Rate this book
Aku tak berharap akan berpisah denganmu dengan cara seperti ini. Tapi tekadku begitu tegas dan bahkan aku sendiri tak bisa menyangsikannya.

Bukan, bukannya aku ingin melupakanmu. Bagaimana mungkin, kau adalah yang terbaik dalam hidupku. Kau yang menyunggingkan senyum di wajahku, kau juga yang menghapus air mata dari kedua pipiku.

Tapi aku tak bisa lebih lama lagi bersamamu—karena aku mencintaimu. Aku mengharapkanmu sejak lama, menunggu dengan sabar, tetapi kau seperti bintang di malam kelabu.

Kau tak pernah datang untukku....

358 pages, Paperback

First published November 1, 2012

21 people are currently reading
244 people want to read

About the author

Salsa Oktifa

1 book4 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
43 (17%)
4 stars
55 (22%)
3 stars
82 (33%)
2 stars
49 (20%)
1 star
15 (6%)
Displaying 1 - 30 of 44 reviews
Profile Image for Utha.
821 reviews395 followers
October 18, 2020
Salsa, maafin karena aku baru baca buku yang kamu kasih, hehe.

Novel ini diangkat dari premis "dari temen jadi demen". Hmm... nggak begitu juga sih, ya. Kayak mau jelasin kalau persahabatan beda gender tuh mustahil (dengan catatan dua-duanya lurus lol). Di awal aku bingung banget sama nama Rain dan Agnia. Mana yang cowok, mana yang cewek. Tapi setelah baca ulang satu bab dengan saksama, akhirnya paham.

Aku suka cara bercerita penulisnya. Mengalir. Tapi kadang suka meleber ke mana-mana. Rasanya aku pengin potong adegan dan narasi yang kelewat berlebihan dan nggak berguna ke arah plot. Kemunculan Eve juga kayak sekonyong-konyong datang tanpa ada hint yang gimana. Padahal potensial banget dijadiin trigger dan nge-drive plot yang monoton akan kegalauan Agnia-Rain. Dan rasanya nggak adil Eve nggak dikasih "ngomong" sama penulisnya. Ada beberapa bagian yang melankolinya terasa, ada yang bikin mengernyit karena kelamaan. Ih, tapi gaya menulis Salsa bagus. Kenapa nggak bikin novel baru? :(

Ada bagian yang bikin aku takut: waktu Eve datengin Bari. Aduh, entah kenapa berdoa aku nggak bakalan kayak Bari yang tiba-tiba didatengin orang dari masa lalu.

Catatan: sebel banget sama layout sok cangtip Gagas pas tahun novel ini terbit. Apalagi sama judul bab. Niat estetik tapi nggak kebaca woy huruf sambungnya. Kalo saltik mah yaudahlah udah pada tau, dan nggak ganggu juga pas baca.

Catatan lagi: masih dalam babat timbunan buku fisik. Novel ini sumbangin ke perpustakaan aja kali, ya.

2.5
Profile Image for inas.
386 reviews37 followers
April 29, 2015
Sejak pertama kali baca, aku emang udah nentuin berapa banyak bintang yang bakal aku kasih.

Tiga.

Sejauh ini, sampe aku nyelesaiin cerita, aku suka gaya bahasanya. Ngalir. Dan aku suka plotnya. Maju. Pace-nya cepet, nggak njelimet, dan konfliknya—ooooh! Bikin aku histeris! Kelihatannya cuma satu masalah simpel yang bisa diselesaiin dengan cepat, secepat mengedipkan kelopak mata, tapi ternyata ruwetnya nggak keruan. Nggak bisa diuraikan segampang itu. Yaaa... walau penyelesaiiannya segampang itu sih.

Aku bisa ngerasain unsur dramanya. Aku suka drama. Suka cerita yang kompleks. Suka masalah yang membelenggu Agia, Rain, sama Bari. Buat ngambil keputusan sekecil apa pun, mikirnya sampe kejauhan banget. Risikonya. Keadaan yang bisa berubah. Kecanggungan. Ngelewatin garis batas persahabatan atas nama cinta.

Big exhale.

Tapi... ini macemnya jadi kayak discussion text aja. Ada sisi positif sama negatif (versiku sendiri).

Aku nggak suka diksinya, penyusunan kalimatnya, dan penempatan tanda bacanya. Tiba-tiba aja ada predikat yang nggak diikuti subjek di awal kalimat, dan itu bikin aku bingung, mikir dulu, ini siapa yang lagi ngelakuin apa. Lama-lama, jadinya aneh. Cuma ada tindakan tanpa ngerti secara pasti siapa yang lagi mengalami. Kecuali kalo di awal udah ada nama subjek, terus kalimat berhenti, dilanjut kata kerja baru yang langsung nunjukin tindakan tertentu. Ini enggak. Langsung “ngalir” gitu aja seolah-olah semua pembaca bakal ngerti maksudnya. (Dalam kasusku, sayangnya, enggak.)

Bahasa Inggris-nya... ulala. Aku nggak ngerti harus ngasih komentar kayak gimana. Bahasa yang baik dan benar aja aku kadang belum tentu paham, apalagi yang kayak gini. Entahlah. Aku ngerasa... editornya ngasih beban pertanggungjawaban ke pengarang, sepenuhnya. Buat pembaca yang maklum sih enak, nah kalo yang belum bisa maklum gimana?

Karakternya. Duh. Pada nggak dewasa semua. Childish. Kayak anak SMA. Berantem nggak pake langsung ngejelasin atau gimana.

Dari awal, aku ngerasa Rain tuh cewek yang nggak tau diri. Dia udah punya pacar, demi Tuhan! Dan dia masih lebih mementingkan cowok lain! Kalo dia nggak nyangkal tentang keberadaan Agia sebagai (lebih dari) sekadar sahabat sih, aku maklum. Maksudku, seenggaknya dia ngaku kalo baik Agia atau Bari tuh sama-sama penting. Dan aku nggak suka cara Rain memperlakukan Bari. Dia tahu kalo Bari pendiem, gampang kagok, canggung, dan kehabisan kata-kata. Tapi Rain tetep maksa Bari buat bicara sesuai keinginannya. Emang Rain pikir, Bari siapa? Superman yang bisa baca pikiran dia? Kalo emang mau digombalin, bilang dong! Kalo Bari nggak bisa, ya diajarin! Jangan cuma minta ini-itu seenaknya sendiri seolah Bari tuh orangnya supel dan nggak pendiem, seolah Bari bisa langsung membaur, rame, hahahihi, kakakakak kayak orang lain. Hah.

Ya, aku emang baper banget soal Bari. Aku nggak suka lihat dia digantung nggak jelas kayak gitu. Dia kan berhak untuk protes, menyatakan keberatan, sampe cemburu lihat pacarnya bareng cowok lain yang katanya cuma sahabat tapi bahasa tubuhnya mengindikasikan lebih dari sahabat. Mungkin Bari emang nyebelin, tapi Rain nggak pernah mikir alasan di balik tindakan Bari, kenapa Bari bisa diem-nyebelin kayak gitu, apalagi sampe menelaah segala hal dari sudut pandang Bari.

Bari sendiri, aku yakin, punya kesalahan yang sama. Tapi karena dari awal aku mihak dia, aku jadi ngerasain cinta buta, nggak ngerti apa kelemahannya. Semua yang dia lakuin terasa bener di mataku. Se-nggak romantis apa pun sikapnya. Nggak peduli dia keras kepala banget.

Agia, yang katanya setahun lebih tua dari Rain, juga kayak nggak bisa ngomong apa-apa. Tinggal bilang dia cinta Rain, udah, selesai, kan? Masa iya dia udah dewasa, bukan anak SMA lagi, tapi rela nunggu Rain lebih lama dalam rentang waktu yang nggak pasti? Tanpa berniat mengakhiri? Itu bukan cinta, namanya, tapi obsesi. (Ya, dari awal aku nggak nge-ship Rain sama Agia. Baper lagi.) Kalo aku boleh mikir secara realistis, perasaan Agia nggak logis. Cintanya bertahan terlalu lama. Dia sengaja nyiksa diri sendiri dan tanpa sadar tenggelam dalam tragedi. Dan meski udah ngerti dia bakal sengsara, dia tetep ngebetahin diri buat menjalani semuanya. Terlalu baik untuk jadi nyata, huh?

Intinya, tanpa berpanjang-lebar muter-muter nggak jelas ke sana kemari pun, mereka bisa nyelesaiin masalah dengan cuma duduk bertiga dan ngomongin segalanya. Udah. Selesai.

Coba kalo mereka bisa berpikir lebih dewasa gitu—kecuali umur mereka diatur masih SMA, ya.

Font. Kadang Cambria, kadang Book Antiqua. Nggak konsisten. Aku pikir ada pergantian sudut pandang tokoh di satu bab atau apa, gitu, yang bikin font-nya harus beda. Tapi ternyata enggak. Salah aja, kayaknya.

Sudut pandang. Dari Agia, Rain, sampe Bari, aku nggak bisa ngebedain suara mereka. Sama semua. Seolah yang lagi ngomong tuh satu orang: pengarang mereka aja. Aku mengharapkan mereka punya ciri khas sih. Entah dari diksi, cara mereka menanggapi sesuatu—kayak deskripsi tempat, ngutarain perasaan, apa lah yang bisa bikin mereka beda. Tapi sayangnya ini kayak baca sudut pandang ketiga serbatahu, cuma bentuknya diganti jadi orang pertama yang gantian antara Agia, Rain, sama Bari.

Aku jadi bingung, naskah yang layak diterbitin tuh sebenernya kayak gimana.

Tapi, yah... nggak pa-pa deh. Cukup menghibur kok. Dan aku suka quote di halaman 316, “Menyukai seseorang membuat kita tidak sadar, bahwa mungkin saat itu ada seseorang lain yang tengah menyukai kita.”

Nah, aku doain pengarangnya bisa berkembang lebih baik lagi di karya selanjutnya. :)
Profile Image for Stefanie Sugia.
731 reviews177 followers
January 18, 2013
"Bukan Agia yang aku benci.
Bukan Rain yang aku benci, tentu saja.
Aku membenci kebersamaan mereka.
Apakah itu salah?
Aku tidak pernah percaya, ada sebuah persahabatan yang tulus antara seorang laki-laki dan perempuan tanpa adanya embel-embel perasaan lain yang mengikutinya. Laki-laki dan perempuan tidak akan pernah bisa bersahabat. Mereka diciptakan untuk saling tertarik satu sama lain."

Kisah ini adalah tentang Agia, Rain, dan Bari. Agia dan Rain sudah bersahabat sejak lama; bahkan karena masa lalu keluarga Rain yang kelam - hingga ia berakhir sebatang kara - membuat perempuan itu tinggal di rumah Agia. Rain sudah menjalani hubungan dengan atasannya yang bernama Bari selama 6 bulan; dan Bari selalu merasa keberatan dan terluka saat Rain selalu lebih memilih Agia dibandingkan dirinya. Semuanya terlihat semakin jelas, saat sebuah kecelakaan menimpa Agia dan Bari...

Baca review selengkapnya di:
http://thebookielooker.blogspot.com/2...
Profile Image for Pattrycia.
351 reviews
February 12, 2013
Saya agak kecewa dgn buku ini. Sebenarnya topic yg diangkat sudah umum, but I was expecting sth more than that. Blurbnya udh ok bgt. Sayangnya byk typo dan bahasa inggris yg dipakai jg agak kacau. Ada bbrp bagian yg saya bahkan tdk mengerti. Juga dgn font title di stiap awal bab yg susah dibaca. The ending seems rushed & too sudden. What happened to Agia during the time when Rain was gone? How did Rain learn of Agia's condition? Honestly I gotta say that I wasted my time trying to finish this book.
Profile Image for Siska Melinda.
5 reviews
January 26, 2013
This is my first time read Salsa Oktifa's book. The story is simple for me, and the characters are OK. But I'm not very impressed by her way to write. Anyway, its 3 out of 5.
Profile Image for Sulis Peri Hutan.
1,056 reviews289 followers
February 26, 2016
Cinta segitiga, sahabat jadi cinta, premis novel romance yang udah umum banget ya tapi tetep saja tidak membosankan, tergantung bagaimana cara penulis meramu 'masakannya' agar terlihat lebih menarik dan beda dari yang lain :D. Kesan pertama tentang buku ini adalah covernya keren banget, mungkin akan menjadi calon cover buku terbaik tahun ini, sampul belakang bukunya pun berhubungan dengan sampul depan, salah satu bentuk cover yang saya suka banget, sayang, waktu googling saya nggak nemu cover buku dua sisi :(

Agia dan Rain dulu bertetangga, hubungan mereka berlanjut menjadi sahabat sampai akhirnya keluarga Agia memutuskan pindah ke Jogja. Setelah kematian ibunya, tidak ada tempat terbaik bagi Rain selain kembali bersama sahabatnya, dia pun meninggalkan Bali dan ikut pindah ke rumah Agia, dia sudah dianggap seperti anak sendiri oleh orangtua Agia, Agia dan keluarganya memberi Rain kebahagiaan, kebaikan dan kehidupan. Sampai suatu ketika, satu hari merubah hubungan mereka, Agia mencium Rain.

Tanpa Rain sadari, Agia sudah memencam cinta kepadanya sejak lama, dia hanya bisa menjadi pengamat ketika Rain bersama lelaki lain, menjadi tempat curhat kalau hubungan mereka menjadi masalah, dan membuat pasangan Rain cemburu akan kedekatan mereka, contohnya adalah Bari, pacar Rain sekarang dan juga atasan Agia dan Rain di kantor. Bari tidak suka melihat Rain dan Agia begitu dekat, ketika dia dan Agia mengalamai kecelakaan bersama, Rain lebih memperhatikan Agia. Sejak awal Bari sudah menebak hubunggannya dengan Rain tidak akan mudah, karena ada satu penghalang yang begitu kuat.

Saya suka penulis mengambil sudut pandang beberapa orang pertama, bisa merasakan emosi tiap tokoh dan penulis sukses membedakan mereka, jadi, tanpa melihat bab siapa yang gantian berbicara pembaca sudah tahu siapa naratornya. Alurnya maju, tetapi kadang Agia dan Rain menceritakan kisah mereka di masa lalu. Tone ceritanya terasa cepat karena dari tiga sudut pandang, tidak ada pengulangan cerita dari satu tokoh dan tokoh lainnya. Memang porsi narasinya lebih banyak daripada dialog, tapi saya suka cara penulis bercerita sehingga betah-betah saja.

Karakter Agia digambarkan seorang yang lembut, ceria, suka menolong, sosok kakak idaman pokoknya, dan dia lebih mementingkan kebahagiaan Rain daripada dirinya sendiri. Sedangkan Rain, cukup susah menggambarkannya karena dialah karakter yang paling kurang terasa kalau menurrut saya, karena dia cewek sendiri jadi gampang membedakan dengan dua karakter cowok lainnya. Kalau melihat Agia menggambarkan Rain dari pilihan cowok yang selama ini dipacarinya, dia selalu memilih yang lain daripada yang lain, yang berkacamata dan nerd, ketika cowok itu berubah dia akan meninggalkannya. playgirl tidak, hanya saja sepertinya dia tipe cewek yang berprinsip teguh pada pendiriannya, tidak peduli pendapat orang lain dan hanya dia yang bisa memahami Bari. Bari sendiri digambarkan sesorang yang keras, bergengsi tinggi, tidak pedulian dan sinis. Bahkan adiknya sendiri meminta dia agar sedikit lebih manusiawi yah karena sifatnya yang tidak pedulian itu. Jarang mengungkapkan perasaan hati, misalnya dia tidak mengabari Rain kalau dia akan menjemput sahabat kecilnya di Solo bersama Riza, adiknya, padahal Rain menunggu dan membuatkan makanan, bagi Bari itu tidak penting. Yah, komunikasinya kurang lah. Agia dan Bari sama-sama digambarkan cakep, hanya dua sifat yang bertolak belakang yang membedakannya, satu lebut satu kasar.

Sedangkan konflik yang dipilih penulis, menghadirkan satu tokoh lagi, teman masa kecilnya Bari tadi, Eve. Ceritanya dulu Bari menyukai Eve tetapi ditolak karena lebih memilih orang lain, sakit hati dan menjadikan dia sosok yang keras. Jadi Bari ingin bales dendam gitu, 'kalau kamu punya Agia, aku juga punya Eve,' gampangannya seperti itu lah. Saya sempat was-was akan pilihan Rain, di tengah-tengan penulis sedikit mengecoh pembaca akan siapa yang Rain pedulikan, syukurlah ketakutan saya tidak terwujud :p.

Kekurangannya, penulis kurang mengekspos masa lalu Rain dan Bari, tentang keluarganya, hanya penasaran saja karena mereka digambarkan sama-sama sendirian, bahkan Bari saja tidak akrab dengan Riza, yah diceritakan alasannya juga sih, melihat sifat Bari seperti itu maklum juga, cuman pengen lebih lengkap aja :p, sedangkan Agia dan Bapaknya kerasa banget kok hubungan mereka. Untuk typo, yasudahlah ya, saya males membahas ini, cuman ada dua kata yang cukup mengganggu saya karena berulang, seperti kata kekepada, kalau nggak salah ada dua kali saya mendapatinya, entah typo atau memang begitu adanya saya hanya kurang nyaman saja, dan akhiran kalimat seperti ', bahkan' lima kali kalau nggak salah, alasannya sama, kurang nyaman bacanya.

Aku tidak pernah percaya, ada sebuah persahabatan yang tulus antara seorang laki-laki dan perempuan tanpa adanya embel-embel perasaan lain yang mengikutinya. Laki-laki dan perempuan tidak akan pernah bisa bersahabat. Mereka diciptakan untuk saling tertarik satu sama lain.
Belive me.


Buat yang pengen mengoleksi novel yang bertema sahabat jadi cinta, buku ini bisa masuk ke rakmu :p

3.5 sayap untuk covernya yang kece badai.

Bisa dibaca juga di http://kubikelromance.blogspot.com/20...
Profile Image for Soeti.
76 reviews
July 18, 2019
Not really fond of Indonesian romance YA novel or so. I didn't find formula that made me impressed with the story.
Profile Image for Rizky.
1,067 reviews86 followers
May 2, 2013
Sebenarnya cerita sudah umum banget, klise dan gampang banget ketebak, tentang sahabat yang saling mencintai. Namun, gaya menulisnya membuatku betah untuk membaca kisah ini hingga akhir.

Ini tentang kisah Bari, Rain dan Agia. Membaca perasaan mereka satu sama lain, ikut sedih, tertawa bersama ketiga tokoh yang saling terikat satu sama lain ini. Membuatku bertanya-tanya kenapa Bari semenyebalkan itu? Kenapa Rain gak bisa memilih antara Bari dan Agia? Hingga akhir ceritanya, ternyata seperti yang kuduga sebelumnya. Tidak ada yang terlalu istimewa atau kejutan, kisah ini kurang klimaks, tapi alhamdulilah gaya bercerita penulis cukup mengalir dan membuatku tidak bosan hingga halaman akhir.

Jujur, aku tidak menemukan sesuatu yang terlalu "wow" dalam novel ini, hanya kisah cinta segitiga biasa, dimana ketiga tokohnya sama-sama sulit mengungkapkan rasa mereka yang sebenarnya. Keadaan Agia yang "buta warna" akibat kecelakaan yang menimpanya pun tidak bisa dieksplor dengan baik, seakan-akan menjadi tempelan saja. Kenapa tidak dibuat dramatis saja ceritanya kalau ingin sesuatu yang beda? Kehadiran tokoh lain, seperti Eve dan Riza pun hanya sekedar selingan saja, konfliknya agak menggantung, tapi untuk sebuah novel debut aku cukup terhibur.

Dan seperti novel terbitan dari penerbit yang sama, hal yang selalu dan selalu agak mengganggu adalah kesalahan typo di beberapa bagian novel ini. Semoga di novel berikutnya bisa lebih diperhatikan ^^
This entire review has been hidden because of spoilers.
5 reviews
December 27, 2013
"Bukan Agia yang aku benci.

Bukan Rain yang aku benci, tentu saja.

Aku membenci kebersamaan mereka.

Apakah itu salah? 

Aku tidak pernah percaya, ada sebuah persahabatan yang tulus antara seorang laki-laki dan perempuan tanpa adanya embel-embel perasaan lain yang mengikutinya. Laki-laki dan perempuan tidak akan pernah bisa bersahabat. Mereka diciptakan untuk saling tertarik satu sama lain."

Begitulah kisah yang dialami Rain dan Agia. Persahabatan mereka awalnya memang pure, tanpa ada embel-embel cinta. Tanpa ada embel-embel ingin memiliki. Namun, Tuhanlah maha pembolak-balik hati manusia. Tak ada yang bisa menebak kemana arah perasaan itu akan terjatuh. 

Novel fiksi terbitan Gagas Media yang berjudul “Hatimu” karya Salsa Oktifa setebal 358 halaman ini sukses membuat para pembacanya terhanyut dalam kisah persahabatan Rain dan Agia. Novel dengan bahasanya yang santai namun menyentuh ini jelas membuat para pembacanya terasa ikut mengalaminya.

Aku tak berharap akan berpisah denganmu dengan cara seperti ini. Tapi tekadku begitu tegas dan bahkan aku sendiri tak bisa menyangsikannya.

Bukan, bukannya aku ingin melupakanmu. Bagaimana mungkin, kau adalah yang terbaik dalam hidupku. Kau yang menyunggingkan senyum di wajahku, kau juga yang menghapus air mata dari kedua pipiku. 
 
Tapi aku tak bisa lebih lama lagi bersamamu—karena aku mencintaimu. Aku mengharapkanmu sejak lama, menunggu dengan sabar, tetapi kau seperti bintang di malam kelabu.   

Kau tak pernah datang untukku....
1 review
December 22, 2012
Dapet hadiah buku dari sahabatku yang super baik (makasih ya! kita harus sahabatan selamanya! hehe!). Gak afdol dong ya kalo gak kasih review?
Oke langsung aja yee kawan2 goodreads. Ini gue kasih rating 3 bintang! Yeayyyyyy!:D
Jadi gini Agia tuh sahabatan sama Rain. Oh ya, Agia itu cowok dan Rain cewek. Yapp gue awalnya bingung dong. Oke, gak penting.
Tapi ya si Rain udah punya cowok namanya Bari. Agia punya rasa sama Rain. Okee karena gue emang gak pandai review, gue jelasin nih. Ini kisah persahabatan. Rain dan Agia satu rumah dengan Bapa Agia juga. Agia itu... gue gak bisa kasih gambaran nih ngeheheh. Aduh maaf, ini reviewnya kacau men!
1 bintang buat cover, 1 bintang buat perjuangan penulis dan ceritanya, 1 bintang lagi buat endingnya yang cukup manissss! 2 bintang lain ilang akibat gaya menulisnya yang standar (tapi sah2 aja sih, tapi gak standar2 juga sih-_-)
Over all, buat novel debut ini bagus banget!:))
Oh yaaaaa, 1 lagi. Di novel ini ada 2 font. Ada (kayaknya) times new roman sama cambria. Gue agak gak ngerti. Ini maunya apa sih? Gue udah nyaman sama cambria sebagai bacaan malah di halaman berapa jadi times new roman terus cambria lagi. Bukan masalah gede sih, tapi harusnya di perhatiin, biar rapi dan enak bacanya.
So, The End.
Profile Image for Dini Novita  Sari.
Author 2 books36 followers
December 31, 2012
Agia, Rain, Bari.

Katanya, laki-laki dan perempuan tidak akan pernah murni hanya bersahabat selama bertahun-tahun. Pasti ada perasaan yang lebih dari itu, entah terungkap maupun tak terungkapkan. Dan hal inilah yang membuat Bari selalu diselimuti perasaan cemburu melihat Rain selalu memprioritaskan Agia. Bahkan saat Bari dan Agia mengalami kecelakaan, Rain lebih sering menghabiskan waktunya menjenguk dan merawat Agia. Tapi Bari bisa apa? Rain tampak begitu bahagia bersama Agia. Jelas saja, mereka saling mengenal sejak kecil. Tumbuh bersama, dan menjalani hari-hari di kehidupan mereka tanpa terpisahkan. Agia selalu bisa membuat Rain tertawa dan nyaman, tidak sepertinya yang cenderung kaku dan susah bersikap manis. Tapi Bari tidak akan pernah rela melepas Rain. Cintanya begitu besar sehingga ia ingin memiliki gadis itu seutuhnya. Hanya untuknya.

Tiga orang dengan perasaan masing-masing yang membuat bimbang. Pada akhirnya, apakah persahabatan bertahun-tahun akan berakhir dengan cinta, atau malah meneruskan hubungan dengan lelaki yang dipacarinya terakhir ini? Hanya Rain yang tahu jawabannya. :)

Resensi lengkap saya ada di sini:

http://dinoybooksreview.wordpress.com...
Profile Image for Fairuz K.
117 reviews169 followers
June 23, 2013
I love the idea. I love the story. I love the main hero (Agia).

Buku ini sebenarnya bagus, ide ceritanya cukup menarik. Tapi buatku, justru cara penyampaian ceritanya yang kurang menarik. Terlalu banyak narasi dan rasanya sedikit sekali percakapan yang aku baca di buku ini. That, sadly, makes me really bored.
Lalu penggunaan kata ganti yang kadang terlihat seperti dipaksakan membuat aku kurang bisa menikmati kemenarikan cerita buku ini. Penggambaran karakter tokoh utama perempuannya (Rain) pun terasa samar, dan rasanya sulit sekali buatku membayangkan seperti apa sebenarnya Rain itu. Satu-satunya tokoh yang aku suka di sini adalah Agia. I don't know why, tapi hanya Agia terasa nyata buatku (lebay).
Lalu, penggunaan bahasa Inggris dalam buku ini. Aku benar-benar merasa terganggu membaca hampir setiap kalimat berbahasa Inggris di buku ini. It feels like they are not placed in the right timing, let alone in the right grammatical order (meskipun nggak semuanya begitu). I'm sorry for being such a grammar geek, but I just can't help it.
Kesimpulannya, buku ini nggak jelek. But this is just not my cup of tea.

Profile Image for Inge.
150 reviews3 followers
February 26, 2013
Cukup terkejut dengan endingnya, walau seperti dugaan awal tp sempat merubah dugaan ditengah-tengah cerita. :)

Baru sadar sepertinya menampilkan tokoh yang kurang peka jadi tren buku yang akhir-akhir ini aku baca (khususnya buku gagas) tapi memang penyajiannya berbeda-beda.

Dari tiga tokoh yang menonjol di dalam cerita ini, errr... tak ada satupun yang aku suka. Rain, jujur tetapi ya itu... kurang peka. Bari, pencemburu tapi tak mau mengakui... yang ternyata ada kisah dibalik semua sikapnya. Agia, menurutku errr... nggak cowok banget! hehe :)

"Laki-laki dan perempuan tidak akan pernah bisa bersahabat. Karena mereka diciptakan untuk saling tertarik satu sama lain." Kalimat itu mungkin yang menjadi penjelasan dari semua cerita dalam buku ini. :)
Profile Image for Dyaz Afryanto.
28 reviews11 followers
January 5, 2014
Saya memberi 3 bintang dari 5 bintang untuk buku ini.
so far, cerita yang disajikan oleh penulis cukup menarik. dengan sudut pandang orang pertama untuk setiap tokoh-tokohnya yang terdiri dari 3 tokoh utama dan diceritakan per bab.

masih banyak typo yang terlihat dalam buku ini. Kemudian font yang tak terbaca dalam sub title pada pembukaan bab.
yang membuat saya terkadang menjadi bingung adalah dalam dialog. kadanga saya tidak tahu siapa yang mengucapkan dialog tersebut karena tidak adanya kalimat tambahan pada dialog (memang tidak semuanya harus membuat kalimat tambahan pendukung dialog), Hanya saja saya menjadi bingung dialog tersebut siapa yang mengucapkan.

secara keseluruhan, novel ini lumayan bagus. :D
Profile Image for Virga Azzania Ashari.
8 reviews
April 3, 2014
saya suka.
saya suka ceritanya. saya suka agia. saya suka rain. saya suka bari.
hanya saja saya kurang 'pas' dengan penyampaiannya yang koma-koma-nya tidak berada tepat di tempatnya--entah editornya yang masih kurang teliti. tapi penuturan (minus tanda baca yang banyak acakadulnya), novel ini asik, sendu, sedih, bahagia.
dari awal konflik sudah muncul, dan kita akan dibawa perlahan dalam tiga sudut pandang berbeda. tidak seperti novel lainnya, di novel ini saya juga suka sama bari. bari tidak jahat. setiap orang mempunyai caranya tersendiri untuk mencintai orang lain. dan cara bari mencintai rain adalah caranya--walau dia egois kronis.
tapi seperti yang saya bilang, saya suka novel ini--seluruhnya minus tanda baca yang acakadul.
Profile Image for Nur Fauziah.
109 reviews
January 11, 2013
ceritanya udah umum, tapi aku suka dengan cara penuturannya. seperti membaca curhat seorang teman.
untuk hatimu aku memberi 4 bintang, sekali lagi meskipun temanya umum dan udah sering banget diangkat, tapi nuansa yang dibawakan si penulis betul-betul dapet.
oh ya, menurut aku belakangan gagasmedia mengalami kemajuan dalam novel2 terbitannya. banyak sekali hal sederhana yang diangkat menjadi kisah yg tidak membosankan. pembaca emang nggak harus disuguhkan hal yang baru melulu sih, yang kayak gini pun bisa dinikmati dan (menurutku) sesuatu yg udah umum terjadi bisa menjadi keuntungan tersendiri bagi si penulis karena pembaca bisa langsung nyambung dengan ceritanya
Profile Image for Caca Venthine.
372 reviews10 followers
January 15, 2013
covernya lucu dan unik,covernya hampir mirip sama I FOR YOU nya kak Orizuka ya? bulan dan bintang2 nya itu lho yg bikin mirip hehehe.. :p

untuk keseluruhn cerita it's okey,hanya aja kebanyakan ceritanya gitu dibanding dialognya.. kalo kata drama mah kebanyakan narasinya. entahlah kalo di buku itu disebutnya apaan (maklum ndak ngerti)

tapi ceritanya so sweet bener,ada beberapa bagian yang bikin gue senyam senyum sendiri bacanya...

semoga aja untuk kedepannya kak Salsa bisa buat buku yg jauh lebih menarik dibanding ini :p
Profile Image for Dian  Ekaputri.
39 reviews4 followers
May 27, 2013
Baru baca langsung pengen cepet2 namatin bacanya, ceritnya biasa alur ceritanya yg tdk biasa, kenapa ya...ngebaca novel ini dr awal sampai akhir bikin sesak napas?...ngerasa ngeregetan aja sama tokoh2 nya...tp salut buat penulis udah bisa bikin org kesel n gregetan baca novelnya...

Kalimat yg paling berkesan di Novel ini:
"Laki-laki dan Perempuan tidak akan pernah bisa bersahabat. Karena mereka diciptakan untuk saling tertarik satu sama lain".
(Pg.317)
Profile Image for Bella Ayunda putri.
4 reviews1 follower
April 22, 2013
sorry , maunya sih ngasih setengah bintang aja , soalnya menurut aku ceritanyaa agak membosankan , tetlalu berbelit-belit dan agak susah dipahami. kurang luwes, padahal ceritanya bagus kok , tapi cara menejlaskannya kurang dapet banget. jadi ya overall ngga terlalu excited banget sama novel ini. bukunya tebel tapi ya gitu gak luwes lah
3 reviews
November 10, 2013
Well, ini hadiah ultah ke-17 dari ibu:3
Thank's, bu.

Sebenarnya mau ngasih dua bintang, tapi mengingat ini spesial, I gave 3 stars.

Bahasanya kaku banget gak luwes. Seperti gak mengalir dan gak buat nyaman. Bagian Rain, rasanya gak terlalu diungkapin. Aku malah merasa penulisnya sengaja buat itu menjadi rahasia tapi gabuat terkejut--" Overall, I love this.
Profile Image for Vivie Hardika.
Author 5 books11 followers
June 8, 2015
Saya suka cara bertutur penulis, galaunya dapet. Diantara 3 tokoh saya suka sekali pengkarakteran Bari. Hanya saja saya kurang suka dialog2 bahasa inggris yg rasanya aneh buat orang jogja yg medok medok. Bahkan saya pikir settingnya di Jakarta. Overall novel ini khas gagas banget, sayang kavernya terlalu teenlit.
Profile Image for Clairee Domoo.
3 reviews
July 20, 2015
oke. akhirnya ini novel selesai juga di baca. sebenernya ceritanya bagus, hanya saja gatau kenapa kaya berasa kurang greget. akupun juga ga merasa simpati sama tokoh agia sehabis dia kecelakaan itu dan.... dan entah kenapa rasanya aku menutup buku ini dengan perasaan yang datar, ga mengebu2 atau senang atau hal lainnya.
Profile Image for Yutri.
31 reviews
February 19, 2013
sebenarnya jalan ceritanya cukup menarik, tapi cara penyampaiannya kurang pas dan menurutku alurnya terkadang agak membingungkan tiba" sudah beberapa bulan kemudian atau tiba" sedang menceritakhan masa lalu.
2 reviews1 follower
June 6, 2013
ngasih 2 bintang aja deh, karena baru baca 3 bab. suka sama cover dan sinopsis di bagian belakang ^-^ dan, kenapa penokoh prianya jadi arsitek -_-. karena baru saya baca, ceritanya lumayan ^_^ tapi ada kiss; terlalu dewasa bagi saya kkkk~
Profile Image for Kiky Kartini.
49 reviews
March 5, 2014
Just so-so. Cinta segitiga. Sahabat yang terlalu baik. Fight! Fight for her, Agia! Bla bla bla... And then, happilly ever after.

Aku mencintaimu. Aku mengharapkanmu sejak lama, menunggu dengan typo eh sabar, tetapi kau seperti bintang di malam kelabu.

Kau tak pernah datang untukku...
Profile Image for Aida Fajriyatin.
113 reviews
June 16, 2014
Hanya satu dan beberapa hal kecil saja yang kusuka. Satunya adalah ending! Kata-kata yang diucap di bagian ending itu loh bikin merindiiingg...... Sudah sih. Kurang padat bangetngetnget padahal segitu tebelnya-,- Thx to hensi yg telah meminjamkan HATIMU
Profile Image for Rani.
16 reviews
July 10, 2015
nope. nope. and nope.

it's a waste of time
bukunya tebel dan ya intinya gitu-gitu doang.
plain dan klise, dan yang aku ga tahan, bahasa inggrisnya ya ampun, banyak yg salah sampe-sampe aku ga ngerti itu artinya apa
Displaying 1 - 30 of 44 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.