What do you think?
Rate this book


262 pages, Paperback
Published January 1, 2023
Kehidupan seorang lelaki diciptakan ketika reseptor trakea menerima rambatan dari getaran gelombang udara dengan frekuensi tinggi dan melengking.Mungkin butuh otak yang prima untuk bisa mencernanya! Saya sejujurnya mengerti citra apa yang ingin penulis bawakan dari gaya bernarasi ini. Ilyas, sang protagonis, kebetulan memang lelaki cerdas, lulusan kosmologi (bukan ilmu yang mempelajari kosmetik) dari Columbia University (seperti Cinta Laura) dengan predikat summa cum laude. The thing is, jujur narasi seperti ini terkesan aloof dan membuat pembaca seperti saya bingung. Untungnya, entah mungkin karena sang penulis sendiri juga enggan untuk memikirkan kata-kata canggih atau bagaimana, tipe narasi semacam ini hanya muncul di sedikit bagian awal buku. Sebagian narasi sisanya lebih lugas dan ringkas, which is a good thing!
"Karena perasaan ini seperti hujan yang awalnya bermanfaat, tapi takut kalau durasinya lama jadi merugikan."


"Kehidupan seorang lelaki diciptakan ketika reseptor trakea menerima rambatan dari getaran gelombang udara dengan frekuensi yang tinggi dan melengking.
"Yeah, by the way, before the champagne pops in front of people, I think you should pour the champagne on her," kata David sambil tertawa cekikikan.
"The hell man, don't make my brain is filled up by a dirty thing," balasku.
"M1 di sini, adalah massa benda pertama yang biasanya paling besar, dan M2 adalah massa benda kedua yang pasti benda yang lebih kecil. Betul kan?" tanya Alisa.
Aku mengangguk. Lalu, Alisa sibuk dengan pikirannya sendiri seperti memikirkan sesuatu.
"Kalau massa untuk menggambarkan 'aku cinta kamu' itu ada nggak?" Alisa terkikik.


"ALISA! I love you from the very first hydrogen atom was created until the last black hole evaporates,"
"You we're right! Who is he?" tanya David.
"HOY!!!"
"ANJ—-!"
David dan Alisa mengagetkanku. Padahal, aku sedang memperhatikan orang-orang yang menatapku dengan tatapan tajam. Seolah-olah mereka membenciku.