Membaca novel ini ibaratkan menaiki rollercoster yang perlahan naik,lalu dengan mengejutkan tiba2 meluncur.
Maksud saya pertama membaca novel ini terasa biasa diawal,tapi semakin ke belakang critanya semakin mengejutkan dan itu membuat saya untuk terus membacanya.
Saya sangat terlambat untuk membaca novel bagus ini.
Ceritanya sederhana namun berbobot dan mampu "memengaruhi perasaan": tentang orang Bali yang merantau ke Jakarta ketika itu kota sedang panas-panasnya sebab krisis moneter dan "kenakalan" Orde Baru.
Tingkat ke-"bahasa"-an dalam novel ini mirip dengan novel "Laskar Pelangi"-nya Andrea Hirata. (Saya menulis paragraf ini dengan maksud menyampaikan bahwa novel ini cocok buat orang yang baru ingin mulai menyelami prosa sastra.)