Jika Young Hee tak menyukai kopi, ia tak akan pernah bertemu dengan Martin Jo yang selalu berlagak percaya diri. Jika Tae Joon tak punya mimpi mengejar matahari terbenam, ia tak akan pernah melihat Na Bi di kamera bututnya. Jika Min Woo tidak merusak CD limited edition suatu boyband, ia tak akan pernah berurusan dengan seorang fanboy seperti Sun Ho. Pertemuan pertama itu membekas dengan kuat di benak mereka masing-masing, menjadi hari yang tak akan pernah mereka lupakan. Hari yang tak pernah mereka sangka akan menjadi titik tolak perubahan besar pada hidup mereka masing-masing... Duet adalah kumpulan novela dari 3 pemenang Korean Story Contest 2012.
Gue iseng ikutan kuis yang digelar sama @all_Kdramamovie bekerjasama dengan @penerbitharu. Waktu itu lagi macet-macetnya di daerah Wijaya, gue, suami dan anak on the way mau dinner untuk merayakan anniversary ke-4. Pas ngecek timeline, ada kuis berhadiah buku "Duet". Ternyata, gue menang. Karena admin @all_Kdramamovie sakit, jadi pengiriman buku terlambat dan gue baru bisa baca buku ini bulan Januari 2013. Semoga admin @all_Kdramamovie yang bernama Debby sudah sembuh :)
Buku "Duet" ini berisi tiga novella dengan benang merah yang sama: cinta, Seoul, food & beverages. Gue jadi lapar dan membayangkan lezatnya Korean Barbeque di kala hujan saat membaca buku ini. Jadi pengen ngacir ke Arang 22 dan Mugunghwa :) Tiga novella tersebut adalah:
1. Black Cafe by Angela Marchelin
Adalah Shin Young Hee, manajer Black Coffee, yang trauma akan hubungan cintanya yang lalu. Mantannya melakukan kekerasan terhadap Young Hee. Pertama kali bertemu dengan Martin Jo, yang diibaratkan seperti Dewa Hermes menurut Young Hee, tidak membuat Young Hee tergugah untuk membuka hatinya. Domestic violence (tidak selalu diasosiasikan dengan kekerasa dalam rumah tangga) memang menyisakan trauma batin selain luka fisik. Kira-kira gue bisa membayangkan penderitaan yang dialami Young Hee pada saat masih berhubungan dengan mantannya: rendah diri, jauh dari lingkup sosial teman dan keluarga, juga tidak memiliki kontrol akan hidupnya sendiri. Korban KDRT atau Kekerasan Dalam Pacaran (KDP) yang dialami Young Hee membutuhkan waktu untuk memulihkan luka batinnya, termasuk menerima cinta dari laki-laki, karena biasanya para korban KDP menjadi sangat defensif dan tertutup dalam urusan hati. Tetapi, akhir novella "Black Cafe" berakhir sangat manis dan romantis. Gue jadi pengin nyoba Love Machine, walau perut gue selalu nggak tahan dengan kopi.
2. Chasing The Sunset by Nita Ramadhita
Tae Joon sangat menyukai fotografi. Ia tidak suka memotret manusia sebagai objeknya, melainkan alam dan matahari terbenam. Tetapi, semua berubah ketika Na Bi tertangkap lensanya saat Tae Joon memotret di Hill of Wind, puncak tertinggu Seoul Sup. Na Bi adalah gadis aneh dengan penampilan seperti anak kecil, suka mengejar angin, menangkap balon, dan menari di bawah hujan. Tae Joon tersedot ke dunia Na Bi dan menganggalkan logikanya. Tenyata, Na Bi menderita Peter Pan Syndrome, yang mengingatkan gue akan kasus almarhum Michael Jackson. Mayoritas pengidap Peter Pan Syndrome adalah laki-laki, tapi tidak menutup kemungkinan perempuan juga bisa.
Dalam buku berjudul "The Peter Pan Syndrome", Dr. Dan Kiley menyebutkan,
The Peter Pan Syndrome (PPS) describes men, who are childlike in their relationships, their ability to handle responsibilities, and their pursuit of pleasure. “He’s a man because of his age; a child because of his acts. The man wants your love, the child your pity. The man yearns to be close, the child is afraid to be touched. If you look past his pride, you’ll see his vulnerability. If you defy his boldness, you’ll feel his fear” (p.3).
Pengidap Peter Pan Syndrome akan berhenti berkembang secara emosional di usia remaja. Cara mereka bertahan dengan masalah yang mereka hadapi adalah dengan 'engaging in a great deal of primitive denial'. Banyak yang bergantung pada obat-obatan dan alkohol untuk melupakan masalah yang mereka hadapi, seperti yang terjadi pada Michael Jackson. Jacko terkenal penyuka anak-anak dan membangun Neverland di rumahnya. Lalu, ketergantungannya pada obat-obatan juga terungkap pada saat hasil otopsi dibeberkan oleh media. Jacko yang menurut kabar mengalami penyiksaan secara seksual sejak kecil, menderita Dissociative Identity Disorder (DID) atau dulu lebih dikenal dengan istilah split personality disorder.
Kisah "Chasing The Sunset" menurut gue genrenya drama romance psikologis. Sedikit mengingatkan gue akan film "Mad Love" yang dibintangi oleh Drew Barrymore dan Chris O'Donnell, walau tokoh utamanya nggak mengidap Peter Pan Syndrome.
Tokoh Na Bi membuat gue tersenyum sambil membayangkan asyiknya berperilaku bebas dan don't care kayak dia. People might think it's crazy, but it's a fun thing to do.
Di akhir cerita, gue jadi kurang simpatik dengan Tae Joon yang nggak mau melawan ego dan emosi untuk melupakan Na Bi saat ia sudah bersama dengan kekasih barunya. Dan makna cinta bagi Tae Joon dan Na Bi pada akhirnya memang berbeda.
3. Duet by Ryvannafiza
Judul novel ini diangkat dari karya Ryvannafiza. Nuansa KPop sangat terasa di cerita ini. Min Woo, mahasiswa jurusan psikologi, memiliki impian terpendam untuk menjadi pianis handal. Takdir mempertemukannya dengan Sun Ho, teman adiknya, Ji Yool, seorang fan boy TVXQ yang masuk panti rehabilitasi karena kenakalannya. Sejak awal gue curiga kalau penulisnya ngefans sama idol group lawas, Shinhwa, karena Min Woo adalah nama salah satu membernya. Dan ternyata, dugaan gue tepat, tokoh Min Woo memainkan intro T.O.P. Salah satu hits Shinhwa yang mengambil sampling dari karya klasik Tchaikovsky yang berjudul "Swan Lake Op.20". Dua manusia dengan karakter dan latar belakang yang sangat berbeda, bisa dekat dan bersahabat. Min Woo dan Sun Ho membuat lagu berjudul "Duet" dalam rangka audisi idol SM Entertainment, perusahaan raksasa yang menaungi TVXQ, Super Junior, juga SNSD. Persahabatan yang erat mengalahkan keinginan dan ego, nilai plus untuk cerita ini. Dan gue masih terkekeh geli kalau ingat dengan tokob Sun Ho yang ngefans berat dengan TVXQ.
Persamaan dari ketiga novella diatas juga adalah pertemuan yang mengubah takdir para tokoh utamanya.
Selain psychological insights dan bumbu romance, novel ini juga memuat beberapa istilah dalam bahasa Korea yang tertangkap dalam berbagai K-Drama seperti: Yeoboseyo, Ya!, bogeosippo, dan lain sebagainya.
Overall, novel ini sangat menghibur dan berhasil membuat gue berkhayal tentang bintang Korea yang memerankan tokoh-tokohnya.
Yang menjadikan buku ini istimewa adalah buku ini merupakan karya 3 pemenang yang telah diseleksi dari Korean Story Contest 2012 yang diadakan oleh Penerbit Haru. Jika selama ini Haru terkenal dengan menerbitkan buku karya penulis lokal seperti penulis kenamaan Lia Indra Andriana dan Orizuka, juga novel Korea yang telah diterjemahkan salah satunya karya Kim Eun Jeong yang semuanya menjadi best seller, kali ini Haru ingin menjaring bakat-bakat penulis muda.
Dan mereka adalah Angela Marchelin, Nita Ramadhita, Ryvannafiza,ketiga orang yang karyanya terpilih. Mereka bertiga masing-masing mewakili novelanya yang berjudul Black Cafe, Chasing The Sunset, dan Duet. Kenapa saya suka dengan ketiga cerita yang masing-masing memiliki tema berbeda ini? Karena masing-masing ceritanya unik dan memiliki daya tarik tersendiri.
Di awal cerita kita akan disuguhkan tentang romansa cinta antara Martin Jo dan Young Hee yang sama-sama menyukai kopi. Pahitnya trauma cinta di masa lalu membuat Young Hee menutup diri dengan datangnya cinta baru, dan hal ini berusaha ditembus oleh Martin Jo. Lalu di Chasing the Sunset kita akan dibawa ke nuansa melankolis lewat hubungan yang tak biasa antara Tae Joon dan Na Bi. Kondisi Na Bi yang tak seperti gadis seusianyalah yang membuat hubungan mereka berdua menjadi terhalang. Terakhir di Duet, semangat menggapai passion dan meraih mimpi yang sempat terkubur di masa lalu akan ditunjukkan oleh Min Woo dan Sun Ho. Cerita yang sekaligus menjadi favorit saya karena gejolak emosinya membuat saya semangat untuk membaca sampai akhir.
Pada akhirnya, saya semakin salut dengan usaha Penerbit Haru untuk menjaring bakat-bakat muda, karena terbukti dengan diterbitkannya kompilasi 3 novela ini membawa nuansa baru dalam fiksi bertema Korea. Semoga di tahun depan kompetisi penulisan serupa ini akan diadakan kembali oleh Haru.
Duet adalah kumpulan tiga novela pemenang. Tiga novela itu antara lain Black Cafe, Chasing the Sunsets, dan Duet. Masing-masing cerita memiliki keunikan tersendiri. Di antara tiga novela ini jujur, aku paling suka Duet. Black Cafe bercerita tentang Martin--orang Korea yang tinggal di Belanda--yang bertemu dengan gadis bernama Young Hee. Novela ini ada unsur kopinya dan ada bahasa Belandanya unik. Tapi, secara cerita, menurutku rada biasa aja. Lalu, aku kurang suka dengan bagian awalnya, yang bagian nelpon sama Woo Jeong, di situ setiap paragraf dijelasin apa yang dilakukan masing-masing tokoh yang lagi telponan itu. Menurutku, akan lebih logis kalau yang dijelasinnya hanya pada satu tokoh dan tokoh lain yang sedang ditelpon hanya diberitahukan apa yang diomonginnya. *mbulet, kan? Maaf. kurang lebih begitu lah* Lalu, Chasing the Sunsets bercerita tentang cowok yang suka ngejar matahari terbenam buat dipotret. Lalu, dia ketemu sama cewek namanya Na Bi (seperti yang ada di blurb-nya). Di cerita ini, aku suka POV yang dipakai dan ceritanya yang menurutku ngalir. Tapi aku kurang suka dengan karakter Tae Joon (kenapa? baca sendiri aja :p ) Di sini kita diajari sesuatu, aku baru tahu itu. Aku suka banget sama endingnya, itu ending yang kuharapkan. Tapi-tapi-tapi, (ini iseng aja), aku nyangkanya Byung Hoon itu preman looh! xD Cerita terakhir yang menjadi judul antologi ini adalah duet. Cerita ini bukan kisah cinta antara cowok cewek, bukan berarti ksiah ini gay/lesbi juga ya, enggak kok. Ceritanya lebih ke perjuangan. Dari awal kalo nggak nyangka cerita ini friendship bakal bingung. Aku ngalamin itu. Friendship di sini adalah keistimewaannya! Pokoknya aku suka sama novela ini soalnya menurutku amanahnya itu keren!
Dari ketiga cerita itu, aku masih menemukan typo. Bukan cuma satu tapi nggak banyak-banyak banget. Lalu ada juga kata yang nggak sesuai EYD, misalnya nafas.
Udah gitu aja, sekian. :)
This entire review has been hidden because of spoilers.
Novel ini merupakan kumpulan 3 novella yang berhasil menjadi juara di ajang penulisan Korean Story Contest, diterbitkan oleh Penerbit Haru. Well, untuk Black Cafe (cerita pertama), saya tidak terlalu menyukainya. Mungkin, hanya 2 bintang yang saya berikan. Entah kenapa, feel yang saya rasakan saat pertama kali membacanya langsung hilang di tengah-tengah cerita. Sedangkan untuk cerita kedua (Chasing the Sunset) dan ketiga (Duet), cukup membuatku menyukai kedua cerita tersebut. Idenya juga keren. Chasing the Sunset yang menceritakan seorang pria yang tengah mengejar matahari terbenam jatuh cinta pada gadis yang selamanya akan tetap sama, mengejar balon dan menari bersama hujan. Duet yang menceritakan dua laki-laki yang ingin mengejar cita-cita mereka menjadi musisi pun tak kalah kerenny. Untuk kedua cerita tersebut, I'll give 3 stars.
Duet adalah buku kumpulan 3 cerita yang telah berhasil memenangkan Korean Story Contest tahun 2012. Dari 309 naskah yang mengikuti perlombaan ini, terpilih tiga naskah terbaik yang kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku. Duet adalah judul salah satu dari ketiga cerita tersebut; dua cerita yang lain berjudul Black Cafe dan Chasing the Sunset. Tentu saja, sebagai pemenang Korean Story Contest, ketiga cerita ini menyuguhkan kita cerita yang berlatar Korea dan juga penggunaan bahasa Korea yang cukup sering kita dengar - baik lewat serial drama Korea maupun lagu Korea. Untuk mempersingkat review ini, aku akan menuliskan ringkasan cerita dari dua kisah yang ada dalam buku ini :)...
Buku ini terdiri tadi 3 cerita yang dikarang oleh 3 pengarang yang berbeda, dan karena itu setiap cerita meiliki gaya penulisan yang berbeda. Cerita pertama menurutku agak membosankan karena cerita nya yang menurut ku cenderung mainstrem dan membosankan. Cerita kedua menurutku sangat bagus karena mengangkat tema yang jarang diangkat sebelumnya dan aku bisa membayangkan dengan jelas setting tempat yang di ceritakan. Dan cerita 3 bagus sekali walaupun sangat sederhana tentang hubungan dua manusia yang awalnya tidak saling kenal dan di persatukan karena kebutuhan, cerita ini sangat memotivasi menututku
This entire review has been hidden because of spoilers.
Buku dengan 3 cerita Korea yang sangat unik dari 3 penulis yang masih unyu pula.Buku ini termasuk kumpulan novela yang telah memenangkan Korean Story Contest 2012. Cocok untuk para penggemar Korea <3 <3 Aku sendiri nggak terlalu nge-fan sama hal-hal yang berbau Korea, dengan membaca buku ini menjadi jatuh cinta dengan Korea
Empat bintang untuk novella Chasing the Sunset. Membaca ulang untuk ketiga atau keempat kalinya karena sedang ingin menulis cerita dengan garis besar cerita yang sama.