Buku dengan banyak informasi dan data tentang gunung2 tertinggi di setiap benua. Disertai dengan foto full color yang ada di setiap halamannya. Saya berikan rating sempurna untuk buku ini
Buku yang menutup tahun 2017 dalam reading challenge 😁
Buku ini tidak hanya diperuntukkan untuk para pendaki, tapi juga untuk orang awam sekalipun.
4 orang pemuda yang tercatat sebagai mahasiswa yang tergabung dalam Mahitala Unpar. Mencatatkan diri sebagai Seven Summiters Pertama dari Indonesia.
Mereka melanjutkan mimpi para pioner pendakian dari Indonesia di pendakian 7 puncak benua.
2,5 tahun dengan biaya Rp 8 miliar. Hampir 600 juta digunakan untuk belanja peralatan pendakian saja, sisanya untuk biaya perjalanan dan biaya-biaya perizinan. Harap diingat biaya tersebut dikeluarkan dari tahun 2009-2011.
Kenalilah medan, kenalilah dirimu dalam pendakian. Karena ada nyawa yang dipertaruhkan ketika ego membumbung tinggi jauh mencapai langit.
Alam mencatat dengan kejam. Mencatat mereka yang tewas di 7 puncak benua. Ada yang bisa ditemukan, ada yang hilang hingga sekarang.
Penemuan teknologi terkini dalam pendakian memudahkan setiap pendaki untuk memprediksi cuaca dan kejadian alam dalam satu minggu ke depan.
Belajarlah kepada alam, belajar bersih. Di 7 puncak benua tidak ditemukan sampah sedikit pun. Para pendaki membawa sampah mereka sendiri ke bawah.
Salju yang menghampar luas di 7 pucuk dunia adalah saksi sebuah peradaban ekosistem. Karena hanya orang-orang terpilihlah yang mampu menapak 7 puncak dunia di 7 benua.
Salju abadi di 2 puncak gunung di garis khatulistiwa mau tidak mau dikemudian hari hanya tinggal kenangan. Yang saljunya tercatat di foto-foto dan buku-buku yang tersebar. Global Warming telah meruntuhkan keberadaan salju abadi tersebut sedikit demi sedikit. Yang meninggalkan batu keras hitam tinggi yang menjulang.
Pendaki bukan hanya menjadi saksi dalam menjejak langkah pasti di puncak-puncak gunung-gunung tertinggi. Mereka pun harus menjadi pemelihara alam sejati.