Jump to ratings and reviews
Rate this book

Love, Hate & Hocus Pocus

Love, Curse & Hocus Pocus

Rate this book
And what would you do, if I told you I have no intention to kiss you?”

“Kurasa... aku akan membuatmu mengubah keputusanmu itu.”

Ketika Troy Mardian dan Gadis Parasayu yang saling membenci harus terbangun dalam keadaan bugil dengan memori kabur akan pernikahan mereka, reaksi pertama mereka adalah berteriak histeris. Mereka curiga jika semua keanehan itu berkaitan dengan wanita gipsi tua yang mereka tertawai pada acara ulang tahun kantor mereka.

Untunglah mimpi dan realita yang tumpang tindih mempermainkan akal sehat mereka itu segera berakhir, dan membawa mereka kembali ke dunia nyata. Kali ini Troy dan Gadis yakin semua keanehan yang mereka alami itu telah berakhir. Setidaknya demikian, hingga tugas kantor membawa mereka ke negara para Duke dan Duchess, Inggris.

Dalam penerbangan yang melewati turbulensi ekstrem dan nyaris merenggut nyawa, keduanya dipaksa berpikir ulang tentang perasaan masing-masing.

Meskipun mereka saling membenci sejak pandangan pertama, mungkinkah berbagai peristiwa aneh tersebut justru mengubah rasa tidak suka mereka menjadi cinta?

Dan ketika Troy dan Gadis mengira hidup mereka sudah mencapai puncak kebahagiaan tertinggi, nun jauh di sana, sayup-sayup suara gemerencing lonceng perak kecil milik si gipsi misterius kembali membelah pekatnya malam...

Lalu apa kira-kira yang akan terjadi pada Troy dan Gadis kali ini?

Cring... cring... cring... Beware!

416 pages, Paperback

First published January 1, 2013

51 people are currently reading
978 people want to read

About the author

Karla M. Nashar

11 books262 followers
Menjadi penulis adalah satu dari sekian banyak kepingan mozaik impian yang pernah memenuhi kepala seorang Karla M. Nashar di masa kecilnya. Telah mencintai buku sejak kanak-kanak, namun kesempatan untuk menuangkan minat menulisnya secara serius baru datang beberapa tahun yang lalu di sela-sela kesibukan pekerjaan dan menyelesaikan pendidikan pasca sarjananya.

Untuk saat ini, penulis yang memiliki sapaan akrab Lala ini, lebih memilih untuk menulis dengan gaya bahasa ringan yang mudah dicerna pembaca. Secara garis besar, karya-karyanya dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu metropop/drama untuk pembaca dewasa, dan teenlit untuk pembaca remaja.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
483 (26%)
4 stars
736 (39%)
3 stars
498 (26%)
2 stars
100 (5%)
1 star
29 (1%)
Displaying 1 - 30 of 257 reviews
Profile Image for Dhia Citrahayi.
Author 3 books21 followers
April 6, 2013
Setelah tertawa dan terhibur di buku pertamanya yang berjudul Love, Hate, and Hocus-Pocus, di buku kedua ini saya disuguhkan mengenai 'rasa' yang sungguh berbeda dari buku pertama. Hampir mirip seperti buku pertama tetapi di buku kedua ini, penciptaan suasana, emosi para tokoh, serta perjalanan para tokoh terasa lebih intens dan mengena.

Di buku pertama, saya lebih banyak tertawa.

Di buku kedua, saya lebih sering merenungkan.

Kisah Troy dan Gadis yang di buku pertama saya anggap tidak masuk akal, kini saya rasakan sah-sah saja terjadi walaupun saya rada mengerutkan dahi mengenai kisha para gipsy. Namun, kerutan di dahi saya itu berubah dengan rentetan cerita yang disajikan dengan alur runtut dan mudah dipahami itu.

Cerita yang paling saya sukai adalah di halaman 81-116. Ini benar-benar tidak disangka. Dalam cerita di antara halaman tersebut, saya seolah menemukan sebuah ketulusan antara kedua individu ini. Dan jujur saja, saya makin kesengsem sama Troy karena sikapnya pada Gadis :( *Yah..., sepertinya aku termasuk salah satu pengidola Troy :(:( *

Troy terlihat begitu dewasa di situ :malu:

Oh, ya ada cerita di halaman lain yang jujur saja begitu mengenai di hati saya selain cerita di atas. Yaitu cerita pada halaman 340-346. Saya anggap, dalam halaman tersebut, terdapat kejujuran antara kedua insan itu. Ini suatu hal yang menyenangkan dan membahagiakan ketika saya bisa melihat tokoh-tokoh yang saya sukai mau jujur dengan perasaan mereka sendiri dan mengesampingkan ego masing-masing.

"I think this, I think that... and that's the problems with the young generation right now. Kalian berpkir terlalu banyak untuk hal-hal yang sebenarnya hanya perlu dirasakan. Jangan pernah memakai otakmu untuk memutuskan apa yang hati kamu rasakan padanya. You have to feel it. Feel with your heart. Feel it right there."

"What does your heart tell you when you think of her? Apa kebahagiaannya lebih penting dari kebahagiaanmu? Apakah kamu ingin menjadi lelaki yang lebih baik agar bisa membuatnya bangga?"

- Lyubitshka, page 296 -

Kalau kata-kata ini diucapkan ke seseorang yang bener-bener logis, aku nggak akan merasa aneh kalau kata-kata ini akan dipandang sebelah mata, bahkan mungkin dicibir mati-matian. =)) *dipelototin sama temen yang bener-bener suka berpikir logis*

- Kembali ke jalan yang benar :o -

Ada banyak hal yang yang bisa saya petik dari sini terutama mengenai hati, cinta, atau perasaanlah. Walau saya terganggu dengan kemunculan dua tokoh lain yang sepertinya hanya menjadi tempelan untuk penghalang kisah cinta dua manusia keras kepala, saya tetap bisa menikmati ceritanya.

Saya suka dengan proses bagaimana mereka pelan-pelan memahami arti dari perasaan mereka sendiri. Mbak Karla bener-bener pinter untuk memadu-madankan emosi-emosi tokoh-tokohnya walau di sini, sosok Gadis lebih menonjol ke arah keras kepalanya dan ketidakinginannya untuk mengalah.

*mendesah pelan, lebay mode on*

Dan saya baru menyadari, ternyata saya mungkin penggemar Troy Mardian. Karakternya membuat saya bisa jatuh hati sama dia sekalipun tindakannya yang sering keki-kekian sama Gadis membuat saya ketawa. Ternyata, dibalik sikap Troy yang angkuh, suka tebar pesona, keras kepala, gak mau kalah, dia punya sisi lembut yang sulit dijabarkan. Benar-benar idaman syekali~ :o

Terakhir, Rate 4 bintang untuk novel ini. :D
Profile Image for Tia Ayu Sulistyana (tiareadsbooks).
265 reviews71 followers
March 8, 2024
•reread•
4.3/5⭐


Love, Curse & Hocus-Pocus (LCHP) is the sequel of Love, Hate & Hocus-Pocus (LHHP) which was published 5 years later. This book still tells the story of Troy and Gadis, co-workers who hate each other. They've gone through several strange incidents when dreams and reality overlap. It's bothering and makes them question a lot of things, especially their feelings. So, when they're on a business trip to England, they try to trace the whereabouts of the mysterious gypsy who they believe is related to their current situation. Will they find answers to everything they go through?

I do love this duology! But, if I have to compare it, I'd say this book is more emotional than the first. I still laugh at their banter, I cry over what happened in their dreams, I get annoyed over their egos, and most importantly, I love how they ended up. The story is predictable, but it's a well-written story with new conflicts and characters which brings up the tension.

One of my favorite things from this book is Troy & Gadis's trip to trace the mysterious gypsy, Lyubitshka. I enjoyed my time in this part because it felt like I was traveling to England and exploring the countrysides such as Askrigg, Leeds, and Appleby. Also, I love how Kak Karla depicts all things about gypsy and their annual gathering, The Appleby Horse Fair. I feel like going there someday!

#tiareadsbooks #tiawritesreviews

•••

FAVE QUOTES:

❝Kau mengira bisa melihat jelas semuanya hanya dengan memakai matamu, padahal yang kau lihat itu hanyalah sebagian kecil dari apa yang tidak kau lihat. Kita memang melihat kehidupan ini dengan sepasang mata, tapi dengan hatilah kita baru bisa benar-benar menatap apa yang ada di dalam kehidupan ini.❞
—Page 15

❝...kadang cara terbaik untuk menghindari konflik dengan pasangan adalah tidak menceritakan semua hal yang kita tahu.❞
—Page 236

❝Aku lebih senang memilih opsi tidak menyembunyikan apa pun dari pasanganku meskipun harus berkonflik selama beberapa saat dengannya karena masalah itu, daripada harus menyembunyikan sesuatu yang akan membebaniku seumur hidup.❞
—Page 236

❝That little voice inside us always tells the truth, but most people take it for granted.❞
—Page 337

❝Love is simple, but most people tend to overanalyze it.❞
—Page 338

❝Kenapa kalian begitu ngotot ingin melabeli aku? Melabeli itu berarti memberikan batasan pada sesuatu. Banyak hal dalam hidup ini yang tidak bisa dilabeli dengan kata-kata yang punya keterbatasan. Padahal untuk bisa memahami hal-hal yang tidak bisa dilabeli, kita hanya perlu jujur merasakannya dengan hati. Sesederhana itu.❞
—Page 336

❝... hanya orang bodoh yang membiarkan otak mereka memutuskan apakah mereka sedang jatuh cinta atau tidak. Love is a celebration of feeling. You have to use your heart to feel it, not your brain. Kalau kamu benar-benar jatuh cinta pada seseorang, hatimu akan tahu. Tapi hati-hati dengan pikiranmu, karena ia bisa menipu dengan berbagai dalih yang akan membuatmu tak mengacuhkan kata hati. Begitu pun sebaliknya. Hatimu akan memperingatkan kalau kamu tidak mencintai orang itu, tapi pikiranmu memberi berbagai alasan yang bisa membuatmu mengira kalau kamu sedang jatuh cinta...❞
—Page 337-338

❝We make each other feel alive because we love each other that much...❞
—Page 398
Profile Image for Eksa.
292 reviews25 followers
April 3, 2019
Seandainya di buku pertama endingnya jelas antara gadis-troy, ngga perlu ada buku ini😭 serius aku lebih suka buku pertamanya kemana-mana, mungkin karena tadinya gak akan dilanjut, tp dilanjut jd tdk sesuai ekspektasi. Buku ini bikin lebih banyak bosennya drpd menghiburnya, terlalu detail dan banyak basa basi kutak sanggup😭
Trus kl emg mau ada sekuel kayaknya ga perlu sampe 400an halaman jg huhu apalagi aku cuma mencari kejelasan hubungan mereka😂😂
Yha sudahlah gt sj. Yang penting skrng aku bisa tdr nyenyak setelah tau ending troy-gadis😂
Profile Image for Ren Puspita.
1,472 reviews1,016 followers
April 30, 2025
2,75 bintang

Kesimpulan: Kasian Putra.

Gue awalnya mau kasih rate Love, Curse & Hocus Pocus ini lebih tinggi dari buku pertamanya karena gue mengakui penulisannya lebih rapi dan karakter Gadis sama Troy ga terlalu komikal sampai tahap kekanak-kanakan kayak sebelumnya. TAPI, terlalu BANYAK juga hal - hal ga masuk akal serta di luar nalar dan gue ga bilang ini tentang sihir Lyubitska si gypsy ya. Ditambah plot third-act breakup yang SINETRON banget, berbelit - belit dan bahkan sampai epilogue aja adegan yang gue harapkan ga ada dan gue malah baca itu dari sudut pandang Lyubitska sama Samantha, alih2 dari Gadis sama Troy sendiri???

Hal - hal yang bikin gue kurang sreg...beware SPOILER ahead:

1. Kok bisa Troy sama Gadis yang notabene manajer tingkat atas di BIP tahu - tahu ngilang seminggu di London tanpa bisa dihubungi sama sekali dan bahkan alasannya konyol karena paspornya Gadis hilang padahal mereka lagi perjalanan cari Lyubitska. Girlie, ini sih kagak profesional dan very unethical ya. Masa kagak dicariin presdirnya? Masa anak buahnya pada ga bingung? Bahkan pas Gadis buka hapenya yang dia peduliin cuma pesan dari Putra aja?? Ini kalau gamang masalah percintaan juga ga segininya kali apalagi mereka berdua itu MANAJER. MANAJER LHO YAAA. Itu expense mereka selama ngilang di London siapa yang bayar? Dari kacamata gue yang orang kantoran, ini emang rada ga masuk akal sih wk. Seandainya ada adegan lanjutan apa yang terjadi pas orang - orang BIP tahu mereka berdua ngilang untuk urusan pribadi yang dilakukan setelah event kantor.

2. Kehadiran mantan dan cinta pertama, baik untuk Troy (Lucinda) maupun Gadis (Putra). Okelah, gue anggap ini untuk nambah bumbu - bumbu dan halang rintang buat Troy sama Gadis untuk bersatu. Walau gitu gue ga paham kenapa Gadis langsung ngiyain lamaran Putra padahal baru ketemu beberapa hari?? Iya sih mereka emang pernah pacaran dan hubungan putus karena jarak, tapi dilamar dalam 2-3 hari langsung IYA? Gue kasian sama Putra yang jelas - jelas kena syndrom second lead male di cerita ini wk. Jadi Putra ada hanya untuk paving the way buat Troy cemburu dan bikin Gadis bimbang. Makanya gue bilang kasian Putra, lol. Plus, gue juga heran kenapa Gadis sepercaya itu sama omongan Lucinda yg bilang Troy ngomongin Gadis yang jelek2 dan Gadis malah milih 'gue mending kabur aja. duah gue mau nikah sama Putra. Bye - bye Troy!!". Iya, iya gue tahu Gadis udah eneg sama Troy yang dia anggap suka nyakitin dia, tapi sebelumnya kalian itu saling meluapkan perasaan lho di Gypsy Fair. Ini, ah, udah capek gue nulisnya wkwk.

3. Gue ga habis pikir sama Gadis. Loe dikasih pria green flag kayak Putra tapi endingnya milih Troy yang bendera merah berkibar mengingat pemuda ini narsis (ga perlu dijelasin lebih lanjut juga sih), seksis (beberapa kali nuduh Gadis memakai pesona feminin atau sexual favor buat naik jabatan di kantor) dan hornian (beberapa kali deket Gadis inget mimpi mereka pas jadi suami istri dan berkali2 boasting kalau hebat di ranjang. Oke deh bos). Walau akhirnya gue mikir, ah ya udah lah, emang penulisnya mau mereka jadian ya gue bisa apa hahahaha.

4. Adegan bandara yang sering jadi staple di film romcom atau novel romcom yang ga dieksekusi dengan baik. Gue ga paham kenapa ga ada adegan Gadis ngejar Troy dengan lebih rinci. Kayak, gue ngerasa Gadis pun juga mestinya memohon atau gimana gitu lah kalau Troy emang cinta sejatinya. Seandainya ada adegan ini, meski dengan banyak adegan di luar nalar (apalagi kayak yang gue tulis di alasan no 1) setidaknya gue bisa sedikit naikin rating. Alih - alih gue malah dikasih epilog kalau Lyubitska bilang ke Samantha kalau Troy sama Gadis akhirnya bersatu dan di masa depan mereka bakal punya anak kembar. YA KAN GUE MAUNYA BACA BUKAN DARI LYUBITSKA HEDEEEEH. Jadinya endingnya emang kurang powerful apalagi setelah gue dikasih drama sinet entah berapa babak.
5. Ini teknikal sih, tapi tolong deh kalau emang karakter - karakter di buku ini banyak ngomong dalam bahasa Inggris, setidaknya dialog bahasa Inggrisnya itu di-proofread dulu grammarnya. Ada beberapa yang kurang cocok kayak "I'm a weak in front of you" (maksudnya I'm weak kali?) atau " you're girlfriend" (maksudnya your?). Sederhana salahnya tapi jadi ngurangin kenikmatan baca.

Meski dengan banyak adegan atau bagian cerita yang gue kurang sreg, gue akuin tulisan Karla M Nashar di buku ini lebih rapi dan terstruktur meski beberapa bagian jadi meleber kemana - mana. Gue suka penjabaran tentang lansekap di London dan bahkan festival Gypsy Fair yang diadakan di Askrigg juga ditulis dengan baik menandakan kalau penulisnya riset atau bisa jadi malah hadir langsung. Dari segi karakter gue rasa Troy yang lebih bagus penulisannya karena meski narsistik, seksis, hornian, setidaknya dia mau berubah jadi lebih baik. Hey, bahkan dialog jakselnya aja berkurang banyak. Sementara Gadis sendiri tidak terlalu banyak perkembangan selain judes karena dipancing sama Troy dan suka panikan juga. Jadi kayak yang ya biasa aja kalau dibandingkan sama Troy.

Buku pertama setidaknya tertolong dialog dan kelakuan ajaib Gadis sama Troy tapi di buku ini memang terjadi beberapa hal yang bagi gue harusnya bisa ditulis dengan lebih baik lagi terutama masalah yang ngilang seminggu ini hahahaha. Meski begitu kalau kamu udah baca Love, Hate & Hocus Pocus dan penasaran sama apa yang bakal terjadi selanjutnya sama Troy dan Gadis, ya silakan baca buku ini buat menghilangkan rasa penasaran.
Profile Image for Lulu L.
111 reviews
January 4, 2019
Buku pertama cukup buat aku penasaran. Excited juga jadi langsung lanjut baca. Ternyata buku ke duanya, huhu, kecewa saya. Rasanya hambar banget kisahnya. Ga nyampe ke hati. Beberapa kali aku benar2 mencap tokoh di sini konyol atas pemikiran, keputusan dan tindakan mereka. Terus rada bikin bingun sama plotnya yg naik turun tapi masih banyak plot hole di mana-mana. Seperti saat Lucinda tiba-tiba datang. Whut? Random sekali. Walaupun pernah di singgung sedikit pas kejadian hangover tapi rasanya itu masik bikin plot hole. Terus untuk usia sematang Gadis, keputusan dia yg terlalu plin-plan dan spontan ga realistis. Hadirnya peran Putra juga rasanya seperti asal tempel. Padahal perannya cukup penting tapi posisinya malah ngambang di cerita. Dan rasanya aku paling kesal sama kejadian Gadis langsung kabur dari Appleby setelah diprovokasi Lucinda, like... hell? Dia bukan anak SMA yg secetek itu bukan? Troy yg main tuduh ga jelas. Dan.... untuk posisi jabatan mereka sekarang rasanya plot hole terbesar di sini, mereka bebas sekali mengelana London dengan alasan "passport hilang"? Lah Troy ngapain di situ? Nemenin istri? Atasan mereka ga ngamuk? Kerjaan mereka siapa yg ngerjain?
Profile Image for Leila Rumeila.
989 reviews30 followers
December 8, 2023
1st listened by audiobook : ⭐⭐⭐⭐
2nd listened by audiobook : ⭐⭐⭐.5/5

Dengerin audiobooknya ke-2x entah kenapa engga se-enjoy yg pertama kali.

Menurut gue endingnya sedikit terburu2, dan singkat yaudah gitu aja.
Karna sepanjang series ini mostly ikutin pertengkaran mereka, jadi bagian sweetnya kaya terlalu sedikit porsinya.
Sayangnya buku ini jadi buku terakhir di series ini, huhu. Kalau ada buku 3nya pasti gue bakal baca sih, still eager to see their next stage of life!!!

*Listened the audiobook by Storytel*
Profile Image for Bunga ✿.
184 reviews10 followers
February 12, 2024
Berbeda dari buku pertama yang konsisten dari awal sampai akhir membuat tertawa, buku kedua terkesan lebih serius dan emosional. Di sini, perjalanan Gadis dan Troy dalam mencari jawaban atas kejadian aneh yang menimpa mereka cukup membuat perasaanku campur aduk.

Character development Troy yang apabila di buku pertama digambarkan sebagai pria yang hanya memikirkan penampilan, di sini terlihat lebih dewasa serta dapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Ada beberapa scene ketika emosi Gadis sedang tidak stabil namun Troy dapat dengan mudah menenangkannya meskipun 5 menit sebelumnya mereka masih adu mulut seperti biasa.

Karakter favoritku di sini adalah Lyubitshka seorang gipsi tua yang meskipun, well, 'dalang' dari segala peristiwa aneh yang menimpa mereka, tetapi juga sangat bijaksana dan berjasa dalam membuat Gadis dan Troy menemukan jawaban yang mereka cari selama ini.
Profile Image for Biondy.
Author 9 books234 followers
July 19, 2015
Kelanjutan dari "Love, Hate & Hocus-Pocus", salah satu novel yang berhasil bikin saya ngakak habis-habisan dan begadang untuk menyelesaikannya. Apakah hal yang sama terjadi di sekuelnya ini? Jawabannya adalah tidak. Memang masih ada momen-momen lucu antara Gadis dan Troy, tapi tidak sekomedik di buku pertama.

"Love, Curse & Hocus-Pocus" kali ini punya lebih banyak momen "serius". Misalkan pembahasan soal cinta, serta hubungan keluarga, yang diperlihatkan dalam kehidupan rumah tangga Gadis dan Troy yang terjadi di dalam mimpi.

Ada beberapa bagian yang terkesan dipanjang-panjangkan untukku. Semisal beberapa bagian salah paham antara Gadis dengan Troy, serta beberapa bagian di perjalanan mereka mencari Lyubitshka. Bagian antara Gadis dengan Putra membuat saya kurang puas. Rasanya kurang tergali dan sedikit terkesan tiba-tiba gitu.

Yang saya suka di sini adalah penggambaran London serta kehidupan para gipsi. Latar tempatnya digambarkan dengan baik. Gadis dan Troy juga masih memberikan chemistry yang baik, sama seperti di buku sebelumnya.

Secara keseluruhan, saya suka dengan buku ini. Kalau mau baca buku ini, saya sarankan untuk membaca dulu buku pertamanya, biar bisa lebih dapat feel-nya.

Love is a celebration of feeling. You have to use your heart to feel it, not your brain. Kalau kamu benar-benar jatuh cinta pada seseorang, hatimu akan tahu. -Lyubitshka


Buku ini untuk tantangan baca:
- 2015 Lucky No. 15 Reading Challenge
Profile Image for Angeline Fanardy.
9 reviews4 followers
March 24, 2013
4 Thumbs up for this book. OMG. I feel like i want to finish it quickly and at the same time i don't want to know Troy and Gadis ending. They're both sooo lovely. A super lovely couple. Ngga ada yang bisa menggambarkan betapa geregetannya waktu baca buku ini dan akhirnya berhasil menyelesaikannya dalam hitungan 6 jam aja. Buku ini bener-bener nyandu.

Dan 1 hal yang bikin cinta banget sama buku ini adalah karena aku suka sekali sama rangkaian conversation Troy and Gadis yang ngegemesin dan sangat nyambung pun cerdas. Cerdas karena waktu baca rasanya bisa melihat mereka lagi adu mulut di depan kita dan ngga ada kata 'bingung' mau bales apa. What a smart conversations and arguments they have.

Well, intinya harus banget baca buku ini..

Menurutku buku ini menuliskan sesuatu yang lebih dalam dari buku pertamanya dan mengajarkan soal cinta,kejujuran dan kebersamaan itu lebih dalam juga dari buku pertamanya. Karena ternyata cinta memang ngga perlu terlalu dipikirin. Terlalu naif menyamakan pikiran dengan perasaan. Dan bener banget.. karena terkadang pikiran kita membutakan hati kita dan hati kita bisa saja membodohi pikiran kita.

What i remember most from this book is this quote. " Love is simpe. But most people tend to over analyzed it". OMG. It's sooo damn true...

Belom lagi sikap Troy yang begitu manis sama Gadis. It seems like he's not mesos anymore. which is good. because i love gentleman more than mesos do. LOL.

I'm so in love with Troy Mardian. And also Gadis

I don't really like ending yang gantung. Tapi aku cukup puas sama ending yang dibuat mbak Karla.

Super great job :D
Profile Image for Dinur A..
258 reviews98 followers
August 11, 2016
not even half as funny as the first book was. i didnt see much of a development of the characters whom i've come to love in the previous book in this one as much as I would've hoped. kadang terasa ngebosenin aja soalnya Gadis dan Troy jadi lebih galau dan sangat out of character. boleh sih romantis2an, tp lucu2annya manaaa? :(

alurnya juga terasa diseret2 demi menumbuhkan chemistry baru diantara Gadis dan Troy yang justru kesannya maksa, padahal saya suka bgt sama chemistry mereka yang sebelum2nya terasa alami. nonetheless, i still enjoyed it since i'd fallen in love with both Troy and Gadis since the very first time they appeared.
Profile Image for Stefanny Lukman.
116 reviews16 followers
June 18, 2017
“Masalahnya, orang-orang terlalu banyak memikirkan hal-hal yang tidak penting, lalu mereka dibuat bingung sendiri oleh pikiran-pikiran itu. Tak heran mereka tidak bia melihat sesuatu yang sudah begitu jelas di depan mata mereka. Bukannya mendengar hati nurani, mereka malah membiarkan pikiran mereka sibuk menganalisis ini dan itu. Padahal semua jawaban mereka sudah ada di hati mereka. Yang perlu mereka lakukan Cuma mendengar suara kecil yang ada di dalam diri mereka. That little voice inside us always tells the truth. But most people take it for granted.” Hal 337

Seri keduanya ini lebih nyess gitu ya dari pada yang pertama (Love, Hate, and Hocus-Pocus). Di novel ini kayaknya udah nunjukin sisi dewasa ada masing-masing tokoh. Hahaha tau lah di buku pertama gimana bocahnya mereka. Suka banget! Disini Troy Mardian nggak terlalu rempong dan Gadis ngga terlalu ketus meski mereka masih sama-sama bebal! Ih gemes! Berhasil banget bikin aku nyesek sampe sakit dada. Aku takut ada twist yang tiba-tiba nyakitin hahaha beneran deh biasanya aku selalu tahu mau bagaimana pun pelik nya sebuah cerita, pasti ujungnya bahagia buat para tokoh. Tapi aku baca ini clueless banget, trauma kena twist dibuku pertama hahaha plus factor belum baca review apa-apa tentang buku ini. Aku bener-bener baca, nggak sengaja, dan ah bagus banget!!

Belum lagi pepatah cinta dari Lyuba ini, HAHAHAH rasanya aku mau sodorin nih ke orang-orang yang suka bingung menghadapi kisah cinta nya sendiri. Padahal yang bikin bingung adalah pikiran-pikiran mereka sendiri tentang kemungkinan yang belum terjadi.

“Love is a celebration of your feeling. You have to use your heart to feel it, not your brain.” Hal 337
“Love is simple but most people tend to overanalyze it.” Hal 338
Profile Image for Gifty Zabina  Agung.
75 reviews
December 5, 2021
Kalau di buku pertamanya membuat tertawa-tawa, maka buku lanjutannya ini dibawa serius ke dramanya.

Betulan, aku merasa seperti membaca dua buku yang berbeda.

Troy di sini sudah berubah lebih bijak dari sebelumnya, tidak rewel dan pongah, ya ini lumayan bisa diterima mengingat Troy berusaha menjadi lelaki yang disukai Gadis. Meski harus kuakui kalau aku rindu dengan Troy dulu yang bikin ngakak.

Di buku kedua ini pula Troy dan Gadis mengalami semacam 'Mugen Tsukuyomi' lagi, mimpi yang terasa seperti realita. Dan mimpi mereka kali ini banyak mengaduk-aduk emosiku. Untunglah itu cepat berlalu dan kemudian dibawa ke perjalanan mereka mencari si wanita gipsi tua.

Oh, benar. Pada bagian perjalanan mereka, banyak deskripsi-deskripsi mengenai tempat-tempat yang mereka singgahi. Deskripsi itu aku skip. Ya memang indah kata-katanya, tapi itu cukup membuat pusing karena aku belum pernah ke Inggris dan sama sekali tidak punya gambaran apapun.

Kesanku, kelanjutan ini cukup berkembang dari yang sebelumnya. Lebih menjelaskan tentang kaum gipsi di Inggris. Yang disayangkan bagiku, bagian ketika Troy dan Gadis bertemu si wanita gipsi tua, rasanya kecewa mendapati mereka tidak berusaha kembali memecahkan misteri tentang kejadian-kejadian aneh dan malah diisi dengan hal-hal klise.

Percayalah, sebenarnya aku sudah bisa menebak akhirnya, tetap saja saat dibaca ending buku ini terasa menyentuh. Oke, aku puas dengan akhirnya, mengingat akhir dari buku pertama yang begitu membagongkan.

Selamat untuk kalian Troy dan Gadis, kisah cinta kalian berbelit-belit tahu, sampai aku capek-capek baca dua buku, wkwk.
Profile Image for Ana  Fitriana.
160 reviews31 followers
January 26, 2018
3,5🌟
Apa karena halamannya banyak ya, jadinya aku sempat ngerasa bosan. Tapi kayaknya nggak juga, wong cuma 420an hlmn. Sempat ngerasa bosan krn ada beberapa scene yg terlalu bertele-tele kali ya. Untunglah, gaya ngedongeng mbak Karla yang asik, bikin bosan nggak nangkring lama-lama. Detail settingnya juga keren abis cuuy. Jadi meski beberapa kali ngerasa "duhh ini kenapa muter2 siihhh" atau "endingnya kek film india yee" aku tetap menikmati hingga hlm terakhir.
Profile Image for Annelice.
200 reviews8 followers
April 8, 2022
Bintang 3!

Setelah kemarin saya membaca Love, Hate & Hocus-Pocus, hari ini saya langsung tamatkan sekuel keduanya yaitu novel ini, Love, Curse & Hocus-Pocus. Dan.. saya kecewa dengan buku ke-2 ini. T.T

Buku ke-2 ini benar-benar jauh diluar ekspektasi. Segala pertanyaan yang ada di buku pertama seolah tidak terjawab dan menggantung. Dan itu membuat saya merasa tidak puas.

Love, Curse & Hocus-Pocus, masih bercerita tentang Troy si Senior Sales Manager yang keren dan kebule-bulean dengan Gadis si Manager Humas yang keras kepala, judes, sederhana dan mencintai produk dalam negeri.

Mereka yang dibuku pertama diceritakan telah berhasil menguak misteri penyelundupan dan pendistribusian obat yang terkontaminasi walaupun dibumbui dengan konflik dan debat, kini diperintahkan oleh direkturnya untuk mengikuti seminar di London.

Seperti di buku sebelumnya juga, yang diceritakan bahwa apa yang terjadi pada mereka seperti tunangan, pernikahan dan bulan madu hanyalah mimpi. Maka ditempat itu, di London mereka berusaha menguak dan mencari alasan dibalik mimpi-mimpi yang terasa begitu nyata itu.

Dan jika di buku pertama saya tidak begitu menyukai karakter Troy yang annoying, maka di buku kedua ini saya tidak menyukai karakter Gadis yang lebih annoying lagi!

Gadis yang seharusnya digambarkan seperti dibuku pertama yang tegas namun dewasa, dibuku ini justru digambarkan kekanak-kanakan, moodswing parah dan denial akut. Penggambaran karakternya justru seperti terjun bebas dan mengalami kemunduran jika dibandingkan dengan Troy yang karakternya berkembang sangat baik dari pada buku pertama.

Di buku ke dua ini, Troy berubah menjadi laki-laki dewasa yang cukup pengalah serta menyadari jika setiap tindakanya adalah salah. Karakter Troy tereksplor dengan baik dengan perubahan-perubahan kebiasaanya yang signifikan seperti tidak sok kebule-bulean lagi, sok higienis ataupun mengeluh tentang apapun. Pokoknya saya suka Troy! Wkwkwk. Yah.. walaupun "mulut dan otak sampah" dia dikit-dikit nyerempet ke seks dan seks T.T. Oke, oke, dia memang lelaki dewasa, tapi rasanya jengah juga saya terus-terusan dijejali pikiran Troy yang sibuk berhasrat tinggi jika menyangkut Gadis.

Em, tapi sejujurnya saya senang sih karena hal "begitu" hanya terjadi di mimpi karena di realitanya Troy sangat menjaga Gadis. Dia bukan lelaki cabul yang senang melampiaskan hasratnya. Dia justru menjaga hal tersebut sebaik mungkin karena ia tahu Gadis adalah wanita baik-baik. Intinya saya sangat suka sikap Troy.

Secara keseluruhan, novel sepanjang 400 halaman lebih ini cukup menarik, walaupun saya lebih suka buku pertama.

Inilah yang saya sayangkan. 400 halaman lebih hanya untuk mencari kebenaran tentang mimpi-mimpi itu tapi hasilnya justru menggantung!! Apalagi pencarian mereka tentang wanita gipsy yang bertele-tele. Ahh saya sebal sekali! Saya masih butuh jawaban apa yang membuat mereka berdua bisa masuk kedalam mimpi yang sama?? Lyubitskaha bilang itu vision from the future. Huh, persetanan dengab Lyubitskha memang. Setelah mengaduk perasaan mereka sedemikian rupa dia hanya bilang penggambaran masa depannya?? Lalu bagaimana dengan kedua baby mereka nanti?

Lagi-lagi buku Hocus-Pocus ini berakhir dengan open ending. Saya tidak tau ada sekuel ketiganya atau tidak. Tapi yang pasti saya sudah ingin move on dari kisah Troy dan Gadis karena bosan. Pun dengan konflik yang itu-itu saja, denial terhadap mimpi-mimpi, saling nethink, debat, menuduh satu sama lain lalu denial lagi, nethink lagi dan begitu seterusnya.

Oke, ada konflik baru sebenarnya yaitu kehadiran Putra dan Lucinda. Tapi kehadiran mereka tidak begitu mem-blow up karena pada dasarnya baik Troy dan Gadis masih terpaku pada mimpi-mimpi mereka. Jadi yah, kurang menambah keseruan cerita.

Secara keseluruhan bintang 2,5 namun digenapkan jadi 3 karena perubahan Troy.
Profile Image for Hidya Nuralfi Mentari.
149 reviews15 followers
April 18, 2014
And it's still 5 stars, absolutely!

Setelah di prekuelnya kemarin (Love, Hate & Hocus Pocus) aku juga memberikan 5 bintang.

Sebelumnya banyak yang bilang kalau buku ke-2 ini lebih membosankan dibanding buku pertama. So, aku berusaha menekan ekspetasiku di sini. Tapi entah karena aku yang sudah terlanjur suka dengan ceritanya atau apa ... I just still have no boring with this book. Sama sekali. Padahal melihat tebalnya jumlah halaman novel ini sempat bikin aku berpikir akan menyelesaikannya dalam waktu lama. Tapi ... ternyata terselesaikan seharian saja :))

Jujur aku malah lebih suka hubungan antara Gadis dan Troy di buku ke-2 ini. Mereka lebih melibatkan perasaan. Tidak seperti prekuelnya yang lebih banyak bertengkar. Aku juga suka permainan emosi yang ditulis Kak Karla di sini. Too emosional. Dan akhirnya aku seolah bisa merasakan emosi-emosi para tokohnya.

Membaca buku ini seperti sedang berjalan di tanah licin penuh kubangan air. Sangat berhati-hati kalau tidak ingin jatuh. Begitu pula cerita ini. Aku membacanya dengan hati-hati karena takut tiba-tiba akan dijatuhkan lagi dari semua realita yang ditulis ke dalam sebuah mimpi sempurna Troy dan Gadis.

Really, aku jadi merasa takut menghayati cerita ini karena lagi-lagi takut tertipu kalau-kalau ternyata cerita itu hanya bagian dari mimpi-mimpi si tokoh. But finally ... semuanya berjalan baik hehehe.

Pokoknya aku suka dengan keseluruhan isi ceritanya. Ikut bingung membuktikan mana yang mimpi dan realita. Juga ikut merasakan pergolakan hati Troy dan Gadis. Dan setting mereka di London bersama Lyubitshka dan Samantha itu kereeeeeen. Jadi ikut merasakan suasana-suasana khas para gipsi di sana. Aku malah merasa seperti sedang membaca buku terjemahan ;p

Yeah, whatever is that, in the end I give it 5 stars :) satu lagi novel yang masuk list favorit :))

-Hidya
Profile Image for alwaysfine.
12 reviews
April 19, 2020
Absolutely 5 star!!!!

Novelnya seruuu, niatnya mao ngabisin seharian. Tapi karna dah kemaleman dan mata udah ngga bisa kompromi akhirnya namatin 2 hari.

Ku senang karna halamannya banyak yeayyy. Walaupun pengemasan ceritanya beda dari yang seri 1, tapi novel ini tetep seru. Kalo sebelumnya Ku belum paham jalan cerita magisnya, di novel ini bacanya lebih nyaman karna udah ngerti alurnya. Dan walaupun lebih kocak seri pertamanya, di seri ini Ku lebih menikmati pergolakan cinta Troy dan Gadis.

Parahnya lagi, Ku ngerasa magisnya kuat banget di seri ini. Ditambah latar tempatnya yang kebanyakan ada di London, bikin ngebayangin kayak lagi nonton Harry Potter wkwkwk, apalagi pas Troy dan Gadis pergi mencari gipsi tua yang membuat mereka terjebak di situasi aneh ini, detail latar tempatnya bikin kita imagine that place in our mind.

Dan lagi i luvvv so much this book because there is so much dialogue with english language. It makes me so happy, because i usually can't make senteces with english, but i tried to write in english after i read this book. I know my english, especially my grammar isn't good, so pathetic. But reading this book i can improve my vocab and i learn so much knowledge about love, job-mate, job, friend, etc. And you know? I think this is my first long paragraph without seeing google translate hahaha

I hope banget ceritanya bisa dibuat jadi film *hiks

Keseluruhannya, Ku enjoy sekali baca novel ini. Thanks to Author Karla for making this novel ❤❤❤
Profile Image for cindy.
1,981 reviews156 followers
September 28, 2019
Kukira aku cukup tertarik untuk membaca sequel ini, tapi ternyata... uhm, lewat aja. Malah sedikit eman dua orang yang sangat berprestasi di buku pertamanya, menjadi bucin gak jelas di sini. Oh seriously come on, you two are senior level managers of big pharmacy company, you couldn't go MIA somewhere out of country, communication silence, FOR A WEEK, and think everything is goona be all right once you come back. You don't even consider how terribly worried your boss will be? How chaotic your work office will be? That is a bad BAD work ethic, untrustworthy, unproffesional at any level! You want to take days off from the office, do it properly, ask for emergency days off! Not desertion mode like this. Aku setengah berharap semua petualangan mereka itu mimpi di dalam mimpi, tapi ternyata tidak.

Selain itu, character gap antara Troy di awal dengan Troy di tengah dan akhir buku benar2 terasa gak believeable, sedangkan Gadis, yeah girl, they said women tends to pick "mapan" than "love", but really-seriously... you based that on your convo with Lucinda?? How stupid could that be? And with Putra? The one you haven't met for 10 years and just met for 2 days?? TWO DAYS!!?!! I can't even....

#GD
Profile Image for Nadhira.
194 reviews9 followers
July 7, 2020
Hmmm selesai juga bacanya. Kaget banget sequelnya dua kali lipat dari buku pertama. Masih menceritakan tentang Gadis dan Troy yang akhirnya mencari tahu kenapa mereka berdua bisa mengalami mimpi aneh di buku pertama. Plot nya sedikit membosankan, terlalu lama juga. Terlalu lama dalam mencari Lyuba, terlalu ruwet dalam memahami perasaan masing-masing. Konflik kalau menurut aku malah adanya di akhir yang bikin endingnya kurang memuaskan walau happy ending sih...

Hubungan antara Troy-Gadis itu baru kerasa saat mereka memutuskan mencari Lyuba. Sebelumnya cuma gitu-gitu aja dan malah bertele-tele. Menurut opini aku, buku ini mulai seru setelah mereka seminar dan mencari si Gipsi Tua. Tetapi aku suka gimana di buku kedua ini Troy menjadi lebih gentleman dan aku sedikit kesal dengan Gadis yang jadi plin plan banget. But overall buku ini bagus. Terutama quotes dari si Gipsi Tua, Lyuba.

"That little voice inside us always tells the truth, but most people take it for granted"

Aku juga suka bagaimana penulis menggambarkan kota London, desa-desa di London serta perayaan festival. Jelas, detail serasa benar-benar melihat sendiri.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Kezia Olive.
128 reviews
February 4, 2013
Bolehlah, sekuel yang lumayan seru :) detail soal Londonnya aku suka. Kayanya si penulis udah pernah mengalami semuanya ya? jadi ngiri deh, hehehehe.

definitely love the first edition cover more daripada yang sekarang. sayang banget kesan mistik2 gimana gitunya ilang. padahal alasan utama kenapa dulu baca buku pertamanya ya gara2 covernya! hahahahahaha! *confession of a book coverjudge* hehehehe

tp afterall ceritanya bagus :) untung ga di panjang2in lagi.. karena kalo iyapun saya bakal tetep baca.. tapi.. haha what I'm saying is kalo cerita ini dipanjangin lagi bakal jadi garing deh kayaknyaa, hahahaha so perfect ending. I like it. :)
Profile Image for Novee.
282 reviews35 followers
November 11, 2013
Lanjutan dr Love, hate and hocus pocus. Ide ceritanya tetep unik, adu mulut antara Troy dan Gadis juga kocak seperti biasa. Sayangnya utk bagian romance nya malah lebay banget. Diaolog2nya sinetron bgt. Aku ga merasakan chemistry yg kuat antara Troy dan Gadis :( Teruss konflik terakhir yg melibatkan Lucinda itu koq maksa banget ya rasanya? Endingnya juga kurang memuaskan. Kesimpulannya, aku jauh lebih menikmati buku pertama drpd sekuel ini.
Profile Image for Retha Aryudhanti.
253 reviews17 followers
January 31, 2013
gregetan, emosi, nangis, ketawa, campur aduk semuanya!
gilaa!! makin sengit aja Troy & Gadis, gokil lah Mbak Lala ini, tp ga berharap ada 'adik kecil' lg loh dr novel ini. Pengen sesuatu yg baru.. huehehee
sehari ludeslah novel ini, nyandu sih! :D
Profile Image for tïmmyrèvuo.
203 reviews2 followers
May 24, 2023
Definitely love the storyline!!

I finally finished reading both, which are mind-blowing with all the existing problems.

This book still gives a little "dream" between the reality of Gadis and Troy, making them both often confused with the fact they face. The problem gets more complex when there are so many situations where they can only rely on each other. This time, Troy and Gadis believe all the weirdness they experienced is over. At least until a work assignment takes them to England. On a flight that goes through extreme turbulence and near fatalities, the two are forced to rethink their feelings for each other. Moreover, the dream experience comes with a longer and more comprehensive version.

Well, if in the first book, we are met with a version of Troy and Gadis who hate each other and fight, in this second book, they consolidate a lot and talk about many things like old friends (even Gadis and Troy several times show signs of love for each other). It's as if they dissolve and forget about what happened. However, when they are already in the clause of loving each other and deciding to be together, their loyalty and trust are tested again. This book succeeds in making the reader's feelings a rollercoaster due to the emotions generated by the two main characters. If I were a Gadis, I would be exhausted from the endless storm of emotions. As a woman, I fully understand that feeling, but in the end, the courage made Gadis choose to be anchored to Troy.

Nothing bothers me about the shortcomings except for the cover, which doesn't depict the story. In addition, the end of the story feels like an anti-climax; fortunately, in the end, the gypsy woman had time to give spoilers about the life of Gadis and Troy afterward. Ultimately, the gypsy woman was right, they were not cursed, but fate brought them together in an extraordinary scenario.

"Love is simple, but most people tend to overanalyze it."
Profile Image for Andita.
308 reviews3 followers
February 9, 2023
Tentu saja lebih suka buku kedua daripada buku pertamanya. Banyak pertanyaan di buku pertama yang akhirnya bisa aku pahami di buku kedua ini. Well.. suka bagaimana penulis membuat karakternya bisa berkembang terutama Troy (aku banyak sebel sama karakternya di buku pertama hhh)

Penjelasan tentang cinta melalui karakter Lyubitshka bikin aku lebih enjoy dengan ceritanya. Lyubitshka bilang:
"..., tapi aku tahu bahwa emosi manusia bersifat universal. Just like love. It's also an universal language. Whatever name they call it - amare, amore, amour, amor, liebe, liefde - love is still love. It's an intrinsic part of ourselves. Tidak perlu memiliki gelar profesor untuk merasakan cinta, seperti halnya bayi yang bisa langsung merasakan cinta orangtuanya.."

Part paling kusuka dari keseluruhan kisah ini adalah ketika Troy dan Gadis berusaha mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka selama ini. Sangat terasa bagaimana kedua karakter bertumbuh dan berkembang.

Salah satu kutipan favorite-ku di buku kedua ini adalah:
"Masalahanya, orang-orang terlalu banyak memikirkan hal-hal yang tidak penting, lalu mereka dibuat bingung sendiri oleh pikiran-pikiran itu. Tak heran mereka tidak bisa melihat sesuatu yang sudah begitu jelas di depan mata mereka. Bukannya mendengarkan kata hati nurani, mereka malah membiarkan pikiran mereka sibuk menganalisis ini dan itu. Padahal semua jawaban pertanyaan mereka sudah ada di hati mereka. Yang perlu mereka lakukan cuma mendengarkan suara kecil yang ada di dalam diri mereka. That little voice inside us always tells the truth, but most people take it for granted"

Pada akhirnya, aku suka bagaimana penulis berani dan sangat diluar dugaan mampu membawa cerita menuju sesuatu cukup magis untukku baca.
Profile Image for Sulis Peri Hutan.
1,056 reviews296 followers
August 21, 2014
Akhirnya penantian kelanjutan Love, Hate & Hocus-Pocus terbayar sudah. Buku tersebut merupakan salah satu buku metropop favorit saya, yang mengawali saya menyukai tulisan Karla M. Nashar dan ketika membaca epilog buku tersebut, saya ingin menyobeknya. Saya benar-benar menyayangkan ceritanya harus berhenti sampai di situ, saya tidak terima! Troy berbeda sekali ketika menjadi suami, dia lebih sweet dan sayang banget sama Gadis jadi saya nggak mau kalau hubungan mereka tidak benar-benar terjadi. Love, Curese & Hocus-Pocus membayar kesebalan saya sama mbak Karla :D. Buat yang belum baca buku pertamanya nggak perlu sungkan untuk langsung memulai buku keduanya ini karena di awal ada ringkasan cerita buku pertama yang cukup lengkap.

Di awali percakapan dua gipsi yang berdomisili di Inggris, Lyubitshka bercerita kalau dia memberikan kekuatan magisnya secara gratis kepada Troy dan Gadis, membuat mereka saling mencintai, di alam mimpi. Gipsi tua itu sangat gatal karena mereka sering sekali bertengkar, selain pernah menertawakannya, Gadis yang terlalu Jawa sedangkan Troy yang sok kebulean, saling membenci yang sebenarnya saling menyanyangi, perbedaan itulah yang dirasa tidak akan pernah menyatukan mereka, tapi di tangan Lyubitshka semua menjadi berbeda.

Gadis dan Troy shock akan mimpi yang mereka alami malam itu, bahkan bisa dibilang dari lubuk hati mereka yang dalam mereka menyayangkan, kalau saja mereka mau mengakui. Gadis merasa keanehan itu tidak bisa dibiarkan begitu saja, dia harus mencari identitas gipsi yang diundang di pesta ulang tahun perusahannya, sayangnya ketika Gadis meminta Troy bersama-sama menyelidikinya dia seperti ingin lepas tangan, dia ingin melupakan semuanya dan beranggapan kalau semua itu hanyalah lelucon yang dibuat seseorang, dan dia menganggap kenapa Gadis ngotot memperpanjang masalah itu adalah dia tidak rela kejadian intim dan romantis yang mereka alami itu cuma mimpi, berharap kalau mereka benar-benar menikah. Bukannya kamu juga berharap seperti itu, Troy? :p. Mimpi itu menjadi bahan perang mulut mereka berdua, yang tentunya sanggat asik dan lucu ketika kita membacanya.

Mereka berdua sepertinya memang ditakdirkan untuk selalu berdekatan, mereka berdua ditugaskan untuk menggantikan Bu Sonya, atasan mereka untuk menghadiri seminar International Pharmaceutical Innovation Meeting di London yang langsung di sanggah Troy kalau sebenarnya cukup dia saja yang datang, langsung terjadilah perang argumentasi antara Gadis dan Troy. Troy bertugas mempresentasikan makalah sedangkan Gadis yang bertanggung jawab menangani media karena dialah ahlinya, mengacu pada kasus Dhemonticyl (baca buku pertama) yang sebelumnya terjadi. Sehingga keberadaan mereka berdua sangat penting pada seminar tersebut.

Dan, ketika mereka saling meminta maaf di pesawat dalam penerbangan ke Inggris, mereka mengalami turbulensi yang menyebabkan mereka terlempar ke alam yang tidak mungkin mereka harapkan.

"Salagadoola mechika boola,
Bibbidi-bobbidi-boo,
Put 'em together and what have you got,
Bibbidi-bobbidi-boo..."

Nggak kalah seru dengan buku pertama, hanya saja cerita di buku ini lebih manis. Kalau di buku pertama kita serasa di forsir pertengkaran yang tak henti-hentinya antara Gadis dan Troy, di buku ini juga masih ada tetapi diimbangi dengan perasaan mereka berdua yang mulai muncul. Konfliknya pun lebih banyak, kalau di buku pertama hanya seputar masalah pertengkaran sepele yang mewarnai hari hari mereka, Dhemonticyl dan dunia magis, kali ini tidak hanya dunia magis yang muncul kembali di mana kita akan terharu ketika membacanya, dan pertengkaran yang sepertinya tak kunjung usai, ada pencarian gipsi tua yang membuat kita melihat indahnya kota London dan orang-orang di masa lalu mereka berdua yang hadir kembali. Troy yang bertemu lagi dengan manta pacarnya, Lucinda sedangkan Gadis bertemu kembali dengan mantan pacarnya sewaktu kuliah dulu yang sekarang bekerja di tempat saingan perusahannya, Putra. Mereka saling cemburu, saling menyelidiki ketika bersama orang yang pernah menempati hati masing-masing, yang membuktikan kalau sebenarnya mereka tidak ingin kehilangan satu sama lain.

Ada bagian yang menjadi favorit saya:
"Are you okay, pumpkin?" Troy menatap Gadis khawatir, namun seketika itu juga ia membeku saat menyadari apa yang baru saja ia katakan. Pumpkin? Benarkah ia baru saja memanggil Gadis dengan sebutan mesra itu? Damn.
Panggilan sayang yang dilontarkan Troy sungguh-sungguh romantis, dari lubuk hatinya yang paling dalam ketahuan kalau sebenarnya dia sangat mencintai Gadis sehingga tanpa sadar dia menyebutkannya. Panggilan sayang itu juga saya nantikan di buku ini, di buku pertama ketika Troy melafalkan berbagai panggilan sayang kepada Gadis sangat romantis dan lucu, saya tidak ingin hal itu hilang dari Troy dan syukurlah di buku ini disebutkan kembali :D

Selain bertebaran pertengkaran antara Troy dan Gadis, buku ini juga banyak kalimat yang manis, berikut yang paling saya suka.

Cepat atau lambat ia harus meminta maaf kepada Gadis atas semua tuduhan gilayang ia lemparkan tadi, because a true gentleman knows how to accept and admit when he is wrong.


"Kenapa kalian begitu ngotot ingin melabeli aku?" Lyubitshka menatap Troy dan Gadis silih berganti. "Melabeli itu berarti memberikan batasan pada sesuatu. Banyak hal dalam hidup ini yang tidak bisa dilabeli dengan kata-kata yang punya keterbatasan. Padahal untuk memahami hal-hal yang tidak bisa dilabeli, kita hanya perlu jujur merasakannya dengan hati. Sesederhana itu.


Love is celebration of feeling. You have to use your heart to feel it, not your brain.


Cinta itu sederhana, tetapi kebanyakan orang terlalu berlebihan menganalisisnya.


Sudut pandangnya adalah orang ketiga dan beralur maju, covernya kece banget seragam dengan cover baru untuk buku pertama, jujur saja saya pengen buku pertama yang cover baru biar kalau buku ini dijejer akan kelihatan klop banget seperti hubungan Troy dan Gadis kalau lagi rukun, indah. Judul kedua bukunya pun kece banget, kalau di buku pertama ada 'Hate' yang memang banyak bercerita tentang percekcokan mereka, kali ini Hate diganti 'Curse' yang menggambarkan kalau aura magis sangat kental di buku kedua. Saya selalu menantika karya terbaru Karla M. Nashar, berharap kalau dia membuat cerita tentang Putra :D

Buat penggermar metropop dan yang sudah menanti-nantikan buku ini sejak tahun 2008, WAJIB DIKOLEKSI!

4 sayap untuk cring...cring...cring...Beware!

read more: http://kubikelromance.blogspot.com/20...
Profile Image for 3unfly.
57 reviews3 followers
May 16, 2021
"Love is simple, but most people tend to overanalyze it."

4.5/5★
The story is getting interesting but also boring at some parts.

Kisah perjalanan cinta antara Troy dan Gadis kembali ke titik awal. Ya, mereka 'melupakan' semua yang telah mereka alami. Troy dan Gadis kembali membangun ego di depan masing-masing. Belum lama mereka menunjukkan ego mereka, terjadi suatu situasi (lagi) atau mungkin mereka sebut suatu 'mimpi' yang (lagi-lagi) berhasil meruntuhkan ego mereka. Mereka hidup bahagia dalam 'mimpi' tersebut sebelum kembali ke kenyataan. Mungkin kalian sudah mengetahui apa yang terjadi selanjutnya. Ya, mereka kembali membangun ego mereka, walau tidak sekokoh sebelumnya.

Jujur, cerita ini menurutku kadang terlalu berputar-putar. Ketika mereka sudah merasakan cinta, mereka kembali ke benci. Begitu terus hingga bab terakhir. Pertanyaan "Kapan ini akan berakhir?" terus menggiang di kepalaku saat membaca buku ini.

Cerita mereka mencari gypsy merupakan bagian terseru atau mungkin satu-satunya yang menarik dalam buku ini. Gypsy yang diceritakan juga sangat menarik. Lyubitshka, berarti cinta. Sesuai dengan artinya, Lyubitshka membantu menyadarkan berbagai orang terkait cinta, begitu pula cinta antara Troy dan Gadis.

Di akhir cerita, tentunya setelah melewati berbagai situasi, Troy dan Gadis menurunkan ego mereka, mengakui kesalahan mereka, dan saling menerima. Lyubitshka (bersama pembaca) pun akhirnya lega dengan berakhirnya kisah cinta ini. Tentu saja Lyubitshka yang siap dengan kisah cinta lainnya, mulai membunyikan lonceng perak kecilnya.
Profile Image for ijul (yuliyono).
811 reviews970 followers
September 7, 2024
#BacaPakeKuping via Storytel dan baca ebooknya di RuangBukuKominfo & buku fisik dari koleksi pribadi
bintang 2,5

bintang 1 kayaknya terlalu harsh ya, tapi belum berencana edit di buku 1-nya sih, karena sampai saat ini masih kesel dan nggak bisa suka sama bukunya. dan, buku keduanya pun tak memberikan kesan positif yang membekas. vibes-nya tetap sama dengan buku 1, bikin pengin DNF dan menutup buku/matiin audiobook-nya.

unsur magical realism dari kehadiran sihir kaum gipsi masih menjadi benang pengikat kisah Gadis-Troy yang beberapa kali dijungkir-balikkan antara kenyataan dan angan-angan keduanya. kali ini, kisahnya 2 minggu sejak buku pertama (kalau tak salah) dan mereka diduetkan untuk melakukan perjalanan dinas kantor ke London.

mungkin memang nggak terlalu suka sama tema trip-romance ya, jadinya ya gitu-gitu aja feel yang didapat. untunglah repetisi kalimat bernada argumen dwi-lingual antara Gadis-Troy sedikit berkurang dari buku pertama, jadinya tingkat annoying-nya nggak parah-parah amat. namun, trope enemy to lovers, anjing-kucing jatuh cinta ini tetap menjengkelkan sih buatku. mana dibumbui hadirnya orang ketiga pula dengan stereotipe yang bikin sakit kepala.

overall, tetap nggak bisa suka sama dwilogi ini. dan, tentu saja, ini cuman aku saja, wkwkwk. buktinya secara umum, banyak yang klepek-klepek sama kisah cinta Gadis-Troy ini, kok.
Profile Image for Meta Morfillah.
664 reviews23 followers
May 10, 2017
Judul: Love, curse & hocus pocus
Penulis: Karla M. Nashar
Penerbit: Gramedia
Dimensi: 416 hlm, 20 cm, cetakan pertama januari 2013
ISBN: 978 979 22 8976 3

Setelah kembali ke realita, Troy dan Gadis kembali bersikap seperti musuh. Meskipun mereka tidak lagi meremehkan kaum gipsi dan ramalannya. Mereka kira keanehan itu sudah berakhir.

Ternyata semua kembali berulang bahkan jauh lebih dalam saat mereka ditugaskan ke Inggris. Saat turbulensi di pesawat, mereka kembali mengalami mimpi yang jauh lebih panjang dan traumatik. Bahkan kilasan mimpi itu bisa dilihat tanpa perlu tertidur.

Mereka pun berusaha menemukan penyebab dan akhir dari ini semua dengan mencari sang gipsi yang tinggal di Inggris. Dalam pencarian itu, mereka bertemu dengan masa lalu yang menawarkan masa depan. Perasaan mereka diuji. Akankah mereka bersatu sebagaimana dalam mimpi ataukah itu semua memanglah mimpi?

Jauh lebih tebal dibanding buku pertama, namun kurang kuat di konflik menurut saya. Agak jenuh ketika konflik di situ-situ saja dan karakter Lyubitshka yang terkesan baik berbeda dengan buku pertama yang terkesan galak. Juga misteri pertemuan pertama Lyuba dengan Troy terasa menggantung.

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

Meta morfillah
Profile Image for Ika Merdekawati.
77 reviews3 followers
April 16, 2020
Sudah tidak bisa diragukan lagi, bahwa dua orang yang saling membenci, bisa saja akan berubah dan saling mencinta. Tanpa terkecuali Gadis dan Troy.

Di buku sebelumnya Love, Hate, & Hocus-pocus mereka seperti menjalani dua kehidupan secara bersamaan. Di dalam dunia nyata mereka saling membenci tapi dalam dunia mimpinya mereka adalah pasangan yang saling mencintai dan memiliki anak kembar. Siapa sangka kepingan-kepingan mimpinya terus menghantui satu sama lain dalam dunia nyatanya. Meski ia masih terus saling melontarkan kalimat menyakitkan, tapi setelah itu mereka tersadar bahwa perasaanya masih terhubung dalam dunia mimpi.

Rumit. Tapi seru. Dalam buku ini, memang fiksi tapi ada campuran fantasinya. Di mana kehidupan orang gipsi turut mengambil peran dalam percintaan Gadis dan Troy. Saya paling suka sama buku fiksi yang di dalamnya memberikan tambahan ilmu baru, seperti ini, cerita kehidupan orang-orang gipsi yang ada di Eropa.

Tapi, saya lebih suka buku yg pertama tadi. Kalau buku ini, terlalu bertele-tele dan menjelaskan secara rinci tiap adegan. Lebih dari 30 bab hanya beberapa bab saja yang berhasil buat emosi saya naik turun, selebihnya yah pelengkap dengan segala rincian. But, overall isinya sangat menarik untuk buku fantasi ala romance ini :)
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Everly.
11 reviews
June 18, 2023
Bener-bener bacaan yang menarik!

Sama seperti yang lain, aku setuju kalau buku 1 lebih cakep daripada buku 2. Tapi aku ngerti ... karena tension-nya udah beda aja gitu. Buku pertama lebih "" raw"" karena Gadis & Troy baru saling kenal dan kasus kerjaan yang dihadapi mereka juga bikin deg-degan. Kalau cari ""enemies"" buku satu emang mantap, sedangkan ""to lovers"" memang lebih diurai di buku dua.

SPOILER AHEAD !!!

Troy menurutku gak bener-bener ""reformed"" dari kelakuan snob dia. Well, iya dia panas2an & repot but he was still in London 😃🤣 Beda lagi kali ya kalau dia nyari Gipsi di pelosok-pelosok Indo wkwkwkw. But that's totally fine!!! Dia tetap karakter yang menarik & tingkah dia yang super-duper nyebelin bikin dia jadi tokoh yang manusiawi.

Gadis di sisi lain, well ... gak tahu kenapa aku nggak membayangkan dia bakal beralih ke Putra. Like ... tingkah dia yang itu gak match sama karakterisasi dia di kepala aku. I understand the lure to comeback to your first love apalagi yang putus baik-baik, but to agree marrying him? No. But overall Gadis ini lumayan konsisten. I like her❤

Semoga semakin banyak ada buku enemies to lovers yang beneran enemies to lovers kayak yang satu ini 😆✨🙏
This entire review has been hidden because of spoilers.
Displaying 1 - 30 of 257 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.