What do you think?
Rate this book


416 pages, Paperback
First published January 1, 2013
❝Kau mengira bisa melihat jelas semuanya hanya dengan memakai matamu, padahal yang kau lihat itu hanyalah sebagian kecil dari apa yang tidak kau lihat. Kita memang melihat kehidupan ini dengan sepasang mata, tapi dengan hatilah kita baru bisa benar-benar menatap apa yang ada di dalam kehidupan ini.❞
—Page 15
❝...kadang cara terbaik untuk menghindari konflik dengan pasangan adalah tidak menceritakan semua hal yang kita tahu.❞
—Page 236
❝Aku lebih senang memilih opsi tidak menyembunyikan apa pun dari pasanganku meskipun harus berkonflik selama beberapa saat dengannya karena masalah itu, daripada harus menyembunyikan sesuatu yang akan membebaniku seumur hidup.❞
—Page 236
❝That little voice inside us always tells the truth, but most people take it for granted.❞
—Page 337
❝Love is simple, but most people tend to overanalyze it.❞
—Page 338
❝Kenapa kalian begitu ngotot ingin melabeli aku? Melabeli itu berarti memberikan batasan pada sesuatu. Banyak hal dalam hidup ini yang tidak bisa dilabeli dengan kata-kata yang punya keterbatasan. Padahal untuk bisa memahami hal-hal yang tidak bisa dilabeli, kita hanya perlu jujur merasakannya dengan hati. Sesederhana itu.❞
—Page 336
❝... hanya orang bodoh yang membiarkan otak mereka memutuskan apakah mereka sedang jatuh cinta atau tidak. Love is a celebration of feeling. You have to use your heart to feel it, not your brain. Kalau kamu benar-benar jatuh cinta pada seseorang, hatimu akan tahu. Tapi hati-hati dengan pikiranmu, karena ia bisa menipu dengan berbagai dalih yang akan membuatmu tak mengacuhkan kata hati. Begitu pun sebaliknya. Hatimu akan memperingatkan kalau kamu tidak mencintai orang itu, tapi pikiranmu memberi berbagai alasan yang bisa membuatmu mengira kalau kamu sedang jatuh cinta...❞
—Page 337-338
❝We make each other feel alive because we love each other that much...❞
—Page 398
Love is a celebration of feeling. You have to use your heart to feel it, not your brain. Kalau kamu benar-benar jatuh cinta pada seseorang, hatimu akan tahu. -Lyubitshka
"..., tapi aku tahu bahwa emosi manusia bersifat universal. Just like love. It's also an universal language. Whatever name they call it - amare, amore, amour, amor, liebe, liefde - love is still love. It's an intrinsic part of ourselves. Tidak perlu memiliki gelar profesor untuk merasakan cinta, seperti halnya bayi yang bisa langsung merasakan cinta orangtuanya.."
"Masalahanya, orang-orang terlalu banyak memikirkan hal-hal yang tidak penting, lalu mereka dibuat bingung sendiri oleh pikiran-pikiran itu. Tak heran mereka tidak bisa melihat sesuatu yang sudah begitu jelas di depan mata mereka. Bukannya mendengarkan kata hati nurani, mereka malah membiarkan pikiran mereka sibuk menganalisis ini dan itu. Padahal semua jawaban pertanyaan mereka sudah ada di hati mereka. Yang perlu mereka lakukan cuma mendengarkan suara kecil yang ada di dalam diri mereka. That little voice inside us always tells the truth, but most people take it for granted"