Sebuah buku yang bercerita tentang Timor Timur. Karena bersumber dari tentara yang puluhan tahun mengabdi di sana, menjadi semakin menarik. Cerita yang disampaikan apa adanya. Termasuk tentang ketidaksetujuan dan ketidakserasian
Kiki Syahnakri adalah seorang perwira yang sejak awal mengikuti perkembangan Timor Lorosae. Selepas lulus dari Akademi Militer, ia ditugaskan di daerah perbatasan. Tugas yang awalnya ia terima dengan kecewa nantinya justru membuatnya banyak belajar hal baru. Salah satu hal baru yang ia pelajari adalah bahasa Tetun, berkat penguasaan bahasa lokal, Kiki dapat dengan tepat berjumpa dengan masyarakat dan memahami apa yang mereka hadapi.
Ketika Indonesia memutuskan untuk melakukan operasi militer untuk integrasi Timor Lorosae, Kiki turut memimpin pasukan untuk masuk ke wilayah Timor Lorosae. Disini Kiki menemukan fakta bahwa ada kesalahan doktrin yang dipakai oleh ABRI kala itu. Menurutnya doktrin ABRI yang berorientasi pada Amerika Serikat tidak dapat maksimal karena sumber daya yang dimiliki Indonesia tidaklah sebanyak Amerika. Ketika ia menulis buku ini, ia menawarkan supaya doktrin ini dievaluasi dan dicari penggantinya. Kiki juga menceritakan kisah konflik yang terjadi antara ABRI dengan masyarakat. Konflik ini menurutnya muncul karena kurangnya sosialisasi kepada pasukan, adanya keengganan para perwira untuk berbaur dan kepentingan politik.
Buku ini sangat menarik untuk dijadikan salah satu bacaan mengenai sejarah Indonesia di Timor Lorosae. Buku ini tidak cenderung berat sebelah karena Kiki tidak menghindari dari kritik terhadap kesalahan ABRI.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Terkadang yang bertwriak "humanity over everything" itu malah yang "inhumane" sendiri. Ketika aktor utamanya saling santuy, masih saja ada yg tidak suka melihatnya.
Buku ini awalnya saya kira merupakan bentuk cuci tangan TNI dengan segala stigma yang saya ketahui sebagai anak muda kelahiran '99, tapi ternyata fakta di lapangan beda jauh. Apa yang mereka lakukan benar-benar humanis pada masa integrasi Indonesia-Timor Lorosae, meski ada beberapa yg lepas kontrol. Penekanan humanisme penulis kepada satuannya yang merupakan salah satu pimpinan operasi TNI di Timor Timur sangat membekas di hati masyarakat setempat, termasuk para mantan musuhnya saat ini. Jauh berbeda dengan tuntutan UN dengan media saat itu yang gencar memojokkan posisi TNI sebagai pelanggar HAM berat hingga saat ini. Yang terbaik bagi kedua negara tetangga ini adalah kesempatan untuk saling membuka diri, memaafkan, dan berekonsiliasi atas masa lalu bersama.
Genre yg saya suka, sejarah, militer dan kisah nyata plus biografi or autobiografi..
Mengisahkan jejak Kiki Syahnakri dari awal berjumpa Timor Timur hingga meninggalkannya Diceritakan dengan bagus dan enak dibaca seperti sedang membaca novel pertempuran, serta menurut saya diceritakan dengan objektif
Mungkin kisah pak Kiki ini bisa menjadi motivasi buat generasi selanjutnya tentang perjuangan dan cinta tanah air
Saya sendiri berharap banyak mantan2 tentara yang bisa membuat semacam memoar ataupun buku yang mengisahkan tentang pengalaman perang dan penugasannya di dalam membela tanah air dan menjunjung tinggi NKRI..
berawal menjabat sebagai Danramil,bersinggungan dengan tim susi,menjabat sebagai Danrem wirathama,hingga terlibat dalam penanganan keamanan timor timur setelah referendum membuat kita menjadi lebih tahu apa yg sebenarnya terjadi di bumi timor lorosae. this book tell us about the untold story in timor timur..
Buku yang secara jujur memaparkan hal-hal yang terjadi di timor timur semasa kiki syahnakri bertugas disana Tidak bertabur gilang gemilang, juga persinggungan, intrik dan hal-hal yang tidak terungkap sebelumnya Bacaan menarik sebagai pemberi sudut pandang yang berbeda