Bagi Kezya, hidup terbaik adalah hidup yang tenang. Setenang kelas sewaktu ujian sekolah. Setenang hidup keluarganya waktu ayahnya belum dikejar utang. Setenang hatinya waktu naksir kakak kelasnya diam-diam.
Tapi sejak kenal Jovan, hidup Kezya mendadak seramai kantin sekolah pas istirahat. Seramai saat dia dan ayahnya bertengkar karena rumah mereka mau dijual untuk bayar utang. Seramai kehebohan cewek-cewek di sekolah kala mereka tau Kezya duduk sebangku dengan Jovan saat ujian semester.
Jovan adalah semua yang bukan Kezya. Jovan adalah adik kelasnya, jago bahasa Jerman, selebriti yang (kurang) terkenal, dan satu-satunya orang yang punya solusi agar Kezya bisa membatalkan penjualan rumahnya.
Kini Kezya berada di situasi yang bukan ‘Kezya banget’. Dia keluar dari hidup tenangnya. Dia berani menjalani semua kejutan yang kini selalu hadir. Dia membiarkan keramaian masuk ke dalam hidupnya. Semuanya dia siap hadapi, kecuali satu: cinta Jovan.
“Vero berhasil membuat saya tersentuh dengan cerita mengagumkan dalam buku ini. Ringan, manis, keren!” –Dwitasari, kreator akun @teenlovefeel dan penulis buku best seller “Raksasa Dari Jogja”
please be aware that : • this review was written on mar 3rd, 2015 by my 16-year-old self
—
Oke, jadi awalnya aku pinjem buku ini bareng sama yang ‘(Me)mories’ karena covernya unik dan sinopsis di belakang bukunya yang juga lucu. Tapi, pas baca bab-bab awal (maaf) aku udah ngga begitu tertarik lagi deh.
Ceritanya itu tentang kisah cinta antara cewek SMA kelas 11 (namanya Kezya) dan adik kelasnya yang dia anggap super ngeselin (namanya Jovan). Pertemuan awal mereka bisa dikatakan buruk gara-gara si Jovan ini muntah di depannya Kezya dan sejak saat itu Jovan sering banget gangguin Kezya. Sampai akhirnya mereka berdua deket satu sama lain dan mulai muncul perasaan suka di antara mereka berdua. Di lain sisi, ada seorang cowok yang Kezya suka dari dulu. Kezya berusaha menyangkal perasaannya terhadap Jovan karena dia sudah pasti tidak bisa menyukai 2 orang sekaligus. Tapi, semuanya hancur ketika sahabatnya sendiri menikamnya dari belakang. Semuanya menjadi berantakan dan membuat Kezya berakhir hancur. Sisanya baca sendiri ya, bukunya! Hehe
“Kalau lo mau bantu keluarga lo. Lo harus hilangin gengsi lo.”
Menurutku, ceritanya udah bagus. Semuanya udah ditata rapi oleh author-nya. Tapi, yang bikin aku jadi ngga tertarik lagi adalah pemakaian bahasa yang kurang efektif dan sebenernya ada bagian kecil dari dalam ceritanya yang terlalu berbelit-belit padahal bisa langsung to the point.
Ada beberapa scene yang bikin aku jengkel sendiri. Pertama, scene dimana Kezya dan ayahnya yang bertengkar. Ayahnya Kezya bener-bener tega dan menurutku itu ngga masuk akal. I mean, sejelek-jeleknya anak ngga mungkin ada yang orangtua yang tega ngusir anaknya dan ngga peduli lagi soal keberadannya (spoiler!). It’s weird kalo dari segi aku yang ngelihat.
Yang kedua, scene dimana sahabatnya Kezya ini mau minta maaf, cuman di tengah maafnya itu malah nuduh Kezya dan setelah itu balik lagi mohon-mohon dimaafin. Aku bingung sama sikap cewek itu, minta dimaafin tapi kok… you know what I mean. Gitu deh pokoknya!
“Ada pilihan lain yang akan membuat kita lebih bahagia dari sekadar mewujudkan mimpi”
Dari semua karakter, aku ngga punya karakter spesial yang paling aku suka sih sebenernya. Cuman, karakter yang paling ngga aku suka ada. Yah… si sahabatnya Kezya ini. Ngerasa ngga nyaman aja kalo ada dia. Hehe
Tapi, overall semua bagus. Aku suka ceritanya, lucu dan couple-nya bikin aku gemas juga. Keep writing ya buat author-nya, semoga makin berkembang juga!
Aku udah baca novelnya lama banget si, agak lupa alur tapi menurutku bagus, asik bacanya sampe ga terasa udah ending Hal yang perlu diperhatikan, Jovan kurang realistis sebagai artis, terlalu welcome ke Kezya tapi ya mungkin karena udah nyaman (agak lupa alasannya), perkembangan karakternya bagus, 4/5 dari aku
Penulis: Veronica Latifiane Penerbit: PlotPoint Kreatif Cetakan Pertama: Maret 2013
Saya ingin menjadi seorang penulis. Ya penulis. Bukan tanpa alasan, seperti yang dikatakan adik saya, “dalam games The Sims kita bisa menjadi kaya hanya dengan menulis”. hmm.. Cukup menarik bukan.
Permainan yang mengambil tema mirip dengan kehidupan nyata tersebut memberi gambaran bagaimana untuk menjadi penulis yang handal, caranya yaitu dengan membaca banyak buku, membaca tulisan populer dan yang terpenting sering-seringlah menulis. Maka dengan kemampuan yang diasah terus menerus akan menghasilkan sebuah karya masterpiece. Nah, masterpiece yang dijual tersebut akan laku dijual dan mendapatkan royalty setiap 6 minggu. Semakin banyak karya masterpiece yang dibuat semakin banyaklah royalty didapat yang artinya semakin kayalah kita. Sesederhana itu..hahahaha. Setidaknya itu yang diceritakan adik saya.
Itu hanya ada dalam dunia games. Didunia nyata nampaknya tidak sesederhana itu tetapi bukan juga berarti itu mustahil. Untuk sementara saya anggap itu teori sedehana dan saya percaya. Makanya akhir-akhir ini watu lebih banyak saya habiskan untuk membaca buku, terutama novel dan cerpen. Sebab (masih dari cerita adik saya) menurut pemainan The Sims, “karya yang paling banyak menghasikan uang adalah Novel Romance”. Jadilah novel dari berbagai jenis gendere saya lalap. Mulai dari novel terlaris sepanjang masa (setidaknya itu yang tertulis di covernya) ‘To Kill a Mocking Bird’ – Harper Lee, novel filsafat mewakili aliran absurditas, ‘Sampar’ – Albert Camus, kumpulan cerpen ‘Lukisan Kaligrafi’ – A. Mustofa Bisri, dan novel misteri ‘The Tokyo Zodiac Murder’ – Soji Shimada.
Setelah saya baca semua buku tersebut saya tersadar, saya belum juga membaca ‘Novel Romance’ seperti info adik saya yang didapat dari game The Sims. Dipenghujung gelaran ‘Islamic Book Fair’ tanggal 9 Maret 2013 saya sempatkan untuk mencari dia sang ‘Romance’. Setelah ‘tawaf’ di Istora dari stand ke stand, akhirnya saya bertemu buku yang menarik perhatiaan saya. Covernya manis, berbentuk seperti kado berpita, bergambar buku serta alat tulis khas anak remaja yang penuh gelora dan romantika. Setelah saya baca preview di cover belakang ternyata novel tersebut merupakan karya dari novelis muda dan juga merupakan ‘Novel Romance’ perdananya..hahaha sungguh kebetulan yang terencana. Novel tersebut berjudul “Crush, Cinta Penuh Kejuatan” karya Veronica Latifiane.
Novel yang tepat berada dalam genggaman saya ini sesuai dengan kebutuhan saya akan bacaan novel remaja yang manis nan roamantis. Mengambil latar kehidupan SMA yang (katanya) ‘penuh bunga-bunga bermekaran’, dari latar tema itulah novel “Crush” beranjak. Bercerita tentang kehidupan Kezya, dan Jovan (nama yang tidak umum memang ditengah kawan-kawan saya yang bernama, rohim, sunarso, rahmat, eko, agus, dll) siswa kelas XI dan X. Kezya yang merupakan juara kelas disekolahnya dan Jovan keturunan Indo Jerman yang selebriti, bintang FTV, yang menjadi idola para siswi. Mereka (Kezya dan Jovan) tanpa sengaja dipertemukan dalam ujian akhir semester dimana anak kelas XI satu meja dengan anak kelas X.
Pertemua pertama sungguh berkesan meski kurang bersahabat menurut Kezya, sebab Jovan yang sedang dalam kondisi kurang sehat tiba-tiba muntah dikelas dan beberapa bercak mengenai Kezya. Sontak Kezya kaget dan merasa sedikit kesal, kisah singkat diawal ujian itulah yang menjadi cikal bakal peristiwa yang nantinya ‘menggetarkan’ hati mereka. Jovan adalah semua yang bukan Kezya. Tapi dalam perjalananya kehidupan Kezya harus menghadapi berbagai ‘kejutan’ dari konflik yang dia hadapi sengaja atau tidak sengaja selalu melibatkan Jovan didalamnya. Konflik yang tanpa mereka sadari memupuk benih-benih cinta mereka, yang sekuat tenaga ditampik oleh Kezya, tapi apa daya ‘tangan takdir’ yang mengarahkan mereka.
Tadinya saya berharap bahwa Veronica memadukan cerita ‘cinta’ pahit manis tersebut tidak hanya dari sudut konflik keluarga Kezya tapi juga keluarga Jovan. Bahkan saya sempat berfikir, diantara mereka (Kezya dan Jovan) tidak ada percakapan yang cukup dalam dan peristiwa yang cukup menggetarkan yang bisa membuat pembaca yakin bahwa cinta mereka akan bertahan sampai akhir jaman (tapi kemudian saya meralat fikiran saya, sebeb mereka kan masih anak sma kelas X dan XI.hehehe)
Cerita ini sungguh masih amat berpotensi untuk digarap dan dikembangkan lebih jauh, sehingga dari sudut pandang pembaca bisa mengeksplorasi dengan berbagai kemungkinan di akhir cerita. Dan saya berpendapat Veronica memiliki kapasitas sebagai pencerita yang baik, sweet tanpa harus mendayu-dayu dan telaten pada deskripsi (terbukti dengan penokohan Jovan yang keturunan Jerman, Veronica sukses menghadirkan detail-detail salah satunya kemapuan berbahasa Jerman). Secara keseluruhan novel tersebut Veronica berhasil menghadirkan cerita yang ringan, manis dan cukup romantis dengan caranya sendiri. Saya merasakan Veronica memiliki bakat besar ditinjau dari sudah ditunjukan melaui tokoh dan karya perdananya #novelCRUSH.
Akhir kata, ayo Vero nulis lebih banyak lagi… :)
This entire review has been hidden because of spoilers.
Bercerita tentang Kezya, sang langganan juara kelas yang tempramental,keras kepala dan jutek. Saat ujian sekolah, Kezya terpaksa duduk bersama Jovan, adik kelasnya yang kebetulan terkenal sebagai bintang FTV.
Kalau Farah, sahabat Kezya, menganggap duduk bersama Jovan adalah berkah, tidak demikian dengan Kezya. Bayangkan, hari pertama saja dia harus tabah terkena muntahan si artis kagetan itu.
Farah sih mungkin ikhlas aja kalau dimuntahin Jovan, tapi Kezya enggak! Kezya heran, kenapa Farah bisa kesengsem sama Jovan. Jelas-jelas lebih keren Raihan, kakak kelas yang sudah jadi incaran Kezya sejak lama dan jadi obyek lukisannya.
Udah gitu, Jovan punya kelakuan menjengkelkan pula! Masa dia bisa-bisanya bikin Kezya dikeluarkan dari ujian!
Saat Kezya sedang sebel-sebelnya sama Jovan, masalah muncul. Ternyata Papa Kezya sudah berhutang dan menyebabkan rumah mereka terpaksa dijual untuk membayar hutang. Sudah ada yang membayar DP!
Kezya tegas menolak rencana tersebut karena dia sangat sayang pada rumahnya. Akhirnya, tidak ada pilihan lain. Dia terpaksa minta bantuan Jovan, cowok nyebelin itu. Jovan bersedia membantu, dengan syarat: jadi asisten pribadi Jovan dan kerja part-time di resto punya Olin, kakak Jovan.
Duh! Demi rumah tercinta, Kezya menurut. Sayangnya, tidak semua mendukung keputusan Kezya. Termasuk Mama, Aga -kakaknya, bahkan Papa yang akhirnya mengusir Kezya.
Kezya merasa sendiri. Bahkan Farah, sahabatnya, tidak bisa dihubungi saat dia kalut. Terpaksa, Kezya kembali meminta bantuan Jovan, sambil berharap masalahnya bisa diselesaikan secepatnya. Yang ternyata, malah menambah masalah lain sehingga Kezya kecewa, semakin kecewa lagi karena merasa tidak bisa percaya pada siapapun. Lebih lengkap, baca sendiri ya :)
Komentar pertama saya adalah saya kesel karena Jovan adalah orang Jerman. Dia beberapa kali mengucapkan kata dalam bahasa Jerman tanpa berniat memberitahu saya apa artinya.
Kedua, saya sebel sama sifat Kezya yang enggak ketebak. Jutek tapi kok bisa sih fan-girling sama Reihan? Terus giliran sama Olin aja sopan, mentang-mentang dikasih duit. Giliran sama satpam galak, ckck.. Kayaknya Olin tertipu sama kesopananmu yang membuat dia simpatik, Kezya.
Terus Aga, Reihan, Farah.. kenapa kalian super ababil? Aga, kamu ngikutin adik kamu karena khawatir tapi akhirnya nurut aja pas disuruh pulang? Err.. Reihan, jadi PHP atas nama sayang? Oh well.. Farah, gimana caranya bedain perasaan kamu yang dulu dan sekarang? Terus, kalau emang ikhlas, ya dari awal aja ikhlas, jangan bikin orang kesel duluan.
Pertama kalinya baca novel tapi saya bingung mau pilih tokoh favorit karena ada aja yang salah dari mereka. Bahkan Pak Noto saya sebel karena mengijinkan anak 1 SMA bawa mobil.
Yap, untuk komentar tentang karakter, lebih ke personal opinion.
Selanjutnya tentang gaya bercerita penulis. Saya merasa penulis masih kurang konsisten. Masih terlalu sayang sama karakter dan adegan yang ditulis.
Ada adegan yang disingkatkan saja oleh penulis seperti adegan percakapan yang “tentu saja” hangat saat pemberian uang dari Olin ke Kezya. Enggak dijabarkan kenapa Olin percaya sama Kezya. Sopan? Segimana sopannya sampai dia santai aja kasih 30 Juta ke orang yang dia baru kenal?
Iya, duitnya Jovan, tapi kan dia pebisnis, masa gak ada itungan apa kek gitu?
Penulis terkesan buru-buru jadinya. Tapi ada juga adegan yang terlalu banyak penjelasan, seperti soal ujian bahasa Jerman, atau saat Aga mau menenangkan Kezya.
Saya sebagai pembaca berasa didikte buat ngerti, bukannya menjadi bagian dari cerita. Biarkan pembaca ngerti, bukannya dicekokin.
Sekali lagi, saya jadi korban cover unyu. Saya kesengsem pengen baca buku ini karena cover menggemaskan dan unik. Jangan ditiru ya teman-teman sekalian, kan don’t judge a book by it’s cover xD
Nah, cover unyu ini menjadi poin lebih sekaligus kelemahan buku ini. Jadi rada ribet bacanya menurut saya, apalagi karena saya jadi agak tidak tega untuk melipatnya.
Makanya, saya sedikit bernapas lega saat selesai membaca buku ini. Bisa langsung saya tutup dan jadikan pajangan. Tidak untuk dibaca ulang :)
Oh ya, abis komentar panjang lebar gitu, saya tetep merasa buku ini enak dibaca kok. Saya tidak tertatih-tatih membacanya, walau selesai dalam waktu 2 hari karena tebal (dipotong jam kerja dan istirahat juga sih..)
Kalau masih remaja, saya yakin akan menikmati cerita cinta menye-menye begini. Dijadikan FTV pun sepertinya menarik. Buku ini sepertinya laris juga kok, buktinya..cetakan pertama Maret 2013, yang saya punya ini cetakan kedua, April 2013.
Saya pinjam buku ini dari seorang teman, sebenarnya lebih karena si teman itu setiap hari bercerita tentang betapa kerennya Jovan (tokoh dalam buku ini) dan karena di setiap penutup ceritanya ia selalu berkata "pokoknya lo harus baca Crush! HARUS!" dan akhirnya saya pun baca juga.
Awalnya saya berpikir, "Sekeren apa sih, novel ini?" tetapi juga tidak berharap apa-apa. Di awal-awal novel ini, saya akui saya sebenarnya kurang tertarik. Karena gaya bahasanya yang sedikit over dan karakter kedua tokoh utama yang kurang sreg bagi saya. Kezya yang kelewat judes dan Jovan yang seolah-olah tertarik pada Kezya, tetapi tidak jelas mengapa Jovan tau-tau tertarik dan berusaha mendekati Kezya.
Begitu sampai di tengah, novel ini mulai cukup seru, dengan adanya konflik yang terjadi, seiring dengan mulai dekatnya kedua tokoh utama, terlebih karena banyak bagian yang sweet sekali sehingga membuat saya beberapa kali tersenyum.
Sampai mendekati akhir, barulah saya menyukai novel ini. Walaupun ceritanya agak buruk di awal, tetapi membaik di tengah dan syukurlah, berakhir dengan cukup manis. Tapi bukan berarti saya langsung tergila-gila pada novel ini maupun pada Jovan, seperti yang teman saya lakukan. saya hanya merasa 'cukup' dengan novel ini, yang berarti: tidak terlalu bagus, tetapi juga tidak jelek.
Bintang 3 Entah kenapa kasi bintang 3 aja.. Dari awal cerita cukup seru sih bikin aku pengen buka hal. selanjutnya terus tapi menurutku konflik yang ada kurang menonjol. seperti konflik antara Kezya dan Papanya. setelah pergi dri rumah lebih dri 1 minggu hampir tidak ada progress yang dilakukan kezya untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. malah ia terkesan nyaman dengan segala fasilitas dari Jovan Seharusanya disini sisi perasaan tokoh lebih ditonjolkan sehingga pembaca bisa tau dengan jelas apa yang tokoh cerita rasakan.
Untuk cerita beberapa masalah kurang dibahas secara detail jadi terkesan nggantung seperti masalah phobia Jovan. apakah kezya bisa membantu dia atau tidak.. lalu masalah keluarga kezya setelah mendapat uang dri Jovan juga tidak jelas
Ending bintang 3 juga^^. Satu kalimat aja deh:) "Endingnya kurang greget"
Tapi overall novelnya bagus kok cuman sedikit berberda dari expektasi aja^^
Ingat !! Selera setiap orang tentang dan pandangannya tentang suatu cerita adalah berbeda satu dengan yang lain, jadi jangan semata mata karena rewiev goodreads kalian batal beli suatu buku ya^^ Just trust yourself and have a lot of nice experiences with books^^
Hmmm... berhubung udah lama banget baca buku ini, aku jadi lupa dengan jalan ceritanya. Hehe... *coba mencari di dalam ingatan* Oke sambil mengingat, aku cuma mau bilang kalo aku suka sama covernya yang nggak umum. Beruntung pas aku beli buku ini, toko bukunya dengan senang hati menerima jasa pemasangan sampul buku, jadi aku nggak stres menyampul bukunya. Hehe. Tapi manis banget. Serius. Oke. Sekarang aku mulai ingat. Buku ini bercerita tentang Kezya yang keluarganya sedang mengalami masalah finansial akibat ulah ayahnya. Rumah mereka sampai digadaikan. Kezya yang cinta banget sama rumahnya tentu nggak rela. Akhirnya dia terpaksa menerima bantuan dari cowok yang paling dia benci di sekolah yang bernama Jovan. Btw, si Jovan ini artis FTV jadi jangan heran kalo cerita dalam kehidupannya juga mirip FTV. Hehe... Menurutku buku ini teenlit banget dan sayangnya bukan jenis teenlit yang aku suka. Lumayan, but not my cup of tea. Tapi untungnya aku masih suka sama tokoh Jovan yang menyebalkan itu. Jadi, 3 bintang untuk crush.
"Lo harus baca ini sar! Lo bakal jatuh cinta sama sosok Jovan!" - "Gila gue banjir baca novel ini, nyesek tapi sweeet gitu". Karena direkomendasiin seperti itu oleh teman2ku, akhirnya aku pun penasaran juga buat baca novel ini. Awalnya aku liat review di Goodreads dan beberapa sinopsis di blog2 orang (benar2 tema cerita ini, bukan sinopsis di cover belakang yang blm jelas temanya apa) aku langsung berpikir ini cerita kayanya klise dan temanya FTV bgt. Dan benar saja ternyata si tokoh utama cowok adalah seorang artis FTV. lalala~ Tentang cewek yang jadi asisten si cowok keren, diphpin cowok, ditikung sahabat, yaa emang begitu sih ya ciri2 teenlit. Aku jg heran di umurku yg masih remaja awal (14), aku malah kurang suka baca teenlit, tapi bukan berarti gak suka hanya KURANG. To the point, novel ini cukup bisa mengisi hari liburan kenaikan kelas di bln puasa yg boring. Covernya yg lucu dan banyaknya ilustrasi di dalamnya, serta beberapa adegan yg sweet dan membuatku tersenyum2 sendiri. Pas adegan raihan farah (spoiler removed), itu jg memucak emosiku. Sukses untuk Kak Vero ;)
Haduh gimana ya mau kasih reviewnya. Sebenernya gue gak mau kasih review yang jelek karna menurut gue setiap buku itu punya kelebihan/kekurangan dan maknanya tersendiri. Tapi gue gak bisa bohong kalau gue baca karna gue terpaksa untuk menyelasaikan apa yang udah gue mulai. Yang jelas guue beli ini waktu umur gue 18 tahun, gue simpen buku ini di ‘want to read’ sekitar 4 tahun jadi gue baca ini disaat umur gue 22 tahun. Dan rasanya gue salah banget buat baca ini disaat usia gue 22 tahun dan barengan baca novel genre science fiction, alhasil gue sempet berhenti ditengah jalan dan bimbang buat ngelanjutin. Akhirnya gue mutusin buat baca perdialognya aja. Dari sini gue nyimpulin kalau ternyata cover buku tidak menentukan kualitas isinya.
Sekedar kasih saran buat mereka pencinta science fiction, horor, thriller atau apapun itu yang punya konflik yang jelas dan lebih kuat, apalagi plot twist, jangan sekali-kali baca buku ini, meskipun iseng-iseng, karna kalian akan merasa kalau kalian sudah buang-buang waktu kalian.
Idenya lumayan fresh, cuma di beberapa bagian eksekusinya agak membosankan. Ada beberapa narasi yang aku baca begitu aja karena yah, sekali lagi, aku nggak dapet feelnya :|
Oh, ya beberapa part awal juga sempat bikin kening berkerut. Entah kenapa rasanya emosi di awal dibikin terlalu meletup-letup, belum apa-apa heroine-nya udah nyemprot hero dan aku bacanya juga agak "apaan sih?" :|
Tapi, tentu saja novel ini tetap menjadi teman baca yang menyenangkan. Salah satunya karena hero yang dibuat begitu lovable, meskipun sedikit terganggu dengan fobianya si hero, tapi it's okay.
Gadis pintar yang kehiupannya lurus dan tenang, kini muncul celah keretakan -Keyza. Laki-laki terkenal dengan sifat susah mempercayai orang dan keturunan jerman -Jovan.
Awal pertemuan mereka sangat tidak bagus. Di mana saat tengah-tengah ujian semesteran Jovan si artis terkenal ini tiba-tiba muntah di dekat Keyza, dengan sedikit risih membuat pemikiran Keyza untuk pergi jauh-jauh dari Jovan. Setelah kejadian itu, Jovan yang merasa tidak enak hati akibat ulahnya kemarin, ingin meminta maaf kepada Keyza. Tapi dengan sikap cuek Keyza yang masa bodoh semakin membuat Jovan ingin berbuat jail ke Keyza.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Crush:cinta penuh kejutan seperti judulnya, aku udah dibuat jatuh cinta sama bukunya kak veronica yg satu iniiii! walaupun bukunya agak tebal tapi easy to read banget. abis itu covernya bener-bener buat jatuh cinta, dan jovan aaaa, boleh ga aku jadi keyza nya kamuuu?<3. pokoknya lo lo semua mesti baca ni buku, recommended bgt deh!
Hehe, sebenarnya ceritanya lumayan bagus. Tapi kayaknya di umur saya yang udah nggak remaja lagi, novel ini kurang cocok. Mungkin kalau saya masih SMA pas baca ini, saya bakalan suka dan naksir sama Jovan. Kasih tiga bintang karena saya suka banget sama covernya. Cute, serasa dikasih bingkisan hehe..
kalo baca novel ini sepuluh tahun yang lalu, aku pasti suka dan ngefans sama jovan. tp klo sekarang, baca novel ini rasanya males banget. aku gak suka sama karakter keyza yang terkesan keras kepala, dewasa tapi klo sama jovan childish banget.
Aku nggak suka dengan cara dan gaya penulisan si penulis. Terlalu apa ya.. Lebay. Yang aku suka dari buku ini adalah pesan yang mau disampaikan si penulis. Oh ya, packaging buku ini juga lucu. Pitanya manis banget :)
the only thing bothering is how Kezya react to her problem (running away from home because of the problem she created herself.. seriously) and how Jovan can easily lend THIRTY MILLION to someone he barely know.. but besides all that, one of my favorite. sweet :)
Yah, agak mengecewakan juga sih bacanya. Entah kenapa dari awal ga dapet feelnya, terlalu banyak pertanyaan yang muncul di kepala. Ini kok gini, kok gitu.. Dan, ya beberapa paragraf saya lewati. Tapi saya suka sama karakter Andre hehe
Novel ini keren bangetttttt... gue ga bisa bayangin sosok jovan itu gimana, phobia sama sayur. pokoknya novel ini bisa nyentuh hati gue bangett :D Kereennn...
Aku suka banget sama Novel ini... Kisahnya mudah diterima dan Karakter tokoh Kezyanya yg keras kepala dan pemarah menjadi daya tarik tersendiri bagiku...
ceritanya udah ketebak bangetttt dari awal, bikin sedih karena ceritanya kayak air minum anget. gak ada rasa dan kurang nyegerin. haha sorry reviewnya rada ngawur, namanya juga berusaha untuk jujur.
buku ini menceritaka tentang masa-masa sma yang bisa membuat kita pengen jugkir balik sambil teriak-teriak ga jelas lol XD one of the best indonesian story i ever read