What do you think?
Rate this book


374 pages, Paperback
First published January 1, 2013
Saya pernah membaca sebuah artikel yang mengatakan bahwa wanita single di usia yang seharusnya sudah menikah akan menjadi pemarah dan mudah tersinggung. Lha tapi masalahnya, kenapa mereka jadi pemarah? Nggak lain karena orang-orang yang selalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan sensitif tentang pernikahan itu, tanpa mau mengerti bahwasanya mereka juga sedang galau sebab Tuhan belum memberi petunjuk siapa jodoh yang telah dipersiapkan untuk mereka.
Kegalauan itulah yang mungkin juga dirasakan oleh Karla, tokoh dalam novel Lovely Proposal ini. Di usianya yang ke-31, adalah wajar apabila dia sudah begitu mendambakan sebuah pernikahan. Sebagaimana teman-teman sebayanya yang sudah berbahagia dengan suami dan anak-anak mereka masing-masing. Namun, bayangan pernikahan yang begitu didambakan itu tak kunjung menjadi kenyataan. Lamaran dari Mario, kekasihnya, yang dia harapkan tak kunjung datang.
Di tengah kegalauannya tersebut, pria-pria kenalannya seolah-olah justru berlomba-lomba untuk melamarnya. Sedangkan, Mario yang selalu dia harapkan justru memutuskannya secara sepihak. Alasan Mario memutuskan Karla ternyata sangat sinetron. Tapi, lumayan bikin pengen mewek bacanya. Kondisi itu membuat Karla terpuruk. Beruntung ada Evan, sahabat yang selalu setia menghiburnya.
Meskipun jalan ceritanya cukup mainstream dan mudah ditebak, akan tetapi novel ini berakhir dengan ending yang manis. Pelajaran yang bisa diambil dari novel ini adalah bahwasanya jodoh itu unik dan tak terduga. Seperti Karla dengan segala liku-liku kisah cintanya, pada akhirnya mendapatkan jodoh dari tempat yang tidak dia duga-duga sebelumnya.
Btw, cerita cinta yang manis-manis begini, cukup dijadikan bacaan buat hiburan aja. Tak perlu diharapkan terjadi di dunia nyata, sebab niscaya kamu akan kecewa. Cinta yang terlalu membuai seperti itu, berbahaya, Jenderal! #ehmalahcurhat :))