Curhat LDR

by AmouraXexa, Ana Sastravel, Arienia Melati

Pada suatu waktu, panah asmara telah menjadikan duainsan terpautdalam satu kisah. Sayang, bukan restu atau perbedaan status bak dongeng-dongeng cinta yang memisahkan keduanya. Melainkan jarak yang membuat mereka tak bisa leluasa bersua kapan saja.

Sejak itu semua terasa pedih, rindu dendam, galau, cemburu buta saat ia tiada hadir. Hanya sayup-sayup sapa dan kabar dari dari seberang yang bisa menawar duka hati.

Saat rindu sudah meletup, laut dan gunung pun tak akanmenyiutkan nyali. Meski uang tinggal sepeser, hidup seadanya, apa pun akan dijalani demi pertemuan—sesingkat apa pun menjadi begitu berharga.

Tumpukan tiket akan menjadi saksi bisu perjuangan itu. Stasiun cinta pun akan bercerita tentang dua hati yang akhirnya bersua. Demi apa? “Tentu, demi cinta,” begitu ujar seorang distancer.

248 pages, Paperback

About the author

Menulis, mendengarkan, mencintai dan berbicara.

Reviews

[Titish A.K. · Rating 2 out of 5]

Yay, buku bertema LDR terakhir yang ada di timbunan akhirnya terselesaikan juga.

Berhubung saya sudah banyak membaca beragam kisah LDR, kisah LDR di buku ini kesannya jadi repetitif. Saya-nya udah agak2 bosen. Semoga setelah ini saya nggak merasa berkewajiban untuk selalu membeli buku bertema LDR apa pun dengan kualitas apa pun x)

Bedanya dengan buku-buku lain bertema serupa? Kontributornya banyaaakkk bgt euy! Dan benar dugaan saya, setiap kisahnya jadi cenderung singkat dan kurang mendalam. Sudah dikasih jatah halaman yang sedikit pun masih ada beberapa penulis yang kurang bijaksana memanfaatkannya: isi ceritanya diisi dengan "Aku sayang kamuuu" dan "Aku kangen kamuuu" yang berulang-ulang -,-

Profil penulis di bagian belakang juga cenderung berantakan karena urutannya nggak berdasarkan apa pun. Akan lebih menyamankan pembaca kalau diurutkan menurut abjad kek. Atau berdasarkan urutan cerita di depan juga oke.

Susah sekali rasanya menilai buku antologi begini. Setiap cerita punya nilai sendiri-sendiri yang nggak adil rasanya kalau disamaratakan. Jadi ya nilai 2 itu saya sematkan dari kesan secara umum & perihal editing saja. Dari pengalaman membaca terbitan Gradien yang lain, saya sih dari awal memang nggak berharap bakal menjumpai naskah yang suntingannya mulus. Tapi kesan bahwa editornya magabut sulit dihilangkan deh -,- Masalahnya, typo ada pada bagian yang sangat terekspos dan sekali dibaca oleh orang yang tidak teliti pun harusnya tetap ketahuan. Typo fatal yang saya maksud itu ada pada dua judul cerita, yaitu "I'll Waiting for You" dan "Shila on 7" --"

Besok-besok lagi naskahnya dibaca ya lebih teliti lagi ya, Mbak fLo ....

[Shindy Yulia Salsabila · Rating 1 out of 5]

Kenapa bisa baca buku ini? Saya tersesat. Tersesat dalam kebosanan di sebuah kamar teman. Terus saya lihat ada buku ini di atas meja belajarnya, yah akhirnya daripada nggak ada nggak ada banget, yaudah deh saya baca buku ini.
Buku ini... Hmm, gimana ya... Menurut saya ceritanya masih labil. Hehehe maklum penulis-penulisnya rata-rata masih belia. Bahasa yang dipakai dari awal sampai akhir buku terlalu manis. Sensasinya kayak makan cheesecake serantang yang sampai toppingnya juga isinya keju semua. Gimana? Hehe enek ya? :p
Sorry to say, but, saya emang nggak suka genrenya. Tapi emang cocok sih kayaknya untuk anak-anak SMP atau SMA. Secara penulisnya penulis-penulis muda juga. Yah, at least kebosanan saya terbunuh deh dengan baca ini.
Untuk bintang, saya persembahkan satu buat cerita yang disimpan di bagian paling akhir buku ini.
Oh iya, satu lagi yang fatal dari buku ini: Editingnya. Banyak kesalahan pengetikan dimana-mana. Sampai tanggal lahir penulisnya aja salah. Masa ada yang lahir tahun 2012? Hehehe.

[Ariesadhar · Rating 4 out of 5]

Harus jujur nih ya.

Saya termasuk penulis di buku ini, untuk tulisan 'Demi Cinta'.

Seperti biasa, saya membeli setiap buku yang ada tulisan saya, walaupun pasti akan dapat dari penerbit. Sebagai cerita terpilih, tentu saja cerita-ceritanya adalah terbaik dari yang pernah mengirim naskah ke penerbit.

Hanya memang kisah saya jadi tampak aneh sendiri, ketika kemudian diadu dengan kisah lain--yang memang kontekstual LDR--tapi beda pendekatan. Kadang jatuhnya memang agak aneh. Tapi, dari beberapa pembaca yang sudah kasih feedback ke saya, buku ini cukup mencerminkan perjuangan LDR itu sendiri.

Which is, kayaknya cuma 'Demi Cinta' yang isinya LDR gagal.. Hehehe..

4 star. Karena saya masih lebih suka 'Kebelet Kawin, Mak!', same publisher, different event. :)

[Angelica Renatha · Rating 2 out of 5]

Pas baca buku ini, saya langsung merenung. Ternyata pacaran berasaskan LDR susah banget. Ada yang lancar-lancar aja, ada yang punya masalah sampai akhir tidak berujung bahagia. Dan banyak banget pelajaran yang bisa diambil dari curhat-curhat didalam buku ini, secara saat itu saya juga pacaran LDR dan selalu berantem gara2 kurang komunikasi (oke, stop curcol!)

Buku ini mengajarkan pacaran itu bukan cuma soal komunikasi tapi juga kepercayaan. Nggak banyak yang bisa saya simpulkan dari buku ini, tapi buku ini rekomen buat yang lagi LDR atau ingin tahu suka duka pacaran LDR. Seperti judulnya, curhat LDR, jadi bahasanya ringan banget dan kita kayak mendengarkan langsung kisah-kisahnya.