Jump to ratings and reviews
Rate this book

Misteri Lemari Antik

Rate this book
Sinopsis

Berurai air mata, Supardi meluruskan tegak pintu lemari di hadapannya. Kedua tangannya mencengkeram kuat sisi kiri dan kanan daun pintu. Lambat tapi pasti, ia mulai merasakan getaran hebat pada tangannya. Pintu lemari itu mendadak bagai ditarik tangan-tangan gaib, dibetot ke kiri-kanan, lalu ditekan dengan kuat dari atas. Namun Supardi tetap mempertahankannya sekuat tenaga, sampai bagian bawah daun pintu melesak beberapa inci ke dalam tanah.

Lalu tubuh Supardi mendadak terlempar oleh tamparan gaib yang keras dan menyakitkan.Meninggalkan pintu lemari yang tetap kokoh di tempat semula.Sinar mata cemerlang sosok Sukaesih pada ukiran di permukaan daun pintu telah berubah menjadi sinar hitam kemerahan. Sinar kedengkian. Begitu pula senyum manis di bibir wanita itu, telah berubah menjadi seringai kejam yang menebarkan benih-benih kebencian!

344 pages, Paperback

First published July 28, 2011

9 people are currently reading
85 people want to read

About the author

Abdullah Harahap

27 books12 followers
Abdullah Harahap dikenal sebagai penulis horor Indonesia yang sangat produktif khususnya di era 1970 dan 1980-an. Ia mulai menerbitkan cerita pendek sejak kuliah di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan bandung, Jurusan Civic Hukum (tidak tamat). Awalnya Abdullah banyak menulis novel populer bertema percintaan, namun sejak 1975 ia sepenuhnya meninggalkan tema tersebut dan menulis sekitar 70 judul cerita horor dan misteri. Novelnya, Dikejar Dosa, dimuat di Tabloid Stop dan diangkat ke layar lebar oleh sutradara Wim Umboh. Judul-judul buku Abdullah Harahap antara lain adalah Sumpah Leluhur, Manusia Serigala, Menebus Dosa Turunan, Dendam Berkarat dalam Kubur, Misteri Anak-anak Iblis, Langkah-langkah Iblis, Tarian Iblis, Panggilan Neraka, dan Babi Ngepet. Buku-buku tersebut dicetak dalam format buku saku setebal 100-300 halaman, dengan sampul yang sering tidak mencantumkan tahun terbit maupun ISBN.

Tahun 1990-an, ia mulai berhenti menulis novel, meski tidak total dan mulai beralih membuat skenario untuk siaran televisi, khususnya yang bertema roman dan horor. Sejak itu pula novelnya mulai langka di pasaran. Di tahun 2010 tiga orang pengarang yakni Intan Paramaditha, Eka Kurniawan dan Ugoran Prasad berkolaborasi membuat suatu proyek pembacaan kembali karya Abdullah melalui kumpulan cerpen Kumpulan Budak Setan. Gairah terhadap genre horor ini kemudian disambut pula oleh Paradoks, anggota Kelompok Kompas Gramedia, dengan meluncurkan Misteri Perawan Kubur, karya lama Abdullah.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
7 (20%)
4 stars
10 (28%)
3 stars
12 (34%)
2 stars
2 (5%)
1 star
4 (11%)
Displaying 1 - 12 of 12 reviews
Profile Image for Dani Noviandi.
229 reviews16 followers
March 10, 2013
Ini adalah buku Abdullah Harahap pertama yang saya baca. Sempat terpesona oleh cover-cover dan judul buku ini di toko-toko buku, namun tak pernah kesampaian untuk membelinya. Hingga suatu saat saya menemukan buku ini di tumpukan buku-buku berharga 10 ribu di Blok M Square. Kebetulan juga buku ini dapat saya masukkan ke dalam event Mistery Reading Challenge. Sekaligus memperkenalkan buku misteri lokal kepada rekan-rekan pembaca buku semua.

Misteri Lemari Antik, inilah judul buku yang saya baca. Dengan cover sebuah pintu lemari bertatahkan wajah seorang wanita, cover ini seolah mencerminkan apa yang sedang diceritakan di dalam buku ini. Walaupun apabila dibaca dengan teliti, sebenarnya cover dengan lemari antik yang diceritakan mempunyai gambar yang lumayan berbeda. Sebab, di buku diceritakan ukiran gambar yang terdapat pada lemari yaitu seorang wanita dengan membawa seekor kambing. Namun dari segi cover, ilustrasi yang ada telah cukup membuat saya merinding.

Dari segi cerita, di awal buku saja kita telah dibawa ke tahun 1928. Pada tahun tersebut diceritakan bahwa Sukaesih yang dipercaya masyarakat sebagai tukang sihir akhirnya dihakimi massa untuk kemudian dihukum bakar. Supardi, seorang pengukir kayu yang menaruh hati terhadap Sukaesih mendapat isyarat dari Sukaesih sebelum ia mengalami hukum bakar, yaitu untuk membuat sebuah lemari bergambar wajahnya. Kelak, roh Sukaesih akhirnya masuk ke dalam ukiran lemari tersebut, walaupun pada saat dihukum bakar tersebut, mayat Sukaesih sebenarnya tidak dapat ditemukan. Inilah kisah awal mula lemari antik yang akhirnya menjadi pintu gerbang menuju masa lalu, sebuah lemari yang misterius dan memakan tumbal.

Beralih ke masa kini, tepatnya tahun 1984 di Pandeglang, Banten. Ismed, seorang pegawai negeri yang dipindahtugaskan ke Pandeglang dari Bandung berencana untuk membeli furniture-furniture bekas untuk keperluan rumah tangganya di rumah barunya. Tanpa sengaja, di toko furniture itu Ismed menemukan lemari antik yang misterius tersebut. Sebenarnya si pemilik toko telah melarang Ismed untuk membeli lemari tersebut karena riwayat lemari tersebut yang kurang sedap ketika berada di pemilik sebelumnya. Ada yang jatuh miskin, bahkan ada pula yang mencoba menyetubuhi ukiran perempuan yang berada di pintu lemari tersebut. Namun dengan usaha yang gigih, akhirnya Ismed mendapatkan lemari antik tersebut.

Di rumah, peristiwa-peristiwa yang diceritakan si pemilik toko ternyata benar terjadi. Ada dorongan kuat bagi diri Ismed untuk bercinta dengan lemari tersebut, untung saja ia sempat sadar pada saat terakhir. Masalah baru muncul ketika Farida, istri Ismed tiba di Pandeglang. Pada suatu hari, Farida tiba-tiba menghilang. Ismed, yang kebingungan mencari istrinya kemudian teringat pada lemari tersebut, dan ketika ia membuka lemari itu, tiba-tiba ia tersedot ke masa lalu, ke tahun 1929, satu tahun setelah peristiwa pembakaran Sukaesih. Ismed pun terjebak di masa lalu, mengalami kejadian-kejadian mistis, serta harus secepatnya menemukan istrinya.

Bisa dibilang, buku ini horor Indonesia banget. Feel horornya dapat tersampaikan dengan baik. Bagaimana sesosok wanita di tahun 1929 muncul pada malam hari dan mencuri bayi-bayi masyarakat sekitar, sungguh sangat misterius. Belum lagi peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan mistis, seperti roh yang masuk ke dalam ukiran lemari, sungguh sangat khas. Apalagi dibumbui peristiwa-peristiwa sejarah pada tahun 20-an tersebut. Dikisahkan, bahwa pada tahun tersebut Belanda masih menjajah Indonesia, maka kejadian-kejadian yang dialami Ismed pun berkaitan dengan kekejaman Belanda yang terjadi di tahun tersebut.

Memang, buku ini agak kurang masuk akal dan terkesan terlalu dibuat-buat. Tetapi seperti telah dibilang sebelumnya, buku ini sangat cocok untuk dibaca para penggemar cerita horor. Walaupun memang diselingi dengan adegan-adegan dewasa yang tidak terlalu vulgar, namun hal ini tidak terlalu mengganggu kenikmatan membaca. Buku ini saya rasa dapat dijadikan film-film horor picisan yang sering ada di bioskop-bioskop, tetapi bukan termasuk film horor yang mengumbar hawa nafsu, tetapi lebih ke arah film-film horor semacam Jelangkung, yang dahulu sempat merajai bioskop Indonesia. Empat bintang untuk buku ini.
Profile Image for Sanya.
90 reviews8 followers
February 9, 2017
Internet laknatullah membuat saya mengetahui jalan cerita novel ini sebelum betul-betul membacanya, jadi sepancang pembacaan tidak begitu menikmati. Nggak begitu seram juga, menurut saya. Hanya jijik ketika sampai pada bagian dimana Farida dikerubungi tikus-tikus dan bertemu dengan manusia berkepala tikus. Bahkan perempuan itu sempat diciumi manusia tikus tersebut! Iyuh.

Novel ini berlatar tempat di Pandeglang. Karena itu, sempat Abdullah Harahap menceritakan tentang sekelompok manusia yang mengasingkan diri ke dalam hutan. Kemudian saya ketahui bahwa sekelompok manusia tersebut adalah suku Baduy. Sayangnya, alasan mengapa mereka diasingkan ke dalam hutan tidak diceritakan oleh Abdullah Harahap. Juga beberapa pertanyaan lain tetap membuat dahi saya berkerut-kerut sampai tamatnya cerita. Misalnya, kenapa bayinya harus jadi tikus ya? Pertanyaan-pertanyaan itu membuat saya berkesimpulan bahwa ada bagian-bagian yang sia-sia, yang apabila dihapuskan tidak berpengaruh kepada cerita.

Membaca cerita ini saya jadi ingat pada zaman kecil saya ketika cerita-cerita macam kekuatan ghaib merajalela di mana-mana, begitu mudah saya percaya dan saya takutkan. Sekarang masih percaya, tetapi tak begitu takut lagi. Kadang saya pikir, adakah sebenarnya mati karena ilmu hitam, disantet misalnya, adalah suatu takdir juga? Semacam, begitulah yang sudah ‘tertuliskan’. Begitulah, yang sudah kamu sendiri tuliskan, sebelum terjebak ruang dan waktu :) kadang saya pikir begitu. Kadang saya menyangkal sendiri pemikiran itu.

Hal menarik lain dalam novel ini adalah bagaimana pada awal cerita Sukaesih meng-kafir-kan Tonggo—yang membawa bedil—dan kawan-kawan. Sebaliknya, Tonggo juga menganggap Sukaesih sebagai kafir, sebagai perempuan sihir. Kebaikan-kebaikan ajian Sukaesih tak lagi diingat sampai akhir cerita karena ia sudah dianggap perempuan sihir oleh seluruh desa.
Profile Image for melancholinary.
451 reviews37 followers
April 16, 2017
I'm not entirely sure if Misteri Lemari Antik is Harahap old piece that reprinted in post-2000 or it's his new effort to recall his horror king heyday, one thing I'm sure is his ability to make a story so weird that it is basically uncatalogued and genre-less. Sure it is mystery, but the whole affair of 'time travel' thing in Misteri Lemari Antik is so compelling that I'm so amazed on his attempt to blend local mysticism with a very pulp method of sci-fi writing. Beside those rats scene, in Misteri Lemari Antik the horror might not come in the presence of average 'boogeyman' - but through revenge, lust, and a terrible thing called Colonialism.
Profile Image for Kaldera Mehrunisa.
12 reviews
December 24, 2025
☀️1.5

Ketika membaca buku fiksi, saya punya kebiasaan membayangkan adegan-adegannya secara visual, cukup rinci, hampir seperti menonton sebuah film sinematik di kepala saya sendiri. Tentu saja, tergantung genre dan plot, suasananya bisa sangat berbeda-beda.

Namun membaca Misteri Lemari Antik, saya justru kebingungan: saya harus membayangkan apa?

Dalam menarasikan cerita, saya merasa penulis kurang lihai dalam membawa pembaca masuk ke dunia yang ia bangun. Worldbuilding-nya terasa dangkal dan tidak mengalir. Alih-alih terseret masuk ke suasana, saya justru terus tersadar bahwa saya sedang membaca teks. Dialog-dialog antar tokohnya pun terasa kaku dan mekanis, seperti orang-orang yang baru pertama kali membaca naskah drama. Beberapa dialog bahkan terasa benar-benar tidak perlu, tidak menambah informasi, tidak menggerakkan plot, dan out of place.

Pengalaman membacanya jujur terasa seperti menonton sinetron Indosiar zaman dulu. Yang soundtracknya dinyanyikan Sulis, dengan judul Langit Bumi Bersaksi. Dramatis, tapi tidak hidup.

Masalah alur dan plot, aduh, saya bahkan tidak tahu harus mulai dari mana. Ekspektasi awal saya sebenarnya sangat sederhana. Dari judul dan sinopsis, saya membayangkan cerita horor yang klise tapi fungsional seperti lemari antik bertuah atau terkutuk, menyimpan dendam iblis atau masa lalu kelam, lalu menebar teror. Kemudian diceritakan latar belakangnya, dan diakhiri dengan resolusi. Eentah itu akhir bahagia, tragis, atau terbuka. Standar saja, tidak muluk-muluk.

Namun buku ini benar-benar di luar ekspektasi saya. Dan sayangnya, bukan ke arah yang baik.

Saya kesulitan menarik benang merah dari keseluruhan cerita. Ini sebenarnya novel horor? Laga? Fantasi? Time Travel? Atau isekai terselubung? Semuanya terasa tercampur tanpa arah yang jelas. Bayangkan Catatan Si Boy, dicampur sedikit vibes Narnia, lalu disisipi hint Angling Dharma. Kurang lebih seperti itulah pengalaman membacanya.

Novel ini terasa seperti fever dream. Aneh. Hampir absurd. Saya terus bertanya-tanya apa sebenarnya yang ingin disampaikan penulis? Apa inti ceritanya? Apa yang ingin saya bawa pulang sebagai pembaca? Saya gagal menemukan jawabannya.

Pada akhirnya, Misteri Lemari Antik meninggalkan saya bukan dengan rasa takut, kagum, atau penasaran melainkan kebingungan yang membuat saya bertanya apakah semua ini memang direncanakan, atau sekadar dibiarkan mengalir tanpa kendali.

Novel ini terasa seperti ingin menjadi banyak hal sekaligus, namun lupa menjadi satu hal dengan baik. Horornya tidak benar-benar menakutkan, petualangannya tidak benar-benar seru, fantasinya tidak benar-benar menggugah imajinasi. Yang ada hanyalah campuran ide yang berisik, tanpa arah dan tanpa klimaks yang memuaskan.

Saya amat menyayangkan karena idenya tidak pernah diperlakukan dengan cukup disiplin dan terarah. Terlalu banyak elemen yang ingin dimasukkan, namun tidak ada yang benar-benar digarap sampai tuntas.

Sebagai pembaca, saya merasa diseret dari satu adegan ke adegan lain tanpa fondasi emosional maupun naratif yang kuat. Yang tersisa bukan rasa ngeri atau penasaran, melainkan kelelahan dan tanda tanya besar.
Profile Image for Biondy.
Author 9 books234 followers
February 17, 2024
Dengar versi audiobook via Storytel.

Awalnya kukira cerita isekai dengan tokoh utamanya terlempar ke dunia lain di dalam lemari. Ternyata cerita lorong waktu toh XD

Ceritanya menarik dengan perpaduan antara unsur mistis, dendam, dan latar belakang masa penjajahan. Tokoh utamanya di sini kurang aktif sih menurutku. Lebih banyak menjadi pengamat yang menjadi corong pengetahuan bagi pembaca tentang kisah Sukaesih. Akhir ceritanya terasa buru-buru dan mungkin bisa lebih menarik saja sih.

Narator bukunya, Ika Swastika, bagus dalam menarasikan buku ini. Tiap karakter punya "aksen" tersendiri yang membuat pendengar bisa langsung paham siapa yang sedang berbicara. Aksen untuk karakter Farida yang paling menarik untuk saya.

Secara keseluruhan, ceritanya menarik dan versi audionya saya rekomendasikan untuk dicoba.
Profile Image for Diah.
198 reviews16 followers
September 6, 2018
Buki Abdullah Harahap pertama yang saya baca dan cukup menarik. Plot yang ditawarkan mirip-mirip Stephen King (alias apa aja bisa jadi setan jahat) dan kali ini, Abdullah berkisah tentang lemari yang "ada isinya"

Plot semacam ini sepertinya berkembang dari legenda legenda di Indonesia pada umumnya sehingga cerita mudah ditebak, dan usaha untuk membuat plot bolak balik masa lalu dan masa sekarang malah membuat tambah bingung.

Tapi suka sih hehehe.
Profile Image for ざらぽよ.
111 reviews24 followers
June 25, 2024
This is like, your local Narnia but make it tukang tenung.

I kinda wished for some closure for Sukaesih though.
Profile Image for Noni.
90 reviews
January 5, 2018
https://www.instagram.com/p/BV6gsemFK...

#bookreview
.
Novel horor.. hahahaha...
.
Meskipun lumayan tebal, tp saya baca cepat aja dan lumayan paham kok jalan ceritanya. Meski di sini gak dapet pesan moral apapun, buat selingan hiburan aja setelah membaca 2 novel yang lumayan mengharubiru 😄
.
Ismed, pindah tugas ke Pandeglang dan berbelanja kebutuhan furniture utk rumah barunya dg ditemani sahabatnya, Harlas. Di toko mebel, Ismed melihat lemari antik yang daun pintunya diukir perempuan telanjang yang seksi namun matanya memancarkan kejahatan. Gimana ya seksi tapi jahat 😂. Pemilik toko mebel sudah menceritakan bhw lemari ini sdh berkali pindah pemilik tp dikembalikan karena membuat si pemiliknya bernasib sial, tapi entah kenapa Ismed tetap ngotot ingin membeli lemari tersebut. Akhirnya, si pemilik toko memberikan saja lemari tersebut gratis. Singkat cerita, Ismed dan istrinya, Farida, terlibat petualangan mengerikan bersama si wanita di daun pintu, yang ternyata adalah penyihir dari tahun 1929 yg berhasil melarikan diri dari hukuman dibakar hidup2 oleh warga kampung dan kemudian gentayangan menculik bayi2 dan meneror warga desa.
.
Horor? Enggak sih. Tapi saya salut dengan kemampuan penulisnya berimajinasi. Apalagi ada mahluk setengah manusia setengah tikusnya 😃
.
⭐️ 362hlm, 2011
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
#akubaca #bookish #bookstagram #ebook #abdullahgarahap #misterilemariantik #goodreads #goodreadsindonesia #goodreadschallenge2017 #bookworm #literature #kutubuku #buku
Profile Image for Arief Mulyanto.
Author 8 books1 follower
February 20, 2014
Ini merupakan buku Abdullah Harahap yang saya baca. Melihat dari sampulnya begitu menarik, tapi setelah saya baca isinya jauh dari ekspektasi saya. Tidak ada kesan novel misteri, bahkan saat membacanya pun tidak membuat saya merasa takut.
Profile Image for nur'aini  tri wahyuni.
895 reviews30 followers
March 1, 2016
lebih ringan dari Misteri Peti Mati, lebih berasa kaya baca cerpen. tapi lebih njelimet karena pake segala mutermuter ruang dan waktu. mana ga seremserem amat kecuali bagian tikustikusnya, sama abis penutup ada promo buku lainnya yang pake cover gambar Sadako. kan kzl.
Profile Image for Manikmaya.
99 reviews40 followers
March 9, 2013
Awal-awalnya memang menarik, tapi akhirnya ... agak mengecewakan. Memang happy ending namun sayangnya kurang dramatis.
Displaying 1 - 12 of 12 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.