Saya beli novel ini gak sengaja dan cenderung asal ngambil. Gara-garanya kata Mbak yang jualan, kalau beli buku 3 biji harganya RM50, waktu itu saya cuma ambil 2 buku. Yaudah saya ambil aja yang katanya paling baru dan letak buku ini paling dekat dari jangkauan saya pas lagi mau bayar.
Rupanya ini memang kumpulan tulisan galau. Pertama lihat covernya saya kira cerita horor, soalnya macam wujud makhluk seram gitu. Dan judulnya juga IWEEP. Mungkin filosofinya ini cerita-cerita yang kalau dibaca bikin kita menyapu air mata. Eyaaak...
Sebagai informasi, ini bukunya terbitan Lejen Press, salah satu penerbit indie di Malaysia. Kebetulan mereka kemarin bikin bazaar di kampus saya. Kalau mau lihat-lihat bukunya yang lain bisa dicek di websitenya : http://lejenpress.com/
Cerita dalam buku ini campur-campur. Ada yang ditulis dalam Bahasa Malaysia dan ada juga yang ditulis dalam Bahasa Inggris. Jenisnya juga beda-beda. Ada yang lebih ke prosa dan ada juga yang malah seperti cerpen. Dan saya bingung kenapa tiba-tiba ada terselip semacam gambar ilustrasi.
Karena udah (ke)lama(an) tinggal di negara ini sih saya biasa-biasa aja baca ceritanya. Gak ada bingung sama bahasanya. Malah saya suka jadi makin banyak kosakata yang sebelumnya saya gak tau artinya.
Ada beberapa cerita menurut saya menarik, seperti Monumen oleh Ze Bent Pencil (ms.153-158) tentang psikolog yang dengerin curhatan kliennya tapi dia biasa aja. Lelaki Yang Tidak Pernah Putus Cinta oleh Sake (ms.73-76)sesungguhnya galau abis, tentang cowok patah hati tapi harus tetap berada pada akal sehat, mengingat dia itu laki-laki.
Tapi yang buat agak ilfil sebenarnya adalah layoutnya. Buat saya yang bermata minus, buku ini terlalu kecil ukurannya untuk menampung lebih dari tiga belas cerita. Margin dan spacingnya terlalu rapat, saya jadi cepat lelah memabacanya. Dan sepertinya kurang proofread ya, banyak ejaan dan penempatan tanda baca yang salah.
Yah, bolehlah ini. Lumayan buat kenang-kenangan dari Malaysia #apasihndok. Tapi saran saya sih kalau baca buku ini jangan pas lagi sedih atau galau juga, suasana hati niscaya akan makin suram. :|
Keseluruhannya, okay. Namun, ada juga kispen yang saya baca dengan pantas. Barangkali tidak kena di hati saya. Ah! Membaca pun kena ada hati (?)
Saya fikir, buku ini sesuai dijadikan hadiah perkahwinan bekas-bekas kekasih kalian yang tidak pernah membalas pun sms kalian for years as you weep yourself, to death. Eh.
Tak molek aku letak reviu sendiri jadi aku tulis balik apa benda yang kawan aku cakap lepas bagi dia baca percuma.
"Buku ni best untuk orang yang baru lepas break ataupun masih kenang benda benda bullshit dalam relationship yang lepas. Tapi untuk orang orang yang tengah in love macam hang, kalau jenis baca malas nak nak hayati memang tak feel weeping dia tu. Kahkahkah".
Lepas itu dia belanja aku kopi ais, cerita pasal bekas makwe dia buat buat salah hantar mesej i love you.
1 buku dengan ramai penulis, ada yang best dan ada yang tak dapat nak rasa apa yang cuba di sampaikan. Tapi ayat dari cerita Zoul yang aku paling rasa terkesan, 'Izinkan aku pergi membawa cinta ini bersamaku, tanpa dibawa sekali perasaan sepi itu kerana demi Tuhan, aku sedang sakit menanggung rindu.'
Among human beings - only the rebel is the most beautiful figure and the most complete being. We know how to be the potential tool of our desiring will. We know how to obey ourselves and command ourselves, to preserve ourselves and destroy ourselves because we have learned the secret of living and the art of dying - page 9.
Aku masih lagi memerhati, meniliti siapa dia yang sebenarnya dari jauh - page 13.
...dengan tangan mungilnya, mengambil pena nasib; lalu menconteng plot yang kucar kacir pada perjalanan kehidupanku yang masih tempang - page 23.
Bob Marley - page 29.
Sebab kau teramat sedih sampai tak keluar air mata - page 33.
The Pixies, The Last Shadow Puppet, Crash And The Boys, Medley Ar and Li, Radiohead, Joy Division, Oasis, The Beatles, Koes Bersaudara, The Pains of Being Pure At Heart, Weezer, The Ramones, Explosions in the Sky, The Strange Death of Liberal England, Pan Galactic Straw-Boss - page 44.
Stop dragging the dead horse to water. Just bury it. Tanam ia. Matikan ia. Dan teruskan hidup - page 85.
He was a lullaby, and you are the real ballad, I lay down my arms and you stay, I paint myself and you grasp me, He whispers and yet I swear by you, I err and yet you love me, forgive me and leave me not - page 93.
Pergi ke arah suara itu dengan minda yang bertaburan isinya - page 96.
Ruang aku vakum. Tiada bunyi. Tiada udara. Tiada graviti. Tiada cahaya. Tiada masa depan - page 113.
Lalui sedikit keperitan sebelum kembali mendapatkan kekuatan untuk berdiri semula kerana pastinya setiap kepayahan itu punya hikmah yang akan kau nikmati di kemudian hari. Kau lalui semua ini kerana Tuhan meyakini ketabahanmu. Wahai laki-laki kasihan, kembalilah - page 163.
Bukan buku happily-ever-after. Kadang bikin emosi kacau juga. Cerpen favorite dari tulisan Qiez dan Martini. Terutamanya Qiez- ceritanya terkesan, melodramatik yang tidak mengada-ngada. Senang juga dengan tulisan dari Bent Pencil- Monumen, endingnya bagus ya.
Lain-lain, ada yang aku tak faham jalan cerita sangat sebab terlampau puitis dan mendalam maknanya sampai tak dapat nak hadam maksud apa yang cuba nak disampaikan. Ada yang punya ayat meleret-meret, bercerita tentang hal yang tak perlu dengan metafora yang entah apa-apa.
But anyhoo, a good try in producing a 'weeping' book. Konsepnya sudah bagus. Terus ditunggu kronologi yang akan datang.
What can I say. Reading this anthologies written by variety of writers with their own unique style of portraying their scenes, their abstract and heartbreaking cocktail of emotion was a fun journey. It's like going through roller-coaster ride.. at one part you feel like screaming with happiness, and another vomiting with depression, regret, and misery.
Some of the stories are hard to interpret, but I guess that's too, up to the readers and how they understand the story and how their emotion react to the stories being told, but that being said.. the collection is a good one.
Cerpen yang menjadi kegemaran aku di dalam buku ini ialah hasil tulisan brader Sake yang bertajuk "Lelaki Yang Tidak Pernah Putus Cinta". Mungkin, membaca sesuatu yang pernah kita alami akan buatkan kita merasai apa perasaan penulis.
Buku ini merupakan kumpulan cerpen dan ilustrasi dari beberapa orang penulis. Secara ringkasnya, saya tertarik dengan tulisan beberapa penulis di sini, terutamanya tulisan Niya Adriane, Hana Ahmad, Martini Muaz, Nasyrum Malik dan beberapa penulis lain juga; kerana cerita cerita yang mereka sampaikan terasa dekat di hati.
Ini merupakan review ringkas dari bacaan sekali lalu. Ada beberapa tulisan yang harus saya baca semula untuk memahami cerita yang disampaikan as a whole.
Mungkin tidak semua mengatakan buku ini adalah a-must-have-book but as for me, Im happy to keep this on my bookshelf dan saya menunggu keluaran seterusnya.
(2.5 bintang) IWeep adalah sebuah kompilasi orang patah hati. Dari kisah kecurangan sang kekasih, detik kecewanya seorang laki-laki sehinggalah ditinggal mati orang kesayangan, buku ini memotret momen-momen melankolia yang pelbagai.
Mungkin aneh tetapi untuk orang yang kadang-kadang (tidak selalu :p) menganggap happy ending itu sudah menjadi terlalu klise, buku ini memberi hamba satu perasaan senang yang tak terjelaskan. Atau mungkin hamba sebenarnya perlu melihat (membaca) betapa dukacita kisah hidup orang lain untuk mengakui bahawa hidup hamba okey? Mungkin juga. Heh!
Berbalik kepada IWeep, seperti yang hamba katakan tadi, buku ini menyenangkan. Mungkin tidak berjaya membuat hamba weep seperti tika mendengar lagu Kenang Daku Dalam Doamu (iya, citarasa muzik yang agak klasik :p) malah ada beberapa cerpen yang hamba kira biasa-biasa saja tetapi masih ada nukilan yang agak menarik. Antaranya:
1) Cerpen Haryadi Hamid – kedua-duanya Hamba menyukai dansa bahasanya. Melukakan tapi indah. Tetapi mungkin saja hamba yang terlebih dramatis ketika membaca. Huhu.
~ Begitulah, kawan. Gadis Terre Haute itu, dengan tangan mungilnya, mengambil pena nasib; lalu menconteng plot yang kucar-kacir pada perjalanan kehidupanku yang masih tempang. – petikan cerpen Jurnal Terre Haute, Haryadi Hamid
Aku; yang selama ini terpercaya pada kelaki-lakianku, tumpas pada sebuah hakikat perpisahan lalu menangis dalam sedu sedan tanpa rasa segan lagi. – petikan cerpen Padamkan Terre Haute Itu Dari Peta!, Haryadi Hamid
2) Eleven Cigarattes oleh Ze Bent Pencil Rasa kecewa seorang lelaki itu – sampai! Mungkin kerana hamba selalu merasakan lelaki patah hati dan rokok adalah gabungan entiti yang amat menyedihkan meski sebenarnya hamba fikir apa pun jenis ketagihan patut dianggap sedih.
3) Kalau Aku oleh Izza Hashim Pengakhiran yang dramatik dan tidak terduga. Two thumbs up!
4) Sebuah Kisah Sementara Menunggu Bas oleh Martini Muaz Cerpen yang melekat di fikiran hamba – paling! Hamba membaca cerpen ini tiga kali kerana teruja. Twist yang menarik dan pengakhiran yang tidak terfikirkan. Cerpen ini sendirian layak mendapat bintang tidak kurang dari empat. Syabas kepada penulisnya.
Maybe because I had to translate "but what is it?" to a 2 second pause of; "Tapi, ia apa?", that I thought I needed to sharpen my Bahasa.
Yes, yes, pompous. Although, henceforth I bought it. Also because I made it a personal purchase :P
Nonetheless, the short review: This book is among those fast paced published book to be consumed by the consumerist mass of probably young urban contemporary readers. It felt like it had a very definite market and I being an old jaded woman of 29 was out of its target.(iweeeeeep at this strategy >< )
It's a book comprises of very short essays about heartbreak from various authors. At first I thought it was going to be in sequence and interrelated to one another but then it was just a collection of romantic sadness, if at times cheesy stories.
I felt like, it would have been better if the book had weed out the lukewarm plots (some stories felt like it was from a teen magazine cerpin section) and concentrated on the stronger authors, but hey, who has time for that huh in our fast paced world.
The title is too contrived but I did not weep and I'm a reigning queen of melancholy. Even the illustration before the stories were sadder than the actual story line. I thought the author Martini Muaz was exceptional, and one author I'm biased about but the author's too technical in telling the story.
Its a book that needed to be written because young authors need the practice and win their reading base, so I'm in support of.
Good effort all round but need more polishing, especially the English grammar because I was infuriated that there were grammatical errors which begs me to question the proofreading process.
Buy it to support your authors. [Edit] For then you shall know which type of writing you'd gravitate towards.
Tema patah hati, hancur jiwa yang tidak kena jika dibaca tika kalbu bertaman mekar. Bukan kispennya tidak enak cuma suasana hati yang berlawanan lebih kuat lalu tak mampu seiring rasa. Aku tertarik sama kehadiran ilustrasi comel Rifa Johan yang sangat berkesan merehat mata di tengah2 ribuan abjad. Karya Martini Muaz berjaya buat aku lupa rasa bahagia untuk beberapa ketika.
Cerpen: Ada yang saya baca laju-laju, ada yang dibaca perlahan, ada yang terkesan, ada yang tak berkenan. Tak ada masalah untuk komik/ilustrasi. Malangnya saya gagal menangis. Apa pun masih bacaan habiskan masa yang baik
Buku ini apabila dibaca, wujud rasa sedih. Tapi kesedihan ini peratusannya lebih kepada lelaki kerana jalan ceritanya tertumpu kepada perpisahan yang lelaki alami. Pelik. Aku menangis apabila memilih jalan ceritanya.
Himpunan cerita-cerita manusia yang patah hati. Kebanyakannya cerita mengenai luahan rasa yang kecewa dan terluka bila ditinggalkan kekasih hati, samada hidup atau mati. Ada terselit juga cerpen berbahasa Inggeris yang aku berasa kagum dengan penulisan mereka. Power!
Ada cerpen yang bagi aku macam meleret, terlalu merintih-rintih terluka. Tapi walaupun aku agak bosan, semua tu diselamatkan oleh penggunaan kata dan bahasa yang cantik, dan aku kira agak puitis.
Antara cerpen/penulis kegemaran:
- Abu Abbas Cerpen Inggeris. Jenuh jugak aku cuba pahamkan bahasanya yang agak tinggi tu. Bagi aku yang tak pandai berbahasa Inggeris inilah.
-Martini Muaz (Sebab Kau Teramat Sedih) Cerpen dia yang kedua pun ok tapi aku paling suka yang ni. Dia bagi gambaran macam mana keadaan kau kalau kau dilanda kesedihan yang amat sampai semuanya jadi tak keruan.
-Naim Aziz (Doloza, Pohon Lara) Aku suka kedua-dua cerpen penulis ni. Ni pertama kali mendengar namanya. Cerita dia agak lain dari penulis lain dalam buku ni. Ia lebih kepada imaginasi namun masih boleh terasa lukanya tu.
-Niya Adriane (Cahaya) Tentang seseorang yang kehilangan. Tentang seseorang yang tak mungkin kembali.
-Qiez Medusa AR Kedua-dua cerpennya berbahasa Inggeris. Dan aku suka. Enough said. Eheh :)
-Ze Bent Pencil (Eleven Cigarettes dan Monumen) Aku pernah baca tulisannya sebelum ini. Seperti biasa, memang mengancam.
-Hana Ahmad Bahasa yang dia guna cantik!
-Nasyrun Malik (Tapi Dia, Bekas Teman Wanita, Tidak Pernah Balas SMS Kau) Memang tak patut pun kau mengadu dekat ex kau. Ada dia kisah? Haha.
-Rifa Johan Aku suka buku ni sebab ada ilustrasi. Cantik dia lukis. Kalau lagi banyak lagi syok. Heee...
Dan cerpen-cerpen yang lain, tetap bagus dengan kisah masing-masing.
Macam yang Sahidzan cakap dalam ulasan dia, buku ni sesuai untuk kau hadiahkan di majlis perkahwinan bekas kekasih kau. Aku stuju yang itu.
Cerpen ni banyak yg terpaksa saya skip. Ada yang mengarut, dah lama beli buku ni.. Baru separuh jalan baca. Ada sesetengah cerita minda tak dapat nk hadam. Berkerut2 nk membacanya.
buku jiwa kacau. memang kena dengan jiwa aku yang tengah gundah gulana. tapi, ada dua tiga cerpen yang aku skip, sebab tak berapa menarik. Aku paling suka tulisan Martini Muaz. superb !