What do you think?
Rate this book


388 pages, Paperback
First published June 27, 2010

Namun, nyatanya saya tetap penasaran membaca buku ini. Apapun judulnya...
Entahlah. Ada perasaan haru yang muncul saat pertama kali menyentuh buku ini. Perasaan haru sebagai seorang wanita yang memiliki rahim dalam tubuh. Perasaan haru sebagai seseorang yang telah mengalami kegagalan sebanyak dua kali dalam proses kehamilan. Perasaan haru sebagai seseorang yang kelak akan menjadi seorang ibu. Perasaan haru yang sudah muncul saat mengetahui keberadaan buku ini, bahkan sebelum membacanya..
Semesta Sebelum Dunia adalah karya pertama Fahd Djibran yang saya baca. Buku yang berisi tentang kisah sederhana perjalanan hidup sebagai seorang manusia yang pernah dialami dalam Alam Rahim menuju Alam Dunia yang diceritakan oleh Dakka Madakka, seorang pengabar berita dari Alam Rahim.
Kisah yang dalam cara dan tingkatan yang sangat misterius mampu mengubah cara pandangku tentang diriku sendiri, kehidupan, dan semesta tempat aku berada. hal. 2
Dalam buku ini juga membahas bahwa sebelum manusia menuju Alam Rahim, manusia terlebih dahulu berada di Alam Roh yang konon katanya disana manusia telah berjanji untuk selalu patuh dan beriman kepadaNya. Yang sayangnya, manusia nenjadi hilang ingatan akan peristiwa itu setelah berada di Alam Dunia.
Ketika di Alam Rahim pun manusia tidak dapat memilih untuk diletakkan di rahim siapa, keluarga yang bagaimana, dan orang tua yang seperti apa. Seperti yang diungkapkan oleh Fahd pada hal. 55, " Ini rahim yang sudah ditentukan oleh Buku Besar yang ditulis sendiri oleh Raja Semesta. Kau tak bisa memilih terlahir dari rahim yang mana, dari keluarga yang mana. Kau hanya mengikuti kemana Hidup membawamu pergi. Dan sekarang, kau sampai disini. Di rahim ini."
Membaca buku ini membuat saya belajar banyak hal. Seperti halnya manusia yang "ternyata" belajar banyak hal saat berada di Alam Rahim. Seperti Tuan Bayi yang belajar banyak kebijaksanaan2 hidup dari Kucing yang Bisa Berbicara, Ikan Mas yang Bekerja sebagai Koki, Amadeus, Aynu Si Gadis Buta Penunjuk Jalan, Profesor Waktu, Nenek Olav, dan Mahavatara. Dan lagi2 sayangnya manusia tetap mengalami amnesia akan semua pembelajaran tersebut setelah di Alam Dunia..
Tak hanya itu, buku ini juga menceritakan sosok ibu dan ayah yang luar biasa. Yah, sosok ibu2 dan ayah2 kita. Sosok2 yang begitu setia menanti kehadiran bayinya. Sosok2 yang penuh kasih sayang terhadap anaknya. Dan sosok2 yang rela berkorban jiwa raga untuk kebahagiaan anak2nya. Yah, walaupun ada pula sosok2 ibu dan ayah yang tidak bertanggung jawab. Tapi, the negative side of them, tidak mengurangi keindahan mereka sebagai orang tua kita bukan???
Bab yang paling saya suka dalam novel ini adalah pembahasan tentang "mendengarkan". Dari bagian ini, saya belajar mengenai perbedaan antara mendengar dan mendengarkan. Yah mendengar dan mendengarkan! Sesuatu yang sekarang ini mulai luntur dalam peradaban manusia.
Dikatakan oleh Amadeus (salah satu tokoh dalam buku ini) bahwa, "Mendengar adalah bukan tentang menangkap suara2 dengan telingamu, lebih dari itu, mendengar adalah menangkap sesuatu-di-balik-suara....." hal. 107
Sedangkan mendengarkan adalah menangkap makna dan cinta dari balik suara2 secara intens dan penuh penghayatan." hal. 109
Dari bagian ini juga saya belajar bahwa sebenarnya, "Cinta pada mulanya selalu tentang mendengarkan: ibu yang mendengarkan anaknya, anak yang mendengarkan orang tuanya, pasangan yang saling mendengarkan, Raja Semesta yang mendengarkan doa2 umatnya, manusia yang mendengarkan pesan dan cinta Tuhannya." hal. 110
Dan yang lebih lebih saya sukai adalah saat Amadeus mengatakan, "Keindahan bukanlah yang kau dengar atau lihat. Keindahan adalah yang kau rasakan. Jauh sampai ke dalam hati."
Sungguh. Dari sebelum dan sesudah saya membacanya, novel ini sungguh luar biasa. Luar biasa mengingatkan saya akan banyak kebaikan yang telah saya dapatkan "dahulu" yang kemudian saya lupakan.
Namun, dalam kata2 perpisahannya, Dakka sang pengabar berita mengatakan, "Dan aku tahu, meskipun kau tak mengingat seluruh detailnya, apa yang kau pelajari di Alam Rahim, pengetahuan itu sebenarnya sudah tertanam dalam kesadaranmu... pengetahuan alamiah yang akan membimbingmu untuk setia pada kebaikan2 dan berusaha menjauhi keburukan2.
....Percayalah, selalu ada getar yang mengingatkanmu dari dalam lubuk hatimu.
Bila kau merasakannya, ikutilah getar itu, sebab itulah ilmu yang sejati-ilmu tentang rahasia Alam Rahim, yang bila kau menguasainya, kau sedang berjalan mendekati kesejatian Raja Semesta." hal. 230
Ya, benar. Kita hanya perlu merasakannya lalu ikutilah getar itu.....
~ Ia Seftia ~