Jump to ratings and reviews
Rate this book

Restart

Rate this book
"Semua orang pernah patah hati. All you have to do is move on."


Aku selalu mengira tak akan bisa hidup tanpa cintanya. Aku lupa, semua luka perlahan-lahan akan sembuh juga. Biarkan saja waktu yang menjadi obatnya.

Saat itu akan tiba, ketika aku benar-benar menerima kenyataan bahwa kini tak ada lagi 'kita'. Sekarang hanya aku, minus dirinya. Dia pergi terlalu lama dan aku terlalu bodoh terus-terusan memikirkan dirinya. Aku bisa hidup tanpa kenangan dan senyumannya. Kalau sebelum mengenal dia saja aku bisa bahagia, apa bedanya bahagia setelah tanpa dirinya?

Aku pasti akan jatuh cinta lagi. Suatu hari nanti... dan dengan yang lebih baik dari dirinya.

456 pages, Paperback

First published May 1, 2013

96 people are currently reading
2037 people want to read

About the author

Nina Ardianti

10 books396 followers
I love reading and writing feel-good romance stories.



Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
864 (37%)
4 stars
874 (37%)
3 stars
401 (17%)
2 stars
119 (5%)
1 star
52 (2%)
Displaying 1 - 30 of 325 reviews
Profile Image for tiTa.
513 reviews20 followers
May 28, 2013
Damn! I like it. Love it..
Enam, saya suka bu Sandra. Hehehee makasi Tuhan saya nggak punya bu boss semacam ini.

Lima, saya suka Aulia. Gila, ajaib banget lelaki satu itu. Kaget aja waktu tau kalau ternyata si Aulia ini le-laki. Huh! Belum lagi bahasa planet yang sering tiba-tiba keluar dari mulut Aulia. Ada ya gitu laki-laki yang mulutnya setajam Ros-something yang bawain acara s*let itu..

Empat, saya suka keluarganya Fedrian. Tau pepatah ‘Air cucuran jatuhnya ke pelimpahan juga’ kan? Ada yang nggak percaya? Lihat aja tuh mamanya Fedrian. Oopss, koreksi, lihat aja tuh mamanya Fedrian, dan papanya juga. Rempong. Tapi so~~ lovely.

Ketiga, saya suka Ilham. Haha, ngak penting ya? Wong Ilhamnya nongol cuma sebentar doang.

Skip.

Dua,, saya suka Edyta, Ihsan, Adrian(walau hanya di mantion sekali. Dan sekali lagi kalau komenter ‘pasti dari si pilot’ masuk itungan).. ah, nostalgia. Dan, oh, somehow saya meresa disini, Edyta lebih ‘kelihatan’ dibanding yang di Fly To The Sky.

Naaah,,, yang pertama dan utama tentunya, saya.suka.sekali Syiana Syahrizka Alamsjah DAN Fedrian Arsjad. Si Syiana ini drama queen abis. Dan dia nggak nyadar itu. Malah selalu bilang Edyta drama banget. Jadinya ya drama queen ketemu drama queen, heboh deh tu.. duh

Fedrian? Nge-gemesin banget.. tipikal batita imut berpipi tembem yang aktifnya ngak ketulungan sehingga menyebabkan efek gatal pada tangan kita untuk nyubitin pipinya. Kalau boleh, pingin di gigit juga.

Kalau saja saya menuruti keinginan untuk guling-guling atau jedot-jedotin kepala ke dinding selama membaca novel ini, lari marathon 3 kelurahan ngak akan lebih melelahkan sepertinya. Hiperbol lagi. Oke, skip lagi.

So, intinya, ya itu dia. I like it! Love it!! I really do.. All package. Covernya keren -hi mbak Dwi Anissa Anindhika hehee.. - Trus juga, saya suka konfliknya. Suka juga arus yang diciptakan dalam satu novel ini. Awalnya saya berpikir ini novel ngalirnya lama amat. Ngak berarus. Hingga tanpa sadar saya sudah ke bawa arus. Mulainya dari mana? Ngak tau juga ya. Dan lagi, saya mendapi Restrat ini, somehow, berbeda dari novel-novel kak Nina yang sudah saya baca sebelumnya. Bukan ceritanya yang berbeda. Ten-Tu saja ceritanya berbeda. Tapi yang saya maksud mood-nya, auranya. Nah, kenapa saya bisa merasa begitu. Please jangan tanyakan. Saya juga ngak ngerti. Kalau boleh malah saya yang ingin bertanya. Tapi ini dalam arti positif lo. This is something really new. I like it.. like it... like it...

Buat yang masih belum punya gambaran. Syiana itu wanita karir (ecie wanita karir) yang lagi patah hati karena –mau ngak mau- harus putus sama Yudha. Cowok yang udah, berapa lama?, 3 tahun? -atau segitulah- menjadi pacarnya. Putusnya mereka bukan pilihan. Itu kata Edyta, sahabat Syiana. Bener juga sih, siapa yang mau dikasi pilihan mergokin pacar sendiri didalam kamar hotel sama cewek lain yang manggil dia ‘Beiyb’. Mereka ngak mungkin lagi main papi-mami seperti waktu jaman kita TK dulu kan ya. Iya kan?

Saat patah hati itulah Syiana ketemu Fedrian yang seorang ARTIS dengan segala spotlite disekelilingnya.
Complicated? Pastinya. Apalagi si Syiana ini tipe yang ‘semua.harus.sesuai.rencana’ atau ‘semua.harus.sudah.direncanakn’. Ketemu sama greek God yang carefree semacam Fedrian tentu saja bukan doa Syiana.

Dan, believe it or not, di 100 halaman terakhir kadar gregetan saya udah bertambah parah aja. ‘Eh, ini halamannya udah tinggal dikit lagi. Endingnya mau dibawa bagaimana ini? Please don’t say....’
dan kak Nina kasi Ending yang .. baca sendiri deh..

Kak Nin, you rock! Thank you untuk menghadirkan novel lain seasik ini. Selesai di pukul 2 malam, and I can’t hide my stupid grin. Hahaha
Two Thumbs up and 5 stars ^^

Profile Image for Nikita  Normalitasari .
90 reviews29 followers
July 14, 2013
Novel ini bisa aja dapat bintang 5 kalau aja endingnya nggak terlalu terburu - buru dan simpel untuk urusan konflik cinta yang apik ini.

Ini pertama kalinya aku baca novel karangan Nina Ardianti dan, jujur, novel ini langsung bisa menarik minat baca dari halaman pertama.

Bahasa yang di pakai sama si penulis ini lembut dan rapi...banget. I really enjoy it. Konflik yang di pakai juga nggak terlalu njelimet, tapi juga nggak terlalu sederhana. Novel ini membawa cerita cinta secara perlahan. Di ceritakan detailnya bagaimana mereka ketemu, bagaimana mereka deket, dan bagaimana akhirnya mereka saling menyukai satu sama lain.

Yang aku suka dari karakter perempuan di sini adalah dia bener - bener seorang perempuan yang mandiri, berpendirian, dan tegas. Nggak menye - menye. Memang ada saatnya perempuan di bikin bingung dengan perasaannya, tapi pada akhirnya dia tahu gimana dia harus menyikapinya tanpa harus jadi terlihat seperti zombi.
Bukan hanya karakter perempuannya, aku juga suka banget sama karakter si cowok ini, Fedrian Arsjad. Dia menggambarkan gimana sosok laki - laki yang open-minded, gaul, dewasa, dan family-man jadi satu. Dan omongannya yang bilang, "I want an equal partner, not sequel." ini bener - bener bisa bikin efek tersendiri lho buat pembacanya (apalagi aku) haha :D

Disini ternyata bukan hanya Syiana aja yang punya masalah dengan patah hati, masalah kepercayaan, dan juga masalah dengan perselingkuhan, tapi si Fedrian ini juga punya masalah yang sama dengan Syiana tanpa harus dia ceritakan sebelumnya. Mungkin memang pas, kali ya? Jadi dua orang yang sama - sama punya masalah seperti itu di pertemukan, soalnya mereka sudah bisa belajar dari masalah mereka sebelumnya.

Disini juga yang aku suka adalah jatuh cinta itu nggak selalu harus lebay dan terkesan menye - menye. Sweet sih memang adegan dan kata - katanya, tapi si penulis itu membuat sweet tersebut dengan gaya yang kasual, nggak lebay.

"I would give up everything I have, give up all of my dreams, and taking the responsibility to make you safe by making a safety net. Only for you. Karena aku yakin, you are the one." -Fedrian Arsjad.
Nggak ada perempuan yang merasa begitu di puja kalau pasangannya bilang begini!!! Duh.

Nah, novel ini memberikan mimpi yang bisa membuat kita move on dan juga pelajaran bahwa patah hati untuk seseorang yang nggak baik itu nggak penting. Kamu baru boleh patah hati kalau dia itu memang yang baik untuk kamu.
Yakin deh, kalau aja yang patah hati itu kayak Syiana semua dan ketemu dengan laki - laki seperti Fedrian Arsjad dengan segala attitude dan penampilannya, jelas move on bukanlah hal yang susah dan patah hati adalah perbuatan sia - sia :) Aku pasti akan jatuh cinta lagi. Suatu hari nanti...dan dengan yang lebih baik dari dirinya.

Semua orang pernah patah hati. All you have to do is move on.

Bagi yang belum baca novel ini atau buat kalian yang bingung cari bahan bacaan, novel ini sangat di rekomendasikan, untuk kalian yang lagi dalam kondisi susah move on ataupun kalian yang dalam kondisi baik - baik saja :)

Profile Image for ijul (yuliyono).
811 reviews970 followers
May 28, 2013
Semangat untuk move on...

--4,5 star--

description

Happy itu sederhana. Buat saya, ‘senang’ adalah ketika membaca sebuah buku saya bisa sekaligus berkenalan dengan pengarangnya. Karena dengan begitu, apabila ada satu atau dua yang mengganjal di hati ketika membaca karyanya, saya bisa ‘langsung’ mengonfirmasikannya kepada sang pengarang. Saya bersyukur, memiliki kesempatan berkenalan dan bertemu serta mengobrol dengan mbak Nina Ardianti. Maka, ketika mbak Nina mengabarkan bahwa ada novel barunya yang akan terbit saya sangat bersemangat menantikannya. Bahkan, sebelum tanggal rilisnya saya sudah rajin menyambangi beberapa toko buku, siapa tahu bukunya sudah terbit dan langsung bisa dicomot.

Restart dalam pemahaman saya merupakan salah satu pilihan menu booting pada perangkat elektronik (komputer, laptop, handphone, dsb) yang digunakan untuk mengulang proses dari awal atau mematikan dan langsung menghidupkan kembali perangkat elektronik tersebut. Pertama-tama saya ingin mengucapkan selamat atas pemilihan judul yang amat-sangat-tepat dengan tema move on yang diusung novel karya terbaru dari mbak Nina ini. Judul yang sempurna untuk merangkum keseluruhan isi novel.

Excitement saya yang lain saat mulai membaca Restart adalah adanya keterkaitan novel ini dengan novelette mbak Nina di GagasDuet Fly to the Sky yang ditulis bareng Moemoe Rizal. Saya demikian sukanya sama buku itu, sampai benar-benar luar biasa bahagia ketika menemukan nama Edyta di dalam novel ini. Tokoh Syiana sendiri baru saya ngeh juga nongol di Fly to the Sky ketika saya menghubung-hubungkan setting dengan yang ada di novel GagasDuet itu. Benar saja, ini memang Syiana yang jadi teman curhat Edyta itu. Wahhhh, senangnya.

Sebenarnya, saya ingin menjadi seseorang yang selalu bisa mengosongkan memori otak ketika memulai membaca sebuah buku dan menganggap buku yang dibaca itu adalah buku pertama. Namun, saya tidak bisa. Selalu saja, terbit kelebatan sepotong ingatan jika di saat membaca cerita di buku itu justru mengingatkan saya pada cerita di buku yang lain atau malah cerita dalam film. Dan, sulit bagi saya untuk membendung diri agar tidak membanding-bandingkannya.

Maka, ketika saya mulai terhanyut oleh novel ini, saya tak dapat menghindarkan diri untuk membayangkan bahwa novel ini merupakan campuran novel khas aliaZalea dan Ika Natassa. Khususnya novel Celebrity Wedding (CW) dan A Very Yuppy Wedding (AVYW). Sederhana saja alasannya sih, karena kebetulan tokoh Syiana di sini berprofesi sebagai bankir (AVYW) dan Fedrian adalah seorang rock star (CW). Dari segi cerita? Jelas, kesemuanya berbeda. Hanya kebetulan mirip di latar belakang tokohnya saja kok, serta temanya yang romance, sehingga rajutan kisahnya saya rasa memiliki geletar yang sama. Oiya, buat yang belum baca AVYW, jika punya waktu luang dan belum punya bahan bacaan, silakan dicoba-baca ya, that’s one of my favorite books.

Well, Restart ditulis dengan gaya khas mbak Nina yang lincah, segar, chic, dan bernuansa metropolis dengan setting waktu dan lokasi yang gampang banget membuat saya melebur di dalamnya. Apalagi, kebetulan setting lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal dan kantor saya, sehingga saya benar-benar merasa seperti seorang tetangga yang diajak ngobrol oleh tokoh-tokohnya di sini. Kebetulan yang menguntungkan, karena saya dapat secara langsung membayangkan bagaimana berkeringatnya makan soto ambengan di kawasan Tulodong itu, hahaha.

Dari segi plot, check. Subplot, check. Karakter, check. Diksi, double check (suka banget diksinya). Nah, apa lagi coba? Udah check semua sih buat saya. Nggak ada yang perlu di-complaint. Saya sudah dibuat jatuh cinta sejak awal membacanya. Mau bagaimana lagi? Oh, soal konfliknya, juga check. Meskipun, hmmm, ini typically masalah cewek ya? Suka insecure gitu jika memiliki pasangan yang diketahui mantan-mantannya, menurut cewek ini, lebih cantik dan lebih oke dibanding dia? Terus karena alasan itu merasa tak pantas untuk si cowok dan menjauh darinya? Oh, dem, enggak. Lupa, saya pun sering merasa insecure, ding. Dan, saya cowok. #kunyah.linggis

Tema yang diangkat, yes, ini sangat tepat banget di saat-saat sekarang. Well, mungkin memang lebih pas timing-nya tahun lalu sih. Pas booming-booming-nya istilah galau. Sekarang kan kalau galau dikit ada yang komentar, “Udah 2013 woyyy masih galau aja.” Tapi, Restart juga pas timing-nya saat ini karena sudah nggak boleh galau lagi di tahun ini, Restart bisa jadi “buku contoh” buat siapa saja yang sedang patah hati untuk segera bangkit dan move on. Seperti kata Edyta, “Semua orang pernah patah hati. All you have to do is move on.” #jleb

Membaca Restart menjadi salah satu pengalaman membaca yang menyenangkan. Ada beberapa bagiannya yang membuat saya tertawa cekakakan. Ada juga yang menyemai keharuan. Sedih? Ada juga. Dan, yang saya suka, dialog dan narasinya pas, sehingga saya merasai kenyamanan ketika membacanya. Dan, terpenting, untuk yang tidak terlalu menyukai kontak fisik berlebihan, Restart juga tampil dengan nuansa romance yang manis dalam porsi yang cukup.

Sebagaimana banyak tweemans pembaca lain yang sudah membaca novel ini, saya pun ketagihan. Hayoooo, mbak Nina musti tanggung jawab. Hahaha. Saya pengin banget ada novel lain yang bisa jadi spin off buat beberapa karakter di novel ini. Mereka sangat berpotensi untuk memiliki kisah yang oke untuk dinovelin. Ilham contohnya (meski ternyata sudah dinovelin ya, hehehehe...musti segera nyari Simple Lie nih....sepertinya saya pernah beli tapi lupa naruhnya #toyor). Aulia dan Ihsan juga bisa. Yang cewek siapa, ya? hmm...hmmm...jarang banget sih selain Edyta, tokoh cewek di sini. Banyakan cowoknya ;( Masak Bu Sandra mau dinovelin sendiri, mbak Nina? Kalau klan Arsjad sih, ehem, sudah diniatkan ya, Mbak Nina, jadi nggak perlu saya sebutkan. Pasti ada novel untuk mereka. Hohoho...can’t wait. #eh

Well, complain terbesar justru di tampilan/cetakannya. Typo? Boleh ya saya protes lagi. Plissss, donk Gagas, kan sudah pakai proofreader, masak sih typo-nya masih kayak banjir Jakarta gini? Mbak Nina sampai kaget waktu saya minta tanda tangan novel dan melihat bukunya saya tempeli penanda typo (post-it transparan) yang cukup banyak. Sini deh saya bantuin ngecekin typo kalau mau. #SONGONG.BANGET.GUENYAHHH.

Oke, saya nggak akan bikin daftarnya di sini tapi saya hanya ingin mengomentari beberapa saja. Apakah ini gaya selingkung di GagasMedia, tapi untuk frustrated itu bahasa Indonesianya frustrasi kan, bukan frustasi? Masih ada beberapa penggunaan di untuk kata kerja dan di untuk kata depan yang salah (fatal sih ya, kalau yang ini). Penggunaan kata “mengacuhkan” yang kurang tepat. Acuh bermakna peduli. Jadi, jika kalimatnya berkonteks negatif (tidak peduli) harusnya ditulis, “tidak mengacuhkan” bukan “mengacuhkan”, contoh:
“Kamu parkir di mana?” Fedrian mengacuhkan pertanyaanku.
“Kamu nggak bawa mobil?” Aku mengulangi pertanyaanku.
Nah, dari konteks kalimat itu, disimpulkan bahwa Fedrian tidak menggubris/memedulikan pertanyaan Syiana sehingga dia harus bertanya ulang, kan? Maka, seharusnya kata “mengacuhkan” ditambahkan kata “tidak” di depannya. Hmm, untuk beberapa hal kesan saya hampir mirip dengan Halida Hanun. Jadi, saya tak perlu menulis ulang ya, silakan cek reviu Halida tentang novel Restart ini di sini.

Baiklah. Secara keseluruhan, saya jatuh cinta pada novel ini. Maka, sekarang selain Winna Efendi, Christian Simamora, Nilam Suri, dan Riri Sardjono, Nina Ardianti adalah novelis Gagas Media yang saya sukai. Jadi, apa pun (asal fiksi) yang ditulis sama mbak Nina, insyaAlloh saya pasti beli dan baca. Apalagi kalau terus menulis bitch-lit semacam Restart ini ya, mbak? Apa itu bitch-lit? Silakan tanya langsung ke mbak Nina-nya yaaa....:)

My rating: 4,5 out of 5.
(ga genep 5 karena yang 0,5 gegara typo-nya yang bejibun, huhuhuhu.)
Profile Image for Hendra Laba.
61 reviews6 followers
May 12, 2013
Syiana, sahabat Edyta di Fly to the Sky, punya cerita sendiri.

Berawal dari kisah cinta Syiana dan Yudha yang berakhir karena perselingkuhan Yudha. Lalu, Syiana bertemu Fedrian, salah satu anggota band Dejavu, rising star yang menjadi idola. Hingga akhirnya, Syiana harus berurusan dengan Dejavu karena mereka adalah brand ambassador untuk project Music Card yang dipegang oleh Syiana. Pertemuan demi pertemuan di antara Syiana dan Fedrian selalu ditemani oleh kalimat-kalimat pedas dari keduanya. Tetapi, justru itulah yang membuat mereka cocok satu sama lain.
Lalu, beberapa bab terakhir kedua tokoh-terutama Syiana-mengalami kebimbangan. Sepertinya nama tengah Syiana seharusnya bukan Syahrizka, melainkan Bimbang-Bukan Bimbang Pamungkas, ya. Okey, itu Bambang.

Ekspektasi saya terpuaskan setelah membacanya. Saya sudah selesai membacanya sejak hari Selasa, tapi baru hari ini bikin review-nya. Sama seperti Fly to the Sky, novel ini saya baca dalam waktu sekali jalan, jika dihitung kira-kira 15 jam, minus ke toilet, makan, shalat, dan menonton berita penangkapan teroris selama 30 menit. (Entah, 15 jam menghabiskan 445 hal. itu bisa dikategorikan payah atau tidak).

Cover. Sedikit berbeda dengan novel GagasMedia beberapa bulan terakhir, yang biasanya terlihat manis, di novel ini cukup simpel tapi justru saya suka. Mungkin inilah yang disebut simplicity.

Tema cerita. "Semua orang pernah patah hati. All you have to do is move on."
Saya sih berharap porsi Yudha di novel ini bisa lebih banyak, biar Syiana jadi (semakin) bimbang memilih Yudha atau Fedrian. Kemudian, tokoh Delisa juga kehadirannya mungkin bisa diperbanyak, konflik antara Delisa dan Syiana bisa lebih nendang, bukan hanya sekedar Delisa melabrak Syiana di Djakarta Theatre dan saat pembuatan video klip Dejavu di Kota Tua. Berharap, sih, lebih daripada itu.

Joke. Beberapa joke di novel ini, sangat lucu dan setipe dengan lelucon yang sehari-hari saya dengar. Contohnya,

"Maaf ya kalau kamu jadi ngerasa canggung." Fedrian menyodorkan sekaleng Coca Cola kepadaku. Aku menerimanya tanpa banyak komentar. "Begitulah kami," lanjutnya. Aku rasa dia udah kehabisan kata-kata untuk menjelaskan tentang keluarganya.
"Gak apa-apa." Aku tersenyum. "They're lovely."
Lagi-lagi aku mendengar Attar menggerutu. "Lo beruntung Syiana masih menganggap kita semua 'lovely' setelah adegan sirkus lumba-lumba barusan."
(Hal. 239)

atau

"Lo laper nggak, Yan?" Edyta bertanya sambil membaca pesan di ponselnya. Taruhan, itu pasti si pilot. "Makan mie rebus pakai cabe rawit enak banget kali, ya."
Langsung aja maminya menepuk lengan Edyta dan menyuruhnya bergeser. "Makan mulu kamu pikirin. Nggak liat apa lengan kamu udah kayak daging wagyu?"
(Hal. 313)

Dan beberapa adegan lain yang menghibur.

Tokoh. I love Edyta so much. Walau Syiana adalah tokoh utama, tetapi peran Edyta as drama queen gak bisa dianggap enteng akan kehadirannya. Justru, kadang saat ada Edyta adalah saat yang saya tunggu-tunggu.

Like this,
"Ya ampun, Syianaaa, kita kan udah melakukan itu sejuta kali selama tujuh belas tahun terakhir, kok tiba-tiba lo berpikir kayak gitu, sih? Lo udah nggak mau lagi temenan sama gue?" Ia menempelkan satu telapak tangannya di dada dan menampilkan wajah yang memelas seolah-olah sakit hati.
Emagod. Dia Ratu Drama banget, sih.


Entah mengapa Ardian bisa suka sama tipe wanita seperti ini. Haha

Lalu Fedrian, the perfect one, tipikal anak band yang tengah digandrungi seluruh lapisan masyarakat. Lalu, Aulia yang saya rasa, tidak ada bedanya dengan Ihsan-nya Edyta. Nara yang tiba-tiba menonjol, karena katanya dekat dengan Fedrian. Dan oh ya, keluarga Edyta dan keluarga Fedrian yang sangat menghibur. Terutama, Tante Tania, ibunda Fedrian, yang kepo segala hal tentang anaknya-mirip Ibu saya-

Ending. Ending-nya tidak mengecewakan walau berharap bisa lebih dari sekedar adegan-adegan di atas panggung itu.

Jadi, secara keseluruhan saya sangat suka dengan novel ini. Proses jatuh cinta di antara Syiana dan Fedrian juga saya sangat menikmati sekali.

Hmm, proyek selanjutnya mungkin bisa bikin cerita dari Kemal, kakaknya Fedrian, dan Emma. Atau pencarian cinta sejati oleh Ilham. Atau Aulia dan Andari. Atau Attar dan Diandra. Atau Bram, kakaknya Syiana di Amsterdam. Lalu, Yudha pasca berselingkuh. Ah, atau Ihsan dan Safira. *kemudian nyebutin semua nama tokoh*

:D

"If he isn't the man enough to treat his woman right, he better moves over and let me try." - Fedrian
Profile Image for MAILA.
482 reviews121 followers
May 23, 2016
AYO MOVE ON!

***
Akhir tahun lalu saya sempat berjualan buku online, dan banyak sekali yang request buku ini. Saya pun membelikan hingga,,,berapa eks ya,,,20an ada kali ya. Tapi entah mengapa saat itu saya kurang tertarik membacanya meskipun saat mengintip sekilas deskripsi di sampul belakang dan tagline-nya saya udah langsung ''begh''. Mungkin waktu itu nggak begitu tertarik karena sedang bahagia kali ya, wq

Februari lalu saya mencoba beberapa kuis dan polling buku indonesia di goodreads, dan banyak sekali pembaca yang merekomendasikan buku ini. Dan langsung deh saya penasaran dan mau beli. Perjuangan cari ini lumayan banget. Di toko buku selalu kosong, beli di beberapa lapak buku bekas harganya lebih mahal dari toko buku, sampai kemarin nemu di app carousell dengan harga 20ribu saja. langsung bayar, besoknya datang dan nggak bisa tidur semalaman karena nggak berhenti senyum setelah menamatkan buku ini

***
Secara keseluruhan saya menyukai cerita dan buku ini. masalah jalan cerita yang terlalu cepat pun entah mengapa tidak menganggu saya. oh, ada satu yang menganggu. saya tidak menyukai nama lengkap Fedrian. Fedrian Arsjad. entahlah, antara terlalu sulit diucapkan sama terlalu...pasaran? kayaknya novel-novel sekarang nama belakang tokohnya dibikin njelimet mlulu deh. nama Arsjad kayaknya kurang pas untuk sosok yang berusia lebih dari 20 tahun mengingat nama-nama seperti itu kayaknya baru booming di indonesia itu 2010-an.

Saya membaca buku ini dalam keadaan patah hati. mantan pacar saya akan menikah-kurang dari 6 bulan setelah kita berpisah. Ya, walaupun pas kita pacaran dulu nggak lama-lama banget juga, tapi ya tetap aja rasanya sedih. Apalagi saya pacar pertamanya. ego saya ada yang kesentil gimana gitu pas tau dia sudah menemukan sosok yang 'mungkin' akan menjadi perempuan terakhirnya, heu.

waktu membaca buku ini, menemukan banyak kutipan yang menampar, entah mengapa saya tidak menangis. waktu bagian aniv orangtua Edyta saya juga tertampar, langsung ingat dia tapi saya tidak sedih. memaksakan diri untuk menangis tidak ada airmata yang keluar.

Dalam beberapa hal, saya merasa saya mirip Syana. memiliki prinsip aneh dan suka mikir sampai jauh dan repot sendiri, meskipun saya bukan orang sarkas. saya curiga dia Gemini.
Untuk Ian, saya merasa dia adalah seorang leo,wq. Menunjukkan perasaannya dengan baik melalui tindakan. Mengingatkan saya pada seseorang.

ya pokoknya gitu deh wq


Semua orang pernah patah hati. All you have to do is move on

yang bisa menyembuhkan patah hati itu 2 hal, kalau nggak waktu ya ketemu orang baru

bila Syana menyembuhkan patah hatinya dengan orang baru, patah hati saya bisa sembuh dengan waktu. hanya 3 jam membaca buku ini (karena sambil makan dan ditinggal mandi dulu) dan ya, setelah selesai membaca buku ini saya langsung merasa lepas dan lega.

Ya, ini sih bisa dipercaya bisa juga nggak sih. Tapi setelah membaca buku ini, saya jadi mendapat keyakinan bahwa, ya semuanya baik-baik saja. Semua orang akan mengalami kok fase ditinggal nikah mantan atau gebetan yang nggak kesampaian. Dan seperti halnya Syana, saya yakin saya juga akan mendapatkan pengganti yang lebih baik.

Sempat kepikiran untuk kayak Syana sih, mendatangi mantan untuk mengatakan kejujuran. kalau di novel ini sih keren, bikin kejutan pas dia ngadain konser. kalau saya...dateng ke nikahan dan malah jujur disana kalau masih sayang kayaknya akan jadi headline beberapa acara gosip dan gak bakalan keren banget sih wq

terlepas dari itu semua, terima kasih mbak Nina, untuk kisah yang hebat yang sudah mbak tulis. Setelah saya baca ini saya jadi kangen masa SMP pas masih sering banget baca karya-karya gagasmedia.

Semua orang pernah patah hati, all you have to do is move on.

dan tenang aja, bukan cuma kamu kok mai yang pernah ditinggal nikah mantan.wq
Profile Image for Tiara Orlanda.
201 reviews18 followers
May 22, 2013
Totally inlove with this book.

Saya suka dengan covernya, terkesan hottie ya :p Suka dengan judulnya, taglinenya, termasuk maintheme buku ini.

Buku ini full quotes yang saya suka banget.

"kesalahan terbesar dalam hidup adalah lo enggak berbuat salah sehingga lo menjalani sisa hidup lo tanpa pernah benar-benar tau,sesuatu itu adalah kesalahan atau bukan."

Dalam buku ini ada tokoh utama yang diambil dari novel Fly To The Sky yaitu Edyta.

Saya suka penokohannya disini. Saya suka karakter Fedrian, suka karakter tertutupnya ya walaupun sebenarnya berharap dia lebih "gelap" lagi karakternya.

5 stars :)
Profile Image for Dian Maya.
194 reviews12 followers
August 14, 2013
Saya adalah salah satu jenis orang yang tidak mau tengok-tengok review dari siapapun kalo saya belum membaca sendiri sebuah buku atau menonton langsung sebuah film.
Kenapa?
Karena kebanyakan review itu mengandung spoiler yang akhirnya bikin saya menyesal kemudian mengumpat “Shit. Harusnya gue gak baca ini dulu. Hilang deh ntar efek surprise-nya.”

Maka dari itu selama berbulan-bulan juga saya begitu menahan diri dan menghindari setiap review menyangkut Restart. Padahal tanganku sudah sangat gatal meng-klik tiap ada tautan review yang muncul di timeline. Seekstrim itu? Iya, saya tidak mau punya mindset yang nantinya akan mengurangi kenikmatan membaca buku ataupun menonton film hanya karena sudah tahu segala sesuatunya dari awal.

Saya punya ekspektasi yang tinggi sama Restart mengingat tahun lalu saya mulai ‘berkenalan’ dengan karya-karya mbak Nina Ardianti (Simple Lie dan Fly to the Sky) and surprisingly, saya langsung jatuh cinta sama tulisannya. Maka ketika di blognya muncul Untitled Syiana’s Story, saya begitu excited. Excited karena yang menjadi tokoh utama disini adalah Syiana, sahabatnya Edyta di Fly to the Sky yang artinya, buku-bukunya saling berhubungan satu sama lain. Excited karena genre yang diusung adalah mainstream romance, which is my favorite karena saya memang suka tulisan-tulisan mbak Nina yang lucu, apa adanya, ngalir dan gak ada jaim-jaimnya. It is like reading myself.

Well, secara keseluruhan saya suka sama Restart. Isinya ringan, segar dan jelas sekali kesan urbannya. Tokoh-tokohnya pun memikat. Meski sebenarnya ceritanya klise dan gampang ditebak hingga akhir, but seriously, I really love it.

Saya suka adegan dan dialog antar tokohnya. Drama antara Edyta dan Syiana. Celutukan-celutukan si Aulia (yang tadinya gue pikir dia cewek (-___-) Hahaha). Chemistry antara Fedrian dan Syiana, termasuk kata-kata sinis dan tajam mereka. Kehebohan keluarga besar Fedrian. Kehangatan keluarga Edyta. Kecentilan cewek-cewek di kantor Syiana. Semua bener-bener relevan dengan dunia nyata.

Tapi yang saya sayangkan, kenapa porsi Yudha sedikit sekali? I mean, mereka pacaran 3 setengah tahun, masa iya semudah itu Yudha melepas Syiana? Iya, memang dia yang salah, tapi kan konfliknya mungkin bisa lebih dikembangkan seandainya mantan dari pihak Syiana juga lebih sering muncul ke permukaan seperti halnya si Delisa-Delisa itu.

Tapiii, salah satu hal yang paling saya suka dari tulisan mbak Nina adalah pendeskripsian setting yang ciamik. Dari semua novelnya yang saya baca, setiap tempat dijabarkan dengan sangat jelas. Begitupun setiap nama jalan di Jakarta yang disebutkan, kita seperti berada di dalamnya, karena begitu larut. Intinya, beliau memahami betul setiap sudut kota Jakarta, bahkan jarak dari satu tempat ke tempat yang lain sudah bisa diprediksi durasinya, dengan atau tanpa macet.

Mulai dari Simple Lie yang setting-nya di UI-Depok, Fly to the Sky di restoran CandraKirana.
*does CandraKirana even exist? Kalo iya, one day saya mau makan disana*
*entah kapan*
Bahkan ini Restart sudah sampai ke Hong Kong. Keren kan? Mbak Nina sudah pernah dinas ke Hong Kong ya?

Poin lain yang saya suka dari Restart adalah analogi mbak Nina. Kurang lebih seperti ini: "getting into a relationship is like applying for a job"
. Dan yang dikatakannya itu emang bener. I’m one hundred percent agree. Ini bener-bener membuka wawasan saya. Insya Allah besok-besok kalo saya mau apply untuk suatu posisi, saya harus yakin dulu, apa iya betul-betul suka & serius sama posisi itu. Thank you, mbak Ninaaa. I adore you :*

In the end, saya suka sosok Fedrian Arsjad. But still, I'm a biggest fan of Ilham Fauzi. ^^
Profile Image for Nidos.
297 reviews77 followers
January 20, 2018
After sorting out which books that spark joy (thanks to Konmari!) I decided to reread those that do, and it's my first pick. Second time reading and second time I fell for Fedrian--once litcrush, forever litcrush. And what surprised me was that I could RELATE myself and Syiana's (dramatic) insecurities. HA. I still thought the resolution was a bit too grande, but hey, nothing's worth having comes easy, no?

Three and a half joyful sparks!

===

The first from Ms Ardianti that I read. Um, not really 'first', actually. I read few chapters of FTTS at Play Livre and decided to give it a shot yet the stock was empty and I aimed for her latest piece--which was said occured within the same universe of Syiana and Edyta.

The highlight was no matter how many pages it had, Ardianti does know how to make us readers keep turning the page. I could finish it in a sit if it was not 3am in the morning and there's stuffs to do eight-to-five the next day. I adored the author's gut to use "nggak" in her description (it's 1st person PoV, anyway). Before this, I only found "tidak" in Antologi Rasa, Traveler's Tales, L and Marriageable--titles I think belong to the same "taste" as Restart. This choice of words made it felt more real. That's why I sighed a little everytime I found way-too-formal words in dialogs. It's like, why the hell you could make such a relax description but you EYD yourself more while speaking? Weirdly, I thought the author is better at arranging interesting convos than making sharp punchline.

Then, the heroes. Two tumbs up for both the female and male lead. Sharp convos that I'll always being fan of, although at some parts the author sounded like she pushed them too much. Funny thing was butterflies popped inside my stomach at few of Ian's words to Syiana, IDK if it's bcs I read it late at night that it drove me "baper" or Ian just sounded so fine that I felt like he's real, like I took a sneak-peek into his BlackBerry and flattered to know that, 'Geez man could say those smartass words, really?' World needs more guys like Ian, srsly. No, I'm not talking about face nor body nor money nor brain nor musical intelligence... but manner. And the life Ardianti shown us, it felt like how Jakartans got theirs. Few brands involved but it's not so glamorous--at least you wouldn't find 'Balenciaga this' or 'Gucci that' here. Also the professional life of our leads, it didn't seem like a garnish we don't need, nor look too pushy like hey-I-know-stuffs-and-Im-cool. Anyway, a bit question about the names. What's with the author and 'j' that read as 'y'? Arsjad. Alamsjah. I forgot but there're more than these two.

Well, we also had hoes. I at first hoped there's a bit Vikki (Remedy, Biondy Alfian) in Delisa, but no, she's just bitter, it seemed like the author didn't let no one but Syiana to shine. And talking about Syiana our heroine and her choice of words, "Emagod" should be banned. What's so wrong with "Oh my God"? Or is it Gagas' style since I found similar choice at one of Simamora's?

Aaand, unfortunately, things went less impressive towards the end--especially its very end. The last conflict? Drama. The resolution? Drama drama. I cringed just like when read Kinsella's I've Got Your Number's ending because it could've been better.

Overall, I liked this one. Nothing's new under the sun yet Ardianti's words are something fresh, enjoyable to read with two strong leads and witty conversation. Moral values? Um not really. I don't think I found very important message the writer wanna deliver except about moving on and stuffs. It's a romance-romance, anyway, and as a romance it's clearly above average. Sweet, but not that sweet.

It's between 3 and 4 but the way it hooked me last night, I'll go four for it. And I'm still in quest for FTTS.
Profile Image for Fitriii.
54 reviews3 followers
October 3, 2013
"If he isn't man enough to treat his woman right, he better moves over and let me try."

Siapa sih cewek patah hati yg ga meleleh atau meluluh kalau ada seorang cowok --- yg punya fisik sempurna, ketampanan yg ga terbantahkan, keren, pintar, salah satu dari 50 Most Eligible Bachelors in Indonesia versi sebuah majalah yg ternyata juga seorang gitaris band yg paling digandrungi (kayak ada yg kebalik?! ;p) --- mengatakan kalimat di atas dengan tulus?! cewek mana coba yg ga luluh?!

Setelah saya baca novel ini, saya banyak berdoa. Beberapa doa saya adalah, semoga saya ga akan pernah mengalami yg namanya patah hati, tapi jika itu ga mungkin; doa saya selanjutnya adalah semoga saya bisa menemukan makhluk Tuhan semirip mungkin dg tokoh utama cowok di novel ini (ga mesti bener2 anak band siih ;p ngarep bgt, drama!). Aamiiin..

Selalu kagum sama gaya ka Nina dlm bercerita, meski baru 3 karyanya yg saya baca. Cerdas, meski tokoh yg digambarkan ga selalu sempurna (iyalaaah, kalo sempurna mah judul novel Gagas yg lain! *salah fokus*). Senang mengetahui beberapa lagu yg ka Nina kutip liriknya untuk tiap chapter di novel ini ternyata ada di playlist saya, hehe. Jokes-nya juga OK punya, 445 halaman ga terasa melelahkan karenanya. Good Job ka Nina! Saya harap novel ka Nina selanjutnya masih "nyambung" seperti Simple Lie yg nyambung ke FTTS dan berlanjut ke Restart ini. Ga mesti siiiih,.

Buat saya membeli dan membaca tuntas novel ini adalah sama sekali bukan hal yg keliru. Karena yg keliru adalah saya yg tanpa sadar membaca/mengira nama tokoh utama cowoknya sebagai FERDIAN, karena yg benar adalah FEDRIAN.. heuheu jadi malu, padahal sebelumnya saya udah baca ceritanya yg ada di blog penulis berulang2, parahnya lagi saya baru sadar kalau saya salah baca itu pas udah baca novelnya kurang lebih 300-an halaman! whahaha, kebangetan!

Kesimpulannya, novel ini keren-nya pake banget. Terutama buat yg lagi "galau", All you have to do is MOVE ON!
Profile Image for Fakhrisina Amalia.
Author 14 books200 followers
May 27, 2013
Akhir-akhir ini udah jarang banget baca buku yang -buat aku- nilainya di atas tiga bintang. Tapi thanks to Kak Nina Ardianti yang sudah menulis kisah ini, another inspiring romance story.

Aku belum pernah baca Simple Lie, atau Glam Girls, atau yang lain (nggak tahu lagi apa judulnya). Aku baru baca tulisan Kak Nina di Fly To The Sky dan simply fall in love with her writing, simple writing dengan karakter unyu-unyu dan lovable, and- untuk kasus Ian, yumeh, and hot! *manjatin badan Ian*

Kak Nina itu salah satu kiblatku dalam menulis (beginner yang belum menerbitkan novel satupun) dan favoritku, as a reader (maniak baca buku since 5 years old, when first time i can read alphabet).

Buku Restart ini bercerita tentang Syiana -temennya Edyta di FTTS, yang lagi menderita patah hati sampai mesti kabur ke Hongkong and strangely berkenalan tanpa sengaja sama stranger yang ternyata orang Indonesia, ketemu dimana-mana, pulak!

Di sini, diceritakan bahwa patah hati itu sebenarnya makanannya seluruh umat manusia dari zaman nabi Adam sampai sekarang dan yang diperlukan untuk itu adalah waktu, dan orang baru. Dan di sini juga, diceritakan tentang orang baru yang mengisi hidup Syiana.

Kocak, aku nggak bisa menahan diri untuk nggak ketawa di beberapa bagian. Somehow, membayangkan cewek bitchy like Syiana dengan cowok yang nggak kalah pedes kayak Ian itu bener-bener menggemaskan sekaligus cute di waktu bersamaan.
Aku juga nggak bisa menahan diri untuk nggak bersemu malu di beberapa adegan antara Ian dan Syiana, oooh they're just so -apa kata infotainment?- cute couple.

And, seperti mereka-mereka yang udah baca buku ini lebih dulu. I am sooo in love with Fedrian Arsjad <3 <3 <3
Tapi aku juga suka sama karakter Aulia disini, yang em-- wah, pokoknya undefine banget sebagai seorang sahabat dan teman sebelah kubikel kerja. He's charming, for sure.

Apalagi, ya? Anyway I love this book, a lot, I love its cover too, and I love Kak Nina!
xoxo.
Profile Image for Viktoria.
135 reviews1 follower
January 14, 2015
OH I’M SO GONNA HUG MBAK NINA!! 'Cause I’m officially in love with this book.

Jalan ceritanya, tokohnya, gaya ceritanya... uh, semua suka.

Pertama, tokoh-tokohnya lovely banget <3
Mulai dari Edyta sahabatnya Syiana sampe mamanya Fedrian yang super kepo sama hidup anak-anaknya. Dan tentu saja, 2 tokoh utamanya dong, Syiana dan Fedrian.
Syiana yang omongannya suka pedes dan sarkastik, tapi dia tau kapan dia harus sopan dan kapan dia harus bitchy, nggak menye-menye (ya, kecuali bagian dia patah hati—tapi, ayolah, siapa yang mellow dan galau maksimal pas patah hati?).
Dan Fedrian yang... sumpah ya ini Fedrian minta banget dicium *eh*. Nggak deng, minta banget ditujes-tujes saking ngeselin rada suka maksa slash lovable slash hot slash nikah-able.
Ah, Mbak Nina tau aja cara bikin pembaca cewek klemer-klemer dengan tokoh Fedrian ini.

Oke, lanjut.

Suka plotnya yang rapi! (Saya ingat jam 2 pagi saya nyelesein baca buku ini dan langsung teriak-teriak ala fangirl ketemu artis favoritnya.)
Soal plot, saya menikmati banget proses antara Syiana dan Fedrian, dari momen unyu-unyu sampe berantem. Saya bisa liat gimana Syiana dan Fedrian membangun hubungan mereka.
Cuma yang kurang sreg endingnya sih, kurang panjang (maunya sih lebih *ini lebih apa maksudnya haha*), TAPI tetap memuaskan dan manis.

Overall, ini buku wajib baca buat pecinta romance. Yaaa hati-hati aja yng lagi galau bisa tambah galau (kayak saya yang biasa aja pas baca jadi galau dewek, haha) atau kalo syukur-syukur jadi move on seperti tagline-nya.

So, grab one and enjoy!


Review lengkap: http://noteabook.blogspot.com/2015/01...
Profile Image for ABO.
419 reviews47 followers
June 26, 2013
Dear mbak Nina Ardianti, setelah membaca karya terbarumu ini saya putuskan untuk menjadi penggemarmu ;)

Menurut saya buku ini almost perfect sebagai buku yang bergenre romance.

Karakter lovable? CHECK
Cerita yang menarik? Check
Sukses bikin galau? Check
Lagu-lagu keren bertebaran? Check
Ending yang manis? Check

Jadi, hampir tidak ada yang bisa dikomentari dari buku ini (kecuali typo-nya, yang masih bisa ditoleransi).

Saya suka semua karakter yang muncul di buku ini (kecuali Delisa) termasuk Edyta yang menjadi tokoh utama di "Fly to the Sky". Ralat sedikit, TERUTAMA EDYTA xD

Saya juga suka dengan lirik lagu You're the Place I'll Come Home to. Siapapun yang menciptakan kata-katanya, saya beri 4 jempol untuknya.

p.s: Sayangnya, keadaan buku ini cacat produksi -____- mulai dari halaman yang loncat-loncat (dari halaman 302 loncat ke 383-398 balik lagi ke 319), sampai halaman-halaman yang kosong (halaman 383, 386, 387, 390, 391, 394, 395). Ditukar? Sayang dong soalnya ini edisi signed copy sih. Nanti deh kalo kebutuhan buku inceran yang lain sudah terpenuhi saya mau beli lagi buku ini. *curcol*
Profile Image for ALF.
36 reviews7 followers
June 25, 2015
aaaa finally done!!! this novel is truly boring!! so dramatic like Indonesian sinetron!! I don't like it anymore!!
bayangin aja seorang artis sama orang biasa, terus masalah sepele dibulet-buletin. udah kaya kisah anak SMA yang terobsesi sama pacar. serius, saya bahkan nggak percaya novel ini bisa punya rating 4. oh come on!! memang sih selera setiap orang berbeda, tapi tetep aja saya tidak suka sama sekali. bagi saya ini novel yang amat teramat membosankan, bahkan saya sampe males menyelesaikan bacanya. tapi berhubung saya harus bertanggung jawab dengan apa yang saya baca, ya mau nggak mau saya harus menyelesaikan.
dicerita ini yang rasanya akan jadi lebih keren kalau di si syiana itu sama aulia, bukannya artis naik daun yang omongannya sinetron abis, "sudah bertahun-tahun mencari...." oh my god, kenapa nggak lebih keren gitu ucapannya.
udah deh, intinya saya sama sekali nggak suka.
Profile Image for Nidaulazkiya.
18 reviews
December 26, 2019
Baca ini pertama kali pas tahun 2013 (?) -kalau nggak salah ingat, huehehee. Dan baca lagi setelah kembali nemuin bukunya -kemarin sempat hilang entah kemana padahal sayang banget sama buku ini. 🥺
Berapa kali pun baca, selaluuuu sukak. Sama alurnya, sama cara menulisnya yang begitu ngalir, dan sama interaksi tiap tokoh. Eunch, eunch~
Profile Image for inas.
386 reviews37 followers
December 20, 2014
Ceritanya bagus. Speechless sebenernya, mau ngomong apa.

Tapi, satu pertanyaan yang berputar-putar di benakku adalah, gimana kalo Delisa Ahmad malah berjodoh sama Bram, kakaknya Syiana? Cowok serius itu kayaknya bisa megang Delisa kuat-kuat sampe nggak sempat noleh ke mana-mana lagi. (Intinya sih, minta dibikinin sekuel. Hehehehe... x3)
Profile Image for Haryadi Yansyah.
Author 14 books61 followers
July 4, 2017
Rasanya udah lama banget aku gak baca novel betema percintaan yang semanis ini. Ceritanya sih "biasa" aja ya, tentang Syiana, cewek kantoran yang kerja di bank (sehingga dikit-dikit ngomong pake bahasa Inggris, buat nunjukin kalo anak bank itu pinter-pinter kali ya, uhuk), yang diselingkuhi oleh Yudha, kekasih yang sebelumnya dia yakini dapat menjadi pasangan seumur hidup.

Singkat cerita, dia bertemu dengan Fedrian, anggota grup band Dejavu yang ngetop abis se-Indonesia yang ironisnya-Syiana-nggak-tahu (karena kalopun nonton acara gosip/musik, ya yang luar negeri), yang awalnya ketemuan gak sengaja di salah satu bar di Hong Kong.

Ya wes, inti ceritanya ya tentang itu. Syiana yang trauma, trus dideketin sama Fedrian, dan di sisi lain Yudha berusaha untuk ngedapetin Syiana lagi.

Terdengar gak menarik ya? IYA! tapi tunggu setelah kalian baca dan liat gimana Nina Ardianti menuliskan kisah ini. Menurutku, Nina ini penulis yang punya style! jelas juga dia berpengetahuan banyak akan segala sesuatu. Dari masalah fashion hingga istilah-istilah yang googlingable banget (atau akunya aja yang anak kampung, kuper tingkat dewa ya).

Aku jadi inget novel Finding You (yang sampai sekarang masih jadi novel percintaan favoritku). Temanya sama, namun gak bisa dibandingkan apple to apple. I dunno why, pokoknya beda aja gitu.

Gini aja deh komennya. Intinya sih aku suka, menikmati novelnya (walaupun kadang aku ngerasa ini yang diceriatin kok ya seputar itu itu aja, tapi lagi-lagi, ditulis dengan menarik).

Ini novel Nina Ardianti pertama yang aku baca. Maulah baca novelnya yang lain :)

"Hal yang bisa menyembuhkan dari patah hati adalah waktu -atau orang baru." Nina Ardianti. Restart.
Profile Image for Rose Gold Unicorn.
Author 1 book143 followers
July 16, 2013
“Semua orang pernah patah hati

All you have to do is move on”

Jleb. Jleb. Jleb.

Tiga kali, cuy.

Gue ulangin yah. Ti-ga ka-li! *biar dramatis*

Adalah benar kalau habis patah hati, sebaiknya kita jangan terlalu lama berlarut-larut dalam kesedihan. Membaca novel init uh hmmm apa yah…semacam terapi juga mungkin buat saya? Mengingat saya masih dalam tahap move on juga *hasek*

Eniwei. Sebelum masuk ke reviewnya, ada baiknya saya tulis warning di pendahuluan bahwa sebagian isi review ini mungkin akan mengandung sedikiiiiit curcol. Hak hak hak hak! *ketawa dzolim*

Oke ya? Gapapa ya? Siap lanjut kan? Ridho baca curhatan saya? Really??? For sure??? Yakiiinnn???

Oke. Here we go…


Pertama, kata salah satu tokoh di novel ini, patah hati bisa disembuhkan dengan dua cara:

Membiarkan waktu mengalir begitu saja dan menghapus semuanya perlahan, atau
Menemukan orang baru sebagai penggantinya
Terserah sih mau pilih paket yang mana. Yang jelas nggak ada hadiah mini figure minions. *apaan sik*

Saya pribadi kalau dihadapkan pada pilihan itu, mungkin akan lebih memilih yang pertama. Yeah, walaupun pasti bakal perih banget menahan sakitnya sendiri dan jelas akan memakan waktu yang agak lama. Anyway, kenapa saya pilih paket nomor 1? Simply because menurut saya, tidak akan semudah itu mengganti posisi seseorang yang pernah begitu berarti dalam hati kita dengan seseorang baru, sejahat apapun dia. Selain itu juga dibutuhkan waktu yang lama untuk menata rumah (baca: hati) kembali sebelum ada tamu (baca: orang baru) yang akan masuk ke dalammnya, kelak. *yakin masih mau lanjut baca curcolan???* *kepo atau emang sabar sih ngadepin saya?*

But hey! Kalau cinta sudah datang mengetuk *omagah! Bahasa guwaaa*, siapapun tidak akan bisa menolaknya. Seperti Syiana, misalnya, tokoh perempuan utama dalam novel ini. Setelah memergoki dengan mata kepalanya sendiri bahwa Yudha, pacarnya yang sudah menjalin hubungan selama tiga setengah tahun dengannya, ternyata tidur bersama wanita lain, hatinya seketika hancur luluh lantak. *ya iyalah siapa pula yang enggak???* Sejak saat itu ia memutuskan untuk pergi sejauh-jauhnya dari Yudha tanpa pernah mau mendengar penjelasan apa-apa lagi dari Yudha. Iya sih cyiiin… ketangkap basah sih doi lagi check in di hotel sama entah cewek mana.

Hingga pada suatu hari di Hongkong (salah satu bentuk pelariannya), tanpa sengaja ia bertemu Yudha. Syiana merasa terlempar ke masa lalu saat masih bersama Yudha. Udah jauh-jauh “kabur” ke Hongkong, eh, masih aja ketemu si cecunguk itu. Siapa yang nggak kesel coba? Syiana kemudian pergi ke suatu club untuk menenangkan diri sambil menenggak beberapa gelas minuman beralkohol. Di situlah ia bertemu dengan Fedrian, laki-laki yang membawa warna baru buat Syiana.

Namun, ternyata Syiana masih meragu akan hubungannya dengan Fedrian, sang selebritis. Kehidupan seorang seleb yang kerap dinilai serba bebas dan jauh dari hidup yang berkualitas versi Syiana, membuatnya insecure. Luka lama yang ditorehkan Yudha saja rasanya belum sembuh benar, lalu bagaimana bisa ia melihat Fedrian si seleb yang bisa cipika cipiki dengan perempuan mana saja atas nama keartisannya?

Kepercayaannya diuji.

Mampukah Fedrian menggantikan sosok Yudha? Akankah hubungan Syiana dan Fedrian akan berjalan sampai ke tahap yang Syiana inginkan, atau akhirnya Syiana memutuskan untuk menyendiri sampai datang orang lain lagi yang lebih baik baginya?

*****

Pertama, saya mau bilang saya jatuh cinta dengan kavernya. Yaiyalah, Gagas Media sih nggak diragukan lagi desain-desain kavernya selalu ciamik. Tapi bukan itu Cuma itu aja yang bikin saya akhirnya memutuskan untuk membaca buku ini (saya nggak beli, saya minjem lho, wkwk). Terus terang, nama Nina Ardianti nggak begitu familiar di telinga saya. Ini adalah karyanya yang pertama saya baca. Entah karena editornya Chrismor atau gimana, saya merasa buku ini masih terasa suasanya Chrismornya banget. Tentu saja dalam versi yang lebih “sopan”. Hehehe… atau mungkin karena kata kunci “pop culture” ya yang membuat buku ini rasanya hampir sama dengan novel-novel Gagas yang lain?

BISAAAAA JADIIIIIIIIII!!! *kemudian digetok pake gayung*

Cukup tebal namun nggak membosankan. Semua ceritanya mengalir dengan baik dan menyenangkan. Termasuk salah satu buku yang ringan dicerna. Tidak ada masalah dengan jenis maupun font size. Semuanya membuat mata saya nyaman saat melihatnya.

Issue yang dituangkan dalam buku ini juga menarik dan banyak dirasakan banyak orang, yaitu perselingkuhan. Saya sendiri pernah diselingkuhi. Jadi ekspektasi saya saat membaca buku ini sekedar ingin tahu apa yang dilakukan si tokoh utama, apakah mirip dengan yang saya lakukan saat masa tahap penyembuhan luka? Hehe… ternyata kurang lebih sama kok :-P

Adalah benar kalau kita disakiti seseorang, mungkin mudah untuk memaafkan (beberapa orang punya prinsip BUKAN “forgiven, not forgotten”, MELAINKAN “not forgiven and not forgotten”) tapi pasti akan sulit untuk melupakan. Bahkan membuat si korban jadi hati-hati dan cenderung trauma untuk memulai relationship yang baru. Terus, whats next? Akankah kita berdiam diri aja dan meratapi itu semua berlama-lama? Kenapa kita harus berlarut-larut dan terjebak dalam sItuasi yang merugikan diri sendiri?

MOVE ON, GIRLS!!!

Itulah pesan yang ingin disampaikan novel ini. Apalah artinya galau kelamaan. Ibarat nunggu bus yang kamu tahu bus itu nggak akan lewat situ karena trayeknya bukan itu.

Tokoh yang paling saya sukai di novel ini adalah Aulia. Sahabat lelaki yang baik hati buat Syiana. sedikit mengingatkan saya dengan sahabat lelaki saya yang duduknya sama seperti Au; di sebelah kubikel saya. Tanpa perlu saya bilang apa-apa, dia tahu saya sedang sedih, atau bahagia. Saya sempat terkecoh di awal bab. Saya pikir Syiana pada akhirnya akan berpacaran dengan Au. Tapi ternyata? Ah.

Saya juga mau bilang, walaupun di buku ini banyak kejadian yang unik dan menarik (seperti misalnya ternyata Fedrian adalah seorang artis yang Syiana tidak tahu karena dirinya terlalu sibuk mengobati patah hati), tapi endingnya sangat bisa ketebak oleh saya. So typical.

In the end, 3 bintang aja deh. Untuk rasa yang sama dengan novel-novel lain dan untuk cerita yang begitu bisa ditebak. Fair enough.

“Dan ketika kita menyayangi orang sepenuh hati, kita akanmelakukan apapun untuk membuatnya nyaman” – p.412
Profile Image for Delisa sahim.
274 reviews13 followers
December 18, 2013
Ya ampun, ternyata curhat gue gak ke post?



Baiklah, gue curhat lagi. *kibas kerudung*



Gue termasuk orang yang gak bisa membaca yg ada nama gue. Seriusan, gue bener-bener gak bisa. Berasa gue tokoh itu. Dalam beberapa hal, sedikit gila sih kalau kita membayangkannya bahwa di dalam cerita itu kita tapi mau bagaimana lagi itu yg gue rasakan ketika gue membaca apa pun cerita yg ada nama gue.



Gue berterima kasih sama "Hafalan Sholat Delisa" kalau bukan buku dan film itu laris manis pasti gue pusing menyebutkan nama gue. Yang salah pengucapanlah, pengejaanlah, bahkan sampai salah panggilan manggil gue Desi.



Heran sebenarnya sama nama gue ini, padahal simpel aja nama gue DELISA kenapa tiba-tiba bisa berubah Desi, Lisa doang. Dan itu kejadian nyata. Nah, semenjak adanya "Hafalan Sholat Delisa" tiba-tiba setiap kali kenalan sama orang baru begini percakapannya.



"Hai, namamu siapa?"

"Delisa"

"Oh, yg Hafalan Sholat Delisa itu,ya."

"Gue dalam hati : Yakali, emak sama babah gue ngasih nama setelah itu novel terbit, muda banget dong gue"



Begitulah setiap kali kenalan.



Nah, kenapa gue curhat soal nama gue? Itu bersangkutan dengan Novel Restart ini.

Di novel ini ada nama gue. Memang bukan Delisa Sahim sih tapu Delisa Ahmad. Tapi tetep aja pakai nama Delisa. Bahkan novel "Hafalan Sholat Delisa" aja gue cuma sanggup baca 15 lembar.



Curhat lagi sebelum memutuskan membeli novel Restart ini.

Jadi tuh ya, abang gue nitip beliin novel buat pacarnya makanya gue pergi ke Gramedia Matraman *ini merupakan tempat favorit gue beli buku selain banyak, tempatnya juga gede plus deket sama rumah. Hahaha*



Setelah dapat dua novel buat abang, gue kedapatan jatah satu novel. Awalnya bingung mau milih apa, secara banyak banget novel yang diincer. Yang ini-lah novel inceran jaman tahun lalu, Yang itu-lah novel baru. Dan beruntung banget ada beberapa novel yang udah kebuka plastiknya. Makanya gue baca + seleksi novel satu persatu. Biasanya baca itu 5 halaman pertama, 3 halaman bab tengah, dan epilog-nya. Nah, kalau menarik epilog-nya pasti gue ambil. Dan Restart ini merupakan novel yg epilognya menarik. Tetapi pas gue baca ada nama gue-nya disana gue taruh kembali novel ini di tempatnya gak ada niat mau beli. Setelah berputar-putar lagi. Hati gue tuh suka sama epilog-nya. Makalah gue ambil novel ini, gue excited sama ceritanya. Gue bahkan gak tahu kalau tokoh pria-nya seorang seleb.

Okey selesai curhat gue.
Let's story about this book.

Bercerita tentang Syiana, seorang cewe yang sedang patah hati. Karena ingin menghidar atau lebih tepatnya melarikan diri dari masalahnya Syiana pergi ke hongkong, bisa dibilang disana selain mengikuti training, Syiana ketiban sial. Ketemu dengan sang mantan plus berurusan dengan dua cowo. Jadi, pas saat Syiana di bar ada seorang cowo yg memberikan Jackpot - muntah' ke kaki Syiana. Belum sempat Syaina ngomel teman si Jackpot ini malah nuduh Syaina yg bikin temennya itu teller. Karena lagi bad mood dan kesal, Syiana menyiram bir-nya ke muka kedua orang cowo itu.

Tak berapa lama, Syaina malah bertemu dengan dua cowo tersebut ternyata mereka adalah Dejavu band, yang saat ini menjadi salah satu band papan atas dan terutama yang sebentar lagi akan menjadi Brand Ambassador dari Project Music Card tempat Syiana bekerja dan yg lebih parahnya. Syiana yang memegang Project Music Card tersebut.

Belum selesai kesialan Syiana, Delisa yang merupakan mantan salah satu personil Dejavu Band yaitu Fedrian yang saat ini sedang deket sama Syiana mengeluarkan kata-kata tajam setiap kali mendapatkan kesempatan berduaan saja dengan Syiana. Yah, walaupun Delisa merupakan artis yang manis di depan semua orang ternyata She is bitch. *nah, gue memakai nama gue, hahaha*

Fedrian merupakan gitaris Dejavu, sosok pria sinis dan yummy *ini kata gue yg berarti, seksi dan hot* Satu lagi yang lupa, merupaka cowo yang nuduh Syiana yg bikin temennya teller sehingga Syiana menyiramkan bir-nya kemuka Fedrian.

Masalah terus berdatangan, padahal masalah Syiana sama sang mantan belum juga selesai. Sebenarnya kenapa sih Syiana putus sama mantan-nya padahal menurut pandangan banyak orang mereka merupakan pasangan serasi. Lalu, bagaimana cerita kisah cinta Syiana - Fedrian - Delisa? Maka, daripada semakin penasaran baca aja yuk..

Pendapat gue sih, Overall semuanya bagus, baik sisi pengambaran, alur cerita dan bahasanya yang enak di baca. Kecuali Typo yg sedikit menganggu. *kalau gue lagi baca serius pasti ada aja ketemu typo*

Padahal gue termasuk yang gak mempermasalahkan typo.

Ada lagi, kenapa nama udah bagus-bagus Fedrian Arsjad tapi panggilan namanya Ian. Kenapa bukanKenapa bukan Fed atau Rian. Ya ampun, ada ST-12 kenapa gue inget namanya Ia,ya? padahal Ian kasela ada di Radja. buahahah... *Sungkem ke mas Tomo*

Udah cukup curhat gue.
Terima kasih ;)
Profile Image for Trixie.
1 review
March 20, 2021
4,5

Hahaha alurnya enakk ngalun gitu, cuman endingnya kurang nyess. Bukan ga seru, tapi aku ngerasa kurang panjang😂. Tapi gapapala menghibur djiwa raga ini kok.
Author 4 books21 followers
October 19, 2014
Syiana pergi ke Hongkong untuk urusan pekerjaan sekaligus pelarian dari kisah cintanya yang berakhir menyedihkan.
Sial buat cewek itu karena di sana dia justru bertemu dengan si mantan pacar yang sudah mengkhianatinya, Yudha. Dan seakan itu belum cukup, Syiana dibuat kesal sama dua cowok asing. Yang satu mabuk berat dan jackpot di kakinya, yang satu menuduh Syiana yang menyebabkan si teman mabuk berat. Dengan senang hati Syiana menyiram si penuduh dengan segelas bir di tangannya.

Eh pas balik ke Jakarta, dia ketemu lagi sama si cowok penuduh itu yang ternyata adalah seorang artis dan anggota band terkenal. Salahkan Syiana yang nggak mengikuti perkembangan artis di Indonesia. Nama cowok menyebalkan itu adalah Fedrian Arsjad dan dia bergabung di band Dejavu. Cowok yang mabuk itu namanya Riza dan dia adalah vokalis Dejavu.

Karena urusan pekerjaan, Syiana dan Ferdian terpaksa bekerja sama. Lalu dengan penuh percaya diri Fedrian mendekati Syiana. Dia jelas-jelas bilang kalau dia menyukai cewek itu. Awalnya Syiana nggak paham kenapa Fedrian menyukainya dirinya yang cuma perempuan biasa (bukan dari dunia artis) tapi lama kelamaan Syiana juga jadi suka sama cowok itu. Ferdian ini punya pesona tersendiri di mata Syiana. Terlepas dari pekerjaannya sebagai artis, Fedrian ternyata punya gelar MBA dari Colombia University. Cara berbicaranya cerdas. Penurut sama orangtua. Dan dia punya keluarga yang menyenangkan, sesuatu yang kurang dari Syiana yang berasal dari keluarga broken home.

Tapi luka di masa lalu dan rasa khawatir jadi menghantui Syiana. Dia ragu apakah dia bisa menjalani hubungan dengan si artis itu. Dia takut dikhianati lagi. Dia takut sama masa depannya yang nggak pasti.

Review:

Ini pertama kalinya aku baca bukunya Mbak Nina and I liked it. Aku tahu buku ini dari acara IRF 2013 lalu tapi baru sempat beli bukunya sekarang. Hehe...

Paling suka sama dialog Syiana yang sassy, melawan dialog dari Fedrian yang juga nggak kalah cerdas. Untuk segi ceritanya sendiri, karena ini mainstream romance, bisa dibilang ya ketebak akhir ceritanya walau ada sedikit twist di bagian akhir. Dan aku nggak kecewa sama sekali dengan ceritanya. Ceritanya sweet tapi bukan sweet yang berlebihan.

Kehidupan dunia bankir sudah pernah aku baca di tulisan-tulisannya Mbak Ika Natassa, jadi pas baca cerita ini aku terbiasa dengan kehidupan bankir ala Syiana yang happy-stres-happy gitu. Dan cerita Fedrian dengan dunia keartisannya juga seru. Plus, sosok Fedrian dan Syiana itu memang memesona sih.

Syiana digambarkan sebagai sosok cewek tangguh yang cerdas tapi sebenarnya rapuh. Terlalu banyak hal yang membuatnya khawatir. Dia tipe manusia yang suka dengan kepastian. Dia ingin merasa aman.

Sementara Fedrian digambarkan sebagai cowok yang percaya diri, cool, bebas. Padahal di dalam hati dia juga sama rapuhnya dengan Syiana. Dia juga pernah terluka. Dan si cowok cool ini ternyata kalau sudah jatuh cinta akan jatuh sepenuh hati. Dan dia bahkan berani berkorban untuk orang yang dicintainya. Si Fedrian ini sweet banget deh pokoknya. Dan dia sweet bukan dengan cara yang manis. Keren ya?

Aku in love nih kayaknya sama Fedrian Arsjad. Haha...

Karakter pendukung dari ceritanya juga menyenangkan dan menghidupkan dunia Syiana dan Fedrian. Kecuali karakter Yudha si pengkhianat dan Delisa si artis ibu kota yang nyebelin itu. Aku nggak suka sama mereka and thank God, porsinya nggak terlalu banyak.

Cuma ada beberapa hal dari buku ini yang bikin aku merasa agak kurang nyaman.
Satu, kata 'emagod' itu. Nggak suka aja bacanya. Hihi... *lagi pms kayaknya aku ini*
Sama masalah typo deh. Buku di tanganku sudah cetakan kedua tapi nggak ada perubahan dari sisi editingnya. Padahal sudah ada proofreader-nya juga. Jadi mengurangi keseruan ceritanya deh (sebenarnya aku bukan tipe pembaca yang bawel, tapi yang ini kelihatan banget typo-nya jadi terpaksa dikomentarin :p).

Tapi secara keseluruhan aku suka sama cerita yang mengajarkan untuk move on ini. Well, kalau habis patah hati terus dideketin sama cowok kayak Fedrian, aku pasti bisa langsung cepat move on. Haha...

3.5 bintang untuk Restart :D
Profile Image for Ochie Motskee.
40 reviews24 followers
August 30, 2013
Restart is a must read book for somebody who likes reading modern-romance story.

Buku ini adalah buku pertama Nina Ardianti yang saya baca. Restart itu tipe buku yang kalau sudah mulai, ya tidak bisa berhenti sampai halaman terakhir.

Sudah tidak terhitung banyaknya pembaca yang mengalami delusional terhadap Fedrian Arsjad. Musisi yang sedang naik daun, handsome dan well educated adalah sederet pesona yang menjadikannya the most eligible bachelor (Ini ada gak sih musisi/artis Indonesia cowok yang kayak gini? :p) Tanpa sengaja dia bertemu Syiana yang sukses membuatnya diam karena kata-kata sarkastisnya. Selanjutnya adalah perjalanan kisah cinta mereka yang seperti layangan, tarik-ulur, kadang juga terlepas, untungnya masih bisa ditangkap lagi :p Sebagai pelengkap, Syiana dan Fedrian dikelilingi tokoh-tokoh lain yang IMHO semuanya sarkastis (membuat saya berpikir, apakah pergaulan saya terlalu biasa saja sampai tidak sadar bahwa Jakarta dipenuhi orang-orang penuh drama?)

Overall, I love Restart. Ceritanya mengalir. Karakter tokohnya dikembangkan dengan baik, plus banyak intermezzo tokoh-tokoh lain disana, membuatnya makin menarik. Konfliknya juga oke. Hanya masalah debat sarkastis hampir di semua tokoh yang buat saya agak berlebihan. Atau mungkin itu yang terjadi di lingkungan banker biru-kuning? Haha..kayaknya sih nggak juga ya karena beberapa teman saya disana justru kalem, feminin. Jadi, saya akan menganggapnya sebagai itulah ciri khas Nina. Lebay dan sarkastis itulah yang membedakan buku Nina dengan buku-buku Ika Natassa yang insightful atau Aliazalea yang lebih kalem.

Hal lain yang saya tangkap, this book is framing Jakarta lifestyle. Starbucks. SCBD. Senayan City. Harrier. Grand Indonesia. Oh yeah, gak yakin sih kalau pembaca di pelosok indonesia sana bisa paham apa itu Kate Spade atau Erdinger :p Bahkan, saya yang harusnya sih gak kuper-kuper banget, masih harus googling untuk tahu apa itu Diane James dan Preston Bailey :p But anyway, saya suka selera musiknya Nina. Pembatas antarbab-nya oke banget. Sukses membuat saya memainkan ulang lagu-lagunya Fastball, Melee, Gabrielle, The Script, Jason Mraz sampai One Republic. Yakin deh anak-anak generasi 2000-an belum tentu tahu Out Of My Head by Fastball itu lagunya yang mana :p

Oke, sekarang bagian protes-protesnya. Mari kita buat pointer saja :
1. Saya menghitung lho berapa kali Nina menulis, 'membetulkan bag strap yang turun' atau 'drop dead gorgeous', dan itu lebih dari 3x. Mungkin saya harusnya bisa membawa pulang payung cantik karena terlalu seringnya penggambaran itu :p
2. Terlalu banyak adegan kebetulan. Mulai dari Syiana bertemu Yudha, lalu Syiana bertemu Fedrian. That was too much in real life, wasn't it? Teman saya di SCBD bertebaran, tetapi juga tidak sebegitu seringnya ketemu secara tidak sengaja di Grand Lucky atau PP.
3. Saya bertanya-tanya (atau mungkin saya yang missed, i need to check it again), ketika Syiana membuat janji temu dengan Yudha kok bisa-bisanya Fedrian muncul, sepertinya tidak ada penjelasan sebelumnya bahwa Syiana juga akan bertemu Fedrian disitu. Sekali lagi, ketika Bram makan dengan Syiana, tahu-tahu Fedrian juga bisa muncul disana. Padahal ya, katanya Jakarta macet dimana-mana, kok timing-nya bisa pas?
4. Typo di buku ini luar biasa jumlahnya. Guess what? Saya jadi berencana untuk mengecek ke KBBI, artinya acuh apa sih? Kok kayaknya pemahaman saya jadi terbalik-balik. Lalu, artinya Terjam apa juga? Yang ini lupa sih halaman berapa dan kebetulan tidak bawa bukunya, sorry :p

Sudah sih itu aja protesnya, daripada penulisnya ngambek gak mau bikin buku lagi, repot kan?! :D

Terakhir, kalau saya boleh memilih karakter mana yang saya paling ingin tahu untuk dibuatkan ceritanya. Saya request kisah cintanya Bram, kakaknya Syiana. Atau kisah cinta Kemal dan Emma.

Review ini juga bisa dibaca di:
http://motsky.blogspot.com/2013/08/ir...
Profile Image for Viva Anggadita.
19 reviews9 followers
August 16, 2013
Syiana, cewek mandiri, tough, witty, sarcastic, stunning, well-educated, well-planned, yang hidupnya jungkir balik setelah kehadiran seorang artis, a-so-called-celebrity, yang bernama Fedrian Arsjad dalam kehidupannya, setelah dia putus sama Yudha, cowok-yang-nggak-boleh-disebut-namanya, yang selingkuh sama si cold-hearted-bitch-with-twelve-inches-stiletto-and-Kate-Spade-handbag, yang kedapatan selingkuh di Kempinski.

Aku sukaaa, like banget sama gaya bahasanya Mba Nina, ringan, dan apa adanya, bahasa sehari – hari, tapi tetep bikin geregetan.. Eerrrgghh... Dan hal yang paling aku suka adalah karena HAPPY ENDING. Apapun novelnya, siapapun penulisnya, selama itu HAPPY ENDING, aku bakalan suka, titik. Simply, because I hate, really really hate sad ending, mengecewakan banget kalo udah novel fiksi sad ending pulaak. Duuh, pathetic banget. Untungnya Mba Nina adalah tipe writer yang suka Happy Ending (aku taunya juga karena baca blog-nya Mba Nina dan review – review nya Mba Nina di blog-nya. Hehehehe ^_^)
Dan aku juga suka quotes di dalam novel ini. Keren – keren deh. Penasaran? Baca aja deh sendiri.

Aku suka sama hero dan heroine-nya, Fedrian Arsjad yang drop-dead-gorgeous, well-educated, senyum asimetris-nya, mata hitamnya yang nggak berdasar, dan Syiana Syahrizka Alamsjah yang witty, sarcastic, tough, independent, stunning, well-educated, well-planned.

Hal-hal detail kayak setting tempat, detail banget, pas baca kita berasa lagi di tempat itu, dan melihat interaksi antar tokohnya itu hidup banget. Bahkan sampe ketawa – ketawa sendiri pas baca bagian – bagian lucunya, seperti Syiana kalo pas lagi diceng-cengin sama Aulia, sama Edyta, dan sama cewek – cewek dan ibu – ibu yang bikin gempa lokal di lantai 23, sampe komedinya Syiana & Fedrian yang saling berdebat dan melemparkan kata – kata tajamnya. Yes, I love it.

Yang bikin aku sebel karena disitu ada si Delisa Ahmad, yang kepedean gilaaa. Ciiiihh! Sumpah gue benci banget sama that sonovabitch. Tapi, kalo nggak ada Delisa, ceritanya jadi datar sih, jadi ya mau nggak mau harus ada kan tokoh yang ngomporin kayak gitu, yang antagonis banget, yang super duper nyebelin, songong pulaak. Hehehehe.
Dan Yudha, adalah tokoh cowok yang aku benci disini, udah aja sih, si Yudha kasihin aja ke si Delisa, biar mereka berdua pacaran sekalian tuh. Idih sumpah, jadi cowok kog gitu ya, ngomong ‘sayang’ tapi selingkuh. Enak banget ngomong sayang, trus tiba – tiba kepergok di Kempinski, lagi selingkuh sama seorang perempuan bernama Briana – or something – yang ternyata his ex-girlfriend, trus ujung – ujungnya minta maaf sama Syiana, trus ngaku khilaf, duh sumpah si Yudha klise banget. Untung Syiana nggak balikan sama dia, untungnya. Hehehe…

Yang bikin aku geregetan lagi adalah, Syiana tuh gengsi banget ya, mau ngaku kalo dia kangen sama Ian dan masih cinta aja susah banget siiik. Trus pas mau balikan sama Ian, dia mau nelpon Tante Tania (mamanya Ian) aja pake mikir – mikir lagi, sumpah kalo gue yang pegang itu hape, udah gue dial tu nomer Tante Tania, trus pas udah nyambung, balikin deh tu hape ke Syiana, biar dia ngomong ke Tante Tania. Hahahaha. Tapi untungnya Aulia Astrawinata buru – buru komentar, “Udah cepetan, sebelum lo berubah pikiran.” Jadi deh akhirnya Syiana nelpon Tante Tania.
Dan cara dia balikan sama Ian itu adalah EPIC banget saudara - saudara. Syiana, maen piano untuk lagu You’re The Place I’ll Come Home To (sumpah ini lagu judulnya beneran panjang bener yak… hahahaha...) berasa lagi nonton konsernya Vanessa Carlton. Aaaaaaaaand yeah, well done, Syiana.

Overall, I love, love this book.
Buat Mba Nina Ardianti, tetep semangat bikin novel baru ya, Mba Nin. Dan lanjutkan bikin short story di blog-nya ya, Mba.
(Nunggu Stuck Part 3 nih... hahahaha ^_^)
Pokoknya, I love you and your books, Mba Nin.
Profile Image for Biondy.
Author 9 books233 followers
November 29, 2013
Judul: Restart
Penulis: Nina Ardianti
Penerbit: Gagas Media
Halaman: 456 halaman
Terbitan: Mei 2013

Syiana patah hati ketika menemukan cowoknya selingkuh dengan orang lain. Dia tidak pernah menyangka bahwa perjalanannya ke Hongkong akan membawanya ke sebuah pertemuan. Sebuah awal yang baru bagi kisah cintanya.

Ferdian, mantan bankir yang kini terkenal sebagai gitaris di Dejavu, sebuah band yang namanya tengah naik daun. Pertemuan pertamanya dengan Syiana di Hongkong tidak meninggalkan kesan yang begitu baik, tapi mau apa kalau hati sudah bicara?

Mampukah Ferdian mendapatkan Syiana, si sassy girl yang mengaku punya sabuk hitam dalam sinisme? Mampukah Syiana menghadapi ketakutannya akan pekerjaan Ferdian sebagai musisi? Padahal yang Syiana inginkan adalah seorang laki-laki yang memiliki pekerjaan yang aman dan memberikannya masa depan yang terencana.

Review

Sekedar info, saya sedang mengadakan giveaway buku ini di blog saya sampai tanggal 15 Desember 2013. Cek di sini untuk ikutan giveaway dan untuk membaca tentang acara Meet and Greet with Nina Ardianti.

Jadi, begitulah. Saya beli buku ini pas acara Meet and Greet itu. Iseng aja sih ke acaranya. Soalnya saya belum pernah ke acara seperti itu sih. Jadi penasaran aja acaranya kayak gimana dan karena ada waktu kosong, saya pergi deh ke acara itu. Acaranya menarik dan sukses membujuk saya untuk beli buku ini.

Bukunya metro pop banget. Iya, saya tahu kok kalau metro pop itu salah satu lininya penerbit lain, tapi ngerti kan maksudnya kalau saya bilang buku ini metro pop banget? Bercerita tentang seorang profesional muda di kota metropolitan, lengkap dengan segala lika-liku kehidupannya dan, kadang-kadang, sejibun barang beremerek.

Di sini barang bermereknya gak sebergelimpangan dibanding beberapa buku sejenis yang pernah saya baca sih. Cuma ada satu yang metro pop banget yang menonjol di sini. Bahasa Inggris. Penulisnya banyak memakai Inglish (Indonesia-English) dalam dialog dan narasinya. Saking banyaknya sampai kadang saya berhenti dan mikir, "Kok gak pakai padanan bahasa Indonesianya saja sih?"

Semisal:

Aku membalas jabatan tangannya dengan firm [...] (hal. 11)

[...] berasal dari keluarga dengan manner luar biasa-mungkin itu sebabnya Yudha juga terlihat sangat humble. (hal. 16)

"Gue wondering, kenapa juga kaca ruang meeting belum pecah dengan para cewek begitu heboh mondar-mandir kayak setrikaan checking out Fedrian. [...]" (hal. 151)

dan masih banyak lagi. Sangat banyak malah.

Ok, saya bukan tipe puritan yang menganggap bahwa novel oleh penulis Indonesia haruslah ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. No, it doesn't matter to me. Hey, look. I'm doing the Inglish in this paragraph.

Cuma masalahnya, kalau pada satu titik, ketika saya membaca, tiba-tiba di kepala saya ada suara yang berkata, "Ini kok, rasanya kayak si Vicky-Vicky itu lagi menarasikan novel ini ke saya yah?"

Nah, itu. Saya sampai berhenti baca dan ngakak serta merinding sendiri karena pemikiran itu. Baru sekarang saya baca novel yang sanggup bikin saya merasa kayak gitu.

Tapi terlepas dari bahasa gado-gadonya, novel ini enak untuk dibaca. Ceritanya mengalir dengan baik dan tokoh-tokohnya likable. Syiana dan Fedrian adalah pasangan yang cocok dan manis untuk dibaca. Manisnya juga bukan manis yang bikin diabetes, jadi aman untuk dikonsumsi.

Secara keseluruhan, 3 bintang untuk novel ini.

Buku ini untuk tantangan baca:

- 2013 New Authors Reading Challenge
- 2013 Indonesian Romance Reading Challenge
Profile Image for Nisa.
322 reviews18 followers
May 24, 2013
Jatuh cinta - Jadian - Patah hati - Move on - Restart

mungkin itu kali ya siklus percintaan manusia hari gini. mudah jatuh cinta, mudah patah hati, tapi susahnya amit-amit buat move on dan memulai segalanya dari titik nol lagi.

apalagi kalo kamu ternyata udah menjalin hubungan selama tiga setengah tahun sama cowok yang kamu pikir sempurna. kepikiran ga sih kalo dia suatu saat kamu temukan lagi di kamar sama mantan pacarnya yang ga lebih cantik daripada Dian Sastro atau minimal Eriska Rein?

so, itulah yang terjadi pada Syiana Alamsjah. sahabat sehidup-sematinya Edyta yang jadi tokoh utama di novel Fly To The Sky bareng Ardian. dia (Syiana) memergoki Yudha tidur bareng seorang cewek yg ternyata adalah mantannya di hotel Kempinski.

sampai titik itu aku udah mulai gemas sama novel ini. Yudha stupid, Yudha idiot, Yudha moron, yada-yada-yada. tapi begitu sosok seorang Fedrian muncul, hem, aku tau ke mana cerita ini akan mengarah.

curhat dikit deh ya, kalo dari dulu itu aku emang paling ga suka sama anak-anak band. mau itu band-band aliran melayu macam Wa*i, band-band yang dulu-tenar-bgt-tapi-sekarang-ga kaya U*gu, atau band-band keren banget sekelas Maroon 5, Simple Plan, One Republic, dan yang lainnya. suka sih sama lagu-lagu mereka, tapi orangnya? hem. no way.

dan rasanya tuh kaya di tampar bolak-balik pas Fedrian ngomong tentang stereotype di halaman 245-246. itu tuh ya berasa Fedrian lagi ngomong sama gue dan bukannya sama Syiana *sorry, dear :p*

emang sih kita ga semestinya menilai orang dari yang kita liat doang. tapi jaman gini gitu ya, mana ada cowo yang mau ngedeketin cewek pendek atau item atau gemuk padahal isi otak mereka kalo udah ngomong bikin tepar Eisntein. pastinya hal pertama yang dipertimbangkan itu fisik *udah ngaku aja ga usah ngelak* setelah itu baru deh sebutin atu-atu kelebihannya selain fisik.

kok jadi OOT?

--skip--

Jadi, novel ini bacaan ga terlalu berat tapi ga terlalu ringan juga. Alurnya, normal kaya kebanyakan novel lainnya. Penjabaran karakternya juga bagus banget. Tapi yang aku suka dari novel ini tuh dialog antartokohnya. Asik deh baca dialog per dialognya :) berasa aku juga ikutan di ajak ngobrol sama tokoh-tokohnya hehe

mungkin yang ga aku suka dari novel ini sih cuma klimaksnya aja yang menurutku ga kerasa kali ya. atau akunya aja yang ga sadar? Yah, whatev pokonya gitu.

aku juga ga suka sama pas bagian Syiana mutusin Fedrian setelah di labrak sama Delisa. menurutku itu sangat tidak 'Syiana'. dia kan kalo ngomong sarkastis dan ga mau kalah gitu. masa karena Delisa lebih cantik dari dia terus dia akhirnya mutusin Fedrian gitu? Oh, okelah Syiana mungkin juga takut di selingkuhin lagi sama Fedrian mengingat cowok itu artis dan dikelilingi banyak cewek cantik.

but pleaseeeee masa tiba-tiba mutusin Fedrian gitu aja siiih :( ? setelah apa yang dilakukan cowok itu buat Syiana? ga fair tauuuuuuk!

tapi gatau kenapa ya Aulia itu kok mirip-mirip sama Ihsan. Iya ga sih? dan untuk ukuran cowok banker, Aulia itu bawel bener ya -______- haha oh ya, aku juga nemu tiga nama unik di novel ini: Ardian, Adrian, Aldian. Ga penting sih emang tapi lucu aja namanya mirip-mirip hihi

okeeeh, intinya sih novel ini KE-REN! Aku suka dan berniat bakal baca semua novel-novelnya kak Nina Ardianti. ya abisnya, nagih gitu sih gaya penulsiannya :P

yang pasti sih setelah baca novel ini tuh rasanya pengen mutusin pacar. abis gitu nyari cowok-cowok se-gentle Fedrian deh di luar sana hahahaha :D *evil*

sudahlah. akhiri review sampai sini aja sebelum OOT ini berkepanjangan.

♥Best Regards♥

This entire review has been hidden because of spoilers.
2 reviews
May 2, 2015
pertama saya baca sinopsis novelnya, saya pikir ini pasti semacam novel menye-menye yang kebanyakan adegan nangisnya. tapi waktu baca isinya. wow. beda deh sama anggapan awal saya.

novel ini mengisahkan tentang syiana syahrizka alamsjah pasca putus dengan her long term boyfriend, yudha. padahal syiana ini tipe cewek yang selalu merencanakan masa depannya dengan detail. jadi waktu unexpectedly yudha nggak lagi berada dalam rencana masa depannya, dia merasa kacau. patah hati berat. tepat pada saat itu, fedrian datang dalam hidup syiana.

menurut saya ini novel yang nggak kebanyakan gula tapi tetap manis. saya hanyut pada kisah mereka berdua yang berjalan seperti riak riak ombak. saya juga suka dengan jawaban sarkastis syiana dan jawaban-jawaban fedrian yang cerdas tapi nggak terkesan menggurui.

saya suka karakter-karakter yang mengisi cerita ini. ada syiana yang sinis dan jutek tapi mudah khawatir dan insecure. ada fedrian yang smart, flirty, dan protektif aww. ada edyta dengan karakternya yang menurut saya lucu dan menyenangkan. ada aulia--awalnya saya kira dia ini perempuan, apalagi dengan pemikiran dan kata-katanya yang pedesnya bisa ngalahin syiana. ada keluarga edyta dan keluarga fedrian yang bisa bikin suasana dalam novel semakin hangat. karakter-karakter ini saling melengkapi dan membuat cerita semakin terasa familier--seperti berada dalam lingkaran keluarga dan orang orang yang menyenangkan.

ada banyak quotes menarik dalam novel ini yang nggak bisa saya sebutkan satu persatu. novel ini membuat kita kembali berpikir bahwa "semua orang itu memang pernah sakit hati and all you have to do is move on". meskipun move on memang enggak segampang itu, tapi saya bisa bilang bahwa pada akhirnya kita seharusnya nggak menyesal dengan hubungan yang pernah kita jalin sebelumnya karena itu membantu kita belajar dan membentuk diri kita yang sekarang. fedrian kalo nggak salah juga pernah bilang bahwa ada kesalahan yang kamu tau itu adalah kesalahan kalau kamu mengalaminya. kita kemudian belajar dari hal tersebut untuk menghindari kesalahan di masa depan. tapi kita juga jangan sampai membawa masa lalu kita untuk menjustifikasi apa yang kita lakukan sekarang. jadi pada dasarnya move on itu bukan berarti melupakan, tapi seperti kata syiana, move on itu adalah menerima apa yang terjadi dan melanjutkan hidup.

saya juga berpikir bahwa kesalahan yang terjadi di masa lalu juga kadang bisa menghambat apa yang kita lakukan di masa depan karena kesalahan itu masih membayangi kita. kita menjadi stuck dengan masa lalu. saya suka dengan novel ini karena novel ini menjelaskan hal tersebut dengan sederhana.

kalau ditanya apa kekurangan novel ini mungkin saya akan menjawab bahwa plot ceritanya klise, endingnya juga klise, dan saya juga bisa menebak plot cerita ketika saya membaca novel ini. tapi untungnya mbak nina ardianti membungkus plot cerita ini dengan lebih realistis di mana manusia tidak hanya dihadapkan pada persoalan yang cinta melulu. ada aspek-aspek lain yang memiliki esensi yang juga perlu dipertimbangkan. misalnya pekerjaan, keluarga, persahabatan, masa depan, dan bahkan pandangan publik.
Profile Image for Marista yunis.
67 reviews15 followers
April 29, 2014
Review yg tertunda (oke... sangat lama :D)


Oke, diawal ngreview saya slalu suka ngungkapin apa yg bikin saya beli, kemudian baca, dan trakhir ngasih bintang.. hehehe
Kenapa beli buku ini tentunya karena penulisnya... saya sudah jatuh hati sama kak Nina setelah baca Fly To The Sky . sejak saat itu langsung bertekat akan jadi pembaca stia nya kak nina.. *kode supaya cepet nulis lagi
begitu buku ini berada di tokobuku, langsng ga pake mikir segera dibeli. daannn... saya bnar2 jatuh cinta sama tokoh Syiana. Berbeda dg Edyta di Fly To The Sky yg agak2 "kekanakan" disini Syiana ini bener2 perfect, yg bikin kita smua mikir bisa2nya si Yudha ini dg bodohnya ngeduain dia. well "kerugian bagi seorang cowok, adalah keuntungan buat cowok lainnya" (Just another birthday-Rina suryakusuma). Tuhan maha adil ya, ato kak Nina nih yg adil hehehe.. gagal sama yudha, dimasa "patah hatinya" Syiana ketemu sama Fedrian,, (lanjutin baca sndiri, Oke?) :D

dari cover suka bgt sama tagline-nya Setiap orang pernah patah hati. All you have to do is move on. hehe...

suka sama buku ini, konfliknya, keluarganya Edyta yg bikin ngiri, yg nganggep Syiana udh kyk keluarga,, ILHAM... sukaaa... beli dimana nih cowok kayka ilham... dan ngomong2 suka sma adegan makan malam keluarganya edyta nih... suasananya hangat :')

Aku selalu mengira tak akan bisa hidup tanpa cintanya.
Aku lupa, semua luka perlahan-lahan akan sembuh juga.
Biarkan saja waktu yang jadi obatnya.
....jika kita menghadapi masalah, hadapi jangan lari. Karena kalau kita lari, masalah nggak akan pernah selesai. Memudar, tapi nggak akan pernah selesai.
Dear universe, what kind of games you’re playing to me now?
Setiap orang itu patah hati. All you have to do is move on.
“...satu-satunya hal yang bisa menyembuhkan patah hati adalah waktu—“
“when it comes to love, only women think about love. Men just love, they don’t think.”
“If it’s the right person, it’s easy”
“Kamu sakit karena aku akan tetap nggak bisa memaafkan kamu, dan aku sakit karena mendengar cerita kamu- yang entah bener entah bohong.” (sejujurnya bener2 suka sama quote iniiii)
“Moving on bukan artinya akan melupakan semua hal yang terjadi di antara kita, Yud. Ini artinya aku menerima apa yang terjadi, dengan ikhlas, dan melanjutkan hidupku.”
“Relieved itu datangnya dari otak tapi perasaan itu dari hati. Walaupun otak kamu bilang itu adalah hal yang melegakan, tapi perasaan sakit itu belum tentu hilang.”

sangat menunggu karya kak nina selanjutnya, mungkin "Ilham", mungkin "Kemal".. siapapun diantara keduanya yg penting segeraaa... hehehe
Displaying 1 - 30 of 325 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.