Perusahaan boleh saja mengalokasikan miliaran rupiah untuk promosi lewat iklan. Tapi, promosi paling efektif justru melalui word-of-mouth alias gethok tular. Sebab, pelanggan yang terpuaskan akan menjadi juru bicara produk Anda secara lebih efektif dan meyakinkan ketimbang iklan jenis apa pun. Dan kepuasan semacam itu mustahil terjadi tanpa servis yang prima.
Sayangnya, servis sering hanya dimaknai sebatas layanan sebelum, selama, dan sesudah transaksi. Padahal, matra maknanya sangat luas. Dengan servis, Anda memberikan solusi kepada pelanggan, seperti Nokia dengan Nokia 810 Car Phone untuk melayani kebutuhan komunikasi di dalam mobil. Dengan servis, Anda menawarkan nilai kepada pelanggan, seperti Qantas Airlines yang menyajikan hiburan dan kenyamanan terbaik di pesawat. Dengan servis, Anda dapat menciptakan memorable experience, seperti Garuda Indonesia yang terkenal dengan keramahan pramugarinya. Dengan servis, Anda menjamin nilai tambah secara berkesinambungan, seperti Toyota dengan jaringan-luas penyedia sukucadang/servis yang tersebar di seluruh Nusantara.
Hermawan Kartajaya, ikon marketing Indonesia, membuka mata Anda pada seluk-beluk dunia servis. Sebuah buku yang patut dibaca oleh semua manajer, salesman, dan kalangan bisnis mana pun.
Hermawan Kartajaya is an Indonesian author and public speaker in the area of marketing studies. In 2000, Kartajaya co-authored "Repositioning Asia: From Bubble to Sustainable Economy" with Philip Kotler. In it they analysed why the Asian crisis of 1997 occurred, and outlined what the governments and companies of the region could do to develop more sustainably in the future. Kartajaya’s expert analysis, in-depth knowledge, and strategic thinking, won him acclaim from many of his peers. Al Ries said of him “The positioning of Hermawan Kartajaya in marketing is unique. He is a combined ‘product’ of Western mind, Asia heart and Indonesian soul. Every company must get his advice.” 2002 saw him team up with Kotler again in their book "Rethinking Marketing: Sustainable Marketing Enterprise".