Jump to ratings and reviews
Rate this book

Skenario Remang-Remang

Rate this book
Seorang perempuan di kota tua, membangun sisa-sisa harapannya bersama mi yang diolahnya dengan suatu resep rahasia. Di suatu perumahan baru di pinggir kota, seorang pemuda membangun mimpi dan ide-idenya akan kehidupan normal dengan sang perempuan pujaan. Di suatu sudut mal, seorang sahabat menanti dengan debar sahabat yang dalam diam dipujanya. Di suatu restoran yang terimpit oleh gedung-gedung perkantoran megah, seorang pramusaji bertemu kembali dengan kisah lamanya yang dipikirnya telah mati saat demonstrasi. Di suatu acara televisi nasional, seorang penyanyi lawas berharap-harap cemas untuk mendapatkan popularitas dan kejayaannya kembali. Di sudut lain pada kota yang remang, dua peristiwa besar terjadi; suatu transaksi perasaan, juga pelajaran panjang tentang patah hati.

Andai saja satu hari dalam hidup seseorang dapat diulang, akankah ia bisa mengubah jalan hidupnya? Ataukah hidup memang kadang punya cara sendiri untuk menertawakan rencana-rencana naif manusia?


"Skenario Remang-Remang menghadirkan sejumlah kisah kehidupan manusia yang mampu membuat kita berpikir, berefleksi, dan lebih menghargai hidup. Puitis, romantis, dan terkadang mengiris."
(Marissa Anita, Presenter)

"Kehidupan orang-orang biasa yang jatuh atau kalah sering menjadi sumber inspirasi yang kaya bagi para pengarang fiksi. Namun, Jessica memiliki kepiawaian untuk memberinya sentuhan yang berbeda.Ia tidak meromantisasi tragedi atau membuatnya menjadi lebih getir dari realitasnya.Ia bertutur tentang pengkhianatan, perpisahan, kebohongan, juga harapan, dengan kepekaan tinggi.Menghasilkan kisah-kisah menyentuh yang menahan kita untuk cepat menghakimi dan, sebaliknya, membangun simpati kita bagi mereka yang kalah dan tersisih meski mereka juga bukan orang-orang suci tak berdosa. Jessica sangat cerdas meramu peristiwa dan membangun akhir cerita yang hampir selalu mencengangkan. Ada banyak penulis fiksi dewasa ini, tetapi tak banyak yang mampu bercerita dengan jujur dan mengalir seperti Jessica Huwae."
(Manneke Budiman, Dosen Fakultas Ilmu Budaya UI)

"Membaca kumpulan cerita ini rasanya seperti menyaksikan dongeng Alice in Wonderland yang kaya akan kosakata dan sarat ide. Jessica sebagai penulis dan wartawan yang terbilang muda mampu menangkap semua ide dan kondisi yang ada di sekitarnya menjadi cerita-cerita yang menarik—yang mewakili romantika, paradok, manis-asam kehidupan masyarakat urban yang diolah dengan gurih. Bernas, juga cadas!"
(Hadriani Pudjiarti, Jurnalis Harian Tempo)

"Ada harga yang harus dibayar dengan menjadi perempuan. Itulah salah satu kalimat kunci yang merangsang dalam kumpulan cerita ini. Dari situ kita diajak untuk menyelami betapa perempuan begitu sensitif terhadap detail; detail tubuh, detail perasaan, detail waktu, detail kenangan, bahkan detail nasib. Barangkali karena itulah perempuan lebih bisa menghayati misteri nasib seperti ia bisa merasakan adanya hubungan magis antara tangan yang bekerja dalam derita dan lezatnya masakan."
(Joko Pinurbo, Penyair)

188 pages, Paperback

First published July 1, 2013

12 people are currently reading
181 people want to read

About the author

Jessica Huwae

7 books32 followers
Jessica Huwae was born in Jakarta. After graduating from the Faculty of Cultural Studies in University of Indonesia, Jessica had a long career as journalist in media companies such as Femina Group, MRA Printed Media and Media Indonesia.

She is also the founder of Dailysylvia.com, a website dedicated to Indonesian career women, and a co-founder of custom publishing company, Kanakata Publishing Services.

Some of her published books are Soulmate.Com (2004), Skenario Remang-Remang (2013), Galila (2014), Javier (2014) and a collaborative book project, Work It, Girl! (2015).

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
26 (19%)
4 stars
54 (39%)
3 stars
49 (36%)
2 stars
6 (4%)
1 star
1 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 38 reviews
Profile Image for Aravena.
675 reviews36 followers
March 20, 2021
Melalui 14 cerpen yang gampang dicerna tapi juga bergizi (#sayasedanglapar), Jessica Huwae menawarkan nuansa getir nan tengil dari kehidupan di perkotaan. Seperti tokoh penulis di salah satu cerpennya yang anti happy ending, mayoritas (semua?) cerita di sini tidak ada indah-indahnya, walau beberapa juga dibumbui humor gelap nan sedap. Bisa dibilang, ini antitesis segala kisah motivasi dan inspirasi 'susah senang kita lalui bersama' di luar sana...

Dari semuanya, saya paling suka tiga cerita pertama:

-Resep Rahasia Tante Meilan (tentang pemilik kedai mi ayam yang laris manis);
-Gate 4 (percakapan seorang penulis naskah sinetron di bandara); dan
-Satu Hari Dalam Hidup Aidan (keputusan seorang bocah lelaki yang kemudian mengubah seluruh hidupnya).

Ketiga cerita itu itu punya keunikan dari tema, karakter, dan akhir yang tak terduga, khususnya Resep Rahasia Tante Meilan yang sukses membuat saya terbengong-bengong (dalam arti positif). Setelahnya, mayoritas cerita di pertengahan dan akhir kumpulan ini beralih ke tema yang lebih 'biasa' soal hubungan bertepuk sebelah tangan, hubungan gagal, dan perselingkuhan. Dibawakan dengan cukup elegan (istilah favorit saya: 'galau bucin berkelas'), tapi terasa repetitif juga karena terus digoreng dengan cara yang kurang lebih sama.

Lambat laun, ada identitas kuat yang terbentuk sebagai benang merah sejumlah cerita: sosok perempuan berpenampilan sederhana yang dikhianati lelaki, pengalaman pahit sebagai etnis Tionghoa, dan kegetiran saat idealisme masa muda bertransisi ke realita orang dewasa. Tidak semua cerita menampilkan elemen-elemen itu, tentunya, tapi itulah kesan dominan yang saya dapat. Meski sejumlah elemen plotnya repetitif, cukup banyak detail yang 'nyambung' buat saya pribadi, termasuk latar tempat yang terasa sangat akrab (Depok dan wilayah sekitarnya seperti Kukusan dan Margonda...). Tema umumnya pun masih relevan walau sudah lewat bertahun-tahun sejak terbitnya.

Mungkin di atas semuanya, saya suka kejujuran getir yang terus mengendap di sini.

Karyawan restoran diwajibkan hadir lebih pagi; untuk membereskan dapur, mengecek stok bahan, evaluasi singkat, juga menyuntikkan motivasi-motivasi tingkat tinggi yang terasa seperti pepesan kosong di telinganya. Anak kemarin sore ini tahu apa tentang kehidupan? Mereka yang bekerja di tempat itu adalah orang-orang yang telah tumpul dan dipukul kalah oleh kehidupan, tidak punya pilihan, dan hanya memiliki mimpi sependek hari itu—karena mereka tidak pernah tahu apa yang akan terhidang di piring kehidupan mereka besok atau hari-hari sesudahnya. Bila ada satu hal yang menyatukan mereka mungkin adalah cita-cita mereka: bertahan hidup di hari itu. (Semangkuk Salad dan Setumpuk Kenangan Saat Jam Makan Siang)
Profile Image for Nabila Budayana.
Author 7 books80 followers
December 16, 2013
Skenario Remang-Remang adalah bentuk awal perkenalan awal saya dengan karya-karya Jessica Huwae. Terasa seperti kencan di suatu senja, atau bahkan seringkali seperti saat langit gelap berhujan, sesekali memberi petir sebagai kejutan.

Diksi yang digunakan penulis sanggup membuat nyaman. Metafora tak berlebih, dan mengalir lancar. Tema-tema yang diangkat dalam cerita-cerita pendeknya pun segar. Tidak benar-benar baru, namun penyampaiannya berbeda. Beberapa cerita pendeknya memberi kesan :

- "Resep Rahasia Tante Meilan"
Tentang kisah kehidupan seorang perempuan, bisnis mie, juga cobaan hidupnya. Saya mengikuti likunya, tanpa menyangka akan memiliki akhir yang jauh berbeda dari dugaan. Ending yang berani.

- "Gate 4"
Sampai akhir saya menutup buku ini, saya masih memfavoritkan kisah ini. Kisah sederhana, terasa dekat, dan tak berlebih drama di dalamnya. Wajar. Namun tokoh utamanya berhasil mencuri simpati.

- "Satu Hari dalam Hidup Aidan"
Terasa seperti membaca 'behind the scene' dari sebuah berita di koran.

- "Skenario Remang-Remang"
Konsep penyampaiannya yang hanya melalui dialog menarik. Dalam kalimat-kalimat pendek itu tersimpan banyak hal dan argumen-argumen yang menggelitik. Belum lagi kejutan di akhirnya.

- "Menjemput Bapak"
Sesungguhnya 'teriakan-teriakan' dan kebijaksanaan di dalam cerita pendek ini yang menghidupkan haru.

- "Semangkuk Salad dan Setumpuk Kenangan Saat Jam Makan Siang"
Menggabungkan sisi kelam politik dan kisah hidup yang tak terduga. Cukup membuat miris.

- "Pelajaran Patah Hati"
Jika ia ada, saya ingin berbagi satu pelukan dengan sang tokoh utama. Tidak untuk menyembuhkan patah hatinya. Namun setidaknya untuk berbagi.

- "Segitiga"
Sesaat saya mengira ini kisah biasa, sampai akhirnya, Otis muncul dengan sudut pandangnya.


Penulis banyak bermain dengan alur yang maju-mundur. Pembaca mesti cermat untuk menyadari 'sedang di mana' ia saat itu. Namun, keberagamanan topik yang diangkat dalam buku ini menjadikannya kaya. Jika ditanya, apa setelah ini saya akan membaca karya Jessica Huwae yang lain? Saya akan memastikan diri, menjawabnya dengan "ya".


Profile Image for Dodi Prananda.
Author 18 books41 followers
September 17, 2013
Ketertarikan saya pada buku ini adalah karena nama besar Maggie Tiojakin yang memuji-muji bahwa kesemua cerpen dalam buku ini bagus, tidak sebagaimana penyakit pada buku kumcer lainnya yang kerap hanya menjual beberapa cerita saja yang menonjol. Sebab itu, saya ingin membuktikannya. Apakah benar, buku kumcer ini pengecualian?

Saya tidak memperlakukan buku ini sebagaimana buku baru yang saya beli, dan harus ikut antrean bacaan. Begitu pulang dari toko buku, saya langsung ikut bermain dalam ‘Skenario Remang-Remang’ sebagai pembaca. Penilaian saya bermula dari judul-judul yang tersaji bak buku menu restoran, dan saya yakin, saya tidak salah beli buku. Saya adalah pembaca (sedang belajar menulis) yang senang memerhatikan setiap judul. Saya memindai sebentar, keempat belas judul, dan hawanya masih sejuk.

Namun, pandangan baik pada buku ini berhenti saat tiga lima cerpen awal membuat saya jenuh, karena hampir dari semua cerpen itu nyaris tidak menawarkan sesuatu. Kecuali Gate 4 yang secara ide cerita menyentak dari segi karakter dan akhir yang mengejutkan. Upaya mencari (gaya bercerita) yang baru dari tema-tema yang klise, gagal dilakukan Jessica, karena hamper semua cerpen terjebak pada cerita yang hambar dan tak berkesan. Itu hampir terjadi sampai saya berhenti di cerpen enam dan tujuh. Di sini, Jessica mulai mengeluarkan taringnya. Skenario Remang-remang adalah sebuah eksperimen menarik tentang mendayagunakan dialog (yang kuat) sebagai tulang cerita-ceritanya, satu-satunya senjata. Jessica berhasil dalam hal ini. Berlanjut pada cerpen Menjemput Bapak yang berakhir dengan akhir yang sesak. Cerita kesedihan lainnya, sulit tercantel di benak, karena tidak digarap istimewa.

Perlu diakui, bahwa Jessica adalah pencerita yang baik, ia dapat dengan mudah menuliskan sesuatu secara lugas dan ‘ngena’. Di sejumlah cerpen yang saya anggap berhasil (Jalan Kembali, Pelajaran Patah Hati, atau Menjemput Bapak), di sana Jessica menulis dengan begitu intens, dengan dialog atau narasi yang matang. Kalimatnya lancar, mengalir, sesekali ada selipan kalimat yang quotable dan selalu bikin sesak dada bila direnungkan. Cerpen-cerpen Jessica bisa dibilang cerpen-cerpen orang yang sakit hati, yang pernah disakiti, dan mencoba melawan, atau sekadar mencari pelampiasan untuk berpindah ke suatu ruang: kebahagiaan

Untuk semua kelebihan Jessica, hadiah dariku, bintang tiga.
Profile Image for Yuu Sasih.
Author 6 books46 followers
August 7, 2013
Bulan Juli adalah bulan paling menyebalkan bagi saya di tahun ini karena sepertinya ada semacam konspirasi tersendiri antara penulis, penerbit, dan toko buku untuk menguras kantong saya. Ada banyak buku-buku Indonesia yang bagus yang terbit bulan Juli, dan Skenario Remang-Remang adalah salah satunya.

Terdiri dari 14 cerita, Skenario Remang-Remang adalah sebuah kumpulan cerita yang berisi tentang hal-hal yang sering kita temui (dan rasakan) dalam keseharian kita. Tentang penjual mie ayam, tentang pramusaji di restoran, tentang penulis naskah sinetron, tentang mantan artis, dan lain-lain. Tapi siapa yang sangka bagaimana kehidupan mereka-mereka ini sebelum menjadi diri mereka yang sekarang? Kerap diramu dengan isu-isu sosial dan dikaitkan dengan beberapa kejadian besar di Indonesia, Jessica dapat membuat pembaca menyelami kehidupan tokoh-tokohnya yang sehari-hari namun memiliki latar belakang yang unik. Alasan kenapa saya tidak memberi lima bintang untuk kumcer ini adalah karena ada kecenderungan penulis untuk 'mendewakan' perempuan dan memandang laki-laki sebagai 'pihak yang selalu menyia-nyiakan perempuan atas nama hasrat'. Walau memang tak terlalu terlihat, tapi mungkin akan lebih baik jika pendapatnya bisa sedikit diseimbangkan.

Tapi, all in all, saya sangat menyukai buku ini. Karena sesederhana apa pun, kehidupan memiliki sisi-sisi yang bukan hanya sisi depan saja. Salut!
Profile Image for Harumichi Mizuki.
2,430 reviews72 followers
November 27, 2019
Akhirnya baca kumcer yang bagus juga setelah sekian lama. Mbak Jessica Huwae ini tampaknya punya keahlian khusus dalam mengungkapkan kesedihan secara lugas. Hampir semua cerpennya tragis, tapi tidak cengeng.

Selain itu caranya mengolah tema juga unik. Sudut pandang dan caranya mengolah variasi cerita begitu beragam. Semua cerpen di sini banyak yang punya benang merah: memori masa lalu yang menyedihkan.

Beberapa di antaranya mengangkat isu kerusuhan aksi mahasiswa tahun '98 dengan orang Tionghoa sebagai penderita, tentu saja.

Favoritku? Gate 4. Itu cerpen yang paling nggak tragis di sini.

Komentarku soal tiap cerpen yang ada di sini tersimpan di Reading Progress. Kalau sempat nanti kupindah ke bagian review.

Yang jelas aku perlu buku yang lebih cerah atau nonfiksi sekalian pasca mencicipi tragedi demi tragedi di dalam kumcer ini.
Profile Image for Darnia.
769 reviews113 followers
September 23, 2016
3,5/5 bintang

Buku yg cukup mampu mengakhiri reading slump selama hampir tiga minggu ini. Banyak cerpen yg unik, namun kebanyakan masih seputar cinta dan affair.
But, it's a good start to admire Jessica Huwae's writing, which is pretty amazing.

Terima kasih, iPusNas, atas peminjaman bukunya
Profile Image for Carolina Ratri.
Author 26 books40 followers
August 20, 2017
Overall, cerita-cerita dalam buku ini sama kuat, tapi 4 cerita pertama adalah paling favorit saya. Diksinya kaya, mengiris hati tapi nggak mendayu-dayu atau cheesy.

Jessica menggambarkan cinta itu bisa begitu indah, tapi sekaligus nyesek.

Ya, overall saya suka, meski nggak sampai bikin bookgasm.

Review lengkap di sini > https://carralibrary.wordpress.com/20...
Profile Image for Adelia Ayu.
147 reviews1 follower
June 30, 2014
Mari kita mengomentari satu persatu dari cerpennya terlebih dahulu.

1) Resep Rahasia Tante Meilan
Tentang kisah perempuan janda yang menjalankan bisnis mie.
Saya sangat suka cerita ini ditaruh di depan, karena membuat pembaca tetap lanjut ke cerita cerita selanjutnya. Sangat menarik, terutama di ending.

2) Gate 4
Tentang penulis skenario sinetron yang bertemu dengan seorang lelaki yang bertujuan ke Bali menemui kekasihnya yang telah menjadi istri seseorang di bandara.
Di awal awal kisah, saya sangat menikmati cerita ini, tapi setelah mendekati ending, kok saya jadi ngga menikmati greget ceritanya lagi? Apalagi dengan cerita sang lelaki yang mau saja menjadi selingkuhan. Ah, saya sangat tidak suka dengan perselingkuhan.

3) Satu Hari Dalam Hidup Aidan
Tentang anak kaya yang terlalu dikekang oleh orangtuanya, dan berakhir mengenaskan.
Setelah kecewa sedikit dengan ending cerita sebelumnya, saya mendapat kejutan di cerita ini; mencengangkan!

4) Mencintai Elisa
Tentang seorang lelaki yang dulu perjuangannya mendapatkan Elisa sangat susah, setelah mendapatkannya, lelaki itu malah menyakiti Elisa hanya karena Elisa telah keguguran kandungannya.
Awalnya sih saya menikmati cerita ini, meringis meringis sendiri membacanya, tapi di endingnya kok.......... masih ada monolog lelaki itu yang sudah meti? Hhhhh lagi-lagi seperti ending Surat untuk Ruth yang kurang memuaskan.

5) Mengeja Perempuan Dalam Kesunyian
Tentang.......... ups, ini tentang apa sebenernya?!?!?! Saya tidak paham! *ampun, Mbak Jessica*

6) Skenario Remang-Remang
Tentang percakapan sepasang kekasih yang membicarakan hal hal sederhana.
Unik sih penulisannya, tidak ada rangkaian kalimat di luar dialog. Murni dialog. Namun, tidak seberapa jelas juntrungan dialognya.

7) Menjemput Bapak
Tentang seorang wanita dewasa yang menemui bapaknya setelah bertahun tahun tidak bertemu karena suatu insiden, dan akhirnya ibunya giliran "menjemput" sang Bapak.
Bagus, tapi bukan favorit.

8) Nostalgia Rasa
Ini sebenarnya hanya berkhayal bertemu sang lelaki, apa emang bertemu sih? Kok ngga jelas....

9) Elegi Sabtu Sepi
Tentang seorang penulis yang mengingat masa lalunya.

10) Jalan Kembali
Tentang artis masa lalu yang tiba tiba memperoleh jalan kembali untuk menjadi artis lagi.

11) Galila
Tentang seorang gadis kecil yang "ditinggal" ayahnya.
Bagus banget. Menjadi salah satu favorit juga.

12) Semangkuk Salad dan Setumpuk Kenangan Saat Jam Makan Siang
Miris sih ceritanya.

13) Pelajaran Patah Hati
Hm, bukankah setiap hidup memang pasti akan mengalami dengan suatu frase patah hati?

14) Segitiga
Tentang pasangan suami istri yang berpisah dengan damai, tanpa drama yang berlebihan.
Sebenernya bagus, tapi apa maksud dari pov "Halaman"? Saya belum bisa menangkap maksudnya.

Nah sudah bisa ditebak, 14 cerpen ini dengan tema yang berbeda-beda. So, kenapa harus dijadikan novel? Saya kurang sreg saja melihat novel dengan kumpulan cerita yang berbeda beda tema. Tidak ada suatu tujuan yang jelas.

Yang kedua, kenapa harus cerita skenario remang remang yang diambil menjadi judul? Selain ceritanya tidak seberapa wow, judul ini kurang memikat minat pembaca. Kenapa tidak "Elegi Sabtu Sepi" atau "Pelajaran Patah Hati" atau "Segitiga"? Itu mungkin lebih menarik minat pembaca.

Yang terakhir, maksud dari covernya ini sebenarnya apa sih?!?!?!
Profile Image for bakanekonomama.
573 reviews85 followers
March 28, 2016
Empat belas cerpen. Sebagian besar bertemakan perempuan. Ada yang hidup sendirian setelah ditinggal mati oleh suami dan anaknya ketika kerusuhan 98, ada yang menderita KDRT, ada yang jatuh cinta, ada yang patah hati, ada yang ditinggal pergi ayahnya, ada mantan artis yang pernah berjaya, dan sebagainya.

Perempuan memang bukan hanya suka bercerita, dia juga menjadi objek yang menarik untuk diceritakan. Mungkin itu sebabnya perempuan menjadi tokoh utama dalam cerpen-cerpen di buku ini. Meskipun bisa dikatakan semua cerpen di buku ini tidak berakhir bahagia, tapi saya suka. Mungkin karena sedang sesuai mood saya saat ini. Untungnya juga sebelumnya saya sedang tidak membaca buku yang agak suram (kecuali buku biru ini), karena kalau sebelumnya saya membaca buku bertema serupa bisa jadi saya tidak bisa menikmatinya dengan sepenuh hati.

Ketika sebuah cerita berakhir bahagia, maka bisa jadi apa yang dialami tokoh setelah cerita justru jadi tidak bahagia. Begitupun ketika sebuah cerita berakhir dengan kesengsaraan, bisa jadi setelah itu si tokoh justru menemukan kebahagiaan dalam kehidupannya. Tapi tentu saja tidak ada cerita lagi setelah itu, karena penulislah yang memutuskan untuk mengakhiri kisah hidup tokoh mereka sampai di situ. Kalau saya sendiri, ada kalanya saya lebih suka dengan akhir yang tidak bahagia, karena itu lebih realistis dengan kehidupan ini. Tapi sebagai pembaca, tentunya saya juga ingin membaca cerita dengan akhir yang bahagia. Sebenarnya sih lebih penting akhir yang memuaskan bagi saya, selaku pembaca. Ada cerita yang berakhir tragis tapi rasanya seolah penulis memaksakan diri agar tokoh-tokohnya selalu menderita dan terkena kemalangan. Ada juga yang akhirnya bahagia, tapi kebahagiaan itu terlihat sederhana dan mudah dijangkau, bukan kebahagiaan ala drama Korea atau sinetron.

Kalau bagi saya, akhir cerita dari cerpen-cerpen ini sebagian besar memuaskan. Saya juga suka dengan pemilihan kata yang digunakan oleh Mbak Jessica (sungkem sama senior di FIB). Mungkin satu kritik aja, di profilnya Mbak Jessica tertulis dia kuliah di Faculty of Cultural Studies. Nama FIB memang kalau diterjemahkan secara harfiah jadi seperti itu, tapi kalau nama internasional FIB yang umum digunakan itu adalah Faculty of Humanity. Udah gitu aja. *anti klimaks*
Profile Image for ais ariani.
59 reviews7 followers
July 19, 2013
bukunya berisi 14 cerita pendek yang berbeda-beda. beda bukan hanya inti ceritanya, tetapi juga bagaimana cara Mbak Jess ini bercerita. dan ngomong-ngomong mbak Jess ini baik loh. dia mbales mensyen aku dua kali :D

hehehehehehehe.
ke-14 ceritanya:
1. Resep Rahasia Tante Meilan,
2. Gate 4
3. Satu hari dalam hidup Aidan
4. Mencintai Elisa
5. Mengeja Perempuan dalam kesunyian
6. Skenaio remang-remang
7. Menjemput Bapak
8. Nostalgia Rasa
9. Elegi Sabtu Sepi
10. Jalan Kembali
11. Galila
12. Semangkuk Salad dan Setumpuk Kenangan Saat Jam Makan Siang
13. Pelajaran Patah Hati
14. Segitiga

Bahasanya lugas, gak banyak kiasan. Tepat merangkai rasa. Seperti yang tertuang dalam skenario remang-remang (ide dan imajinasi yang keren banget ini di cerita ke-6 ini!):
"Aku perempuan, bukan mercusuar. Belajar dong membaca tanda. Jangan apa-apa musti dikasih tahu"

kan? kan? kan?

Kata yang juga lugas salah satunya di cerita ke-12 yang bercerita mengenai bekas pejuang reformasi;
Lihat dirimu, lihat diriku. Kesetiaan dan cita-cita kita ternyata hanya sedalam saku celana. Adakah yang lebih menyedihkan dari hal itu?

overal, ceritany mengena di hati. dan gak ngebosenin karena banyak tokoh-tokoh yang mebuat alam imajinasi kita sebagai pembaca semakin kaya.

Profile Image for Nana.
405 reviews27 followers
February 2, 2014
Membaca kumpulan cerpen, terutama yang isinya "dark" macam Skenario Reman-remang ini, seringkali menimbulkan pertanyaan: sebenarnya pengarangnya ini punya hidup semacam apa sih?

Apakah kehidupan yang dijalaninya seperti cerita-cerita yang ia tulis? Betapa menyedihkan.

Apakah cerita-cerita itu hanya imajinasinya sementara hidupnya sebenarnya adem ayem, lurus-lurus saja? Kalau begitu betapa liar imajinasinya!

Dari 14 cerita yang saya baca di buku ini, semuanya tidak happy ending. Tidak apa-apa sih, karena hidup mungkin nggak selalu happy ending ya. Tapi masalahnya, saya merasa penulis terlalu memaksakan jalan cerita, memaksa untuk menjadikan semua kisahnya tragis. Tidak ada yang benar-benar terasa "WAH!" buat saya. Ada beberapa cerita yang mencoba menyisipkan kejadian-kejadian nyata, namun tetap saja terasa hambar. Tidak ada satu tokoh pun yang membuat saya simpati.

Selain itu, kesalahan penggunaan kata "mengacuhkan" kerap terjadi di beberapa tempat. Ada pula kekurangan kata dan kesalahan ketik yang--karena ceritanya sendiri sudah membosankan menurut saya--mengganggu mata.

Favorit saya adalah Gate 4, yang mungkin dapat diterapkan oleh penulis atau calon penulis ketika mengalami writer's block.


Profile Image for Little Cornflakes.
30 reviews2 followers
September 25, 2020
"Ada harga yang harus dibayar dengan menjadi perempuan. Tampil alami itu omong kosong. Pada akhirnya kau tetap butuh bedak, lipstik, penjepit bulu mata, dan pemulas pipi." Skenario Remang-Remang

Kumpulan cerpen ini plotnya hampir sama semua. Ditambah lagi temanya sangat sederhana, di pertengahan buku saya udah mulai bosan, karena dialognya juga sangat sedikit.

Tapi cerita sederhananya ini yang buat buku ini menarik. Walaupun sedikit membosankan, aku sering senyum-senyum sendiri waktu baca, karena ceritanya cukup relevan dengan kehidupan sehari-hari kita.

"Elegi Sabtu Pagi" "ngena" banget. Cewek yang suka sama sahabatnya sendiri, tapi gabisa buat apa-apa, sampai akhirnya sahabatnya itu ketemu sama cewek yang dia suka. Si cewek yang ga berani ngatain cintanya, dan si cowok yang akhirnya bosan dengan keadaan mereka setelah ketemu dengan cewek lain.

"Galila" pun cukup berkesan. Seorang Ibu yang kecanduan Tuhan setelah dikhianati suaminya.

Hidup ini, ya beginilah adanya.
Profile Image for Ayu Fitri.
Author 8 books12 followers
August 5, 2013
Maunya kasih 3.5 bintang karena isi dari buku ini benar-benar bagus dan menginspirasi. Kalau bagus dan menginspirasi kenapa nggak dikasih 4 atau 5 bintang? Balik lagi ke masalah taste atau selera. Aku kan doyan banget sama cerita-cerita metropop (chicklit) dengan bahasa ringan, tapi tetap bagus dan menginspirasi. Nah, di buku ini bahasanya nggak semuanya ringan. Meski nggak se-sastra kumcer Milana (menurutku), aku masih butuh baca beberapa kalimat berulang-ulang untuk pemahaman penuh. Mungkin karena diksiku yang kurang banyak dan juga otak yang pas-pasan, hehe.

Oh ya, aku paling suka cerpen Pelajaran Patah Hati, Segitiga, Gate 4, dan Mencintai Elisa. Sebenarnya hampir semua cerpen di buku ini mengajarkan sesuatu yang bakal membuatku terus berpikir untuk beberapa hari ke depan, tapi 4 cerpen di atas mungkin yang akan paling membuatku berpikir :)
Profile Image for Mark.
1,284 reviews
July 20, 2013
Jadi?

Nanti ah, masih banyak orang.

Nggak ada yang kenal ini.

Nggak mau, ah. Kita kan nggak pernah tahu.

Kamu sih diajak ke rumah nggak mau.

Trus, aku bilang apa sama orang rumahmu?

Ya berkunjung saja, seperti biasa.

Nggak mau.

Atau tempat lainnya yang lebih sepi, gitu?

Gila aja, setannya lebih banyak, nggak mau tanggung risiko.

Pengecut.

Biarin. Kamu lebih pengecut.

Loh, kok aku jadi pengecut?

Kenapa baru sekarang?

Ya kamu kan tahu alasannya.

Complicated.

Lagi pula sinyalmu tidak jelas.

Aku perempuan, bukan mercusuar. Belajar dong membaca tanda. Jangan apa-apa musti dikasih tahu.

Profile Image for Uci .
617 reviews123 followers
July 25, 2013
Tentang orang-orang kesepian. Tentang cinta yang dikhianati. Tentang kepercayaan yang diingkari. Tentang janji yang tak ditepati.

Ada beberapa cerita yang saya suka banget. Lugas dan mengagetkan. Seperti Gate 4 dan Satu Hari dalam Hidup Aidan. Ada beberapa yang langsung terlupa. Ada beberapa yang tidak begitu saya mengerti.

Tiga bintang untuk Skenario Remang-Remang. Karena saya suka cara Jessica menceburkan pembacanya ke dalam realita.
Profile Image for Ryan.
Author 2 books17 followers
February 3, 2015
Kumpulan cerita yang menyajikan kisah-kisah 'biasa' yang dikemas dengan penceritaan dan ending yang tidak biasa.

Paling suka dan paling inget cerita kedua berjudul Gate 4 yang dhuarr banget, masih nempel di ingatan meski cerita itu selesai kubaca dua hari yang lalu.
Cerita lainnya juga not bad lah, menarik untuk diikuti karena Jessica ini memiliki kemampuan membuat pembaca terhipnotis melalui kalimat demi kalimat yang tersusun rapi dan mengalir begitu saja.

Recommended? Tentu!
Profile Image for Cinthya Yuanita.
39 reviews4 followers
February 2, 2014
Bintang 4 untuk kekayaan diksi dan varian majas yang digunakan! Sayangnya, beberapa cerita mudah ditebak. Beberapa ending juga terkesan dipaksakan twist-nya. Tapi Jessica Huwei merupakan aset yang patut dilestarikan mengingat tidak banyak penulis modern Indonesia yang menyajikan keindahan sastra semacam ini.
Profile Image for Eve.
105 reviews39 followers
September 5, 2014
baca buku ini bawannya sendu melulu. kampret sekali memang, jadi galau nggak jelas, karena mayoritas cerita disini berakhir sad-ending. ceritanya anti mainstream banget, alurnya kadang membosankan, lalu tiba-tiba naik ke puncak klimaks yang bikin pembaca tertohok. keren deh sama buku ini, kata-kata dan filosofinya juga ciamik.
3 stars :)
Profile Image for Monica M.
460 reviews5 followers
November 19, 2019
Saya paling suka Gate 4, ceritanya cukup kreatif dengan akhir yang tidak diduga.

Resep Rahasia Tante Meilan dan Satu Hari dalam Hidup Aidan ceritanya lumayan, dengan nuansa horror, dimana Aidan mengingatkan saya dengan salah satu cerita Yoko Matsumoto.

Cerita sisanya menurut saya biasa-biasa saja.

Profile Image for Masya Ruhulessin.
28 reviews13 followers
September 6, 2013
Buku ini meenarik. Dengan gaya bahasa dan diksi yang kaya rasanya tidak salah menjadi pilihan untuk koleksi. Cerita yang sangat erat dengan keseharian kita dengan gaya penuturan yang lepas. Cerita favorit saya adalah Mengeja Perempuan Dalam Kesunyian.
Profile Image for Lina Maharani.
271 reviews15 followers
December 1, 2013
the 6th book i"ve finish in November. it's magnificent! Jessica Huwae bring the soul of the stories in good way to lead reader's ending expectation. she touch misslead of our mind with the words. great book.
Profile Image for Devya Widhiyanti.
62 reviews3 followers
October 27, 2013
ceritanya mengalir. bahasanya dibuat tidak terlalu berat sehingga menimbulkan kesan santai dalam membacanya. oh ya, cerpen favorit saya di sini mencintai elisa,
semangkuk salad dan setumpuk kenangan di makan siang, dan
pelajaran patah hati.
Profile Image for ABO.
419 reviews47 followers
February 7, 2017
Buku pertama yang diselesaikan tahun 2017. Suka!

Profile Image for Oktafani.
2 reviews32 followers
Currently reading
February 23, 2014
pas selesai baca bab pertama, cegek tapi serem :|
Profile Image for tuesdayat7am.
27 reviews1 follower
April 6, 2021
Skenario Remang-Remang merupakan kumpulan cerita yang berisi 14 cerita pendek. Dengan tema beragam, cerita ini seperti menyihir pembaca untuk merenungi kisah masing-masing tokoh dalam cerita yang tersaji. Patah hati, trauma, pelecehan seksual, kehilangan, insting bertahan hidup, cinta, hubungan antar orangtua dan anak, kritik sosial, dan hubungan manusia dengan Tuhan yang masih sering mengusik tiap orang. Jika ingin merenungi satu per satu cerita, mungkin di antara kita akan ada yang secara nyata berada dalam kisah tersebut. Menggantikan peran si tokoh yang diciptakan penulis.

Dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami walaupun beberapa cerita bertema berat -menurut saya- menjadikan Skenario Remang-Remang menarik untuk diikuti. Buku ini sudah menggoda saya untuk tetap membaca sejak cerita pertama, Resep Rahasia Tante Meilan. Seorang pemilik usaha warung mi yang selalu diburu pembeli dan dibenci pedagang lain karena mi-nya yang terkenal enak. Cerita ini juga menyinggung tentang tragedi Semanggi pada 1998 dulu. Hampir susah menentukan mana cerita yang menjadi favorit dan mana yang biasa saja.

Namun, ada satu cerita yang spesial menurut saya, yaitu Skenario Remang-Remang. Cerita ini benar-benar hampir mirip seperti dialog-dialog di dalam skenario film yang harus diucapkan oleh pemeran. Penulis seperti ingin membuat pembaca menjadi ‘pemeran’ dalam cerita tersebut. Karena harus bisa memahami jalan cerita hanya dengan menggunakan dialog tanpa narasi tersebut.
Displaying 1 - 30 of 38 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.