Agus jatuh cinta kepada Airin. Ada kenangan masa lalu yang selalu membuatnya teringat akan Airin. Kenangan tentang seorang gadis kecil yang cengeng, yang baru berhenti menangis setelah disodori jambu. Kenangan tentang cinta pertama.
Tetapi Airin bagaikan bidadari. Dan Agus bukan siapa-siapa. Pemuda bengal seperti dirinya mana bisa menaklukkan gadis manis berjilbab yang sangat menjaga pergaulan? Agus kehilangan harapan untuk mendapatkan cinta balasan, bahkan sebelum ia mampu mengutarakan perasaan.
Sampai sebuah peristiwa mengguncang hidupnya. Agus tak ingin lagi kehilangan arah. Ia menetapkan tujuan hidup, tak hanya demi mendapatkan cinta Airin, tapi juga demi menemukan apa yang selama ini ia cari.
Novel The Strawberry Suprise-nya (2013) difilmkan layar lebar dengan dua bintang utama Acha Septriasa (Aggi) dan Reza Rahadian (Timur) dengan judul Strawberry Surprise (2014).
Karya-karyanya yang pernah diterbitkan:
Novel:
Kutemukan Engkau di Setiap Tahajudku (Hikmah, 2007) * Terbit di Malaysia, 2008 * Diadaptasi ke FTV Religi oleh Starvision, 2010
Di Bawah Naungan Cahaya-Mu (Hikmah, 2008) * Terbit di Malaysia, 2009
Girl-ism (Gramedia, 2009)
Pukul Sebelas Malam (indie, 2012)
On a Journey (Bentang Pustaka, 2013)
The Strawberry Surprise (Bentang Pustaka, 2013) * Diadaptasi ke film layar lebar oleh Starvision, 2014 * Official trailer film Strawberry Surprise https://www.youtube.com/watch?v=0urlJ...
Jogja Jelang Senja (Grasindo, 9 Mei 2016)
Alang, (Republika Penerbit, Agustus 2016)
Membunuh Cupid (Falcon Publishing, Februari 2017)
Mimpi Kecil Tita (Republika Penerbit, Mei 2017)
Cerpen:
"La Vie" - Koran Tempo, 2011 Heute Herbst - Koran Tempo, 2011 Ayahmu Mati - Jawa Pos, 2011 CLOS E - Koran Tempo, 2012 Skarf - Koran Tempo, 2012 Gelas Kopi ke - 124 - Majalah Femina 2013 Mozarella - Jakarta Beat, 2014 Gembok - Media Indonesia, 2015 Pai Apel Musim Panas - Cerber Majalah Femina, 2015 Pemain Biola - Cerpen Majalah Femina, 2015 Di Tikungan Jalan - Suara Karya, 2015 Begitu Luka, Begitu Dini di Bromo - Suara NTB, 2015 Kopi Rena - Cerber Majalah Femina, 2015 Cireng Dua Juta - Majalah Kawanku, 2015 Janji di Perpustakaan - Minggu Pagi, 2015 Ros - Cerber Majalah Kartini, 2016 Nasi Kuning - Cerpen Majalah Horison, 2016 Duwet - Cerpen Minggu Pagi, 2017 Pertarungan Terakhir - Cerber Majalah Femina, 2017
Pentas dan menulis naskah Teater:
Pentas monolog naskah Sang Primadona - cerpen A. Mustofa Bisri, sebagai presentasi program beasiswa keaktoran Actor Studio 2, Teater Garasi. 2008.
TUK - naskah Bambang Widoyo SP, sebagai presentasi program beasiswa Actor Studio 2, Teater Garasi. Sutradara Gunawan Maryanto. 2008.
Tempat istirahat - naskah David Campton, sebagai presentasi program beasiswa Actor Studio 3, Teater Garasi. 2009.
Kura-kura Bekicot - naskah Eugene Ionesco. 2010.
Menulis naskah Menjaring Malaikat (adaptasi dari cerpen Danarto: Mereka Toh Tak Mungkin Menjaring Malaikat) untuk @JaringProject, tampil di Mimbar Teater Solo dan Festival Teater Jakarta - Dewan Kesenian Jakarta, 2016.
"Kutemukan Engkau di setiap Tahajudku" karya Desi Puspitasari menceritakan sosok Airin yang berteman dengan Agus sejak mereka masih kecil. Namun, saat mereka tumbuh dewasa sifat keduanya sangatlah berbeda. Airin yang dihadapan Agus sekarang sudah mengenakan Jilbab rapi. Manis sekali. Sedangkan Agus seorang anggota geng motor yang tak pernah tahu mengenai agama. Parahnya, Agus kesemsem dengan kearifan Airin. Sungguh di luar dugaan, Airin menolak cinta Agus. Kenapa??? Apakah karena sudah ada lelaki bernama Dewa??? Atau karena kepribadian Agus yg terlalu urakan penyebabnya??? Bila Agus dibandingkan dengan Dewa, bagaikan langit dan bumi. Sangat amatlah berbeda. Walaupun Agus memang kalah dalam segalanya. Agus tidak pernah kehilangan cara untuk meraih cinta Airin. Tetapi, benarkah Dewa yang menghalangi hati Airin untuk bertaut dengan hati Agus??? Selain harus menaklukkan hati Airin, ternyata Agus harus berjuang untuk melunakan hati ayah Airin. Masihkah Agus punya kesempatan untuk meraih cinta Airin ke dalam mimpi indah mahligai perkawinan??? Dalam keadaan kegamangan dan putus asa, Agus menemukan cahaya menerangi hatinya.
Penasaran sama novel ini, akhirnya kesampaian juga baca. Dan entah mengapa sepulang kerja buku ini langsung habis. Penokohan dan alur ceritanya mengalir dan enak banget. Gak salah kalo novel ini pernah dibikin FTV, udah bisa mbayangin kayak gimana :D
Sosok agus yang begundalan, gondrong, bertindik dan suka ngetre, namun yang menjadi nilai positifnya adalah dia sangat penyanyang terhadap ibunya. Bagaimana penulis dengan apik menceritakan permasalahan klimaksnya. Agus bertemu Airin, si gadis cengeng yang pernah diberi jambu air.
Agus yang sedang mencari jati dirinya, seringkali menanyakan mengapa ibunya rajin tahajud. Dari jawaban-jawaban ibunya, membuat Agus agak segan saat pulang malam dan mendapati Ibunya berbalut mukena khusuk menunaikan tahajud.
Pada akhirnya, saat ibunya telah tiada dan Airin menolak (lebih tepatnya menantang) cinta Agus karena secara teori Agus masih kuliah dan belum jelas ke depannya, Agus mulai mencari-cari jawabannya dengan mencoba berwudhu dan tahajud. Ada titik balik yang dirasakan Agus. KETENANGAN. Selain itu hidupnya lebih terarah.
Novel ini bercerita tentang seorang anak manusia yang mendapat pencerahan dalam hidupnya, sehingga menjadi manusia yang lebih baik. Sebutlah namanya Agus, anak yang cenderung urakan dan hobi kebut-kebutan. Kuliahnya nyaris berantakan, dan ia kerap bersitegang dengan ayahnya, Pak Usman. Walau pun begitu, ia amat sayang dan bersikap lembut pada ibunya. Suatu hari karena mengejar pencopet, Agus bertemu dengan teman SMU-nya, Airin. Sosok Airin yang ada dihadapan Agus berbeda sekali dengan gadis kecil yang dikenalnya dulu. Gadis itu sekarang sudah mengenakan jilbab rapi, manis sekali. Rasa-rasanya Agus telah jatuh cinta pada Airin. Banyak hal baru, yang Agus dapati dari Airin. Semisal, ia tak mau bersalaman dengan Agus. Atau berduaan dengan Agus. Hal ini membuat Agus bertanya-tanya, sekaligus penasaran. Hingga sampai suatu hari, Agus memberanikan diri datang ke rumah Airin. Di sana, ia mesti berhadapan dengan Pak Zaenal dan Ibu Zaenal, bapak dan ibu Airin.
Namun sungguh di luar dugaan, Airin menolak cinta Agus. Kenapa? Apakah karena sudah ada lelaki bernama Dewa? Dibandingkan lelaki bermobil itu, Agus memang kalah dalam segalanya. Tetapi, benarkah Dewa menghalangi hati Airin bertaut dengan hati Agus? Atau kepribadian Agus yang terlalu urakan penyebabnya? Pak Zaenal mondar-mandir dan sesekali bertanya pada Agus. Hingga konsentrasi Agus yang mau “menembak” Airin buyar. Hingga pada saat Pak Zaenal lengah, Agus menyatakan; Aku mencintai kamu, Airin…Airin terpana. Belum sempat Airin menjawab, Dewa datang! Dan tak lama Pak Zaenal menyuruh mereka sholat berjamaah dan meminta Agus menjadi imam! Agus yang jarang sholat jelas kebingungan. Beruntung karena sholat dhuhur tidak perlu dilafalkan, maka Agus sok pede menjadi imam. Saat mau pulang, Agus menanyakan pada Airin apa jawabannya. Tak disangka, Airin menolaknya! Airin bilang, ia mencari imam, dan pendamping hidup. Bukan pacar. Agus menuduh, itu hanya alasan Airin. Karena sebenarnya, Airin mau menerima Dewa kan! Airin bilang, itu bukan alasan. Memang ia mencari seorang imam. Agus yang kecewa dengan gusar meninggalkan rumah Airin. Selain harus menaklukkan hati Airin, ternyata Agus harus berjuang untuk melunakkan hati ayah Airin. Hingga, pada suatu saat terjadilah percakapan antara ayah dan putri kesayangannya yang hendak dilamar oleh Agus. “Kalau Ayah meminta Airin untuk melupakan orang ini, bagaimana?” tanya Ayah tiba-tiba memancing. Hati Airin berteriak. “Tentu tidak!” “Kalau Ayah minta Airin untuk menjauhi dan berpura-pura orang ini tidak pernah ada, bisa tidak?” Kepala Airin terasa berat. Tidak! Tentu saja tidak! “Kalau Ayah minta Airin untuk melepaskan orang ini, Airin mau tidak?” Kali ini Airin merasa mantap untuk menggeleng. “Tidak. Airin tidak mau, Ayah.” “Kalau begitu jangan dilepas.” Ayah mengembangkan senyum tuanya..
menurut saya novel ini sangat bagus karena banyak pelajaran atau imbrah bagi kita semua dan mengandung nilai - nilai islami yang sangat banyak"
Saya tidak begitu gemar membaca cerita cinta tetapi disebabkan tertarik dengan muka depan dan tajuknya, saya meminjamnya dari rakan saya.
Cerita ini menceritakan kisah Agus, seorang anak orang kaya dan satu-satunya zuriat ibu dan bapanya. Namun, Agus begitu gemar berlumba haram dan sering ponteng kuliah. Hingga satu saat dia pernah menindik telinganya dan memakai anting-anting. Walaupun selalu memasuki lumba haram bersama rakan-rakan baiknya yang telah dikenali sejak kecil, masih ada perasaan tolong-menolong dalam dirinya. Buktinya dia membantu seorang wanita tua yang diragut dan ketika itulah dia bertemu semula dengan Airin, rakan sekelasnya.
Dalam pada itu, Agus kasihan juga dengan ibunya yang sering batuk dan tidak sihat. Dia yakin ibunya kerinduan akan ayahnya kerana bapanya sering ke luar kota menguruskan projek syarikat. Menurut cerita, ibunya seorang anak desa yang dijodohkan dengan bapanya. Oleh itu, bapanya berasa segan ingin membawa ibunya ke majlis-majlis rasmi dan korporat kerana takut ibu tidak dapat menyesuaikan diri.
Berbalik kepada Agus dan Airin. Tanpa sedar Agus jatuh cinta dengan Airin. Dewa juga menyimpan perasaan yang sama. Tetapi saya memuji sikap Airin. Dia tidak mahu mencari kekasih tetapi dia ingin mencari pasangan hidup yang boleh menjadi imam dan membawanya ke syurga. Siapakah antara Agus dan Dewa yang dapat menambat hati bapa Airin sekaligus menjadi suami kepada Airin?
Selepas peristiwa 'ditolak' oleh Airin, Agus semakin rajin belajar, menghadiri kuliah, rajin solat, dan menambah ilmu agama sedangkan Dewa begitu kecewa dan kembali ke tabiat lama iaitu meminum minuman keras bagi menenangkan hati (kononnya). Mujurlah adik Dewa begitu baik dan berusaha menasihati abangnya. Peribadi Dewa dan adiknya seperti langit dan bumi. Seorang mengabaikan suruhan agama dan seorang lagi begitu mentaati agama.
Dalam novel ini saya selalu juga saya tidak dapat membezakan mana satu 'keadaan sekarang' dan mana satu 'flashback'. Apabila sudah baca sampai ke halaman hadapan, akan saya ulang sedikit bagi memahami cerita. Keseluruhannya, dapat disimpulkan, solat yang khusyuk pasti melahirkan tingkah laku yang baik dan dapat mentaati Allah, walau sebaik mana pun seseorang itu tetap tidak akan sempurna sekiranya solatnya tidak dijaga dengan baik. Jadilah anak yang baik dan soleh dan sering mendoakan ibu bapa walaupun mereka sudah tiada lagi..
3.5 dari 5 bintang, sebenarnya. setengah bintangnya karena beberapa bagian dari novel ini membuat saya terlibat secara emosi dengan Agus *ehem* Review lengkapnya menyusul :)
Ceritanya simpel, gaya bahasa ga norak, berhasil membuat emosi terharu, tertawa, dan romantis,, Dan akhirnya sang penulis membuatku kembali akan mencari karya2 beliau,,hehe