Tak masalah jika kau berubah karena memang kau sendiri yang menghendakinya. Tak juga masalah ketika kau menjauh dari orang-orang sebab kau memang tak butuh mereka. Tapi, bisakah kau bayangkan kau berubah, semakin buruk, sekaligus harus menjauh dari siapa pun, di luar kehendakmu?
***
Mengambil jiwa manusia, apa itu? Ia kira itu hanyalah sebuah ungkapan sebelum akhirnya ia mengalaminya sendiri. Ketika sayapnya berubah hitam padahal ia tak menginginkannya, ia sudah memutuskan untuk mengakhiri hidup, tapi gagal. Tak semudah itu ia bisa mengambil nyawa sendiri. Makhluk seperti dirinya memang ditakdirkan menjalani hidup kekal yang memuakkan.
Ia kalut. Ia bukan monster. Tapi hasrat itu tak mampu ia bendung. Dan, akhirnya ia tahu, ungkapan ‘mengambil jiwa manusia’ berarti ‘memakan jantung manusia berikut darah yang melumurinya’. Ia mulai merasa tak yakin dengan kewarasannya sendiri.
Ia sudah membuat dua orang hyung-nya tumbang, berkorban nyawa demi dirinya. Rasanya sakit dan sesak, tapi ia terus bertahan, mengepakkan sayap hitamnya membelah kabut, mencari perlindungan dari sana.
Sebenarnya saat itu, ia merasa beberapa hal di dalam dirinya berubah. Semuanya. Dari fisik, kekuatan, hingga kemampuannya dalam merasa. Ia tak lagi sehalus dulu, senaif ketika ia tinggal di lake house White Ave. Sebagian rasanya mulai mati. Perlahan.
Ida R. Yulia menulis sejak kelas 3 SD, menggunakan media papan tulis, buku tulis, mesin ketik, komputer tabung, hingga tibalah di era ‘kembali ke laptop’. Dia berprofesi sebagai guru bahasa Inggris SMA di kota kecil Batang, Jawa Tengah, yang sepenuhnya ia dukung ‘gerakan kota hijau tanpa mall dan macet’. Dia tipe wanita pedesaan anti-polusi yang tergila-gila oleh WiFi.
Sejak tahun 2012, ada 11 judul novel karyanya yang telah terbit dan beredar di Gramedia dan toko buku lainnya di Indonesia. Semua novel tersebut berfokus pada psikologi remaja, mencakup hubungan mereka dengan teman-temannya, guru, dan juga orangtua.
Butuh perjuangan extra loh buat dapetin novel ini, karena saya termasuk orang yang lumayan terlambat tau soal novel ini. Novel yang part-1 aja saya dapetin ga sengaja pas lagi jalan-jalan di toko buku dan saya harus gigit jari pas tau part-2 dari novel ini sudah habis terjual. Dan memang saya sama sekali ngga menyesal bisa dapetin novel ini karena cerita ga kalah keren dari part-1 nya. Andante Part 2 (End) : The Crave for Eternity, lebih banyak fokus menceritakan sisi Kyuhyun yang sudah berubah menjadi black eve. Benar-benar cerita yang gelap kalau boleh dibilang. Saya suka ceritanya yang walau sama sekali ga berbau romance sedikitpun tapi sukses membuat saya mantengin sampai akhir. Walau saya sedikit berharap endingnya akan 'cerah' tapi saya tetep suka eksekusi yang dipilih.
Novel paling "sakit jiwa" yang pernah aku baca. Sepanjang mengikuti alur novel ini, berkali-kali aku mengumpat, "Sinting!" Kok bisa penulisnya kuat---tega---sekali menempatkan karakternya di situasi sesadis ini?! Begitu si karakter utama jatuh ke titik terendahnya---yang sangat aku maklumi, aku benar-benar berharap dia bisa kembali jadi dia yang dulu dan bisa kembali bahagia. Tapi mengingat semua dosa yang dia perbuat, mungkin tidak ada akhir bahagia yang pantas untuknya---yang sangat aku sayangkan. Tapi paling tidak, harapan tentang "menjadi dia yang dulu" tidak sepenuhnya pupus, dan tampaknya penulis menyerahkan bagian ini sepenuhnya kepada pembaca.
Namun jangan salah paham, aku justru suka kegelapan dalam novel ini yang menyakitkan untuk dibaca tapi anehnya sekaligus memikat.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Novel ini melanjutkan kisah di novelpertama tentang bagaimana kehidupan Kyu Hyun yang telah berubah menjadi black ave. Di novel kedua ini penulis berusaha memberi keterangan tentang siapa tokoh yang baik dan siapa tokoh yang jahat—yang tidak dijelaskan di novel pertama. Penulis membalik pikiran-pikiran pembaca dengan menjadikan tokoh yang disangka baik menjadi tokoh jahat dan sebaliknya. Namun eksekusinya belum sempurna dan terkesan terburu-buru, sehingga efek kejutnya tidak begitu terasa.
Untuk bahasa penulis menggunakan bahasa ala fanfiction yang mengalir dan mudah di pahami. Hubungan antar tokoh berhasil dibagun dengan apik, walaupun novel ini tidak ada kisah cinta menye-menye namun chemistry begitu terasa di hubungan kekeluargaan.
Sebenarnya ide dalam novel ini menarik. Tentang kehidupan ave—malaikat baik dan ave jahat yang kehidupannya semakin terusir karena manusia.
Secara keseluruhan Adante merupakan kisah tentang brothership dengan gaya bahasa yang sederhana. Ceritanya tampak memiliki ide yang menarik. Sayang eksekusinya masih kurang memuaskan untukku.
Sebenarnya aku udah dari 2013 baca novel ini, tapi baru kasih review sekarang. Rasanya ingin sekali menikmati ulang tulisan Ida R. Yulia—terutama Andante. Tulisan beliau begitu membuatku —yang saat itu masih menginjak sekolah menengah pertama—terpukau, terhanyut dalam tiap kalimatnya. Dan berkat Andante juga lah yang membuatku akhirnya menekuni hobi membaca.
aaakh akhirnya ada jug part ke 2'a sungguh kyu knpa brubah bgtu.padahal aku suKa sifatkyu yg masih ank kecil.aku bcanya rada ngilu paas scene mengambil jantung..seru certanya...