Jump to ratings and reviews
Rate this book

Seri Buku TEMPO: Penegak Hukum

Yap Thiam Hien: 100 Tahun Sang Pendekar Keadilan

Rate this book
Sesungguhnya dia punya pilihan gampang dan menyenangkan. Dengan gelar Meester in de Rechten dari Universitas Leiden, ia tak kurang suatu apa untuk menjadi kaya raya dan sejahtera.

Namun, Yap Thiam Hien memilih jalan lain. Misalnya: Ketika kantor pengacara lain mengenakan tarif Rp40 juta per klien, biaya yang dikutip Yap hanya Rp5-10 juta. Tak jarang ia menggratiskan jasa kepengacaraannya. Pembelaannya memburu kebenaran, bukan sekadar kemenangan. Apalagi hanya merapat kepada siapa yang berani bayar atau berkuasa. Maka, tukang kecap ia bela. Dalam sidang Soebandrio—bekas wakil perdana menteri yang sebenarnya musuh politik Yap dan didakwa terlibat kudeta 1965—ia tampil sebagai pembela.

“Jika Saudara hendak menang perkara, jangan pilih saya sebagai pengacara Anda, karena kita pasti akan kalah. Tapi, jika Saudara cukup dan puas mengemukakan kebenaran Saudara, saya mau menjadi pembela Saudara.” Itu prinsip sang bahadur.

168 pages, Paperback

First published August 1, 2013

6 people are currently reading
72 people want to read

About the author

Tim Buku TEMPO

44 books95 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
27 (26%)
4 stars
47 (46%)
3 stars
25 (24%)
2 stars
1 (<1%)
1 star
1 (<1%)
Displaying 1 - 17 of 17 reviews
Profile Image for daffaakbar om.
32 reviews1 follower
December 6, 2024
Sebagaimana disinggung oleh Zainal Arifin Mochtar di pengujung buku ini, Yap Thiam Hien memang seolah terlupakan di tanah air ini; arang-arang dibahas, bahkan oleh calon-calon penerusnya di bidang hukum.

Sebabnya mungkin saja klasik; tidak disebut pada buku-buku sejarah kebanyakan? Atau bahkan karena kiprahnya dianggap tak sekaliber berbagai negosiator ulung pun pemegang senjata yang jitu dan krusial perannya dalam sejarah negeri ini?

Apapun, bukan itu yang ingin saya perdebatkan. Buku ini mendorong kita untuk mengingat dan menyadari; seharusnya ada lebih banyak arena di mana nama mendiang Yap Thiam Hien bisa senantiasa harum; paling tidak di kelas-kelas jurusan hukum ataupun sosial-politik di kampus-kampus tanah air.

Para praktisi hukum Indonesia patut kembali mengenal keteguhan mendiang Yap Thiam Hien dalam sepak terjangnya di bidang hukum, contohnya dalam hal konsisten melakukan bantuan hukum secara pro bono dalam berbagai kasus.

Begitupun para pemerhati sosial-politik negeri ini yang dapat meneladani sudut pandang beliau yang bernas, adil, dan kosmopolitan dalam berbangsa dan bernegara, serta menelaah dan menanggapi berbagai dinamikanya. Terlahir sebagai minoritas dalam lingkungan yang majemuk tentu sangat memengaruhi cara pandang beliau mengenai Indonesia. Semua itu dapat kita simak dalam buku ini.

Sebagaimana suatu reviu buku yang bernas, akan saya ungkapkan satu hal yang cukup mengganjal; Tim Buku TEMPO terlihat begitu terpaku pada satu referensi tertentu mengenai sosok Yap Thiam Hien. Anda akan menyadarinya seiring membaca buku ini hingga akhir. Entah alasannya, tapi saya memilih berpikir positif bahwa referensi yang dimaksud sudah sangat mendalam untuk keperluan penulisan buku ini. Rasa penasaran saya pun sedikit terusik; tak sebanyak itu kah referensi mengenai beliau di luar sana? Mungkin ini bisa menjadi pertanyaan yang kita ajukan bersama sebagai pembaca yang dapat melakukan riset lanjutan secara mandiri.

Ada alasan mendiang Yap Thiam Hien diabadikan namanya menjadi sebuah ajang penghargaan bagi tokoh-tokoh yang berkiprah di bidang Hak Asasi Manusia, dan harus ada lebih banyak orang yang tahu tentangnya. Kita bisa mulai dengan membaca buku ini.
Profile Image for Heri.
195 reviews17 followers
May 27, 2021
Yap Thiam Hien adalah sosok yang sangat langka di Indonesia atau mungkin dunia. Idealis, ga kompromi, ga tedeng aling-aling, to the point

Membela klien karena yakin mereka benar meski dia sering kalah. Bahkan kalau kliennya bersalah tetap dibela demi kemanusiaan. Disiplin dalam hukum pun dibawa dalam kehidupan keluarga. anaknya sendiri bersalah ga dibela tapi didampingi saat proses pengadilan. ini hal yang langka karena mayoritas pejabat atau penegak hukum di masa sekarang tebang pilih, membela keluarga, kelompok atau yang punya kekuataan politik dan uang

sejak lahirnya Indonesia sampai masa Orde Baru, Yap selalu menghadapi masalah dengan pemerintah dan organisasi karena idealismenya. berapa kali dia dituduh atau ditangkap karena sikapnya yang keras kepala bahkan dengan kelompoknya sendiri. tapi meski secara prinsip berlawanan, secara pribadi dia tetap berteman atau berhubungan baik dengan lawan

kisah hidup Yap juga adalah sebagian sejarah Indonesia, terutama kaum minoritas China dan dunia hukum di Indonesia. meski cukup ringkas untuk sebuah buku setebal 168 halaman, kisah dan kejadian yang ditulis dalam buku ini memberi cukup banyak pengetahuan tentang situasi sosial, politik dan hukum di Indonesia terutama yang berkaitan dengan Yap. hal tersebut tidak akan bisa ditemukan di buku pelajaran sekolah tapi harus dicari dan dibaca dari buku2 lain seperti buku ini atau buku lain yang sejenis
Profile Image for blue monday.
99 reviews
December 17, 2021
Agar tidak menjadi praktisi hukum yang lupa untuk memijak bumi.

Yang masih membuat saya paling takjub dan gak habis pikir dari puluhan kasus yang ditangani Yap adalah posisinya sebagai pembela Rachmat Basoeki di 1985. Sampai sekarang masih terkagum-kagum ketika memikirkan keseluruhan fiasco dari kasus pembantaian Tanjung Priok, serta advokasi Yap setelahnya, yang tegas mempertahankan bahwa setiap nyawa dan hidup manusia harus dijunjung tinggi dan dihormati, termasuk nyawa mereka yang merupakan pelaku teror rasisme dan anti-cina, etnisitas yang tidak lain merupakan identitas diri Yap sendiri.
Profile Image for Hëb.
170 reviews7 followers
October 24, 2021
Nama Yap Thiam Hien seharusnya tidak menjadi nama yang asing, terutama bagi yang memahami hukum dan peradilan di Indonesia. Melalui buku ini, Tim TEMPO menyajikan biografi Yap Thiam Hien dengan apik seperti biasa. Aku merekomendasikan buku ini untuk siapapun yang tertarik dengan dunia hukum! Karena bisa jadi, dengan semakin banyak sosok seperti Yap Thiam Hien di Indonesia, semakin baik pula penegakan hukum peradilan.
Profile Image for Lidia Mulyani.
7 reviews
July 1, 2020
Yap Thiam merupakan sosok pengacara minoritas. Ia Kristen dan berdarah Chinese. Sosok kesederhanaan dan dermawan disampaikan di sini. Nilai-nilai membela keadilan nampak.. hukum harus ditegakkan. Lewat sosok Yap Thiam, kamu bisa belajar bahwa menolong harus secara tulus.
Profile Image for Steven Gerrard.
23 reviews2 followers
May 16, 2017
Pak Yap Thiam Hien adalah teladan bagi para praktisi hukum agar mementingkan kebenaran dan keadilan bagi siapapun.
Profile Image for Kezia Ratna.
48 reviews2 followers
March 21, 2018
Terlalu sering mencoba memberi tahu pembaca apa yang harus mereka pikirkan dan rasakan mengenai Yap Thiam Hien.
Profile Image for Raina Anjari.
93 reviews
April 27, 2020
Sesungguhnya ia memiliki pilihan yang sangat mudah dan menyenangkan. Dengan gelar Meester in de Rechten dari Universitas Leiden, ia tak kurang suatu apapun untuk memiliki hidup yang sejahtera.

Namun, Yap Thiam Hien memilih jalan lain. Misalnya: Ketika kantor pengacara lain mengenakan tarif sebesar Rp40 juta setiap kliennya, tetapi biaya yang dikutip Yap hannyalah sebesar Rp5-10 juta. Tak jarang ia menggratiskan jasa kepengacaraannya. Karena prinsip pembelaannya memburu kebenaran, bukan sekadar kemenangan. Apalagi hanya merapat kepada siapa yang berani membayar atau berkuasa. Maka, tukang kecaplah yang ia bela. Dalam sidang Soebandrio mantan wakil perdana menteri yang sebenarnya musuh politik Yap dan didakwa terlibat kudeta 1965, tetapi ia tetap tampil sebagai pembela.

“Jika Saudara hendak menang perkara, jangan pilih saya sebagai pengacara Anda, karena kita pasti akan kalah. Tapi, jika Saudara cukup dan puas mengemukakan kebenaran Saudara, saya mau menjadi pembela Saudara.” Itu prinsip sang bahadur.
Profile Image for Julian Lomax.
3 reviews6 followers
September 27, 2016
Bagus, dan dapat menjadi semacam pengantar untuk membaca buku tentang yap Thiam Hien selanjutnya, No Concessions by Daviel Lev.
Profile Image for Ryan Rizky F.
38 reviews
July 17, 2021
Mr. Yap Thiam Hien is a defender who pursues the truth, not just victory. Because for him, humanity, justice, and human rights are the greatest things that must be upheld.

Mr. Yap Thiam Hien is referred to as a court lion because he is very to the point and firm.

Three quotes from Mr. Yap Thiam Hien that I like:
1. The main task of the court is to seek and find the truth.

2. You must dare to oppose the government if the government is wrong. It is not sinful to oppose the government.

3. We want to ensure that those who confess their actions are given full rights in court. It is this general thing that we, lawyers, strive for in a broader sense.

"Yap, it is in this world, but not from this world. So Mr. Yap, who has a triple minority predicate, turns out to be an Indonesian patriot standing on the foundation of Pancasila." - T.B. Simatupang

Rest in Peace Mr. Yap Thiam Hien!
Fiat Justitia, Ruat Caelum
Profile Image for asri hayati.
11 reviews
April 10, 2022
Yap Thiam Hien seorang pengacara yang kurang dikenal oleh masyarakat umum. Dia merupakan legenda dalam menegakkan keadilan dan hak asasi manusia di Indonesia. Dia seorang anti komunis, namun dia tak segan menjadi pengacara bagi orang komunis.
Buku ini menceritakan mengenai jejak Yap Thiam Hien seorang keturunan Tionghoa, diasuh oleh wanita asal Jepang, dan hidup untuk mencintai Indonesia. Dia merupakan kelahiran Aceh yang kemudian sekolah di Jawa, dan belajar mengenai Hukum ke Belanda. Dalam beberapa chapter, diceritakan mengenai kehidupan Yap sebagai seorang pengacara yang sangat jujur, prinsipil, dan tidak mengejar kemenangan. Buku ini menekankan sosok Yap sebagai seorang minoritas tiga lapis yaitu, Cina, Kristen, dan Jujur yang tetap teguh dalam mengejar keadilan dan tak takut dengan kuasa pemerintah.

Profile Image for Iyuscori.
25 reviews16 followers
May 9, 2016
Awalnya beli buku ini cuma buat tugas baca buku biografi dalam rangka bulan literasi dalam dinas pendidikan. Tapi, ternyata aku beneran suka. Ini emang bukan pertama kalinya aku baca tim tulisan tempo. Aku sudah berkali-kali baca majalah Tempo yang terbit bulanan jadi emang udah akrab dengan gaya bercerita tempo: lugas, lengkap dan transparan apa adanya.
Tapi, aku merasa, karena ini merupakan kumpulan artikel, banyak bagian dari buku ini yang diulang-ulang. Padahal udah disebut di awal. Itu yang membuat rate sempurna jadi kurang satu. Tapi, after all, ini bagus banget. Enak dibaca. Yap benar-benar menginspirasi dan menunjukkan usaha emang bisa berhasil meski enggak harus saat itu juga. :)
Profile Image for Tegar Yuniarta.
14 reviews8 followers
November 7, 2013
Triple mayoritas (Cina, Kristen, Jujur) yang nasionalis.. Pahlawan HAM, yang sayangnya tidak banyak orang yang tahu..
Profile Image for Aqmarina Andira.
Author 3 books10 followers
April 7, 2016
"Tugas utama pengadilan ialah mencari dan menemui kebenaran"

❤️❤️❤️

Displaying 1 - 17 of 17 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.