Jump to ratings and reviews
Rate this book

Khadijah: The True Love Story of Muhammad SAW

Rate this book
Tak dapat dimungkiri, Khadijah, istri Rasulullah merupakan sosok yang fenomenal. Integritas, kesucian diri, keimanan, dan komitmennya untuk terus menyokong lalu berkorban demi dakwah memang luar biasa. Sisi-sisi kehidupan Khadijah dikupas oleh Abdul Mun'im Muhammad melalui kisah-kisah perjalanannya mendampingi Rasulullah. Sejak awal pertemuan, detik-detik kegelisahan Khadijah ketika tak kunjung hamil, semangat juangnya dalam membela Nabi, hingga masa akhir kehidupannya. Inilah kisah Khadijah, cinta sejati Rasulullah.

374 pages, Hardcover

First published January 1, 2006

232 people are currently reading
3454 people want to read

About the author

Abdul Mun'im Muhammad

2 books45 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
543 (51%)
4 stars
308 (29%)
3 stars
131 (12%)
2 stars
38 (3%)
1 star
29 (2%)
Displaying 1 - 30 of 105 reviews
Profile Image for Erwin.
23 reviews2 followers
September 29, 2007
I dont think this book just for women only. How come? She is the first lady. She became the first woman to convert to Islam. And every muslim must know about her life and her role in Islam. But, many chapters about this book tell us the history of Muhammad (PBUH) on his early years as a Rasulullah.
Profile Image for Shama.
4 reviews3 followers
Want to read
August 8, 2012
Does anyone know how to get hold of this book in English, please?
Profile Image for Fajar Wisesa.
2 reviews4 followers
June 16, 2013
BSMLLHRRHMNRRHM

Membaca buku ‘Khadijah – The True Love Story of Muhammad (Judul asli, Khadijah Ummul Mu’minin Nazharat Fi Isyraqi Fajril Islam karangan Abdul Mun’im Muhammad pada tahun 1994 dan diterbitkan oleh Al-Hai-ah al-Mishriyah), yang diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh Penerbit Pena dan dialih bahasakan oleh Ghozi M., membuat kita mengelana kembali, terbang menjelajah bersama ‘mesin waktu’ melihat kembali masa-masa awal perjuangan Rasulullah SAW menegakkan agama Islam di muka bumi sampai akhirnya berkembang pesat ke seluruh dunia. Walaupun buku ini pada sampulnya tertulis 100% untuk wanita tapi tak ada salahnya bagi para pria untuk juga membaca buku ini.

Usaha keras dan keberhasilan Rasulullah SAW untuk menyebarkan agama Islam di muka bumi, tak terlepas dari rasa cinta tanpa batas dan iman seorang wanita mulia, bahkan orang-orang Mekah sebelum agama Islam lahir, menjulukinya “wanita yang suci”, dialah Khadijah binti Khuwaillid, Ra. atau disini lebih dikenal dengan Siti Khadijah, ibundanya semua orang Mukmin.

Khadijah Binti Khuwaillid, Ra. adalah seorang wanita pengusaha yang mandiri dan independen. Kala itu ia telah menikah 2 kali –kedua suaminya terdahulu telah meninggal dunia- sebelum akhirnya menikah dengan Rasulullah SAW. Ia janda dengan 3 orang anak, 2 laki-laki dan 1 perempuan. Beliau adalah saudagar wanita paling diperhitungkan pada jamannya. Keputusannya menikahi –bahkan melamar Muhammad untuk dirinya sendiri, yang ketika itu berusia 25 tahun jauh lebih muda 15 tahun dari umurnya, bukanlah sebuah keputusan yang lazim bagi seorang wanita pada jaman Arab jahiliah, apalagi telah banyak pinangan dari para bangsawan Quraisy yang datang pada dirinya. Tetapi toh semua ditolaknya karena ia lebih memilih Muhammad seorang pemuda yang terkenal akan kejujuran dan terpercaya karena kesesuaian kata dan perbuatannya, akhlaqnya yang mulia, integritas moralnya yang baik serta kecerdasannya yang tinggi.

Karena keputusannya itulah pantas bila dikatakan Khadijah menjadi pelopor bagi upaya memberikan hak pada kaum perempuan untuk memilih teman hidup mereka sendiri. Khadijah berpendapat bahwa wanita juga berhak melakukan pendekatan kepada pria yang ia inginkan untuk menjadi suaminya.

Sikapnya yang mandiri dan independen selama menjanda, dengan mengelola sendiri urusan-urusan bisnis dan finansialnya, mengajarkannya untuk bersikap sabar dan tegas dalam mengambil keputusan. Pengalaman itu menjadikan Khadijah tidak pernah kehilangan semangat serta tak pernah ragu mengorbankan harta dan raganya untuk membela agama Islam. Ia tetap tegar menghadapi segala permusuhan dan intimidasi kaum kafir Quraisy. Imannya tidak pernah goyah. Dalam membantu Rasul melawan tipu daya mereka, ada kalanya Khadijah menjadi penasihat dengan pikirannya yang cerdik. Tetapi, ada kalanya juga ia menjadi kekasih dengan kasih sayang seorang ibu atau cinta seorang istri. Dihadapinya semua tantangan dengan keberanian dan keteguhan, tak pernah ia gentar maupun gusar. Ia selalu tenang dan setia.

Pria mana yang tak akan memberikan cintanya yang tulus, bila bertemu dengan seorang istri seperti Khadijah, istri yang memberikan kepercayaannya ketika semua orang meninggalkan dan mendustai suaminya, yang memberikan hartanya saat semua orang enggan memberi. Dan memberinya keturunan dengan sebaik-baik keturunan. Pada intinya cinta adalah kepercayaan, dan pria mana yang tidak merasa beruntung diberi kepercayaan oleh wanita yang mempercayainya, mencintainya dengan seluruh jiwa dan raganya? Lewat kepercayaan, tumbuh kekaguman. Dari kekaguman muncullah cinta, dari cinta lahirlah amal. Tak ada cinta yang lebih indah, dari cinta yang timbul karena rasa saling percaya.

Muhammad terlahir sebagai anak yatim. Kemudian beliau menjadi piatu ketika ibunya, Aminah binti Wahb, wafat saat usianya enam tahun. Sejak kecil beliau telah kehilangan kasih sayang ayah dan ibu. Kakeknya, Abdul Muththalib, dan pamannya, Abu Thalib, menggantikan peran ayah bagi Muhammad muda. Tetapi sepanjang hidupnya, Muhammad selalu merindukan sosok sang ibu. Ketika Muhammad beranjak dewasa, ia harus menghidupi dirinya dengan cara menggembala kambing milik beberapa kerabatnya yang kaya. Untuk mengganjal perutnya, seringkali Muhammad memakan buah-buahan yang ditemukannya di tempat penggembalaan. Pada saat yang sama, banyak pemuda sebayanya telah menikahi gadis-gadis terhormat dari kaum Quraisy setelah menyerahkan mahar dalam jumlah tertentu. Sementara Muhammad, hingga usianya mencapai 25 tahun, ia miskin, tidak memiliki harta untuk dijadikannya mahar.

Khadijah, dengan kecerdasan pikiran dan kejernihan perasaannya, yakin bahwa Muhammadlah orang yang diramalkan para rahib dan pendeta akan menjadi nabi akhir jaman. Khadijah percaya kepada saudara sepupunya, Waraqah ibn Naufal, yang menyatakan bahwa Muhammadlah nabi yang ditunggu-tunggu dari bangsa Arab. Atas dasar keyakinan itu, Khadijah memberanikan diri untuk mendobrak tradisi Jahiliah dengan meminang langsung Muhammad untuk dirinya sendiri. Keduanya pun menikah. Khadijah berperan sebagai seorang istri yang setia, sahabat yang penuh pengertian, sekaligus ibu yang penuh kasih sayang. Kehidupan rumah tangga Khadijah diliputi kebahagiaan serta dilandasi oleh sikap ikhlas dan prinsip saling menghormati. Muhammad pun hidup berkecukupan. Allah melukiskan hal itu dalam Al-Qur’an, “Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan” (Adh-Dhuha 93: 8).

Muhammad merupakan pemuda yang teguh menjaga kehormatan dirinya. Ia tidak pernah mengenal wanita lain sebelum Khadijah. Ketika menikah, Muhammad berusia 25 tahun sementara Khadijah berusia 40 tahun. Ketika Muhammad kemudian diangkat menjadi rasul, Khadijahlah yang berperan penting dalam menghilangkan keraguan dan ketakutan dari diri Muhammad. Khadijah pula yang pertama kali mengimani dan mempercayainya. Di tengah kerasnya intimidasi dan tekanan kaum kafir Quraisy kepada Rasulullah SAW, Khadijah juga yang dengan setia mendampingi dan membelanya. Benarlah pernyataan bahwa “Muhammad tidak pernah menerima pengingkaran dan pendustaan yang menyakiti hatinya kecuali Allah meringankannya melalui Khadijah”.

Setelah menikah dengan Muhammad, Khadijah menyerahkan semua urusan bisnis dan finansial kepada suaminya yang terkenal cerdas dan jujur. Ia juga mendukung keputusan suaminya untuk bersedekah kepada fakir miskin dan membantu orang-orang yang tertimpa kemalangan. Khadijah memang sejak awal memiliki karakter yang mulia. Keputusan itu ternyata tidak salah, hartanya di tangan Muhammad selalu bertambah sebanyak jumlah yang ia sedekahkan. Tentu saja karakter dan keputusan Khadijah itu merupakan bagian dari rencana Allah yang Maha Agung.

Allah membimbing Khadijah untuk memberikan ketenangan dan cinta kasih di tengah-tengah rumah tangganya. Berbahagialah seluruh anggota keluarganya. Khadijah selalu berusaha agar perasaan Rasulullah SAW tidak pernah terganggu di rumahnya sendiri. Tidak pernah kondisi rumah tangga menjadi penghalang Rasulullah SAW untuk berdakwah. Khadijah merupakan istri dan sahabat ideal yang selalu setia mendampingi serta menghibur Rasulullah SAW dalam setiap kesulitan. Karena itulah Allah berkenan memberinya kabar gembira tentang sebuah rumah terbuat dari permata yang dibangun untuknya di surga. Rasulullah SAW bersabda, “Aku diperintahkan untuk memberi kabar gembira kepada Khadijah bahwa akan dibangun untuknya di surga sebuah rumah dari permata; tak ada hiruk pikuk dan rasa lelah di sana” (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad).

Khadijah menjalani peran amat penting itu selama 10 tahun -bahkan lebih, bila dihitung dari sejak mereka menikah- dalam masa kenabian Muhammad SAW, sejak ia berumur 55 tahun sampai ia wafat pada usia 65 tahun. Kekuatan fisik dan kecantikan Khadijah semakin lama pudar dimakan usia. Tetapi kekuatan spiritual dan kejernihan cintanya tidak pernah berubah. Ia selalu dan selamanya beriman kepada Allah serta meyakini kebenaran risalah suaminya. Itulah sebabnya mengapa Rasulullah SAW pada masa hidup Khadijah tidak pernah berpikir untuk menikah dengan wanita lain atau menjadikan hamba sahaya perempuan sebagai istrinya. Begitu berartinya peran Khadijah sampai-sampai Rasulullah SAW mengatakan bahwa tak ada seorang pun yang bisa menggantikan posisi Khadijah bahkan tidak juga Aisyah Ra. –istri beliau, putri dari Abu Bakar yang juga dicintainya. Seperti dalam sebuah riwayat diceritakan, Aisyah mengisahkan, “Rasulullah hampir tidak pernah keluar rumah tanpa menyebut dan memuji Khadijah. Hal itu membuatku cemburu. Kukatakan, `Bukankah ia hanya seorang wanita tua renta dan engkau telah diberi pengganti yang lebih baik daripadanya? Mendengar itu, beliau murka hingga bergetar bagian depan rambutnya. Beliau katakan, ‘Tidak. Demi Allah, aku tidak pernah mendapat pengganti yang lebih baik daripada Khadijah. la yang beriman kepadaku ketika semua orang ingkar. Ia yang mempercayaiku tatkala semua orang mendustakanku. Ia yang memberiku harta pada saat semua orang enggan memberi. Dan darinya aku memperoleh keturunan — sesuatu yang tidak kuperoleh dari istri-istriku yang lain.’ Maka aku berjanji dalam hati untuk tidak mengatakan sesuatu yang buruk tentangnya lagi”.

Rasulullah SAW sendiri sangat menghormati Khadijah. Jasanya bagi penyebaran Islam sungguh tidak terkira. Sehingga setelah sepeninggal Khadijahpun Rasulullah SAW tetap saja tidak bisa melupakan Khadijah. Beliau kerap memuji dan mendoakannya di depan istri-istri beliau yang lain. Aisyah, satu-satunya wanita yang dinikahi Rasulullah SAW dalam keadaan masih gadis, pernah merasa sangat cemburu. Ia bercerita, “Aku tidak pernah merasa cemburu kepada seorang wanita sebesar rasa cemburuku kepada Khadijah. Aku tidak pernah melihatnya. Tetapi Rasulullah sering menyebut dan mengingatnya. Ketika menyembelih seekor kambing, beliau selalu memotong sebagian dagingnya dan menghadiahkannya kepada sahabat-sahabat Khadijah. Aku pernah berkata pada Rasulullah, `Seperti tidak ada wanita lain di dunia ini selain Khadijah.’ Rasulullah menjawab, ‘Khadijah itu begini dan begitu, dan dari dialah aku memperoleh anak”. Pada saat yang lain, ketika Aisyah sedang cemburu kepada Khadijah, Rasulullah SAW pernah berkata, “Aku dikaruniai oleh Allah rasa cinta yang mendalam kepadanya”.

Di depan para sahabatnya, Rasulullah SAW sering menyebut Khadijah sebagai wanita yang paling utama di muka bumi. Ali ibn Abi Thalib pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik wanita dunia adalah Maryam binti Imran. Sebaik-baik wanita dunia adalah Khadijah”. Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Rasulullah SAW juga berkata, “Pemuka wanita dunia adalah Maryam, lalu Fatimah, lalu Khadijah, lalu Asiyah.” Pernyataan yang sama juga diriwayatkan oleh Anas. Rasulullah SAW bersabda, “Wanita-wanita terbaik sepanjang sejarah adalah Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, dan Asiyah, istri Fir’aun”. Ahmad dan Abu Hatim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik wanita penghuni surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran, dan Asiyah binti Muzahim, istri Fir’aun”.

Salah satu contoh yang menunjukkan betapa berartinya Khadijah di hati Rasulullah SAW adalah peristiwa yang terjadi di tahun 8 Hijriah, 11 tahun setelah wafatnya Khadijah. Pada hari pembebasan Mekah (Futuh Makkah), Rasulullah SAW menunjuk Zubair ibn Awwam untuk memimpin sekelompok pasukan Muhajirin dan Anshar. Beliau menyerahkan panji pasukan dan memerintahkan Zubair untuk menancapkannya di Hujun, sebuah dataran tinggi di Mekah. Beliau berpesan, “Jangan tinggalkan tempat engkau tancapkan panji ini hingga aku mendatangimu”. Sesampainya di Hujun, Abbas ibn Abdil Muththalib berkata kepada Zubair, “Wahai Zubair, di sinilah Rasulullah memerintahkanmu untuk memancangkan panji pasukan”. Di Hujun itulah terletak makam Khadijah. Tempat itu yang dipilih Rasulullah SAW sebagai pusat komando dan pengawasan pasukan Islam pada perang pembebasan Mekah. Dari sana pula beliau memasuki kota Mekah, pada hari ketika kaum muslimin berhasil mengalahkan kaum kafir Quraisy, ketika orang-orang memeluk Islam secara berbondong-bondong, ketika agama tauhid menghancurkan kemusyrikan. Pada hari yang bersejarah itu, Ka’bah dan Masjidil Haram dibersihkan dari berhala-berhala. Saat itu pula Rasulullah SAW membacakan ayat, “Dan katakanlah, ‘Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap’. Sungguh, yang batil itu pasti lenyap”. (Al-Isra’ 17: 81). Dari makam orang yang paling dicintainya itulah Rasulullah SAW akhirnya memenangkan peperangan dan membebaskan Mekah.

Tidak ada lagi kisah cinta yang paling indah, bukan kisah Romeo dan Juliet, tidak juga kisah Ayat-ayat Cinta, selain kisah cinta Khadijah dan Muhammad. Jika pun ada kisah yang hampir menandinginya, kiranya itu kisah cinta antara Fathimah Az-Zahra binti Muhammad dan Ali ibn Abu Thalib. Sesungguhnya Rasulullah SAW sebaik-baik panutan, sehingga kisah cinta siapa lagi yang paling indah yang mampu menandingi kisah cinta beliau, sebagai panutan kita? Maka mencintailah, seperti Khadijah mencintai Muhammad, seperti juga Muhammad mencintai Khadijah.

Bila kita mencintai seseorang, ada saat berjumpa, maka pasti juga ada saat berpisah. Ketika pertama kali berjumpa dengan kekasih, hati kita bahagia karena seseorang telah memberikan kepercayaan dengan sepenuh hatinya dan berharap agar kita juga memberikan hal yang sama padanya. Dan ketika datang saatnya berpisah. Ingatlah, air mata boleh mengalir, hati boleh bersedih, tapi lisan hanya boleh mengucap apa yang menjadi ridha Allah.
Profile Image for Roos.
391 reviews
October 25, 2007
Kutipan dari buku ini:

" Wahai anak pamanku, aku berhasrat untuk menikah denganmu atas dasar kekerabatan, kedudukanmu yang mulia, akhlakmu yang baik, integritas moralmu dan kejujuran perkataanmu ".
( Perkataan Khadijah ketika MELAMAR Rasulullah )

Allah menganugerahi visi yang jernih dan tekat yang kuat untuk melakukan perlawanan pada tradisi yang salah. Ia memilih sendiri calon suami yang diyakini dapat membawa kebahagiaan kepadanya dan mampu menjaga diri serta mengelola hartanya. Kemiskinan Muhammad tidak menjadi penghalang bagi Khadijah untuk memilih Muhammad sebagai suami.

Khadijah menjadi pelopor bagi upaya memberikan hak pada kaum wanita untuk memilih rekan hidup mereka sendiri. Tidak seorangpun berhak memaksanya untuk duduk manis dirumah, menunggu datangnya lelaki yang melamarnya. Pendapat Khadijah bahwa wanita juga berhak melakukan pendekatan kepada lelaki yang ia inginkan untuk menjadi suaminya.

Dan Khadijah telah membuktikan bahwa dia adalh istri dan sahabat yang ideal bagi Rasul, yang selalu setia mendampingi serta menghibur Rasul dalam setiap kesulitan.

" Tidak. Demi Allah, aku tidak pernah mendapatkan pengganti yang lebih baik daripada Khadijah. Ia yang beriman kepadaku ketika semua orang mendustakanku. Ia memberiku harta pada saat semua orang enggan memberi. Dan darinya aku memperoleh keturunan, sesuatu yang tidak kuperoleh dari istri-istriku yang lain ". ( Perkataan Rasulullah mengenai Khadijah )

Good Book, very very very good for me...

Profile Image for dedeh  handayani.
130 reviews
October 4, 2009
masih belum sesuai harapan..

kendati berjudul: 'Khadijah', saya menemukan mungkin hanya 20-30 persennya saja pembicaraan ttg Khadijah, di bagian2 awal terutama. selebihnya hanya pengulangan kisah penyebaran Islam di masa-masa awal, dimana Khadijah mmg memiliki peran sangat penting terutama dalam sosoknya sbg pendukung n penguat utama Rasulullah baik secara moril n materiil. tapi, tanpa terlalu menggali peran dan sosoknya secara pribadi.

: masih mencari sosokmu, bunda Khadijah..

tapi overall, buku ini bagus. ini pertama kalinya saya membaca buku terjemahan Timur Tengah yg tata bahasanya runut dan enak banget dibaca. makasih banyak dech sama editor n penerjemahnya. dulu2 seringnya ill fill klo baca buku2 terjemahan Timteng.

mudah2an keep good work aja penerbitnya nih..

Profile Image for Rizky Ayu Nabila.
242 reviews30 followers
June 25, 2021
Tidak hanya mengulas tentang Sayyidah Khadijah Binti Khuwailid, buku ini juga mengulas tentang perjuangan Rasulullah SAW ketika masa-masa perjuangan islam di awal. Buku ini juga mengulas tentang keturunan-keturunan dari Sayyidah Khadijah Binti Khuwailid dan Rasulullah SAW mulai dari Qasim, Abdullah, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Zainab, dan Fatimah. Agaknya aku lebih menyukai gaya bahasa di buku ini dibanding buku Aminah. Bahasanya lugas dan terperinci, buku ini juga membahas detail apa saja perbedaan riwayat dari sejarah yg sudah mereka tuliskan. Bukunya recommended untuk para muslimah yg ingin mengenal lebih jauh bagaimana sejarah awal-awal permulaan Islam dan perjuangan dari Sayyidah Khadijah Binti Khuwailid ☺️
Profile Image for Row.
7 reviews2 followers
May 10, 2020
Khadijah

Buku ini adalah buku sirah shabiyah pertama yang aku baca. Di setiap lembarnya aku seakan turut merasakan kisah ibunda Khadijah dan Rasulullah saw.

“Dalam perbincangan pertama kali dengan Rasulullah saw, Khadijah mengamati gambaran fisik Rasulullah saw. Cara beliau berjalan menunjukkan rasa percaya diri yang tinggi. Posturnya seimbang.

Khadijah juga ingat bahwa selama berbincang dengannya, beliau selalu menundukkan mukanya. Hanya sekali, seingatnya, beliau mengangkat mukanya, yaitu ketika Khadijah menawarkan tugas menjalankan urusan perdagangan di Syam. Saat itu, beliau tersenyum, mengangkat mukanya sedikit dan mengucapkan terima kasih, lalu kembali menunduk.”

Dalam setiap kalimat yang ibunda Khadijah sampaikan kepada Rasulullah saw, membuktikan kebijaksanaan dan keistimewaan ibunda.

Ya, ibunda Khadijah adalah manusia yang sangat istimewa di hidup baginda Rasulullah saw.

Tak hanya bagi Rasulullah saw, bahkan ibunda Khadijah juga istimewa bagi semua manusia di muka bumi ini. Allah swt pun memberikan salam untuknya. Peristiwa ini terjadi saat Jibril mendatangi Rasulullah saw. Allah juga menjaga diri Khadijah dari segala cela, sehingga penduduk Mekkah menjulukinya ‘wanita suci’ (thahirah).

Buku ini adalah pengantar bagi siapapun yang ingin mengenal Rasulullah saw dan istri tercintanya.

Siapapun kalian yang membaca review/ulasan ini, aku benar-benar mengajak untuk turut larut di dalam kisah ibunda Khadijah dan Rasulullah saw melalui buku “Khadijah – Cinta Sejati Rasulullah; Karya Abdul Mun’im Muhammad Umar”

Jangan lupa untuk tetap membaca dari buku yang dicetak legal. Say no to ‘bajakan’, happy reading! 
Profile Image for Uya_m...z.
14 reviews3 followers
November 18, 2007
Jika ada wanita yang langsung menerima salam dari Allah, maka Khadijahlah orangnya. Sosok wanita fenomenal yang dipercayakan Allah mendampingi perjuangan hidup idola kaum muslimin (Nabi besar Muhammad SAW). Betapa tidak ? ia adalah wanita terpilih yang mendapatkan pemeliharaan dan bimbingan langsung dari Allah di sepanjang hidupnya. Sehingga penduduk Mekah menjulukinya sebagai ”wanita suci”.

”....Demi Allah, aku tidak pernah mendapat pengantin yang lebih baik daripada Khadijah. Ia yang beriman kepadaku ketika semua orang ingkar. Ia yang mempercayaiku ketika semua orang mendustakanku. Ia yang memberikanku harta pada saat semua orang enggan memberi. Dan darinya aku memperoleh keturunan, sesuatu yang tidak kuperoleh dari istri-siteriku yang lain.” ( HR Ahmad ).
Itulah yang diungkapkan Rasulullah atas kemuliaan Khadijah. Wanita pertama yang meyakini kebenaran risalah suaminya.

Memang benar ya..., selalu ada wanita kuat dibalik laki-laki hebat.

Setelah membaca buku ini..., mungkin bukan hanya Aisyah, tapi akupun ikut cemburu akan kemuliaan akhlaknya.

Khadijah....the true love story of Muhammad. Satu- satunya wanita di dunia yang telah Allah bangunkan rumah di surga (Subhanallah...)

Sangat menyentuh dan melarutkan imajinasi, seolah kita hadir dalam kisahnya.

94 reviews45 followers
April 14, 2009
Buku ini mengintisarikan perjalanan kehidupan Rasulullah Muhammad saw. Meski berjudul Khadijah, kisah ini tetap menitikberatkan pada kisah perjalanan kehidupan beliau yang didampingi Khadijah ra sbagai isteri yang begitu istimewa bagi beliau.
Membacanya membuat kita semakin merindu akan sosok manusia terbaik yang pernah Allah turunkan di muka bumi ini, Rasulullah saw. Mel belum pernah full menamatkan 1 buku sirah nabawiyah, namun di buku ini hampir bisa kita rampungkan keingintahuan lengkap tentang sirah nabi Muhammad saw. Tak terlalu banyak kisah Khadijah ra disampaikan disini, sebagaimana keterbatasan hadits mengenai ibunda Khadijah ra.
Namun banyak hal yang cukup detail diceritakan disini. Dengan bahasa yang halus, penulis membawakan cerita dalam buku ini menjadi begitu menarik..Membuat kerinduan semakin mendalam pada Rasulullah saw...

Terutama dalam nukilan saat-saat berat beliau mengemban dakwah, yang penuh dengan kesulitan, namun beliau jalani - tak hanya dengan keikhlasan tapi juga dengan Kegigihan yang membaja, tanpa setitik pun putus asa, meski masa itu berjalan dalam tahun-tahun yang berat...

kisah lengkap sirah ini sayangnya harus berhenti saat wafatnya ibunda Khadijah ra,sebagaimana judul buku ini.
Profile Image for Donna.
3 reviews
January 17, 2008
I learnt many things from this book..about Muhammad's daily life, his family, especially his lovely wife 'siti khadijah'...how Khadijah accompanied him till the end of her life, support him, and how Khadijah keep her husband, kids, and people around her...I think it's hard to find a woman like her now..there's only one in a million... =) She's really the true love story of our great prophet Muhammad SAW...I think everybody wanna have a wife like her...and every woman wanna be like her... =)
Profile Image for Fajar Wisesa.
2 reviews4 followers
October 12, 2013
BSMLLHRRHMNRRHM

Membaca buku ‘Khadijah – The True Love Story of Muhammad (Judul asli, Khadijah Ummul Mu’minin Nazharat Fi Isyraqi Fajril Islam karangan Abdul Mun’im Muhammad pada tahun 1994 dan diterbitkan oleh Al-Hai-ah al-Mishriyah), yang diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh Penerbit Pena dan dialih bahasakan oleh Ghozi M., membuat kita mengelana kembali, terbang menjelajah bersama ‘mesin waktu’ melihat kembali masa-masa awal perjuangan Rasulullah SAW menegakkan agama Islam di muka bumi sampai akhirnya berkembang pesat ke seluruh dunia. Walaupun buku ini pada sampulnya tertulis 100% untuk wanita tapi tak ada salahnya bagi para pria untuk juga membaca buku ini.

Usaha keras dan keberhasilan Rasulullah SAW untuk menyebarkan agama Islam di muka bumi, tak terlepas dari rasa cinta tanpa batas dan iman seorang wanita mulia, bahkan orang-orang Mekah sebelum agama Islam lahir, menjulukinya “wanita yang suci”, dialah Khadijah binti Khuwaillid, Ra. atau disini lebih dikenal dengan Siti Khadijah, ibundanya semua orang Mukmin.

Khadijah Binti Khuwaillid, Ra. adalah seorang wanita pengusaha yang mandiri dan independen. Kala itu ia telah menikah 2 kali –kedua suaminya terdahulu telah meninggal dunia- sebelum akhirnya menikah dengan Rasulullah SAW. Ia janda dengan 3 orang anak, 2 laki-laki dan 1 perempuan. Beliau adalah saudagar wanita paling diperhitungkan pada jamannya. Keputusannya menikahi –bahkan melamar Muhammad untuk dirinya sendiri, yang ketika itu berusia 25 tahun jauh lebih muda 15 tahun dari umurnya, bukanlah sebuah keputusan yang lazim bagi seorang wanita pada jaman Arab jahiliah, apalagi telah banyak pinangan dari para bangsawan Quraisy yang datang pada dirinya. Tetapi toh semua ditolaknya karena ia lebih memilih Muhammad seorang pemuda yang terkenal akan kejujuran dan terpercaya karena kesesuaian kata dan perbuatannya, akhlaqnya yang mulia, integritas moralnya yang baik serta kecerdasannya yang tinggi.

Karena keputusannya itulah pantas bila dikatakan Khadijah menjadi pelopor bagi upaya memberikan hak pada kaum perempuan untuk memilih teman hidup mereka sendiri. Khadijah berpendapat bahwa wanita juga berhak melakukan pendekatan kepada pria yang ia inginkan untuk menjadi suaminya.

Sikapnya yang mandiri dan independen selama menjanda, dengan mengelola sendiri urusan-urusan bisnis dan finansialnya, mengajarkannya untuk bersikap sabar dan tegas dalam mengambil keputusan. Pengalaman itu menjadikan Khadijah tidak pernah kehilangan semangat serta tak pernah ragu mengorbankan harta dan raganya untuk membela agama Islam. Ia tetap tegar menghadapi segala permusuhan dan intimidasi kaum kafir Quraisy. Imannya tidak pernah goyah. Dalam membantu Rasul melawan tipu daya mereka, ada kalanya Khadijah menjadi penasihat dengan pikirannya yang cerdik. Tetapi, ada kalanya juga ia menjadi kekasih dengan kasih sayang seorang ibu atau cinta seorang istri. Dihadapinya semua tantangan dengan keberanian dan keteguhan, tak pernah ia gentar maupun gusar. Ia selalu tenang dan setia.

Pria mana yang tak akan memberikan cintanya yang tulus, bila bertemu dengan seorang istri seperti Khadijah, istri yang memberikan kepercayaannya ketika semua orang meninggalkan dan mendustai suaminya, yang memberikan hartanya saat semua orang enggan memberi. Dan memberinya keturunan dengan sebaik-baik keturunan. Pada intinya cinta adalah kepercayaan, dan pria mana yang tidak merasa beruntung diberi kepercayaan oleh wanita yang mempercayainya, mencintainya dengan seluruh jiwa dan raganya? Lewat kepercayaan, tumbuh kekaguman. Dari kekaguman muncullah cinta, dari cinta lahirlah amal. Tak ada cinta yang lebih indah, dari cinta yang timbul karena rasa saling percaya.

Muhammad terlahir sebagai anak yatim. Kemudian beliau menjadi piatu ketika ibunya, Aminah binti Wahb, wafat saat usianya enam tahun. Sejak kecil beliau telah kehilangan kasih sayang ayah dan ibu. Kakeknya, Abdul Muththalib, dan pamannya, Abu Thalib, menggantikan peran ayah bagi Muhammad muda. Tetapi sepanjang hidupnya, Muhammad selalu merindukan sosok sang ibu. Ketika Muhammad beranjak dewasa, ia harus menghidupi dirinya dengan cara menggembala kambing milik beberapa kerabatnya yang kaya. Untuk mengganjal perutnya, seringkali Muhammad memakan buah-buahan yang ditemukannya di tempat penggembalaan. Pada saat yang sama, banyak pemuda sebayanya telah menikahi gadis-gadis terhormat dari kaum Quraisy setelah menyerahkan mahar dalam jumlah tertentu. Sementara Muhammad, hingga usianya mencapai 25 tahun, ia miskin, tidak memiliki harta untuk dijadikannya mahar.

Khadijah, dengan kecerdasan pikiran dan kejernihan perasaannya, yakin bahwa Muhammadlah orang yang diramalkan para rahib dan pendeta akan menjadi nabi akhir jaman. Khadijah percaya kepada saudara sepupunya, Waraqah ibn Naufal, yang menyatakan bahwa Muhammadlah nabi yang ditunggu-tunggu dari bangsa Arab. Atas dasar keyakinan itu, Khadijah memberanikan diri untuk mendobrak tradisi Jahiliah dengan meminang langsung Muhammad untuk dirinya sendiri. Keduanya pun menikah. Khadijah berperan sebagai seorang istri yang setia, sahabat yang penuh pengertian, sekaligus ibu yang penuh kasih sayang. Kehidupan rumah tangga Khadijah diliputi kebahagiaan serta dilandasi oleh sikap ikhlas dan prinsip saling menghormati. Muhammad pun hidup berkecukupan. Allah melukiskan hal itu dalam Al-Qur’an, “Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan” (Adh-Dhuha 93: 8).

Muhammad merupakan pemuda yang teguh menjaga kehormatan dirinya. Ia tidak pernah mengenal wanita lain sebelum Khadijah. Ketika menikah, Muhammad berusia 25 tahun sementara Khadijah berusia 40 tahun. Ketika Muhammad kemudian diangkat menjadi rasul, Khadijahlah yang berperan penting dalam menghilangkan keraguan dan ketakutan dari diri Muhammad. Khadijah pula yang pertama kali mengimani dan mempercayainya. Di tengah kerasnya intimidasi dan tekanan kaum kafir Quraisy kepada Rasulullah SAW, Khadijah juga yang dengan setia mendampingi dan membelanya. Benarlah pernyataan bahwa “Muhammad tidak pernah menerima pengingkaran dan pendustaan yang menyakiti hatinya kecuali Allah meringankannya melalui Khadijah”.

Setelah menikah dengan Muhammad, Khadijah menyerahkan semua urusan bisnis dan finansial kepada suaminya yang terkenal cerdas dan jujur. Ia juga mendukung keputusan suaminya untuk bersedekah kepada fakir miskin dan membantu orang-orang yang tertimpa kemalangan. Khadijah memang sejak awal memiliki karakter yang mulia. Keputusan itu ternyata tidak salah, hartanya di tangan Muhammad selalu bertambah sebanyak jumlah yang ia sedekahkan. Tentu saja karakter dan keputusan Khadijah itu merupakan bagian dari rencana Allah yang Maha Agung.

Allah membimbing Khadijah untuk memberikan ketenangan dan cinta kasih di tengah-tengah rumah tangganya. Berbahagialah seluruh anggota keluarganya. Khadijah selalu berusaha agar perasaan Rasulullah SAW tidak pernah terganggu di rumahnya sendiri. Tidak pernah kondisi rumah tangga menjadi penghalang Rasulullah SAW untuk berdakwah. Khadijah merupakan istri dan sahabat ideal yang selalu setia mendampingi serta menghibur Rasulullah SAW dalam setiap kesulitan. Karena itulah Allah berkenan memberinya kabar gembira tentang sebuah rumah terbuat dari permata yang dibangun untuknya di surga. Rasulullah SAW bersabda, “Aku diperintahkan untuk memberi kabar gembira kepada Khadijah bahwa akan dibangun untuknya di surga sebuah rumah dari permata; tak ada hiruk pikuk dan rasa lelah di sana” (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad).

Khadijah menjalani peran amat penting itu selama 10 tahun -bahkan lebih, bila dihitung dari sejak mereka menikah- dalam masa kenabian Muhammad SAW, sejak ia berumur 55 tahun sampai ia wafat pada usia 65 tahun. Kekuatan fisik dan kecantikan Khadijah semakin lama pudar dimakan usia. Tetapi kekuatan spiritual dan kejernihan cintanya tidak pernah berubah. Ia selalu dan selamanya beriman kepada Allah serta meyakini kebenaran risalah suaminya. Itulah sebabnya mengapa Rasulullah SAW pada masa hidup Khadijah tidak pernah berpikir untuk menikah dengan wanita lain atau menjadikan hamba sahaya perempuan sebagai istrinya. Begitu berartinya peran Khadijah sampai-sampai Rasulullah SAW mengatakan bahwa tak ada seorang pun yang bisa menggantikan posisi Khadijah bahkan tidak juga Aisyah Ra. –istri beliau, putri dari Abu Bakar yang juga dicintainya. Seperti dalam sebuah riwayat diceritakan, Aisyah mengisahkan, “Rasulullah hampir tidak pernah keluar rumah tanpa menyebut dan memuji Khadijah. Hal itu membuatku cemburu. Kukatakan, `Bukankah ia hanya seorang wanita tua renta dan engkau telah diberi pengganti yang lebih baik daripadanya? Mendengar itu, beliau murka hingga bergetar bagian depan rambutnya. Beliau katakan, ‘Tidak. Demi Allah, aku tidak pernah mendapat pengganti yang lebih baik daripada Khadijah. la yang beriman kepadaku ketika semua orang ingkar. Ia yang mempercayaiku tatkala semua orang mendustakanku. Ia yang memberiku harta pada saat semua orang enggan memberi. Dan darinya aku memperoleh keturunan — sesuatu yang tidak kuperoleh dari istri-istriku yang lain.’ Maka aku berjanji dalam hati untuk tidak mengatakan sesuatu yang buruk tentangnya lagi”.

Rasulullah SAW sendiri sangat menghormati Khadijah. Jasanya bagi penyebaran Islam sungguh tidak terkira. Sehingga setelah sepeninggal Khadijahpun Rasulullah SAW tetap saja tidak bisa melupakan Khadijah. Beliau kerap memuji dan mendoakannya di depan istri-istri beliau yang lain. Aisyah, satu-satunya wanita yang dinikahi Rasulullah SAW dalam keadaan masih gadis, pernah merasa sangat cemburu. Ia bercerita, “Aku tidak pernah merasa cemburu kepada seorang wanita sebesar rasa cemburuku kepada Khadijah. Aku tidak pernah melihatnya. Tetapi Rasulullah sering menyebut dan mengingatnya. Ketika menyembelih seekor kambing, beliau selalu memotong sebagian dagingnya dan menghadiahkannya kepada sahabat-sahabat Khadijah. Aku pernah berkata pada Rasulullah, `Seperti tidak ada wanita lain di dunia ini selain Khadijah.’ Rasulullah menjawab, ‘Khadijah itu begini dan begitu, dan dari dialah aku memperoleh anak”. Pada saat yang lain, ketika Aisyah sedang cemburu kepada Khadijah, Rasulullah SAW pernah berkata, “Aku dikaruniai oleh Allah rasa cinta yang mendalam kepadanya”.

Di depan para sahabatnya, Rasulullah SAW sering menyebut Khadijah sebagai wanita yang paling utama di muka bumi. Ali ibn Abi Thalib pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik wanita dunia adalah Maryam binti Imran. Sebaik-baik wanita dunia adalah Khadijah”. Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Rasulullah SAW juga berkata, “Pemuka wanita dunia adalah Maryam, lalu Fatimah, lalu Khadijah, lalu Asiyah.” Pernyataan yang sama juga diriwayatkan oleh Anas. Rasulullah SAW bersabda, “Wanita-wanita terbaik sepanjang sejarah adalah Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, dan Asiyah, istri Fir’aun”. Ahmad dan Abu Hatim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik wanita penghuni surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran, dan Asiyah binti Muzahim, istri Fir’aun”.

Salah satu contoh yang menunjukkan betapa berartinya Khadijah di hati Rasulullah SAW adalah peristiwa yang terjadi di tahun 8 Hijriah, 11 tahun setelah wafatnya Khadijah. Pada hari pembebasan Mekah (Futuh Makkah), Rasulullah SAW menunjuk Zubair ibn Awwam untuk memimpin sekelompok pasukan Muhajirin dan Anshar. Beliau menyerahkan panji pasukan dan memerintahkan Zubair untuk menancapkannya di Hujun, sebuah dataran tinggi di Mekah. Beliau berpesan, “Jangan tinggalkan tempat engkau tancapkan panji ini hingga aku mendatangimu”. Sesampainya di Hujun, Abbas ibn Abdil Muththalib berkata kepada Zubair, “Wahai Zubair, di sinilah Rasulullah memerintahkanmu untuk memancangkan panji pasukan”. Di Hujun itulah terletak makam Khadijah. Tempat itu yang dipilih Rasulullah SAW sebagai pusat komando dan pengawasan pasukan Islam pada perang pembebasan Mekah. Dari sana pula beliau memasuki kota Mekah, pada hari ketika kaum muslimin berhasil mengalahkan kaum kafir Quraisy, ketika orang-orang memeluk Islam secara berbondong-bondong, ketika agama tauhid menghancurkan kemusyrikan. Pada hari yang bersejarah itu, Ka’bah dan Masjidil Haram dibersihkan dari berhala-berhala. Saat itu pula Rasulullah SAW membacakan ayat, “Dan katakanlah, ‘Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap’. Sungguh, yang batil itu pasti lenyap”. (Al-Isra’ 17: 81). Dari makam orang yang paling dicintainya itulah Rasulullah SAW akhirnya memenangkan peperangan dan membebaskan Mekah.

Tidak ada lagi kisah cinta yang paling indah, bukan kisah Romeo dan Juliet, tidak juga kisah Ayat-ayat Cinta, selain kisah cinta Khadijah dan Muhammad. Jika pun ada kisah yang hampir menandinginya, kiranya itu kisah cinta antara Fathimah Az-Zahra binti Muhammad dan Ali ibn Abu Thalib. Sesungguhnya Rasulullah SAW sebaik-baik panutan, sehingga kisah cinta siapa lagi yang paling indah yang mampu menandingi kisah cinta beliau, sebagai panutan kita? Maka mencintailah, seperti Khadijah mencintai Muhammad, seperti juga Muhammad mencintai Khadijah.

Bila kita mencintai seseorang, ada saat berjumpa, maka pasti juga ada saat berpisah. Ketika pertama kali berjumpa dengan kekasih, hati kita bahagia karena seseorang telah memberikan kepercayaan dengan sepenuh hatinya dan berharap agar kita juga memberikan hal yang sama padanya. Dan ketika datang saatnya berpisah. Ingatlah, air mata boleh mengalir, hati boleh bersedih, tapi lisan hanya boleh mengucap apa yang menjadi ridha Allah.
Profile Image for Vanda Deosar.
68 reviews4 followers
September 28, 2017
Siapa tak kenal wanita yang termasuk dalam jaminan Surga, wanita yang selalu setia dalam sisi Rasulullah SAW, wanita pertama masuk islam dan wanita kaya raya yang menggunakan hartanya untuk di jalan Allah SWT, dialah Khadijah binti Khuwailid ibnu Asad ibnu ‘Abdil ‘Uzza ibnu Qushay.

Khadijah lahir 15 tahun sebelum Muhammad SAW. Khadijah adalah seorang janda dengan dua orang anak yang selalu menjaga kesuciannya. Khadijah adalah pebisnis ulung dan Muhammad SAW hanyalah satu dari sekian banyak pegawainya. Suatu hari, Khadijah memanggil Muhammad SAW, karena mendengar rumor bahwa Muhammad SAW adalah seorang yang jujur dan sifat jujur sangat berarti dalam perdagangan. “aku memanggilmu berdasarkan apa yang kudengar dari orang-orang tentang perkataanmu yang jujur, integritasmu yang terpercaya, dan akhlakmu yang mulia. Aku memilihmu dan kubayar engkau dua kali lipat dari apa yang biasa diterima oleh seseorang dari kaummu.” (Hal. 5)

Khadijah selalu mengamati fisik, dari cara dia berjalan menunjukkan rasa percaya diri yang tinggi, posturnya seimbang, tidak terlalu pendek dan tidak terlalu tinggi, tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus serta Muhammad SAW selalu menundukkan mukanya. Hal inilah yang membuat Khadijah berinisiatif meminang Muhammad SAW. Tidak ada jaminan bahwa Muhammad SAW mau menerima pinangannya, Khadijah adalah wanita yang kaya, cantik dan berstatus sosial tinggi, sangat bertolak belakang dengan Muhammad SAW.

Setelah dibujuk, pernikahan itu akhrinya berlangsung dan dilaksanakan pada dua bulan 15 hari setelah Muhammad tiba dari Syam. Mahar yang diberikan kepada Khadijah adalah 20 ekor unta. Usia Muhammad SAW saat itu 25 tahun, sedangkan Khadijah berusia 40 tahun.

Rumah tangga Khadijah dan Muhammad SAW selalu diliputi kebahagiaan. Keduanya saling melengkapi dan dalam berumah tangga, Muhammad SAW hanya pergi sekali yaitu sebulan lamanya untuk merenung di Gua Hira. Rumah tangganya pun dikaruniai oleh keberkahan karena Khadijah selalu dibimbing oleh Allah SWT. Berkat segala kebaikan yang dilakukannya, Allah pun menghormati Khadijah. Suatu hari, Malaikat Jibril mendatangi Rasulullah SAW dan berkata “Wahai Muhammad! Sebentar lagi, Khadijah akan membawakan makanan dan minuman untukmu. Kalau dia datang, sampaikan kepadanya salam dari Allah SWT dan dariku!” (Hal. 272)

Dengan Khadijah, Muhammad SAW memperoleh 7 orang anak dan tidak pernah sekalipun berpoligami, inilah salah satu keistimewaan dari Allah SWT untuk Khadijah. Karena rasa cintanya yang mendalam inilah saat Khadijah meninggal, Muhammad SAW sangat diliputi kesedihan yang mendalam. Allah SWT pun menghiburnya dengan isra miraj. Setelah sepeninggal Khadijah, Muhammad SAW menikah dengan 10 orang istri, yang kesembilannya janda dan hanya satu yang gadis. Walau menikah lagi, Muhammad SAW selalu memuji Khadijah dan mendoakannya. Ali Bin Abi Thalib pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik wanita dunia adalah Maryan binti ‘Imran. Sebaik-baik wanita dunia adalah Khadijah”. (Hal. 276)

Khadijah adalah seorang wanita yang dalam masa hidupnya selalu beriman kepada Allah dan Rasulnya. Yang mempercayai selalu nabi Muhammad SAW tatkala semua orang mendustakannya dan yang memberikan harta saat tak ada yang mau memberi. Khadijah adalah sebaik-baiknya sosok wanita yang harus dicontoh baik budi pekerti, akhlak, keimanan dan kecerdasannya.

Membaca kisah Khadijah seakan-akan membuat pembaca rindu akan sosok Nabi Muhammad SAW. Segala hal terpuji yang Khadijah lakukan untuk suami tercintanya dapat menjadi pelajaran yang sangat baik untuk para wanita dan isteri. Saya sangat merekomendasikan buku ini. Buku yang baik untuk belajar menjadi sosok yang sangat terpuji.
Profile Image for aliadewi.
15 reviews1 follower
November 5, 2007
I have very big expectation on this book. I mean, we only read stories on Nabi & Rasul without being told the story of their wives. I thought this must a must read for woman in search for love like me. Reading the subtitle “The True Love of Muhammad”, of course I wanted to know her story, life, love, and everything else. But however, we must understand that there aren’t much historian who interested in her story so finding literature on her must be quite hard so I must highly appreciated the work of the author.

The book focused on Khadijah’s life after marrying Rasulullah. How she really supported Rasulullah, that whenever Rasullulah felt worry, he searched for her comfort. The book also told stories on their children and their marriages. But mostly, it told stories on Rasulullah. The first syiar, the first people confirmed to Islam, the difficulties they had to face, etc. So after finish reading it, the book had not able to satisfy my hunger on stories about her.

I hope there’ll be more books because she is a role model for us, women, who dreams one day to be not only a good wife but also good mother. There should be many lessons we can learn.

The fact that she loved him and ought to make a move first and even out of ordinary she proposed to him, kinda urging me not to just sit and wait for love. Well however love will find if you try. If you never try, you’ll never know what lies ahead.
Profile Image for Rike Jokanan.
92 reviews13 followers
August 18, 2008
Wanita ini telah menginspirasi saya menjadi orang yang berani mengambil tantangan yang ada di hadapan saya. Khadijah istri Muhammad, seorang wanita yang usianya tak muda ketika menikah dengan lelaki pilihannya. Sebuah irony di jamannya.

Khadijah tidak hanya berpredikat pengusaha sukses dalam hiduonya namun dia juga istri yang setia lagi supportive untuk suaminya. Bayangkan apa yang akan dilakukan istri yang tak mendukung ketika mendengar suaminya mengatakan "Aku takut. Selimuti aku." Akankah wanita yang tak punya insirasi ilaahi dapat menerima uzlahnya suami selama 40 hari dengan tujuan mendekatkan diri pada Allah. Bersyukurlah kepada Allah dan Khadijah; yang pertama menciptakan inspirasi, yang terakhir menjadi wanitayang menginspirasi kita menjadi wanita setia, tangguh dan supportive bagi suaminya.

Khadijah emang top banget.

Semoga mencerahkan :-)
Profile Image for Syahharbanu Mc.
10 reviews
August 4, 2018
Untuk fokus cerita memang lebih banyak mengisahkan tentang Rasulullah SAW. Bukan ke siti Khadijahnya. Tapi tetap saja, buku ini rasanya sayang untuk dilewatkan. Memaparkan berbagai pergulatan Rasulullah sejak menerima wahyu hingga penyebaran agama islam. Sedih, terharu, bangga dan akan membuat kita rasanya semakin cinta dan rindu pada baginda mulia ini.
5 bintang karena buku ini memang layak dapat 5 bintang bahkan mungkin lebih. Karena ada banyak informasi baru yang saya dapat ketika membaca buku ini.
Untuk kekurangannya, mungkin bagian siti Khadijahnya saja yang kurang banyak. Selebihnya, ❤
Profile Image for Madam Lola.
213 reviews37 followers
August 19, 2013
Uhh.. aku memnag ambil masa yang lama utk habiskan buku ni.. x tahu kenapa.. hehhe.. mungkin sbb sedikit lemau membaca buku ilmiah....
bila baca buku ni, terasa Khadijahlah wanita yang wajib dijadikan contoh oleh para wanita. wanita yang menyejukkan hati suami. yang sentiasa didambakan oleh para suami...
bertuahnya dirimu Khadijah, kerana sentiasa dirindui sang suami walaupun telah tiada di dunia ni.
bertuahnya dia kerana melahirkan anak-anak Muhammad S.a.w.
Tabah dan sentiasa menjadi tulang belakang nabi dalam setiap perjuangan dalam menegakkan Islam...
al-fatihah..
Profile Image for Sorayya.
33 reviews2 followers
October 5, 2007
I was kinda hoping that I would know more about Khadijah, but this book tells more about Muhammad's story instead. That's okay anyway, for I don't know much about Muhammad and his family.
I think emancipation was already started by Khadijah back then. Yeahh.. she rocks! :)
1 review
October 14, 2013
Can someone please tell me where can I buy a hard-copy of this book?

Thank you
Profile Image for Houssai Balde.
1 review1 follower
April 23, 2015
It's not in English, I can't read it. I would love to though. So if anyone know how to find it in English.
Profile Image for Herda Fatimah.
33 reviews4 followers
August 9, 2022
Ada nggak si yang bisa menenangkan kita selain Allah?

Kita pasti familiar sama ayat ini : "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd; 28)

Khadijah diutus untuk menemani hidup Rosulullah adalah sebagai penenang. Yang melindungi, melayani, mengayomi dan mendukung sepenuh jiwa, raga, bahkan juga harta.

Ketenangan itu datangnya dari Allah, tapi perantara dan perpanjangan tangan Allah itu ada banyak bentuknya. Bisa berupa pasangan, teman, keluarga dan segala sesuatu yang mengelilingi kita dengan membawa peran sebagai support system yang baik bagi kita dalam menjalani kehidupan ini.

Dari zaman dulu, manusia selalu butuh kepada selainnya. Nabi Musa dianugerahi Nabi Harun sebagai teman dalam berjuang. Maryam binti Imran ditemani malaikat Jibril dalam menghadapi situasi sulitnya ketika melahirkan Nabi Isa yang lahir tanpa ayah. Jadi, setangguh apapun seseorang, dia akan selalu butuh sesama makhluk sebagai sandaran. Yang mana sandaran itu adalah karunia dari Allah karena Allah Mahatau, manusia itu lemah dan punya banyak kekurangan. Makanya ia diberi teman hidup untuk dapat saling menenangkan dan menguatkan dalam menjalankan misinya selama hidup di dunia.

🌻🌻

Buku ini isinya mirip sama buku Sirah Nabawiyah bagian bab-bab awal semasa Khadijah RA hidup. Di awal dan akhir buku, penulis menyorot tentang peran Khadijah sebagai istri Rosulullah SAW. Tapi secara keseluruhan, buku ini lebih cocok disebut sebagai buku pembuka bagi kita untuk mempelajari Sirah Nabawiyah lebih jauh lagi. Isinya ringan dan bahasanya mudah dipahami walaupun terjemahan. Jadi pas banget buat yang mau baca-baca Sirah tapi udh insecure duluan liat buku Sirah Nabawiyah yang tebel dan catatan kakinya banyak banget (seperti saya 🙏🏻).
Profile Image for TWAndini__.
37 reviews1 follower
March 20, 2024
Bayangkan kita berada di samping Khadijah dan Nabi Muhammad (saw), menyaksikan kisah cinta mereka yang luar biasa. Dalam buku ini aku benar-benar merasakan hal itu. Gak hanya membaca tentang perjuangan dan pengorbanan mereka, tetapi juga merasakan kehangatan cinta yang mengalir.

Dari setiap halaman, udah semakin terpesona oleh keberanian Khadijah dan kesetiaan yang tak tergoyahkan terhadap Nabi Muhammad. Aku belajar bahwa sebuah hubungan tidak hanya tentang romantisme, tetapi juga tentang dukungan dan kerjasama yang kuat.

Buku ini benar-benar mengubah pandanganku tentang hubungan dan kekuatan cinta. Aku sendiri merasa terinspirasi untuk membawa semangat Khadijah dalam hubungan yang nanti nya akan aku bangun, menciptakan ikatan yang kuat dan bermakna. Aamiin Allahumma Aamiin.
Profile Image for Amanda Nursha.
21 reviews
January 2, 2020
This book explained about Khadijah--the best woman in the world--well. She was famous as the first woman that being moslem when Rasulullah told about Islam. It told about Khadijah's story before she met Rasulullah, during became his wife and after she died. It explained based on Quran and Sunnah, so it can be trusted. It is easy to read.
Profile Image for KucingGendut.
74 reviews1 follower
May 8, 2020
It wasn't as I expected, but still a good book to read.

Sebenarnya buku ini saya harap bisa menjelaskan lebih banyak soal peran perempuan, terutama Sayyidah Khadijah dalam sejarah islam. Tapi ternyata dari 13 bab yang tersedia, cuma 3 bab yang menceritakan soal beliau sedangkan sisanya bercerita tentang perjuangan Rasulullah menyebarkan Islam di Mekah.
Profile Image for Siti Bariroh Maulidyawati.
102 reviews6 followers
June 19, 2023
Alur yang diceritakan dalam buku tidak mencerminkan judul yang tertera pada sampul. Pada halaman-halaman awal cerita masih berpusat pada Khadijah sebagai sosok utama, namun lambat laun lebih membahas dari point of view Rasulullaah dan perjuangan dakwahnya. Dikarenakan alasan saya membaca adalah ingin mengenal sosok Khadijah lebih baik lagi, saya rasa saya membaca buku yang kurang tepat.
Profile Image for Nazta.
134 reviews
November 19, 2018
Boleh dibilang, biografi Khadijah ra dan secara singkat Muhammad SAW dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami.
Profile Image for Pera.
231 reviews45 followers
Want to read
March 21, 2008
Baca cepat ala quantum learning, sehari siap..cieee

Kekhawatiranku sebelum membaca buku ini terbukti. dari 4 hal yang ingin kudapatkan tentang sejarah Khadijah, satu pun tak terjawab di buku ini...ck..ck..ck

Yah..memang sejarah keluarga Nabi sebelum diangkat jadi Rasul, sangat sulit di ungkap. Dan di akui dalam buku ini sendiri.

Buku ini lebih banyak menjelaskan perjuangan nabi dalam menyebarkan Islam.
Jadi ingat istilah: History, not Herstory.

Yup..kisah Khadijah sendiri, cuma pelengkap. Sayur dengan garam kali yee.

Hmm aku harus cari buku lain yang bisa menjawab penasaranku ini. atau menunggu di hadiahkan seseorang lage?
ah itu pun lebih menyenangkan. :)

Tapi biarlah kukutip kata indah Rasulullah yang mengharukan itu:
****
" Aku tidak pernah mendapat pengganti yang lebih baik daripada Khadijah.
Ia yang beriman kepadaku ketika semua ingkar
Ia yang mempercayaiku tatkala semua orang mendustakanku
Ia yang memberiku harta pada saat semua orang enggan memberi...."
****
Meleleh aku jadinya,
bagiku, itulah sesungguhnya pesan dari buku ini...

Jadi, meski history mengubur kisah hidup Khadijah, hanya cintanya pada Rasulullah yang telah Mengabadikannya.

Ok Roos
Utangku lunas yah :)
Profile Image for Djayawarman Alamprabu.
Author 4 books22 followers
November 13, 2007
Sebetulnya tanda-tanda Kenabian Nabi Besar Muhammad SAW bisa dilihat langsung dari pernikahan nya dengan Khadijah. Gimana tidak langkah tersebut benar-benar 180 derajat tidak merupakan kebiasaan orang arab dulu. Why? first khadijah itu janda sudah punya anak di arab, second pada zaman itu perempuan tidak dihargai di jual dengan rendah dibunuh ketika lahir, dan biasanya laki-laki punya kekuasan penuh akan siapa yang dinikahinya. tetapi lain dengan kisah pasangan suami istri ini Khadijah lah yang meminta untuk dinikahi ini benar-benar langkah perubahan di arab karena dia wanita pertama yang berani menentukan jalan hidupnya sendiri dan Muhammad SAW pun menerimanya padahal dia bisa saja memilih perempuan yang masih notabene "gadis" dari keluarga terpandang dan kaya yang lain. tetapi dia malah memilih Khadijah sebagai istrinya langkah yang belum pernah dilakukan oleh satupun lelaki arab pada saat itu. Hal ini sudah sebagai pertanda akan perubahan yang akan dia bawa di arab dan bagi umat manusia kedepannya.
Profile Image for Lintang Dwi.
19 reviews59 followers
May 10, 2011
Akhirnya buku ini kelar juga "dibaca"..
memang ga baca sendiri halaman per halaman, soalnya ini buku jadi bahan "kultum" pertemuan mingguan. Mangkanya selesainya lama.. :p

Overall, buku ini cukup bagus sebagai sumber sejarah kehidupan rasulullah. Cuma saya sedikit kecewa, karena judulnya yang cukup menggiurkan "the true love story of Muhammad SAW" ternyata tidak bisa memuaskan keingintahuan saya ttg bagaimana profil Cinta Sejati seorang suami ideal. Kan harapan awalnya, pengen belajar banyak ttg sikap, perilaku, dan akhlaq seorang wanita mulia pendamping Rasulullah, yang sampai beliau meninggalpun, Rasul mengatakan tidak akan ada wanita lain yang dapat menggantikan "kedudukan"nya di hati Rasulullah..Nyatanya, buku ini lebih banyak menceritakan ttg Rosulullah, ketimbang profil bunda Khadijah itu sendiri.

Jadi rada-rada mirip sama Shirah Nabawiyah lah.. :(
Displaying 1 - 30 of 105 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.